Oleh :
Preceptor :
PENDAHULUAN
Stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan
otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam
atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang
penyebab disertai manifestasi klinis mayor, dan penyebab utama kecacatan dan
berkembang juga menyumbang 85,5% dari total kematian akibat stroke di seluruh
dunia. Di Indonesia, prevalensi stroke mencapai angka 8,3 per 1000 penduduk.
Daerah yang memiliki prevalensi stroke tertinggi adalah Aceh (16,6 per 1000
faktor resiko yang memicu tingginya angka kejadian stroke iskemik adalah faktor
yang tidak dapat dimodifikasi (contoh: usia, ras, gender, genetik, dll), dan faktor
faktor resiko sangat penting untuk mengendalikan kejadian stroke di satu negara.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Gambar 2.2. Circulus arteriosus cerebri (Circulus WILLISII); dilihat dari
superior.
Gambar 2.3. Pasokan darah ganglia basalis; potongan frontal, dilihat dari
posterior.
3
DEFINISI
sumbatan pada pembuluh darah servikokranial atau hipoperfusi jaringan otak oleh
yang menimbulkan gejala serebral fokal, terjadi mendadak, dan tidak menghilang
ETIOLOGI
disebabkan oleh berkurangnya aliran darah otak. Pada level seluler, setiap proses
yang mengganggu aliran darah ke otak dapat mencetuskan suatu kaskade iskemik,
a. Emboli
4
3. Embolisasi akibat gangguan sistemik dapat terjadi sebagai emboli
b. Trombosis
Stroke trombotik dapat dibagi menjadi stroke pada pembuluh darah besar
kegiatan neuronal berasal dari metabolisme glukosa. Bila tidak ada aliran
darah lebih dari 30 detik gambaran EEG akan mendatar, bila lebih dari 2
menit aktifitas jaringan otak berhenti, bila lebih dari 5 menit maka
kerusakan jaringan otak dimulai, dan bila lebih dari 9 menit manusia dapat
meninggal.
PATOFISIOLOGI
Stroke iskemik terjadi apabila terjadi oklusi atau penyempitan aliran darah
ke otak dimana otak membutuhkan oksigen dan glukosa sebagai suber energi agar
fungsinya tetap baik. Aliran drah otak atau Cerebral Blood Flow (CBF) dijaga
pada kecepatan konstan antara 50-150 mmHg. Aliran darah ke otak dipengaruhi
oleh:
5
a. Keadaan pembuluh darah
Bila menyempit akibat stenosis atau ateroma atau tersumbat oleh trombus
b. Keadaan darah
menurun.
d. Kelainan jantung
daerah iskemik. Infark otak, kematian neuron, glia, dan vaskular disebabkan oleh
6
GAMBARAN KLINIS
macam tampilan klinis, dari yang ringan hingga berat. Gambaran klinis stroke
iskemik dapat berupa kelemahan anggota tubuh (jarang pada kedua sisi).
penurunan kesadaran.
7
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTIFIKASI PASIEN
MR : 09.68.43
9Nama : Tn. H
Umur : 70 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Pendidikan : SMA
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Keluhan Tambahan
8
Riwayat Perjalanan Penyakit
gerak bagian kiri sejak 2 hari yang lalu. Keluhan dirasakan oleh os tiba-tiba saat
bangun dari tidur. Keluhan kelemahan hanya dirasakan oleh os pada tubuh bagian
kiri, sedangkan bagian kanan tidak ada keluhan. Os juga mengaku kesulitan saat
berbicara/pelo dan bibir yang miring ke satu sisi sejak 2 hari yang lalu, bersamaan
dengan timbulnya kelemahan anggota gerak bagian kiri. Keluhan lain seperti sakit
keluhan disangkal. Keluhan buang air kecil, buang air besar, dan trauma disangkal
oleh os.
darah tinggi, kencing manis, sakit jantung pada keluarga disangkal oleh pasien.
Riwayat Pengobatan
9
Riwayat Alergi Obat disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
GCS : E4V5M6
Suhu : 36,8C
Aspek Kejiwaan
10
Status Generalisata
Kulit
Warna kulit sawo matang, tidak ikterik, tidak sianosis, turgor kulit cukup,
Kepala
di tengah
Leher
11
Thorax
inspirasi
Palpasi : Massa (-), krepitasi (-), vokal fremitus sama kanan dan
kiri
Kiri : sonor
Jantung
12
Abdomen
Inspeksi : Bentuk cembung, venektasi (-), caput medusa (-), ikterik (-)
Palpasi : Nyeri tekan regio abdomen tidak ada, Hati dan Limpa tidak
Ekstremitas
Ekstremitas inferior dextra dan sinistra: Pitting oedem (-) Ptekie (-)
Pemeriksaan Neurologis
Rangsang Meningeal
Nervus Cranialis
13
- Nervus II (Opticus)
exophtalmus (-/-)
(+/+)
- Nervus V (Trigeminus) :
Nervus V2 (Maxillaris) :+
Nervus V3 (Mandibularis) :+
dengan lemah
14
b. Motorik;
Diam : Asimetris
Senyum : Asimetris
Meringis : Asimetris
a. Keseimbangan;
b. Pendengaran;
a. Refleks menelan :+
b. Refleks batuk :+
15
d. Refleks muntah : Dalam batas normal
- Nervus XI (Accessorius)
a. Tremor lidah :-
b. Atrofi lidah :-
e. Fasikulasi :-
Pemeriksaan Motorik
a. Refleks;
- Refleks fisiologis;
Biceps : N/N
Triceps : N/N
Achiles : N/N
Patella : N/N
- Refleks patologis;
Babinski : -/-
Oppenheim : -/-
Chaddock : -/-
16
Gordon : -/-
Scaeffer : -/-
Hoffman-Trommer : -/-
b. Kekuatan Otot;
5555 3333
5555 3333
c. Tonus Otot;
Sistem Koordinasi
Fungsi Luhur
17
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Hematologi
Hematokrit : 38 % (50-54%)
b. Kimia Darah
18
Pemeriksaan EKG, 11 Oktober 2017
Axis : Normoaxis
19
Dilakukan CT Scan kepala dengan potongan axial, sagittal, dan coronal. Slice
ketebalan 2,5 mm, dimulai dari daerah basis cranii sampai vertex, scanning tanpa
melebar
bilateral.
normal
20
Sinus maksilaris, ethmoidalis, sfenoidalis, dan frontalis bilateral masih
tampak normal
Cavum nasalis dan mastoid air cell bilateral masih tampak normal
KESAN :
Atrofi serebri
RESUME
mengalami kelemahan anggota gerak bagian kiri sejak 2 hari yang lalu. Keluhan
dirasakan oleh os tiba-tiba saat bangun dari tidur. Keluhan kelemahan hanya
dirasakan oleh os pada tubuh bagian kiri, sedangkan bagian kanan tidak ada
keluhan. Os juga mengaku kesulitan saat berbicara/pelo dan bibir yang miring ke
satu sisi sejak 2 hari yang lalu, bersamaan dengan timbulnya kelemahan anggota
gerak bagian kiri. Keluhan lain seperti sakit kepala yang berat, muntah, kejang-
kejang, dan pingsan sebelum timbulnya keluhan disangkal. Keluhan buang air
kecil, buang air besar, dan trauma disangkal oleh os. Os memiliki riwayat
21
hipertensi sejak + 10 tahun yang lalu, dan tidak terkontrol. Riwayat kencing manis
mengaku tidak ada keluarga yang mengalami hal serupa. Riwayat darah tinggi,
kencing manis, sakit jantung pada keluarga disangkal oleh pasien. Pasien baru
namun jarang kontrol berobat ke dokter. Os sudah tidak bekerja dan sehari-hari
beraktivitas di dalam rumah, ditemani anak dan cucunya dengan keadaan ekonomi
kurang.
x/menit, suhu 36,8 C. BB tidak diketahui secara pasti. Pada pemeriksaan thorax,
inspeksi sela iga melebar. Pada pemeriksaan neurologi, didapatkan motorik wajah
musculus trapezius (nervus XI), kekuatan otot 3333 pada ekstremitas superior et
inferior sinistra.
yaitu 12 gr/dl, penurunan hematokrit yaitu 38%, dan sisanya dalam batas normal.
Hasil EKG irama sinus tanpa deviasi axis, infark, maupun hypertrophy. Hasil CT-
Scan didapatkan kesan atrofi serebri, infark serebri (lama) a/r substansia alba
periventrikuler lateralis cornu posterior kanan, infark serebri (baru) multipel a/r
kapsula eksterna kiri dan substansia alba periventrikuler lateralir cornu anterior
kiri, infark lakuner multipel (MIL) a/r ganglia basalis bilateral, dan tidak tampak
22
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
Non Farmakologi
- Fisioterapi
Farmakologi
- IVFD RL xv gtt/menit
PROGNOSIS
23
BAB IV
ANALISA KASUS
fungsi otak fokal (atau global), dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24
jam atau lebih, dan dapat menyebabkan kematian. Stroke dapat terjadi secara
mendadak atau tiba-tiba akibat tersumbat atau pecahnya pembuluh darah otak
sehingga menyebabkan sel-sel otak tertentu kekurangan darah, oksigen, atau zat-
zat makanan dan akhirnya dapat terjadi kematian sel-sel tersebut dalam waktu
yang sangat singkat. Stroke Non Hemoragik adalah gangguan peredaran darah
pada otak yang dapat berupa penyumbatan pembuluh darah arteri, sehingga
anamnesis didapatkan bahwa Os, jenis kelamin laki-laki datang ke IGD RSPBA
dengan keluhan kelemahan anggota gerak bagian kiri sejak 2 hari sebelum
masuk rumah sakit. Keluhan dirasakan oleh os tiba-tiba saat bangun dari tidur.
Keluhan kelemahan hanya dirasakan oleh os pada tubuh bagian kiri, sedangkan
bagian kanan tidak ada keluhan. Os juga mengaku kesulitan saat berbicara/pelo
dan bibir yang miring ke satu sisi sejak 2 hari yang lalu, bersamaan dengan
24
timbulnya kelemahan anggota gerak bagian kiri. Keluhan lain seperti sakit kepala
disangkal.
klinis pada stroke adalah siriraj skor dan algoritma gadjah mada. Sebelum
Siriraj Score
Rumus:
(2,5 x derajat kesadaran) + (2 x nyeri kepala) + (2 x muntah) + (0,1 x tekanan diastolik)
(3 x penanda atheroma) - 12
Keterangan
Derajat Kesadaran 0 : Compos mentis
1 : Somnolen
2 : Sopor / koma
Muntah 0 : Tidak ada
1 : Ada
Nyeri kepala 0 : Tidak ada
1 : Ada
Atheroma 0 : Tidak ada
1 : Ada, salah satu atau lebih (diabetes; angina; penyakit pembuluh
darah)
Hasil
Skor > 1 Stroke Hemoragik
Skor -1 s/d 1 Dilakukan CT-Scan
Skor < -1 Stroke Non Hemoragik
Skor Pasien (2,5 x 0) + (2 x 0) + (2x0) + (0,1 x 120) (3 x 1) 12 = (-3) Stroke
Non Hemoragik
25
Algoritma Gadja Mada
Keterangan
Penurunan 0 : Tidak ada
Keadaran 1 : Ada
Nyeri kepala 0 : Tidak ada
1 : Ada
Refleks Babinski 0 : Tidak ada
1 : Ada
Hasil
Jika didapatkan 2 atau lebih dari 3 kriteria : Stroke Hemoragik
Jika didapatkan salah satu dari penurunan kesadaran atau nyeri kepala : Stroke Hemoragik
Jika hanya ditemukan reflex babinski : Stroke Non Hemoragik
Jika tidak didapatkan salah satu dari 3 kriteria tersebut : Stroke Non Hemoragik
Skor Pasien Penurunan kesadaran (-), Nyeri kepala (-), Refleks Babinski (-):
Stroke Non Hemoragik
Stroke Hemoragik
Gejala Klinis Stroke Non Hemoragik
PIS PSA
Gejala defisit fokal Berat Ringan Berat / Ringan
Permulaan (onset) Menit / jam 1-2 menit Pelam (jam/hari)
Nyeri kepala Hebat Sangat hebat Ringan / tidak ada
Didahului muntah Sering Sering Tidak, kecuali lesi di batang
otak
Hipertensi Hampir selalu Biasanya tidak Selalu
Kesadaran Bisa hilang Bisa hilang Bisa hilang / tidak
sebentar
Hemiparesis Sering sejak Permulaan Sering sejak awal
awal tidak ada
26
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, diagnosis klinis yang
ditetapkan sudah sesuai dengan teori, yaitu hemiplegia sinistra dengan kecurigaan
mengarah kepada stroke non hemoragik sebagai diagnosis etiologis. Pada kasus
etiologi dan membedakan diagnosis banding serta menentukan lokasi lesi adalah
1. Atrofi serebri
27
2. Infark serebri (lama) a/r substansia alba periventrikuler lateralis cornu
posterior kanan
28
3. Infark serebri (baru) multipel a/r kapsula eksterna kiri dan substansia
29
4. Infark lakuner multipel (MIL) a/r ganglia basalis bilateral
30
Bagaimana Hubungan Gambaran Klinis dengan Gambaran Radiologi Pada
Pasien Ini?
1. Atrofi serebri
hilangnya sel-sel otak dan adanya kerusakan diantara sel-sel tersebut, atau
terjadi pada seluruh bagian otak atau hanya pada bagian tertentu saja dan
neurologis. Atrofi serebri dapat terjadi oleh karena adanya cedera otak atau
otak dan atrofi serebri Adapun gejala-gejala dari atrofi serebri, antara lain
dampak dari stroke. Hal ini sesuai dengan kondisi pasien, dimana usia
pasien 70 tahun dan terdapat gambaran infark lama pada substansia alba
31
2. Infark serebri (lama) a/r substansia alba periventrikuler lateralis cornu
posterior kanan dan Infark serebri (baru) multipel a/r kapsula eksterna
a. Serabut proyeksi
b. Serabut asosiasi
c. Serabut komisural
32
Pada kasus ini, ditemukan gambaran yang sesuai antara klinis
lateralis cornu anterior kiri. Serabut asosiasi yang berada pada kedua
sehingga impuls neural yang bersesuaian akan dialihkan ke jaras lain yang
33
Serabut eferen akan bergabung membentuk capsula interna dan
kontralateral dari sisi lesi. Hal ini tampak pada gambaran klinis pasien
arteri kecil dengan penyempitan lumen yang prograsif dan oklusi yang
satu ruang kecil. Capsula interna dibatasi oleh nucleus caudatus di bagian
34
pallidus serta putamen di sisi lateral. Pada potongan horizontal, capsula
Crus anterius, genu, dan crus posterius terlihat dengan jelas pada
35
Tractus dan Suplai Darah Arteri bagi Capsula Interna
Lokasi Tractus Suplai Darah
Crus anterius Tractus frontopontinus (dari lobus Aa. centrales
frontalis ke pons) anteromediales (dari
Radiatio thalami anterior (dari thalamus A.cerebri anterior)
ke cortex frontalis)
Genu Tractus corticonuclearis (bagian dari Aa. centrales
tractus pyramidalis) anterolaterales (dari
A. cerebri media) =
Aa. lenticulostriatae
Crus posterius Tractus corticospinalis Rr. Capsulae internae
Tractus corticorubralis dan tractus (dari A. choroidea
corticoreticularis anterior)
Radiatio centralis thalami (dari nuclei
thalami rostral ke cortex motoric)
Radiatio thalami posterior (dari corpus
geniculatum lateraled an nuclei thalami
tambahan ke lobi parietalis et occipitalis)
Tractus parietotemporopontinae dan
tractus occipitopontinus (dari lobus
temporalis atau lobus occipitalis ke pons)
Radiatio optica (dari corpus geniculatum
lateral ke lobus occipitalis)
Radiatio acustica (dari corpus
geniculatum medial ke lobus temporalis)
36
kepada lokasinya di dalam capsula interna dan dapat melibatkan paralisis
dengan sudut yang hampir tegak lurus. Hal ini membuatnya mudah
kontralateral (sinistra) yang ditemukan pada kasus ini. Hal ini terjadi
37
menunjukkan gejala klinis. Gejala klinis lain yang mungkin timbul pada
lesi ganglia basalis adalah gangguan gerakan hiper- atau hipokinetik berat
Gambar 4.7. Ganglia basalis dan thalamus; dilihat dari sisi kiri.
Gambar 4.8. Tractus pyramidalis dan nuclei basales; potongan oblik tidak rata
melalui crus posterius capsula interna, pedunculi cerebellares, dan medulla
oblongata; dilihat dari anterior.
38
BAB V
KESIMPULAN
Stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan
otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam
atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang
penyebab disertai manifestasi klinis mayor, dan penyebab utama kecacatan dan
lesi yang terjadi, dan dapat menentukan langkah selanjutnya dalam penanganan
pasien.
39
DAFTAR PUSTAKA
40