Nama Kelompok :
Nur Aini Lutfi (1120017021)
Aida Mufarrohah (1120017072)
Diana Fitri (1120017077)
Pipit Adriana (1120017046)
Achmad Wahdi (1120017034)
2
dapatkan. Jika rasa takut tersebut berlangsung lama dan tidak teratasi maka akan
menimbulkan reaksi kekecewaan pada orang tua yang menimbulkan sikap
pelepasan pada anak sehingga anak mulai tidak peduli dengan ketidakhadiran
orang tuanya dan lebih memilih untuk berdiam diri (apatis), menelak untuk
diberikan tindakan dan yang paling parah akan menimbulkan trauma pada anak
setelah keluar dari rumah sakit. Pengelolaan ketakutan, dapat mempengaruhi
kenyamanan pada anak (Murtutik, 2013).
Kenyamanan dan kesenangan anak dapat diperoleh dan bermain yang
mempunyai nilai terapeutik sehingga adanya stres dan ketegangan dapat dihindari,
mengingat bermain dapat menghibur diri anak terhadap dunianya. Bermain juga
dapat mengembangkan fungsi kognitif anak dan sosialisasi anak.
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak
secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak di rawat di rumah sakit, aktivitas
bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak.
Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreativitas anak,
dan anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Di ruang anak Hijir Ismail
RSI A.YANI SURABAYA terdapat 16 anak, yang 70% diantaranya atau 1 anak
berusia pre-school (3-6 tahun).
Terapi bermain boneka tangan berdampak terapeutik pada peningkatan
komunikasi anak dan merupakan media untuk mengekspresikan perasaan yang
mereka alami selama di rumah sakit. Seringkali anak terlalu takut untuk
mengungkapkan perasaannya pada saat mengalami perawatan medis. Penggunaan
boneka tangan pada anak-anak bertujuan untuk mengidentifikasi ketakutan dan
kesalahpahaman tentang apa yang terjadi pada mereka.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa ketakutan pada anak yang
mengalami hospitalisasi cukup besar dan memberikan dampak terhadap proses
asuhan keperawatan. Perawat perlu mengetahui bagaimana cara menurunkan
ketakutan pada anak yang dirawat di rumah sakit. Terapi bermain boneka tangan
ini bertujuan untuk menurunkan ketakutan anak hospitalisasi usia prasekolah (3-6
tahun) di RSI A.YANI SURABAYA.
3
B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti program bermain, anak dapat menunjukan rasa percaya diri serta
mengurangi kecemasan, stress dan kebebasan anak selama di rumah sakit.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti program bermain, anak usia pra sekolah dapat berperilaku:
a. Kooperatif saat dilakukan tindakan
b. Bergembira saat bermain menggunakan boneka tangan
c. Tidak grogi dan malu-malu saat tindakan dilakukan
d. Anak menjadi percaya diri
e. Meningkatkan kemampuan motorik kasar dan halus dalam menggambar
f. Membina sosialisasi anak dengan perawat dan orang tua.
C. Tinjauan Teori
1. Boneka Tangan
Terapi bermain boneka tangan berdampak terapeutik pada peingkatan
komunikasi anak dan merupakan media untuk mengekspresikan perasaan yang
mereka alami selama di Rumah Sakit. Seringkali anak terlalu takut untuk
mengungkapkan perasaannya pada saat mengalami perawatan medis. Penggunaan
boneka tangan pada anak-anak bertujuan untuk mengindentifikasi ketakutan dan
kesalahpahaman tentang apa yang terjadi pada mereka (Mulyaningrum, 2013).
Manfaat alat permainan ini adalah melatih anak dalam berimajinasi. Melatih
anak untuk kreatif dan menumbuhkan kepercayaan diri. Penggunaan media boneka
tangan menolong anak untuk bernalar dan membentuk konsep tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan objek, baik ukuran, bentuk, berat, maupun
manfaatnya.
4
2. Klasifikasi Bermain
Menurut Adriana (2013) ada beberapa jenis permainan yang ditinjau dari isi
antara anak dan orang lain. Misalnya bermain ciluk ba, berbicara sambil tersenyum
atau tertawa.
Permainan ini menggunakan alat permainan yang menyenangkan pada anak dan
mengasyikkan. Ciri khas permainan ini adalah anak akan semakin lama semakin asyik
bersentuhan dengan alat permainan ini sehingga susah untuk dihentikan. Misalnya
dengan menggunakan air, anak akan memindahkan-mindahkan air ke botol, bak atau
tempat lain.
c. Skill play
melakukan kegiatan, anak akan semakin terampil. Misalnya memindahkan benda dari
d. Games
Games atau permainan adalah jenis permainan yang menggunakan alat tertentu
yang menggunakan perhitungan atau skor. Permainan ini bisa dilakukan oleh anak
e. Unoccupied behavior
Anak tidak memainkan alat permainan tertentu, namun anak terlihat mondar-mandir,
tersenyum, tertawa, atau bermain apa saja yang ada disekelilingnya. Anak tampak
5
f. Dramatic play
Pada permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain melalui
diantara mereka tentang peran orang yang mereka tiru. Permainan ini penting untuk
perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa dan kepribadian atau tingkah laku
1) Motorik kasar
d) Melompat jauh
2) Motoik halus
3) Bahasa
6
c) Bicara tanpa henti tanpa peduli apakah seseorang memperhatikannya.
c) Makan sendiri
1) Motorik kasar
2) Motorik halus
7
c) Dapat menggambar menyalin bentuk kotak, garis silang, atau segitiga.
3) Bahasa
a) Sangat mandiri
i) Memahami waktu dengan baik khususnya dalam istilah urutan kejadian sehari-
hari.
j) Menilai segala sesuatu menurut dimensinya seperti tinggi, lebar atau perintah.
m) Patuh pada orang tua karena batasan bukan karena memahami salah atau benar
8
c. Anak usia 5 tahun
1) Motorik kasar
c) Melompat keatas
2) Motorik halus
dari gambar garis, mencetak beberapa huruf, angka atau kata, seperti nama
panggilan.
3) Bahasa
per satu
9
b) Lebih tenang dan berhasrat untuk menyelesaikan urusan
dunianya
e) Berhasrat untuk melakukan segala sesuatu dengan benar dan mudah, mencoba
mengikuti aturan
g) Memperhatikan diri sendiri secara total kecuali gigi, pakaian, atau hygine (perlu
pengawasan)
daripada memahaminya
memandang pengaturan
menghindari kekalahan,
4. Metode Bermain
1. Jenis Permainan
Boneka tangan
2. Alat Bermain
a. Kain flanel
b. Lem tembak
c. Gunting
10
3. Keterampilan yang diperlukan
a. Aspek Psikomotor
Anak dapat menggambar sesuai imajinasinya.
c. Aspek Bahasa
Anak dapat mengekspresikan perasaan senang dan bangga atas keberhasilan
menggambar seperti yang telah diajarkan. Anak dapat mengemukakan pendapat
selain yang telah diajarkan.
d. Aspek Sosial
Anak mampu mengenal dan mampu menyebut nama perawat
4. Susunan Kegiatan
No Aktifitas Fasilitator Aktifitas peserta Waktu
1. Memberikan salam dan Membalas salam 3 menit
memperkenalkan diri. Mendengarkan
Menjelaskan maksud dan tujuan
dari permainan
2. Menanyakan apakah ada yang Menjawab pertanyaan 2 menit
suka dengan boneka tangan
3. Membagikan kain flanel yang Memperhatikan 2 menit
telah di bentuk boneka
4. Anak-anak mulai membuat Melakukan instruksi 10 menit
boneka tangan
6. Ucapan terimakasih dan penutup Menjawab dan 3 menit
mendengarkan
5. Lokasi
Tempat dilakukannya terapi bermain : di Ruang Zaal Hijir Ismail RSI A.Yani
Surabaya.
6. Pengorganisasian
a) Moderator : Nur Aini Lutfi
b) Pemateri : Achmad Wahdi
11
c) Fasilitator : Diana Fitri
d) Observer : Pipit Adriana, Aida Mufarrohah
e) Setting Tempat
Keterangan :
: Peserta
: pemateri
: Moderator
: Observer
: Fasilitator
12
J : perutku sakit sekali sekarang, rasanya mules
B : apa yang kamu makan tadi jantan ?
J : aku makan kue tadi, trus beberapa saat kemudian perutku mules sekali, sudah
BAB juga
B : (ayam betina berfikir )
Apa kamu sudah mencuci tangan sebelum makan kue tadi ?
J : belum, memangnya kenapa ?
B : wah. Sepertinya itu penyebabnya. Tanganmu kotor sebelum kamu makan kue,
walaupun tanganmu terlihat bersih, tapi sebenarnya itu banyak kuman yang
menempel di tanganmu. Jadi sebelum kamu makan kamu harus mencuci tangan.
J : wah iya ya. Yasudah lain kali aku akan mencuci tangan sebelum makan.
B : apa kamu mengetahui cara mencuci tangan yang benar ?
J : belum, aku mencuci tangan ya seperti itu saja
B : sini aku ajarin cara mencuci tangan.
(.... betina mengajari jantan cara mencuci tangan yang benar). Apa kamu sudah
mengerti jantan ?
J : iya betina. Wah trimakasih banyak yaa atas ilmunya
B : sama-sama. Lain kali jangan lupa cuci tanganmu ya sebelum makan
8. Hal-hal yang diwaspadai
a) Ada tidaknya resiko permainan
b) Anak tidak boleh dipaksa dalam program bermain ini
c) Bila anak kelelahan bermain harus dihentikan
d) Permainan berfokus untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar, halus,
sensorik, kognitif dan afektif
9. Antisipasi
a) Konsultasi dengan pembimbing klinik
b) Menyelesaikan jadwal bermain dengan kegiatan yang lain
c) Membatasi waktu bermain yaitu selama 30 menit
d) Komunikasi dengan pengasuh/orang tua bila ada
13
10. Evaluasi
a) Pembawa acara, fasilitator, observer menjalankan fungsinya sesuai dengan
uraian tugas
b) 90 % anak mengikuti progaram bermain sampai selesai
c) 90 % anak mampu memilih warna yang tepat dan mewarnai gambar
d) 80 % anak mampu berkonsentrasi saat mewarnai gambar
11. Penutup
Saran
a. Kerjasama dengan tempat pelaksanaan terapi bermain harus lebih ditingkatkan
b. Mahasiswa yang terlibat dalam terapi bermain harus diefektikan peran dan
fungsinya.
c. Pendanaan untuk terapi bermain harus ditingkatkan.
13. Dokumentasi
14
SATUAN ACARA PENYULUHAN
15
KEJANG DEMAM
DI RUANG HIJIR ISMAIL RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
Durasi : 25 Menit
1. Latar Belakang
Anak merupakan hal yang penting artinya bagi sebuah keluarga. Selain sebagai
penerus keturunan, anak pada akhirnya juga sebagai penerus generasi bangsa. Oleh
karena itu tidak satupun orang tua yang menginginkan anaknya jatuh sakit, lebih-lebih
bila anaknya mengalami kejang demam.
Kejang demam merupakan kelainan neurologis akut yang paling sering dijumpai
pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu tubuh (suhu rektal
diatas 38 C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Pemyebab demam terbanyak
adalah infeksi saluran pernafasan bagian atas disususl infeksi saluran pencernaan
(Ngastiyah,2010).
Insiden terjadinya kejang demam terutama pada golongan anak umur 3-6 tahun.
Hampir 3% dari anak yang berumur dibawah 6 tahun pernah menderita kejang demam.
Kejang demam lebih sering didapatkan laki-laki dari pada perempuan. Hal tersebut
disebabkan karena pada wanita didapatkan maturasi serebral yang lebih cepat
dibandingkan laki-laki.
Bangkitan kejang berulang atau kejang yang lama akan mengakibatkan kerusakan
sel-sel otak kurang menyenagkan dikemudian hari, terutama adanya cacat baik secara
fisik, mental atau sosial yang menganggu pertumbuhan dan perkembangan anak
(Ngastiyah, 2010).
Kejang demam merupakan kedaruratan medis yang memerlukan pertolongan segera
diagnosa secara dini serta pengelolaan yang tepat sangat diperlukan untuk meghindari
16
cacat yang lebih parah, yang diakibatkan bangkitkan kejang yang sering. Untuk itu
tenaga perawat atau paramedis dituntut untuk berperan aktif dalam mengatasi keadaan
tersebut serta mampu memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga dan penderita
yang meliputi aspek promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif secara terpadu dan
berkesinambungan serta memandang klien sebagai satu kesatuan yang utuh secara bio-
psiko-spiritual. Prioritas asuhan keperawatan pada kejang demam adalah : mencegah
atau mengendalikan aktifitas kejang. Melindungi pasien dari trauma, mempertahankan
jalan nafas, meningkatkan harga diri yang positif, memberikan informasi kepada
keluarga tentang proses penyakit, prognosis dan kebutuhan penangananya (Ngastiyah,
2010).
2. Tujuan
1) Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan tentang kejang selama 20 menit, keluarga bisa
memahami dan mengerti tentang kejang.
2) Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan keluarga diharapkan mampu:
a. Menjelaskan pengertian tentang kejang
b. Menelaskan macam-macam kejang
c. Penyebab kejang
d. Tanda dan gejala kejang
e. Menjelaskan tindakan pertoongan kejang
3. Materi
1. Pengertian kejang demam
Kejang demam merupakan kejang yang cukup sering dijumpai pada anak-
anak yang berusia dibawah 6 tahun, gejala-gejalayang timbul dapat bermacam-
macam tergantung dibagian otak mana yang terpengaruh, tetapi kejang demam
yang terjadi pada anak adalah kejang umum (Arif, 2012).
Kejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan sementara
sebagai akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik
serebral yang berlebihan.
Kejangdemam ialah bangkitkan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal diatas 38 C) yang disebabkan oleh proses ekstraktranium.
Adi kejang demam adalah kenaikan suhu tubuh yang menyebabkan perubahan
17
fungsi otak akibat perubahan potensial listrik serebral yang berlebihan sehingga
mengakibatkan renjatan berua kejang (Arif, 2012).
2. Penyebab kejang
1) Demam itu sendiri, demam yang disebabkan oleh infeksi saluran
pernafasan atas, otiis media, pneumonia gastroenteritis dan infeksi saluran
kemih, kejang tidak selalu timbul pada suhu yang tinggi.
2) Efek produk toksik dari pada mikroorganisme
3) Respon alergik atau keadaan umum yang abnormal oleh infeksi
4) Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit
5) Endefalitis viral (radang otak akibat virus yang ringan, yang tidak diketahui
atau enselofati tksik sepintas.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjdinya kejang demam berulang
antara lain :
1) Usia <15 bulan saat kejang demam pertama
2) Riwayat kejang demam dalam keluarga
3) Kejang demam terjadi segera setelah mulai demam atau saat suhu sudah
relatif normal
4) Riwayat demam yang sering
5) Infeksi saluran pernafasan atas otitis media akut, pneumonia, gastroenteritis
akut, exantema subitum, bronchitis, dan infeksi sauran kemih. Selain itu
juga infeksi diluar susunan syaraf pusat seperti tonsilitis, faringitis,
forunkulosis serta pasca imunisasi DPT (pertusis) dan campak (morbili)
dapat menyebabkan kejang demam
6) Produk toksik mikroorganisme terhadap otak (shigellosis, salmonellosis)
7) Respon alergi atau keadaan imun yang abnormal oleh karena infeksi.
8) Perubahan keseimbangan cairan atau elektrolit
9) Gabungan dari faktor-faktor diatas (Arif, 2012).
18
c. Kejang bersifat umum, frekuensi keang bangkitan dalam 1 th tidak > 4
kali
d. Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya demam
e. Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal
f. Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya seminggu sesudah suhu
normal tidak menunjukkan kelainan (Arif, 2012).
2) Epilepsi yang diprovokasi demam
Diagnosisnya:
a. Kejang lama dan bersifat lokal
b. Umur lebih dari 6 tahun
c. Frekuensi serangan lebih dari 4 kali atau tahun
d. EEG setelah tidak demam abnormal
4. Tanda dan gejala kejang demam
1) Kenaikan suhu badan yang tinggi dan ceat
2) Berlangsung singkat >15 menit dan berhenti sendiri
3) Umur anak kejang antara 6 bulan dan 4 tahun
4) Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbul demam
5. Prognosis kejang demam
Dengan penanganan cepat dan tepat prognosa baik dan tidak menyebabkan
kematian resiko yang akan dihadapi oleh seseorang anak sesudah menderita
kejang demam tergantung dari faktor:
1) Riwayat penyakit kejang tanpa demam dalam keluarga
2) Kelainan dalam perkembangan atau kelainan saraf sebelum anak
menderita kejang
3) Kejang yang berlangsung lama
19
4) Angan memegangi anak untuk melawan kejang
5) Sebagian besar kejang berlangsung singkat dan tidak memerlukan
penanganan khusus.
6) Bila suhu tinggi berikan kompres air biasa atau kran secara intensif
7) Angan memberi minuman atau makanan segera setelah berhenti kejang
karena hanya akan berpeluang membuat anak tersedak
8) Jika kejang terus berlanjut selama 10 menit anak harus segera dibawa ke
fasilitas kesehatan jika kejang masih berlanjut setelah 5 menit. Ada pula
sumber yang menyatakan bahwa penanganan lebih baik dilakukan secepat
mungkin tanpa menyatakan batasan menit,
9) Setelah keang berakhir (jika < 10 menit ), anak perlu dibawa menemui
dokter untuk meneliti sumber demam, terutama jika ada kekakuan leher,
muntah-muntah yang berat, atau anak terus tampak lemas
4. Sasaran
Keluarga pasien yang dirawat diruang Hijir Ismail RSI A.YANI Surabaya
5. Metode
Ceramah dan tanya jawab
Mahasiswa menjelaskan mengenai kejang demam, setelah itu keluarga bisa
mengajukan pertanyaan atau menjelaskan kembali tentang materi penyuluhan
yang baru disampaikan.
6. Media
1) Power point (presentasi)
2) Leaflet
7. Proses kegiatan
20
Penyampaian Penyampaian materi : Ceramah 10 menit
1. Menjelaskan 1.Mendengarkan dan tanya
tentang dan jawab
pengertian kejang memperhatikan
demam 2.Mendengarkan
2. Menyebutkan dan
penyebab kejang memperhatikan
demam 3.Mendengarkan
3. Menyebutkan dan
tanda dan gejala memperhatikan
kejang demam 4.Mendengarkan
4. Menyebutkan dan
penatalaksanaan memperhatikan
kejang demam
8. Lokasi
Tempat dilakukannya penyuluhan: di Ruang Zaal Hijir Ismail RSI A.Yani
Surabaya.
9. Pengorganisasian
21
10. Setting tempat
Keterangan :
: Peserta
: pemateri
: Moderator
: Observer
: Fasilitator
1. Evaluasi Struktur
Peserta hadir ditempat penyuluhan
Penyelenggaraan kegiatan dilakukan ruang Zaal Hijir Ismail
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
Peserta antusias terhadap penyuluhan kejang demam
22
Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
Peserta antusias mengikuti kegiatan penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
Peserta merasa senang setelah dilakukan kegiatan penyuluhan kejang
demam
Jumlah peserta yang hadir dalam kegiatan 20 orang
5. Daftar Pustaka
Ngastiyah. 2010. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC
Arif mansjoer. 2012. Kapita selekta kedokteran. Jakarta: Aesculapius.
6. Dokumentasi
23
24