Anda di halaman 1dari 15

DISUSUN OLEH : ANDIKA

FILUM PROTOZOA
INVERTEBRATA
Dosen Pengampu : Dr. Sonja Verra Tinneke Lumowa, M.Kes

1
I. Topik :
FILUM PROTOZOA

II. Identitas Penyusun :


1. Nama : Andika
2. NIM : 1605015009
3. Kelas : Reguler A 2016
4. Prodi : Pendidikan Biologi
5. Mata Kuliah : Invertebrata
6. Semester : 2 (dua)
7. Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

III. Latar :
1. Tempat : Di rumah
Jln. Siliwangi RT.06 Desa Purwajaya Kec. Loa Janan
2. Waktu : Kamis, 16 Februari 2017
3. Suasana : Gembira, penuh semangat

IV. Pembahasan :

BAB I
FILUM PROTOZOA

A. Pendahuluan
Protozoa berasal dari Bahasa Yunani yakni kata protos, yang artinya
pertama dan zoon yang berarti hewan. Jadi, Protozoa adalah hewan yang
pertama kali dikenal. Protozoa merupakan filum hewan bersel satu yang dapat
melakukan reproduksi seksual (generatif) maupun aseksual (vegetatif)
(Lumowa, 2014 :13).
Protozoa termasuk mikroorganisme (micros = kecil, organisme = makhluk
hidup), besarnya antara 3 mikron sampai 100 mikron. Protozoa merupakan
penghuni tempat berair atau tempat basah (Rusyana, 2011: 5).
Makanan Protozoa meliputi bakteri, jenis protista lain, atau detritus (materi
organik dari organisme mati). Protozoa hidup soliter atau berkoloni. Jika
keadaan lingkungan kurang menguntungkan, protozoa membentuk kista untuk
mempertahankan diri. Cara hidupnya ada yang parasit, saprofit, dan ada yang
hidup bebas (Lumowa, 2014 :13).
Berikut merupakan ciri-ciri umum protozoa;
1. Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof).
2. Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu, bulu getar
(cilia) atau bulu cambuk (flagel).
3. Hidup bebas, saprofit, atau parasit.
4. Organisme bersel tunggal.
5. Eukariotik atau memiliki membran nukleus atau berinti sejati.
6. Dapat membentuk kista untuk bertahan hidup
7. Protozoa mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering maupun basah.
8. Protozoa tidak mempunyai dinding sel.
9. Protozoa merupakan organisme mikroskopis yang prokariot.
Protozoa diklasifikasikan berdasarkan alat geraknya yang terdapat empat
filum Protozoa. Macam-macam klasifikasi protozoa adalah Rhizopoda,
Flagellata, Cilliata, dan Sporozoa.

Gambar 1.1 Klasifikasi Protozoa


Sumber : artikelsiana.com 2015
B. Klasifikasi Protozoa
1. Kelas Rhizopoda
Rhizopoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu rhizo yang berarti akar, dan
podos yang berarti kaki. Rhizopoda juga disebut Sarcodina. Protoplasma
Rhizopoda dapat menjadi kaki semu (pseudopodia; pseudo = semu, pous =
kaki) untuk bergerak dengan gerakan amoeboid (Rusyana, 2011: 6).

Gambar 2.1 Amoeba proteus


Sumber : proprofs.com

a. Karakteristik
Ciri-ciri kelas Rhizopoda;
1) Bentuk sel berubah-ubah.
2) Sitoplasma terdiri dari endoplasma dan ektoplasma.
3) Bersifat heterotrof.
4) Mayoritas hidup di air tawar dan air laut, sebagian hidup di dalam
tubuh hewan atau manusia.
5) Alat geraknya menggunakan kaki semu (pseudopodia).
6) Ukuran tubuhnya antara 200-300 mikron.
7) Menggunakan vakuola makanan sebagai alat pencernaannya.
Memiliki alat ekresi berupa vakuola kontraktil.
8) Pernafasannya dilakukan melalui difusi keseluruhan permukaan
tubuh.
9) Berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner.
Gambar 2.2 Pembelahan biner pada Amoeba proteus
Sumber : fembrisma.wordpress

b. Klasifikasi Rhizopoda
Kelas Rhizopoda dibagi menjadi 5 ordo, yakni:
1) Ordo Lobosa

Mempunyai pseudopodia
pendek dan tumpul serta
terdapat perbedaan yang jelas
antara ektoplasma serta
endoplasma

2) Ordo Filosa

Mempunyai pseudopodia halus


seperti benang dan bercabang-
cabang.
3) Ordo Foraminifera

Mempunyai pseudopodia
panjang dan halus

4) Ordo Helioza

Mempunyai pseudopodia
berbentuk benang yang
radien dan antarfilamen tidak
pernah bersatu membentuk
jala atau anyaman.

5) Ordo Radiolarian

Mempunyai pseudopodia
berupa benang-benang halus
yang tersusun radier dan
bercabang-cabang
membentuk jala (anyaman).

2. Kelas Flagellata
Flagellata dalam bahasa latin diambil dari kata flagell yang berarti
cambuk atau Mastigophora dari bahasa Yunani, mastig yang berarti
cambuk, dan phora yang berarti gerakan yang bergerak dengan
menggunakan bulu cambuk atau flagellum. Selain berfungsi sebagai alat
gerak, flagellum juga dapat digunakan untuk mengetahui keadaan
lingkungannya atau dapat juga digunakan sebagai alat indera karena
mengandung sel-sel reseptor di permukaan flagellum dan alat bantu untuk
menangkap makanan (Lumowa, 2014 :17).
Flagellata berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner
membujur, misalnya Trypanosoma. Flagellata yang hidup bebas di
lingkungan berair, baik air tawar maupun air laut, dan ada yang bersimbiosis
dalam tubuh hewan (Rusyana, 2011: 8).
Dilihat dari bentuknya, Flagellata dikelompokkan menjadi dua subkelas,
yaitu berbentuk seperti tumbuhan yang dinamakan Fitoflagellata, dan yang
berbentuk seperti hewan yang dinamakan Zooflagellata.
a. Fitoflagellata
Fitoflagellata adalah flagellata yang mirip dengan tumbuhan karena
memiliki kromotafora, sehingga dapat melakukan fotosintesis.
Fitoflagellata mempunyai tubuh yang diselubungi oleh membran
selulosa, misalnya volvox. Ada pula yang memiliki lapisan pelikel,
misalnya euglena.
Berdasarkan ciri-ciri morfologinya, Fitoflagellata diklasifikasikan
menjadi 8 ordo, yaitu Kriptomonadida, Euglenoida, Dinoflagellata,
Krismonadida, Prymnesiida, Volvocida, Prasinomonadida, dan
Silicoflagellida.
1) Euglenoida

Tubuhnya menyerupai
gelendong dan diselimuti
oleh pelikel. Ujung
tubuhnya meruncing
dengan satu bulu cambuk.

2) Kriptomonadida

Berbentuk bulat telur, agak


pipih pada salah satu sisi
tubuhnya. Bentuk plastida
memanjang mirip seperti
perahu, memiliki dua flagella
didaerah apikal dekat lubang
mulut.
3) Dinoflagellata

Bentuk sel biconical,


memiliki alur spiral yang
disebut cingulum dan celah
longitudinal yang disebut
sulkus, dan memiliki
bentuk plastid yang bulat.

4) Krisomonadida

Bentuk tubuh oval, kadang


beberapa sel membentuk
koloni dalam sebuah
selubung gelatin. Memiliki
plastid yang berbentuk
pipih melengkung

5) Prymnesiida

Bentuk dari sel pipih oval


atau melengkung (mirip
seperti pelana kuda).
Kloroplasnya terletak agak
menonjol dan memiliki
bentukan seperti mangkuk.

6) Prasinomonadida

Sel berbentuk oval-pipih


dan diselubungi oleh 1 atau
lebih lapisan, memiliki satu
plastida tipis yang
berbentuk seperti cangkir.

7) Silicoflagellida

Berbentuk seperti lempeng


bintang dengan
pseudopodia yang muncul
dari permukaan tubuhnya
dan membentuk duri.
8) Volvocida

Bentuk tubuh umunya bulat


dan berkoloni. Koloni
volvox dapat terdiri dari
ribuan sel yang masing-
masing sel memiliki dua
flagella.

b. Zooflagellata
Zooflagellata adalah Flagellata yang menyerupai hewan, tidak
berkloroplas dan bersifat heterotrof. Flagellata ini ada yang hidup bebas,
bersimbiosis dengan organisme lain, namun kebanyakan bersifat parasit
pada organisme lain.
Berdasarkan ciri-ciri morfologinya, Zooflagellata diklasifikasikan
menjadi 8 ordo, yaitu Choanoflagellida, Cercomonadida,
Pteromonadida, Diplomonadida, Hypermastigida, Kinetoplastida, dan
Opalinida.
1) Choanoflagellida

Memiliki kumpulan
mikrovilli pada bagian
apikal yang berfungsi untuk
menangkap mangsanya

2) Cercomonadida

Nukleus besar dan terletak


pada bagian anterior,
memiliki dua Flagellata
yang tidak simestris (yang 1
menjulur panjang,
sedangkan yang lain
pendek.
3) Pteromonadida

Memiliki dual flagella yang


panjang. Nukleus tampak
jelas pada bagian anterior,
didekat nukleus tampak
mitokondria yang
berbentuk melengkung.

4) Trichomonadida

Bentuk sel pyriform atau


oval, nukleus terdapat pada
baian anterior tubuhnya,
bentukan membran
bergelombang, jumlah
flagelnya antara 4 hingga 6
buah.

5) Diplomonadida

Bentukan simetri antara


nukleus dan sistem flagella.
Flagella yang dimiliki1
sampai 4 buah. Flagella
berada dalam alur
longitudinal. Nukleus pada
sel ini memiliki 2 nukleus
yang tampak seperti mata.

6) Hypermastigida

Bentuk sel Pyriform dengan


flagel yang tersusun
mengerucut pada bagian
apikal, organisme ini
memiliki satu nukleus.

7) Kinetoplastida
Memiliki flagella yang
panjang untuk
membantunya meluncur.

8) Opalinida

Berbentuk pipih, silindris,


atau mirip seperti bentukan
daun, bagian permukaan sel
dikelilingi oleh pelikel dan
flagella, memiliki 1 atau
banyak nukleus.

3. Kelas Cilliata
Semua anggota kelas Cilliata memiliki bulu getar (silia) sebagai alat
gerak atau untuk menangkap makanan, dan sebagian besar memiliki mulut
atau sitostome. Bentuk tubuhnya seperti sandal (cenela), ada bagian yang
dempak di sebelah depan dan meruncing di bagian belakang. Salah satu
anggota yang terkenal adalah paramecium (Rusyana, 2011: 11).
a. Karakteristik
Berikut ciri-ciri kelas Cilliata :
1) Kebanyakan ciliata berbentuk simetris kecuali ciliate primitiv,
simestrinya radial.
2) Tubuhnya diperkuat oleh perikel.
3) Tubuhnya diselimuti oleh silia, yang menyelubungi seluruh tubuh
utama disebut silia somatik.
4) Ciliata mempunyai dua tipe nukleus, yaitu makronukleus dan
mikronukleus.
5) Ciliata tidak mempunyai struktur khusus pertukaran udara dan sekresi
nutrisi dan cara makan.
6) Ciliata memiliki mulut atau sitosom yang terbuka menjadi saluran
pendek. Fungsinya adalah untuk menghasilkan makanan dan
mendrong partikel makanan menuju sitofaring.
7) Biasanya anggota Ciliata melakukan perkembangbiakan generatif
yaitu dengan proses konjugasi.

4. Kelas Sporozoa
Kata Sporozoa berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata (spore =
biji dan zoa = hewan) adalah kelompok prosista uniseluler atau bersel satu
yang pada salah satu tahapan dalam siklus hidupnya dapat membentuk
sejenis spora (Lumowa, 2014 :29).
a. Karakteristik
Berikut merupakan ciri-ciri kelas Sporozoa :
1) Sporozoa tidak memiliki alat gerak khusus, sehingga gerakannya
dilakukan dengan mengubah-ubah kedudukan tubuhnya.
2) Mempunyai spora berbentuk lonjong.
3) Ukuran spora : 8-11 mikron pada dinding kitin.
4) Mempunyai 2 kapsul polar pada anterior, berpasangan bentuk labu,
berukuran sama, terletak pada sudut sumbu longitudinal dengan ujung
posterior.
5) Dinding katub tidak jelas.
6) Tubuhnya berbentuk bulat panjang, ukuran tubuhnya hanya beberapa
mikron, tetapi didalam usus manusia atau hewan yang dapat mencapai
10 mm.
7) Tubuh dari kumpulan tropozoid berbentuk memanjang dan dibagian
anterior kadang-kadang terdapat kait pengikat atau filament sederhana
melekatkan diri pada inang.
8) Sporozoa mendapatkan makanan dengan cara menyerap zat makanan
dari tubuh hopesnya.
9) Respirasi dan ekskresi sporozoa dilakukan dengan cara difusi.
10) Sporozoa melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual.
Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembelahan biner. Reproduksi
seksual dilakukan dengan pembentukan gamet dan dilanjutkan dengan
penyatuan gamet jantan dan betina.
b. Klasifikasi
Kelas Sporozoa memiliki 3 (tiga) sifat yang berbeda antara genus
yang satu dengan genus yang lain, perbedaan itu berupa :
1) Genus Sporozoa yang hidup didalam sel darah merah dan memerlukan
vektor biologis, sifat ini terdapat pada Genus Plasmodium.
2) Genus Sporozoa yang hidup di dalam intestinal dan tidak memerlukan
vektor biologis, sifat ini terdapat pada Genus Isospora dan Genus
Eimerie.
3) Parasit yang hidup di dalam sel endotel, leukosit mononukleus, cairan
tubuh, sel jaringan tuan rumah dan belum diketahui vektor
biologisnya, sifat ini yang terdapat pada genus Toxoplasma.
Parasit yang termasuk dalam sporozoa berkembangbiak secara
aseksual (skizogoni) dan seksual (sporogoni) secara bergantian. Kedua
cara berkembang biak ini dapat berlangsung dalam satu hospes, seperti
yang terjadi pada subkelas Coccidia, sedangkan berlangsung dalam dua
hospes yang berbeda terdapat pada sub kelas Haemosporidia
(Plasmodium) (Lumowa, 2014 :30).
V. Kesimpulan
Dalam filum invertebrata, berdasarkan struktur tubuhnya, para ahli
menetapkan protozoa merupakan filum yang paling rendah derajatnya
dibandingkan dengan filum lainnya. Protozoa termasuk golongan Protista
(organisme eukariotik uniseluler) yang mirip hewan. Protozoa adalah hewan
yang pertama kali dikenal. Protozoa merupakan filum hewan bersel satu yang
dapat melakukan reproduks seksual (konjugasi) maupun aseksual (pembelahan
biner). Habitat hidupnya adalah tempat yang basah atau berair. Makanan
protozoa meliputi bakteri, jenis protista lain, atau detritus (materi organik dari
organisme mati).
Protozoa dapat bergerak (motil) dengan menggunakan alat geraknya, yaitu
Pseudopodia (kaki semu), silia (rambut getar), atau flagela (bulu cambuk).
Protozoa diklasifikasikan berdasarkan alat geraknya yang terdapat empat filum
Protozoa. Macam-macam klasifikasi Protozoa diantaranya yaitu Ciliata
(bergerak dengan silia), Rhizopoda (bergerak dengan pseudopodia), Sporozoa
(tidak memiliki alat gerak), dan Flagellata (bergerak dengan flagela).
DAFTAR PUSTAKA

Fox, Richard. 2006. Invertebrate Anatomy OnLine.


http://lanwebs.lander.edu/faculty/rsfox/invertebrates/protozoa.html.
diakses pada tanggal 16 Februari 2017.

Lumowa, Sonja. V.T. 2014. Zoologi Invertebrata. Yogyakarta: Kepel Press.

Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata. Ciamis: Alvabeta.

Zakapedia. 2015. Pengertian Protozoa, Ciri-ciri, Klasifikasi dan Reproduksi.


http://www.artikelsiana.com/2015/05/pengertian-protozoa-ciri-ciri-
klasifikasi-reproduksi.html. Diakses pada tanggal 16 Februari 2017.

Anda mungkin juga menyukai