Anda di halaman 1dari 5

PEMBAHASAN

2.5 Budaya Organisasi (Core Value)

2.5.1 Pengertian Secara Teori


Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian budaya organisasi menurut
beberapa ahli :
a. Budaya organisasi dengan suatu sistem makna bersama yang dianut oleh
anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dengan organisasi-organisasi
lain (Robbins, 1996)
b. Budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang
dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota
organisasi itu sendiri (Wood dkk, 2001)
c. Budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk
bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu
beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota organisasi.
Untuk itu harus diajarkan kepada anggota termasuk anggota yang baru sebagai
suatu cara yang benar dalam mengkaji, berpikir dan merasakan masalah yang
dihadapi (Schein,1992)
d. Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-
nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman
tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal
dan integrasi internal (Mangkunegara, 2005)

2.5.2 Fungsi Budaya Organisasi

Budaya organisasi memiliki beberapa fungsi yaitu:


1. Sebagai batas pembeda terhadap lingkungan, organisasi maupun kelompok
lain.
2. Sebagai perekat bagi staf dalam suatu organisasi.
3. Mempromosikan stabilitas sistem sosial.
4. Sebagai mekanisme kontrol dalam memadu dan membentuk sikap serta
perilaku staf.
5. Sebagai integrator.
6. Membentuk perilaku bagi para staf.
7. Sebagai sarana untuk menyelesaikan masalah-masalah pokok organisasi.
8. Sebagai acuan dalam menyusun perencanaan perusahaan.
9. Sebagai alat komunikasi.
10. Sebagai penghambat berinovasi (Tika,2006)
Budaya organisasi mempunyai beberapa fungsi dalam organisasi yaitu memberi
batasan untuk mendefinisikan peran sehingga memperlihatkan perbedaan yang
jelas antar organisasi, memberikan pengertian identitas terhadap sesuatu yang
lebih besar dibandingkan minat anggota organisasi secara perorangan,
menunjukkan stabilitas sistem sosial, memberikan pengertian dan mekanisme
pengendalian yang dapat dijadikan pedoman untuk membentuk sikap dan perilaku
anggota organisasi dan pada akhirnya budaya organisasi dapat membentuk pola
pikir dan perilaku anggota organisasi (Robbins, 2008)

2.5.3 Karakteristik Budaya Organisasi


Karakteristik budaya organisasi sebagai berikut:
1. Inovasi dan keberanian mengambil risiko (Inovation and risk taking), adalah
sejauh mana organisasi mendorong para karyawan bersikap inovatif dan berani
mengambil resiko. Selain itu bagaimana organisasi menghargai tindakan
pengambilan risiko oleh karyawan dan membangkitkan ide karyawan.
2. Perhatian terhadap detil (Attention to detail), adalah sejauh mana organisasi
mengharapkan karyawan memperlihatkan kecermatan, analisis dan perhatian
kepada rincian.
3. Berorientasi kepada hasil (Outcome orientation), adalah sejauh mana
manajemen memusatkan perhatian pada hasil dibandingkan perhatian pada
teknik dan proses yang digunakan untuk meraih hasil tersebut.
4. Berorientasi kepada manusia (People orientation), adalah sejauh mana
keputusan manajemen memperhitungkan efek hasil-hasil pada orang-orang di
dalam organisasi.
5. Berorientasi tim (Team orientation), adalah sejauh mana kegiatan kerja
diorganisasikan sekitar tim-tim tidak hanya pada individu-individu untuk
mendukung kerjasama. kerja di anggota tim lain.
6. Agresifitas (Aggressiveness), adalah sejauh mana orang- orang dalam
organisasi itu agresif dan kompetitif untuk menjalankan budaya organisasi
sebaik-baiknya.
7. Stabilitas (Stability), adalah sejauh mana kegiatan organisasi menekankan
status quo sebagai kontras dari pertumbuhan (Robbins, Stephern P., 1998)

2.5.4 Nilai Nilai


Guna mewujudkan visi dan misi rencana strategis pembangunan kesehatan secara
berhasil-guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai masyarakat yang sehat
dan sejahtera maka dinas kesehatan harus menganut dan menjunjung tinggi nilai-
nilai yaitu :
a. Inklusif
Program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak, karena
pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
saja. Dengan demikian, seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif,
yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat, dan dunia
usaha.
b. Responsif
Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat, serta
tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, sosial
budaya dan kondisi geografis. Faktor-faktor ini menjadi dasar dalam mengatasi
permasalahan kesehatan yang berbeda-beda, sehingga diperlukan penanganan yang
berbeda pula.
c. Empatik
Program kesehatan harus dapat mengetahui kondisi masyarakat yang sesungguhnya
dari sudut pandang masyarakat dan mencari upaya solusi dari permasalahan
kesehatan di masyarakat.
d. Integritas
Seluruh komponen dan unsur penyelenggara pembangunan kesehatan di Kabupaten
Temanggung harus memiliki motivasi dan komitmen tinggi dibarengi dengan
kerendahan hati, keikhlasan, ketulusan, kejujuran dan menjunjung moral dengan
tetap memiliki ketegasan dan kepribadian yang teguh.
e. Keteladanan
Penyelenggara pembangunan kesehatan harus memberikan keteladanan personal
dengan perilaku hidup bersih dan sehat bagi masyarakat luas, dan menerapkan
prinsip perikemanusiaan.
f. Entrepreneurship
Seluruh komponen dan unsur penyelenggara pembangunan kesehatan di Kabupaten
Temanggung harus memiliki kecakapan tinggi dalam melakukan perubahan positif
untuk mengatasi permasalahan kesehatan.

2.5.5 Implementasi Individu dalam mewujudkan nilai-nilai budaya


Daftar Pustaka

Mangkunegara. (2005). Perilaku dan Budaya Organisasi, PT. Rafika Aditama,


Bandung.
Robbins (1996). Perilaku Organisasi, Konsep-Kontroversi Aplikaso, Edisi
Bahasa Indonesia, Jakarta, PT. Prenhalindo.
Robbins, Stephern P., 1998. Organization Behavior, Concepts, Controversies,
Application. Seventh Edition, Englewood Cliffs dan PT. Prenhallindo, Jakarta.
Robbins dan Judge. 2008. Perilaku Organisasi, Edisi Duabelas, PenerbitSalemba
Empat: Jakarta.
Schein (1992). Organizational Culture and Leadership. 2nd ed. San Francisco,
CA: Jossey- Bass Publishers.
Stephen P Robbins, 1996. Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi
danAplikasi. Alih Bahasa : Hadyana Pujaatmaka. Edisi Keenam. Jakarta: PT.Bhuana
Ilmu Populer.
Tika, Pabundu, 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan KinerjaPerusahaan.
Bumi Aksara: Jakarta.
Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001). Organization
Culture. Dehan Supandi dan Alain D. Wiatmana 2009.

Anda mungkin juga menyukai