150100554
2016
UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA
Jl. Ringroad Barat Daya No. 1, Tamantirto, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Tlp. (0274) 434 2288, 434 2278. Fax. (0274) 434 2269. Web : www.almaata.ac.id
I. Latar Belakang
Banyak fakta yang mengatakan bahwa 80% ibu hamil dan ibu menyusui terpaksa
minum obat karena masalah kesehatan yang mereka alami, 12% ibu hamil
mengkonsumsi obat-obat analgetika, sedangkan 9% menggunakan obat yang
diresepkan dokter, akibat penyakit yang menyertai seperti hipertensi dan asma.
Dengan hal demikian akan menimbulkan dampak kecacatan pada bayi, seperti yang
dialami 1 diantara 25 bayi di Australia mengalami cacat lahir relative berkaitan
dengan penggunaan obat.
II. Tujuan
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, para ibu hamil dapat menjelaskan dan memahami
tentang :
1. Pengertian obat
2. Pengaruh obat
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
IV. Media
Power point
V. Materi
Isi materi :
1. Pengertian obat
2. Pengaruh obat
Pendahuluan : 10 menit
2. Pengaruh obat
26 Penutup 10 menit
Diskusi Menyampaikan
Kesimpulan jawaban
Evaluasi Mendengarkan
Salam Penutup Menjawab salam
: Perawat
: Ibu hamil
VIII. Evaluasi
1. Evaluasi struktural
a. Semua peserta hadir dalam kegiatan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa program profesi
pendidikan perawat bekerja sama dengan penanggung jawab Rumah Bersalin
Mawar
c. Pengorganisasian dilakukan 2 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan.
d. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum penyuluhan
selesai
2. Evaluasi proses
a. Peserta antusias teradap materi yang disampaikan oleh penyaji.
b. Peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung
c. Peserta terliat aktif dalam kegiatan penyuluhan
d. Moderator, penyuluh, fasilitator dan peserta mampu menjalankan fungsinya
dan perannya dengan baik.
3. Evaluasi hasil
a. Peserta mampu memahami materi yang telah disampaikan
b. Ada umpan balik positif peserta seperti dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh penyaji.
Anonimus. 2011. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi Edisi 11. Medita Indonesia :
Jakarta
Lampiran Materi
1. Pengertian obat
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan,
memperelok badan atau bagian badan manusia (SK Menteri Kesehatan.
No.25/Kab/B.VII/ 71 tanggal 9 Juni 1971).
2. Pengaruh obat
Pengaruh buruk obat terhadap janin dapat bersifat toksik, teratogenik maupun
letal, tergantung pada sifat obat dan umur kehamilan paga saat minum obat.
Pengaruh toksik adalah jika obat yang diminum selama masa kehamilan
menyebabkan terjadinya gangguan fisiologik atau bio-kimiawi dari janin yang
dikandung, dan biasanya gejalanya baru muncul beberapa saat setelah kelahiran.
Pengaruh obat bersifat teratogenik jika menyebabkan terjadinya malformasi
anatomik pada petumbuhan organ janin. Pengaruh teratogenik ini biasanya terjadi
pada dosis subletal. Sedangkan pengaruh obat yang bersifa letal, adalah yang
mengakibatkan kematian janin dalam kandungan. Secara umum pengaruh buruk obat
pada janin dapat beragamSecara umum pengaruh buruk obat pada janin dapat
beragam, sesuai dengan fase-fase berikut:
1. Fase implantasi, yaitu pada umur kehamilan kurang dari 3 minggu. Pada fase ini
obat dapat memberi pengaruh buruk atau mungkin tidak sama sekali. Jika terjadi
pengaruh buruk biasanya menyebabkan kematian embrio atau berakhirnya
kehamilan (abortus).
2. Fase embional atau organogenesis, yaitu pada umur kehamilan antara 4-8 minggu.
Pada fase ini terjadi diferensiasi pertumbuhan untuk terjadinya malformasi
anatomik (pengaruh teratogenik). Berbagai pengaruh buruk yang mungkin terjadi
pada fase ini antara lain,
- Gangguan fungsional atau metabolik yang permanen yang biasanya baru muncul
kemudian, jadi tidak timbul secara langsung pada saat kehamilan. Misalnya
pemakaian hormon dietilstilbestrol pada trimester pertama kehamilan terbukti
berkaitan dengan terjadinya adenokarsinoma vagina pada anak perempuan di
kemudian hari (pada saat mereka sudah dewasa).
3. Fase fetal, yaitu pada trimester kedua dan ketiga kehamilan. Dalam fase ini terjadi
maturasi dan pertumbuhan lebih lanjut dari janin. Pengaruh buruk senyawa asing
terhadap janin pada fase ini tidak berupa malformasi anatomik lagi. tetapi mungkin
dapat berupa gangguan pertumbuhan, baik terhadap fungsi-fungsi fisiologik atau
biokimiawi organ-organ. Demikian pula pengaruh obat yang dialami ibu dapat
pula dialami janin, meskipun mungkin dalam derajat yang berbeda. Sebagai contoh
adalah terjadinya depresi pernafasan neonatus karena selama masa akhir
kehamilan, ibu mengkonsumsi obat- obat seperti analgetika-narkotik; atau
terjadinya efek samping pada sistem ekstrapiramidal setelah pemakaian fenotiazin
Rujukan yang paling dipercaya kalangan medis untuk sesuatu obat itu aman atau
tidak untuk wanita hamil adalah Pedoman yang disusun US FDA (Badan POM
Amerika Serikat).
FDA membagi tingkat keaman obat tersebut kedalam 5 kategori:
1. Kategori A
Studi terkontrol pada wanita tidak memperlihatkan adanya resiko bagi
janin pada trimester pertama kehamilan. Dan tidak ada bukti mengenai resiko pada
trimester ke dua dan ketiga. Kemungkinan adanya bahaya terhadap janin sangat
rendah.
2. Kategori B
Studi terhadap reproduksi binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya
resiko terhadap janin tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil atau sistem
reproduksi binatang percobaan yang menunjukkan efek samping ( selain penurunan
tingkat kesuburan), yang juga tidak diperoleh pada studi terkontrol pada trimester 1
dan tidak terdapat bukti adanya resiko pada trimester selanjutnya.
3. Kategori C
Studi pada binatang percobaan menunjukkan adanya efek samping pada janin
(teratogenik) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita. Atau studi pada wanita
maupun binatang percobaan tidak tersedia. Obat dalam kategori ini hanya boleh
diberikan kepada ibu hamil jika manfaat yang diperoleh lebih besar dari resiko yang
mungkin terjadi pada janin.
4. Kategori D
Terdapat bukti adanya resiko terhadap janin manusia. Obat ini hanya diberikan
bila manfaat pemberian jauh lebih besar dibandingkan resiko yang akan terjadi.
(terjadi situasi yang dapat mengancam jiwa ibu hamil, dalam hal mana obat lain tidak
dapat digunakan/ tidak efektif).
5. Kategori X
Studi pada binatang percobaan atau manusia telah memperlihatkan adanya kelainan
janin (abnormalitas) atau terbukti beresiko terhadap janin. Resiko penggunaan obat
pada wanita hamil jelas lebih besar dari manfaat yang diperoleh. Obat kategori X
merupakan kontra indikasi bagi wanita hamil atau memiliki kemungkinan untuk
hamil.
a. Hindari Antibiotik
Pemeberian antibiotik umumnya tidak diperbolehkan selama kehamilan dan
menyusui. Jika manfaat bagi ibu lebih besar daripada risiko yang ditimbulkan
pada janin, antibiotic diperbolehkan untuk diberikan. Sebelumnya harus
dipastikan bahwa ibu hamil benar-benar memerlukan antibiotik. Sebaiknya
konsultasikan dengan dokter Anda sebelum mengkonsumsi obat antibiotik dan
juga diperhatikan mengenai keamanan bagi janin itu sendiri.
b. Suplemen Untuk Ibu Hamil
Konsumsi suplemen juga perlu diperhatikan dan perlu pertimbangan matang.
Konsumsi vitamin dan mineral tambahan yang berlebihan juga tidak bermanfaat
dan berisiko terhadap ibu hamil dan bayi yang akan dilahirkan.
c. Hindari Aspirin
Aspirin terbukti menimbulkan gangguan proses tumbuh kembang janin.
Selain itu, aspirin memicu komplikasi selama kehamilan. Bahkan, kandungan
aspirin masih ditemukan dalam ASI. Tubuh bayi akan menerima 4-8% dosis
aspirin yang dikonsumsi oleh ibu. Penelitin mengatakan bahwa bayi memilim ASI
dari ibu yang mengkonsumsi aspirin berisiko untuk menderita Reyes Syndrome
yang merupakan suatu penyakit gangguan fungsi otak dan hati. Karenanya,
hindari pemakaian aspirin, terutama selama trimester tiga, kecuali dianjurkan
dokter