Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS SWOT

Nama /Jabatan : dr. MOOH. YANDI PRIYADI


Jabatan : Kepala Puskesmas
Instansi : Puskesmas Babirik Hulu Sungai Utara
Area PP : Layanan Kesehatan Peduli Remaja (Adolescent
Friendly) Terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja
Pada Puskesmas Babirik Hulu Sungai Utara

A. Kendala : Internal dan Eksternal

Tabel dentifikasi Faktor Internal Dan Eksternal


IDENTIFIKASI FAKTOR INTERNAL
Strenghts (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan)
S1 Tingginya motivasi dan W1 Layanan yang
belum
komitmen tenaga kesehatan bersimpati terhadap kaum
dan para medis untuk muda;
meningkatkan kinerja layanan
terhadap kesehatan remaja;
S2 Tersedianya sarana dan W2 Kurangnya koordinasi;
prasarana peningkatan
layanan;
S3 Tersedianya tenaga kesehatan W3 Anggara yang masih terbatas.
dan para medis yang siap
melayani.
IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL
Opportunities (Peluang) Threats (Tantangan)
O1 Banyaknya jumlah/populasi T1 Belum terkoordinasinya
anak-anak dan remaja; Layanan Kesehatan Peduli
Remaja di sekolah dan
masyarakat;
O2 Tuntutan terhadap layanan T2 Kegiatan pembinaan
kesehatan yang lebih peduli kesehatan remaja khususnya
pada remaja; kesehatan reproduksi belum
menjadi fokus utama arah
kebijakan bidang kesehatan
Dinas Kesehatan;
O3 Tebukanya peluang dan T3 Kurangnya kerjasama dengan
kerjasama dengan pihak lain. lintas sektor dan lintas program
pada pelaksanaan Layanan
Kesehatan Peduli Remaja.

Hal ini menunjukan bahwa seluruh faktor saling berinteraksi dan


bersinergi dengan segala kekuatannya dan kelemahannya untuk dapat
menangkap peluang dan mengatasi segala ancaman.
1. Matriks Urgensi Faktor Internal dan Eksternal
Hasil identifikasi faktor dominan baik internal dan eksternal pada
pelaksanaan Pelayanan Administrasi Purna Tugas (Purtus) Berbasis
Website Pada Sub Bidang Mutasi Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Tanah Bumbu dapat dilihat pada Tabel 2. Yang menunjukan
saling berinteraksi dan bersinergi segala kekuatannya dan kelemahannya
untuk dapat menangkap peluang dan mengatasi segala ancaman.

Tabel 2 Matriks Urgensi Faktor Internal Dan Eksternal


MATRIKS URGENSI FAKTOR INTERNAL
Faktor Lebih Urgen
No Faktor Internal NU BF
a b c d e f

Strenghts (Kekuatan) (S)


a Tingginya motivasi dan komitmen tenaga
kesehatan dan para medis untuk
b c d a a 2 13,33
meningkatkan kinerja layanan terhadap
kesehatan remaja;
b Tersedianya sarana dan prasarana
b c b b f 3 20,00
peningkatan layanan;
c Tersedianya tenaga kesehatan dan para
c c c c f 4 26,67
medis yang siap melayani.
Weaknesses (Kelemahan) (W)
d Layanan yang belum bersimpati
d b c d d 3 20,00
terhadap kaum muda;
e Kurangnya koordinasi; a b c d e 1 6,67
f Anggara yang masih terbatas. a f f d e 2 13,33
TOTAL NILAI URGENSI (TNU) 15
MATRIKS URGENSI FAKTOR EKSTERNAL
Faktor Lebih Urgen
No Faktor Eksternal NU BF
a b c d e f
Opportunities (Peluang) (O)
a Banyaknya jumlah/populasi anak-anak
b c a a a 3 20,00
dan remaja;
b Tuntutan terhadap layanan kesehatan
b b b b f 4 26,67
yang lebih peduli pada remaja;
c Tebukanya peluang dan kerjasama
c b d e c 2 13,33
dengan pihak lain.
Threats (Tantangan) (T)
d Belum terkoordinasinya Layanan
Kesehatan Peduli Remaja di sekolah dan a b d d f 2 13,33
masyarakat;
e Kegiatan pembinaan kesehatan remaja
khususnya kesehatan reproduksi belum
a b e d e 2 13,33
menjadi fokus utama arah kebijakan
bidang kesehatan Dinas Kesehatan;
f Kurangnya kerjasama dengan lintas
sektor dan lintas program pada
a f c f e 2 13,33
pelaksanaan Layanan Kesehatan Peduli
Remaja.
TOTAL NILAI URGENSI (TNU) 15

Pada Tabel 2 tersebut di atas dapat dilihat dan tergambar faktor-


faktor yang mempengaruhi dan sangat menentukan keberhasilan suatu
organisasi untuk memanfaatkan kekuatan dan meraih peluang dengan
mengatasi kelemahan dan ancaman (faktor internal dan faktor eksternal).
Faktor internal dan eksternal ini dinilai lagi kemampuan urgensinya
(kepentingannya) berdasarkan personal adjusment dengan jalan
membandingkan antar faktor satu persatu secara berurutan dan
berhierarkhi dalam bentuk masing-masing matrik urgensi internal dan
eksternal sehingga didapat nilai urgensinya (NU) beserta nilai bobot
faktornya (BF dalam %).
Perbandingan pada faktor yang sama tidak diberi nilai sedangkan
perbandingan dengan faktor lainnya diberi nilai sesuai besaran
urgensinya yang dalam hal ini nilainya berupa huruf dari faktor yang
bersangkutan, yang dapat dilihat pada Tabel 2 di atas. Dapat dijelaskan
bahwa jumlah huruf dari masing-masing faktor dijumlahkan pada baris
maupun kolom nilainya harus sama. Ketentuan lainnya adalah nilai total
faktor internal dan eksternal maksimal adalah 15 dengan nilai bobot
diperoleh dari perkalian jumlah nilai urgensi per 15 dan dikalikan 100%.

2. Memilih dan Menetapkan Faktor Kunci Keberhasilan (FKK)


Berdasarkan hasil matrik urgensi faktor internal dan eksternal
diperoleh total nilai urgensi (NU) dan bobot faktor (BF %) pada masing-
masing faktor baik internal (kekuatan dan kelemahan) maupun eksternal
(peluang dan ancaman) yang dimasukan ke dalam evaluasi faktor internal
dan eksternal Tabel 2 di atas.
Dalam tabel tersebut terdapat juga nilai keterkaitan (NK) yang
cara menilainya sama dengan matrik urgensi tetapi nilai keterkaitan
langsung menggunakan angka dari personal adjustment menggunakan
skala Likert. Pada kisaran nilai keterkaitan ini adalah 1 sampai dengan 5,
yang berarti 1 = kurang terkait, 2 = cukup terkait, 3 = terkait, 4 = sangat
terkait, dan 5 = amat sangat terkait, sedangkan perbandingan faktor yang
sama tidak dinilai.
Selain itu terdapat nilai dukung (ND) yang merupakan nilai
dukungan suatu faktor berdasarkan personal adjusment terhadap misi,
tugas dan fungsinya. Kisaran nilai dukung ini juga antara 1 sampai
dengan 5, yang berarti 1 = tidak mendukung, 2 = kurang mendukung, 3 =
cukup mendukung, 4 = mendukung, dan 5 = sangat mendukung suatu
faktor terhadap misi, tugas dan fungsi dari Puskesmas Babirik Hulu
Sungai Utara, nilai dukung (ND) setidaknya sama dengan atau lebih
besar dari nilai urgensi (NU).
Evaluasi faktor internal dan eksternal pada tabel 3 meliputi antara
lain :
a. Nilai Bobot Dukungan (NBD) adalah perkalian antara nilai dukung
(ND) dengan Bobot Faktor (BF%);
b. Nilai Rata-rata Keterkaitan (NRK) adalah Total Nilai Keterkaitan (TNK)
dibagi dengan jumlah faktor internal dan eksternal dikurang 1.
c. Nilai Bobot Keterkaitan (NBK) merupakan perkalian antara Nilai Rata-
Rata Keterkaitan (NRK) dengan Bobot Faktor (BF%);
d. Total Nilai Bobot (TNB) adalah penjumlahan antara Nilai Bobot
Dukung (NBD) dengan Nilai Bobot Keterkaitan (NBK);
e. Faktor Kunci Keberhasilan (FKK) didapat dengan mengambil dua nilai
terbesar dari masing-masing unsur kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman;
Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, maka hasil perhitungan
penilaian kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang berupa
evaluasi faktor internal dan eksternal dapat dilihat pada Tabel 3. berikut
ini.
Tabel 3. Evaluasi Faktor Internal Dan Eksternal
NILAI KETERKAITAN
NO FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL NU BF ND NBD TNK NRK NBK TNB FKK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

FAKTOR INTERNAL
Strenghts (S)
1 Tingginya motivasi dan komitmen tenaga kesehatan
dan para medis untuk meningkatkan kinerja 2 0,133 2 0,27 4 4 5 3 4 5 5 4 4 4 4 46 2,83 0,38 0,64
layanan terhadap kesehatan remaja;
2 Tersedianya sarana dan prasarana peningkatan
3 0,200 2 0,40 4 3 5 5 3 4 3 5 4 5 45 2,75 0,55 0,95 2
layanan; 4
3 Tersedianya tenaga kesehatan dan para medis
4 0,267 3 0,80 4 3 3 4 4 4 5 5 4 4 4 44 2,67 0,71 1,51 1
yang siap melayani.
3,11
Weaknesses (W)
4 Layanan yang belum bersimpati terhadap kaum
3 0,200 2 0,40 5 5 3 4 5 4 5 5 3 4 4 47 2,92 0,58 0,98 1
muda;
5 Kurangnya koordinasi; 1 0,067 1 0,07 3 5 4 4 3 5 4 5 4 5 3 45 2,75 0,18 0,25
6 Anggara yang masih terbatas. 2 0,133 2 0,27 4 3 4 5 3 3 4 5 5 4 5 45 2,75 0,37 0,63 2
15,00 1,000 1,87
FAKTOR EKSTERNAL
Oppurtunities (O)
7 Banyaknya jumlah/populasi anak-anak dan remaja; 3 0,200 3 0,60 5 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4 46 2,83 0,57 1,17 2
8 Tuntutan terhadap layanan kesehatan yang lebih
4 0,267 3 0,80 5 3 5 5 4 4 4 5 3 4 3 45 2,75 0,73 1,53 1
peduli pada remaja;
9 Tebukanya peluang dan kerjasama dengan pihak
2 0,133 2 0,27 4 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 50 3,17 0,42 0,69
lain.
3,39
Threats (T)
10 Belum terkoordinasinya Layanan Kesehatan
2 0,133 2 0,27 4 5 4 3 4 5 4 3 3 5 5 45 2,75 0,37 0,63 2
Peduli Remaja di sekolah dan masyarakat;
11 Kegiatan pembinaan kesehatan remaja 2 0,133 2 0,27 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 46 2,83 0,38 0,64 1
khususnya kesehatan reproduksi belum
menjadi fokus utama arah kebijakan bidang
kesehatan Dinas Kesehatan;
12 Kurangnya kerjasama dengan lintas sektor
dan lintas program pada pelaksanaan 2 0,133 2 0,27 4 4 4 4 3 5 4 3 4 5 4 44 2,67 0,36 0,62
Layanan Kesehatan Peduli Remaja.
15 1,000 1,86
Berdasarkan Tabel 3. tersebut di atas dihasilkan Faktor Kunci
Keberhasilan (FKK) dengan mengambil dua nilai terbesar dari masing-
masing unsur kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, maka hasil perhitungan
penilaian kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang berupa
evaluasi faktor internal dan eksternal dapat dilihat pada Tabel 4. berikut
ini.

Tabel 4. Faktor-Faktor Kunci Keberhasilan


IDENTIFIKASI FAKTOR INTERNAL
Strenghts (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan)
1 Tersedianya tenaga kesehatan dan 1 Layanan yang belum bersimpati
para medis yang siap melayani; terhadap kaum muda;
2 Tersedianya sarana dan prasarana 2 Anggara yang masih terbatas.
peningkatan layanan.
IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL
Opportunities (Peluang) Threats (Tantangan)
1 Tuntutan terhadap layanan kesehatan 1 Kegiatan pembinaan kesehatan
yang lebih peduli pada kaum muda; remaja khususnya kesehatan
reproduksi belum menjadi fokus
utama arah kebijakan bidang
kesehatan Dinas Kesehatan;
2 Banyaknya jumlah/populasi remaja. 2 Belum terkoordinasinya Layanan
Kesehatan Peduli Remaja di
sekolah dan masyarakat.

Berdasarkan Tabel 4. tersebut dapat dihasilkan Faktor Kunci


Keberhasilan (FKK) dengan mengambil dua nilai terbesar dari masing-
masing unsur kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.

3. Menetapkan Peta Organisasi


Berdasarkan perhitungan pada Tabel 3, maka dapat dibuat peta
organisasi berupa penentuan wilayah kuadran berdasarkan sumbu
vertikal S-W dan horizontal O-T. Jelasnya seperti Gambar 1. berikut ini :
S = 3,11

Y = 1,24

KW KW

II I
T = 1,86 O = 3,39

X = 1,49

KW KW

IV III
W = 1,87
Gambar 1. Kuadran Peta Organisasi Proyek Perubahan

Pada Gambar 1. dapat dilihat bahwa Total Nilai Bobot (TNB)


kekuatan 3,11, peluang 3,39, kelemahan 1,87 dan tantangan 1,86. Nilai
kekuatan yang sebenarnya adalah hasil pengurangan nilai kekuatan
dengan kelemahan yaitu 3,11 1,87 = 1,24 sedangkan nilai peluang
sebenarnya adalah hasil pengurangan nilai peluang dengan tantangan,
yaitu 3,39 1,86 = 1,49. Hasil perpotongan kedua nilai tersebut berada
pada kuadran I yang mencirikan arah kekuatan organisasi yang ekspansif
atau selalu berkembang. Gambar 1 memperlihatkan bahwa dengan
menggunakan kekuatan 3,11 akan memanfaatkan peluang sebesar 3,39,
dapat pula disimpulkan bahwa kekuatan organisasi berada di kuadran I
yang artinya dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk meraih
peluang yang ada akan dapat di capai.

Strategi untuk mengatasi kendala diformulasikan dengan


menggunakan analisis SWOT disajikan pada tabel berikut ini :
Diagram 1. Formulasi Strategi Swot
INTERNAL S1 S2
Tersedianya tenaga kesehatan dan Tersedianya sarana dan
EKSTERNAL para medis yang siap melayani. prasarana peningkatan layanan.
O1 Strategi S1O1 Strategi S2O1
Tuntutan terhadap Dayagunakan tenaga kesehatan Optimalkan ketersediaan sarana
layanan kesehatan dan para medis untuk memberikan dalam memberikan pelayanan
yang lebih peduli pada layanan kesehatan peduli remaja yang menyasar remaja;
remaja; terutama kesehatan reproduksi
remaka putri;
O2 Strategi S1O2 Strategi S2O2
Banyaknya Optimalkan tenaga kesehatan dan Manfaatkan sarana yang ada
jumlah/populasi anak- para medis untuk memberikan untuk dapat meningkatkan
anak dan remaja. pelayanan kepada yang lebih kesehata anak-anak dan remaja.
menyasar kepada anak-anak dan
remaja.

Selanjutnya terhadap 4 strategi yang telah dirumuskan tersebut di


atas, akan dilakukan pemilihan strategi prioritas untuk dapat menetapkan
strategi yang akan dilaksanakan dalam jangka pendek, jangka menengah
dan jangka panjang dengan menggunakan teknik analisis tapisan
sebagaimana yang dikemukakan oleh Mc Namara tabel di bawah ini.

Tabel 5. Teori Tapisan


No. Strategi Efektifitas Kemudahan Biaya Total Rangking
1. Dayagunakan tenaga kesehatan 5 5 5 15 I
dan para medis untuk
memberikan layanan kesehatan
peduli remaja terutama kesehatan
reproduksi remaka putri;
2. Optimalkan ketersediaan sarana 5 5 4 14 II
dalam memberikan pelayanan
yang menyasar remaja;
3. Optimalkan tenaga kesehatan dan 5 5 3 13 III
para medis untuk memberikan
pelayanan kepada yang lebih
menyasar kepada anak-anak dan
remaja;
4. Manfaatkan sarana yang ada 5 4 3 12 IV
untuk dapat meningkatkan
kesehata anak-anak dan remaja.
* Alatenatif yang dipilih adalah nomor 1

Untuk mengatasi permasalahan yang ada dengan menggunakan teori


tapisan Mc Namara terhadap permasalahan Belum optimalnya
pelaksanaan pelayanan, membina dan mengembangkan upaya
kesehatan secara terpadu, maka strategi prioritas yang digunakan adalah :
Layanan Kesehatan Peduli Remaja (Adolescent Friendly)
Terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja Pada Puskesmas
Babirik Hulu Sungai Utara, hal ini sesuai dengan tugas dan fungsi
Puskesmas Babirik Hulu Sungai Utara.

Anda mungkin juga menyukai