Konektifitas Dan Permeabilitas
Konektifitas Dan Permeabilitas
Kota adalah pusat kehidupan yang didalamnya terdapat berbagai aktivitas dengan mobilitas yag
tinggi dan didominasi oleh lingkungan buatan manusia. Sebuah kota perlu direncanakan dan
dirancang secara efisien, bebas hambatan, memenuhi standard kehidupan yang layak, dan
memberikan kepuasan bagi warga penghuninya. Kota memiliki aspek fisik seperti sarana,
prasarana dan aspek non fisik seperti sosial, ekonomi dan budaya. Sebuah kota memiliki arsitektur
kotanya tersendiri dan arsitektur kota memiiliki kaitannya dengan place making dan sense of place.
Kedua hal tesebut berkaitan dengan manusia (human) dan tempat (place). Prinsip dari place
making adalah adanya keberagaman aktifitas, citra kota (meliputi landmark, node, path, district,
dan noise), dan bentuk kota. Kota yang baik memiliki enam komponen: penggunaan sumber daya
yang efisien, economic viability, strong sense of identity, strong sense of community, connectivity,
attention to details
Konektifitas dan Permeabilitas
Konektifitas adalah salah satu komponen penting untuk diperhatikan terutama bagi pejalan kaki.
Konekifitas dalam arsitektur merupakan jalur yang menghubungkan dua tempat atau lebih dengan
berbagai jalur alternatif sehingga manusia dapat pergi ketempat yang dituju lebih mudah dan cepat.
Konektifitas saat ini lebih banyak difokuskan untuk pejalan kaki karena pesatnya pembangunan
kota menimbulkan jarak tempuh pejalan kaki menjadi lebih jauh akibat morfologi kota yang lebih
mengutamakan bangunan dan kendaraan. Konektivitas yang baik memberikan akses yang mudah
dan menyenangkan bagi pejalan kaki dari pada pengendara mobil. Riset membuktikan bahwa jalur
pejalan kaki yang didesain dan direncanakan dengan baik dan menyenangkan akan meningkatkan
keinginan pejalan kaki untuk berjalan melewatinya. Rata-rata orang dapat berjalan adalah 400
hingga 1000 meter tergantung pada topografi lahan, cuaca, lingkungan untuk berjalan, dan
kemudahan rute.
Sebuah organisasi bernama Sustrans mengatakan bahwa jalur pejalan kaki dan sepeda harus lebih
terlihat dan terakses dibandingkan kendaraan mobil ataupun motor. Jalur alternatif yang kurang
terlihat dapat menjadi sepi bahkan menimbulkan kriminalitas di dalamnya karena kurang terawasi.
Oleh sebab itu, konektifitas perlu didesain dengan matang agar jalu-jalur alternatif dapat
digunakan dengan semsetinya.
Menurut Stephen Marshall, konektifitas dan permeabilitas adalah hal berbeda. Konektifitas adalah
jumlah alternatif jalur yang ada menuju ke suatu tempat sedangkan permeabilitas adalah kapasitas
yang dapat diakomodasi oleh jalur yang tersedia. Pelebaran sebuah jalur dapat meningkatkan
permeabilitas namun dapat menurunkan konektifitas.
Terdapat emapat isu yang mempengaruhi kualitas sebuah permeabilitas jalur, yaitu:
1. Sistem jalan atau tipe pengembangan blok
2. Sitem dari hirarki jalan publik