Makalah Roda Gigi
Makalah Roda Gigi
[4]
2.1.2.2 Jalur Gigi
Berdasarkan jalur gigi, roda gigi diklasifikasikan sebagai berikut:
A. Roda gigi lurus
Roda gigi lurus merupakan roda gigi paling dasar dengan jalur gigi yang sejajar
dengan poros. Gigi-gigi roda gigi ini berjajar pada bidang silinder dimana kedua bidang
silinder tersebut bersinggungan dan yang satu menggelinding pada yang lain dengan
sumbu tetasejajar. Jenis-jenis roda gigi lurus dapat dilihat pada tabel 2.4 dibawah ini.
4. Roda gigi miring ganda Roda gigi berbentuk seperti kerucut terpotong
dengan gigi-gigi yang terbentuk di
permukaannya.
[5]
2.1.2.3 Letak Poros
Berdasarkan letak poros, roda gigi diklasifikasikan sebagai berikut :
A. Roda gigi dengan poros sejajar
Roda gigi dimana giginya berjajar pada bidang silinder (bidang jarak bagi), kedua
bidang silinder tersebut bersinggungan dan yang satu menggelinding pada yang lain
dengan sumbu tetasejajar. Jenis jenis roda gigi poros sejajar dapat dilihat pada tabel
2.8 dibawah ini.
Tabel 2.8 Jenis jenis roda gigi dengan poros sejajar
No. Gambar Keterangan
1. Roda gigi lurus Roda gigi paling sederhana, yang terdiri dari
silinder atau piringan dengan gigi-gigi yang
terbentuk secara radial.
2. Roda gigi kerucut spiral Gigi roda gigi kerucut spiral berbentuk kurva
dan miring terhadap permukaan jarak bagi
kerucut. kontak dimulai dan satu ujung gigi dan
bergerak sepanjang gigi sampai bagian akhir.
3. Roda gigi kerucut zerol Gigi roda gigi kerucut spiral nol berbentuk
kurva seperti pada roda gigi kerucut, tetapi
dengan sudut spiral nol. Roda gigi model ini
dapat bekerja lebih halus.
4. Roda gigi kerucut miring Gigi roda gigi kerucut miring berbentuk kurva
miring seperti pada roa gigi kerucut. Roda gigi
kerucut yang alur giginya miring menuju ke
puncak kerucut.
5. Roda gigi kercut miring ganda Gigi roda gigi kerucut miring ganda yang
memilik bentuk hampir sama dengan kerucut
miring, tetapi roda gigi ini memiliki kemiringan
ganda pada gigi nya dan menuju ke puncak
kerucut.
6. Roda gigi permukaan dengan Roda gigi berbentuk seperti kerucut terpotong
poros berpotongan dengan gigi-gigi yang terbentuk di
permukaannya. Sudut antara kedua roda gigi
bevel bisa berapa saja kecuali 0 dan 180.
7. Roda gigi miring silang Roda gigi berbentuk seperti kerucut terpotong
yang terdapat celah diantara pertemuan gigi nya,
dengan gigi-gigi yang terbentuk di
permukaannya
3. Roda gigi cacing samping Roda gigi cacing yang memiliki karakteristik
gigi giginya berada disamping, atau
penempatan gigi ginya di samping
[5]
2.1.2.4 Arah Putaran
Berdasarkan arah putaran, roda gigi diklasifikasikan sebagai berikut:
A. Arah putaran berlawanan
Roda gigi yang memiliki arah putaran yang saling berlawanan antara dua roda
gigi saat bekerja seperti pada tabel 2.11
[5]
2.1.3 Fungsi Roda Gigi
Fungsi dari roda gigi adalah untuk:
A. Roda gigi berfungsi untuk meneruskan daya
Roda gigi bersama sama dengan putaran poros penggerak pada roda gigi ini
menerukan daya. Daya ini diteruskan melalui dari poros penggerak ke poros yang
digerakkan yang saling terhubung satu sam lain seperti pada gambar 2.2 dibawah ini.
2.1.5.2 Machining
Pemesinan adalah proses pembentukan roda gigi dari material dengan
pemotongan dan menggunakan mesin perkakas dari bentuk material mentah menjadi
sebuah produk. Cara ini meliputi roughing ( pembentukan awal ) menggunakan milling
atau rack cutter, dan finishing process untuk meningkatkan kepresisian gigi.
2.1.1.2.1 Roughing
Roughing merupakan proses untuk mengurangi ukuran benda kerja secepat-
cepatnya tanpa memperhatikan kualitas permukaan hasil penyekrapan,hingga mendekati
ukuran yang dikehendaki.Proses ini meliputi forming, generating, shaping, dan hobbing
process.
A. Milling
Material dipotong dengan pahat mesin milling. Gambar 2.19 dibawah ini adalah
proses milling.
J. Addendum circle
Lingkaran kepala gigi yaitu lingkaran yang membatasi gigi.
2
1
4 3
F. Tooth space
Tooth Space : 2
G. Tooth thickness
Tooth Thickness : 2
H. Diametral (p)
P=
I. Module
1
Module =
2. 4 PEMBAHASAN
2.4.1 Data Pengukuran Roda Gigi
Data pengukuran Roda gigi(mm) :
OBYEK UKUR HASIL HASIL RATA
PENGUKURAN PENGUKURAN RATA
1 2
Jumlah Gigi 24 24 24
A Sudut Circular Pitch 18o 17o 17,5o
B Hole Circle Diameter 16,84 16,80 16,82
C Dedendum Circle Diameter 38,96 38,98 38,97
D Pitch Circle Diameter 42,24 42,26 42,25
E Addendum Circle Diameter 46,24 46,26 46,25
F Face Width 10,50 10,60 10,55
Addendum 2,00 2,00 2,00
Dedendum 1,64 1,64 1,64
Total Depth 3,64 3,64 3,64
Tooth Space 3,31 3,13 3,22
Tooth Thickness 3,31 3,13 3,22
Clearance 0,60 0,58 0,59
Clerance Circle Diameter 40,16 40,14 40,15
Working Depth 3,04 3,06 3,05
Circular Pitch 6,62 6,26 6,44
Diameter Pitch 0,57 0,58 0,575
Module 1,75 1,72 1,735
2.4.2 Perhitungan
A. Dedendum circle diameter
Dedendum circle diameter = ( pitch circle diameter 2.dedendum ) = (42,25 mm
2*1,64 mm) = 38,97mm
B. Pitch circle diameter
Pitch circle diameter = ( addendum circle diameter 2.addendum ), = (46,25 mm
2*2,00 mm) = 42,25 mm
C. Addendum circle diameter
Diukur dengan vernier caliper, diameternya 46,25 mm
D. Total Depth
Total depth = ( Addendum + Dedendum ) = (2.00 m + 1.64 mm) = 3,64 mm
Total depth = ( working depth + clearance ) = (3,05 mm + 0,59 mm ) = 3.64 mm
E. Total depth
Diukur dengan menggunakan vernier caliper, ukurannya 3.64 mm
F. Tooth space
6,44
Tooth space = = = 3,22 mm
2 2
G. Tooth thickness
6,44
Tooth thickness = = = 3,22 mm
2 2
L. Module
1 1
Module = = 0.57 =1,75 (perhitungan 1)
1 1
Module = = 0.58 = 1,72 ( perhitungan 2 )
2.4.3 Analisis
Pengukuran yang berubah ubah dapat di sebabkan oleh faktor :
A. Alat ukur
Kesalahan pada alat ukur merupakan salah satu penyebab kesalahan pada saat
pengukuran. Misalnya saja kondisi alat ukur yang sudah usang, skala sudah terhapus
dan alat ukur yang telah digunakan cukup lama tidak dilakukan pengkalibrasian lagi.
Keadaan alat ukur yang sudah tidak sesuai standar mengakibatkan ketidakakuratan pada
hasil pengukuran.
B. Benda ukur
Benda ukur yang memiliki dimensi yang tidak lazim dimana banyak lekukan dan
memiliki permukaan yang tidak bulat atau presisi merupakan salah satu faktor penyebab
kesalahan pengukuran. Maka akan timbul ketidakpresisian dan ketidak akuratan dalam
proses pengukuran dan kesalahan pada data pengukuran.
C. Posisi pengukuran
Posisi pengukuran yang salah tidak sesuai standar pengukuran misalnya saja,
posisi mata yang yang tidak sejajar dengan bidang pengukuran, benda yang diukur tidak
tegak lurus dengan alat ukur, dan juga kedudukan benda kerja dan alat ukur yang
berimpit. Maka sebaiknya proses pengukuran dilakukan dengan memahami teknik-
teknik pengukuran yang benar dan sesuai standar pengukuran.
D. Lingkungan
Keadaan lingkungan yang tidak mendukung dalam proses pengukuran dapat
menyebabkan ketidakakuratan proses pengukuran. Lingkungan yang tidak memadai
dalam pengukuran misalnya saja lingkungan yang kotor, kelembaban udara, suhu pada
saat pengkuran, dan intensitas cahaya pengukuran. Sehingga penambahan data
pengukuran berupa kondisi lingkungan pada saat pengukuran pun perlu ditambahkan.
E. Praktikan
Ketidak terampilan praktikan dalam pengukuran, kurangnya pengalaman
praktikan dalam menggunakan alat ukur, kurangnya ketelitian praktikan dalam
membaca skala meruapak kesalahan praktikan dalam proses pengukuran yang dapat
mengakibatkan ketidakakuratan dalam data pengukuran.
2.4.4 Gambar 2D dan 3D Sesuai Kaidah Gambar Mesin
2.5.6 Saran
A. Pada saat proses pengukuran sebaiknya posisi benda ukur dan alat ukur harus benar
dan tepat, serta keadaan alat ukur dan benda kerja harus saling berimpitan agar
diperoleh data yang akurat.
B. Sebaiknya praktikan mempelajari cara atau teknik penggunan alat ukur yang benar,
agar praktikan tidak melakukan kesalahan pada saat proses pengukuran
C. Penerangan atau pencahayaan yang baik perlu dilberikan agar pembacaan skala dapat
terlihat dengan jelat dan tepat.
D. Setiap praktikan harus berhati-hati dalam melakukan proses pengukuran sebab
terdapat alat ukur yang sangat sensitif terhadap getaran dan mudah rusak.
E. Sebaiknya peralatan pengukuran yang ada di lab metrologi industri diperbarui atau
dilakukan pengkalibrasian ulang, sebab terdapat beberapa alat ukur yang telah rusak,
dan dapat mempengaruhi ketidakakuratan dalam proses pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA
[1] web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Bahan%20Ajar%20Motor%20dan
20Tenaga%20Pertanian/sistem%20transmisi%20tenaga-1.htm
[2] www.tecnoficio.com/docs/doc46.php
[3] journal.uii.ac.id/index.php/jurnal-teknoin/article/viewFile/93/56
[4] kk.mercubuana.ac.id/files/13012-9-899341517669.doc
[5] staff.uny.ac.id/sites/default/files/Perhitungan%20Roda%20Gigi%201.pdf
[6] ihilmy.blogspot.com/2011/05/aplikasi-roda-gigi.html
[7] www.markmallett.com/blog/the-great-meshing/
[8] www.rodadua.web.id/topik/teknologi/
[9] staff.uny.ac.id/sites/default/files/Pengukuran%20Roda%20Gigi.pdf
[10] indonetwork.co.id/alloffers/Mineral_&_Logam/0/roda.html
[11] www.indonetwork.co.id/alloffers/Mineral_&_Logam/0/roda-besi.html
[12] ferhatdokum.en.busytrade.com/products/info/2018650/8d5344-Aluminium-
Gear.html
[13] www.etsy.com/market/Copper_Gears?ref=listing_material
[14] www.etsy.com/listing/84881935/brass-gear-sample-pack-small-steampunk
[15] www.thisnext.com/item/1B467A1A/Wooden-Gear-Object
[16] gunawhan.blogdetik.com/index.php/category/printer/
[17] mece.njtu.edu.cn/otherweb/jpkc/jxsj/eng/jxsj_jxnr_eng/jxnr_search/jxnr_content/
d10z/d10z_3.htm
[18] www.mhi.co.jp/en/products/detail/ind_mt_sol_manufacturing_line.html
[19] www.custompartnet.com/wu/SandCasting
[20] www.custompartnet.com/wu/die-casting
[21] www.ping.com/about/decade.aspx?decade=1980
[22] jj204teknologiworkshop2.blogspot.com/p/rapid-prototyping.html
[23] www.roymech.co.uk/Useful_Tables/Manufacturing/Extruding.html
[24] www.whtildesley.com/page.asp?ID=5
[25] mechanicalprovider.blogspot.com/2011/05/mesin-frais.html
[26] www.gearsolutions.com/article/detail/6196/continuous-generating-gear-grinding
[27] www.ustudy.in/node/4382
[28] www.bellgears.co.uk/Spur-Gear-Manufacture.htm
[29] www.hopwoodgear.com/gear-grinding.html
[30] worddomination.com/burnishing.html
[31] www.mustangmonthly.com/howto/mump_0712_1971_ford_mustang_rearend_an
d_suspension_upgrade/photo_13.html
[32] K. Gopinath & M. M. Mayuram, Mechanical Design II, Indian Institute of
Technology Madras
[33] mikrobot.blogspot.com/2008/10/gear.html
[34] www.emeraldinsight.com/journals.htm?articleid=1793318&show=html
[35] www.dsnell.zynet.co.uk/PS/wProSpur.html
[36] nptel.iitm.ac.in
[37] scottandersonpipes.com/atlas_press/tb_grclr.htm
[38] www.dsnell.zynet.co.uk/PS/wProSpur.html
[39] www.helicron.net/workshop/gearcutting/involute-gears/
[40] www.suwaprecision.com/gears/gears.html
[41] www.tbc.school.nz/elearning/localsites/www.technologystudent.com/gears1
[42] engineeronadisk.com/V2/book_implementation/engineeronadisk-72.html
[43] mechanicaldatahelp.wordpress.com/2011/02/05/terms-used-in-gears/
[44] www.cs.cmu.edu/~rapidproto/mechanisms/chpt7.html
[45] www.summitgearworks.com/sgw_terms.htm
[46] wwwmdp.eng.cam.ac.uk/web/library/enginfo/textbooks_dvd_only/DAN/gears/int
ro/intro.html
[47] chestofbooks.com/home-improvement/workshop/Machine-Shop-Work/Part-IV-
Gear-Cutting.html#.UbIty-d-lss
[48] staff.uny.ac.id/sites/default/files/Pengukuran%20Roda%20Gigi.pdf
[49] Laboratorium metrologi industri dan kontrol kualitas
[50] www.scienceelabs.com/olevel/physics/vernier.php
[51] www.craftsmanspace.com/knowledge/vernier-bevel-protractor.html
[52] www.holyinstrument.com/service.asp?keyno=13
[53] www.ti.itb.ac.id