SKILLS LAB.
SISTIM HEMATOLOGI
Tim Penyusun :
Prof.dr.Mansyur Arif, SpPK(K),Ph.D
dr. Sri Julyani, M.Kes, SpPK
Indikasi
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk menunjang hasil anamnesis dan pemeriksaan
fisis yang akan mengarahkan pada diagnosis penderita maupun untuk menilai perjalanan
penyakit dan prognosisnya.
Kegiatan dilakukan dalam bentuk alih keterampilan dengan arahan dari instruktur.
1
DESKRIPSI KEGIATAN
2
PEMBUATAN DAN PEWARNAAN SEDIAAN APUS
Sediaan apus darah tepi adalah suatu cara yang sampai saat ini masih digunakan pada
pemeriksaan di laboratorium. Prinsip pemeriksaan sediaan apus ini adalah dengan
meneteskan darah lalu dipaparkan di atas objek glass,kemudian dilakukan pengecatan dan
diperiksa dibawah mikroskop.
4. Dengan gerakan yang tetap, kaca penghapus didorong sehingga terbentuk apusan
darah sepanjang 3 4 cm pada kaca objek. Darah harus habis sebelum kaca
penghapus mencapai ujung lain dari kaca objek. Apusan darah tidak bolah terlalu
tipis atau terlalu tebal, ketebalan ini dapat diatur dengan mengubah sudut antara
kedua kaca objek dan kecepatan menggeser. Makin besar sudut atau makin cepat
4
menggeser, maka makin tipis apusan darah yang dihasilkan.
5. Apusan darah dibiarkan mengering di udara terbuka. Identitas pasien ditulis pada
bagian belakang apusan dengan menggunakan kertas label.
2. Pengecatan Giemza
a. Letakkan sediaan apus diatas rak pengecatan
b. Fiksasi sediaan apus dengan metanol absolut, hingga memenuhi sediaan.
Biarkan 2 3 menit.
c. Buang kelebihan methanol kemudian genangi sediaan apus dengan zat warn
Giemsa yang baru diencerkan. Larutan Giemsa yang dipakai adalah larutan 5%
yang telah diencerkan terlebih dulu dengan larutan dapar. Biarkan selama 20
30 menit.
d. Bilas dengan air ledeng, mula-mula dengan aliran lambat kemudian lebih kuat
dengan tujuan menghilangkan semua kelebihan zat warna. Letakkan sediaan
hapus dalam rak dalam posisi tegak dan biarkan mengering.
5
3. Pewarnaan May Grunwald Giemsa (MGG)
a. Letakkan sediaan apus yang telah difiksasi diatas rak pewamaan
b. Genangi sediaan apus dengan zat warna May Grunwald yang siap pakai,
biarkan 2 menit
c. Tambahkan larutan buffer pH 6.4 sama banyak dengan larutan MGG. Tiup agar
larutan dapat tercampur rata dengan zat warna. Biarkan selama 2 menit
d. Bilas dengan air untuk membuang kelebihan zat warna
e. Genangi sedian dengan larutan Giemsa 5% (larutan buffer pH 6.4 10 ml +
Giemsa 0,5 ml) biarkan selama 10-15 menit.
f. Bilas dengan air ledeng , mula-mula dengan aliran lambat kemudian lebih kuat
dengan tujuan menghilangkan semua kelebihan zat warna. Letakkan sedian
dalam posisi tegak dan biarkan kering.
6
Evaluasi sedian apus :
1. Evaluasi Eritrosit
Yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi eritrosit adalah morfologi, perhatikan:
a. Ukuran (size): Diameter eritrosit yang normal (normositik) adalah 6 8m atau
kurang lebih sama dengan inti limfosit kecil
b. Bentuk (shape): Bentuknya bikonkaf bundar dimana bagian tepi lebih merah
daripada bagian sentralnya
c. Warns (staining): Bagian sentral lebih pucat disebut akromia sentral yang luasnya
antara. 1/3 -1/2 kali diameter eritrosit
d. Benda-bends inklusi (structure intracel)
e. Distribusi : merata pada lapangan pandang
2. Evaluasi Lekosit
Lekosit adalah sel berinti. Dalam darah tepi yang paling banyak ditemukan adalah sel
polimorfonuklear netrofil (PMN). Jenis lekosit yang normal yang ditemukan dalam
darah tepi adalah :
a. eosinofil (1% - 3%),
b. basofil (0-1%),
c. netrofil batang (2%6%),
d. netrofil segmen atau sel PMN (50%-70%),
e. limfosit (20%-40%)
f. monosit (2%-8%).
Dalam keadaan normal diperkirakan terdapat 1 lekosit per 500 eritrosit
3. Evaluasi Trombosit
Diameter trombosit adalah 1-3 m, tidak berinti, mempunyai granula dan bentuknya
reguler. Perkiraan jumlah trombosit dalam keadaan normal diperkirakan terdapat 1
trombosit per 15 20 eritrosit atau 5 15 per lapangan pandang imersie
7
LAMPIRAN
8
Leukopoesis - Maturation
Granulopoiesis
Basophil
line
Neutrophil
line
Hemoblast Myeloblast
Eosinophil
line
Leukopoesis - Maturation
Lymphopoiesis
9
Leukopoesis - Maturation
Monopoiesis
5 DIFF
Eosinophil
Neutrophil
Lymphocyte
Monocyte
Basophil
10
Leukopoesis - Simple matrix
Large
Immature
Cells
Erythroblasts
Atypical Lymphocytes
Eosinophil
Neutrophil
Monocyte
Lymphocyte
Basophil
11
Leukopoesis - Double DIFF Matrix
Abnormal
IMG immature granular Neutrophil
Metamyelocyte
Myelocyte
Promyelocyte
Myeloblast
Promonocyte
Monoblast
12
Leukopoesis - Double DIFF Matrix
Sezary cell
Prolymphocyte
Erythropoesis - Maturation
Reticulocyte
13
Erythropoesis - Erythroblasts
Fluorescence
Volume
Thrombopoesis
14
Thrombopoesis
Platelet aggregates
Optical detection
Thrombopoesis
Macroplatelets
Macroplatelet detection
15