Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5135);
Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (
Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2000 Nomor 196, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4017), sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12
Tahun 2002 ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 32, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4193);
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1961 tentang Pemberian Tugas Belajar
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1961 Nomor 234, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2278);
Surat Edaran Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 893.3/2920/042/1997
tanggal 13 Maret 1997 Perihal : Penegasan tugas belajar dan ijin belajar bagi PNS;
Peraturan Walikota Kediri Nomor 21 Tahun 2010 tentang Tugas Belajar dan Izin Belajar
Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Kediri.
Written by Administrator
Dasar Hukum
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999;
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004;
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 1961 tentang Pemberian Tugas Belajar Pendidikan dan
Latihan;
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2001 tentang Izin Belajar dan Ujian
Penyesuaian Kenaikan Pangkat Pegawai Negari Sipil di lingkungan Departemen Dalam Negeri;
Peraturan Bupati Brebes Nomor 037 Tahun 2009 Tanggal 18 Juni 2009 tentang Pedoman
Pemberian Tugas Belajar, Izin Belajar, Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah dan Kenaikan
Pangkat Reguler.
Pengertian
Tugas Belajar adalah penugasan kepada pegawai negeri sipil untuk mengikuti program
pendidikan formal pada lembaga pendidikan sesuai kompetensi dan formasi pemerintah daerah
yang pelaksanaannya dilakukan pada jam kerja maupun di luar jam kerja dan dibiayai oleh
sponsor;
Dasar Hukum
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004;
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 1961 tentang Pemberian Tugas Belajar Pendidikan dan
Latihan;
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2001 tentang Izin Belajar dan Ujian
Penyesuaian Kenaikan Pangkat Pegawai Negari Sipil di lingkungan Departemen Dalam Negeri;
Peraturan Bupati Brebes Nomor 037 Tahun 2009 Tanggal 18 Juni 2009 tentang Pedoman
Pemberian Tugas Belajar, Izin Belajar, Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah dan Kenaikan
Pangkat Reguler.
Pengertian
Tugas Belajar adalah penugasan kepada pegawai negeri sipil untuk mengikuti program
pendidikan formal pada lembaga pendidikan sesuai kompetensi dan formasi pemerintah daerah
yang pelaksanaannya dilakukan pada jam kerja maupun di luar jam kerja dan dibiayai oleh
sponsor;
Izin Belajar adalah izin yang diberikan kepada pegawai negeri sipil dan calon pegawai negeri
sipil untuk mengikuti program pendidikan formal pada lembaga pendidikan sesuai kompetensi
dan formasi yang pelaksanaannya dilakukan di luar jam kerja dan dibiayai sendiri;
Izin belajar khusus adalah izin yang diberikan kepada pegawai negeri sipil untuk mengikuti
program pendidikan formal pada lembaga pendidikan sesuai kompetensi yang pelaksanaannya
dilakukan pada jam kerja dengan ketentuan sebanyak-banyaknya 20% dari jam kerja dalam 1
(satu) minggu dan mendapat bantuan dana dari sponsor;
Tujuan pemberian tugas belajar, izin belajar dan izin belajar khusus adalah meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan pembentukkan sikap profesional bagi pegawai negeri sipil dan
calon pegawai negeri sipil agar mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan lebih
baik;
Tugas belajar dapat diberikan kepada pegawai negeri sipil yang mengikuti program pendidikan
formal untuk jenjang tertentu pada lembaga pendidikan;
Program pendidikan formal untuk jenjang tertentu adalah Diploma 1, Diploma 2, Diploma 3,
Diploma 4, Strata 1, Strata 2, Strata 3 dan pendidikan profesi;
Tugas belajar yang dibiayai oleh pihak sponsor sebelum mengikuti seleksi wajib mendapatkan
rekomendasi dari Bupati Sleman;
Rekomendasi adalah surat persetujuan dari pemerintah daerah untuk mengikuti ujian seleksi
pada lembaga pendidikan tertentu yang akan ditempuh;
Rekomendasi mengikuti seleksi diberikan kepada pegawai negeri sipil yang memenuhi
persyaratan.
DASAR HUKUM
1. Undang-undang No. 8 Tahun 1974 Jo Undang-Undang No. 43 Tahun 1999
LINGKUP BAHASAN
1. Umum
1. UMUM
Yang dimaksud dengan Tugas Belajar dan Ijin Belajar bagi PNS adalah sebagai berikut:
a. Tugas belajar adalah mengikuti Sekolah Formal untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih
tinggi dengan biaya ditanggung oleh Negara
b. Ijin belajar adalah mengikuti sekolah formal untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi
dengan biaya sendiri dilakukan di luar jam kantor yang tidak mengganggu tugas pekerjaan
sehari-hari
c. Pemberian Tugas Belajar/Ijin Belajar bagi PNS harus memenuhi ketentuan yang telah
ditentukan sesuai dengan surat keputusan
A. PNS dapat diberikan Tugas Belajar harus memenuhi persyaratan/ketentuan sebagai berikut:
a. Sekurang-ku rang nya telah 2 (dua) tahun sebagai PNS, kecuali ada rekomendasi dari pejabat
Eselon I unit yang bersangkutan, dapat diberikan sejak yang bersangkutan diangkat sebagai PNS
b. Memenuhi persyaratan dalam kualifikasi pendidikan yang sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi Departemen Perindustrian
c. DP3, setiap unsur sekurang-ku rang nya bernilai baik selama 2 (dua) tahun terakhir
g. Bagi PNS yang menduduki Jabatan dibebaskan dari jabatannya terhitung mulai tanggal tugas
belajar
h. Kegiatan belajar yang dilakukan di luar jam kantor dan tidak mengganggu tugas pekerjaan
seharihari tidak dibebaskan dari tugas/jabatannya
i. Membuat laporan secara periodik perkembangan tugas belajar kepada pimpinan unit kerja
k. Menandatangani Surat Perjanjian dan diketahui Sekretaris Jenderal dan atau Kepala Biro
Kepegawaian yang berikutnya mengacu pada contoh sebagaimana dimaksud pada Lampiran I
B. Setiap PNS yang telah tamat belajar dari pemberian Tugas Belajar wajib bekerja kembali pada
unit kerja yang menugaskan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. 1 (Satu) tahun untuk tiap-tiap tahun/bagian tahun dari masa belajarnya bagi PNS yang diberi
Tugas Belajar di dalam negeri
b. 2 (dua) tahun untuk tiap-tiap tahun atau bagian tahun dari masa belajarnya bagi PNS yang
diberikan tugas di luar negeri
PNS untuk dapat diberikan Ijin Belajar harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Sekurang-ku rang nya telah 2 (dua) tahun memiliki masa kerja, kecuali ada rekomendasi dari
Pejabat Eselon I yang bersangkutan dapat diberikan sejak diangkat sebagai PNS
b. DP3, setiap unsur sekurang-ku rang nya bernilai Baik dalam 2 (dua) tahun terakhir
c. Tidak sedang menjalani:
d. Memenuhi persyaratan dalam kualifikasi Pendidikan yang sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi Departemen Perindustrian
e. Segala biaya yang berhubungan dengan pendidikan ditanggung oleh Pegawai yang
bersangkutan
f. Kegiatan belajar dilakukan di luar jam kantor dan tidak akan mengganggu tugas pekerjaan
g. Mendapat surat Ijin Belajar ditetapkan oleh Pimpinan unit yang bersangkutan, minimal Eselon
III
h. Membuat laporan apabila yang bersangkutan telah selesai dalam pendidikan kepada unit kerja
yang bersangkutan
4. Ketentuan sanksi
PNS yang mendapat /diberikan Tugas Belajar apabila yang bersangkutan tidak menepati
pernyataan yang telah ditetapkan dan melanggar ketentuan tugas belajar atau berhenti bekerja
atas permintaan sendiri dikenakan sanksi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun
1980 tentang Peraturan Disiplin PNS dan Sanksi Administratif berupa kewajiban menyetorkan
ke Kas Negara sejumlah biaya yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah kepadanya ditambah
100% biaya dimaksud.
PROSEDUR:
Prosedur cara pengusulan untuk membuat Surat Keputusan Tugas Belajar sebagai berikut:
a. Diusulkan oleh Pimpinan unit kerja yang bersangkutan ke Biro Kepegawaian bagi Unit
Pendidikan, Balai Besar, Baristand Indag dan Balai Diklat disampaikan oleh unit pembinanya
2. DP3, sekurang-ku rang nya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir
3. Surat keterangan dari Universitas/Sekolah Tinggi bahwa yang bersangkutan diterima sebagai
mahasiswa
4. Surat keputusan dari Pimpinan Unit Kerja tentang Pembayaran dan mulai masuk kuliah
5. Membuat dan menandatangani Surat Perjanjian Tugas Belajar yang dibubuhi materai sebesar
Rp. 6000,- (enam ribu) rupiah
Sistem Pembinaan karier pegawai pada hakekatnya adalah suatu upaya sistematik, terencana
yang mencakup struktur dan proses yang menghasilkan keselarasan antara kopetensi pegawai
dengan kebutuhan organisasi. Pegawai dituntut untuk lebih meningkatkan kemampuannya sesuai
dengan kompetensinya melalui jalur pendidikan formal, disisi lain organisasi harus dapat
mendorong peningkatan prestasi kerja pegawai untuk mendayagunakan kemampuan
profesionalnya sesuai dengan kebutuhan organisasi. Untuk menciptakan sistem pembinaan karier
pegawai, perlu disusun suatu pola karier pegawai yang sesuai dengan kebutuhan dan misi
organisasi dalam mendukung karier pegawai sesuai dengan pengembangan manajemen
kepegawaian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
a. Pegawai Negeri Sipil yang telah memiliki masa kerja sekurang-urannya 2 (dua) tahun sebagai
Pegawai Negeri Sipil dan untuk bidang pendidikan yang langka dapat diberikan sejak diangkat
sebagai Pegawai Negeri Sipil;
b. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam 2 (dua) tahun terakhir sekurang-
kurangnya bernilai baik;
e. Pendidikan yang akan ditempuh sesuai dengan pengetahuan atau keahlian yang dipersyaratkan
dalam jabatan pada organisasi;
f. Usia maksimum 25 tahun untuk Program Diploma III dan Program Strata 1 (S1), usia 37 tahun
untuk Program Strata II (S2) atau setara, dan usia 40 tahun untuk Program Strata III (S3) atau
setara;
g. Biaya pendidikan ditanggung oleh Pemerintah, Pemerintah Negara lain, Badan Internasional,
atau Badan Swasta Dalam Negeri maupun Luar Negeri;
h. Program pendidikan di dalam negeri yang akan diikuti telah mendapat persetujuan menteri
yang membidangi pendidikan;
i. Dalam memberikan tugas belajar, setiap instansi harus memberikan kesempatan yang sama
bagi semua Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan bidangnya;
j. Pegawai Negeri Sipil tidak berhak untuk menutut penyesuaian ijasah kedalam pangkat apabila
formasi belum memungkinkan.
a. Pegawai Negeri Sipil sudah bekerja sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sejak pengangkatannya
sebagai Pegawai Negeri Sipil;
b. Setiap unsur pelaksanaan pekerjaan dalam 2 (dua) tahun terakhir sekurang-kurangnya bernilai
baik;
g. Program pendidikan di dalam negeri yang akan dikuti telah mendapat persetujuan menteri
yang membidangi pendidikan;
h. Pendidikan diikuti diluar jam kerja dan tidak mengganggu pekerjaan/tugas sehari-hari;
i. Pegawai Negeri Sipil tidak berhak untuk menuntut penyesuaian ijasah kedalm pangkat apabila
formasi belum memungkinkan.
Pemberian tugas belajar dan ijin belajar dilakukan oleh pejabat yang berwenang serendah-
rendahnya pejabat eselon II (dua).
Saat ini ada kecenderungan mudahnya memperoleh gelar/ijasah, ada beberapa perguruan tinggi
yang membuka kelas khusus/kelas jauh/kelas eksekutif/kelas sabtu-minggu, antara lain:
1. Perguruan Tinggi Negeri pada awalnya menyelenggarakan pendidikan kelas reguler, pada
perkembangannya menyelenggarakan kelas khusus/kelas jauh/kelas eksekutif
2. Perguruan Tinggi Swasta yang telah mendapat ijin operasional pada awalnya
menyelenggarakan kelas reguler, namun pada perkembangannya menyelengarakan kelas
khusus/kelas jauh/kelas eksekutif/kelas sabtu-minggu.
3. Perguruan Tinggi Swasta sejak didirikan memang telah menyelenggarakan kelas jauh/kelas
khusus/kelas eksekutif.
Sesuai dengan surat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 1506/D/T/2005 tanggal 16
Mei 2005, yang ditujukan kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara, antara lain dinyatakan
bahwa:
a. Pendidikan jarak jauh yang diakui oleh pemerintah adalah yang hanya diselenggarakan oleh
Universitas Terbuka.
Permasalahannya kemudian tertetak pada ijazah yang dikeluarkan oleh perguruan tinggi tidak
mencerminkan apakah perguruan tinggi dalam penyelenggaraannya secara regular atau kelas
jauh/kelas khusus/kelas eksekutif/kelas sabtu-minggu, sehingga menyulitkan penentuan civil
effect dalam pembinan karier Pegawai Negeri Sipil karena semuanya mendapat perlakuan yang
sama, bahkan yang jelas melanggar ketentuan Direrktorat Jenderal Pendidikan Tinggi juga
mendapat pengakuan yang sama dengan peserta regular. Karena dalam prakteknya, ijin
penyelenggaraan tersebut banyak yang tidak mencantumkan dalam ijasah, sehingga pengelola
kepegawaian menemui kesulitan untuk mengidentifikasi ijasahnya sah atau tidak.
Untuk menghindari terhadap ijasah yang tidak sah dan untuk memberikan keadilan bagi lulusan
perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan melalui program reguler, harus
menerapkan persyaratan dalam penetapan civil effectnya, yaitu ada jaminan dari pimpinan
perguruan tinggi bahwa tidak ada kelas jauh/kelas khusus/kelas eksekutif/kelas sabtu-minggu,
dan apabila ternyata ada yang melakukan itu, maka penetapan civil effectnya harus dibatalkan.
Kemudian surat edaran Direktur Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor
595/D5.1/T/2007 tanggal 27 Pebruari 2007 yang ditujukan kepada seluruh Rektor Perguruan
Tinggi Swasta dan Koordinator Kopertis Wilayah I-IX, mengenai Edaran Tentang Larangan
Kelas Jauh/Kelas Sabtu-Minggu, antara lain disebutkan bahwa:
1. Penyelenggaraan pendidikan kelas jauh/kelas sabtu minggu adalah melanggar norma, kaidah
dan kepatutan akademik, dimana kualitas penyelenggaraan perkuliahan dan lulusannya tidak
dapat dipertanggungjawabkan.
2. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi sejak tahun 1997 telah melarang penyelenggaraan
pendidikan model kelas jauh/kelas sabtu-minggu, karena tidak sesuai dengan peraturan dan
ketentuan yang berlaku, dan menetapkan bahwa ijasah yang dikeluarkan tidak sah dan tidak
dapat digunakan untuk pengangkatan maupun pembinaan karier/penyetaraan bagi Pegawai
Negeri Sipil, dengan kata lain tidak mempunyai civil effect.
Peraturan Mendiknas Nomor 30 Tahun 2009, Tentang Penyelenggaraan Program Studi di Luar
Domosili Perguruan Tinggi,
Pasal 1
Ayat (1) Dimisili perguruan tinggi adalah wilayah penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh suatu
satuan pendidikan tinggi sebagaimana dicantumkan dalan izin pendirian perguruan tinggi
dan/atau izin penyelenggaraan program studi yang ditetapkan oleh Departemen
Ayat (2) Penyelenggaraan program studi di luar domisili adalah pelaksanaan kegiatan
pendidikan tinggi oleh perguruan tinggi di luar domisili perguruan tinggi sebagaiman
dicantumkan dalan izin pendirian perguruan tinggi dan/atau izin penyelenggaraan program studi
yang ditetapkan oleh departemen
Pasal 3
Ayat (1)b Perguruan tinggi penyelenggara program studi diluar domisili telah memperoleh
akreditasi A untuk program studi yang sama
Ayat (2) Perguruan tinggi penyelenggara program studi di luar domosili wajib mengajukan
izin kepada menteri
Pasal 4
Ayat (1) Penyelenggaraan program studi di luar domisili yang tidak memenuhi Peraturan
Menteri ini dilarang, Kecuali Program Sarjana dan Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan
Dalam keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 12 Tahun 2002 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawaian
Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002,
angka IV dalam angka 9 huruf a, disebutkan bahwa ijasah yang diperoleh dari salah satu
perguruan tinggi negeri dan swasta atau ijasah yang diperoleh dari sekolah atau perguruan tinggi
swasta yang telah terakreditasi dan atau telah mendapat ijin penyelenggaraan dari menteri yang
bertanggungjawab di bidang pendidikan nasional atau pejabat lain yang berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku berwenang menyelenggarakan pendidikan.
Pasal 18 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun
2002, disebutkan bahwa Pegawai Negeri Sipil yang telah memperoleh Surat Tanda Tamat
Belajar/ijasah dapat dinaikkan pangkatnya menjadi golongan ruang yang sesuai dengan
ijasahnya. Ayat (2) antara lai disebutkan bahwa kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud dalam
Ayat (1) dapat diberikan apabila Pegawai Negeri Sipil diangkat dalam jabatan/diberi tugas yang
memerlukan pengetahuan/keahlian sesuai dengan ijasah yang diperoleh.
Produk Hukum yang Berkaitan dengan Tugas Belajar dan Ijin Belajar (Update: 05 Agustus
2012)
Kumpulan Produk Hukum yang berkaitan dengan tugas belajar dan ijin belajar:
2. Permendiknas 48 Tahun 2009 tentang Pedoman pemberian tugas belajar bagi pegawai negeri
sipil di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional (Pasal 16-21)
Surat Edaran Sekjen no. 8480/A.A2/LN/2010, 01 Feb 2010: Pemberitahuan tentang pentingnya
SP Setneg RI
1. PP no. 41 tahun 2009 tentang tunjangan profesi Guru dan dosen, tunjangan khurus guru dan
dosen dan tunjangan kehormatan profesor
5. Telaahan Pembayaran Gaji dan Tunjangan terkait dengan status kepegawaian bagi PNS,
terbitan BKN tahun 2008, berlaku untuk semua PNS.
1. Surat Edaran Menpan No. SE/18/M.PAN/5/2004 tanggal 14 Mei 2004 tentang Pemberian
Tugas Belajar dan Ijin Belajar bagi PNS:
2. Surat Edaran Koordinator Kopertis 7 tentang tugas belajar dan ijin belajar
2. Studi lanjut bagi PNS Dosen dalam kaitannya dengan kenaikan jabatan, kepangkatan,
sertifiksi Dosen, dan evaluasi beban kerja Dosen, oleh Trisno Zuardi,SH.,MM, Kepala Bagian
Mutasi Dosen, Biro Kepegawaian Kementerian Pendidikan Nasional
- Permendiknas 48 Tahun 2009 tentang Pedoman pemberian tugas belajar bagi pegawai negeri
sipil di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional
Pasal 26-28
Surat Edaran Menpan No.SE/18/M.PAN/5/2004 tanggal 14 Mei 2004 tentang Pemberian Tugas
Belajar dan Ijin Belajar bagi PNS:
1. Penjelasan dari Pejabat Kepala Biro Kepegawaian Kementrian Pendidikan Nasional melalui
surat nomor: 29253/A4.5/KP/2010 tanggal 15 April 2010 tentang pembayaran tunjangan profesi
dosen yang studi lanjut atau biaya sendiri(swadana)
2. Surat Edaran Koordinator Kopertis 7 tentang Pembayaran Tunjangan Profesi Bagi Dosen yang
studi lanjut dengan biaya sendiri
Studi lanjut bagi PNS Dosen dalam kaitannya dengan kenaikan jabatan, kepangkatan, sertifiksi
Dosen, dan evaluasi beban kerja Dosen, oleh Trisno Zuardi,SH.,MM, Kepala Bagian Mutasi
Dosen, Biro Kepegawaian Kementerian Pendidikan Nasional
PS: Perhatikan SE Kabiro Kepegawaian 29253/A4.5/KP/2010 di atas, bagi dosen yang studi
lanjut dengan biaya sendiri atau donator di luar Dikti, bila lokasi berada di Luar kota kampus
asal atau di luar negeri sehingga tak bisa melaksanakan BKD maka statusnya bukan ijin belajar,
maka kepadanya diberi SK tugas belajar dan berlaku segala ketentuan tugas belajar.
C. Pedoman-Pedoman
Form SPPD
Format Perjanjian
1) Dosen tugas belajar berhak menerima beasiswa dari pemerintah sedangkan ijin belajar dana
berasal dari biaya sendiri atau donator di luar instansi (berlaku untuk dosen PNS dan PTS)
2) Dosen tugas belajar dibebas-tugaskan selama studi lanjut untuk itu bagi yang memiliki jabatan
akademik dosen tak berhak tunjangan profesi dosen, sementara yang ijin belajar tak dibebas-
tugaskan maka tetap peroleh tunjangan profesi dosen.( berlaku untuk dosen PNS dan PTS)
3) Bagi yang berstatus PNS, yang tugas belajar tidak mendapat tujangan jabatan dosen
sedangkan yang ijin belajar tetap memperoleh.(berlaku untuk dosen PNS)
4) Dosen tugas belajar tak berhak mengusulkan kenaikan jabatan/pangkat selama tugas belajar,
sementara yang izin belajar berhak mengusulkan( berlaku untuk dosen PNS dan PTS)
5) Publikasi selama studi lanjut bagi yang tugas belajar tidak bisa dihitung sebagai angka kredit
karena statusnya bukan dosen, sementara yang ijin belajar bila studi lanjut atas nama mahasiswa
Pasca juga tak bisa dihitung sebagai angka kredit terkecuali studi lanjut atas nama dosen
PTN/PTS. (berlaku untuk dosen PNS dan PTS)
1) Dosen tugas belajar tak berkewajiban melaksanakan beban kerja dosen sedangkan yang ijin
belajar tetap berkewajiban melaksanakan BKD apabila statusnya dosen tetap
2) Yang tugas belajar dibebastugaskan maka tak wajib melaksanakan kegiatan tridharma PT,
yang ijin belajar tidak dibebas-tugaskan maka kegiatan tridharma PT wajib dilaksanakan.
3) Serdos itu wajib bagi dosen, namun yang tugas belajar tidak wajib diikut sertakan, sementara
yang ijin belajar bila persyaratan sudah cukup bisa diikut-sertakan.