PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 AMOEBIASIS
2.1.1 Definisi
Suatu keadaan terdapatnya Entamoeba histolytica dengan atau
tanpa manifestasi klinik, dan disebut sebagai penyakit bawaan makanan
(Food Borne Disease) . 4
2.1.2 Etiologi
Amebiasis disebabkan oleh Entamoeba histolytica. Protozoa ini
termasuk dalam kelas rhizopoda. Dalam daur hidupnya Entamoeba
histolytica mempunyai tiga stadium yaitu : 4,9
(1) Bentuk histolitika
ukuran 20-40 m.
ektoplasma bening homogen pada tepi sel dan terlihat nyata.
endoplasma berbutir halus dan tidak mengandung bakteri/sisa
makanan, mengandung sel eritrosit dan inti entamoeba.
berkembang biak dengan pembelahan biner di jaringan dan
merusak jaringan tersebut sesuai dengan nama spesiesnya
Entamoeba histolytica (histo = jaringan, lisis = hancur).
patogen pada usus besar, hati paru-paru, otak, kulit dan vagina
2
endoplasma berbutir kasar, mengandung sisa makanan/bakteri
dan mengandung inti entamoeba tetapi tidak mengandung eritrosit
3
2.1.3 Epidemiologi
Transmisi penyakit ini secara fekal-oral, baik secara langsung
melalui tangan maupun tidak langsung melalui air minum atau makanan
yang tercemar. Sebagai sumber penularan adalah tinja yang mengandung
kista amuba yang berasal dari carrier (cyst passer). Carrier biasanya
orang sehat. Laju infeksi yang tinggi didapatkan di tempat-tempat
penampungan anak cacat atau pengungsi dan di negara-negara sedang
berkembang dengan sanitasi lingkungan hidup yang jelek, tercemar oleh
carrier, tidak terdapatnya jamban sehingga kista dapat di bawa oleh lalat
atau kecoa, penggunaan kotoran manusia sebagai pupk, dan kurang
baiknya kebersihan. Di negara beriklim tropis banyak didapatkan strain
patogen dibandingkan di negara maju yang beriklim sedang. Oleh karena
itu di negara yang sudah maju dijumpai penderita asimtomatik. Akan
tetapi di negara yang sedang berkembang banyak dijumpai penderita
simtomatik. 9
2.1.4 Patogenesis
E.histolytica merupakan protozoa usus, sering hidup sebagai
komensal (apatogen) di usus besar manusia. Jadi protozoa ini tidak selalu
menimbulkan penyakit. Bila tidak menyebabkan penyakit, amoeba ini
hidup sebagai trofozoit bentuk minuta yang bersifat komensal di lumen
usus besar, berkembang biak secara belah pasang. Apabila kondisi
mendukung, dapat berubah menjadi patogen (membentuk koloni di
dinding usus, menembus mukosa usus, kemudian menimbulkan ulserasi).
Bentuk minuta dapat membentuk dinding dan berubah menjadi bentuk
kista. Kista dikeluarkan bersama tinja, dengan adanya dinding tersebut
bentuk kista dapat bertahan terhadap pengaruh buruk di luar badan
manusia. Kista dapat hidup lama dalam air (10-14 hari), di lingkungan
lembab (12 hari). Kista mati pada suhu 50C atau dalam keadaan kering.
Bentuk trofozoitnya terdiri dari 2 macam, trofozoit komensal (<10 m)
dan trofozoit patogen (>10 m). 6
4
Faktor yang menyebabkan perubahan sifat trofozoit tersebut
sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti. Diduga baik faktor
kerentanan tubuh penderita, sifat keganasan (virulensi) amoeba maupun
lingkungannya mempunyai peran. Sifat keganasan amoeba ditentukan
oleh strainnya. Strain amoeba di daerah tropis ternyata lebih ganas
daripada strain di daerah sedang. Akan tetapi sifat keganasannya tersebut
tidak stabil, dapat berubah apabila keadaan lingkungan mengizinkan.
Ameba yang ganas dapat memproduksi enzim fosfoglukomutase dan
lisozim yang dapat mengakibatkan kerusakan dan nekrosis jaringan
dinding usus. Bentuk ulkus amoeba sangat khas yaitu lapisan mukosa
berbentuk kecil, tetapi di lapisan submukosa dan muskularis melebar
(menggaung). Akibatnya terjadi ulkus di permukaan mukosa usus
menonjol dan hanya terjadi reaksi radang yang minimal. Ulkus yang
terjadi dapat menimbulkan perdarahan dan apabila menembus lapisan
muskular akan terjadi perforasi dan peritonitis. 6
5
Kista matang tertelan
6
Menginvasi mukosa usus besar
Mengeluarkan sistein proteinase(histolisin) dan
Nekrosis dengan lisis sel jaringan (lisis)
7
Keluhan dan gejala klinis lebih berat dibanding disentri
ringan, tetapi penderita masih mampu melakukan aktivitas
sehari-hari, dengan ciri-ciri :
Tinja disertai darah dan lendir
Perut kram
Demam dan lemah badan
Hepatomegali yang nyeri ringan
4) Disentri amoeba berat
Keluhan dan gejala klinis lebih berat lagi, yaitu dengan
ciri-ciri :
Diare disertai darah yang banyak
Diare >15 kali per hari
Demam tinggi (400C-40,50 C)
Mual dan anemia
Pada saat ini tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan
sigmoidoskopi karena dapat mengakibatkan perforasi usus
5) Disentri amoeba kronik
Gejalanya menyerupai disentri ameba ringan, serangan-
serangan diare diselingi periode normal atau tanpa gejala.
Keadaan ini dapat berjalan berbulan-bulan sampai bertahun-
tahun. Penderita biasanya menunjukkan gejala neurastenia.
Serangan diare biasanya terjadi karena kelelahan, demam atau
makanan yang sukar dicerna. 4
2.1.6 Diagnosis
Amoebiasis intestinal kadang-kadang sukar dibedakan dari
irritable bowel syndrom, divertikulitis, enteritis regional dan hemorroid
interna, sedang disentri amoeba sukar dibedakan dengan disentri basilar
(Shigellosis) atau Salmonellosis, kolitis ulserosa dan skistosomiasis.
Pemeriksaan tinja sangat penting. Tinja penderita amebiasis tidak banyak
mengandung leukosit, tetapi banyak mengandung bakteri. Diagnosis pasti
baru dapat ditegakkan apabila ditemukan amoeba (trofozoit). Akan tetapi
8
dengan diketemukan ameba tersebut tidak berarti menyingkirkan
kemungkinan diagnosis penyakit lain, karena amoebiasis dapat terjadi
bersamaan dengan penyakit lain pada seorang penderita. Sering
amoebiasis terdapat bersamaan dengan karsinoma usus besar. Oleh
karena itu apabila penderita amebiasis yang telah mendapat pengobatan
spesifik masih tetap mengelus perutnya sakit, perlu dilakukan
pemeriksaan lain, seperti endoskopi, foto kolon dengan barium enema
atau biakan tinja. 3
Amoebiasis Shigella
9
defekasi
b. Mikroskopik
Amoebiasis Shigella
Sel darah merah Menggumpal Terpisah
Makrofag Sedikit Banyak
Eosinofil Banyak Jarang
Kristal charcot leyden Ada Tidak ada
Parasit E. histolytica Tidak ada
2.1.8 Komplikasi
Beberapa penyulit dapat terjadi pada disentri ameba, baik berat
maupun ringan. Berdasarkan lokasinya, penyulit tersebut dapat dibagi
menjadi : 7
1) Komplikasi Intestinal
a) Perdarahan usus
b) Perforasi usus
c) Ameboma
d) Intususepsi
10
2) Komplikasi Ektra Intestinal
a) Amebiasis hati
b) Amebiasis pleuropulmonal
c) Abses otak, limpa, dan organ lain
d) Amoebiasis kulit
2.1.10 Penatalaksanaan
1) Terapi diare : cairan sesuai derajat dehidrasi, nutrisi, zink,
probiotik 10
2) Carrier (cyst passer)
Carrier atau cyst passer, walaupun tanpa keluhan dan
gejala klinis, sebaiknya diobati. Hal ini disebabkan karena ameba
yang hidup sebagai komensal di dalam lumen usus besar, sewaktu-
waktu dapat berubah menjadi patogen. Di samping itu carrier
merupakan sumber infeksi utama. Trofozoit banyak dijumpai di
11
lumen usus besar tanpa atau sedikit sekali menimbulkan kelainan
mukosa usus. Kelainan tersebut tidak menimbulkan gangguan
peristaltik usus, sehingga tidak menimbulkan keluhan dan gejala
klinis. Obat yang diberikan adalah amebisid luminal, misalnya 11:
Diloksanit furoat (Diloxanite furoate)
Dosis 7-10 mb/kg/hari, di bagi menjadi 3 dosis. Di berikan
selama 7-10 hari
3) Amebiasis intestinal ringan sedang
Metronidazol 15 mg/kg/hari dalam 3 dosis, selama 10 hari
4) Disentri amoeba berat
Metronidazol 50 mg/kg/hari dalam 3 dosis, selama 10 hari
2.1.11 Prognosis
Prognosis ditentukan oleh berat ringannya penyakit, diagnosis dan
pengobatan dini yang tepat, serta kepekaan amoeba terhadap obat yang
diberikan. Pada umumnya prognosis amoebiasis adalah baik terutama
yang tanpa komplikasi. Pada abses hati amoeba kadang-kadang
diperlukan tindakan pungsi untuk mengeluarkan nanah. Demikian pula
pada amoebiasis yang disertai penyulit efusi pleura. Prognosis yang
kurang baik adalah abses otak amoeba. 12, 8
2.1.12 Pencegahan
Makanan, minuman dan keadaan lingkungan hidup yang
memenuhi syarat kesehatan merupakan sarana pencegahan penyakit yang
sangat penting. Air minum sebaiknya dimasak dulu, karena kista akan
binasa bila air dipanaskan 400C selama 5 menit. Pemberian klor dalam
jumlah yang biasa digunakan dalam proses pembuatan air bersih,
ternyata tidak bisa membinasakan nkista. Penting sekali adanya jamban
keluarga, isolasi dan pengobatan carrier. Carrier dilarang bekerja
sebagai juru masak atau segala pekerjaan yang berhubungan dengan
makanan. 1,2,3,12
12
DAFTAR PUSTAKA
13