Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENGGUNAAN OBAT PADA IBU HAMIL

Dea Regina Dewi

150100554

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ALMA ATA

2016
UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

Jl. Ringroad Barat Daya No. 1, Tamantirto, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta

Tlp. (0274) 434 2288, 434 2278. Fax. (0274) 434 2269. Web : www.almaata.ac.id

SATUAN ACARA PENYULUHAN

JUDUL PENGGUNAAN OBAT PADA IBU HAMIL

1. Pokok Bahasan : Farmakokinetika pada ibu hamil

2. Sub Pokok Bahasan : Penggunaan obat pada ibu hamil

3. Sasaran : Ibu hamil di Rumah bersalin Mawar

4. Target : Ibu hamil di Rumah bersalin Mawar

5. Hari/Tanggal : Selasa, 01 Desember 2016

6. Jam : 15.00 WIB - Selesai

7. Waktu pertemuan : 45 menit

8. Tempat : di aula rumah bersalin mawar

9. Pemateri : Dea Regina Dewi

I. Latar Belakang

Farmakologi merupakan ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan interaksi antara


sebuah sistem dalam mahluk yang hidup dan zat-zat kimia dari luar yang masuk ke dalam
sistem tersebut. Obat dapat diartikan sebagai setiap molekul kecil yang ketika masuk ke
dalam tubuh, akan mengubah fungsi tubuh melalui berbagai interaksi di tingkat
molekuler. Pemberian obat harus selalu dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip
pengetahuan hayati (bioscience) yang relevan, dasar evidensi dan pertimbangan hukum.
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan,
memperelok badan atau bagian badan manusia (SK Menteri Kesehatan.
No.25/Kab/B.VII/ 71 tanggal 9 Juni 1971).

Banyak fakta yang mengatakan bahwa 80% ibu hamil dan ibu menyusui terpaksa
minum obat karena masalah kesehatan yang mereka alami, 12% ibu hamil
mengkonsumsi obat-obat analgetika, sedangkan 9% menggunakan obat yang
diresepkan dokter, akibat penyakit yang menyertai seperti hipertensi dan asma.
Dengan hal demikian akan menimbulkan dampak kecacatan pada bayi, seperti yang
dialami 1 diantara 25 bayi di Australia mengalami cacat lahir relative berkaitan
dengan penggunaan obat.

II. Tujuan

A. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan, para ibu hamil dapat memahami tentang


penggunaan obat.

B. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan, para ibu hamil dapat menjelaskan dan memahami
tentang :

1. Pengertian obat

2. Pengaruh obat

3. Klasifikasi obat pada kehamilan

4. Obat yang perlu dihindari


5. Macam macam obat
6. Prinsip penggunaan obat pada kehamilan
III. Metode

a. Ceramah

b. Tanya Jawab

IV. Media

Power point

V. Materi

Isi materi :

1. Pengertian obat

2. Pengaruh obat

3. Klasifikasi obat pada kehamilan

4. Obat yang perlu dihindari

5. Macam macam obat

6. Prinsip penggunaan obat pada kehamilan


VI. Proses Pelaksanaan

No. Kegiatan Respon Peserta Waktu

Pendahuluan : 10 menit

Memberi Salam Menjawab Salam


Menyampaikan Pokok Bahasan Menyimak
Menyampaikan Tujuan manfaat dan Menyimak
cakupan dalam materi
Isi : 25 menit

Penyampaian materi : Memperhatikan


1. Pengertian obat

2. Pengaruh obat

3. Klasifikasi obat pada kehamilan

4. Obat yang perlu dihindari


5. Macam macam obat
6. Prinsip penggunaan obat pada
kehamilan

Memberikan kesempatan klien untuk Bertanya


bertanya

26 Penutup 10 menit
Diskusi Menyampaikan
Kesimpulan jawaban
Evaluasi Mendengarkan
Salam Penutup Menjawab salam

VII. Setting Tempat


Keterangan :

: Perawat

: Ibu hamil

VIII. Evaluasi

1. Evaluasi struktural
a. Semua peserta hadir dalam kegiatan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa program profesi
pendidikan perawat bekerja sama dengan penanggung jawab Rumah Bersalin
Mawar
c. Pengorganisasian dilakukan 2 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan.
d. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum penyuluhan
selesai
2. Evaluasi proses
a. Peserta antusias teradap materi yang disampaikan oleh penyaji.
b. Peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung
c. Peserta terliat aktif dalam kegiatan penyuluhan
d. Moderator, penyuluh, fasilitator dan peserta mampu menjalankan fungsinya
dan perannya dengan baik.
3. Evaluasi hasil
a. Peserta mampu memahami materi yang telah disampaikan
b. Ada umpan balik positif peserta seperti dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh penyaji.

IX. Daftar Pustaka


Departemen Kesehatan Republik Indonesia . 2006. Pedoman Pelayanan Farmasi Untuk

Ibu Hamil Dan Menyusui. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta

Anonimus. 2011. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi Edisi 11. Medita Indonesia :

Jakarta

Tambayong, Jan(2002). Farmakologi Untuk Keperawatan. Widya Medika : Jakarta

Lampiran Materi
1. Pengertian obat

Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan,
memperelok badan atau bagian badan manusia (SK Menteri Kesehatan.
No.25/Kab/B.VII/ 71 tanggal 9 Juni 1971).

2. Pengaruh obat

Pengaruh buruk obat terhadap janin dapat bersifat toksik, teratogenik maupun
letal, tergantung pada sifat obat dan umur kehamilan paga saat minum obat.
Pengaruh toksik adalah jika obat yang diminum selama masa kehamilan
menyebabkan terjadinya gangguan fisiologik atau bio-kimiawi dari janin yang
dikandung, dan biasanya gejalanya baru muncul beberapa saat setelah kelahiran.
Pengaruh obat bersifat teratogenik jika menyebabkan terjadinya malformasi
anatomik pada petumbuhan organ janin. Pengaruh teratogenik ini biasanya terjadi
pada dosis subletal. Sedangkan pengaruh obat yang bersifa letal, adalah yang
mengakibatkan kematian janin dalam kandungan. Secara umum pengaruh buruk obat
pada janin dapat beragamSecara umum pengaruh buruk obat pada janin dapat
beragam, sesuai dengan fase-fase berikut:

1. Fase implantasi, yaitu pada umur kehamilan kurang dari 3 minggu. Pada fase ini
obat dapat memberi pengaruh buruk atau mungkin tidak sama sekali. Jika terjadi
pengaruh buruk biasanya menyebabkan kematian embrio atau berakhirnya
kehamilan (abortus).

2. Fase embional atau organogenesis, yaitu pada umur kehamilan antara 4-8 minggu.
Pada fase ini terjadi diferensiasi pertumbuhan untuk terjadinya malformasi
anatomik (pengaruh teratogenik). Berbagai pengaruh buruk yang mungkin terjadi
pada fase ini antara lain,

- Gangguan fungsional atau metabolik yang permanen yang biasanya baru muncul
kemudian, jadi tidak timbul secara langsung pada saat kehamilan. Misalnya
pemakaian hormon dietilstilbestrol pada trimester pertama kehamilan terbukti
berkaitan dengan terjadinya adenokarsinoma vagina pada anak perempuan di
kemudian hari (pada saat mereka sudah dewasa).

- pengaruh letal, berupa kematian janin atau terjadinya abortus.

- pengaruh sub-letal, yang biasanya dalam bentuk malformasi anatomis


pertumbuhan organ, seperti misalnya fokolemia karena talidomid.

3. Fase fetal, yaitu pada trimester kedua dan ketiga kehamilan. Dalam fase ini terjadi

maturasi dan pertumbuhan lebih lanjut dari janin. Pengaruh buruk senyawa asing
terhadap janin pada fase ini tidak berupa malformasi anatomik lagi. tetapi mungkin
dapat berupa gangguan pertumbuhan, baik terhadap fungsi-fungsi fisiologik atau
biokimiawi organ-organ. Demikian pula pengaruh obat yang dialami ibu dapat
pula dialami janin, meskipun mungkin dalam derajat yang berbeda. Sebagai contoh
adalah terjadinya depresi pernafasan neonatus karena selama masa akhir
kehamilan, ibu mengkonsumsi obat- obat seperti analgetika-narkotik; atau
terjadinya efek samping pada sistem ekstrapiramidal setelah pemakaian fenotiazin

3. Klasifikasi obat pada kehamilan

Rujukan yang paling dipercaya kalangan medis untuk sesuatu obat itu aman atau
tidak untuk wanita hamil adalah Pedoman yang disusun US FDA (Badan POM
Amerika Serikat).
FDA membagi tingkat keaman obat tersebut kedalam 5 kategori:
1. Kategori A
Studi terkontrol pada wanita tidak memperlihatkan adanya resiko bagi
janin pada trimester pertama kehamilan. Dan tidak ada bukti mengenai resiko pada
trimester ke dua dan ketiga. Kemungkinan adanya bahaya terhadap janin sangat
rendah.
2. Kategori B
Studi terhadap reproduksi binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya
resiko terhadap janin tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil atau sistem
reproduksi binatang percobaan yang menunjukkan efek samping ( selain penurunan
tingkat kesuburan), yang juga tidak diperoleh pada studi terkontrol pada trimester 1
dan tidak terdapat bukti adanya resiko pada trimester selanjutnya.

3. Kategori C
Studi pada binatang percobaan menunjukkan adanya efek samping pada janin
(teratogenik) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita. Atau studi pada wanita
maupun binatang percobaan tidak tersedia. Obat dalam kategori ini hanya boleh
diberikan kepada ibu hamil jika manfaat yang diperoleh lebih besar dari resiko yang
mungkin terjadi pada janin.
4. Kategori D
Terdapat bukti adanya resiko terhadap janin manusia. Obat ini hanya diberikan
bila manfaat pemberian jauh lebih besar dibandingkan resiko yang akan terjadi.
(terjadi situasi yang dapat mengancam jiwa ibu hamil, dalam hal mana obat lain tidak
dapat digunakan/ tidak efektif).

5. Kategori X
Studi pada binatang percobaan atau manusia telah memperlihatkan adanya kelainan
janin (abnormalitas) atau terbukti beresiko terhadap janin. Resiko penggunaan obat
pada wanita hamil jelas lebih besar dari manfaat yang diperoleh. Obat kategori X
merupakan kontra indikasi bagi wanita hamil atau memiliki kemungkinan untuk
hamil.

4. Obat yang perlu dihindari

a. Hindari Antibiotik
Pemeberian antibiotik umumnya tidak diperbolehkan selama kehamilan dan
menyusui. Jika manfaat bagi ibu lebih besar daripada risiko yang ditimbulkan
pada janin, antibiotic diperbolehkan untuk diberikan. Sebelumnya harus
dipastikan bahwa ibu hamil benar-benar memerlukan antibiotik. Sebaiknya
konsultasikan dengan dokter Anda sebelum mengkonsumsi obat antibiotik dan
juga diperhatikan mengenai keamanan bagi janin itu sendiri.
b. Suplemen Untuk Ibu Hamil
Konsumsi suplemen juga perlu diperhatikan dan perlu pertimbangan matang.
Konsumsi vitamin dan mineral tambahan yang berlebihan juga tidak bermanfaat
dan berisiko terhadap ibu hamil dan bayi yang akan dilahirkan.
c. Hindari Aspirin
Aspirin terbukti menimbulkan gangguan proses tumbuh kembang janin.
Selain itu, aspirin memicu komplikasi selama kehamilan. Bahkan, kandungan
aspirin masih ditemukan dalam ASI. Tubuh bayi akan menerima 4-8% dosis
aspirin yang dikonsumsi oleh ibu. Penelitin mengatakan bahwa bayi memilim ASI
dari ibu yang mengkonsumsi aspirin berisiko untuk menderita Reyes Syndrome
yang merupakan suatu penyakit gangguan fungsi otak dan hati. Karenanya,
hindari pemakaian aspirin, terutama selama trimester tiga, kecuali dianjurkan
dokter

5. Macam Macam Obat


Obat Bebas
Risiko penggunaan obat bebas sering kali dilupakan oleh ibu hamil dan menyusui.
Padahal kandungan zat aktif di dalamnya juga mengalami absorbsi, metabolisme, dan
ekskresi.
Obat Bebas (OTC) yang Aman
Obat Alergi : Antihistamin seperti Benadryl dan Unisom. Obat. Obat hirup
seperti
nasalcrom
Anti mual : Vitamin B6 (maksimum 100mg/hari diminum 1/2 jam sebelum
makan)
Pereda sembelit : Milk of magnesia. Amphogel, Metamucil dan Maalox
Pereda nyeri uluhati (heartburn) : jenis Antasida
Multivitamin : pilih multivitamin dengan rekomendasi disis tidak melebihi
angka
kecukupan gizi harian
Pereda nyeri : Acetaminophen atau paracetamol
Obat infeksi jamur : Myestatin/ nystastin
Obat batuk apa saja tanpa tamahan lain
Obat Bebas Yang Kurang Aman
Pereda Nyeri : Aspirin dosis lebih dari 81 mg, Ibuprofen, NSAID
Pereda sembelit : Minyak mineral
Obat Terbatas
Obat jerawat : Vitamin A oral dan Accutane
Obat radang sendi : Arthrotec
Pengencer darah : Warfarin yang dijual dengan merk Coumadin
Obat tekanan darah tinggi : ACE inhibitor Misoprostol atau cytotec
obat anti kanker
6. Prinsip penggunaan obat pada kehamilan

Bila mungkin, penanganan tanpa obat harus dicoba dahulu


- Umumnya obat-obat lama yang sudah terbukti keamanannya lebih disukai
daripada obat-obat yang baru dipasarkan
- Preparat kombinasi sedapat mungkin harus dihindari dan sebaiknya dipilih
preparat yang mengandung sebuah unsur obat saja
- Hindari penggunaan obat bebas pada trimester pertama kecuali alasan yang
mendesak
- Gunakan obat dengan takaran yang paling rendah untuk jangka waktu yang
sesingkat mungkin.

Anda mungkin juga menyukai