Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian budaya organisasi menurut beberapa ahli : a. Budaya organisasi dengan suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dengan organisasi-organisasi lain (Robbins, 1996) b. Budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri (Wood dkk, 2001) c. Budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota organisasi. Untuk itu harus diajarkan kepada anggota termasuk anggota yang baru sebagai suatu cara yang benar dalam mengkaji, berpikir dan merasakan masalah yang dihadapi (Schein,1992) d. Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai- nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal (Mangkunegara, 2005)
2.5.2 Fungsi Budaya Organisasi
Budaya organisasi memiliki beberapa fungsi yaitu:
1. Sebagai batas pembeda terhadap lingkungan, organisasi maupun kelompok lain. 2. Sebagai perekat bagi staf dalam suatu organisasi. 3. Mempromosikan stabilitas sistem sosial. 4. Sebagai mekanisme kontrol dalam memadu dan membentuk sikap serta perilaku staf. 5. Sebagai integrator. 6. Membentuk perilaku bagi para staf. 7. Sebagai sarana untuk menyelesaikan masalah-masalah pokok organisasi. 8. Sebagai acuan dalam menyusun perencanaan perusahaan. 9. Sebagai alat komunikasi. 10. Sebagai penghambat berinovasi (Tika,2006) Budaya organisasi mempunyai beberapa fungsi dalam organisasi yaitu memberi batasan untuk mendefinisikan peran sehingga memperlihatkan perbedaan yang jelas antar organisasi, memberikan pengertian identitas terhadap sesuatu yang lebih besar dibandingkan minat anggota organisasi secara perorangan, menunjukkan stabilitas sistem sosial, memberikan pengertian dan mekanisme pengendalian yang dapat dijadikan pedoman untuk membentuk sikap dan perilaku anggota organisasi dan pada akhirnya budaya organisasi dapat membentuk pola pikir dan perilaku anggota organisasi (Robbins, 2008)
2.5.3 Karakteristik Budaya Organisasi
Karakteristik budaya organisasi sebagai berikut: 1. Inovasi dan keberanian mengambil risiko (Inovation and risk taking), adalah sejauh mana organisasi mendorong para karyawan bersikap inovatif dan berani mengambil resiko. Selain itu bagaimana organisasi menghargai tindakan pengambilan risiko oleh karyawan dan membangkitkan ide karyawan. 2. Perhatian terhadap detil (Attention to detail), adalah sejauh mana organisasi mengharapkan karyawan memperlihatkan kecermatan, analisis dan perhatian kepada rincian. 3. Berorientasi kepada hasil (Outcome orientation), adalah sejauh mana manajemen memusatkan perhatian pada hasil dibandingkan perhatian pada teknik dan proses yang digunakan untuk meraih hasil tersebut. 4. Berorientasi kepada manusia (People orientation), adalah sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek hasil-hasil pada orang-orang di dalam organisasi. 5. Berorientasi tim (Team orientation), adalah sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim tidak hanya pada individu-individu untuk mendukung kerjasama. kerja di anggota tim lain. 6. Agresifitas (Aggressiveness), adalah sejauh mana orang- orang dalam organisasi itu agresif dan kompetitif untuk menjalankan budaya organisasi sebaik-baiknya. 7. Stabilitas (Stability), adalah sejauh mana kegiatan organisasi menekankan status quo sebagai kontras dari pertumbuhan (Robbins, Stephern P., 1998)
2.5.4 Nilai Nilai
Guna mewujudkan visi dan misi rencana strategis pembangunan kesehatan secara berhasil-guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai masyarakat yang sehat dan sejahtera maka dinas kesehatan harus menganut dan menjunjung tinggi nilai- nilai yaitu : a. Inklusif Program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak, karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan saja. Dengan demikian, seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat, dan dunia usaha. b. Responsif Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat, serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, sosial budaya dan kondisi geografis. Faktor-faktor ini menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-beda, sehingga diperlukan penanganan yang berbeda pula. c. Empatik Program kesehatan harus dapat mengetahui kondisi masyarakat yang sesungguhnya dari sudut pandang masyarakat dan mencari upaya solusi dari permasalahan kesehatan di masyarakat. d. Integritas Seluruh komponen dan unsur penyelenggara pembangunan kesehatan di Kabupaten Temanggung harus memiliki motivasi dan komitmen tinggi dibarengi dengan kerendahan hati, keikhlasan, ketulusan, kejujuran dan menjunjung moral dengan tetap memiliki ketegasan dan kepribadian yang teguh. e. Keteladanan Penyelenggara pembangunan kesehatan harus memberikan keteladanan personal dengan perilaku hidup bersih dan sehat bagi masyarakat luas, dan menerapkan prinsip perikemanusiaan. f. Entrepreneurship Seluruh komponen dan unsur penyelenggara pembangunan kesehatan di Kabupaten Temanggung harus memiliki kecakapan tinggi dalam melakukan perubahan positif untuk mengatasi permasalahan kesehatan.
2.5.5 Implementasi Individu dalam mewujudkan nilai-nilai budaya
Daftar Pustaka
Mangkunegara. (2005). Perilaku dan Budaya Organisasi, PT. Rafika Aditama,
Bandung. Robbins (1996). Perilaku Organisasi, Konsep-Kontroversi Aplikaso, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta, PT. Prenhalindo. Robbins, Stephern P., 1998. Organization Behavior, Concepts, Controversies, Application. Seventh Edition, Englewood Cliffs dan PT. Prenhallindo, Jakarta. Robbins dan Judge. 2008. Perilaku Organisasi, Edisi Duabelas, PenerbitSalemba Empat: Jakarta. Schein (1992). Organizational Culture and Leadership. 2nd ed. San Francisco, CA: Jossey- Bass Publishers. Stephen P Robbins, 1996. Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi danAplikasi. Alih Bahasa : Hadyana Pujaatmaka. Edisi Keenam. Jakarta: PT.Bhuana Ilmu Populer. Tika, Pabundu, 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan KinerjaPerusahaan. Bumi Aksara: Jakarta. Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001). Organization Culture. Dehan Supandi dan Alain D. Wiatmana 2009.