Anda di halaman 1dari 10

Persiapan untuk melakukan kastrasi dan penyerbukan silang meliputi penyediaan alat-alat antara

lain : pisau kecil yang tajam, gunting kecil, pinset dengan ujung yang runcing, jarum yang
panjang dan lurus, alkohol (75-85%) atau spiritus dalam botol kecil untuk mensterilkan alat-alat
tersebut, wadah untuk tempat benang sari, sikat kecil untuk mengeluarkan serbuk sari dari
benang sari, kuas untuk meletakkan serbuk sari di atas kepala putik dan kaca pembesar untuk
memeriksa kebersihan kepala putik. Penutupan bunga sebelum dan sesudah penyerbukan dapat
menggunakan kantong dari kain, kelambu, kantong plastik yang telah diberi lubang-lubang kecil
untuk pernafasan (peredaran udara) atau isolatif, sesuai dengan ukuran bunga.
Perlengkapan lain yang perlu disediakan yakni label dari kertas yang tahan air, selanjutnya
label tersebut diberi nomor urut. Untuk keperluan penyerbukan silang antara jenis-jenis tertentu
sebaiknya kertas label mempunyai warna tertentu, misalnya untuk persilangan A X B warna
labelnya merah, untuk A X C warna labelnya putih, untuk D X B warnanya hijau dan seterusnya
dengan warna lain. Kastrasi adalah kegiatan membersihkan
bagian tanaman yang ada di sekitar bunga yang akan diemaskulasi dari kotoran, serangga,
kuncup-kuncup bunga yang tidak dipakai serta organ tanaman lain yang mengganggu kegiatan
persilangan. Membuang mahkota dan kelopak juga termasuk kegiatan kastrasi. Kastrasi
umumnya menggunakan gunting, pisau atau pinset.

Munculnya bunga jantan padatandan bunga berkisar antara 6-12 hari. Kastrasi dilakukan setiap hari
sesuai dengan kemunculan bunga jantan tersebut. Ada beberapa cara untuk melakukankastrasi,
yaitu: (1) menggunakan pompa pengisap, (2) dengan perlakuan alkohol,dan (3) secara manual
dengan pinset. Kastrasi sebaiknya dilakukan pada pagi hari setelah persilangan pada saatbunga
jantan mulai muncul tetapi belum pecah, biasanya 1-2 kali setelah persilangan. Hal ini
dimaksudkan untuk mengurangi kerusakan mekanis tandanbunga. (Wawan, 2002).
Emaskulasi adalah kegiatan membuang alat kelamin jantan (stamen) pada tetua betina,
sebelum bunga mekar atau sebelum terjadi penyerbukan sendiri. Emaskulasi terutama dilakukan
pada tanaman berumah satu yang hermaprodit dan fertil. Cara emaskulasi tergantung pada
morfologi bunganya. Beberapa metode emaskulasi yang umum digunakan adalah :
1. Metode Kliping atau Pinset
Pada umumnya kuncup bunga dibuka dengan pinset atau dipotong dengan gunting,
kemudian anter atau stamen dibuang dengan pinset. Cara ini mudah dilakukan pada tanaman
yang bunganya relatif besar, misalnya cabai, kedelai, tomat dan tembakau. Cara emaskulasi ini
praktis, murah dan mudah dilakukan, namun kemungkinan rusaknya putik dan pecahnya anter
sangat besar, sehingga terjadinya penyerbukan sendiri sangat besar.
Adapun cara melakukan emaskulasi menggunakan metode ini adalah sebagai berikut :
a. Setelah dipilih bunga yang akan digunakan sebagai betina, bagian ujung kuncup bunga
dipotong dengan pisau silet atau gunting, sehingga kepala putiknya kelihatan jelas dari atas.
Pekerjaan ini harus dilakukan dengan hati-hati jangan sampai putiknya turut terpotong atau
rusak.
b. Mahkota dari kuncup bunga dibuka perlahan-lahan satu per satu dengan menggunakan pinset
sampai semua benang sari terlihat jelas dari luar. Bila perlu semua mahkota dibuang.
c. Benang sari dapat dibuang satu per satu sampai habis dengan sebuah pinset.
d. Baik pinset, maupun gunting kecil dan alat lain yang dipakai untuk emaskulasi bunga harus
steril. Setiap kali hendak di pakai, alat tersebut perlu dicelupkan ke dalam spiritus atau alkohol
75-85% dan kemudian dilap sampai kering dan bersih.
e. Setelah melakukan emaskulasi, pada tangkai bunga segera digantungkan sebuah label yang
telah diberi nomor.
2. Metode Pompa Isap (Sucking Method)
Teknik ini mudah dilakukan pada padi. Pada tahap awal metode ini relatif mahal, karena
diperlukan biaya untuk pengadaan alat. Keuntungan menggunakan metode ono adalah
kemungkinan rusaknya kepala putik (stigma) dan pecahnya anter dan penyerbukan sendiri sangat
kecil. Teknik pengerjaannya adalah ujung bunga dibuka dengan gunting, kemudian anter dihisap
keluar dengan alat pompa hisap.
3. Metode Pencelupan dengan Air Panas, Air Dingin atau Alkohol
Untuk tanaman yang bunganya kecil-kecil, seperti sorghum, rumput-rumputan dan pakan,
pembuangan stamen dengan menggunakan pinset atau gunting sangat sulit. Cara emaskulasi
untuk jenis bunga ini adalah dengan mencelupkan bunga ke dalam air hangat yang mempunyai
temperatur tertentu, biasanya antara 43-53 0C selama 1-10 menit. Cara ini mahal dan tidak
praktis. Hal yang sama bisa dilakukan pada air dingin atau alkohol.
4. Metode Kimia
Beberapa bahan kimia dapat mendorong terbentuknya mandul jantan (male sterile) pada
tanaman. Bahan kimia tersebut diantaranya adalah GA3, sodium dichloroasetat, ethrel, GA4/7,
2,4 D, NAA. Caranya bahan tersebut disemprotkan pada bunga yang sedang kuncup dengan
konsentrasi tertentu.
5. Metode Jantan Mandul
Pada beberapa tanaman menyerbuk sendiri seperti barley, sorghum, atau padi
pelaksanaan emaskulasinya sukar, maka bisa memanfaatkan tanaman mandul jantan yaitu yang
anternya steril dan tidak menghasilkan polen yang viabel. Sifat mandul jantan ini bisa
dikendalikan secara genetik maupun sitoplasmik.
Isolasi dilakukan agar bunga yang telah diemaskulasi tidak terserbuki oleh serbuk sari
asing. Dengan demikian baik bunga jantan maupun betina harus dikerudungi dengan kantung.
Kantung bisa terbuat dari kertas tahan air, kain, plastik, selotipe dan lain-lain. Ukuran kantung
disesuaikan dengan ukuran bunga tanaman yang bersangkutan. Kantong tersebut harus
memenuhi syarat-syarat berikut :
1. Kuat dan tahan hujan lebat dan panas terik matahari.
2. Tidak mengganggu pernafasan bunga yang dibungkus
3. Bila terkena air hujan dapat lekas kering, airnya dapat lekas menguap
4. Bahan yang dipakai untuk kantong tidak enak rasanya, agar tidak dimakan oleh serangga atau
binatang-binatang lainnya.
5. Kantongnya cukup besar, sehingga bila ada hujan turun, bunganya tidak akan menempel pada
kantong. Kantong tersebut dapat berbentuk silinder, yang diperkuat dengan kerangka dari kawat
atau bambu. Bila bunga yang dibungkus itu kecil, cukuplah bunga itu ditutup dengan sebuah
tudung plastik berukuran kecil.
Pengumpulan serbuk sari dari pohon tetua jantan dapat dimulai beberapa jam sebelum
kuncup-kuncup bunga itu mekar. Bila letak pohon tetua betina jauh dari pohon tetua jantan,
maka pengangkutan kuncup-kuncup bunga dari tetua jantan ke tetua betina akan memakan waktu
yang lama. Agar kuncup bunga itu tidak lekas layu dan tahan lama dalam keadaan segar,
hendaknya kuncup bunga itu dipetik dan diangkut pada pagi hari sebelum matahari terbit atau
pada sore hari setelah matahari terbenam.
Serbuk sari adalah mahluk hidup, yang mempunyai umur terbatas dan kemudian mati.
Mutu serbuk sari dapat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain :
1. Kelembaban udara, pada kelembaban udara relatif yang tinggi serbuk sari tidak tahan
disimpan lama. Penyimpanan serbuk sari di tempat lembab akan berakibat buruk, karena
berpeluang berjangkit cendawan dan bakteri yang dapat menyebabkan serbuk sari lekas mati.
2. Umur serbuk sari, makin tua umur serbuk sari, makin lamban akan perkecambahannya dan
tabung sari yang terbentuk akan lebih pendek. Selain itu persentase butir-butir serbuk sari yang
hidup akan terus menurun sampai pada suatu saat tidak ada serbuk sari lagi yang dapat
berkecambah.
3. Suhu udara, pada tempat yang udaranya kering dan pada suhu rendah, serbuk sari dapat
disimpan sampai beberapa minggu dalam keadaan tertutup.
Di laboratorium, serbuk sari biasanya disimpan pada suhu antara 2-8 OC dan pada
kelembaban udara antara 10% sampai 50%. Penyimpanannya dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut: terlebih dahulu serbuk sarinya dimasukkan ke dalam tabung gelas. Kemudian
tabungnya diletakkan dalam exsicator (desiccator) yang telah diisi dengan CaCl2 atau dengan
larutan H2SO4 pada konsentrasi tertentu, misalnya antara 10-70%. Maksudnya agar dapat
menyerap uap air dari udara cukup banyak. Untuk menyimpan serbuk sari bunga karet dari jenis
No. PR 107 biasanya dipakai konsentrasi 27% H2SO4 dan untuk serbuk sari dari jenis karet No.
AV 157 dipakai konsentrasi 35% H2SO4.
Pengumpulan Tepung Sari Tepung sari dikumpulkan dengan dua cara, yaitu: 1.Mengambil kotak
sari yang belum pecah dengan pinset, dikumpulkan pada suatu tempat (petridish), kemudian
digerus sampai halus dan diberi air steril. Setelah itu, tepung sari siap digunakan untuk
persilangan dengan cara mengoleskan gerusan tersebut ke bunga betina yang sudah dipilih dan
masihreseptif. 2. Tepung sari ditampung dalam botol kecil berdiameter 1,50 cm dan panjang
6cm. Botol digantung atau dikaitkan pada tangkai batang atau tangkai tandan dengan
menggunakan perekat, kemudian bagian ujung botol ditutup dengan alumenium foil .
Keesokan harinya botol tersebut dikumpulkan. Sebelum dikumpulkan, botol-botol
tersebut diketuk-ketuk dengan jari telunjuk agar tepung sari barjatuhan ke dalam botol. Tepung
sari yang sudah tertampung siap digunakan sebagai bahan untuk persilangan dengan
menambahkan air + 2 ml,kemudian diaduk dengan kuas dan dioleskan ke tandan bunga betina
yangsudah dipilih (Hamid, 1989).
Penyerbukan buatan dilakukan antara tanaman yang berbeda genetiknya. Pelaksanaannya
terdiri dari pengumpulan polen (serbuk sari) yang viabel atau anter dari tanaman tetua jantan
yang sehat, kemudian menyerbukannya ke stigma tetua betina yang telah dilakukan emaskulasi.
Saat yang paling baik untuk melakukan persilangan buatan adalah padasaat bunga betina
telah mekar sampai 3/4 bagian dan kepala putik berwarnaputih. Pada saat itu, bunga jantan
(benang sari) pada tandan tersebut belum masak atau pecah.
Beberapa cara penyerbukan buatan yang bisa dilakukan adalah:
1. Tandan bunga yang telah dikastrasi diserbuki tepung sari dengan menggunakan kuas.
Tepung sari bisa dalam keadaan kering atau basah (dilarutkan dalam + 2ml air steril), kemudian
dioleskan pada kepala putik. Persilangan dilakukan 2-3kali sampai bunga betina tidak reseptif
lagi.
2. Tandan bunga betina yang telah reseptif ditempelkan pada tandan bunga jantan yang telah
mekar dan tepung sarinya telah pecah.
3. Tandan bunga betina yang masih reseptif tetapi belum pecah kotak sarinya diolesi bunga jantan yang
kotak sarinya telah pecah. Persilangan diulang 2-3kali pada hari berikutnya. Kastrasi dilakukan
1-2 hari setelah persilangansampai seluruh bunga jantan dalam satu tandan habis (Paristiyani,
2008).
Ukuran dan bentuk label berbeda-beda. Pada dasarnya label terbuat dari kertas keras
tahan air, atau plastik. Pada label antara lain tertulis informasi tentang: (1) Nomor yang
berhubungan dengan lapangan, (2) Waktu emaskulasi, (3) waktu penyerbukan, (4) Nama tetua
jantan dan betina, (5) Kode pemulia/penyilang.
Pendeteksian Keberhasilan Persilangan Buatan ,keberhasilan suatu persilangan buatan
dapat dilihat kira-kira satu minggu setelah dilakukan penyerbukan (Gambar 6). Jika calon buah
mulai membesar dan tidak rontok maka kemungkinan telah terjadi pembuahan. Sebaliknya, jika
calon buah tidak membesar atau rontok maka kemungkinan telah terjadi kegagalan pembuahan.
Keberhasilan penyerbukan buatan yang kemudian diikuti oleh pembuahan dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya adalah kompatibilitas tetua, ketepatan waktu reseptif betina dan
antesis jantan, kesuburan tanaman serta faktor lingkungan.
Kompatibilitas tetua terkait dengan gen-gen yang terkandung pada tetua jantan dan
betina. Waktu reseptif betina dan antesis jantan dapat dilihat ciri morfologi bunga. Bunga yang
terbaik adalah bunga yang akan mekar pada hari tersebut. Sementara itu, faktor lingkungan yang
berpengaruh pada keberhasilan persilangan buatan adalah curah hujan, cahaya mahatari,
kelembaban dan suhu. Curah hujan dan suhu tinggi akan menyebabkan rendahnya keberhasilan
persilangan buatan.
Pada persilangan buatan tanaman hermaprodit atau juga tanaman lainnya, biji yang
dihasilkan belum tentu merupakan hasil persilangan buatan. Bisa jadi biji tersebut merupakan
hasil selfing (untuk bunga hermaprodit) atau hasil persilangan tanaman lain (karena proses
isolasi yang tidak sempurna). Hal tersebut dapat dideteksi dengan bantuan penanda, baik berupa
penanda morfologi maupun penanda molekuler.
Sifat kualitatif tanaman dapat digunakan sebagai penanda morfologi. Sebagai contoh
buah muda cabai ada yang berwana hijau tua, hijau muda, kuning atau atau ungu. Buah muda
cabai dapat digunakan sebagai penanda morfologi. Jika cabai dengan buah berwarna hijau tua
disilangkan dengan cabai dengan buah berwarna ungu maka akan menghasilkan F1 dengan buah
berwarna ungu. Jika buah F1 yang dihasilkan tidak berwarna ungu maka kemungkinan terjadi
selfing atau penyerbukan dari serbuk sari cabai lain. Hal yang sama dapat digunakan untuk
penanda molekuler.
Pada biji tanaman yang ada pengaruh metaxenia seperti jagung, keberhasilan persilangan
buatan sudah dapat dideteksi tanpa menanam F1. Jagung yang seharusnya mempunyai warna biji
putih jika diserbuki dengan serbuk sari jagung dengan warna biji kuning akan berwarna kuning.
Contoh lain adalah jagung manis jika diserbuki oleh jagung tidak manis akan menghasilkan biji-
biji yang tidak manis. Pada pengamatan morfologi bunga, yang digunakan
sebagai objek pengamatan adalah bunga tembakau. Bunga tembakau termasuk bunga dalam

golongan jenis tercampur, berumah dua (hermafrodit) memiliki rumus bunga , , K 5, C 5, A5,

G1. Bila dillihat dari bentuk


bunganya yang kecil dan letak putik dan benang sari saling berdekatan dan selalu menempel,
bunga cabai termasuk melakukan penyerbukan sendiri (autogami).
Teknik hibridisasi atau penyerbukan silang
buatan adalah teknik yangdimaksudkan untuk menggabungkan sifat-sifat baik yang dimiliki oleh
induk jantan dan induk betina, dengan harapan akan diperoleh keturunan yang
memilikigabungan dari sifat-sifat baik tersebut. Sebelum melakukan hibridisasi dilakukan langkah
kastrasi yaitu pengebirian organ kelamin jantan yang mendekati matang.
Teknik tersebut dilakukan sebelum bunga mekar (putik dan benang sari belummasak).
Langkah kastrasi dlakukan untuk mencegah terjadinya penyerbukan sendiri secara alami yang
tidak diinginkan, sehingga bila tidak dilakukan kastrasimaka bunga tersebut akan melakukan
penyerbukan sendiri secara alami danapabila telah terjadi penyerbukan maka teknik hibridisasi
tidak akan bisadilakukan.
Teknik kastrasi biasanya dilakukan pada pagi hari sebelum bunga mekar dan benang sari yang
belum matang masih dalam keadaan bagus. Dan teknik hibridisasi dilakukan pada sore atau pagi hari.
Teknik kastrasi dan hibridisasi yangmemperhitungkan waktu dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya kegagalandalam kastrasi dan hibridisasi. Pada teknik kastrasi, pada pagi hari
dilakukansebelum bunga mekar dan belum melakukan penyerbukan, hal itu dikarenakanbunga
pada umumnya mekar sempurna dan masih dalam keadaan segar padapukul 06.00 hingga 08.00.
apabila dilakukan kastrasi lewat pagi hari dan sesudahbunga mekar, maka serbuk sari akan
terlebih dahulu menyerbuki bunga betina danteknik hibridisasi akan gagal dan tidak dapat
dilakukan.
Teknik hibridisasi dilakukan pada pagi atau sore hari bertujuan untuk menambah
kemungkinan berhasil karena pada pagi hari atau sore hari bungamekar sempurna dan dalam
keadaan segar. Pada saat matang, putik akan menghasilkan suatu cairan pelekat yang digunakan
untuk melekatkan benang sari.Pada siang hari cairan tersebut akan kering dan jika dilakukan
hibridisasi makakemungkinan besar benang sari tidak akan menempel pada kepala putik
dankeberhasilan hibridisasi akan berkurang.
Benang sari yang disimpan terlalu lama setelah kastrasi juga tidak baik karena akan
menurunkan kualtitas sel spermajantan. Setelah melakukan kastrasi maka perlakuan hibridisasi
diharapkan dilakukan pada hari yang sama yaitu kastrasi pada pagi hari sebelum matahari terbit
dan hibridisasi pada sore harinnya pada hari yang sama.Pada bunga, terkadang terjadi
inkompatibilitas. Inkompatibilitas adalah gejala kegagalan tanaman dengan tepung sari dan bakal
biji yang normal untuk membuat biji sebagai akibat penghalang fisiologis, sehingga tidak terjadi
pembuahan. Pada bunga yang mengalami inkompatibilitas tidak akan dapatmelakukan
penyerbukan secara alami dan harus dilakukan perlakuan penyerbukansecara buatan. Ada
beberapa teknik dalam cara mengatasi penyerbukan bungayang inkompatibel yaitu dengan cara
Suhu tinggi. Pistil yg diekspos sampai suhu 60 oC, untuk merangsang kesuburan. Cara lain yaitu
Irradiasi. Pada Solanaceae, X-ray atau gamma ray untuk menginduksi kesuburan sementara.
Dengan cara yang lebih sederhana yaitu Polinasi berganda, Polinasi kuncup (bud pollination):
polinasi biasanya dilakukan 1 2 hari sebelum bunga mekar/anthesism, Surgicaltechnique :
potong/hilangkan stigma dan pollen diletakkan pada potongan style.

BAB III
BAHAN DAN METODA
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang
pada hari rabu tanggal 2 november 2011 pada pukul 10.30 WIB sampai selesai
3.2 Bahan dan alat
Bahan yang diperlukan pada praktikum ini adalah , Bunga tanaman padi (jantan & betina) beda
varietas , Kertas sampul, Kertas label . Sedangkan alat yang diperlukan adalah Pollen bag, Ear
tube, dan Pinset.
3.3 Cara Kerja
Pertama tama dilakukan Persiapan yaitu Pengamatan bunga : pembungaan, benang sari,
putik , selanjutnya mengumpulkan informasi mengenai asal usul dan sifat tanaman, waktu
penyerbukan yang baik , pemilihan induk jantan dan betina, pemilihan bunga-bunga yang akan
disilangkan. Langkah selanjutnya adalah Kastrasi/emaskulasi yaitu membuang semua benang sari
dari sebuah kuncup bunga yang akan dijadikan induk betina dalam penyerbukan silang dimaksudkan
untuk menghindarkan penyerbukan sendiri ,dilakukan sebelum bunga mekar (putik dan benang
sari belum masak)
Kemudian dilakukan Isolasi , langkah selanjutnya adalah pengumpulan dan penyimpanan
serbuk sarikemudian melakukan penyerbukan silang selanjutnya dilakukan Pelabelan dan
langkah terakhir adalah pendeteksian Keberhasilan Persilangan Buatan.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Tanaman Padi termasuk bunga hermafrodit karena organ kelamin jantan dan organ
kelamin betina terletak pada satu bunga yang sama. Jika dilihat dari bentuk bunga, organ kelamin
jantan dan organ kelamin betina yang letaknya berdekatan maka bunga tersebut melakukan
penyerbukan secara autogami (penyerbukan sendiri). Alasan dilakukan kastrasi pada pagi hari
sebelum matahari terbit dan sebelum bunga mekar adalah untuk mencegah penyerbukan secara
alami pada saat bunga sudah mekar dan pada teknik hibridisasi dilakukan pada pagi atau sorehari
karena putik dapat menagkap serbuk sari dengan sempurna pada saat keadaan putik masih segar.

4.2 Saran
Saran saya pada praktikum berikutnya adalah agar para praktikan dapat melakukan
persilangan buatan ini harus melakukannya dengan sungguh sungguh dan teliti khususnya dalam
pencabutan alat kelamin jantan. Dan agar lebih terlatih lagi sebaiknya teknik persilangan ini
dilakukan berkali kali.
DAFTAR PUSTAKA

Hamid, 1989. Pemuliaan pada Tanaman Lada. Makalah pada LatihanTeknik Pemuliaan
Tanaman dan Hibrida di Balittro dan Balittan Sukamandi. 8hlm.

Hanum, Chairani. 2008. Teknik Budidaya Tanaman. Direktorat Pembinaa Kejuruan


Pertanian.Bandung.

Kasim, 1990. Pengendalian penyakit busuk pangkal batang lada secara terpadu.Buletin Tanaman
Industri I: 16-20.

Nurwardani, Paristiyanti. 2008.Teknik Pembibitan Tanaman dan Produksi. Beni Jilid 1.


Direktorat Pembinaan Kejuruan Pertanian.Bandung.

Rudi, 1996. Peningkatan Resistensi Tanaman Lada Melalui Hibridisasi. Laporan Teknis
Penelitian, Bagian Proyek Tanaman Rempah Dan Obat. II: 113-134. Balai Penelitian Tanaman
Rempah dan Obat, Bogor..

Wawan, 2002. Teknik Kastrasi Pada Persilangan Buatan Tanaman Lada Secara Konvensional.
Buletin Teknik Pertanian.7

Sujiprihati, S., M. Syukur, dan R. Yunianti. 2010. Teknik Persilangan Buatan.


http:// muhsyukur.staff.ipb.ac.id/files/2010/12/TEKNIK-ERSILANGAN- BUATAN.pdf[27
Februari 2011]

[Anonim]. 2011. http://www.scribd.com/doc/45675663/Acara-3x [27 Februari 2001]


[Anonim]. 2011. http://biologicalsciencesukarno.blogspot.com/2010_04_02_ archive.html
[27 Februari 2011]

Anda mungkin juga menyukai