Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENGERTIAN ESTETIKA DAN

PERKEMBANGANNYA
PENGERTIAN ESTETIKA DAN PERKEMBANGANNYA
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidkan Seni Rupa SD
Dosen pembimbing : Muhammad Reyhan F.M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Dita Ratna Sari ( 14186206146 )

2. Dwivika Rensi P.R ( 14186206121 )

3. Erlina Dwi Trisnawati ( 14186206323 )

4. Maratus Solihah ( 14186206322 )

5. Tri wahyuni Meilani ( 14186206289 )

PGSD / 3D
STKIP PGRI TULUNGAGUNG
Jln. Mayor Sujadi No. 7 Tulungagung
Telp. 0355-3214265

PENGERTIAN ESTETIKA DAN PERKEMBANGANNYA


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Seni Rupa SD
Dosen pembimbing : Muhammad Reyhan F.M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Dita Ratna Sari ( 14186206146 )

2. Dwivika Rensi P.R ( 14186206121 )


3. Erlina Dwi Trisnawati ( 14186206323 )

4. Maratus Solihah ( 14186206322 )

5. Tri wahyuni Meilani ( 14186206289 )

PGSD / 3D
STKIP PGRI TULUNGAGUNG
Jln. Mayor Sujadi No. 7 Tulungagung
Telp. 0355-3214265

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur ke-Hadirat Alloh SWT yang telah memberikan hidayah dan
inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar tanpa
halangan suatu apapun.
Tanpa hidayah serta inayah-Nya mungkin kami tidak akan mampu dalam
menyelesaikan makalah ini yang berjudul Pengertian Estetika dan Perkembangannya.
Tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Muhammad Reyhan F. M.Pd. selaku dosen Pendidikan Seni Rupa SD yang telah
membimbing kami dalam menyusun makalah ini.
2. Rekan-rekan yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam menyusun makalah ini.
Kami membuat makalah ini untuk memenuhi tugas Pendidikan Seni Rupa SD. Kami
juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari rekan-rekan semua, agar makalah ini bisa mendekati
sempurna dan bermanfaat bagi para pembaca.

DAFTAR ISI

Sampul.................................................................................................................................... i
Kata Pengantar....................................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................................................... 1
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................................ 2
BAB II Pembahasan.............................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Estetika....................................................................................................... 3
2.2 Estetika dan Filsafat..................................................................................................... 5
2.3 Estetika dan Ilmu.......................................................................................................10
BAB III Penutup.................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................13
3.2 Saran...........................................................................................................................13
Daftar Pustaka......................................................................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Didalam kehidupan sehari-hari keindahan sangat berguna dan di butuhkan oleh
manusia pada umumnya. Keindahan digunakan manusia agar mendapatkan rasa kepuasan
tersendiri. Keindahaan pun tidak dapat dipandang sama oleh setiap orang, karena apabila
seseorang memandang atau menilai bahwa benda itu memiliki keindahan yang tinggi belum
tentu orang lain memandang bahwa benda tersebut memiliki keindahan yang tinggi pula.
Sehingga nilai keindahan dapat dikatakan relatif.
Cara membuat benda indah pun tidak bisa jika dengan teori dam jiwa yang
kosong, karena jika tidak mempunyai jiwa dan teori yang mendalam maka sulit untuk
seseorang membuat benda itu menjadi indah. Biasanya jika pelukis,pemusik ataupun
sastrawan memiliki jiwa yang penuh dengan keadaan hati yang baik akan menghasilkan
karya yang memuaskan juga. Selain itu, keadaan sekitar dalam menciptakan karya juga akan
mempengaruhi karyanya.
Sehingga di dalam makalah ini, kelompok kami ingin menyajikan teori tentang
pengertian estetika dan pengembangannya. Estetika yang merupakan sebuah cabang dari
filsafat yang membahas tentang seni. Estetika yang mempunyai hubungan juga dengan
sebuah filsafat, maupun estetika yang mempunyai hubungan dengan seni. Cangkupan estetika
pun cukup luas yang dapat didalami dan di pelajari dalam kaidah-kaidah yang mengandung
unsur keindahan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan kenyataan diatas, permasalahan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari estika ?
2. Apakah makna estetika dan filsafat dalam seni rupa ?
3. Apakah makna estetika dan ilmu dalam seni rupa?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang arti dari estetika di dalam seni rupa.
2. Untuk mengetahui tentang makna estetika dan filsafat di dalam seni rupa.
3. Untuk mengetahui tentang makna estetika dan ilmu di dalam seni rupa.
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan makalah ini, diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta pemahaman
yang baik, baik kepada penulis maupun kepada pembaca tentang pengertian estetika dan
pengembangannya. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan makalah ini
adalah pembaca dapat mengetahui tentangpengertian dari estetika, makna estetika dan filsafat
serta mengetahui makna estetika dan ilmu.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Estetika

Estetika merupakan istilah yang muncul sekitar tahun 1750 oleh A.G. Baumgarten,
seorang filsuf minor. Istilah tersebut diperoleh dari bahasa Yunani kuno, yaitu aistheton yang
artinya kemampuan melihat melalui penginderaan. Estetika dihubungkan dengan sesuatu
yang berbau seni karena mengandung keindahan yang dapat dipandang. Sejak
kemunculannya, estetika menjadi istilah yang selalu digunakan untuk mengutarakan bahasa
filsafat terhadap karya seni. Namun, nyatanya seni tidak hanya dipandang sebagai sesuatu
yang indah sehingga harus ada bidang yang digunakan untuk menjawab hakekat seni
sebanarnya yaitu filsafat seni. Seperti yang dikemukakan oleh Jacob Sumardjo, perbedaan
pengertian antara estetika dengan filsafat seni adalah pada objek yang dinilainya. Jika estetika
merupakan pengetahuan yang membahas tentang keindahan segala macam hal mulai dari seni
dan juga keindahan alam, maka filsafat seni hanya mempersoalkan karya yang dianggap seni
itu sendiri saja.
Sementara itu, pengertian istilah estetika terus berkembang dan memiliki uraian
berbeda dari para ahli, diantaranya :
K. Kuypers, estetika adalah hal-hal yang berlandaskan pada sesuatu yang berkaitan dengan
pengamatan.
Louis Kattsof, estetika adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan batasan rakitan (stucture)
dan peranan (role) dari keindahan, khususnya dalam seni.
Alexander Baumgarten (1714-1762), seorang filsuf Jerman adalah yang pertama
memperkenalkan kata "aisthetika", sebagai penerus pendapat Cottfried Leibniz (1646-
1716). Alexander Baumgarten memilih estetika karena ia mengharapkan untuk memberikan
tekanan kepada pengalaman seni sebagai suatu sarana untuk mengetahui (the perfection of
sentient knowledge).
Menurut effendi (1993) estetika dapat didefinisikan sebagai susunan bagian dari sesuatu yang
mengandung pola. Pola mana mempersatukan bagian-bagian tersebut yang mengandung
keselarasan dari unsur-unsurnya, sehingga menimbulkan keindahan.
Estetika disebut juga dengan istilah filsafat keindahan. Emmanuel Kant meninjau keindahan
dari 2 segi, pertama dari segi arti yang subyektif dan kedua dari segi arti yang obyektif.
a. Subyektif : Keindahan adalah sesuatu yang tanpa direnungkan dan tanpa sangkut paut
dengan kegunaan praktis, tetapi mendatangkan rasa senang pada si penghayat.
b. Obyektif: Keserasian dari suatu obyek terhadap tujuan yang dikandungnya, sejauh obyek ini
tidak ditinjau dari segi gunanya. Bagi Immanuel Kant, sarana kejiwaan yang disebut cita rasa
itu berhubungan dengan dicapainya kepuasan atau tidak dicapainya kepuasaan atas obyek
yang diamati. Rasa puas itu pun berkaitan dengan minat seseorang atas sesuatu. Suatu obyek
dikatakan indah apabila memuaskan minat seseorang dan sekaligus menarik minatnya.
Pandangan ini melahirkan subyektivisme yang berpengaruh bagi timbulnya aliran-aliran seni
modern khususnya romantisme pada abad ke-19.
Al-Ghazali, keindahan suatu benda terletak di dalam perwujudan dari kesempurnaan.
Perwujudan tersebut dapat dikenali dan sesuai dengan sifat benda itu. Disamping lima panca
indera, untuk mengungkapkan keindahan di atas Al Ghazali juga menambahkan indra ke
enam yang disebutnya dengan jiwa (ruh) yang disebut juga sebagai spirit, jantung,
pemikiran, cahaya. Kesemuanya dapat merasakan keindahan dalam dunia yang lebih dalam
yaitu nilai-nilai spiritual, moral dan agama. Kaum materialis cenderung mengatakan nilai-
nilai berhubungan dengan sifat-sifat subjektif, sedangkan kaum idealis berpendapat nilai-nilai
bersifat objektif.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa estetikaadalah salah
satu cabang filsafat yang membahas keindahan. Estetika merupakan ilmu membahas
bagaimana keindahan bisa terbentuk, dan bagaimana supaya dapat merasakannya.
Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-
nilai sensoris yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika
merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni. Selain itu, estetika juga dapat
diartikan sebagai suatu cabang filsafat yang memperhatikan atau berhubungan dengan gejala
yang indah pada alam dan seni. Pandangan ini mengandung pengertian yang sempit.
Saat ini, estetika tidak lagi dipandang sebagai filsafat keindahan, hal itu disebabkan
karena estetika kini tidak lagi semata-mata menjadi permasalahan falsafi tapi sudah sangat
ilmiah. Dewasa ini tidak hanya membicarakan keindahan saja dalam seni atau pengalaman
estetis, tetapi juga gaya atau aliran seni, perkembangan seni dan sebagainya.
Masalah dalam seni banyak sekali. Di antara masalah tersebut yang penting adalah
masalah manakah yang termasuk estetika, dan berdasarkan masalah apa dan ciri yang
bagaimana. Hal ini dikemukakan oleh George T. Dickie dalam bukunya "Aesthetica". Dia
mengemukakan tiga derajat masalah (pertanyaan) untuk mengisolir masalah-masalah estetika
:
1) pertama, pernyataan kritis yang mengambarkan, menafsirkan, atau menilai karya-karya seni
yang khas.
2) Kedua pernyataan yang bersifat umum oleh para ahli sastra, musik atau seni untuk
memberikan ciri khas genre-genre artistik (misalnya : tragedi, bentuk sonata, lukisan abstrak).
3) Ketiga, ada pertanyaan tentang keindahan, seni imitasi, dan lain-lain.

2.2 Estetika dan Filsafat

Filsafat estetika pertama kali dicetuskan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten (1975)
yang mengungkapkan bahwa estetika adalah cabang ilmu yang dimaknai oleh
perasaan. Filsafat estetika adalah cabang ilmu yang membahas masalah keindahan.
Bagaimana keindahan bisa tercipta dan bagaimana orang bisa merasakannya dan memberi
penilaian terhadap keindahan tersebut. Maka filsafat estetika akan selalu berkaitan dengan
antara baik dan buruk, antara indah dan jelek.
Secara etimologi, estetika diambil dari bahasa Yunani, aisthetike yang berarti segala
sesuatu yang diserap oleh indera. Filsafat estetika membahas tentang refleks kritis yang
dirasakan oleh indera dan memberi penilaian terhadap sesuatu, indah atau tidak indah, beauty
or ugly.
Filasafat estetika adalah cabang ilmu dari filsafat Aksiologi, yaitu filsafat nilai. Istilah
Aksiologi digunakan untuk menberikan batasan mengenai kebaikan, yang meliputi etika,
moral, dan perilaku. Adapun Estetika yaitu memberikan batasan mengenai hakikat keindahan
atau nilai keindahan. Kaum materialis cenderung mengatakan nilai-nilai berhubungan dengan
sifat-sifat subjektif, sedangkan kaum idealis berpendapat nilai-nilai bersifat objektif.
Andaikan kita sepakat dengan kaum materialis bahwa yang namanya nilai keindahan itu
merupakan reaksi-reaksi subjektif. Maka benarlah apa yang terkandung dalam sebuah
ungkapan Mengenai masalah selera tidaklah perlu ada pertentangan.
Serupa orang yang menyukai lukisan abstrak, sesuatu yang semata-mata bersifat
perorangan. Jika sebagian orang mengaggap lukisan abstrak itu aneh, sebagian lagi pasti
menganggap lukisan abstrak itu indah. Karena reaksi itu muncul dari dalam diri manusia
berdasarkan selera.
Berbicara mengenai penilaian terhadap keindahan maka setiap dekade, setiap zaman itu
memberikan penilaian yang berbeda terhadap sesuatu yang dikatakan indah. Jika pada zaman
romantisme di Prancis keindahan berarti kemampuan untuk menyampaikan sebuah
keagungan, lain halnya pada zaman realisme keindahan mempunyai makna kemampuan
untuk menyampaikan sesuatu apa adanya. Sedangkan di Belanda pada era de Stijl keindahan
mempunyai arti kemampuan mengomposisikan warna dan ruang juga kemampuan
mengabstraksi benda.
Pembahasan estetika akan berhubungan dengan nilai-nilai sensoris yang dikaitkan
dengan sentimen dan rasa. Sehingga estetika akan mempersoalkan pula teori-teori mengenai
seni. Dengan demikian, estetika merupakan sebuah teori yang meliputi:
Penyelidikan mengenai sesuatu yang indah;
Penyelidikan mengenai prinsip-prinsip yang mendasari seni;
Pengalaman yang bertalian dengan seni, masalah yang berkaitan dengan penciptaan seni,
penilaian terhadap seni dan perenungan atas seni.
Filsafat merupakan bidang pengetahuan yang senantiasa bertanya dan mencoba
menjawab persoalan-persoalan yang sangat menarik perhatian manusia sejak dahulu hingga
sekarang. Salah satu persoalan yang mendasari ungkapan rasa manusia adalah estetika, jika
peranannya sebagai filsafat dan ilmu pengetahuan.
The Liang Gie menyatakan ada enam jenis persoalan falsafi, yaitu :
1. Persoalan metafisis (methaphysical problem)
2. Persoalan epistemologis (epistemological problem)
3. Persoalan metodologis (methodological problem)
4. Persoalan logis (logical problem)
5. Persoalan etis (ethical problem)
6. Persoalan estetika (esthetic problem)
Persoalan estetika pada pokoknya meliputi empat hal :
1. Nilai estetika (esthetic value)
Nilai adalah ukuran derajad tinggi-rendah atau kadar yang dapat diperhatikan, diteliti atau dihayati dalam
berbagai objek yang bersifat fisik maupun abstrak. Nilai dapat diartikan sebagai esensi, pokok yang mendasar,
yang akhirnya dapat menjadi dasar-dasar normatif.
Karya seni sebagai hasil ciptaan manusia mempunyai nilai-nilai tertentu untuk
memuaskan suatu keinginan manusia. Sekiranya tidak memiliki nilai-nilai itukarya seni
takkan diciptakan manusia dan seni tidak mungkin berkembang sejak dulu sampai mencapai
kedudukannya dewasa ini yang demikian universal dan tinggi (The Liang Gie, 1976:72)
Pada dasarnya setiap nilai seni dari konteks manapun memiliki nilai yang tetap. Setiap
artefak seni memiliki aspek nilai instrinsik-artistik, yakni berupa bentuk-bentuk menarik atau
indah. Nilai lain dalam karya seni adalah nilai kognitif atau pengetahuan. Nilai ini terbatas
pada beberapa cabang seni saja. Ada beberapa cabang seni yang kurang mengandung nilai
kognitif. Seperti musik, hanya alat yang menimbulkan bunyi itu yang bersifat kontekstual.
Nilai kognitif amat tampak dalam seni rupa, seni film, dan seni sastra.Nilai seni yang terakhir
adalah nilai hidup. Karya seni bukan semata-mata demi artistik, meskipun ada aliran yang
demikian. Tetapi, karena nilai itu sendiri selalu dalam konteks praktis dan fungsional dalam
hidup manusia, maka perasaan nilai di luar nilai artistik menjadi sasarannya juga.
Menurut Dharsono Soni Kartika dalam bukunya yang berjudul pengantar estetika, nilai seni
terbagi 3 :
Nilai Intrinsik
Nilai instrinsik adalah nilai yang hakiki dalam karya seni secara implisit. Sifatnya mutlak dan
hakiki dan nilai instrinsik adalah nilai seni itu sendiri.
Nilai Ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah nilai yang tidak hakiki. Nilai ini tidak langsung menentukan suatu
karya seni, melainkan berfungsi sebagai pendukung, memperkuat kehadiran atau
penyelenggarakan karya seni.
Nilai Musikal
Nilai musikal adalah suatu kualita musik murni yang tersamar dan sukar ditangkap oleh
proses penghayatan karya seni. Nilai musikal ini memuaskan seniman dan pencipta seni yang
disebabkan oleh rasa senang yang didasari secara spontan.
Nilai Makna
Dalam penampilan seninkita dapat menyimak makna penampilan itu, baik yang terdapat pada
bentuk luar maupun isinya. Makna luar adalah makna yang sebenarnya dan melambangi
makna yang terkandung dibalik makna itu.
Nilai seni dan nilai estetis sangat sulit dibedakan dan dipisahkan, karena keduanya
menyangkut psikologi seni dan filsafat seni, dan ada didalam dunia yang sama yakni
didalam karya seni. Menurut Immanuel Kant (seorang penggagas aliran kritisime dalam
tradisi filsafat) mengatakan bahwa nilai estetis terbagi menjadi dua.
Pertama, nilai estetis atau nilai murni. Oleh karena nilainya murni, maka bila ada keindahan,
dikatakan keindahan murni. Keindahan nilai estetis murni ini terdapat pada garis, bentuk,
warna dalam seni rupa. Gerak, tempo, irama dalam seni tari. Suara, metrum, irama dalam seni
musik. Dialog dan gerak dalam seni drama.
Kedua, nilai ekstra estetis atau nilai tambahan. Nilai ekstra estetis (nilai luar estetis) yang
merupakan nilai tambahan terdapat pada bentuk-bentuk manusia, alam dan binatang.

2. Pengalaman estetis (esthetic experience)


Dalam menikmati karya seni, ada dua kategori, yaitu : pengalaman artistik dan
pengalaman estetik. Pengalaman artistik adalah pengalaman seni yang terjadi dalam proses
penciptaan karya seni. Pengalaman ini dirasakan oleh seniman atau pencipta seni pada saat
melakukan aktivitas artistik. Sedangkan pengalaman estetik adalah pengalaman yang
dirasakan oleh penikmat terhadap karya estetik (keindahan). Konteksnya bisa ditunjukan
untuk penikmat karya seni dan keindahan alam.
Pengalaman estetik terhadap benda seni dan alam adalah dua pengalaman yang berbeda
tanggapan estetiknya, karena keindahan alam dan karya seni memiliki karakteristik yang
berbeda. Emmanuel Khan dan beberapa filsuf lain menandaskan bahwa pengalaman estetik
bersifat tanpa pamrih, manusia tidak mencari keuntungan, tidak terdorong pertimbangan
praktis.
Pengalaman religius dalam beberapa gejala menampakkan diri sebagai (mirip dengan)
pengalaman estetis, tetapi terdapat perbedaan yang terletak pada suatu dorongan atau
dinamisme yang termuat dalam pengalaman religius yaitu kearah transenden.
3. Perilaku orang yang mencipta (seniman)
Seniman berusaha mengkomunikasikan idenya lewat benda-benda seni kepada publik.
Publik yang menikmati dan menilai karya seni tersebut akan memberikan nilai-nilai. Pikiran
para seniman tidak selalu bersifat abstrak dalam menuangkan idenya.
Objek yang ditampilkan oleh seniman berasal dari fase kehidupan manusia, alam pikiran, ajaran tertentu,
kepercayaan dan dunia estetika itu sendiri, yang disebut dengan tema. Tema dalam seni terdiri dari lima (5)
macam, yaitu:
a. Tema yang menyenangkan, tema yang paling mudah dan paling digemari oleh seniman dan
mudah dihayati publik. Tema ini terdiri dari; tema berbesar hati (optimistis), tema bercinta
luhur (idealistis), tema yang menimbulkan rasa enak atau membius.
b. Tema yang tidak menyenangkan, yang terdiri dari; tema yang mengerikan (tragis), tema yang
menyedihkan (pathetis).
c. Tema yang lucu, tema ini dapat meragukan situasi tema yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan. Yang menjadi objek seolah-olah berpura-pura namun tidak mengena.
d. Tema renungan, yang berisi; keanehan dari fantasi seniman atau apa yang hidup dalam
manusia sendiri, nasehat atau khutbah yang bersumber pada agama dan moralitas.
e. Tema ungkapan estetis, tema ini membina seni menjadi lebih murni, karena seniman
memanipulasi berbagai kemungkinan dari unsur komposisinya. Tema ini mempunyai
kemungkinan lebih murni dalam mengubah suatu karya seni, karena tidak terikat oleh makna
dan nilai lain, atau tema dan cerita.
4. Seni
Dalam kehidupan manusia, tidak satupun yang tak dapat diungkapkan dalam seni, baik yang bersifat
murni maupun yang bersifat rohani. Dengan bertolak dari suatu pernyataan bahwa seni adalah penampilan
(representation) dan bukan kenyataan (reality). Dengan seni, seniman dapat mengemukakan suatu bahan pikiran
tertentu, renungan atau ajaran tertentu bagi para publiknya.
2.3 Estetika dan Ilmu

Estetika dan ilmu merupakan suatu kesatuan yang tak dapat dipisahkan, karena
sekarang ada kecenderungan orang memandang sebagai ilmu kesenian (science of
art) dengan penekanan watak empiris dari disiplin filsafat. Dalam karya seni dapat digali
berbagai persoalan obyektif. Umpamanya persoalan tentang susunan seni, anatomi bentuk,
atau pertumbuhan gaya, dan sebagainya. Penelahaan dengan metode perbandingan dan
analisis teoritis serta penyatupaduan secara kritis menghasilkan sekelompok pengetahuan
ilmiah yang dianggap tidak tertampung oleh nama estetika sebagai filsafat tentang keindahan.
Akhir abad ke-19 bidang ilmu seni ini di Jerman disebut "kunstwissensechaft". Bila istilah itu
diteterjemahkan ke dalam bahasa Inggris adalah "general science of art".
E.D. Bruyne dalam bukunya Filosofie van de Kunst berkata bahwa pada abad ke-19
seni diperlakukan sebagai produk pengetahuan alami. Sekarang dalam penekanannya sebagai
disiplin ilmu, estetika dipandang sebagai "the theory of sentient knowledge". Estetika juga
diterima sebagai "the theory of the beautiful of art" atau "the science of beauty".
Sebagai disiplin ilmu, estetika berkembang sehingga mempunyai perincian yang
semakin kaya, antara lain :
Theories of art,
Art Histories,
Aesthetic of Morfology,
Sociology of Art,
Anthropology of Art,
Psychology of Art,
Logic, Semantic, and Semiology of Art.
Estetika merupakan studi filsafati berdasarkan nilai apriori dari seni (Panofsky) dan
sebagai studi ilmu jiwa berdasarkan gaya-gaya dalam seni (Worringer).
Berdasarkan kenyataan pendekatan ilmiah terhadap seni, dalam estetika dihasilkan
sejarah kesenian dan kritik seni. Sejarah kesenian bersifat faktual, dan positif, sedangkan
kritik seni bersifat normatif.

Gambar diatas merupakan gambar Patung Penari China, Karya seniman Zaman
Majapahit, Fakta Evolusi Bentuk Patung dan Figur manusia, temuan jatidiri Seni Rupa
Indonesia
Sejarah kesenian menguraikan fakta obyektif dari perkembangan evolusi bentuk-bentuk
kesenian, dan mempertimbangkan berbagai interpretasi psikologis. Kritik seni merupakan
kegiatan yang subyektivitas pada suatu bentuk artistik juga moralnya sebagai pencerminan
pandangan hidup penciptanya (seniman). Pertimbangan berdasarkan ukuran sesuai dengan
kebenaran berpikir logis. Maka kiritk hampir selalu mengarah pada filsafat seni. Baik sejarah
maupun kritik seni dituntut pengenalan sistem untuk mengenal seni dan kesenian.

14BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Estetika adalah salah satu cabang filsafat yang membahas keindahan.Selain itu,
estetika juga dapat diartikan sebagai suatu cabang filsafat yang memperhatikan atau
berhubungan dengan gejala yang indah pada alam dan seni. Pandangan ini mengandung
pengertian yang sempit. Tetapi saat ini estetika tidak hanya membicarakan keindahan saja
dalam seni atau pengalaman estetis, tetapi juga gaya atau aliran seni, perkembangan seni dan
sebagainya. Masalah dalam seni banyak sekali. Di antara masalah tersebut yang penting
adalah masalah manakah yang termasuk estetika, dan berdasarkan masalah apa dan ciri yang
bagaimana.
Filasafat estetika adalah cabang ilmu dari filsafat Aksiologi, yaitu filsafat nilai. Istilah
Aksiologi digunakan untuk menberikan batasan mengenai kebaikan, yang meliputi etika,
moral, dan perilaku. Adapun Estetika yaitu memberikan batasan mengenai hakikat keindahan
atau nilai keindahan. Persoalan estetika pada pokoknya meliputi empat hal yaitu nilai
estetika (esthetic value), pengalaman estetis (esthetic experience), Perilaku orang yang
mencipta (seniman), dan Seni.
Estetika dan ilmu merupakan suatu kesatuan yang tak dapat dipisahkan, karena
sekarang ada kecenderungan orang memandang sebagai ilmu kesenian (science of
art) dengan penekanan watak empiris dari disiplin filsafat. Dalam karya seni dapat digali
berbagai persoalan obyektif. Umpamanya persoalan tentang susunan seni, anatomi bentuk,
atau pertumbuhan gaya, dan sebagainya. Penelahaan dengan metode perbandingan dan
analisis teoritis serta penyatupaduan secara kritis menghasilkan sekelompok pengetahuan
ilmiah yang dianggap tidak tertampung oleh nama estetika sebagai filsafat tentang keindahan.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan para pembaca dapat mengetahui dan
memahami makna estetika dan perkembangannya sebenarnya, sehingga para pembaca dapat
memberikan apresiasi lebih terhadap karya seni. Selain itu, diharapkan pula makalah ini
bermanfaat para pembaca dalam penerapannya.

DAFTAR PUSTAKA

Awang, Faliq.2012.Pokok Persoalan


Estetika.(online),(http://www.kompasiana.com/faliqawang/pokok-persoalan-
estetika_55100abfa33311c137ba7e58), diakses pada tanggal 25 september 2015

Bagus, Sihnu.2010.Pengertian Estetika,(online),(http://all-about-


theory.blogspot.ca./2010/10/pengertianestetika.html?m=1), diakses pada tanggal 23
september 2015

Salihin, Ansar.2013.Seni Sebagai


Nilai.(online),(http://5enibudaya.wordpress.com/2013/05/23/seni-sebagai-nilai/), diakses
pada tanggal 25 september 2015

Florean, Muhammad Reyhan.2015. Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan PGSD STKIP
PGRI Tulungagung. (online),
(http://psrpgsdstkippgritulungsgung.blogspot.co.id/2015/09/pendidikan-seni-rupa-dan-
kerajinan-pgsd.html?m=1), diakses 23 september 2015

Anonim.2013.Makna Filsafat
Estetika.(online),(http://thedarkancokullujaba.blogspot.co.id/2012/10/makna-filsafat-
estetika.html), diakses pada tanggal 25 september 2015
Diposting oleh Erlina Dwi Trisnawati di 21.22
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:


Posting Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)
Mengenai Saya

Erlina Dwi Trisnawati


aku merupakan seseorang yang tidak suka jika di banding-bandingkan, tapi untuk mengetahui
karakterku bukan aku orang yang bisa menilai, tetapi orang yang memang sudah kenal dan
mendalami aku dengan baik
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog
2016 (9)
2015 (12)
o November (12)
Kolase
Menggambar Ilustrasi
Menggambar Dekoratif
Menggambar Bentuk
TARIKAN BENANG
MENGGAMBAR DENGAN TIUPAN
MEMBATIK SEDERHANA
MAKALAH PENGERTIAN ESTETIKA DAN PERKEMBANGANNYA
INKBLOT
FINGER PAINTING
CETAK SABLON SEDERHANA
CETAK PENAMPANG, DAUN-DAUNAN, DAN UMBI-UMBIAN
Tema Tanda Air. Gambar tema oleh Nikada. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai