Anda di halaman 1dari 13

KLAIM PULAU NATUNA OLEH CHINA

AKIBAT SENGKETA LAUT CHINA SELATAN

Makalah

Disusun Guna Memenuhi Nilai Tugas Kelompok

Mata Kuliah Jatidiri Unsoed

Dosen Pengampu Eva Wahyu Indriyati, S.T., M.T.

Oleh

1. Choerul Mustofa (H1B016003)


2. Amaylia Dwi Wahyuni (H1B016017)
3. Naufal Rohadatul Aisy (H1B016029)
4. Yudha Fatah Roeseno (H1B016041)
5. Syahrul Budianto (H1B016053)
6. Abdurrohman Sidiq (H1B016067)
7. Aisyah Fadhilah (H1B016079)

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

PURBALINGGA

2017
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ............................................................................................... i

Daftar Isi ........................................................................................................... ii

Daftar Gambar .................................................................................................. iii

Rumusan Masalah ............................................................................................. 1

Analisis Masalah ............................................................................................... 1

Pemecahan Masalah .......................................................................................... 6

Kesimpulan ....................................................................................................... 9

Daftar Pustaka

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Lokasi Pulau Natuna

Gambar 2. Wilayah Konflik

Gambar 3. Nine Dashed Line Zone

iii
Rumusan Masalah

1. Apakah wawasan kebangsaan itu?


2. Seberapa pentingnya wawasan kebangsaan di Indonesia?
3. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan sengketa wilayah Indonesia
oleh Negara lain?
4. Bagaimana permasalahan perebutan Natuna antara Indonesia dan China
dapat terjadi?
5. Bagaimana sikap pemerintah Indonesia dalam menangani permasalahan
pulau Natuna?
6. Bagaimana dampak permasalahan Indonesia dan China bagi kedaulatan
bangsa Indonesia?

Analisis Masalah

Kata wawasan berasal dari bahasa Jawa yaitu mawas yang artinya melihat atau
memandang, jadi kata wawasan dapat diartikan cara pandang atau cara melihat.
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang mengenai diri dan tanah airnya
sebagai negara pulau dan sikap bangsa Indonesia diri dan lingkungannya, dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia merupakan sebuah


pedoman yang masih bersifat filosofia normatif. Sebagai perwujudan dari rasa dan
semangat kebangsaan yang melahirkan bangsa Indonesia. Akan tetapi situasi dan
suasana lingkungan yang terus berubah sejalan dengan proses perkembangan
kehidupan bangsa dari waktu ke waktu. Wawasan Kebangsaan atau Wawasan
Nasional Indonesia harus senantiasa dapat menyesuaikan diri dengan
perkembangan dan berbagai bentuk implementasinya.

Indonesia dengan posisi geostrategi yang unik dan memiliki kekayaan sumber
daya alam yang melimpah, akan selalu menghadapi tantangan, gangguan, dan
ancaman. Secara geografis Indonesia merupakan persimpangan lalu lintas
perdagangan dunia, sehingga mengakibatkan keinginan asing untuk menghadirkan
kekuatan militernya. Kekayaan sumber daya alam Indonesia juga merupakan daya
tarik tersendiri bagi bangsa lain untuk dieksploitasi secara damai maupun secara
paksa. Pengakuan wilayah Indonesia oleh Negara lain pun sempat ada dan
akhirnya terjadi sengketa wilayah. Karena itu wawasan kebangsaan sangat penting
untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta tanah serta semangat kesatuan
dan persatuan. Mereka harus turut menjaga agar wilayah NKRI tetap utuh dan
terjaga.

1
Ada beberapa faktor yang menyebabkan sengketa wilayah Indonesia oleh
Negara lain, antara lain:

1. Pengawasan

Kurangnya pengawasan Indonesia terhadap wilayah sendiri merupakan


salah satu faktor terjadinya sengketa wilayah teritorial. Wilayah Indonesia yang
luas menjadi kendala kurangnya pengawasan Indonesia terhadap wilayahnya
sendiri. Mengawasi sebuah negara maritim yang memiliki ribuan pulau
bukanlah yang mudah. Ditambah lagi beberapa perlengkapan pengawasan
masih minim. Pemerintah perlu meningkatkan lagi tingkat pengawasan wilayah
Indonesia. Tak hanya itu, masyarakat pun hendaknya juga berperan aktif dalam
pengawasan tak hanya pemerintah saja.

2. Masyarakat

Masyarakat perbatasan adalah masyarakat yang sering dilema, mau tak


mau sistem mereka terpengaruh oleh negara lain yang berbatasan dengan
mereka. Faktor ekonomi menjadi faktor dominan penyebab terjadinya dilema
masyarakat. Masyarakat daerah perbatasan seringkali merasa kurang mendapat
pengakuan dan perhatian dari pemerintah, sehingga mereka mencari perhatian
dan pengakuan dari Negara lain. Masyarakat sepenuhnya tak bisa juga
dipersalahkan mengenai hal tersebut,pemerintah harus memperhatikan mereka.

3. Kebijakan Pemerintahan Daerah Perbatasan

Pemerintah daerah yang kurang tanggap terhadap wilayahnya,terutama


pada bagian perbatasan dapat memicu terjadinya sengketa wilayah teritorial.
Lembaga Regional Intiatives for Governance, Human Rights and Social Justice
(Rights) ASEAN mencatat saat ini terdapat sekitar 1.000 pulau di Pulau Riau
yang belum memiliki nama. Kebanyakan pulau itu tak bertuan dan dinilai
berpotensi menimbulkan konflik teritori antara Indonesia, Singapura, dan
Malaysia. Pemerintah Daerah lah yang harus paling aktif dalam mencegah hal
ini, karena Pemda yang lebih memiliki wewenang langsung terhadap
wilayahnya. Kelalaian tingkat Pemda inilah yang terkadang menyebabkan
ketidakjelasan suatu wilayah sehingga rawan pengklaiman oleh negara lain.

4. Perjanjian Batas Wilayah yang kurang jelas.

Perjanjian batas wilayah yang kurang jelas antara Negara-negara yang


berbatasan juga menjadi penunjang utama dari tindakan saling pengklaiman
wilyah teritorial, terutama yang kaya akan sumber daya alam.

2
Salah satu permasalahan mengenai sengketa wilayah Indonesia dengan
Negara lain adalah Pulau Natuna. Natuna merupakan pulau paling utara di selat
Karimata. Di sebelah utara, Natuna berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja,
di selatan berbatasan dengan Sumatera Selatan dan Jambi, di bagian barat
dengan Singapura, Malaysia, Riau dan di bagian timur dengan Malaysia Timur
dan Kalimantan Barat. Natuna berada pada jalur pelayaran
internasional Hongkong, Jepang, Korea dan Taiwan.

Gambar 1. Lokasi Pulau Natuna

Dalam kasus Natuna yang diklaim secara sepihak oleh pemerintah China
mengindikasikan bahwa kekuatan dan pertahanan nasional dalam hal
kedaulatan Negara masih memiliki kekurangan dan celah yang bisa
dimanfaatkan oleh Negara lain. Disisi lain pemerintah China juga terlalu
percaya diri dengan pengklaiman yang dilakukannya atas wilayah Natuna.
Dimasukannya wilayah Natuna kedalam Zona Ekonomi Eksklusifnya China
memberikan masalah baru kepada Indonesia meskipun kasus ini sudah lama
bergulir. Kasus ini semakin membuat pemerintah Indonesia geram yakni
dengan adanya kapal China yang berlabuh dan memasuki wilayah laut
Indonesia tanpa izin. Serta beberapa kasus pencurian ikan yang dilakukan
Negara ini diatas perairan wilayah Indonesia.

Kasus yang berawal pada tahun 2009 ini menurut versi China, mereka
memasukan wilayah Natuna kedalam peta wilayah mereka didasarkan pada
sembilan titik garis/nine dash line yang selama ini diklaim Tiongkok dan
menandakan perbatasan maritimnya. Namun dari Sembilan titik garis ini

3
Indonesia tidak mengakuinya karena menurut Indonesia hal itu tidak memiliki
dasar hukum internasional apapun. Sembilan titik imaginer itu sendiri
merupakan salah satu penyebab munculnya konflik di wilayah Laut China
Selatan.

Klaim ini memancing emosi sejumlah negara yang turut mengklaim


memiliki hak di wilayah yang jadi jalur perdagangan dunia itu. Setelah diusut,
klaim yang melibatkan enam negara ini dipicu kebijakan pemerintahan Partai
Kuomintang (kini berkuasa di Taiwan). Mazhab politik Kuomintang
menafsirkan wilayah China mencapai 90 persen Laut China Selatan.

Nine-Dash Line sangat erat kaitannya dengan klaim teritorial negara-


negara lain yang terletak di kawasan Laut China Selatan. Penetapan sembilan
garis terputus-putus ini sebenarnya tidak dibuat oleh pemerintah China yang
sekarang, melainkan telah ada sejak tahun 1947, ketika pemerintahan
Koumintang berkuasa di daratan China yang mengklaim wilayah teritorial
yang mencakup hampir seluruh kawasan Laut China Selatan. Ketika itu klaim
ini pada dasarnya tidak ada pertimbangan politik dan strategik tertentu karena
rezim yang berkuasa pada saat itu sibuk membenahi keadaan paska
pendudukan Jepang dan dan juga sesudah itu terlibat dalam perang saudara
dengan rezim komunis. Sepeninggal Jepang, pemerintah Koumintang segera
menerbitkan peta yang berisi 11 garis terputus, sebagai klaim teritorial yang
kenyataannya berlokasi jauh dari daratan China mencakup seluruh perairan
Laut China Selatan.

Sekalipun peta ini tidak memuat secara spesifik dan akurat mengenai
batas-batasnya, peta ini pun diadopsi oleh pemerintahan komunis yang
mengambil alih kekuasaan dan mendirikan negara Peoples Republic of China
(PRC) sejak tahun 1949. Sejak saat itu peta ini dijadikan dasar klaim teritorial
dan kebijakan politik pemerintahan Beijing sampai pada era sekarang ini.
Suatu perubahan dilakukan pada tahun 1953, yaitu China menghapus dua garis
sehingga tinggal sembilan, kemungkinan dijadikan sebagai salah satu cara
untuk menghindari atau meredakan ketegangan dengan Vietnam sebagai
negara tetangga dekat pada waktu itu.

Luas wilayah yang termasuk dalam batas sembilan garis terputus itu
mencapai 3,5 juta kilometer persegi, meliputi 90 persen luas keseluruhan Laut
China Selatan. Peta laut baru China pada awal diterbitkan, tidak mendapatkan
penentangan ataupun protes dari negara-negara sekawasan/ berbatasan, karena
negara-negara tersebut sebahagian besar sedang sibuk berjuang untuk
kemerdekaan nasionalnya dari penjajah. Beijing menganggap sikap diam dari
negara-negara tetangga dan bahkan komunitas maritim internasional, sebagai

4
suatu pengakuan dan untuk mengimbanginya Beijing pun bersikap diam agar
tidak menimbulkan penentangan dari manapun

Indonesia dan China Tiongkok (RRT) sejatinya memang tidak memiliki


sengketa formal dengan daratan, khususnya Pulau Natuna dan sekitarnya,
meskipun pada tahun 2010 lalu, Angkatan Laut Indonesia hampir kontak
tembak dengan kapal RRT yang memasuki perairan lapangan gas di pulau
Natuna. Para pejabat Indonesia mengatakan insiden itu merupakan penyusupan
oleh nelayan dan bukan bagian dari sengketa teritorial.

Gambar 2. Wilayah konflik

Gambar 3. Nine Dashed Line Zone

Wilayah zone ZEE tak hanya wilayah perairan laut, namun juga semua
yang ada di bawah permukaan laut, dan juga dibawah dasar laut atau yang

5
dikenal dengan istilah Batas Kontinen. Perebutan wilayah perairan pulau
Natuna dikarenakan pulau ini kaya akan sumber hayati dan terdapat ratusan
spesies ikan, hewan air dan terumbu karang. Selain itu, wilayah ini sangat
strategis sebagai pangkalan militer dan urat nadi pelayaran internasional.
Ditambah lagi pulau menyimpan cadangan gas alam terbesar di Asia Pasifik.

Dampak permasalahan Indonesia dan Cina bagi kedaulatan Bangsa


Indonesia

Pengklaiman Kepulauan Natuna terletak pada daerah perairan di sekitar


kepulauan yang berpotensi tumbang tindih pada batas garis imajiner Nine Dash
Line yang ditetapkan oleh Cina. Dalam kasus ini permasalahan bukan pada klaim
kepulauannya saja tapi pada perairan sekitar Kepulauan Natuna juga. Klaim ini
akan berdampak pada hak daulat pada wilayah kedaulatan Indonesia. Dengan
Nine Dash Line yang tidak jelas batasnya mengakibatkan timbulnya masalah atas
hak berdaulat. Ketidakjelasan Nine Dash Line ini berdampak pada hak daulat
kawasan ZEE.

Dengan adanya pengklaiman ini sangat berakibat pada ketahanan dan


keamanan Negara Indonesia. Ketahanan Negara Indonesia akan terusik oleh
adanya konflik ini. Kekuatan nasional Indonesia yang memang belum secanggih
negara-negara maju lain akan berdampak Indonesia akan dipandang lemah dan
tidak mampu melindungi wilayahnya sendiri oleh negara negara lain. Dengan
dipandangnya lemah tersebut maka ada kemungkinan bahwa Negara Indonesia
akan dianggap rendah oleh negara negara lain.Selainitu, semakin berkurangnya
sedikit demi sedikit wilayah teritorial Indonesia juga menjadi salah satu dampak
adanya pengklaiman wilayah. Negara kita cenderung mengurusi masalah-masalah
yang ada di pusat, sedangkan masalah di perbatasan kurang diperhatikan.
sehingga masyarakat didaerah perbatasan merasa kurang mendapat pengakuan
dan perhatian dari pemerintah. Dan saat pengklaiman wilayah Indonesia oleh
negara lain muncul barulah pemerintah melakukan tindakan. Jika hal ini terus
dibiarkan masyarakat perbatasan bisa lebih memilih negara yang lain ketimbang
negaranya sendiri.

Masyarakat Indonesia tidak akan percaya lagi pada pemerintah karena kasus
ini. Tujuan negara yakni melindungi keutuhan NKRI menjadi tersendat dan tidak
berjalan sesuai dengan rencana. Dengan adanya pengklaiman ini khususnya bagi
penduduk Natuna sendiri pasti memiliki tekanan dan rasa takut karena mereka
menjadi subjek dari perebutan oleh Negara Cina. Selain itu, mereka juga akan
mengalami tekanan batin, apabila sewaktu-waktu Cina mengancam mereka untuk

6
menyetujui mereka untuk masuk ke Wilayah Cina. Lebih luas lagi dalam kawasan
negara, hal ini menjadi perhatian nasional, dimana keamanan negara terlalu
mempermasalahkan pada masalah perbatasan ini, ditakutkan bahwa rakyat
semakin merasa tidak aman. Mereka akan mengira bahwa negara tidak bisa
melindungi mereka dari pengaruh negara lain khususnya dalam hal keamanan
negara.

Pemecahan Masalah
1. Bagaimana sikap pemerintah Indonesia dalam menangani permasalahan pulau
Natuna?

Indonesia meminta negara-negara yang sedang memperebutkan


kepemilikan di Laut Cina Selatan untuk tetap menjaga ketenangan dan
menghormati proses yang sedang berjalan, baik di tingkat bilateral, multilateral
maupun arbitrase internasional.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menegaskan bahwa


stabilitas di kawasan strategis itu merupakan hal penting demi penyelesaian
konflik secara damai. Indonesia akan terus mendorong agar code of conduct
dapat segera diselesaikan. Sebagai negara non claimant state, Indonesia terus
mendorong negara claimant untuk menyelesaikan sengketanya secara damai.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menekankan bahwa


kepemilikan Indonesia atas Pulau Natuna sudah sangat jelas.Pulau-pulau
terluar pada Gugusan Natuna yang dijadikan titik dasar terluar wilayah
Indonesia, telah ditetapkan dalam Deklarasi Djuanda tahun 1957. Sesuai
dengan Konvensi Hukum Laut 1982, titik dasar ini telah didaftarkan di PBB
tahun 2009. Meskipun berdasarkan garis pangkal terluar itu Indonesia memiliki
tumpang tindih landas kontinen dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dengan
Malaysia dan Vietnam, tetapi batas kontinen dengan kedua negara tersebut
telah diselesaikan. Hanya batas ZEE masih dirundingkan.

Dalam perkembangan lain, Wakil Ketua Komisi Pertahanan dan Luar


Negeri Dewan Perwakilan Rakyat Tantowi Yahya mengatakan sangat yakin
Indonesia dapat menjadi mediator bagi negara-negara yang bersengketa dalam
kasus Laut China Selatan. Menurutnya hal ini memungkinkan karena selain
memiliki hubungan yang baik dengan negara-negara ASEAN yang
bersengketa, antara lain Vietnam, Filipina dan Brunei Darussalam, Indonesia
juga memiliki hubungan baik dengan China.

7
Ditambahkannya, DPR telah menyetujui alokasi anggaran sebesar 450
miliar rupiah untuk memperkuat pangkalan militer TNI di Pulau Natuna, Pulau
Riau, yang berbatasan dengan Laut China Selatan. TNI dinilai tidak saja harus
memiliki pangkalan militer yang memadai di Pulau Natuna, tetapi juga personil
dan alat utama sistem persenjataan atau alutsista.

Natuna adalah wilayah yang paling jauh dan paling terluar sehingga
misalkan terjadi apa-apa itu memakan waktu. Jadi dalam rangka penguatan
wilayah itu sendiri apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, disitu
dibutuhkan penguatan-penguatan misalkan penambahan prajurit, pembuatan
fasilitas dan infrastruktur seperti pangkalan dan sebagainya. Jadi muaranya
lebih pada penguatan diri dari kejadian yang tidak kita inginkan

2. Peran Masyarakat

Sengketa pulau Natuna bukan menjadi permasalahan pemerintah belaka.


Sengketa pulau terluar tersebut juga menjadi masalah semua warga Indonesia
karena mencakup kedaulatan dan keutuhan negara. Langkah alternatif yang
dapat kita lakukan sebagai warga negara antara lain :

1. Menanamkan sikap nasionalisme sejak dini kepada para generasi penerus


bangsa.
2. Turut aktif bela negara dengan memberikan sumbangsih sesuai dengan
kemampuan.
3. Menyalurkan aspirasi kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan
wilayah terluar atau perbatasan Indonesia.

Beberapa cara yang dapat dilakukan agar tak lagi terjadi sengketa wilayah, antara
lain :

1. Melakukan perjanjian yang jelas mengenai batas-batas Negara


2. Perlunya diadakan undang undang tertentu antarkedua negara yang mengatur
batas wilayah mereka.
3. Menjaga, mengontrol, dan mengawasi batas-batas di wilayah masing-masing.
4. Menginformasikan kepada publik/masyarakat dan struktur pemerintahan yang
terkait tentang batas-batas wilayah negara.
5. Mengatur hukum yang jelas mengenai tindakan-tindakan tertentu di batas-batas
negara.

8
Kesimpulan

Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang mengenai diri dan tanah airnya
sebagai negara pulau dan sikap bangsa Indonesia diri dan lingkungannya, dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Wawasan kebangsaan sangat
penting bagi Indonesia mengingat sebagai suatu pertahanan dan keamanan negara.
Dengan adanya kasus-kasus sengketa wilayah menandakan bahwa pertahanan dan
keamanan negara masih lemah. Faktor utama penyebab sengketa wilayah di
Indonesia adalah kurangnya pengawasan terhadap daerah-daerah terluar
Indonesia. Permasalahan wilayah bukan hanya menjadi tanggungjawab
pemerintah melainkan semua laipsan masyarakat demi tercapainya persatuan dan
kestuan bangsa.

Dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa penyebab penyebab pengklaiman


pulau Natuna oleh China disebabkan, antara lain:

1. Kekuatan nasional Indonesia masih rendah.


2. Pemerintah Indonesia menggampangkan masalah perbatasan.
3. Pemerintah Cina memandang rendah kekuatan nasional Indonesia.
4. Pemerintah Indonesia kurang tegas dalam memberi kebijakan terkait batas
teritorial Negara Indonesia.

Beberapa cara yang dapat dilakukan agar tak lagi terjadi sengketa wilayah, antara
lain :

1. Melakukan perjanjian yang jelas mengenai batas-batas Negara


2. Perlunya diadakan undang undang tertentu antarkedua negara yang
mengatur batas wilayah mereka.
3. Menjaga, mengontrol, dan mengawasi batas-batas di wilayah masing-masing.
4. Menginformasikan kepada publik/masyarakat dan struktur pemerintahan yang
terkait tentang batas-batas wilayah negara.
5. Mengatur hukum yang jelas mengenai tindakan-tindakan tertentu di batas-
batas negara.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. Analisis Kasus Natuna Indonesia China (Terkait Dengan


Pertahanan Dan Keamanan Negara). Artikel
http://robicahyani.blog.uns.ac.id/2016/05/08/analisis-kasus-natuna-
indonesia-china-terkait-dengan-pertahanan-dan-keamanan-negara/
(Diakses 11 Maret 2017)

Damanik, Rikson. 2016. Pengertian Wawasan Kebangsaan. Artikel.


http://sharingilmupajak.blogspot.co.id/2013/11/pengertianwawasanke
bangsaan.html (Diakses 11 Maret 2017)

Nadeak, Yosafat W. Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Sengketa Wilayah.


Artikel.https://www.academia.edu/9346557/Faktor_Yang_Menyebabk
an_Terjadinya_Sengketa_Wilayah (Diakses 11 Maret 2017)

https://en.wikipedia.org/wiki/Natuna_Islands (Diakses 11 Maret 2017)

https://indocropcircles.wordpress.com/2016/06/21/cina-akui-natuna-milik-
indonesia-tapi-inilah-masalahnya/ (Diakses 11 Maret 2017)

Anda mungkin juga menyukai