Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhan beluntas merupakan salah satu tumbuhan liar yang sering


ditemukan diberbagai tempat kecuali tempat yang berair. Beluntas dapat tumbuh
di daerah yang kering pada tanah yang keras dan berbatu, pada daerah dataran
rendah hingga dataran tinggi pada ketinggian 1000 meter dari permukaan laut,
memerlukan cukup cahaya matahari atau sedikit naungan. Beluntas biasa
dijadikan sebagai pembatas pagar pekarangan, pembatas petakan sawah-sawah,
bahkan tidak terurus dan hanya sebagai semak belukar yang dapat ditemukan di
tempat-tempat lapang dan tanah kosong.

Tumbuhan daun beluntas memiliki banyak kandungan zat seperti alkaloid,


flavonoida, tanin, minyak atsiri, asam chlorogenik, natrium, kalium,
magnesium, fosfor, dan lain-lain yang dapat menyembuhkan penyakit. Sehingga,
oleh masyarakat tradisional tanaman ini sering digunakan sebagai obat-
obatan. Beluntas biasanya digunakan masyarakat untuk menghilangkan bau
badan, meningkatkan nafsu makan, melancarkan pencernaan, mengatasi nyeri
persendian, nyeri otot, nyeri saat menstruasi, menurunkan demam,
mengeluarkan keringat, mengobati scabies, dan tuberkulosis (TBC) kelenjar
getah bening. Akar beluntas berkhasiat sebagai penyegar tubuh, mengeluarkan
keringat, dan mengatasi nyeri persendian. Selain itu daun beluntas juga sering
dikonsumsi oleh masyarakat sebagai lalapan.

Seiring dengan berkembangnya zaman, inovasi pun terus bermunculan.


Selain sebagai lalapan, daun beluntas juga dapat diolah menjadi suatu produk
makanan, salah satunya keripik. Keripik merupakan salah satu makanan ringan
yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Makanan ringan ini mudah
dijumpai di mana saja, selain rasanya yang enak, harganya pun relatif terjangkau.
Keripik biasanya dijadikan sebagai camilan, atau juga dapat dijadikan pelengkap
saat makan.

1
Adanya keripik daun beluntas ini diharapkan dapat menjadi peluang usaha
bagi masyarakat dan meningkatkan nilai ekonomi dari daun beluntas itu sendiri.
Oleh karena itu, penulis terdorong untuk mengolah daun beluntas tersebut menjadi
makanan camilan, yaitu Keripik Pedas Daun Beluntas.

1.2 Batasan masalah

Batasan masalah dalam makalah ini yaitu, membuat keripik yang berbahan
dasar dari daun beluntas.

1.3 Rumusan masalah

1. Apa itu daun beluntas?


2. Apa saja kandungan dan manfaat dari daun beluntas?
3. Bagaimana proses pembuatan keripik pedas daun beluntas?
4. Bagaimana cara pemasaran keripik pedas daun beluntas?

1.4 Tujuan

1. Untuk mengetahui dan mengenali daun beluntas.


2. Untuk mengetahui kandungan dan manfaat dari daun beluntas.
3. Untuk mengetahui cara mengolah keripik pedas daun beluntas.
4. Untuk mengetahui cara pemasaran keripik pedas daun beluntas.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Daun Beluntas (Pluchea Indica (L.))

Beluntas merupakan tanaman perdu dengan tinggi sekitar 1-1.5 m,


berbatang tegak, berbentuk bulat, berkayu dan bercabang banyak. Daunnya
tunggal dengan panjang 3.8-6.4 cm dan lebar sekitar 2-4 cm, berbentuk bulat
telur, berbulu halus dan berwarna hijau muda. Bunga tanaman beluntas
merupakan bunga majemuk berukuran kecil yang memiliki dua kepala putik
berbentuk seperti jarum. Umumnya tumbuhan ini ditanam sebagai tanaman pagar
atau bahkan tumbuh liar, tingginya bisa mencapai 3 meter apabila tidak
dipangkas, sehingga seringkali ditanam sebagai pagar pekarangan. Beluntas dapat
tumbuh di daerah kering pada tanah yang keras dan berbatu, pada daerah dataran
rendah hingga dataran tinggi pada ketinggian 1000 meter dari permukaan laut,
memerlukan cukup cahaya matahari atau sedikit naungan, dan perbanyakannya
dapat dilakukan dengan setek batang pada batang yang cukup tua. (Ardiansyah
2005).

2.1.1 Klasifikasi Daun Beluntas

Klasifikasi Daun Beluntas (Purnomo, 2001)

Kingdom : Plantae

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Genus : Pluchea

Species : Pluchea Indica (L.) Less

3
2.1.2 Kandungan Daun Beluntas

Kandungan kimia daun beluntas adalah alkaloid (0,316%), minyak


atsiri, tannin (2,351%), dan flavonoid (4,18%). Komponen sangat polar
penyusun rendemen terdiri atas senyawa glikosida, asam amino, dan gula serta
senyawa aglikon vitamin C. daun beluntas mengandung protein sebesar 17,78
19,02%, vitamin C sebesar 98,25 mg/100 g, dan karoten sebesar 2.55 g/100 g.
Jenis asam amino penyusun daun beluntas, meliputi leusin, isoleusin, triptofan,
dan treonin. Golongan senyawa aktif yang teridentifikasi dalam daun beluntas
antara lain fenol hi drokuinon, tanin, alkaloid, steroid, dan minyak atsiri
(Ardiansyah et al., 2002). Daun beluntas mengandung alkaloid, flavonoid,
tanin, minyak atsiri, natrium, kalium, aluminium, kalsium, magnesium, dan
fosfor. Sedangkan akarnya mengandung flavonoid dan tannin. (Dalimartha,
1999).

Menurut Aprianti (2010), beluntas mengandung amino (leusin,


isoleusin, triptofan, treonin), lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A dan C.
Daun dan bunga tanaman mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, minyak
atsiri, asam klorgenik, natrium, aluminium, magnesium dan fosfor. Sedangkan
akarnya mengandung flavonoid dan tanin (Ardiansyah, 2005). Berdasarkan
penelitian Rasmeuli (1986), tanaman beluntas juga mengandung benzyl asetat,
benzyl alcohol, serta eugenol.

2.2 Pengolahan Keripik Daun Beluntas

2.2.1 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam pembuatan keripik pedas daun beluntas


terbagi menjadi dua, yaitu bahan pembuatan keripik : daun beluntas, tepung
beras, tepung tapioka, bawang putih, kemiri, ketumbar, garam, penyedap rasa,
air, minyak dan bahan pembuatan bubuk cabai cabai merah dan cabai rawit.

Alat yang digunakan yaitu pisau, wadah, wajan, sutil, saringan, oven,
blender, ayakan, timbangan.

4
2.2.2 Proses Pengolahan

Berikut adalah diagram alir proses pembuatan keripik daun beluntas :

Daun Beluntas

Sortasi

Pencucian

Penirisan

Dengan suhu 80
Bahan :
Blancing selama 10-15 menit
Tepung tapioka,
tepung beras, bawang
putih, garam,
Perendaman
ketumbar, kemiri,
penyedap rasa, air
Penirisan

Pencampuran

Penggorengan

Penirisan Minyak

Keripik Daun Beluntas

Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Keripik Daun Beluntas

5
Berikut adalah diagram alir proses pembuatan bubuk cabai:

Cabai Merah dan


Cabai Rawit Segar

Sortasi

Pengeringan

Penggilingan

Pengayakan

Garam
Pencampuran

Bubuk Cabai

Gambar 2. Diagram Alir Proses Pembuatan Bubuk Cabai

6
Berikut diagram alir proses pencampuran keripik daun beluntas dengan bubuk
cabai :

Bubuk Cabai

Pencampuran Dengan
Keripik Daun Beluntas

Keripik Pedas
Daun Beluntas

Gambar 3. Diagram Alir Pencampuran Keripik Daun Beluntas dengan


Bubuk Cabai

Prosedur Kerja Pembuatan Keripik Daun Beluntas :

Pembuatan Keripik Daun Beluntas :

1. Daun Beluntas disortasi.

2. Dilakukan pencucian setelah itu ditiriskan

3. Dilakukan blancing selama 8-10 menit pada suhu 80 C.

4. Dilakukan perendaman dengan air biasa selama 1-3 menit, setelah itu
ditiriskan.

5. Bahan bahan dihaluskan dengan menggunakan blender (daun beluntas,


bawang putih 8 siung, kemiri 50 gr, ketumbar 5 gr, garam 15 gr, penyedap
rasa 5 gr, air secukupnya).

6. Bahan yang sudah halus dicampurkan dengan tepung beras 500 gr dan
tepung tapioka 100 gr, kemudian ditambahkan air secukupnya.

7. Dicelupkan daun beluntas ke dalam adonan, lalu digoreng hingga warna


berubah menjadi kekuningan.

7
Prosedur Kerja Pembuatan Bumbu Cabai :

1. Disediakan cabai merah 250 gr dan cabai rawit 500 gr.

2. Dilakukan sortasi, kemudian dilakukan pencucian.

3. Cabai dipotong menjadi ukuran lebih kecil, setelah itu cabai dikeringkan di
dalam oven pada suhu 120 C selama 3 jam.

4. Cabai digiling dengan menggunakan blender sampai cabai menjadi bubuk.

5. Dilakukan pengayakan.

6. Dilakukan pencampuran bubuk cabai dengan garam secukupnya.

Prosedur kerja proses pencampuran keripik daun beluntas dengan bubuk


cabai :

1. Bubuk cabai yang sudah jadi dicampur dengan keripik daun beluntas

2. Keripik pedas daun beluntas siap disajikan.

2.3 Pemasaran Keripik Pedas Daun Beluntas

2.3.1 Harga Bahan Baku

Harga bahan pokok keripik pedas daun beluntas :

No. Bahan Jumlah Harga


1. Daun beluntas 300 gr -
2. Cabai Merah Besar 250 gr Rp 10.000,00
3. Cabai Rawit 500 gr Rp 14.000,00
4. Bawang Putih 250 gr Rp 6.500,00
5. Garam 200 gr Rp 2.500,00
6. Tepung Tapioka 500 gr Rp 5.000,00
7. Tepung Beras 500 gr Rp 7.000,00
8. Minyak Goreng 2 liter Rp 26.000,00
9. Kemiri 50 gr Rp 2.000,00
10. Ketumbar 6 gr Rp. 2.000,00
Total Rp 75.000,00

Tabel 1. Harga Bahan Pokok

8
2.3.2 Harga Jual Produk

1 bungkus keripik pedas daun beluntas per 50 gr : Rp 10.000,00

1 bungkus keripik pedas daun beluntas per 75 gr : Rp 15.000,00

1 bungkus keripik pedas daun beluntas per 100 gr : Rp 20.000,00

Berat bersih keripik 1kg

50 gr x 4 = Rp 40.000,00

75 gr x 4 = Rp 60.000,00

100 gr x 5 = Rp 100.000,00

Total Harga Jual = Rp 40.000 + Rp 60.000 + Rp 100.000 = Rp 200.000,00

Total laba = Total Harga Jual - Modal Awal

= Rp 200.000,00 - Rp 75.000,00

= Rp 125.000,00 /hari

2.3.3 Sasaran produk

Kebutuhan akan pangan di masyarakat terus meningkat, seperti keripik


pedas daun beluntas ini, dapat dijadikan sebagai camilan setiap hari, jajanan, dan
oleh-oleh. Produk keripik pedas daun beluntas diproses secara alami sehingga
menghasilkan produk yang berkualitas dan tanpa adanya bahan pengawet. Keripik
pedas daun beluntas ini dapat dikonsumsi oleh semua kalangan masyarakat.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tumbuhan beluntas merupakan salah satu tumbuhan liar yang sering


ditemukan diberbagai tempat kecuali tempat yang berair. Tumbuhan daun
beluntas memiliki banyak kandungan zat seperti alkaloid, flavonoida, tanin,
minyak atsiri, asam chlorogenik, natrium, kalium, magnesium, fosfor, dan lain-
lain yang dapat menyembuhkan penyakit.

Daun beluntas dapat diolah menjadi suatu produk yaitu keripik pedas daun
beluntas. Pembuatan produk ini dimulai dengan membuat keripik daun beluntas
terlebih dahulu, lalu membuat bubuk cabai dan dilanjutkan dengan pencampuran
kedua bahan jadi tersebut.

10
DAFTAR PUSTAKA

Apriyanti, Maya. 2010. 10 Tanaman Obat. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Ardiansyah, L. Nuraida dan N. Andarwulan. 2002. Aktivitas Antibakteri Ekstrak


Daun Beluntas (Pluchea indica Less.). Malang: Prosiding Seminar
Tahunan PATPI.

Ardiansyah, 2005. Daun Beluntas Sebagai Bahan Antibakteri dan Antioksidan.


Tersedia dari: http://www. berita iptek.com.

Dalimartha, S. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid I. Trubus Agriwidya :


Jakarta.

Purnomo, M. 2001. Isolasi Flavonoid dari Daun Beluntas (Pluchea indica Less)
Yang Mempunyai Aktivitas Antimikroba Terhadap Penyebab Bau
Keringat Secara Bioutografi [Thesis]. Universitas Airlangga.
Surabaya.

Rasmehuli. 1986. Pemeriksaan Minyak Atsiri dan Flavonoid dari Daun Beluntas
(Pluchea indica Less) [Skripsi]. ITB. Bandung.

11
LAMPIRAN

Proses pembuatan keripik daun beluntas

1. Daun beluntas 4. Daun beluntas setelah


di blancing

PencucianBahan
2. Pencucian daun beluntas 5. Perendaman daun
beluntas

3. Proses blancing daun beluntas 6. Penimbangan bahan untuk


adonan

12
7. Bahan-bahan yang digunakan 10. Penggorengan keripik
untuk membuat keripik

8. Penghalusan bahan

9. Pencampuran adonan
dengan tepung beras dan
tepung tapioka

13
Proses pembuatan bubuk cabai

1. Cabai yang digunakan untuk 4. Pendinginan cabai kering


membuat cabai bubuk

2. Cabai dibelah dan dipotong 5. Penggilingan cabai


menjadi ukuran lebih kecil kering

3. Pengeringan cabai pada 6. Pengayakan bubuk cabai


suhu 120oC selama 3 jam

14
7. Bubuk cabai

Keripik pedas daun beluntas

1. Keripik pedas daun


beluntas

15

Anda mungkin juga menyukai