Anda di halaman 1dari 2

Sampah-sampah terbuang di sini sudah berlangsung lama.

Warga sengaja buang sampah ke


sungai karena berbagai alasan. Saya sering menegor hingga berujung pertengkaran. Yang paling
sering membuang sampah dilakukan kaum ibu rumah tangga dengan berkendara motor. Biasanya
dilakukan pagi hari, katanya, kepada wartawan, ketika ditemui di lokasi, Selasa (10/11).

Lebih lanjut, alasan utama pembuangan sampah ke aliran sungai lantaran tidak memiliki tempat
pembuangan sampah sementara (TPS). Itu mengapa pembuangan sampah ke aliran sungai
menjadi hal yang lazim.

Pemerintah jangan diam saja. Sebab tumpukan sampah ini menjadi sumber bagi bibit-bibit
penyakit. Selain itu juga bisa mengakibatkan banjir,tandas Satino.

Satino menambahkan, tidak pernah melihat ada petugas kebersihan yang melakukan aktivitas
mengangkutan sampah di sana hingga menyebar bau tak sedap. Baunya bukan main pak,
apalagi saya tiap hari disini mencium baunya, keluhnya.

Bahkan, sampah yang menumpuk di aliran sungai itu tidak pernah ada yang peduli untuk
membersihkanya. Plang peringatan larangan membuang sampah ke sungai pernah ada
sebelumnya tapi sekarang sudah tidak ada.

Dulu, waktu plang peringatan larangan membuang sampah masih ada, tetap saja yang buang
sampah kesitu banyak. Apalagi sekarang, plangnya sudah tidak ada. Yang membuang sampah
dari mana-mana dan membuangnya tidak pernah ketahuan,tutur Satino.

Senada diungkapkan, Saiful (30), seorang tambal ban yang setiap hari mangkal di kawasan RTH
Maramis, mengatakan, kondisi tersebut sudah berlangsung cukup lama. Bahkan diakuinya
terdapat istilah khusus pembuangan pembalut wanita di sungai tersebut.

Kekhawatiran mulai timbul ketika melihat endapan sampah, yang menyebabkan pendangkalan
sungai. Ditambah lagi sedimen lumpur atau pasir yang menumpuk. Pendangkalan dasar sungai
meningkatkan resiko air meluap, dengan sendirinya bencana banjir tak dapat dihindari.

Kondisi muara sungai saat ini, juga memprihatinkan. Sedimentasi sudah mendangkalkan dasar
sungai yang menghambat aliran air kelaut. Ditambah lagi, banyak sampah sehingga air sungai
tak dapat lagi mengalir.

Karena itu sudah seharusnya, Pemkot Probolinggo melalui Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan
Umum (DPU) secara serius melakukan pembersihan sungai untuk mengurangi
sampah,ucapnya.

Lain halnya dengan Hartono (38), salah seorang petugas kebersihan di RTH Maramis,
mengatakan, sebetulnya yang membuang sampah disungai bukan warga sekitar melainkan warga
dari luar. Bahkan, setiap harinya sampah yang dibuang dengan kantong plastik.

Saya setiap hari disini tidak pernah melihat warga asli sini yang membuang sampah ke sungai.
Hampir tiap hari, sampah dibuang sembarangan ke sungai. Pokoknya banyak sekali tiap harinya
hingga memakai kantong plastik. Saya bukan tidak mau melarang, tapi oknum yang membuang
sampah dilakukan oleh ibu-ibu sampai mengajak bertengkar, paparnya.

Anda mungkin juga menyukai