Makalah Hipertermi
Makalah Hipertermi
com/2013/05/makalah-hipertermi-pada-
bayi.html
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti banyak fungsi biologis lainnya, suhu tubuh manusia memperlihatkan irama
antara 36,10C atau lebih rendah pada dini hari sampai 37,40 C pada sore hari. (Benneth, et al,
Suhu normal maksimum (oral) pada jam 06.00 adalah 37,20 C dan suhu normal
maksimum pada jam 16.00 adalah 37,70 C. Dengan demikian, suhu tubuh > 37,20 C pada
pagi hari dan > 37,70 C pada sore hari disebut demam (Gelfand, et al, 1998; Andreoli, et al,
1993; Lardo, 1999). Sebaliknya Bennet & Plum (1996) mengatakan, demam (hipertemi) bila
Suhu tubuh dapat diukur melalui rektal, oral atau aksila, dengan perbedaan kurang lebih 0,5-
0,60 C, serta suhu rektal biasanya lebih tinggi (Andreoli, et al, 1993; Gelfand, et al, 1998).
Nukleus pre-optik pada hipotalamus anterior berfungsi sebagai pusat pengatur suhu dan
bekerja mempertahankan suhu tubuh pada suatu nilai yang sudah ditentukan, yang disebut
hypothalamus thermal set point (Busto, et al, 1987; Lukmanto, 1990; Lardo,
1999).Peningkatan suhu tubuh secara abnormal dapat terjadi dalam bentuk hipertermi dan
demam. Pada hipertermi, mekanisme pengaturan suhu gagal, sehingga produksi panas
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hipertermi ?
2. Apa saja tanda dan gejala hipertermi ?
3. Apa saja yang termasuk dalam klasifikasi hipertermi ?
5. Bagaimana penatalaksanaan hipertermi ?
4. Apa saja penyebab hipertermi ?
6. Apa saja Yng termasuk dalam faktor resiko ?
7. Bagaimana pencegahan terhadap hipetermi ?
C. Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
1. Hipertermi adalah keadaan suhu tubuh meningkat melebihi suhu normal yaitu suhu
tubuhmencapai sekitar 37,8C per oral atau 38,8C per rectal secara terus menerus disertai
kulit panas dan kering serta abnormalitas sistem saraf pusat seperti delirium, kejang, atau
koma yang disebabkan oleh atau dipengaruhi oleh panas eksternal (lingkungan) atau internal
(metabolik). (blog Asuhan Keperawatan.com).
2. Hipertermia adalah kondisi suhu tubuh tinggi karena kegagalan termoregulasi.Hipertermia
terjadi ketika tubuh menghasilkan atau menyerap lebih banyak panas dari pada mengeluarkan
panas. Ketika suhu tubuh cukup tinggi, hipertermia menjadi keadaan darurat medis dan
membutuhkan perawatan segera untuk mencegah kecacatan dan kematian.
3. Hypertermia pada bayi adalah peningkatan suhu tubuh bayi lebih dari
37,5 C.
D. Etiologi
Disebabkan oleh infeksi, suhu lingkungan yang terlalu panas atau campuran dari
gangguan infeksi dan suhu lingkungan yang terlalu panas. Keadaan ini terjadi bila bayi
diletakkan di dekat api atau ruangan yang berudara panas.Selain itu, dapat pula disebabkan
gangguan otak atau akibat bahan toksik yang dapat mempengaruhi pusat pengaturan suhu.
Zat yang dapat menyebabkan efek perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga
menyebabkan demam disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa protein , pecahan protein
dan zat lain , terutama toksin polisakarida , yang dilepas oleh bakteri toksik / pirogen yang
dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan sakit.
1. Fase fase Terjadinya Hipertermi
a. Fase I : awal
1) Peningkatan denyut jantung
2) Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan
3) Kulit pucat dan dingin karena vasokonstriksi
4) Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokonstriksi
5) Rambut kulit berdiri
6) Pengeluaran keringat berlebih
7) Peningkatan suhu tubuh
b. Fase II :
1) proses demam
2) Kulit terasa hangat / panas
3) Peningkatan nadi & laju pernapasan
4) Dehidrasi ringan sampai berat
5) Proses menggigil lenyap
6) Mengantuk , kejang akibat iritasi sel saraf
7) mulut kering
8) bayi Tidak mau minum
9) lemas
c. Fase III : pemulihan
1) Kulit tampak merah dan hangat
2) Berkeringat
3) Menggigil ringan
4) Kemungkinan mengalami dehidrasi
E. Penatalaksanaan
1. Letakkan bayi di ruangan dengan suhu lingkungan normal (25 C-28 C)
2. Lepaskan sebagian atau seluruh pakaian bayi bila perlu
3. Perikasa suhu aksila setiap jam sampai tercapai suhu dalam batas normal
4. Bila suhu sangat tinggi (lebih dari 39 C), bayi dikompres atau dimandikan selama 10-15
menit dalam suhu air 4 C, lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Jangan menggunakan air dingin
atau air yang suhunya lebih rendah dari 4 C dibawah suhu bayi
5. memastikan bayi mendapat cairan adekuat
a. Izinkan bayi mulai menyusu
b. Jika terdapat tanda-tanda dehidrasi (mata atau fontanel cekung, kehilangan elastisitas kulit,
atau lidah atau membran mukosa kering)
1) Pasang slang IV dan berikan cairan IV dengan volume rumatan sesuai dengan usia bayi
2) Tingkatkan volume cairan sebanyak 10% berat badan bayi pada hari pertama dehidrasi
terlihat
3) Ukur glukosa darah, jika glukosa darah kurang dari 45 mg/dl (2,6 mmol/l), atasi glukosa
darah yang rendah
6. Cari tanda sepsis
7. berikan antibiotik jaka terjadi infeksi
8. Setelah keadaan bayi normal :
a. Lakukan perawatan lanjutan
b. Pantau bayi selama 12 jamberikutnya, periksa suhu setiap 3 jam
9. Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan baik, serta tidak ada
masalah lain yang memerlukan perawatan di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan dan
Nasehati ibu cara menghangatkan bayi dirumah dan melindungi dari pemancar panas yang
berlebihan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan:
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas titik pengaturan hipotalamus bila
mekanisme pengeluaran panas terganggu (oleh obat dan penyakit) atau dipengarhui oleh
panas eksternal (lingkungan) atau internal (metabolik). Hipertermi disebabkan oleh infeksi,
suhu lingkungan yang terlalu panas atau campuran dari gangguan infeksi dan suhu
lingkungan yang terlalu panas.Untuk pencegahan hipertermi bisa dengan cara slalu menjaga
kesehatan lingkungan, penyediaan air minum yan memenuhu syarat,pembuangan kotora
manusia pada tempatnya,pemberantasan lalat , pembuangan sampah pada tempatnya,
pendidikan kesehatan pada masyarakat, pemberian iminisasi lengkap pada bayi,makan-
makanam yang bersih dan sehat,makan- makan yang bersih dan sehat.
B. Saran
Saran-sara yang kami sampaikan sehubungan dengan tulisan makalah ini sebagai
berikut :
Hipertermi bukankah suatu penyakit yang ringan tetapi hipertermi merupakan salah
satu penyakit dengan faktor resiko tinggi khususnya pada bayi.Untuk itu di sini bidan harus
tanggap terhadap gejala dan keluhan apa yang dikeluhkan klien nantinya.Karena apabila
hipertermi tidak segera ditangani akan menjadi kejang dan bisa mengakibatkan kematian
khususnya pada bayi. Selain itu bidan harus turun tangan untuk memberikan informasi
kepada masyarakat mengenai hipertermi mulai dari gejala maupun tanda kemudian cara
mengatasinya serta pencegahan terhadap hipertermi.
DAFTAR PUSTAKA
1. HIPOTERMIA
A.DEFINISI HIPOTERMIA
Terlalu lama kedinginan, khususnya dalam cuaca berangin dan hujan, dapat
menyebabkan mekanisme pemanasan tubuh terganggu sehingga menyebabkan penyakit
kronis. Hipotermia adalah suatu keadaan dimana tubuh merasa sangat kedinginan. Setelah
panas dipermukaan tubuh hilang maka akan terjadi pendinginan pada jaringan dalam dan
organ tubuh.
Kedinginan yang terlalu lama dapat menyebabkan tubuh beku, pembuluh darah dapat
mengerut dan memutus aliran darah ke telinga, hidung, jari dan kaki. Dalam kondisi yang
parah mungkin korban menderita ganggren (kemuyuh) dan perlu diamputasi.
Udara dingin yang basah disertai angin yang bertiup kencang, seringkali dijumpai
para pendaki ketika melakukan pendakian gunung. Tidak jarang badai dan hujan lebat
menyertai hawa dingin. Malam yang cerah seringkali membuat udara semakin dingin dan
berembun. Di puncak musim kemarau justru di sekitar puncak gunung seringkali muncul
kristal-kristal es yang menempel pada daun-daunan dan bunga edelweis. Pakaian yang basah,
kaos kaki yang basah semakin menambah dinginnya badan. Keadaan akan semakin parah bila
pendaki tidak memperhatikan makanan sehingga tubuh tidak memperoleh energi untuk
memanaskan badan. Dinginnya udara seringkali membuat perut kembung sehingga enggan
untuk makan, kecuali memang kehabisan makanan.
Hipotermia adalah kondisi di mana tubuh kita mengalami penurunanan suhu inti
(suhu organ dalam). Hipotermia bisa menyebabkan terjadinya pembengkakan di seluruh
tubuh (Edema Generalisata), menghilangnya reflex tubuh (areflexia), koma, hingga
menghilangnya reaksi pupil mata. Disebut hipotermia berat bila suhu tubuh < 320C. Untuk
mengukur suhu tubuh pada hipotermia diperlukan termometer ukuran rendah (low reading
termometer) sampai 250C. Di samping sebagai suatu gejala, hipotermia dapat merupakan
awal penyakit yang berakhir dengan kematian.
Beberapa jenis hipotermia, yaitu:
Accidental hypothermia terjadi ketika suhu tubuh inti menurun hingga <35c.>
Primary accidental hypothermia merupakan hasil dari paparan langsung terhadap udara dingin
pada orang yang sebelumnya sehat.
Secondary accidental hypothermia merupakan komplikasi gangguan sistemik (seluruh tubuh)
yan serius. Kebanyakan terjadinya sih di usim dingin (salju) dan iklim dingin.
B.PENYEBAB HIPOTERMIA
Penyebab Hipotermi, yaitu:
1. Yang pasti, ada kontak dengan lingkungan yang dingin.
2. Adanya gangguan atau penyakit yang diderita.
3. Penggunaan obat-obatan (alcohol, barbiturate, phenothiazine, insulin, steroid,-
blocker.
4. Sepsis, hipotiroid, radang pancreas
C.GEJALA HIPOTERMIA
Gejala dan Indikasi Penyakit Hipotermia
Gejala awal hipotermia apabila suhu < 360C atau kedua kaki dan tangan teraba dingin.
Bila seluruh tubuh bayi teraba dingin, maka bayi sudah mengalami hipotermia sedang (suhu
320C - <360C).
Gigi gemeretakan, merasa sangat letih dan mengantuk yang sangat luar biasa.
Selanjutnya pandangan mulai menjadi kabur, kesigapan mental dan fisik menjadi lamban.
Bila tubuh korban basah, maka serangan hiportemia akan semakin cepat dan hebat.
Selain itu bila angin bertiup kencang, maka pendaki akan cepat sekali kehilangan panas
tubuhnya (faktor wind cill). Jadi kalau badan basah kuyub kehujanan dan angin bertiup
kencang, maka potensi hipotermia menjadi paradoxical feeling of warmt akan semakin
cepat terjadi.
Puncak dari gejala hipotermia adalah korban tidak lagi merasa kedinginan, tapi dia malah
merasa kepanasan (dlm bukunya Norman Edwin disebut paradoxical feeling of warmt).
Oleh karena itu si korban akan melepas bajunya satu per satu dan tetap masih merasa
kepanasan.
Hipotermia menyerang saraf dan bergerak dengan pelan, oleh karena itu sang korban tidak
merasa kalau dia menjadi korban hipotermia. Dari sejak korban tidak bisa menahan
kedinginan sampai malah merasa kepanasan di tengah udara yang terasa membekukan,
korban biasanya tidak sadar kalau dia telah terserang hipotermia.
Dalam kasus penderita hipotermia yang sampai pada taraf paradoxical feeling of warmt
selain merasa kepanasan dia juga terkena halusinasi. Akan tetapi, dalam banyak hal lainnya,
halusinasi juga telah terjadi walau si korban tidak sampai mengalami paradoxical feeling of
warmt. Yang jelas, ketika si korban hipotermia sudah kehilangan kesadaran, maka dia
akan mudah terkena halusinasi. Dan faktor halusinasi ini yg sangat berbahaya karena korban
akan melihat bermacam-macam hal dan dia akan mengejar apa yg dilihatnya itu tanpa
menghiraukan apa-apa yg ada di hadapannya. Jadi tidaklah mengherankan kalau banyak
korban hipotermia ditemukan jatuh ke jurang telah meninggal dunia.
Pada bayi gejalanya bisa berupa:
- Bayi tampak mengantuk
- Kulitnya pucat dan dingin
- Lemah
- Lesu
- Menggigil.
Hipotermia bisa menyebabkanhipoglikemia (kadar gula darah yang rendah), asidosis
metabolik (keasaman darah yang tinggi) dan kematian. Tubuh dengan cepat menggunakan
energi agar tetap hangat, sehingga pada saat kedinginan bayi memerlukan lebih banyak
oksigen. Karena itu, hipotermia bisa menyebabkan berkurangnya aliran oksigen ke jaringan.
D.DIAGNOSA HIPOTERMIA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan hasil
pengukuran suhu tubuh.
minuman alkohol. Segeralah cari bantuan medis. Bila kita melakukan kegiatan luar ruangan
(pendakian gunung khususnya) pada musim hujan atau di daerah dengan curah hujan tinggi,
harus membawa jas hujan, pakaian hangat (jaket tahan air dan tahan angin) dan pakaian ganti
yang berlebih dua tiga stel, serta kaus tangan dan topi ninja juga sangat penting.
Perlengkapan yang tidak kalah pentingnya adalah sepatu pendakian yang baik dan dapat
menutupi sampai mata kaki, jangan pakai sendal gunung atau bahkan jangan pakai sendal
jepit. Bawa makanan yang cepat dibakar menjadi kalori, seperti gula jawa, coklat dll.
B.HIPERTERMI A
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas titik pengaturan hipotalamus bila
mekanisme pengeluaran panas terganggu (oleh obat dan penyakit) atau dipengarhui oleh
panas eksternal (lingkungan) atau internal (metabolik)
Sengatan panas (heat stroke) per definisi adalah penyakit berat dengan ciri
temperatur inti > 40 derajat celcius disertai kulit panas dan kering serta abnormalitas sistem
saraf pusat seperti delirium, kejang, atau koma yang disebabkan oleh pajanan panas
lingkungan (sengatan panas klasik) atau kegiatan fisik yang berat. Lingkungan yang terlalu
panas juga berbahaya bagi bayi. Keadaan ini terjadi bila bayi diletakkan dekat dengan sumber
panas, dalam ruangan yang udaranya panas, terlalu banyak pakaian dan selimut.
Gejala hipertermia pada bayi baru lahir :
Suhu tubuh bayi > 37,5 C
Frekuensi nafas bayi > 60 x / menit
Tanda-tanda dehidrasi yaitu berat badan menurun, turgor kulit kurang, jumlah urine berkurang
A. PATOFISIOLOG I
Sengatan panas didefinisikan sebagai kegagalan akut pemeliharaan suhu tubuh
normal dalam mengatasi lingkungan yang panas. Orang tua biasanya mengalami sengatan
panas yang tidak terkait aktifitas karena gangguan kehilangan panas dan kegagalan
mekanisme homeostatik. Seperti pada hipotermia, kerentanan usia lanjut terhadap serangan
panas berhubungan dengan penyakit dan perubahan fisiologis.
Teknik kedua yaitu regional perfusion, untuk mengobati kanker di lengan dan kaki,
atau di dalam organ-organ tubuh seperti hati dan paru-paru. Caranya, sebagian darah
penderita dikeluarkan, dipanaskan, lalu dipompa kembali ke dalam lengan, kaki, atau organ
tersebut. Teknik ini biasanya dilakukan bersamaan dengan kemoterapi.
digunakan untuk mengobati kanker di dalam rongga perut seperti peritoneal mesothelioma.
Selama pembedahan, obat kemoterapi dipanaskan kemudian dialirkan ke dalam rongga perut,
sehingga suhunya mencapai 41,1-42,2oC.
F.HIPERTERMIA TOTAL
Untuk kanker yang sudah bermetastase (menyebar) ke seluruh tubuh, dilakukan
hipertermia total (whole body hyperthermia). Penderita diselimuti dengan selimut listrik atau
air panas, atau dimasukkan ke dalam ruang panas (semacam inkubator) untuk membuat suhu
tubuhnya meningkat sampai 41,7-43,8oC.
Terapi hipertermia terbukti dapat meningkatkan efektivitas radioterapi maupun
kemoterapi. Banyak lokasi yang dapat dicapai, antara lain kanker di kepala dan leher, kanker
payudara, paru-paru, liver, rongga perut, leher rahim, usus, kandungan, prostat, kulit, tulang.
Jenis kanker yang dapat diterapi pun macam-macam, dariadenocarcinoma,
melanoma, carcinoma, thymoma, mesothelioma, lymphoma, sarcoma, squamous cell, basa
cell.
Pengobatan hipertermia dilakukan 2-3 kali seminggu, dan tiap seri terdiri atas 6-10
kali terapi. Efektivitasnya tergantung pada sejauh mana suhu tubuh berhasil ditingkatkan,
berapa lama berhasil dipertahankan, selain juga tergantung pada karakteristik sel dan jaringan
yang diterapi. Selama terapi suhunya terus dipantau menggunakan termometer mini, agar
suhu yang diinginkan dapat tercapai tetapi tidak terlampaui. Panas buatan ini dipertahankan
selama satu jam.
Yang sering terjadi adalah rasa panas (seperti terbakar), bengkak berisi cairan (mlenthung
Jw), tidak nyaman, bahkan sakit.
Teknik perfusi dapat menyebabkan pembengkakan jaringan, penggumpalan darah,
perdarahan, atau gangguan lain di area yang diterapi. Tetapi efek samping ini bersifat
sementara. Sedang whole body hyperthermia dapat menimbulkan efek samping yang lebih
serius tetapi jarang terjadi seperti kelainan jantung dan pembuluh darah. Kadang efek
samping yang muncul malah diare, mual, atau muntah.
8. Renal
Oliguria
9. Study diagnostik
Kadar glukosa serum, untuk mengidentifikasi penurunan yang disebabkan energi yang
digunakan untuk respon terhadap dingin atau panas
Analisa gas darah, untuk menentukan peningkatan karbondoksida dan penurunan kadar
oksigen, mengindikasikan resiko acidosis
Kadar Blood Urea Nitrogen, peningkatan mengindikasikan kerusakan fungsi ginjal dan
potensila oliguri
Study elektrolit, untuk mengidentifikasi peningkatan potasium yang berhubungan dengan
kerusakan fungsi ginjal
Kultur cairan tubuh, untuk mengidentifikasi adanya infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Kartika, Dela. 2009. Hipotermia dan Hipertermia. (online)