Anda di halaman 1dari 152

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMAN Titian Teras Jambi


Kelas/Semester : XI / 1
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Materi Pokok : Al-Quran dan Hadis tentang Kompetisi
dalam Kebaikan dan Bekerja Keras
Alokasi Waktu : 4 X 3 Jam Pelajaran
Jumlah Pertemuan : 4 x Pertemuan
A. Kompetensi Inti :
(K1) : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
(K2) : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro- aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
(K3) :Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
(K4) :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

1 Menganalisis Q.S. Al-Maidah (5) : 48; Q.S. Az-Zumar (39) : dan Q.S. At-Taubah (9) : 105,
serta hadits tentang taat, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja.
4.1Membaca Q.S. An-Nisa (4) : 59; Q.S. Al-Maidah (5) : 48; Q.S. At Taubah (9) : 105 sesuai
dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf.
4.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. An-Nisa (4) : 59; Q.S. Al-Maidah (5) : 48; Q.S. At-
Taubah (9) : 105 dengan lancar
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1 Mampu menganalisis Q.S. Al-Maidah (5) : 48; Q.S. Az-Zumar (39) : dan Q.S. At-Taubah
(9) : 105, serta hadis tentang taat, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja.
4.1 Mampu membaca Q.S. An-Nisa (4) : 59; Q.S. Al-Maidah (5) : 48; Q.S. At Taubah (9) :
105 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf..
4.2 Mampu mendemonstrasikan hafalan Q.S. An-Nisa (4) : 59; Q.S. Al-Maidah (5) : 48; Q.S.
At-Taubah (9) : 105 dengan lancar

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran siswa dapat


1 Menganalisis Q.S. Al-Maidah (5) : 48; Q.S. Az-Zumar (39) : dan Q.S. At-Taubah (9) :
105.
2. Membaca Q.S. An-Nisa (4) : 59; Q.S. Al-Maidah (5) : 48; Q.S. At Taubah (9) : 105
3. Hafal Q.S. An-Nisa (4) : 59; Q.S. Al-Maidah (5) : 48; Q.S. At Taubah (9) : 105

E. Materi Pembelajaran
Menganalisis QS. Al-Midah (5) ayat 48; QS. Az-Zumar (39) ayat 39; dan QS. At-
Taubah (9) ayat 105
1. QS. Al-Midah (5) ayat 48




a. Terjemah QS. Al-Midah (5) Ayat 48

Dan Kami telah menurunkan Al-Quran kepadamu dengan membawa kebenaran,


membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan
yang menentukan terhadap kitab-kitab yang lain itu. Maka putuskanlah perkara mereka
menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu,
Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu
dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya
kepadamu. Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan! Hanya kepada Allah-lah kamu
semuanya kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.

b. Kandungan Ayat

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah Swt. telah menurunkan Al-Quran agar manusia
melakukan perbuatan sesuai dengan petunjuk-Nya. Perbuatan yang sesuai dengan petunjuk-
Nya adalah perbuatan terpuji, yaitu segala bentuk kebaikan. Tidak hanya itu, Allah Swt. juga
memerintahkan orang beriman agar dalam melakukan kebaikan disertai dengan semangat
yang tinggi, dan berlomba-lomba untuk memperbanyak dan memperbagus amal kebaikan
itu.
2. QS. Az-Zumar (39) Ayat 39


a. Terjemah QS. Az-Zumar (39) ayat 39
Katakanlah: Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu! Sesungguhnya aku seorang
pekerja (pula). Maka kelak kamu akan mengetahui.
b. Kandungan Ayat
Pada ayat ini, Allah SWT. memerintahkan rasul-Nya agar mengajarkan umatnya menjadi
orang yang gemar bekerja. Pekerjaan yang harus dilakukan seseorang disesuaikan dengan
kemampuan dirinya. Apa yang dikerjakannya itu, akan diperolehnya.

3. QS. At-Taubah (9) Ayat 105



a. Terjemah QS. At-Taubah (9) Ayat 105
Dan Katakanlah, "Bekerjalah kamu! Maka Allah dan RASUL-Nya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah)
yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang
telah kamu kerjakan.
b. Kandungan Ayat

Pada ayat ini, Allah Swt. memerintahkan rasul-Nya agar mengajarkan umatnya menjadi
orang yang gemar bekerja. Pekerjaan apapun yang dilakukan seseorang, di akhirat akan
diperlihatkan kepada rasul-Nya dan kepada orang-orang beriman. Allah Swt. juga akan
memberikan balasan atas pekerjaan tersebut.
A. Membaca dan Menghafal QS. An-Nis (4) Ayat 59; QS. Al-Midah (5) Ayat 48; dan
QS. At-Taubah (9) Ayat 105 sesuai Ilmu Tajwid

Bacalah ketiga ayat berikut ini secara tartil dengan memerhatikan kaidah tajwid!
a. QS. An-Nis (4) ayat 59






b. QS. Al-Midah (5) ayat 48





c. QS. At-Taubah (9) ayat 105

C. Hadis tentang Kompetisi dalam Kebaikan dan Bekerja Keras


a. Hadis tentang Kompetisi dalam Kebaikan






) (
Artinya:
Dari Abu Dar ra. bahwa segolongan sahabat Nabi saw. berkata kepada beliau, Ya
Rasulullah, orang-orang kaya telah pergi dengan membawa pahala. Mereka salat
sebagaimana kami pun salat, mereka saum sebagaimana kami pun saum, tetapi mereka
bisa bersedekah dengan kelebihan harta mereka. Rasulullah Saw. bersabda,
Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian apa yang bisa kalian sedekahkan?
Sesungguhnya setiap tasbih adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahmid
adalah sedekah, dan setiap tahlil adalah sedekah, amar maruf adalah sedekah, nahi
munkar adalah sedekah, dan pada rasa malu salah seorang diantara kalian terdapat
sedekah. Mereka bertanya Ya Rasulullah, apakah salah seorang di antara kami yang
menumpahkan syahwatnya itu memperoleh pahala? Beliau menjawab, Bagaimana
pendapat kalian, seandainya dia meletakkannya pada yang haram, bukankah dia
memperoleh dosa? Demikian juga, seandainya dia meletakkannya pada yang halal maka
dia memperoleh pahala. (HR. Muslim)

Hadis ini menyatakan bahwa semua orang bisa berbuat kebaikan. Dan kebaikan itu
dikerjakan sesuai dengan kemampuannya. Orang kaya bisa berbuat baik dengan
kekayaannya. Orang berilmu bisa berbuat baik dengan ilmunya. Demikian seterusnya.
Jadi sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak berbuat kebaikan. Sebab, kapan pun dan di
mana pun seseorang berada, kesempatan untuk berbuat kebaikan selalu ada.
b. Hadis tentang Bekerja keras


) (
Artinya:
Dari Rafi bin Khadij berkata, Rasulullah saw. pernah ditanya tentang penghasilan yang
paling baik. Rasulullah Saw. menjawab, Yaitu amal seseorang dengan jerih payahnya
dan semua perdagangan yang sah. (HR. Ahmad)

Hadis ini menyatakan bahwa harta kekayaan yang paling baik adalah harta yang
diperoleh dengan keringat sendiri, yaitu kekayaan yang diperoleh dari jerih payahnya,
cucuran keringatnya, dan banting tulangnya dalam mencari rezeki dengan cara yang halal.
Hadis ini sekaligus mengajarkan kepada manusia agar menjadi orang yang giat bekerja.

F. Metode Pembelajaran
Saintifik
kooperatif
rool play,diskusi, ceramah
G. Kegiatan Pembelajaran

Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu

Pendahuluan Memberikan salam 10 menit


Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk
belajar
Menanyakan kehadiran siswa
Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa
Tanya jawab materi sebelumnya
Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point.

Mengamati
Inti 70 menit
- Menyimak bacaan al-QuranQS. Al Maidah (5): 48;Q.S.
Az-Zumar (39) : 39; dan Q.S. At Taubah (9): 105 serta
Hadis yang terkait secara individu maupun kelompok.
Menanya
- Mengajukan pertanyaan tentang kaedah tajwid yang
terdapat dalam QS. Al Maidah (5): 48;Q.S. Az-Zumar
(39) : 39; dan Q.S. At Taubah (9): 105
- Mengajukan pertanyaan tentang makna mufrodat yang
terdapat dalam QS. Al Maidah (5): 48;Q.S. Az-Zumar
(39) : 39; dan Q.S. At Taubah (9): 105 serta hadis yang
terkait
Eksperimen/Eksplor
- Menganalisa kaedah tajwid yang terdapat QS. Al Maidah
(5): 48;Q.S. Az-Zumar (39) : 39; dan Q.S. At Taubah (9):
105
- Diskusi tentang makna mufrodat dan ijmali yang terdapat
dalam QS. Al Maidah (5): 48;Q.S. Az-Zumar (39) : 39;
dan Q.S. At Taubah (9): 105 serta Hadis yang terkait
Diskusi tentang kandungan makna QS. Al Maidah (5):
48;Q.S. Az-Zumar (39) : 39; dan Q.S. At Taubah (9): 105
serta Hadis yang terkait
Assosiasi
- Menyimpulkan kaedah tajwid yang terdapat pada QS. Al
Maidah (5): 48;Q.S. Az-Zumar (39) : 39; dan Q.S. At
Taubah (9): 105
- Menyimpulkan makna mufrodat dan ijmali yang terdapat
dalam QS. Al Maidah (5): 48;Q.S. Az-Zumar (39) : 39;
dan Q.S. At Taubah (9): 105 serta Hadis yang terkait
- Menyimpulkan kandungan makna QS. Al Maidah (5):
48;Q.S. Az-Zumar (39) : 39; dan Q.S. At Taubah (9): 105
serta Hadis yang terkait.
Komunikasi
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
- Menyajikan kaedah tajwid yang terdapat QS. Al Maidah
(5): 48;Q.S. Az-Zumar (39) : 39; dan Q.S. At Taubah (9):
105
- Menyajikan makna mufrodat dan ijmali yang terdapat
dalam QS. Al Maidah (5): 48;Q.S. Az-Zumar (39) : 39; dan
Q.S. At Taubah (9): 105 serta Hadis yang terkait
- Menyajikan kandungan makna QS. Al Maidah (5): 48;Q.S.
Az-Zumar (39) : 39; dan Q.S. At Taubah (9): 105 serta
Hadis yang terkait
- Mendemonstrasikan bacaan tartil dan hafalan QS. Al
Maidah (5): 48;Q.S. Az-Zumar (39) : 39; dan Q.S. At
Taubah (9): 105 serta Hadis yang terkait
Refleksi
Menampilkan sikap kompetitif dalam kebaikan dan kerja keras,
dalam kehidupan sehari-hari sebagai refleksi dari pemahaman
QS. Al Maidah (5): 48;Q.S. Az-Zumar (39) : 39; dan Q.S. At
Taubah (9): 105 serta Hadis yang terkait

Penutup Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru 10 menit


menyimpulkan materi
Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan
pembelajaran
Mengucapkan salam

H. Alat (Bahan) / Sumber Belajar:

a. Alat / Bahan : Al Quran

Power point, Video, LCD, Laptop

b. Sumber Belajar : Buku PAI Kls X Kemdikbud


Al-Quran dan Al-Hadis
Buku tajwid
Kitab tafsir Al-Quran
Buku lain yang menunjang
Multimedia interaktif dan Internet

I. Penilaian

1. Prosedur :
a. Penilaian proses belajar mengajar oleh guru
b. Penilaian hasil belajar (tes lisan/ tertulis berbentuk Esay)

2. Alat Penilaian (Soal terlampir)

Pijoan, Juli 2015

Mengetahui, Guru Mata Pelajaran

Kepala SMAN Titian Teras Pendidkan Agama Islam

H. HARYANTO MIFTAH, S.Pd, M.Pd SALWINSAH, S.Ag


NIP. 19550727 198011 1 002

UJI KOMPETENSI
Aspek afektif
Isilah pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan sikapmu yang sebenarnya
dengan cara mencontreng ( ) pada kolom yang tersedia

INTERNALISASI AKHLAK MULIA


tidak tidak
No Pernyataan Setuju setuju tahu alasan
1 Memberikan kasih sayang, rasa ..
hormat dan bantuan kepada
fakir miskin adalah kewajiban
kita bersama.
2 Berlomba-lomba dalam berbuat ..
kebajikan merupakan perbuat-
an terpuji.
3 Muslim / muslimat yang sering ..
berbuat dosa besar termasuk
orang yang menganiaya diri.
4 Umat Islam yang perbuatan - ..
perbuatan baiknya sebanding
dengan perbuatan jahatnya ia
lebih dahulu akan ditempatkan
di neraka.
5 Umat Islam yang perbuatan- .. . . ..
perbuatan baiknya lebih ba-
nyak dari perbuatan dosanya
maka ia akan masuk surga.

Lampiran 2 : Format Penilaian Proses bealajar


FORMAT PENGAMATAN SIKAP

Tanggung
Disiplin Peduli Kerja keras
No Nama Siswa jawab

a b c a B c a b c A b c

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
34
35
36
37
39
Lampiran 3: Kemampuan membaca, menghafal dan menerapkan kaidah ilmu
tajwid
a. Kemampuan Membaca
Tidak
No Ayat Lancar Sedang Catatan
Lancar
1. QS. An-Nis ayat 59
2. QS. Al-Midah ayat 48
3. QS. At-Taubah ayat 105

b. Hafalan
Tidak
No Ayat Hafal Sedang Catatan
Hafal
1. QS. An-Nis ayat 59
2. QS. Al-Midah ayat 48
3. QS. At-Taubah ayat 105

2. Selanjutnya identifikasilah ketiga ayat tersebut (QS. An-Nis ayat 59, QS. Al-Midah
ayat 48, dan QS. At-Taubah ayat 105), lalu pisahkan kalimat-kalimat yang
mengandung bacaan nun sukun atau tanwin, mim sukun, qalqalah, mad, huruf ra, dan
lafaz jalalah, serta jelaskan keterangannya dengan melengkapi tabel berikut ini!
HUKUM
NO KALIMAT KETERANGAN
BACAAN
1.
mad
munfasil
jaiz mad tabii menghadapi hamzah dalam dua
kalimat
2.
tafkhim lafaz jalalah setelah damah

3. ikhfa nun sukun bertemu huruf kaf

4. mad tabii ya sukun setelah kasrah

5. tafkhim huruf ra berbaris damah

5. idgam bigunah tanwin damah bertemu huruf wawu

6. mad iwad tanwin fathah menghadapi alif di akhir kalimat

7. ... ...

8. ... ...

9. ... ... ...

10. ... ... ...

11. ... ... ...

12. ... ... ...


13. ... ... ...

14. ... ... ...

15. ... ... ...

16. ... ... ...

17. ... ... ...

18. ... ... ...

19. ... ... ...

20. ... ... ...

21. ... ... ...

22. ... ... ...

23. ... ... ...

24. ... ... ...

25. ... ... ...

26. ... ... ...

27. ... ... ...

28. ... ... ...

29. ... ... ...

30. ... ... ...

INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2

1. Disiplin
a. Selalu hadir di kelas tepat waktu
b. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktu
c. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
2. Tanggung jawab
a. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh
b. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah
c. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya
d. Partisipasi dalam kelompok
3. Peduli
a. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkan
b. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah
c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di
sekitarnya
d. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya
4. Kerja keras
a. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh
b. Menunjukkan sikap pantang menyerah
c. Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan
PEDOMAN PENILAIAN:
a. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi
awal dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
b. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.
.
Tugas

Carilah tulisan tentang kisah salah seorang pebisnis muslim yang sukses. Salin tulisan
tersebut ke dalam buku. Lalu berikan kesimpulanmu, pelajaran apa saja yang dapat
diambil dari kisah tersebut. Setelah itu, bandingkan dengan hasil temanmu, lalu
diskusikanlah pelajaran yang dapat diambil dari kisah tersebut!

Observasi
- Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat:
- Isi diskusi (kaedah tajwid, makna mufrodat dan ijmali, dan kandungan makna ayat al-
Quran)
kompetitif dalam kebaikan dan kerja keras dalam kehidupan seha-hari sebagai
implemantsi dari pemahaman QS. Al Maidah (5): 48;Q.S. Az-Zumar (39) : 39; dan Q.S.
At Taubah (9): 105 serta Hadis yang terkait
Portofolio
- Membuat laporan tentang kaedah tajwid, makna mufrodat dan ijmali, serta kandungan
makna QS. Al Maidah (5): 48;Q.S. Az-Zumar (39) : 39; dan Q.S. At Taubah (9): 105
serta Hadis yang terkait
Tes
- Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal soal pilihan ganda dan uraian
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMAN Titian Teras Jambi


Kelas/Semester : XI / 1
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Materi Pokok : Iman kepada Kitab-kitab Allah Swt.
Alokasi Waktu: 3 X 3 Jam Pelajaran
Jumlah Pertemuan : 3 x Pertemuan
A. Kompetensi Inti :
(K1) : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
(K2) : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro- aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
(K3) :Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
(K4) :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.3 Memahami makna iman kepada Kitab-kitab Allah Swt.


4.5 Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Kitab-kitab Suci Allah Swt.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3 Memahami makna iman kepada Kitab-kitab Allah Swt.
4.5 Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Kitab-kitab Suci Allah Swt.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran siswa dapat

3.3 Memahami makna iman kepada Kitab-kitab Allah Swt.


4.5 Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Kitab-kitab Suci Allah Swt.
E. Materi Pembelajaran
Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Swt.
1. Pengertian Iman Kepada Kitab-kitab Allah Swt.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), disebutkan bahwa kata iman
berarti keyakinan dan kepercayaan kepada Allah Swt., rasul, nabi, kitab dan
sebagainya. Para ulama mendefinisikan bahwa iman adalah meyakini dalam hati,
mengucapkan dengan lisan, dan mengerjakan dengan anggota badan.
Beriman kepada kitab-kitab Allah Swt. berarti memercayai dan menyakini
dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT. telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada
para rasul yang berisi wahyu untuk disampaikan dan diajarkan kepada umat manusia.
Beriman kepada kitab-kitab Allah Swt. termasuk rukun iman. Artinya
seseorang yang mengaku beriman kepada Allah Swt. juga wajib beriman kepada
kitab-kitab-Nya yang diturunkan kepada para rasul. Kewajiban beriman kepada kitab-
kitab Allah Swt. dijelaskan dalam berbagai ayat di dalam Al-Quran, salah satunya
ayat berikut ini.



( : )
Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya serta kitab yang Allah
turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu
telah sesat sejauh-jauhnya. (QS. An-Nis (4) : 136)
Ayat tersebut dengan sangat tegas memerintahkan orang-orang beriman agar
memercayai kitab-kitab yang telah diturunkan oleh Allah Swt. kepada para rasul-Nya.
Bukan hanya beriman kepada Al-Quran, tetapi kitab-kitab yang diturunkan kepada
para nabi sebelum Nabi Muhammad saw. pun wajib diyakini. Berdasarkan ayat
tersebut, beriman kepada kitab-kitab yang telah diturunkan kepada para rasul menjadi
salah satu syarat keimanan seseorang. Orang yang beriman kepada Al-Quran tetapi
tidak meyakini adanya kitab-kitab lainnya, orang itu dinyatakan sebagai orang yang
sesat, bahkan kesesatan yang sangat jauh. Hal ini menunjukkan bahwa kitab-kitab
yang telah diturunkan sebelum Nabi Muhammad saw. bersumber dari Allah Swt., dan
mengajak manusia mengesakan Allah Swt.
Beriman kepada kitab-kitab Allah Swt. mengandung tiga hal penting, yaitu
sebagai berikut.
a. Menyakini bahwa Allah Swt. memiliki beberapa kitab suci yang diturunkan
kepada para rasul-Nya.
b. Menyakini kebenaran yang ada di dalam kitab-kitab Allah Swt. tanpa keraguan
sedikitpun, karena kebenaran firman Allah Swt. adalah mutlak.

c. Mengamalkan ajaran yang ada di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari, baik


sebagai individu, anggota keluarga, dan anggota masyarakat berdasarkan kondisi
serta kemampuan masing-masing.

Kita-kitab Allah Swt.


Kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah Swt. ada empat yaitu Taurat, Zabur, Injil,
dan Al-Quran. Di dalam Al-Quran keempat nama kitab itu disebut dalam ayat yang
berbeda. Ada yang disebut secara bersamaan seperti Taurat dan Injil. Ada juga yang
disebut secara terpisah. Keempat kitab tersebut dinamakan kitab samawi, artinya kitab
yang turun dari langit. Disebut samawi karena kitab tersebut tersimpan di Lauh
Mahfuz yang dijaga ketat oleh para malaikat. Mengenai keempat kitab itu,
perhatikanlah uraian berikut ini!
a. Taurat
Taurat adalah kitab yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi Musa as.
Kitab tersebut diturunkan sebagai pedoman hidup bagi kaum Nabi Musa as. yaitu
Bani Israel. Bani Israel adalah anak keturunan Nabi Yakub as. Nabi Musa as.
diutus oleh Allah SWT. untuk mengajak Bani Israel yang sudah menyimpang dari
ajaran tauhid yang dibawa oleh para nabi sebelumnya. Untuk menghadapi Bani
Israel inilah, Allah SWT. menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa as. agar
dijadikan sebagai pedoman hidup kaumnya itu.
Taurat berasal dari bahasa Ibrani yaitu Thora, artinya syariat atau hukum.
Kitab Taurat diturunkan di bukit Tursina, tepatnya di Mesir sekitar 12 abad SM,
ketika Nabi Musa as. meminta petunjuk kepada Allah Swt. dalam menghadapi
Bani Israel. Jadi, Taurat merupakan kitab Allah Swt. yang diturunkan untuk
pegangan hidup Bani Israel, yang lebih dikenal dengan bangsa Yahudi.
b. Zabur
Zabur arti asalnya adalah menulis. Yang dimaksud adalah kitab yang tertulis,
yaitu wahyu yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi Daud as. Kitab ini
diturunkan sekitar abad ke-10 SM. di daerah Yerusalem (Palestina). Dalam Bahasa
Arab, zabur lebih dikenal dengan istilah mazmur, artinya adalah nyanyian suci.
Pokok ajaran kitab Zabur berisi tentang zikir, nasihat, hikmah, dan tidak
memuat syariat. Adapun yang berkenaan dengan syariat, Nabi Daud as.
diperintahkan untuk mengikuti ajaran yang terkandung di dalam kitab
sebelumnya, yaitu Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa as. Kitab Zabur
merupakan petunjuk bagi umat Nabi Daud as. agar mengesakan Allah Swt.
c. Injil
Kitab Injil diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi Isa as. sekitar abad
pertama masehi di Yerusalem (Palestina). Injil artinya kabar gembira. Dikatakan
kabar gembira karena salah satu ajaran Injil adalah berita akan datangnya Nabi
Muhammad saw. sebagai rasul terakhir yang diutus untuk mengajak seluruh
manusia agar beriman kepada Allah SWT. Dalam bahasa Inggris, Injil sering
diterjemahkan menjadi gospel, singkatan dari God Spell, artinya juga kabar
gembira.
d. Al-Qur'an
Al-Quran artinya bacaan. Al-Qur'an diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi
Muhammad saw. pada abad ke-6 Masehi di dua kota, yaitu di Mekah selama 13
tahun dan di Madinah selama 10 tahun. Al-Qur'an membahas tentang akidah,
syariat, dan muamalah. Ajaran tersebut diantaranya ada yang menghapus ajaran
kitab-kitab terdahulu. Sebagian yang lain merupakan syariat baru. Sebagian
lainnya melengkapi syariat pada kitab-kitab yang diturunkan kepada para Nabi
pendahulunya. Itulah sebabnya, Al-Quran dikatakan sebagai kitab pelengkap bagi
kitab-kitab sebelumnya.
Al-Qur'an merupakan kitab suci terlengkap dan abadi sepanjang masa, berlaku
bagi seluruh umat manusia sampai akhir zaman, serta pedoman dan petunjuk bagi
manusia dalam menjalankan kehidupan di dunia agar mencapai kebahagiaan di
akhirat.
Dalam hal ini, beriman kepada Al-Quran dan kitab-kitab yang turun sebelum
Al-Quran ada perbedaan. Perbedaan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Beriman kepada kitab sebelum Al-Quran cukup menyakini adanya kitab
tersebut dan tidak wajib mengamalkan ajaran yang ada di dalamnya.
b. Beriman kepada Al-Quran dengan menyakini keberadaannya, menyakini
kebenarannya, dan mengamalkan ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Kandungan Kitab-kitab Allah Swt.


Taurat
1. Kitab Kejadian (Genesis) yang menceritakan proses penciptaan alam semesta,
penciptaan Nabi Adam as. dan Hawa, Nabi Adam as. Dan Hawa diusir dari surga,
dan diutusnya para nabi ke bumi.
2. Kitab Keluaran (Exodus) yang menceritakan tentang hijrahnya Bani Israil dari
Mesir atas bantuan Nabi Musa as. setelah kekerasan yang dilancarkan Firaun
dan bala tentaranya, keberadaan Nabi Musa as. di Padang Tih, Semenanjung
Sinai selama 40 tahun, permohonan Nabi Musa as. terhadap Allah Swt. sehingga
menerima Taurat.

3. Kitab Imamat (Leviticus) yang berisi kumpulan syariat dalam agama Yahudi.

4. Kitab Bilangan (numbers) yang menerangkan Bani Israil dengan keturunannya


pada zaman Nabi Musa as.

5. Kitab Ulangan (Deuteronomy) yang menceritakan kisah hijrahnya Bani Israel


dan Nabi Musa as. dengan pengulangan.

Sementara itu, Hamka menyimpulkan bahwa ajaran yang terkandung di dalam


Kitab Taurat dapat dikelompokkan ke dalam sepuluh pokok ajaran. Kesepuluh
hukum dasar atau ten commandements itu isinya adalah sebagai berikut.
1. Perintah mengakui keesaan Allah Swt.;
2. Larangan menyembah berhala;
3. Larangan menyebut Allah Swt. dengan sia-sia;
4. Memuliakan hari Sabtu;
5. Menghormati ayah dan ibu;
6. Larangan membunuh sesama manusia;
7. Larangan berzina;
8. Larangan mencuri;
9. Larangan memberikan kesaksian palsu; dan
10. Larangan memiliki keinginan untuk menguasai hak orang lain.
Zabur
Ajaran yang terkandung dalam Kitab Zabur antara lain sebagai berikut.
1) perintah mengagungkan Allah Swt.
2) selalu memuji Allah Swt.
3) bergantung hanya kepada Allah Swt.
4) Allah Swt. adalah yang telah menciptakan langit dan bumi
5) Allah Swt. Maha menolong.
6) Allah Swt. Maha merajai segalanya.
Kitab Zabur menekankan pada bidang ritual dan doa-doa yang berupa puji-
pujian kepada Allah Swt.
Injil
Pokok ajaran Kitab Injil sama dengan kitab-kitab yang diturunkan
sebelumnya, namun sebagian menghapus hukum-hukum yang tertera dalam kitab
Taurat yang tidak sesuai pada zaman itu.
Ajaran kitab Injil yang dibawa oleh Nabi Isa as. berbeda dengan kitab-kitab
terdahulu. Ajaran yang terkandung dalam kitab ini lebih menekankan pada bidang
tasawuf, mengingatkan agar manusia tidak terlalu mencintai dunia dan mengutamakan
akhirat. Dalam konsep Islam, ajaran ini dikenal dengan istilah zuhud.
2. Al-Quran
Kandungan yang terdapat di dalam Al-Quran secara lebih rinci adalah sebagai
berikut.
1. Bidang akidah, yaitu ajaran mengesakan Allah Swt. dan hanya menyembah kepda-
Nya, larangan melakukan perbuatan syirik; menjadikan makhluk sebagai
tandingan Allah Swt., sebagai sesembahan, sekutu, dan sebagai tempat meminta.
Bidang akidah yang diajarkan Al-Quran dikenal dengan konsep tauhid.
2. Bidang syariah yang meliputi:
a. ibadah, yaitu ajaran melaksanakan ibadah yang berhubungan langsung dengan
Allah Swt. seperti salat, saum, umrah, dan haji maupun yang berhubungan
dengan sesama manusia seperti sedekah, membuang sampah pada tempatnya,
dan memberi rasa aman kepada sesama. Beberapa ibadah tersebut
dilaksanakan mengacu pada aturan yang ditetapkan oleh Allah Swt. di dalam
Al-Quran, dan sesuai dengan contoh yang diperagakan oleh Rasulullah saw.
dalam sunahnya. Segala bentuk ibadah tersebut akan berbuah pahala dari
Allah Swt. berupa kehidupan yang penuh kenikmatan di surga-Nya.
b. muamalah, yaitu ajaran tentang berinteraksi dengan sesama dan alam sekitar.
Al-Quran mengatur aktivitas yang dilakukan manusia dengan sesamanya
dalam kehidupan sehari-hari. urusan yang menyangkut perdata dan pidana,
semuanya telah diatur di dalam Al-Quran.
2. Sejarah, yaitu menampilkan peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum masa Nabi
Muhammad saw. Diantaranya seperti kisah Bani Israil sebagai umat Nabi Musa
as. yang melakukan banyak penyimpangan, keangkuhan Firaun yang menentang
dakwah Nabi Musa as., perjalanan Ashabul Kahfi yang mempertahankan
keyakinan mereka dari ancaman penguasa yang zalim, dihancurkannya umat-umat
terdahulu karena menolak dakwah para nabi, dan kisah-kisah teladan lainnya
untuk dijadikan pelajaran bagi umat Nabi Muhammad saw.
3. Ilmu pengetahuan, yaitu ajaran Al-Quran yang memberikan gambaran mengenai
beberapa fenomena yang terjadi di alam semesta, dan mengajak manusia untuk
memikirkannya. Beberapa fenomena tersebut, menyimpan misteri yang
memerlukan penelitian yang jeli dan akurat, sehingga manusia dapat menemukan
pengetahuan yang besar dan bermanfaat untuk membantu meringankan manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
4. Lain-lain, yaitu berbagai informasi penting dalam Al-Quran yang sengaja
disampaikan oleh Allah Swt. kepada manusia untuk dijadikan sebagai pelajaran,
sebagai acuan dalam mengarungi kehidupan agar selalu memperoleh kebaikan dan
kebahagiaan.
Perilaku Beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT.
a. Gemar mencari tahu tentang ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya,
membandingkan ajaran yang terkandung di dalam kitab yang satu dengan yang
lain, melakukan penelitian terhadap keberadaan kitab-kitab tersebut, dan berbagai
kegiatan keilmuan untuk memantapkan keyakinan terhadap kitab-kitab yang
diturunkan oleh Allah SWT. sebelum Al-Quran.
b. Meyakini bahwa Al-Quran merupakan kitab terakhir.
c. Membaca Al-Quran setiap hari.

d. Mempelajari Al-Quran.

e. Mengamalkan ajaran Al-Quran.

f. Mengajarkan Al-Quran kepada orang lain.

Hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah SWT.


Adapun hikmah yang terkandung dari adanya kewajiban beriman kepada
kitab-kitab Allah SWT. antara lain sebagai berikut.
a. Menyadari bahwa manusia selalu membutuhkan petunjuk dalam menjalani
kehidupannya agar tidak sesat dan dapat memperoleh kebahagiaan di dunia dan
akhirat.
b. Menyadari bahwa kasih sayang Allah SWT. kepada manusia sangat besar,
sehingga perlu disyukuri dengan cara melaksanakan ajaran yang terdapat dalam
kitab yang telah diturunkan-Nya.
c. Meyakini bahwa semua kitab yang telah diturunkan oleh Allah SWT. semuanya
mengajak mengesakan Allah SWT., menyuruh berbuat kebaikan, dan mencegah
dari segala perbuatan dosa dan keburukan lainnya.
d. Meyakini bahwa Al-Quran merupakan satu-satunya kitab Allah SWT. yang masih
asli, dan satu-satunya kitab yang akan terus dijaga kemurniannya oleh Allah SWT.
e. Mendorong manusia untuk melakukan safari ilmiah, melakukan penelitian
terhadap kandungan kitab-kitab yang ada di bumi, termasuk kitab Al-Quran.
f. Mendorong manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, sebagaimana
diisyaratkan oleh Al-Quran di berbagai ayat.

F. Metode Pembelajaran
Saintifik
kooperatif
rool play,diskusi, ceramah

G. Kegiatan Pembelajaran

Alokasiw
Kegiatan Deskripsi
aktu

Pendahuluan Memberikan salam 10 menit


Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk
belajar
Menanyakan kehadiran siswa
Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa
Tanya jawab materi sebelumnya
Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point.

Mengamati
Inti 70 menit
- Mencermati teks bacaan tentang ketentuan beriman kepada
Alokasiw
Kegiatan Deskripsi
aktu
Kitab-kitab Allah Swt. secara individu maupun kelompok.
Menanya
- Mengajukan pertanyaan, misalnya tentang makna beriman
kepada Kitab-kitab Allah Swt?, hikmah apa yang diperoleh
dari beriman kepada Kitab-kitab Allah Swt ?, bagaimana
sikap kita terhadap keimanan kepada Kitab-kitab Allah
Swt? Bagaimana cara mengimani Kitab-kitab Allah Swt?
Eksperimen/Eksplore
- Diskusi tentang makna bagaimana cara mengimani Kitab-
kitab Allah Swt? dalam persfektif Islam,
- Diskusi tentang cara beriman terhadap Kitab-kitab Allah
Swt?
- Menganalisa hikmah beriman kepada Kitab-kitab Allah
Swt?
Assosiasi
- Menyimpulkan makna beriman kepada Kitab-kitab Allah
Swt?
- Menyimpulkanhikmah beriman kepada Kitab-kitab Allah
Swt?
Komunikasi
- Menyajikan/melaporkan hasil diskusi tentang tentang
makna beriman kepada Kitab-kitab Allah Swt?, serta
hikmahnya.
- Menanggapi hasil presentasi (melengkapi,
mengkonformasi, dan menyanggah).
- Membuat resume pembelajaran di bawah bimbingan guru.
Refleksi
- Menampilkan sikap gemar membaca dan mengamalkan al-
Quran sebagai refleksi dari iman kepada Kitab-kitab
Allah Swt?
Menunjukkan sikap aklaqul karimah dan ketauladanan sebagai
cerminan penghayatan terhadap iman kepada Kitab-kitab Allah
Swt?

Penutup Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru 10 menit


menyimpulkan materi
Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan
pembelajaran
Mengucapkan salam

H. Alat (Bahan) / Sumber Belajar:

a. Alat / Bahan : Al Quran


Power point, Video, LCD, Laptop

b. Sumber Belajar : Buku PAI Kls XI Kemdikbud


Al-Quran dan Al-Hadis
Buku tajwid
Kitab tafsir Al-Quran
Buku lain yang menunjang
Multimedia interaktif dan Internet

I. Penilaian

1. Prosedur :
a. Penilaian proses belajar mengajar oleh guru

b. Penilaian hasil belajar (tes lisan/ tertulis berbentuk Esay)

2. Alat Penilaian (Soal terlampir)

Pijoan, Juli 2015

Mengetahui, Guru Mata Pelajaran

Kepala SMAN Titian Teras Pendidkan Agama Islam

H. HARYANTO MIFTAH, S.Pd, M.Pd SALWINSAH, S.Ag


NIP. 19550727 198011 1 002
Lampiran 1 : Format Penilaian Proses bealajar

FORMAT PENGAMATAN SIKAP

Tanggung
Disiplin Peduli Kerja keras
No Nama Siswa jawab

a b c a B C a b c A b c

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
34
35
36
37
39

INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2

1) Disiplin
a. Selalu hadir di kelas tepat waktu
b. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktu
c. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
2) Tanggung jawab
a. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh
b. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah
c. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya
d. Partisipasi dalam kelompok
3) Peduli
a. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkan
b. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah
c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di
sekitarnya
d. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya
4) Kerja keras
a. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh
b. Menunjukkan sikap pantang menyerah
c. Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan
PEDOMAN PENILAIAN:
a. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi
awal dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
b. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.

Tugas
1. Cari dan tulislah ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan keberadaan Taurat, Zabur,
Injil, dan Al-Quran.
2. Cari artikel atau tulisan tentang kitab-kitab selain kitab samawi!
3. Bandingkan ajaran antara kitab yang terdapat dalam kitab samawi dan kitab ardii!
Diskusikan hasilnya di kelas di bawah bimbingan gurumu!

Observasi
- Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat:
- Isi diskusi (makna beriman Kitab-kitab Allah Swt?, cara beriman kepada beriman Kitab-
kitab Allah Swt? dan hikmah beriman Kitab-kitab Allah Swt?
- Memiliki gemar membaca al Quran berakhlaqul karimah serta ketauladanan sebagai
implementasi dari iman Kitab-kitab Allah Swt?
-
Portofolio
- Membuat laporan tentang makna Kitab-kitab Allah Swt?, cara beriman kepada Kitab-
kitab Allah Swt?, dan hikmah beriman kepada Kitab-kitab Allah Swt?
Tes
- Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal soal pilihan ganda tentang beriman
kepada Kitab-kitab Allah Swt?

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SMAN Titian Teras Jambi


Kelas / Semester : XI / 1
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Materi Pokok : Perilaku Kekerasan dalam Islam.
Alokasi Waktu : 2 X 3 Jam Pelajaran
Jumlah Pertemuan : 2 x Pertemuan
A. Kompetensi Inti
(K1) : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
(K2) : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro- aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
(K3) :Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
(K4) :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.7 Memahami bahaya perilaku tindak kekerasan dalam kehidupan.


4.9 Medeskripsikan bahaya tindak kekerasan dalam kehidupan.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.7 Mampu Memahami bahaya perilaku tindak kekerasan dalam kehidupan.
4.9 Mampu Medeskripsikan bahaya tindak kekerasan dalam kehidupan.

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran siswa dapat
3.7 Memahami bahaya perilaku tindak kekerasan dalam kehidupan.
4.9 Medeskripsikan bahaya tindak kekerasan dalam kehidupan.

E. Materi Pembelajaran
Perilaku Kekerasan
Lembaga kemanusiaan internasional (WHO) menyebutkan bahwa kekerasan berarti
penggunaan kekuatan fisik dan kekuasaan, ancaman atau tindakan terhadap diri sendiri,
perorangan atau sekelompok orang atau masyarakat yang mengakibatkan memar atau trauma,
kematian, kerugian psikologis, kelainan perkembangan atau perampasan hak.

Dalam kajian sosiologi, kekerasan termasuk salah satu bentuk konflik. Pada
kenyataannya, kekerasan dilakukan dengan sangat beragam, baik bentuk, obyek, motif,
maupun caranya.
1. Ditinjau dari bentuknya, kekerasan ada yang dilakukan secara fisik, ada pula yang
dilakukan secar psikis.
2. Ditinjau dari pelakunya, kekerasan ada yang dilakukan individu dan kelompok.
3. Ditinjau dari objeknya, kekerasan ada yang dilakukan terhadap individu,
kelompok, keluarga, masyarakat, sesama muslim, dan terhadap pemeluk agama
yang berbeda.
4. Ditinjau dari motifnya, kekerasan ada yang dilakukan karena faktor pribadi,
urusan ekonomi, politik atau kekuasaan, kecemburuan sosial, bahkan sampai
mengatasnamakan agama.
5. Ditinjau dari caranya, kekerasan dilakukan dengan penganiayaan terhadap orang
tertentu, terorisme, tawuran antarpelajar, penganiayaan oleh kelompok geng
motor, perampokan, bentrok antarormas, atau konflik antarpemeluk agama.

Kekerasan-kekerasan tersebut tentu saja menimbulkan korban. Ada yang sebatas luka,
juga tidak sedikit yang sampai meregang nyawa. Di beberapa media, tindakan kekerasan
yang dilakukan para pelajar dalam bentuk tawuran juga terbilang kerap. Tidak jarang
kekerasan tersebut sering menimbulkan korban jiwa.
Dalam kehidupan sehari-hari, bentuk kekerasan fisik sering terjadi. Dalam lingkup
keluarga, kekerasan sering dilakukan suami terhadap istri atau sebaliknya, orang tua terhadap
anak atau sebaliknya, dan terhadap saudara sendiri. Di lingkungan pendidikan, kekerasan
juga kerap dilakukan oleh oknum guru terhadap peserta didik, pelajar dengan sesamanya,
kakak kelas terhadap adik kelas, mahasiswa senior terhadap mahasiswa junior, dan lain
sebagainya. Dalam lingkup masyarakat, kekerasan sering terjadi antarwarga, warga dengan
pengusaha, antarpendukung partai politik, dan lain sebagainya. Lebih luas lagi dalam lingkup
negara, kekerasan tak jarang terjadi melibatkan kekuasaan, yaitu antara rakyat dengan
pemerintahnya sendiri.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kekerasan-kekerasan pada dasarnya adalah
bentuk permusuhan. Permusuhan tersebut berbuntut pada tindakan menzalimi orang lain.
Dampak yang ditimbulkan lebih luas adalah hilangnya ketenteraman hidup, putusnya
persaudaraan, dan tertanamnya permusuhan satu dengan yang lain. Kekerasan pada akhirnya
hanya menimbulkan ketidaknyamanan, keresahan, dan berbagai rasa takut lainnya.
Larangan Tindakan Kekerasan
Allah Swt. mengutus Nabi Muhammad saw. sebagai seorang rasul dengan tugas
menyampaikan ajaran Islam kepada manusia. Ajaran Islam salah satunya adalah untuk
menciptakan suasana hidup yang harmonis, penuh rasa kasih sayang, dan memperoleh
kesejahteraan. Sebaliknya, Islam mengajarkan manusia agar menghindari permusuhan, saling
membenci, saling memerangi dan menghindari perbuatan-perbuatan zalim lainnya.
Allah SWT. menyatakan hal itu sebagaimana firman-Nya dalam ayat berikut.

(: )

Artinya:
Dan tidaklah Kami mengutusmu (Muhammad), melainkan sebagai rahmat bagi alam
semesta. (QS. Al-Anbiy (18) : 107)
Ayat tersebut mempertegas peran Islam sebagai agama Allah SWT. yang dibawa oleh
Nabi Muhammad saw., yaitu menebarkan kasih sayang. Sekaligus mencegah kekerasan.
Oleh karena itu, Islam sama sekali tidak mengajarkan kekerasan, kebencian, permusuhan, dan
berbagai bentuk konflik lainnya. Dalam berbagai hal, Islam mengedepankan kebersamaan,
perdamaian, dan kerukunan dengan sesama.
Di dalam sebuah hadis, Rasulullah saw. juga menjelaskan misinya sebagai berikut.

) (




Artinya:
Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, Sesunguhnya aku membawa
rahmat dan petunjuk. (HR. Muslim)
Dengan demikian, misi Nabi Muhammad saw. menjalankan tugasnya sebagai seorang
rasul adalah membenahi kehidupan manusia, agar mereka saling menyayangi, saling
mencintai, menjalin persaudaraan, saling menjaga kehormatan, meninggalkan segala bentuk
permusuhan, dan menjauhi segala tindakan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Lebih rinci, para ulama menjelaskan tujuan diutusnya Nabi Muhammad saw. yang
membawa agama Islam adalah sebagai berikut.
1. Memelihara agama
Sejak Nabi Adam as. diturunkan ke bumi sebagai seorang khalifah, Allah SWT. telah
membekalinya dengan agama. Agama tersebut mengajarkan manusia agar bertuhan hanya
kepada Allah SWT., menyembah hanya kepada-Nya, berbuat kebaikan di muka bumi,
mencegah perbuatan yang dapat merusak, dan mneyebarkan ajaran Allah SWT. Agama
yang diturunkan tersebut secara turun temurun diajarkan kepada anak cucu Nabi Adam
as. Untuk menjaga kemurnian ajaran yang disampaikan itu, Allah SWT. mengutus para
Nabi dari masa ke masa sesuai dengan kondisi manusia.
2. Memelihara harta
Allah SWT. menciptakan langit dan bumi serta segala isinya disediakan bagi manusia
agar kebutuhannya terpenuhi. Kekayaan yang terkandung di dalamnya menjadi hak
manusia untuk dikelola dan dimanfaatkan agar kebutuhannya terpenuhi. Di dalam
memanfaatkan kekayaan alam itu, Allah SWT. memberikan aturannya. Bagaimana cara
memanfaatkan kekayaan tersebut, siapa yang dapat mengelola dan lain sebagainya. Harta
kekayaan yang dimiliki oleh seseorang tidak dapat dimiliki oleh orang lain. Perpindahan
harta tersebut kemudian oleh Allah SWT. diatur oleh agama yang diturunkannya. Oleh
karena itu, Allah SWT. tidak membenarkan seseorang mengambil harta milik orang lain
yang bukan haknya dengan cara yang tidak dibenarkan.
3. Memelihara keturunan
Allah SWT. menurunkan agama untuk melindungi kedudukan manusia sebagai makhluk
yang paling dimuliakan. Dalam hal ini, Islam mengatur interaksi manusia dengan lawan
jenisnya. Salah satu aturan tersebut oleh para ulama dinamakan munakahat, yaitu syariah
yang mengatur pernikahan. Syariah pernikahan diberikan oleh Allah SWT. dengan tujuan
agar keturunan yang dilahirkan dari interaksi manusia dengan lawan jenisnya tetap berada
dalam fitrah, ada dalam kesucian sebagaimana yang dikehendaki Allah SWT. Agama
diturunkan berfungsi untuk memelihara keturunan manusia agar tetap suci.
4. Memelihara nyawa
Islam sangat melindungi hak hidup seseorang. Karenanya Islam memberikan ancaman
yang sangat serius kepada siapa saja yang mengganggu nyawa manusia. Menghilangkan
nyawa manusia dikelompokkan pada dosa besar yang memiliki hukuman paling berat.
Membunuh seorang manusia dinilai sama seperti membunuh seluruh manusia yang ada di
bumi. Islam diturunkan untuk melindungi hak hidup semua orang.
5. Memelihara akal
Akal adalah yang membedakan antara manusia dengan makhluk lainnya. Akal berfungsi
untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana
yang salah, dan seterusnya. Karena itu, keberadaan akal sangat dijaga dalam Islam. Salah
satu syariat Islam yang berkaitan dengan upaya memelihara akal, Islam mengharamkan
minuman keras, judi dan obat terlarang lainnya, praktik perdukunan, dan perbuatan syirik
lainnya. Islam mengharamkan perbuatan itu karena dapat merusak akal. Jika akal
seseorang sudah rusak, maka hal itu akan merusak manusia secara keseluruhan.
Allah SWT. dengan tegas melarang manusia berbuat kekerasan, yaitu tindakan yang
dapat merugikan orang lain. Hal itu sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut.

(: )
Artinya:
Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela
di muka bumi dengan membuat kerusakan. (QS. Asy-Syuar (26) : 183)
Pada ayat ini Allah SWT. melarang manusia melakukan perbuatan yang dapat
merugikan orang lain, dan melakukan perbuatan yang dapat merusak lingkungan. Perbuatan
yang dapat merugikan orang lain sangat beragam, salah satunya adalah kekerasan.
Pada ayat yang lain Allah SWT. juga menegaskan sebagai berikut.


(:)
Artinya:
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya
dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan
dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat
baik. (QS. Al-Arf (7) : 56)
Bahaya Perilaku Kekerasan
Tindak kekerasan termasuk perbuatan zalim. Zalim termasuk dosa besar yang tidak boleh
dilakukan oleh seorang muslim. Kezaliman yang dilakukan seseorang akan menjadi salah
satu penghalang dirinya mendapat kasih sayang Allah SWT. pada hari kiamat. Mengenai hal
ini, Rasulullah saw. bersabda sebagaimana dalam hadis berikut.



) (
Artinya:
Dari Abdullah bin Umar ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, Wahai manusia, waspdalah
kalian terhadap kezaliman. Karena kezaliman merupakan kegelapan pada hari kiamat. (HR.
Ahmad)
Zalim berarti berbuat sesuatu tidak sesuai pada tempatnya. Salah satu perbuatan zalim
adalah menciptakan permusuhan diantara sesama, sampai melakukan kekerasan yang dapat
merugikan orang lain. Orang yang melakukan kekerasan termasuk orang yang zalim,
sehingga di akhirat akan di tempatkan bersama orang-orang yang tidak memperoleh petunjuk
dari Allah SWT.
Selain itu, bahaya yang ditimbulkan akibat tindakan kekerasan antara lain sebagai
berikut.
1) Merusak akal;
2) Merusak anggota badan;
3) Menghilangkan nyawa;
4) Merusak harta;
5) Merusak ketertiban;
6) Memutuskan persaudaraam;
7) Timbulnya permusuhan; dan
8) Mencemarkan nama baik diri, keluarga, bangsa, dan agama.

Perintah Bersikap Lemah Lembut


Bersikap lemah lembut adalah salah satu karakter umat Islam. Allah SWT. dan rasul-
Nya mengajarkan agar umatnya bersikap lemah lembut. Lemah lembut itu ditunjukkan
dengan ucapan dan perbuatan. Jika berbicara, bicara dengan sopan dan santun. Demikian
juga perilaku dalam kehidupan sehari-hari harus dengan sikap lemah lembut.
Allah SWT. menggambarkan bagaimana sikap yang ditunjukkan oleh Nabi
Muhammad saw. dan para sahabatnya. Mereka saling menyayangi satu sama lain. Allah
SWT. menjelaskannya sebagaimana ayat berikut ini.



(: )
Artinya:
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah
keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat
mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya. (QS. Al-Fat (48) :
29)
Mengenai keharusan bersikap lemah lembut, Rasulullah saw. bersabda sebagaimana
dalam hadis berikut.



) (


Artinya:

Dari Aisyah istri Nabi saw. dari Nabi saw. beliau bersabda, Sungguh, segala sesuatu
yang dihiasi kelembutan akan nampak indah. Sebaliknya, tanpa kelembutan segala
sesuatu akan nampak jelek. (HR. Muslim)

F. Metode Pembelajaran
Saintifik
kooperatif
rool play,diskusi, ceramah

G. Kegiatan Pembelajaran
Alokasiw
Kegiatan Deskripsi
aktu

Pendahuluan Memberikan salam 10 menit


Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk
belajar
Menanyakan kehadiran siswa
Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa
Tanya jawab materi sebelumnya
Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point.

Mengamati
Inti 70 menit
- Menyimak bacaan al-Quran yang terkait denganbahaya
perilaku tindak kekerasan dalam kehidupan secara individu
maupun kelompok.
- Mengamati tayangan video Atau mengamati langsung
bahaya perilaku tindak kekerasan dalam kehidupan
Menanya
- Mengajukan pertanyaan tentang bahaya perilaku tindak
kekerasan dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah,
sekolah maupun masyarakat, Apakah hikmah yang
terkandung didalamnya?
Eksperimen/eksplor
- Menelaah bentuk, memahami bahaya perilaku tindak
kekerasan dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah,
sekolah maupun masyarakat
- Diskusi tentang memahami bahaya perilaku tindak
kekerasan dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah,
sekolah maupun masyarakat
- Melakukan simulasi bentuk perilaku dalammemahami
bahaya perilaku tindak kekerasan dalam kehidupan
sehari-hari baik di rumah, sekolah maupun masyarakat
dengan baik dan benar
Assosiasi
- Menyimpulkan ketentuan dan dasar hukum
dalammemahami bahaya perilaku tindak kekerasan dalam
kehidupan dengan baik dan benar, berdasarkan al-Quran
dan Hadis
- Menyimpul bentuk perilaku dalammemahami bahaya
perilaku tindak kekerasan dalam kehidupan sehari-hari baik
di rumah, sekolah maupun masyarakat
- Menyimpulkan bahaya perilaku tindak kekerasan dalam
Alokasiw
Kegiatan Deskripsi
aktu
kehidupan dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah,
sekolah maupun masyarakat
Komunikasi
- Menyajikan/melaporkan hasil diskusi tentang memahami
bahaya perilaku tindak kekerasan dalam kehidupan
- Menanggapi hasil presentasi (melengkapi,
mengkonformasi, dan menyanggah).
- Membuat resume pembelajaran di bawah bimbingan guru.
- Menanggapi simulasi bentuk memahami bahaya perilaku
tindak kekerasan dalam kehidupan dalam kehidupan
sehari-hari baik di rumah, sekolah maupun masyarakat
Refleksi
Menghindari prilakumemahami bahaya perilaku tindak
kekerasanbaik di sekolah, rumah, maupun masyarakat

Penutup Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru 10 menit


menyimpulkan materi
Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan
pembelajaran
Mengucapkan salam

H. Alat (Bahan) / Sumber Belajar:

a. Alat / Bahan : Al Quran

Power point, Video, LCD, Laptop

b. Sumber Belajar : Buku PAI Kls XI Kemdikbud


Al-Quran dan Al-Hadis
Buku tajwid
Kitab tafsir Al-Quran
Buku lain yang menunjang
Multimedia interaktif dan Internet
I. Penilaian

1. Prosedur :
a. Penilaian proses belajar mengajar oleh guru
b. Penilaian hasil belajar (tes lisan/ tertulis berbentuk Esay)
2. Alat Penilaian (Soal terlampir)

Pijoan, Juli 2015

Mengetahui, Guru Mata Pelajaran


Kepala SMAN Titian Teras Pendidkan Agama Islam

H. HARYANTO MIFTAH, S.Pd, M.Pd SALWINSAH, S.Ag


NIP. 19550727 198011 1 002
Lampiran 1 : Format Penilaian Proses bealajar

FORMAT PENGAMATAN SIKAP

Tanggung
Disiplin Peduli Kerja keras
No Nama Siswa jawab

a b c a B c a b c A b c

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
34
35
36
37
39

INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2

1. Disiplin
d. Selalu hadir di kelas tepat waktu
e. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktu
f. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
5. Tanggung jawab
a. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh
b. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah
c. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya
d. Partisipasi dalam kelompok
6. Peduli
a. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkan
b. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah
c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di
sekitarnya
d. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya
7. Kerja keras
a. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh
b. Menunjukkan sikap pantang menyerah
c. Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan
PEDOMAN PENILAIAN:
a. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi
awal dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
b. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.

Tugas
Jihad dalam arti berperang mengangkat senjata dan memerangi musuh Islam adalah
salah satu ajaran Islam. Meski demikian, jihad tersebut tidak boleh dilakukan dengan
semaunya. Karena Islam mengatur bagaimana cara jihad yang dibenarkan. Cobalah
berbagi kelompok, lalu kalian berkunjung ke Pesantren atau ke rumah Kiai/Ustaz atau
ulama lainnya, dan tanyakanlah kepada mereka beberapa hal berikut ini:

1. Kapankah seseorang diwajibkan berjihad?

2. Bagaimanakah jihad yang dibenarkan dalam Islam?

3. Apa saja syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam melaksanakan jihad?

4. Buat kesimpulannya dan diskusikan hasilnya di kelas dengan bimbingan gurumu!


Observasi
- Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat:
- Isi diskusi: Sikap menghindarkan diri dari tindak kekerasan dalam kehidupan sehari-hari

Portofolio
- Membuat laporan tentang bentuk, memahami bahaya perilaku tindak kekerasan dalam
kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah maupun masyarakat
Tes
Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal soal pilihan ganda dan uraian
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMAN Titian Teras Jambi


Kelas / Semester : XI / 1
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Materi Pokok : Jenazah.
Alokasi Waktu : 4 X 3 Jam Pelajaran
Jumlah Pertemuan : 4 x Pertemuan
A. Kompetensi Inti
(K1) : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
(K2) : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan
pro- aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
(K3) :Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
(K4) :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.9 Memahami pelaksanaan tatacara penyelenggaraan jenazah.


4.11 Memperagakan tatacara penyelenggaraan jenazah

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.9 Mampu Memahami pelaksanaan tatacara penyelenggaraan jenazah.
4.11 Mampu Memperagakan tatacara penyelenggaraan jenazah
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran siswa dapat
1. Menjelaskan tatacara penyelenggaraan jenazah.
2. Memperagakan tatacara penyelenggaraan jenazah.

E. Materi Pembelajaran
Islam memberikan tuntunan terhadap umatnya jika ada sesamanya yang meninggal
dunia. Setelah seseorang meninggal dunia, kewajiban orang yang hidup adalah
memandikannya, mengafani, menyalatkan, dan menguburkan. Keempat kewajiban itu telah
dijelaskan dan diperagakan oleh Rasulullah saw. Berikut ini adalah penjelasan keempat
kewajiban tersebut.

Memandikan

Sebelum jenazah seseorang dikafani dan disalatkan, terlebih dahulu jenazah


dimandikan sesuai dengan cara-cara yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw.
Ketentuan memandikan jenazah adalah sebagai berikut.

Syarat-syarat jenazah wajib dimandikan adalah


a) Jenazah itu orang Islam;
b) Didapati tubuhnya walaupun sedikit; dan
c) Bukan mati syahid.
Jika jenazah yang hendak dimandikan adalah perempuan yang sudah dewasa, maka
yang memandikannya harus perempuan juga, atau boleh juga suaminya atau mahramnya.
Sebaliknya jika jenazah itu laki-laki, maka yang memandikannya harus laki-laki juga,
atau boleh istrinya atau mahramnya.

Seorang laki-laki tidak boleh memandikan jenazah perempuan yang bukan istri atau
bukan mahramnya. Demikian juga seorang perempuan tidak boleh memandikan jenazah
laki-laki yang bukan suami atau mahramnya. Terkecuali kalau jenazah itu masih bayi atau
kanak-kanak, maka yang memandikannya boleh orang yang berlainan jenis dengan
jenazah yang dimandikan. Perlu pula diketahui bahwa yang paling berhak memandikan
jenazah adalah keluarga terdekatnya, tetapi kalau keluarga terdekatnya berhalangan atau
tidak mampu, maka haknya berpindah kepada orang lain yang mampu, dan bersifat
amanah (dapat dipercaya).

Tatacara Memandikan Jenazah


Tata cara memandikan jenazah adalah sebagai berikut.

a) Jenazah dibaringkan di tempat yang tinggi, seperti ranjang atau balai-balai.


b) Jenazah dimandikan di tempat tertutup. Selain yang memandikan dan yang membantu
memandikan, tidak boleh ada yang melihat.
c) Ketika dimandikan, jenazah hendaknya dipakaikan kain basahan (sebaiknya kain
sarung) agar auratnya tidak mudah terbuka.
d) Seluruh tubuh jenazah dari rambut kepala sampai telapak kaki dimandikan sampai
bersih menggunakan air dan sabun mandi.
e) Ketika memandikan jenazah disunahkan mendahulukan bagian badan jenazah sebelah
kanan, baru kemudian bagian yang kiri.
f) Memandikan jenazah didahului dengan membersihkan anggota wudu jenazah.
g) Setelah jenazah selesai dimandikan, kemudian rambutnya dirapikan. Lalu badannya
dikeringkan dengan memakai handuk. Selesailah tahapan memandikan jenazah.
Mengafani
Mengkafani jenazah maksudnya membungkus jenazah dengan kain kafan. Hukum
mengkafani jenazah adalah fardu kifayah bagi orang-orang Islam yang masih hidup. Kain
kafan diperoleh dengan cara yang halal, yakni diambil dari harta peninggalan jenazah.

Jika jenazah tidak meninggalkan harta, maka yang wajib menyediakan kain kafan
adalah keluarga terdekatnya (orang yang wajib memberi nafkah jenazah di masa
hidupnya). Kalau keluarga terdekatnya tidak ada / tidak mampu, maka untuk membeli
kain kafan itu diambilkan dari baitul mal. Jika baitul mal tidak ada, yang wajib
menyediakan kain kafan bagi jenazah tersebut adalah orang Islam yang mampu.

Rasulullah SAW bersabda :


) (
Artinya:

Dari Ibnu Abbas ra. berkata, Rasulullah saw bersabda, Pakailah di antara pakaian-
pakaianmu yang putih warnanya karena itu merupakan pakaianmu yang terbaik, dan
kafanilah mayat kamu dengan kain putih itu. (HR. Tirmizi).

Juga Rasulullah SAW bersabda, Janganlah kamu berlebih-lebihan memilih kain


yang mahal-mahal untuk kafan, karena sesungguhnya kain kafan itu akan segera
hancur. (HR. Abu Daud)

Ada pula hal-hal yang perlu diketahui terutama oleh orang yang berhak mengafani
tentang cara/ketentuan dalam mengafani jenazah yaitu sebagai berikut.

1) Jenazah laki-laki atau wanita minimal dibungkus dengan selapis kain kafan yang
dapat menutupi seluruh tubuhnya. Namun sebaiknya untuk jenazah laki-laki
dibungkus oleh tiga lapis kain kafan yang tiap lapisnya dapat menutupi seluruh
tubuhnya. Sedangkan untuk wanita sebaiknya dilapisi dengan lima lembar kain kafan,
yaitu kain basahan (kain mandi), baju, tutup kepala, kerudung (cadar), dan kain kafan
yang dapat menutupi seluruh tubuhnya.
2) Cara memakaikan kain kafan sebagai berikut.
a) Mula-mula hamparkan selembar tikar di atas lantai. Lalu bentangkan 4 utas tali di
atasnya, kira-kira letaknya di tempat kepala, tangan, lutut, dan mata kaki jenazah
yang hendak dikafani.
b) Hamparkan di atas tikar tersebut kain kafan yang sudah disiapkan sehelai-sehelai
dan setiap helainya diberi wewangian.
c) Jenazah hendaknya diolesi kapur barus halus, kemudian diletakkan di atas
hamparan kain kafan yang telah disediakan. Kedua tangan jenazah diletakkan di
atas dadanya, tangan kanan di atas tangan kiri atau dibolehkan juga kedua
tangannya diluruskan ke bawah. Tempelkan kapas secukupnya pada bagian muka
jenazah, pusarnya, kelaminnya dan duburnya.
d) Setelah itu seluruh tubuh jenazah dibalut dengan kain kafan sampai rapi, lalu
diikat dengan empat utas tali yang sudah disiapkan yaitu di bagian atas kepala,
lengan, lutut dan mata kakinya.
Menyalatkan
Salat jenazah dilaksanakan setelah jenazah selesai dimandikan dan dikafani.
Hukum menyalatkan jenazah adalah fardu kifayah bagi orang-orang yang masih hidup.
Kecuali orang yang mati syahid, jenazah tidak dimandikan atau dikafani, bahkan tidak
disalati, tetapi hanya dikuburkan saja dengan pakaian yang ia pakai ketika berperang
melawan musuh Islam.

Ketentuan salat Jenazah


a. Syarat-syarat sah salat Jenazah.
1) Seorang yang menyalatkan, syaratnya orang Islam, suci dari hadas besar dan
hadas kecil, suci badan, pakaian dan tempat dari najis, menutup aurat, dan
menghadap kiblat.
2) Salat jenazah dilakukan setelah jenazah dimandikan dan dikafani.
3) Posisi jenazah di sebelah kiblat orang yang menyalatkan.
4) Salat terdiri dari empat kali takbir
b. Tata cara salat Jenazah.
1) Berdiri menghadap jenazah yang berada di antara kiblat dan orang yang akan
salat.
2) Takbir pertama: takbir sambil mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau
telinga (takbiratul ihram), lalu membaca surah Al-Ftiah dan salawat.
3) Takbir kedua: takbir sambil mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau
telinga, lalu membaca doa sebagai berikut,

)( )( )( )( )(
)( )( )(
)( )( )( )(

Artinya:
Ya Allah, ampunilah dia dan kasihanilah dia, sejahterakanlah dia dan
maafkanlah segala kesalahannya, hormatilah kedatangannya dan luaskanlah
tempat kediamannya. Bersihkanlah dia dengan air es dan embun, bersihkanlah
dia daripada dosa dan kesalahannya sebagaimana bersihnya kain putih dari
kotoran, gantilah rumah kediamannya dengan rumah yang lebih baik dan indah
daripada rumahnya dahulu, dan gantilah kaum keluarganya, dengan yang lebih
baik dari kaum keluarganya dahulu, dan peliharalah dia daripada fitnah kubur
dan siksaan api neraka. (HR. Muslim).

4) Takbir ketiga: takbir sambil mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau
telinga, lalu membaca doa sebagai berikut,


Artinya:
Ya Allah, ampunilah diantara kami orang yang hidup dan telah mati, yang muda
dan yang tua, perempuan dan laki-laki, yang hadir dan yang tidak hadir. (HR.
Abu Daud)
5) Takbir keempat: takbir sambil mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau
telinga, lalu membaca doa sebagai berikut,




Artinya:
Ya Allah, Engkaulah yang menguasainya, Engkaulah yang telah menciptakannya,
Engkaulah yang memberinya petunjuk pada Islam, dan Engkaulah yang
menggenggam ruhnya. Engkau mengetahui yang tersembunyi dan yang nampak.
Kami datang sebagai syafaat dan ampunilah dirinya. (HR. Ahmad)

6) Mengucapkan salam.
Sunah-sunah salat Jenazah.
Berbeda dengan salat lima waktu, dalam salat jenazah tidak disunahkan azan dan
iqamah. Beberapa hal yang disunahkan dalam salat jenazah adalah antara lain sebagai
berikut.

a. Mengangkat tangan ketika mengucapkan empat kali takbir. Hadits Nabi saw.
menyebutkan sebagaimana dalam hadis berikut.


) (
Artinya:

Dari Ibnu Umar, Sesungguhnya Nabi SAW mengangkat kedua tangannya, pada
semua takbir salat jenazah. (HR. Al-Baihaqi)

b. Israr, maksudnya bacaan salat tidak dinyaringkan.


c. Membaca taawwuz (auzu billahi minasy syaitanir rajim)

Beberapa hal tentang Salat Jenazah.


a. Salat jenazah boleh dikerjakan secara munfarid, tetapi sebaiknya secara berjamaah.
b. Wanita yang beragama Islam (muslimat) boleh dan sah menyalatkan jenazah.
c. Jika jenazah yang disalatkan ada di tempat salat, harus memerhatikan beberapa hal
berikut ini.
(1) Jenazah diletakkan di depan orang yang menyalatkan (imam), dengan posisi
jenazah kepalanya di utara, badan dan kakinya menjulur lurus ke selatan.
(2) Jika jenazahnya laki-laki, maka yang menyalatkan (imam) hendaknya berdiri
menghadap jenazah sejajar dengan kepalanya. Tetapi jika jenazahnya perempuan,
maka imam berdiri sejajar dengan bagian tengah badan jenazah.
(3) Jika jenazahnya banyak terdiri dari laki-laki dan wanita, maka cara
menyalatkannya boleh sekaligus, dengan ketentuan jenazah laki-laki diletakkan
lebih dekat dengan yang menyalatkan (imam), sedangkan jenazah wanitanya lebih
dekat ke kiblat.
(4) Salat jenazah dikerjakan sesuai dengan urutannya, sebagaimana tercantum dalam
rukun salat.
d. Salat jenazah gaib adalah salat jenazah yang jenazahnya tidak ada di tempat salat.
Misalnya, jenazahnya di Amerika, sedangkan yang menyalatkannya berada di
Indonesia. Salat jenazah gaib hukumnya sunah, dan tata caranya sama seperti biasa.
Bedanya adalah jenazah tidak berada di arah kiblat orang yang menyalatkan.
e. Menyalatkan jenazah di sebelah kuburnya, hukumnya sunah.
Menguburkan
Jenazah dikuburkan setelah dimandikan, dikafani, dan disalatkan. Hukum
penguburan jenazah orang Muslim (Muslimat) adalah fardu kifayah atas orang-orang
Islam yang masih hidup. Penguburan jenazah sebaiknya dilaksanakan dengan segera. Hal
ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw.



Artinya:
Dari Abu Hurairah ra. berkata, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda,
Segerakanlah jenazah itu dikuburkan, jika ia seorang yang saleh, ia akan cepat
mendapat ganjaran kebaikan. Dan jika ia tidak saleh (ahli maksiat), ia akan cepat
meninggalkan kejelekan dari pundak-pundak kamu semua. (HR. Muslim)

Ketentuan Penguburan Jenazah

a. Lubang Kubur.
Lubang kubur dibuat memanjang, dari arah utara ke arah selatan. Panjangnya
lubang kubur disesuaikan dengan tingginya jenazah. Dalamnya harus cukup, sehingga
bau busuk mayat tidak tercium keluar atau binatang buas pun tidak akan mampu
membongkarnya.

b. Tata Cara Penguburan


Sebelum jenazah diberangkatkan ke makam, hendaknya lubang kubur dan
lubang lahat sudah selesai dibuat. Setelah sampai di makam, jenazah (masih dalam
usungan) diletakkan di pinggir atas lubang kubur sebelah kiblat, sejajar dengan lubang
kubur. Kemudian beberapa orang (keluarga dekat Jenazah) turun ke lubang kubur, dan
beberapa orang lainnya berdiri di atas menghadap jenazah. Orang-orang yang berdiri
menghadap jenazah, mengangkat jenazah tersebut dan menyerahkannya kepada orang
yang berdiri di lubang kubur. Kemudian jenazah diletakkan dengan hati-hati di lubang
lahat, kepala di sebelah utara, kaki menjulur ke selatan menghadap kiblat.

Orang yang memasukkan jenazah ke dalam lubang kubur disunahkan


membaca doa sebagaimana diriwayatkan dalam hadis berikut.




Artinya:
Dari Ibnu Umar ra. dari Nabi saw. beliau bersabda, Apabila kalian meletakkan
jenazah ke kubur, maka ucapkanlah, Dengan nama Allah dan atas nama agama
Rasulullah saw. (HR. Ahmad)

Keempat utas tali yang mengikat jenazah dilepas, dan kain kafan yang
menutup mukanya disingkapkan, sehingga muka jenazah dapat mencium tanah.
Setelah jenazah sudah diletakkan di lubang lahat, jenazah ditutup dengan papan atau
bambu, lalu ditimbun tanah.

c. Sunah-sunah pada waktu pemakaman

1) Jika jenazah itu perempuan, maka ketika jenazah dimasukkan ke lubang


kubur, hendaknya dinaungi dengan kain atau lainnya.
2) Meninggikan kubur seperlunya, yaitu sekitar satu jengkal agar diketahui
bahwa itu adalah kuburan.
3) Menandai kuburan dengan batu atau kayu.
4) Mendoakan jenazah agar mendapat ampunan dan rahmat Allah SWT.
Demikian tatacara pengurusan jenazah secara islami yang harus
dilaksanakan oleh umat Islam manakala ada orang yang meninggal dunia yang
selama hidupnya memeluk agama Islam.

F. Metode Pembelajaran
Saintifik
kooperatif
rool play,diskusi, ceramah

G. Kegiatan Pembelajaran

Alokasiw
Kegiatan Deskripsi
aktu
Memberikan salam
Pendahuluan Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk 10 menit
belajar
Menanyakan kehadiran siswa
Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa
Tanya jawab materi sebelumnya
Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point.
Alokasiw
Kegiatan Deskripsi
aktu
Mengamati
Inti 70 menit
- Menyimak bacaan al-Quran yang terkait dengan
pelaksanaan tatacara penyelenggaraan jenazah,secara
individu maupun kelompok.
- Mencermati ketentuan dan tata cara pelaksanaan tatacara
penyelenggaraan jenazah
Menanya:
- Mengajukan pertanyaan tentang ketentuan dan tata cara
pelaksanaan tatacara penyelenggaraan jenazah
Eksperimen/Eksplor
- Diskusi tentang ketentuan dan tata cara pelaksanaan
tatacara penyelenggaraan jenazah
- Diskusi mengenai hikmah pelaksanaan tatacara
penyelenggaraan jenazah
Assosiasi
- Menyimpulkan ketentuan dan tata cara pelaksanaan
tatacara penyelenggaraan jenazah
- Menyimpulkan hikmah ketentuan dan tata cara
pelaksanaan tatacara penyelenggaraan jenazah
Komunikasi
- Menyajikan/melaporkan hasil diskusi tentang ketentuan
ketentuan dan tata cara pelaksanaan tatacara
penyelenggaraan jenazah
- Menanggapi hasil presentasi (melengkapi,
mengkonformasi, dan menyanggah).
- Membuat resume pembelajaran di bawah bimbingan guru.
- Berlatih menerapkan ketentuan dan tata cara pelaksanaan
tatacara penyelenggaraan jenazah
Refleksi
- Menampilkan kemampuan menerapkan ketentuan dan tata
cara pelaksanaan tatacara penyelenggaraan jenazah
Menunjukkan sikap menghargai dan menghormati pelaksanaan
penyelenggaraan jenazah
Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru
Penutup menyimpulkan materi 10 menit
Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan
pembelajaran
Mengucapkan salam
H. Alat (Bahan) / Sumber Belajar:

a. Alat / Bahan : Al Quran

Power point, Video, LCD, Laptop

b. Sumber Belajar : Buku PAI Kls XI Kemdikbud


Al-Quran dan Al-Hadis
Buku tajwid
Kitab tafsir Al-Quran
Buku lain yang menunjang
Multimedia interaktif dan Internet

I. Penilaian

1. Prosedur :
a. Penilaian proses belajar mengajar oleh guru
b. Penilaian hasil belajar (tes lisan/ tertulis berbentuk Esay)
2. Alat Penilaian (Soal terlampir)

Pijoan, Juli 2015

Mengetahui, Guru Mata Pelajaran

Kepala SMAN Titian Teras Pendidkan Agama Islam

H. HARYANTO MIFTAH, S.Pd, M.Pd SALWINSAH, S.Ag


NIP. 19550727 198011 1 002
Lampiran : Format Penilaian Proses bealajar

FORMAT PENGAMATAN SIKAP

Tanggung
Disiplin Peduli Kerja keras
No Nama Siswa jawab

a b c a B C a B c A b c

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
34
35
36
37
39

INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2

1. Disiplin
a. Selalu hadir di kelas tepat waktu
b. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktu
c. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
2. Tanggung jawab
a. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh
b. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah
c. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya
d. Partisipasi dalam kelompok
3. Peduli
a. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkan
b. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah
c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di sekitarnya
d. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya
4. Kerja keras
a. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh
b. Menunjukkan sikap pantang menyerah
c. Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan
PEDOMAN PENILAIAN:
1. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi awal
dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
2. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.
Tugas
Berkunjunglah ke Pesantren, atau ke rumah Ustaz yang paling dekat dengan tempat
tinggalmu. Tanyakanlah kepada beliau:
1. Setelah Khadijah (istri Nabi saw.) wafat, apa saja yang diakukan oleh Nabi saw. beserta para
sahabatnya.
2. Selain memandikan, mengafani, menyalatkan, dan menguburkan, apakah ada syariat lain yang
dilakukan oleh Rasulullah saw.?
3. Tuliskanlah hasil wawancara itu dengan detil. Jika ada, sertakanlah dengan referensi hasil
wawancara tesebut!
4. Diuskusikanlah hasilnya dengan teman-temanmu di sekolah di bawah bimbingan gurumu!

Observasi
- Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat:
- Isi diskusi bagaimana melaksanakan pelaksanaan penyelenggaraan jenazah dengan baik
dan benar
- Memahami sikap menghormati dan menghargai pelaksanaan tatacara penyelenggaraan
jenazah
Portofolio
- Membuat konsep pelaksanaan tatacara penyelenggaraan jenazah
- Membuat laporan tentang ketentuan syariat Islam dalam masalah ketentuan dan tata
cara pelaksanaan tatacara penyelenggaraan jenazah
Tes
Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal soal pilihan ganda dan uraian
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMAN Titian Teras Jambi


Kelas / Semester : XI / 1
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Materi Pokok : Peradaban Islam Abad Pertengahan
Alokasi Waktu: 3 X 3 Jam Pelajaran
Jumlah Pertemuan : 3 x Pertemuan
A. Kompetensi Inti
(K1) : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
(K2) : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro- aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
(K3) :Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
(K4) :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.11 Menelaah perkembangan peradaban Islam pada masa kejayaan.


4.13Mendiskripsikanperkembangan peradaban Islam pada masa kejayaan

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.11 Mampu Menelaah perkembangan peradaban Islam pada masa kejayaan.
4.13Mampu Mendiskripsikanperkembangan peradaban Islam pada masa kejayaan

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran siswa dapat
1. Menjelaskan peradaban Islam pada abad pertengahan.
2. Menceritakan perkembangan peradaban Islam pada abad pertengahan.

E. Materi Ajar
Sejarah Kerajaan Turki Usmani

Kerajaan Turki Usmani dikenal juga dengan Kekaisaran Turki, Kerajaan Turki
Ottoman, atau Khilafah Usmaniyah, yaitu sebuah pemerintahan Islam yang berdiri di
Turki. Penduduknya terdiri dari beberapa suku keturunan, beberapa agama dan aliran
kepercayaan, dan merupakan daerah perbatasan antara Jazirah Arab dengan Eropa. Pada
masa kejayaannya, Turki Usmani merupakan negara adidaya dengan kekuatan super dan
segudang prestasi.

Istilah Kerajaan Usmani sendiri diambil dari nama putra Ertoghul, salah seorang
pembantu Sultan Alaudin, pemimpin Turki kala itu. Ia mempunyai seorang putra bernama
Usman yang lahir pada tahun 1258. Usman, nama anak Ertoghul inilah yang kemudian
dijadikan sebagai nama kerajaan yang dibangunnya, Kerajaan Usmani.

Pada abad ke-13 M, Ertoghul pergi ke Anatolia. Wilayah itu berada di bawah
kekuasaan Sultan Alaudin II. Ertoghul membantunya melawan serangan yang dilancarkan
Bizantium terhadap Turki. Ertoghul berhasil memukul mundur tentara Bizantium.
Sebagai penghargaan dari Sultan Alaudin, Ertoghul dihadiahi sebidang tanah di Asia
kecil, yang berbatasan dengan Bizantium dan memilih Syukud sebagai Ibu kotanya.

Pada tahun 1289 M Ertoghul meninggal dan menunjuk putranya sebagai pengganti
kepemimpinannya. Sultan Alaudin, pemimpin tertinggi di kerajaan Turki menyetujui
penunjukkan atas Usman tersebut. Setelah meninggalnya Ertoghul, bangsa Mongol dari
dataran Cina menyerang Turki dan berhasil meruntuhkan kekuasaan Sultan Alaudin pada
tahun 1300 M. Turki pun terpecah menjadi beberapa bagian negara-negara kecil. Setelah
Turki pecah dan menjadi negara-negara kecil, Usman mendeklarasikan dirinya sebagai
pemimpin tertinggi Turki, sekaligus memproklamirkan berdirinya Kerajaan Turki Usmani
pada tahun 1300 M, melanjutkan pemerintahan Turki Saljuk yang semula dipimpin Sultan
Alaudin.

Setelah resmi berdiri dan mendapat pengakuan dari berbagai unsur bangsa Turki,
pemerintahan Usman melakukan ekspansi kekuasaan. Pada tahap awal, ekspansi
kekuasaannya dilakukan di sekitar daerah perbatasan Bizantium dan Brussa. Setelah
hampir 17 tahun melakukan ekspansi, kedua daerah tersebut dapat dikuasai Kerajaan
Turki Usmani. Seteleah itu, Usman menetapkan kota Istanbul sebagai pusat pemerintahan
Kerajaan Turki Usmani.

Kerajaan Turki Usmani berlangsung selama kurang lebih 6 abad, dari tahun 1299 M
sampai tahun 1923 M. Dalam masa 6 abad itu, Kerajaan Turki Usmani dipimpin oleh 39 raja
atau lebih dikenal dengan gelar sultan. Para raja yang memerintah Kerajaan Turki Usmani
selama enam abad itu adalah sebagai berikut.

1) Usman I (1281-1326);
2) Urhan I (1326-1359);
3) Murad I (1359-1389);
4) Bayazid I (1389-1402);
5) Interregnum (1402-1413);
6) Mahmud I (1413-1421);
7) Murad II (1421-1451);
8) Mahmud II (1451-1481);
9) Bayazid II (1481-1512);
10) Salim I (1512-1520);
11) Sulaiman I (1520-1566);
12) Salim II (1566-1574);
13) Murad III (1574-1595);
14) Mahmud III (1595-1603);
15) Ahmad I (1603-1617);
16) Mustafa I (1617-1618);
17) Usman II (1618-1622);
18) Mustafa II (1622-1623);
19) Murad IV (1623-1640);
20) Ibrahim I (1640-1648);
21) Mahmud IV (1648-1687);
22) Sulaiman II (1687-1691);
23) Ahmad II (1691-1695);
24) Mustafa III(1695-1703);
25) Ahmad III (1703-1730);
26) Mahmud I (1730-1754);
27) Usman III (1754-1757);
28) Mustafa III (1757-1774);
29) Abd-ul-Hamid I (1774-1789);
30) Salim III (1789-1807);
31) Mustafa IV (1807-1808);
32) Mahmud II (1808-1839);
33) Abdul Majid I (1839-1861);
34) Abdul Aziz (1861-1876);
35) Murad V (1876);
36) Abdul-Hamid II (1876-1909);
37) Mahmud V (1909-1918);
38) Mahmud VI (1918-1922); dan
39) Abdul Majid II, (1922-1924).
Kerajaan Turki Usmani berhasil menorehkan sejumlah prestasi yang sangat berharga.
Salah satu indikasi keberhasilan itu adalah lahirnya sebuah kitab undang-undang (qanun)
yang digagas Sultan Sulaiman I. Kitab tersebut diberi nama Multaqa al-Abhur, dan dijadikan
rujukan hukum pemerintahan Turki Usmani sampai akhirnya meletus reformasi pada abad
ke-19. Keberhasilan Sultan Sulaiman I menyusun sebuah kitab undang-undang negara
membuat dirinya diberi gelar Al-Qanuni.
Sultan Sulaiman I tercatat sebagai sultan yang sangat besar jasanya dalam pembangunan
di kerajaan Turki Usmani. Kota-kota besar dan kota-kota lainnya banyak dibangun Masjid,
Sekolah, Rumah sakit, gedung, makam, jembatan, saluran air, dan pemandian umum.
Pembangunan berbagai fasilitas umum itu melibatkan seorang arsitek asal Anatolia, Sinan.

Kemajuan Kerajaan Turki Usmani


Kerajaan Turki Usmani tercatat sebagai salah satu pemerintahan yang memiliki
peradaban tinggi. Tingginya peradaban Kerajaan Turki Usmani ditandai dengan kemajuan
di berbagai bidang seperti pemerintahan, pembangunan, ekonomi, agama, militer, dan
yang lainnya. Kemajuan tersebut mengantarkan Kerajaan Turki Usmani menjelma
menjadi kekuatan yang disegani dunia. Terlebih lagi pada masa itu negara-negara Eropa
dan Barat dalam kondisi lemah. Kemajuan-kemajuan yang dicapai Kerajaan Turki
Usmani adalah sebagai berikut.

a. Bidang Pemerintahan
b. Bidang Agama

c. Bidang Ilmu Pengetahuan

d. Bidang Militer

e. Bidang Budaya

Runtuhnya Turki Usmani


Kelemahan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik internal maupun eksternal.
Kedua faktor yang menyebabkan kemunduran kerajaan Turki Usmani adalah sebagai
berikut.
a. Faktor internal
1) Luasnya wilayah kekuasaan membuat membuat perhatian kerajaan terfokus pada
keamanan wilayah taklukan itu.
2) Heterogenitas penduduk dan agama yang melahirkan pertentangan.
3) Kehidupan kerajaan yang istimewa dan berlebihan.
4) Merosotnya perekonomian negara akibat peperangan.
5) Adanya pengkhianatan dari Mustafa Kemal Pasya.
b. Faktor Eksternal
1) Munculnya gerakan nasionalisme. Gerakan nasionalisme ini seperti yang
digemborkan oleh Mustafa Kemal Pasya yang menginginkan penghapusan sistem
khilafah dan daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaan Turki Usmani
memisahkan diri dan beridiri sebagai negara yang terpisah.
2) Negara-negara Eropa mengalami kemajuan di bidang militer dan teknologi yang
mendukung kekuatan mereka. Kemajuan teknologi di Barat khususnya bidang
persenjataan, menjadikan Turki selalu mengalami kekalahan dalam peperangan
karena masih menggunakan peralatan tradisional. Sedangkan Eropa dan negara-
negara Barat lainnya telah menggunakan peralatan yang lebih canggih.
Sejarah Kerajaan Mughal
Mughal sering juga ditulis Mugol, Mogul, atau Mongol. Ketiganya adalah istilah yang
menunjuk pada suatu daerah yang kini lebih dikenal dengan nama India. Jadi, yang
dimaksud kerajaan Mughal adalah kerajaan Islam yang pernah berkuasa di India.
Mughal adalah salah satu pemerintahan Islam yang pernah bersinar dalam peradaban
dunia di India. Dalam sejarah Islam India, kerajaan Mughal merupakan kerajaan kedua
yang mencapai puncak kejayaan setelah masa Daulah Bani Abbasiyah di Bagdad, Irak.
Kerajaan ini sebagai pelanjut kekuasaan sebelumnya yaitu kesultanan Delhi. Kerajaan
Mughal berkuasa sekitar 4 abad.
Kerajaan Mughal didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur (1526-1530M). Ia
adalah salah satu cucu Timor Lenk dari pihak ayah dan cucu Jengis Khan dari pihak ibu.
Babur mewarisi daerah Ferghana dari orang tuanya ketika ia masih berusia 11 tahun. Ia
memiliki keinginan yang kuat untuk menguasai kota-kota yang berada di Asia Tengah.
Dan kelak keinginannya itu tercapai setelah melalui serangkaian peperangan dalam misi
ekspansi kekuasaan.
Adapun para pemimpin kerajaan Mughal adalah sebagai berikut.
1) Zahirudin Muhammad Babur (1526-1530 M);
2) Humayun (1530-1556 M);
3) Akbar Syah I (1556-1605 M);
4) Jahangir (1605-1627 M);
5) Syah Jehan (1627-1658 M);
6) Alamgir (1658-1707 M);
7) Bahadur Syah I (1707-1712 M);
8) Jihandar Syah (1712-1713 M);
9) Farrukh Siyar (1713-1719 M);
10) Muhammad Syah (1719-1748 M);
11) Ahmad (1748-1754 M);
12) Alamgir II (1754-1759 M);
13) Alam II (1759-1806 M);
14) Akbar II (1806-1837 M); dan
15) Bahadur Syah II (1837-1858 M);

Kemajuan Kerajaan Mughal


Kerajaan Mughal mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Akbar
Khan. Kemajuan tersebut dicapai dalam berbagai bidang. Salah satu bukti kejayaan
kerajaan Mughal adalah bangunan Masjid Taj Mahal yang didirikan sebagai
penghargaan terhadap permaisuri Akbar Khan. Kemajuan-kemajuan yang dicapai
kerajaan Mughal adalah sebagai berikut.

a. Bidang Politik
b. Bidang Ekonomi

c. Bidang Agama

d. Bidang Seni dan Budaya

Kemunduran dan keruntuhan Kerajaan Mughal

Secara garis besar, faktor yang memengaruhi runtuhnya kerajaan Mughal adalah
sebagai berikut.
a. Internal.
Tampilnya sejumlah penguasa lemah, terjadinya perebutan kekuasaan, dan lemahnya
kontrol pemerintahan pusat.
b. Eksternal.
Terjadinya pemberontakan di mana-mana, seperti pemberontakan kaum Sikh di Utara,
gerakan separatis Hindu di India tengah, kaum muslimin sendiri di Timur, dan yang
terberat adalah invasi Inggris.

Sejarah kerajaan Safawi


Kerajaan Safawi adalah salah satu pemerintahan Islam yang berkuasa di Persia
selama lebih dari 2 abad, tepatnya dari tahun 1501 M sampai 1722 M. Kerajaan ini
berdiri ketika kerajaan Turki Usmani melakukan ekspansi dan teah mencapai
kejayaannya. Dibanding dengan kerajaan Turki Usmani maupun kerajaan Mughal
yang berbasis politik, Kerajaan Safawi berbasis gerakan kegamaan, yaitu tarikat
dengan doktrin kepatuhan mutlak kepada pemimpin.
Persia pada waktu itu berada dalam dua kekuasaan besar yang dipimpin oleh
Ulugh Bek dan Sultan Hasan. Kedua pemerintahan tersebut tidak dapat berjalan
dengan efektif, karena ada campur tangan dari Turki Usmani dan kerajaan Mughal di
India. Ketidakefektifan tersebut menimbulkan ketidakpuasan rakyat Persia. Dan hal
itu melahirkan berbagai gerakan menentang pemerintahan yang dinilai tidak efektif
itu. Salah satu gerakan itu adalah gerakan Tarikat Safawiyah yang dipimpin oleh
Safiudin Ishak.

Para pemimpin kerajaan Safawi adalah sebagai berikut.


1) Ismail I (1501-1524 M);
2) Tahmasp I (1524-1576 M);
3) Ismail II (1576-1577 M);
4) Muhammad Khudabanda (1578-1587 M);
5) Abbas I (1588-1628 M);
6) Safi Mirza (1628-1642 M);
7) Abbas II (1642-1667 M);
8) Sulaiman (1667-1694 M);
9) Husain (1694-1722 M);
10) Tahmasp II (1722-1732 M); dan
11) Abbas III (1733-1736 M.

Kemajuan Kerajaan Safawi

a. Bidang Ekonomi dan Perdagangan


b. Bidang Ilmu pengetahuan
c. Kesenian
Kemunduran Kerajaan Safawi
Kerajaan Safawi telah mencapai puncak kejaannya pada masa pemerintahan Syah Abbas
I. Dalam waktu dua abad, kerajaan Safawi kekuatannya berkurang, seiring dengan
meninggalnya para pemimpin yang telah mendirikannya. Sepeninggal Syah Abbas I,
kerajaan Safawi Persia terus menerus melemah hingga akhirnya runtuh.
Secara garis besar, keruntuhan kerajaan Safawi disebabkan dua faktor, internal dan
eksternal.
a. Faktor internal
Faktor dari dalam yang menyebabkan mundur dan runtuhnya kerajaan Safawi antara
lain sebagai berikut.
1) Para pemimpin generasi berikutnya tidak memiliki karakter pemimpin sejati,
sehingga manajerial pemerintahan pun kacau.
2) Karakter para pemimpin cenderung dekat dengan kemasiatan dan gemar main
perempuan dan minuman keras.
3) Sikap pemimpin yang arogan dan diktator, memaksakan kehendak kepada orang
yang berbeda keyakinan, meski dalam agama yang sama.
4) Di lingkungan kerajaan terjadi perebutan kekuasaan.
b. Faktor eksternal
1) Sikap pemimpin seperti itu tidak mendapat simpati dari rakyat. Malah sebaliknya
banyak gerakan-gerakan yang menetanag pemerintah karena ketidakpuasan.
2) Adanya serangan dari kerajaan luar yang dipicu oleh tindakan para penguasa
Safawi melakukan manuver politik kotor untuk mengadu domba antara satu
kelompok penganut keyakinan yang berbeda dengan keyakinan yang dipegang
penguasa.

F. Metode Pembelajaran
Saintifik
kooperatif
rool play,diskusi, ceramah

G. Kegiatan Pembelajaran

Alokasiw
Kegiatan Deskripsi
aktu
Memberikan salam
Pendahuluan Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk 10 menit
belajar
Menanyakan kehadiran siswa
Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa
Tanya jawab materi sebelumnya
Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point.

Mengamati
Alokasiw
Kegiatan Deskripsi
aktu
Inti - Mengamati tayangan video tentang perkembangan masa 70 menit
kejayaan Islam
- Membaca artikel tentang perkembangan dan kemajuan
Islam pada masa kejayaan Islam
Menanya
- Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan perkembangan
dan kemajuan Islam pada masa kejayaan Islam seperti
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemajuan
peradaban Islam ?
Eksperimen/Eksplor
- Diskusi tentang perkembangan peradaban Islam pada masa
kejayaan Islam
- Menelaah faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan
peradaban pada masa kejayaan Islam
- Menelaah hikmah kejayaan islam yang dapat dijadikan
contoh untuk keberhasilan dan kemajuan islam sekarang ini
Assosiasi
- Menyimpulkan perkembangan peradaban Islam pada masa
kejayaan Islam
- Menyimpulkan faktor-faktor yang memepengaruhi
kemajuan peradaban Islam pada masa kejayaan Islam
- Menyimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi
kemajuan peradaban Islam yang dapat dijadikan contoh
untuk keberhasilan dan kemajuan islam sekarang ini
Komunikasi
- Menyajikan/melaporkan hasil diskusi tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi kemajuan peradaban Islam pada masa
kejayaan Islam
- Menanggapi hasil presentasi (melengkapi,
mengkonformasi, dan menyanggah).
- Membuat resume pembelajaran di bawah bimbingan guru.
Refleksi
Menampilkan sikap semangat menumbuh- kembangkan ilmu
pengetahuan dan kerja keras sebagai refleksi dari pemahaman
kemajuan peradaban Islam pada masa kejayaan Islam
Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru
Penutup menyimpulkan materi 10 menit
Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan
pembelajaran
Mengucapkan salam

H. Alat (Bahan) / Sumber Belajar:

a. Alat / Bahan : Al Quran


Power point, Video, LCD, Laptop

b. Sumber Belajar : Buku PAI Kls XI Kemdikbud


Al-Quran dan Al-Hadis
Buku tajwid
Kitab tafsir Al-Quran
Buku lain yang menunjang
Multimedia interaktif dan Internet

I. Penilaian

1. Prosedur :
a. Penilaian proses belajar mengajar oleh guru
b. Penilaian hasil belajar (tes lisan/ tertulis berbentuk Esay)
2. Alat Penilaian (Soal terlampir)

Pijoan, Juli 2015

Mengetahui, Guru Mata Pelajaran

Kepala SMAN Titian Teras Pendidkan Agama Islam

H. HARYANTO MIFTAH, S.Pd, M.Pd SALWINSAH, S.Ag


NIP. 19550727 198011 1 002
Lampiran : Format Penilaian Proses bealajar

FORMAT PENGAMATAN SIKAP

Tanggung
Disiplin Peduli Kerja keras
No Nama Siswa jawab

a b c a B C a B c A b c

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
34
35
36
37
39

INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2

1) Disiplin
a. Selalu hadir di kelas tepat waktu
b. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktu
c. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
2) Tanggung jawab
a. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh
b. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah
c. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya
d. Partisipasi dalam kelompok
3) Peduli
a. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkan
b. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan
masalah
c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di
sekitarnya
d. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya
4) Kerja keras
a. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh
b. Menunjukkan sikap pantang menyerah
c. Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan
PEDOMAN PENILAIAN:
1. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi
awal dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
2. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.

Tugas
Dari tiga kerajaan Islam pada abad pertengahan, Kerajaan Turki Usmani adalah yang
paling menonjol mempertahankan dan mengembangkan ajaran Islam yang dibawa oleh
Nabi Muhammad saw. Berbagilah beberapa kelompok, lalu cari buku yang secara
khusus mengupas sejarah Khilafah Turki Usmani. Setelah itu uraikanlah:
1. Bagaimana peran yang dimainkan oleh Khilafah Turki Usmani dalam peradaban Islam
bagi dunia?
2. Bagaimana konspirasi yang dilakukan Mustafa Kemal Pasya hingga membuat Khilafah
Turki Usmani runtuh?
3. Pelajaran apa yang dapat diambil dari sejarah Khilafah Turki Usmani?
4. Buatlah hasilnya dalam bentuk makalah, lalu diskusikan dengan bimbingan guru!

Observasi
- Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat
serta mengumpulkan berbagai data :
- Isi diskusi (perkembangan Islam, beserta faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan
peradaban Islam) pada masa kejayaan Islam
- Sikap semangat menumbuh- kembangkan ilmu pengetahuan dan kerja keras sebagai
refleksi dari pemahaman kemajuan peradaban Islam pada masa kejayaan Islam
Portofolio
- Membuat makalah dan laporan perkembangan Islam dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kemajuan peradaban Islam pada masa kejayaan Islam
Tes
Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal soal pilihan ganda dan uraian
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMAN Titian Teras Jambi


Kelas / Semester : XI / 2
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Materi Pokok : Al-Quran Dan Hadis Tentang Toleransi Dan Menghindarkan Diri
Dari Tindak Kekerasan
Alokasi Waktu: 2 X 3 Jam Pelajaran
Jumlah Pertemuan : 2 x Pertemuan

A. Kompetensi Inti
(K1) : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
(K2) : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro- aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
(K3) :Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
(K4) :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.6 Memahami makna toleransi dan kerukunan


4.8 Menampilkan contoh perilaku toleransi dan kerukunan

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.6 Mampu Memahami makna toleransi dan kerukunan
4.8 Mampu Menampilkan contoh perilaku toleransi dan kerukunan

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran siswa dapat:
1. Menganalisis QS. Ynus (10) ayat 40-41 dan QS. Al-Midah (5) ayat 32.
2. Membaca QS. Ynus (10) ayat 40-41 dan QS. Al-Midah (5) ayat 32.
3. Hafal QS. Ynus (10) ayat 40-41 dan QS. Al-Midah (5) ayat 32.

E. Materi Pembelajaran
1. Menganalisis QS. Ynus (10) ayat 40-41; dan QS. Al-Midah (5) ayat 32
Berikut ini adalah ayat-ayat tentang toleransi dan menghindarkan diri dari tindak
kekerasan. Bacalah dengan saksama!

QS. Ynus (10) ayat 40-41


(-: )

Terjemah QS. Ynus (10) Ayat 40-41

Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al-Quran, dan di antaranya
ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui
tentang orang-orang yang berbuat kerusakan. Jika mereka mendustakan kamu, Maka
Katakanlah, "Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri
terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kalian
kerjakan.

Kandungan Ayat

Ayat ini menjelaskan bahwa sikap manusia terhadap Al-Quran ada dua macam. Ada
yang secara tegas menyatakan beriman, ada juga yang terang-terangan menolak beriman
terhadap Al-Quran. Beriman dan tidaknya terhadap Al-Quran, terlihat dari amal
perbuatannya sehari-hari.

Menghadapi orang-orang yang tidak beriman, Allah SWT. mengajarkan agar orang
beriman menghargai pendapat dan jalan hidup yang menjadi pilihannya. Dalam hal ini,
apapun yang dikerjakan seseorang dalam urusan keyakinan, harus dihormati sebagi
haknya dalam berkayakinan dan menjalankan amalan sesuai dengan keyakinannya.
Keyakinan seseorang terhadap sesuatu adalah hak setiap orang, dan it harus dihormati.
Dalam hal ini, Islam mengajarkan agar orang beriman menghargai orang lain, termasuk
dalam hal beragama. Islam mengajarkan umatnya agar membiasalan hidup toleran,
menghargai pendapat orang lain.
QS. Al-Midah (5) Ayat 32




(: )

Terjemah QS. Al-Midah (5) Ayat 32

Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa:
Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu
(membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi,
Maka seakan-akan Dia telah membunuh manusia seluruhnya. dan Barangsiapa
yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah Dia telah
memelihara kehidupan manusia semuanya. dan Sesungguhnya telah datang
kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan
yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh
melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.
Kandungan Ayat
Pada ayat ini Allah Swt. menjelaskan bahaya melakukan tindak kekerasan,
apalagi yang mengakibatkan kematian. Allah Swt. juga menjelaskan bahwa tindak
kekerasan yang mengakibatkan kematian merupakan dosa yang sangat besar,
sehingga disamakan dengan membunuh semua manusia yang ada di bumi.
Pada ayat ini, Allah Swt. secara tidak langsung mengajarkan manusia agar
menjauhkan diri dari tindak kekerasan karena dapat membahayakan bagi orang lain.
2. Membaca dan Menghafal QS. Ynus (10) ayat 40-41 dan QS. Al-Midah (5) ayat 32
3. Bacalah ketiga ayat berikut ini secara tartil dengan memerhatikan kaidah tajwid! Mintalah
teman sebangku untuk menyimak bacaanmu dan mengoreksi jika ada bacaan yang
kurang tepat! Lakukan berulang-ulang sampai bacaanmu benar sesuai ilmu tajwid!
a. QS. Ynus (10) Ayat 40-41




b. QS. Al-Midah (5) ayat 32






4.
5. Hadis Tentang Toleransi Dan Menghindarkan Diri Dari Tindak Kekerasan

a. Hadis tentang Toleransi







) (
Dari Abu Umamah ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, Sesungguhnya aku tidak
diutus dengan membawa agam yahudi, tidak juga nasrani. Akan tetapi aku diutus dengan
agama yang lurus dan toleran. Dan demi Zat yang menggenggam jiwa Muhammad
bepergian di waktu pagi maupun soren di jalan Allah itu lebih baik daripada dunia dan
seisinya. Dan seseorang diantara kalian di barisan itu lebih baik dari salatnya selama
enam puluh tahun. (HR. Ahmad)



) (

Artinya:
Dari Ibnu Abbas ia berkata, Rasulullah saw. ditanya tentang agama yang dicintai Allah
SWT. Maka sabdanya, Agama yang lurus dan toleran. (HR. Ahmad)
b. Hadis tentang Menghindarkan Diri dari Tindak Kekerasan


) (

Artinya:
Dari Abdullah bin Amr ra. dari Nabi saw. beliau bersabda, Barangsiapa yang
membunuh seorang muhad, maka ia tidak akan mencium bau surga dan sesungguhnya
surga itu dapat tercium dari jarak perjalanan empat puluh tahun. (HR. Bukhari)




) (
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. beiau bersabda, Ketahuilah, siapa saja yang
membunuh jiwa yang sudah membuat perjanjian, yang memiliki perlindungan dari Allah
dan RasulNya, maka ia telah melanggar perlindungan Allah. (Karenanya) ia tidak akan
dapat mencium bau surga dan sesungguhnya baunya dapat tercium dari jarak perjalanan
tujuh puluh musim gugur. (HR. Tirmizi)

F. Metode Pembelajaran
Saintifik
kooperatif
rool play,diskusi, ceramah

G. Kegiatan Pembelajaran

Alokasiw
Kegiatan Deskripsi
aktu

Pendahuluan Memberikan salam 10 menit


Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk
belajar
Menanyakan kehadiran siswa
Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa
Tanya jawab materi sebelumnya
Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point.

Mengamati
Inti 70 menit
- Menyimak bacaan al-Quran yang terkait dengansikap
toleran dan kerukunansecara individu maupun kelompok.
- Mengamati tayangan video Atau mengamati langsung
sikap toleran dan kerukunan
Menanya
- Mengajukan pertanyaan tentang bentuk-bentuk perilaku
toleran dan kerukunan dalam kehidupan sehari-hari baik di
rumah, sekolah maupun masyarakat, Apakah hikmah yang
terkandung didalamnya?
Eksperimen/eksplor
- Menelaah bentuk perilaku toleran dan kerukunandalam
kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah maupun
Alokasiw
Kegiatan Deskripsi
aktu
masyarakat
- Diskusi tentang hikmah berperilaku sikap toleran dan
kerukunan, dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah,
sekolah maupun masyarakat
- Melakukan simulasi bentuk perilaku sikap toleran dan
kerukunankehidupan dalam kehidupan sehari-hari baik di
rumah, sekolah maupun masyarakat dengan baik dan benar
Assosiasi
- Menyimpulkan ketentuan dan dasar hukum tentang sikap
toleran dan kerukunandalam kehidupan dengan baik dan
benar, berdasarkan al-Quran dan Hadis
- Menyimpul bentuk perilaku sikap toleran dan
kerukunandalam kehidupan dalam kehidupan sehari-hari
baik di rumah, sekolah maupun masyarakat
- Menyimpulkan hikmah berperilaku sikap toleran dan
kerukunan dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah,
sekolah maupun masyarakat
- Menerapkan bentuk perilaku sikap toleran dan kerukunan
dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah
maupun masyarakat
Komunikasi
- Menyajikan /melaporkan hasil diskusi tentang sikap sikap
toleran dan kerukunan dalam kehidupan
- Menanggapi hasil presentasi (melengkapi,
mengkonformasi, dan menyanggah).
- Membuat resume pembelajaran di bawah bimbingan guru.
- Menanggapi simulasi bentuk perilaku sikap toleran dan
kerukunan dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah,
sekolah maupun masyarakat
Refleksi
Berprilaku toleran dan kerukunan baik di sekolah, rumah,
maupun masyarakat

Penutup Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru 10 menit


menyimpulkan materi
Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan
pembelajaran
Mengucapkan salam

H. Alat (Bahan) / Sumber Belajar:

a. Alat / Bahan : Al Quran

Power point, Video, LCD, Laptop


b. Sumber Belajar : Buku PAI Kls XI Kemdikbud
Al-Quran dan Al-Hadis
Buku tajwid
Kitab tafsir Al-Quran
Buku lain yang menunjang
Multimedia interaktif dan Internet

I. Penilaian

1. Prosedur :
a. Penilaian proses belajar mengajar oleh guru
b. Penilaian hasil belajar (tes lisan/ tertulis berbentuk Esay)
2. Alat Penilaian (Soal terlampir)

Pijoan, Juli 2015

Mengetahui, Guru Mata Pelajaran

Kepala SMAN Titian Teras Pendidkan Agama Islam

H. HARYANTO MIFTAH, S.Pd, M.Pd SALWINSAH, S.Ag


NIP. 19550727 198011 1 002
Lampiran 1: Uji Kompetensi
Aspek afektif
Isilah pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan sikapmu yang sebenarnya
dengan cara mencontreng ( ) pada kolom yang tersedia
INTERNALISASI AKHLAK MULIA
tidak tidak
No Pernyataan setuju setuju tahu alasan
1 Umat Islam tidak boleh mengi- ..
kuti ibadah agama lain
2 Kaum perusak agama adalah ..
orang yang mencampur aduk-
kan ajaran Islam dengan ajaran
kemusyrikan
3 Umat Islam dengan penganut ..
Agama lain boleh bertoleransi
selama tidak menyangkut aqi-
dah dan ubudiyah
4 Di dunia ini umat Islam terpecah ..
belah fahamnya, namun masih
dapat disatukan dengan pe-
doman kesamaan aqidah
5 Umat Islam boleh bergaul de- .. . . ..
ngan bangsa-bangsa barat
(Eropa dan Amerika)
6 Orang Islam yang murtad sam- .. . . ..
pai mati kelak termasuk orang
yang zalim dan akan diazab di
neraka
Lampiran 2: Format Penilaian Proses bealajar

FORMAT PENGAMATAN SIKAP

Tanggung
Disiplin Peduli Kerja keras
No Nama Siswa jawab

a b c a B c a B c A b c

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
34
35
36
37
39

Lampiran 3: Kemampuan membaca, menghafal dan menerapkan kaidah ilmu tajwid


pada QS. Ynus Ayat 40-41, dan QS. Al-Midah ayat 32.

a. Kemampuan Membaca
Tidak
No Ayat Lancar Sedang Catatan
Lancar
1. QS. Ynus Ayat 40-41
2. QS. Al-Midah ayat 32

b. Kemampuan Hafalan

Tidak
No Ayat Hafal Sedang Catatan
Hafal
1. QS. Ynus Ayat 40-41
2. QS. Al-Midah ayat 32

6. Selanjutnya identifikasilah kedua ayat tersebut, lalu pisahkan kalimat-kalimat yang


mengandung bacaan nun sukun atau tanwin, mim sukun, qalqalah, mad, huruf ra, dan
lafaz jalalah, serta jelaskan keterangannya dengan melengkapi tabel berikut ini!
NO KALIMAT HUKUM KETERANGAN
BACAAN
1. izhar halqi nun sukun bertemu huruf ha.

2. idgam bigunah nun sukun bertemu huruf ya.

3. idgam bila nun sukun beremu huruf lam.


gunah
4. mad silah damir ha berbaris kasrah berdiri.
qasirah
5. mad arid mad tabii menghadapi huruf hidup di akhir
lisukun kalimat.
5. ikhfa nun sukun bertemu huruf kaf

6. idgam lam sukun bertemu huruf lam hidup


mutamasilain
7. ... ...

8. ... ...

9. ... ... ...

10. ... ... ...

11. ... ... ...

12. ... ... ...

13. ... ... ...

14. ... ... ...

15. ... ... ...

16. ... ... ...

17. ... ... ...

18. ... ... ...

19. ... ... ...

20. ... ... ...

21. ... ... ...

22. ... ... ...

23. ... ... ...

24. ... ... ...


25. ... ... ...

26. ... ... ...

27. ... ... ...

28. ... ... ...

29. ... ... ...

30. ... ... ...

INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2

1) Disiplin
a. Selalu hadir di kelas tepat waktu
b. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktu
c. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
2) Tanggung jawab
a. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh
b. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah
c. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya
d. Partisipasi dalam kelompok
3) Peduli
a. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkan
b. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan
masalah
c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di
sekitarnya
d. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya
4) Kerja keras
a. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh
b. Menunjukkan sikap pantang menyerah
c. Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan
PEDOMAN PENILAIAN:
1. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi
awal dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
2. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.

Tugas
- Mengumpulkan bahan-bahan artikel / tulisan sebagai data untuk pembuatan makalah dan
laporan tentang perilaku toleran dan kerukunandalam kehidupan sehari-hari
- Melakukan obeservasi langsung terhadap perilaku toleran dan kerukunanbaik disekolah,
rumah dan masyarakat

Observasi
- Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat:
- Isi diskusihikmah berperilaku sikap toleran dan kerukunan
- Sikap tolerandan kerukunandalam kehidupan sehari-hari

Portofolio
Membuat laporan tentang hikmah berperilaku sikap toleran dan kerukunan

Tes
Teskemam-puankognitifdenganbentuktessoal soal pilihan ganda dan uraian

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SMAN Titian Teras Jambi


Kelas / Semester : XI / 2
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Materi Pokok : Iman Kepada Para Rasul
Alokasi Waktu: 3 X 3 Jam Pelajaran
Jumlah Pertemuan : 3 x Pertemuan

A. Kompetensi Inti
(K1) : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
(K2) : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro- aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
(K3) :Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
(K4) :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.4 Memahami makna iman kepada Rasul-rasul Allah Swt.


4.6 Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Rasul-rasul Allah Swt.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.4 Mampu Memahami makna iman kepada Rasul-rasul Allah Swt.
4.6 Mmpu Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Rasul-rasul Allah
Swt.

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, kalian diharapkan dapat:
1. menjelaskan makna beriman kepada para rasul; dan
2. menampilkan perilaku yang mencerminkan beriman kepada para rasul.

E. Materi Ajar
Iman kepada Para Rasul
Makna iman kepada para Rasul
Iman kepada para rasul artinya meyakini dengan sepenuh hati bahwa para
rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah SWT. untuk menyampaikan
wahyu kepada seluruh manusia agar dijadikan pedoman hidup guna memperoleh
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dengan demikian, iman kepada rasul berarti menyakini bahwa Allah SWT.
telah memilih orang-orang terbaik untuk menjadi nabi atau rasul. Termasuk di
dalamnya keyakinan bahwa para nabi dan rasul itu menyampaikan petunjuk, perintah,
larangan, dan peringatan- peringatan Allah SWT. kepada umat manusia, serta
memberikan contoh perilaku terpuji.
Perbedaan Nabi dan Rasul
a. Nabi adalah orang yang dipilih oleh Allah SWT. untuk menerima wahyu, tetapi
tidak wajib menyampaikan kepada umatnya.

b. Rasul adalah orang yang dipilih oleh Allah SWT. untuk menerima wahyu, dan
berkewajiban menyampaikan kepada umatnya. Khusus Nabi Muhammad saw.,
beliau diwajibkan menyampaikan kepada seluruh umat manusia dan syariatnya
berlaku sampai hari kiamat.

Nabi dan Rasul yang wajib Diketahui

Allah SWT. menjelaskan kriteria seorang rasul. Bahwa seorang rasul yang
diutus oleh Allah SWT. adalah laki-laki yang menerima wahyu. Hal itu sebagaimana
dijelaskan dalam ayat berikut.


(: )
Artinya:

Kami tiada mengutus Rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa
orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu
kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui. (QS. Al-Anbiy
(21) : 7)

Allah SWT. juga menjelaskan bahwa para rasul yang telah diutusnya ada yang
dikisahkan sebagaimana teradapat dalam Al-Quran, banyak juga yang tidak
diceritakan. Ayat berikut ini menjelaskan hal tersebut.






(:)
Artinya:
Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara
mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang
tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang rasul membawa suatu
mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah Allah,
diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang
berpegang kepada yang batil. (QS. Al-Mukmin (40) : 78)

Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah
SWT. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul dari kalangan
perempuan, dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya
sangat banyak.
Rasulullah saw. suatu kali berdialog dengan para sahabatnya tentang banyak
hal. Salah satunya mengenai jumlah nabi yang diutus oleh Allah SWT. Kutipan dialog
itu antara lain seperti dalam hadis berikut.




) (
Artinya:
Dari Abu Dar ia berkata, saya bertanya, wahai Rasulullah, berapakah jumlah para
nabi itu? Beliau menjawab, Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di
antara mereka yang termasuk rasul sebanyak 315 orang. Suatu jumlah yang besar.
(HR. Ahmad)

Berdasarkan hadis di atas, jumlah nabi dan rasul ada 124.000 orang, diantaranya
ada 315 orang yang diangkat Allah SWT. menjadi rasul. Diantara 315 orang nabi dan
rasul itu, ada 25 orang yang nama dan sejarahnya tercantum dalam Al-Quran.
Mereka inilah yang wajib kita ketahui. Mereka itu adalah sebagai berikut.
1). Adam as.
Bergelar Abu Al-Basyar (bapak semua manusia) atau manusia pertama yang Allah
SWT. ciptakan, tanpa bapak dan tanpa ibu, terjadi atas kehendak-Nya. Usia Nabi
Adam mencapai 1.000 tahun.

2). Idris as.


Nabi Idris as. adalah keturunan ke 6 dari Nabi Adam as. Beliau diangkat menjadi
rasul setelah berusia 82 tahun. Dilahirkan dan dibesarkan di sebuah daerah
bernama Babilonia. Beliau berguru kepada Nabi Syits as.
3). Nuh as.
Nabi Nuh as. adalah keturunan yang ke 10 dari Nabi Adam as. Usianya mencapai
950 tahun. Umat beliau yang membangkang ditenggelamkan oleh Allah SWT.
dalam banjir yang dahsyat. Sedangkan beliau dan umatnya diselamatkan oleh
Allah SWT. karena naik bahtera yang sudah beliau persiapkan atas petunjuk Allah
SWT.
4). Hud as.
Nabi Hud as. adalah seorang rasul yang diutus kepada bangsa Ad yang
menempati daerah Ahqaf, terletak diantara Yaman dan Aman (Yordania) sampai
Hadramaut dan Asy-Syajar, yang termasuk wilayah Saudi Arabia.
5). Saleh as.
Nabi Saleh as. masih keturunan nabi Nuh as. diutus untuk bangsa Samud,
menempati daerah Hadramaut, yaitu daratan yang terletak antara Yaman dan
Suriah. Kaum Samud sebenarnya masih keturunan kaum Ad.
6). Ibrahim as.
Nabi Ibrahim as. adalah putra Azar si pembuat patung berhala. Beliau dilahirkan
di Babilonia, yaitu daerah yang terletak antara sungai Eufrat dan Tigris. Sekarang
termasuk wilayah Irak. Beliau berseteru dengan raja Namrud, sehingga beliau
dibakarnya dalam api yang sangat dahsyat. Tetapi Nabi Ibrahim as. tidak mempan
dibakar, karena diselamatkan Allah SWT. Beliau juga dikenal sebagai Abul
Anbiya (bapaknya para nabi), karena anak cucunya banyak yang menjadi nabi
dan rasul. Syariat beliau banyak diamalkan oleh Nabi Muhammad saw. antara
lain dalam ibadah haji dan Ibadah Qurban, termasuk khitan.
7). Luth as.
Beliau adalah keponakan Nabi Ibrahim as. dan banyak belajar agama dari Nabi
Ibrahim as. Beliau diutus oleh Allah SWT. kepada kaum Sodom, bagian dari
wilayah Yordania. Kaum Nabi Luth dihancurkan oleh Allah SWT. dengan
diturunkan hujan batu bercampur api karena kedurhakaannya kepada Allah SWT,
terutama karena perilaku mereka yang melakukan pernikahan/hubungan sesama
jenis.
8). Ismail as.
Nabi Ismail adalah putra Nabi Ibrahim as. dari Hajar. Bersama ayahnya, Nabi
Ismail as. membangun (merenovasi) Kakbah yang menjadi kiblat umat Islam.
Beliau adalah seorang anak yang saleh, bersedia ketika Allah SWT. menguji
ayahnya untuk mengurbankan Ismail as. Peristiwa itu kemudian menjadi dasar
syariat ibadah Qurban bagi umat Islam.
9). Nabi Ishak as.
Nabi Ishak as. adalah putra Nabi Ibrahim dari Sarah. Jadi Nabi Ismail dengan
Nabi Ishak adalah saudara sebapak, tetapi berlainan ibu. Dari Nabi Ishak as. kelak
menurunkan bangsa Yahudi.
10). Yaqub as.
Beliau adalah putra Nabi Ishaq as. Beliaulah yang menurunkan 12 keturunan yang
dikenal dalam Al-Quran dengan sebutan al-Asbath, diantaranya adalah Nabi
Yusuf as. dan saudaranya yang menurunkan Bani Israel.
11). Yusuf as.
Nabi Yusuf as. adalah putra Nabi Yaqub as. Beliaulah nabi yang dikisahkan
dalam Al-Quran sebagai seorang yang mempunyai paras yang tampan, sehingga
semua wanita bisa tergila-gila melihat ketampanannya, termasuk Zulaiha isteri
seorang pembesar Mesir (bacalah kisahnya dalam Q.S. surah yusuf).
12). Ayyub as.
Nabi Ayyub as. adalah putra Nabi Ishak as. Nabi Ayyub as. digambarkan dalam
Al-Quran sebagai orang yang sangat sabar. Beliau diuji oleh Allah SWT. dengan
penyakit kulit yang sangat dahsyat, tetapi tetap bersabar dalam beribadah kepada
Allah SWT.
13). Zulkifli as.
Beliau adalah putra Nabi Ayyub as. Nama aslinya adalah Basyar yang diutus
sesudah Nabi Ayyub as., dan Allah SWT. memberi nama Zulkifli karena ia
senantiasa melakukan ketaatan dan memeliharanya secara berkelanjutan
14). Syuaib as.
Nabi Syuaib as. masih keturunan Nabi Ibrahim as. Beliau tinggal di daerah
Madyan, suatu perkampungan di daerah Mian yang terletak antara Syam dan
Hijaz dekat Danau Luth. Mereka adalah keturunan Madyan, salah seorang putra
Nabi Ibrahim as.

15). Yunus as.


Nabi Yunus as. adalah keturunan Nabi Ibrahim as. melalui Bunyamin, saudara
kandung Nabi Yusuf as., putra Nabi Yaqub as. Beliau diutus ke wilayah Ninive,
daerah Irak. Dalam sejarahnya beliau pernah ditelan ikan hiu selama 3 hari tiga
malam di dalam perutnya, kemudian diselamatkan oleh Allah SWT.
16). Musa as.
Nabi Musa as. masih keturunan Nabi Yaqub as. Beliau diutus kepada Bani Israil.
Beliau diberi kitab suci Taurat oleh Allah SWT.
17). Harun as.
Nabi Harun as. diutus bersamaan dengan Nabi Musa as. tugas pokok beliau adalah
membantu dakwah Nabi Musa as. Nabi Musa terkenal sebagai orang yang kuat
dan pemberani, tetapi dalam berkomunikasi kurang fasih. Sedangkan Nabi Harun
as. lihai dalam berkomunikasi tetapi tidak memiliki kekuatan dan keberanian
seperti Nabi Musa as.
18). Dawud as.
Nabi Dawud as. adalah seorang panglima perang Bani Israil yang diangkat
menjadi nabi dan rasul oleh Allah SWT, diberikan kitab suci yaitu Zabur. Beliau
punya kemampuan melunakkan besi, suka tirakat, yaitu saum dalam waktu yang
lama. Caranya dengan berselang-seling, sehari saum, sehari tidak.
19). Sulaiman as.
Sulaiman as. adalah putra Nabi Dawud as. Beliau juga terkenal sebagai seorang
raja yang kaya raya dan mampu berkomunikasi dengan binatang (mengerti bahasa
binatang). Nabi Sulaiman as. juga diberikan kemampuan berkomunikasi dengan
bangsa jin, dan menjadikannya sebagai salah satu tentara kerajaan Nabi Sulaiman
as. Untuk memindahkan istana Ratu Bilqis, Nabi Sulaiman as. menugaskannya
kepada bangsa jin.
20). Ilyas as.
Nabi Ilyas as. adalah keturunan Nabi Harun as. diutus kepada Bani Israil.
Tepatnya di wilayah seputar sungai Yordan.
21). Ilyasa as.
Nabi Ilyasa as. berdakwah bersama Nabi Ilyas as. kepada Bani Israil. Meskipun
umurnya tidak sama, Nabi Ilyas as. sudah tua, sedangkan Nabi Ilyasa as. masih
muda. Tapi keduanya saling bahu membahu berdakwah di kalangan Bani Israil.

22). Zakaria as.


Nabi Zakaria as. adalah seorang nabi yang dikenal sebagai pengasuh dan
pembimbing Maryam di Baitulmaqdis, wanita suci yang kelak melahirkan seorang
nabi, yaitu Isa as.
23). Yahya as.
Nabi Yahya as. adalah putra Nabi Zakaria as. Kelahirannya merupakan keajaiban,
karena terlahir dari seorang ibu dan ayah (nabi Zakaria) yang saat itu sudah tua
renta, yang secara lahiriyah tidak mungkin lagi bisa melahirkan anak.
24). Isa as.
Nabi Isa as. adalah seorang nabi yang lahir dari seorang wanita suci, Maryam. Ia
lahir atas kehendak Allah SWT, tanpa seorang bapak. Beliau diutus oleh Allah
SWT. kepada umat Bani Israil dengan membawa kitab Injil. Beliaulah yang
dianggap sebagai Yesus Kristus oleh umat Kristen.
25). Muhammad saw.
Nabi Muhammad saw. adalah putra Abdullah, lahir dalam keadaan yatim di
tengah-tengah masyarakat Arab jahiliyah. Beliau adalah nabi terakhir yang
menerima kitab Al-Quran, kitab yang terakhir diturunkan ke bumi. Beliaulah
yang diberi gelar sayyidul mursalin, artinya pemimpin para rasul.
Tugas Para Rasul

Secara rinci, tugas para nabi dan rasul adalah sebagai berikut.

a. Mengajarkan akidah tauhid, yaitu menanamkan keyakinan kepada umat manusia


bahwa Allah SWT.:
1). Maha Kuasa dan satu-satunya zat yang harus disembah (tauhid ubudiyah);
2). Maha Pencipta, pencipta alam semesta dan segala isinya serta mengurusi,
mengawasi, dan mengaturnya dengan sendirinya (tauhid rububiyah);
3). Zat yang pantas dijadikan Tuhan dan sesembahan manusia (tauhid uluhiyah);
dan
4). Memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan makhluk-Nya (tauhid sifatiyah).
b. Mengajarkan kepada umat manusia bagaimana cara menyembah atau beribadah
kepada Allah SWT. Ibadah kepada Allah SWT. sudah dicontohkan dengan pasti
oleh para rasul, tidak boleh dibuat-buat atau direkayasa. Ibadah dalam hal ini
adalah ibadah mahdah seperti salat, saum dan sebagainya. Menambah,
mengurangi, merekayasa, atau menyimpang dari apa yang telah dicontohkan oleh
rasul termasuk kategori bidah, dan segala bentuk bidah dalam ibadah adalah
kesesatan.
c. Menjelaskan hukum-hukum dan batasan-batasan bagi umatnya, mana hal-hal yang
dilarang dan mana yang harus dikerjakan menurut perintah Allah SWT.
d. Memberikan contoh kepada umatnya bagaimana cara menghiasi diri dengan sifat-
sifat yang utama seperti berkata benar, bersikap lemah lembut kepada sesama, taat
kepada orang tua dan pemimpin, gemar bekerja keras, dapat dipercaya, menepati
janji, sopan kepada sesama, santun kepada yang lemah, dan sebagainya.
e. Menyampaikan kepada umatnya tentang berita-berita gaib sesuai dengan
ketentuan yang digariskan Allah SWT.
f. Memberikan kabar gembira bagi siapa saja di antara umatnya yang taat kepada
perintah Allah SWT. dan rasul-Nya bahwa mereka akan mendapatkan balasan
surga, sebagai puncak kenikmatan yang luar biasa. Sebaliknya mereka membawa
kabar derita bagi umat manusia yang berbuat zalim (aniaya) baik terhadap Allah
SWT, manusia, atau makhluk lainnya, bahwa mereka akan dibalas dengan neraka,
suatu puncak penderitaan yang tak terhingga.
Tugas-tugas rasul di atas, ditegaskan secara singkat oleh Nabi Muhammad saw.
sebagaimana disebutkan dalam hadis berikut.

:

:

) (
Artinya:
Dari Abi Hurairah ra. ia berkata, Rasulullah saw. pernah bersabda, Sesungguhnya
aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia. (H.R. Ahmad)
Ciri-ciri Beriman Kepada Para Rasul

Di antara tanda-tanda orang yang beriman kepada rasul adalah sebagai berikut.

1) Teguh keimanannya kepada Allah SWT.

2) Meyakini kebenaran yang dibawa para rasul.

3) Tidak membeda-bedakan antara rasul yang satu dengan yang lain.

4) Menjadikan para rasul sebagai teladan.


Kewajiban Meneladani Para Rasul

Meneladani perilaku para rasul adalah salah satu tugas orang beriman, dan hal itu
menjadi bukti keimanannya kepada para rasul. Keharusan meneladani rasul-rasul
Allah SWT. memiliki beberapa alasan. Alasan-alasan itu antara lain sebagai berikut.
1) Para rasul masum dari perbuatan tercela atau dosa.
Para rasul memmiliki sifat-sifat terpuji sebagai berikut.
Sidik (benar).
Amanah, yaitu dapat dipercaya, jujur, tidak mungkin khianat.
Tablig, artinya mereka senantiasa menyampaikan kebenaran (wahyu)
kepada umatnya.
Fatanah, artinya semua rasul adalah manusia yang cerdas yang dipilih
Allah SWT.
2) Khusus Nabi Muhammad saw. sebagai pemimpin para rasul (sayyidul mursalin)
mendapat sanjungan dan pujian yang luar biasa dari Allah SWT. Itu semua karena
akhlaknya yang sangat mulia. Hal itu sebagaimana disebutkan dalam surah Al-
Qalam ayat 4 yang artinya Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar
berbudi pekerti yang agung. (QS. Al-Qalam (68) : 4)

3) Meyakini para rasul sebagai rahmat bagi alam semesta.


4) Meyakini Nabi Muhammad saw. sebagai nabi dan rasul terakhir.
Kewajiban Seorang Mukmin kepada Nabi Muhammad Saw.

Upaya untuk menghormati Nabi Muhammad saw. adalah sebagai berikut.

a. Mengimaninya.
b. Mencintainya.
c. Mengagungkannya.
d. Membelanya.
e. Menghidupkan sunahnya.
f. Memperbanyak salawat kepadanya.
g. Mengikuti manhajnya
Adapun hikmah beriman kepada para rasul itu antara lain sebagai berikut.

a). Meyakini bahwa para rasul memiliki sifat-sifat terpuji.

b). Menjadikan rasul sebagai teladan dalam kehidupan kita.


c). Tidak membeda-bedakan para rasul yang diutus oleh Allah SWT.
d). Meyakini bahwa ajaran risalah mereka adalah benar dan bersumber dari Allah SWT.
e). Melaksanakan ibadah-ibadah sunah sebagai wujud cinta kepada para rasul.
f). Istikamah dalam menjalankan syariat agama.
F. Metode Pembelajaran
Saintifik
kooperatif
rool play,diskusi, ceramah

G. Kegiatan Pembelajaran

Alokasiw
Kegiatan Deskripsi
aktu

Pendahuluan Memberikan salam 10 menit


Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk
belajar
Menanyakan kehadiran siswa
Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa
Tanya jawab materi sebelumnya
Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point.

Mengamati
Inti 70 menit
- Mencermati teks bacaan tentang ketentuan beriman kepada
Rasul-rasul Allah SWTsecara individu maupun kelompok.
Menanya
- Mengajukan pertanyaan, misalnya tentang makna beriman
kepada Rasul-rasul Allah SWT?, hikmah apa yang
diperoleh dari beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT ?,
bagaimana sikap kita terhadap keimanan kepada Rasul-
rasul Allah SWT? Bagaimana cara mengimani Rasul-rasul
Allah swt?
Eksperimen/Eksplore
- Diskusi tentang makna bagaimana cara mengimani Rasul-
rasul Allah SWT? dalam persfektif Islam,
- Diskusi tentang cara beriman terhadap Rasul-rasul Allah
SWT?
- Menganalisa hikmah beriman kepada Rasul-rasul Allah
SWT?
Assosiasi
- Menyimpulkan makna beriman kepada Rasul-rasul Allah
SWT?
- Menyimpulkanhikmah beriman kepada Rasul-rasul Allah
SWT?
Komunikasi
- Menyajikan/melaporkan hasil diskusi tentang tentang
makna beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT?, serta
hikmahnya.
- Menanggapi hasil presentasi (melengkapi,
mengkonformasi, dan menyanggah).
- Membuat resume pembelajaran di bawah bimbingan guru.
Alokasiw
Kegiatan Deskripsi
aktu
Refleksi
- Menampilkan sikap sidiq, amanah, tabligh dan fathonah
sebagai refleksi dari iman kepada Rasul-rasul Allah SWT?
Menunjukkan sikap ketauladanan sebagai cerminan
penghayatan terhadap iman kepada Rasul-rasul Allah SWT?

Penutup Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru 10 menit


menyimpulkan materi
Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan
pembelajaran
Mengucapkan salam
H. Alat (Bahan) / Sumber Belajar:

a. Alat / Bahan : Al Quran

Power point, Video, LCD, Laptop

b. Sumber Belajar : Buku PAI Kls XI Kemdikbud


Al-Quran dan Al-Hadis
Buku tajwid
Kitab tafsir Al-Quran
Buku lain yang menunjang
Multimedia interaktif dan Internet

I. Penilaian

1. Prosedur :
a. Penilaian proses belajar mengajar oleh guru

b. Penilaian hasil belajar (tes lisan/ tertulis berbentuk Esay)

2. Alat Penilaian (Soal terlampir)


Pijoan, Juli 2015

Mengetahui, Guru Mata Pelajaran

Kepala SMAN Titian Teras Pendidkan Agama Islam

H. HARYANTO MIFTAH, S.Pd, M.Pd SALWINSAH, S.Ag


NIP. 19550727 198011 1 002

Lampiran : Format Penilaian Proses bealajar

FORMAT PENGAMATAN SIKAP

No Nama Siswa Disiplin Tanggung Peduli Kerja keras


jawab
a b c a B C a B c A b c

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
34
35
36
37
39

INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2

1) Disiplin
a. Selalu hadir di kelas tepat waktu
b. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktu
c. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
2) Tanggung jawab
a. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh
b. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah
c. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya
d. Partisipasi dalam kelompok
3) Peduli
a. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkan
b. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah
c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di
sekitarnya
d. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya
4) Kerja keras
a. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh
b. Menunjukkan sikap pantang menyerah
c. Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan
PEDOMAN PENILAIAN:
1. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi awal
dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
2. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.

Tugas
Selain mukjizat, ada istilah lain yaitu sihir, karamah, maunah, dan ismah. Coba kalian
cari pengertian istilah-istilah tersebut dari berbagai sumber. Setelah selesai,
diskusikanlah dengan teman-teman di bawah bimbingan guru!

Observasi
- Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat:
- Isi diskusi (makna beriman Rasul-rasul Allah Swt?, cara beriman kepada beriman Rasul-
rasul Allah Swt? dan hikmah beriman Rasul-rasul Allah Swt?
- Memiliki sikap sidiq, amanah, tabligh dan fathonah serta ketauladanan sebagai
implementasi dari iman Rasul-rasul Allah Swt?

Portofolio
- Membuat laporan tentang makna Rasul-rasul Allah Swt?, cara beriman kepada Rasul-
rasul Allah Swt?, dan hikmah beriman kepada Rasul-rasul Allah Swt?

Tes
- Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal soal pilihan ganda tentang beriman
kepada Rasul-rasul Allah Swt?

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SMAN Titian Teras Jambi


Kelas / Semester : XI / 2
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Materi Pokok : Toleransi dan kerukunan.
Alokasi Waktu: 2 X 3 Jam Pelajaran
Jumlah Pertemuan : 2 x Pertemuan

A. Kompetensi Inti
(K1) : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
(K2) : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro- aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
(K3) :Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
(K4) :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.6 Memahami makna toleransi dan kerukunan


4.8 Menampilkan contoh perilaku toleransi dan kerukunan

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.6 Mampu Memahami makna toleransi dan kerukunan
4.8 Mampu Menampilkan contoh perilaku toleransi dan kerukunan

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, kalian diharapkan dapat:
1. menjelaskan makna toleransi dan kerukunan;
2. menyebutkan contoh perilaku toleransi dan hidup rukun; dan
3. bersikap toleran dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.

E. Materi Ajar
Pengertian toleransi
Toleransi adalah kata serapan dari bahasa Inggris yaitu tolerance yang berarti
sabar dan kelapangan dada. Dalam bahasa Arab, kata yang semakna dengan toleransi
adalah tasamuh, yang diambil dari kata as-samhah, artinya lembut dan
mempermudah. Ibnu Hajar mengartikan tasamuh dengan bertoleransi dan
memberikan kemudahan.
Dengan demikian, toleransi dapat diartikan sebagai membiarkan atau
menghargai orang lain yang memiliki perbedaan dengan mayoritas, tidak
memperlakukannya dengan kekerasan atau sikap kasar. Perbedaan tersebut bisa
berupa pikiran, pendapat, gagasan, keyakinan, atau sikap. Bersikap toleran berarti
menghargai orang lain yang memiliki pendapat, sikap, atau keyakinan yang berbeda.
Dalam Islam, toleransi merupakan konsep hidup yang diajarkan oleh Rasulullah
saw. Islam sangat menghargai keragaman manusia dari berbagai sisi, baik dari
fisiknya sebagai makhluk Allah SWT. maupun dari kedudukannya sebagai makhluk
berpikir. Dari keragaman fisik, manusia terdiri dari ras, warna kulit, bahasa, dan
budaya yang berbeda. Dari keragaman berpikir, manusia memiliki cara berpikir dan
pemikiran yang berbeda. Perbedaan pemikiran melahirkan sikap yang berbeda pula.
Menghadapi pemikiran yang berbeda seperti itulah yang diajarkan oleh Islam, yaitu
menghargai perbedaan-perbedaan tersebut dalam batas yang wajar.
Allah SWT. menyatakan bahwa keragaman manusia merupakan ketetapan-Nya,
dengan tujuan agar manusia saling mengenal, menjalin persaudaraan dan bekerja
sama, dan saling melengkapi. Perbedaan tersebut semata-mata dari sisi fisik dan
bukan nilai kemuliaan seseorang. Sementara kemuliannya ditentukan oleh sikapnya,
yaitu sikap yang didasari takwa. Allah SWT. menjelaskan hal itu dalam ayat berikut
ini.



( : )
Artinya:

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kalian saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-ujurt (49) : 13)
Rasulullah saw. pernah ditanya oleh para sahabat tentang agama yang paling
bagus. Kemudian Rasulullah saw. menjawab bahwa agama yang paling baik adalah
agama yang toleran dan memberikan kemudahan. Hal itu sebagaimana disebutkan
dalam hadis berikut.


) (
Artinya:
Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata, Rasulullah saw. pernah ditanya tentang agama yang
paling dicintai oleh Allah. Lalu Rasulullah saw. menjawab, Yaitu agama yang lurus
dan toleran. (HR. Ahmad)
Konsep toleransi dalam Islam
Toleransi yang dimaksud dalam Islam adalah sikap menghargai orang lain sebagai
manusia yang memiliki hak untuk menentukan jalan hidupnya sendiri tanpa ada
paksaan. Konsep tersebut didasari dengan beberapa alasan antara lain sebagai berikut.
1. Manusia adalah makhluk yang mulia.
2. Manusia memiliki keyakinan yang berbeda merupakan realitas yang dikehendaki
Allah SWT.
Seorang muslim tidak berhak memberikan hukuman kepada orang yang menolak
ajaran Islam.
Allah SWT. memerintahkan orang beriman untuk berbuat adil dan mengajak manusia
agar berbuat kebaikan meskipun kepada orang musyrik.
Berdasarkan lima alasan tersebut, konsep toleransi dalam Islam adalah sikap
menghargai dan menghormati orang lain atas dasar kemanusiaan semata-mata.
Dalam konteks beragama, Islam tidak membenarkan tindakan memaksa orang
lain untuk mengikuti suatu keyakinan. Demikian juga Islam tidak membenarkan
seorang muslim memaksa orang lain agar memeluk Islam. Dalam konsep Islam, tidak
ada paksaan dalam beragama, termasuk untuk memeluk Islam.
Allah SWT. menjelaskan hal itu sebagaimana dalam ayat berikut ini.



( : )
Artinya:
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-baqarah (2) : 256)

Toleransi dalam sejarah Islam


Sikap toleransi yang ditunjukkan oleh umat Islam itu antara lain sebagai
berikut.
1. Suatu kali Rasulullah saw. beserta para sahabatnya sedang duduk-duduk di seuatu
tempat. Kemudian ada rombongan yang lewat mengantar jenazah. Rasulullah saw.
kemudian berdiri. Para sahabat memberitahu Rasulullah saw. bahwa jenazah itu
adalah orang yahudi. Rasulullah saw. menjawab bahwa orang yahudi juga
makhluk Allah SWT., sehingga jenazah itu harus dihormati.
2. Pada masa pemerintahan Islam di Madinah, Rasulullah saw. membentuk Piagam
Madinah.
3. Dalam misi ekspansi kekuasaan Islam, Rasulullah saw. selalu berpesan kepada
pasukannya agar tidak merusak tempat ibadah orang-orang yahudi maupun
nasrani. Demikian juga penduduknya diberikan kebebasan untuk memilih
memeluk Islam atau tetap pada agamanya. Islam sama sekali tidak memaksa
pemeluk agama lain agar memeluk Islam. Sebaliknya, pasukan Islam memberikan
perlindungan kepada pemeluk agama lain agar tetap menjalankan keyakinannya
tanpa merasa terganggu.
4. Ketika berhasil membebaskan Palestina dari kekaisaran Bizantium, Umar bin
Khattab tidak mengancurkan Gereja dan tempat ibadah lainnya.
5. Ketika berhasil mengembalikan Yerusalem, Palestina, ke pangkuan pemerintahan
Islam, Shalahudin Al-Ayyubi memberikan kebebasan kepada bangsa Yahudi untuk
tetap berada dalam agamanya.
6. Pada masa beberapa pemerintahan Islam, semua masyarakat mendapat hak yang
sama. Kebebasan menjalankan ibadah pun diberikan kepada semua warga baik
muslim maupun non muslim.
Membiasakan sikap toleran
1. Dalam lingkup keluarga
Bersikap toleran dalam lingkup keluarga berarti menghargai dan menghormati
anggota keluarga dalam kedudukannya masing-masing,
2. Dalam lingkup sekolah
Bersikap toleran dalam lingkup sekolah berarti menghargai dan menghormati
orang lain, sesama pelajar yang memiliki perbedaan baik ras, suku, bahasa,
budaya, maupun agama.
3. Dalam lingkup masyarakat
Masyarakat merupakan komunitas besar, yang terdiri dari berbagai individu yang
beragam, baik ras, suku, budaya, bahasa, agama, dan lainnya.
Hikmah perilaku toleransi
1). Mencegah perpecahan dalam kehidupan.
2). menumbuhkan saling menghargai dan menghormati.
3). Menumbuhkan kesadaran dan saling pengertian.
4). Memelihara kerukunan.
5). Mengokohkan kebersamaan.
6). Menciptakan rasa tanggung jawab.
7). Menumbuhkan kepekaan sosial antar anggota masyarakat.

Pengertian kerukunan
Hidup rukun adalah suatu keadaan hidup tenang, damai, bersaudara, tidak
bermusuhan antara satu indivdu atau kelompok dengan individu atau kelompok lainnya.
Keadaan hidup seperti ini merupakan dampak positif dari saling menghargai,
menghormati, dan bersikap toleran terhadap orang lain dalam berbagai hal.

Kerukunan hidup tercermin dari masyarakat yang terdiri dari berbagai ras, golongan,
budaya, bangsa, agama dan perbedaan lainnya dapat hidup berdampingan. Mereka hidup
saling menghargai, saling menolong, membantu satu dengan yang lain, saling menjaga
dan melindungi sesama.

Islam mengajarkan agar orang beriman senantiasa hidup rukun, menjaga


persaudaraan, saling menghormati, menghindari permusuhan, dan saling menolong
dengan sesama. Hal itu tiada lain semata-mata demi terciptanya kerukunan hidup. Dalam
ajaran Islam, kerukunan hidup dibangun di atas persaudaraan.

Dalam salah satu kesempatan, Rasulullah saw. menasihati para sahabat dengan
sabdanya seperti dijelaskan dalam hadis berikut.






) (

Artinya:
Dari Abu Hurairah ra. ia berkata, Rasulullah saw. telah bersabda, Janganlah kalian
saling menghasud, saling mencari kelemahan, saling membenci, saling berseteru. Dan
janganlah sebagian kamu membeli barang yang sudah ditawar oleh yang lain. Jadilah
kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Muslim yang satu adalah saudara bagi
muslim yang lain. Ia tidak boleh menzaliminya, juga tidak boleh merendahkannya dan
juga tidak boleh menghinanya. Taqwa itu di sini -beliau berisyarat pada dadanya 3 kali-,
cukuplah seseorang (dikatakan) berbuat jahat jika ia merendahkan saudaranya yang
muslim. Setiap muslim atas muslim yang lain haram darahnya, hartanya dan
kehormatannya. (HR. Muslim)
Dalam hadis tersebut Rasulullah saw. memberikan nasihat sekaligus tips agar
sesama manusia hidup rukun, bersaudara, dan jauh dari permusuhan. Nasihat tersebut
tidak hanya bagi umat Islam. Akan tetapi, nasihat tersebut berlaku bagi manusia secara
keseluruhan.
Perilaku kerukunan
1). Kerukunan Umat Seagama
2). Kerukunan Antarumat Beragama
Sikap rukun antarumat beragama dapat dicontohkan sebagai berikut.
a) Saling menghargai dan menghormati ajaran agama yang berbeda.
b) Tidak melecehkan simbol-simbol agama masing-masing.
c) Tidak mengotori atau merusak tempat ibadah agama lain.
d) Ikut menjaga ketertiban dan ketenangan kegiatan keagamaan.
3) Kerukunan Umat Beragama dengan Pemerintah
Nilai-nilai yang perlu dikembangkan untuk menjalin kerukunan hidup

1). Mempelajari agama dengan benar.


2). Memahami tugas pokok sebagai manusia.
3). Menolong dan tidak semena-mena terhadap orang lain.
4). Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban, tanpa membedakan ras, suku,
budaya, golongan, agama, dan lain-lain.
5). Menghargai dan menghormati orang lain dengan tidak memaksakan kehendak.
6). Menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.

Hikmah Kerukunan
1). Kehidupan akan terasa tenang, tentram, dan damai.
2). Saling menghargai penuh kekeluargaan.
3). Rasa kebersamaan dengan dilandasi persatuan dan kesatuan.
4). Menumbuhkan tanggung jawab untuk saling melindungi.
5). Meningkatkan sikap gotong-royong dalam hal-hal yang positif.

F. Metode Pembelajaran
Saintifik
kooperatif
rool play,diskusi, ceramah

G. Kegiatan Pembelajaran

Alokasiw
Kegiatan Deskripsi
aktu

Pendahuluan Memberikan salam 10 menit


Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk
belajar
Menanyakan kehadiran siswa
Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa
Tanya jawab materi sebelumnya
Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point.

Mengamati
Inti 70 menit
- Menyimak bacaan al-Quran yang terkait dengansikap
toleran dan kerukunansecara individu maupun kelompok.
- Mengamati tayangan video Atau mengamati langsung
sikap toleran dan kerukunan
Menanya
- Mengajukan pertanyaan tentang bentuk-bentuk perilaku
toleran dan kerukunan dalam kehidupan sehari-hari baik di
rumah, sekolah maupun masyarakat, Apakah hikmah yang
terkandung didalamnya?
Eksperimen/eksplor
- Menelaah bentuk perilaku toleran dan kerukunandalam
kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah maupun
masyarakat
- Diskusi tentang hikmah berperilaku sikap toleran dan
kerukunan, dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah,
sekolah maupun masyarakat
- Melakukan simulasi bentuk perilaku sikap toleran dan
kerukunankehidupan dalam kehidupan sehari-hari baik di
rumah, sekolah maupun masyarakat dengan baik dan benar
Alokasiw
Kegiatan Deskripsi
aktu
Assosiasi
- Menyimpulkan ketentuan dan dasar hukum tentang sikap
toleran dan kerukunandalam kehidupan dengan baik dan
benar, berdasarkan al-Quran dan Hadis
- Menyimpul bentuk perilaku sikap toleran dan
kerukunandalam kehidupan dalam kehidupan sehari-hari
baik di rumah, sekolah maupun masyarakat
- Menyimpulkan hikmah berperilaku sikap toleran dan
kerukunan dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah,
sekolah maupun masyarakat
- Menerapkan bentuk perilaku sikap toleran dan kerukunan
dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah
maupun masyarakat
Komunikasi
- Menyajikan /melaporkan hasil diskusi tentang sikap sikap
toleran dan kerukunan dalam kehidupan
- Menanggapi hasil presentasi (melengkapi,
mengkonformasi, dan menyanggah).
- Membuat resume pembelajaran di bawah bimbingan guru.
- Menanggapi simulasi bentuk perilaku sikap toleran dan
kerukunan dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah,
sekolah maupun masyarakat
Refleksi
Berprilaku toleran dan kerukunan baik di sekolah, rumah,
maupun masyarakat

Penutup Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru 10 menit


menyimpulkan materi
Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan
pembelajaran
Mengucapkan salam

H. Alat (Bahan) / Sumber Belajar:

a. Alat / Bahan : Al Quran

Power point, Video, LCD, Laptop

b. Sumber Belajar : Buku PAI Kls XI Kemdikbud


Al-Quran dan Al-Hadis
Buku tajwid
Kitab tafsir Al-Quran
Buku lain yang menunjang
Multimedia interaktif dan Internet

I. Penilaian

1. Prosedur :
a. Penilaian proses belajar mengajar oleh guru
b. Penilaian hasil belajar (tes lisan/ tertulis berbentuk Esay)
2. Alat Penilaian (Soal terlampir)

Pijoan, Juli 2015

Mengetahui, Guru Mata Pelajaran

Kepala SMAN Titian Teras Pendidkan Agama Islam

H. HARYANTO MIFTAH, S.Pd, M.Pd SALWINSAH, S.Ag


NIP. 19550727 198011 1 002
Lampiran 1: Uji Kompetensi
Aspek afektif
Isilah pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan sikapmu yang sebenarnya
dengan cara mencontreng ( ) pada kolom yang tersedia
INTERNALISASI AKHLAK MULIA
tidak tidak
No Pernyataan setuju setuju tahu alasan
1 Umat Islam tidak boleh mengi- ..
kuti ibadah agama lain
2 Kaum perusak agama adalah ..
orang yang mencampur aduk-
kan ajaran Islam dengan ajaran
kemusyrikan
3 Umat Islam dengan penganut ..
Agama lain boleh bertoleransi
selama tidak menyangkut aqi-
dah dan ubudiyah
4 Di dunia ini umat Islam terpecah ..
belah fahamnya, namun masih
dapat disatukan dengan pe-
doman kesamaan aqidah
5 Umat Islam boleh bergaul de- .. . . ..
ngan bangsa-bangsa barat
(Eropa dan Amerika)
6 Orang Islam yang murtad sam- .. . . ..
pai mati kelak termasuk orang
yang zalim dan akan diazab di
neraka
Lampiran 2 : Format Penilaian Proses bealajar

FORMAT PENGAMATAN SIKAP

Tanggung
Disiplin Peduli Kerja keras
No Nama Siswa jawab

a b c a B c a B c A b c

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
34
35
36
37
39

INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2

1. Disiplin
a. Selalu hadir di kelas tepat waktu
b. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktu
c. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
2. Tanggung jawab
a. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh
b. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah
c. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya
d. Partisipasi dalam kelompok
3. Peduli
a. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkan
b. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan
masalah
c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di
sekitarnya
d. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya
4. Kerja keras
a. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh
b. Menunjukkan sikap pantang menyerah
c. Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan
PEDOMAN PENILAIAN:
1. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi
awal dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
2. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.

Tugas
Di berbagai media cetak dan elektronik baik di Indonesia maupun dunia internasional,
Islam sering digambarkan sebagai agama intoleran. Hal itu karena segelintir orang yang
melakukan kekerasan dan membawa simbol-simbol Islam.

1. Carilah tulisan yang menggambarkan toleransi yang ditunjukkan pada masa Daulah
Bani Abbasiyah!
2. Buat ringkasannya, dan analisis, bagaimana praktik toleransi yang dilakukan oleh
umat Islam terhadap agama lain!
Diskusikanlah hasil analisis itu dengan teman-teman di bawah bimbingan guru!

Observasi
- Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat:
- Isi diskusihikmah berperilaku sikap toleran dan kerukunan
- Sikap tolerandan kerukunandalam kehidupan sehari-hari
Portofolio
Membuat laporan tentang hikmah berperilaku sikap toleran dan kerukunan
Tes
Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal-soal pilihan ganda dan uraian.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SMAN Titian Teras Jambi


Kelas / Semester : XI / 2
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Materi Pokok : Sistem Ekonomi Islam.
Alokasi Waktu: 4 X 3 Jam Pelajaran
Jumlah Pertemuan : 4 x Pertemuan

A. Kompetensi Inti
(K1) : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
(K2) : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro- aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
(K3) :Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
(K4) :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.8 Menelaah prinsip-prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam.


4.10 Mempresentasikan praktik-praktik ekonomi Islam

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.8 Mampu Menelaah prinsip-prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam.
4.10 Mampu Mempresentasikan praktik-praktik ekonomi Islam

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, kalian diharapkan dapat:
1. menjelaskan prinsip-prinsip ekonomi Islam; dan
2. menjelaskan praktik ekonomi Islam.

E. Materi Pembelajaran
A. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam

Adapun prinsip-prinsip ekonomi Islam adalah sebagai berikut.

1. Halal
Halal adalah prinsip utama dalam ekonomi Islam. Barang atau jasa yang digunakan
baik untuk produksi, konsumsi, atau didistribusikan harus jelas kehalalannya. Sedangkan
barang atau jasa yang tidak jelas halalnya, apalagi sudah jelas haram, maka barang atau
jasa itu tidak boleh digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Demikian transaksi yang
dilakukan harus dengan cara yang halal.
Agar tidak terjerumus pada yang haram, Rasulullah saw. telah menjelaskan apa saja
yang haram dan apa saja yang halal. Rasulullah saw. menjelaskannya sebagaimana hadis
berikut.



) (...
Artinya:
Dari Numan bin Basyir ra. berkata, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda,
Sesungguhnya yang halal itu telah jelas, dan yang haram pun telah jelas. Adapun
yang ada diantara keduanya adalah syubhat... (HR. Muslim)
2. Tidak ada unsur riba
Menurut bahasa, riba artinya tambahan. Sedangkan menurut istilah, riba maksudnya
yaitu menetapkan tambahan atas pinjaman yang diberikan kepada seseorang dengan
perhitungan tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari, tambahan tersebut biasa disebut
dengan istilah bunga. Dengan demikian, harta atau uang yang diperoleh dari bunga
pinjaman termasuk riba, dan hukumnya haram.
Allah SWT. dengan tegas melarang orang-orang beriman mengambil dan
memanfaatkan riba. Hal itu sebagaiman firman-Nya dalam ayat berikut.

(: )
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda
dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS. li
Imrn (3) : 130)
3. Tidak ada unsur judi

Judi secara tegas telah diharamkan oleh Allah SWT. sebagaimana diharamkannya
khamar atau minuman keras. Hal itu sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut ini.

(: )


Artinya:
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah, Pada keduanya
terdapat dosa yang besar... (QS. Al-Baqarah (2) : 219)
4. Didasari dengan keridaan
Islam menekankan bahwa aktivitas ekonomi harus dilakukan dengan dasar kerelaan.
Artinya bahwa aktivitas ekonomi yang dijalankan tidak boleh ada unsur paksaan. Akan
tetapi semua pihak yang terlibat dalam aktivitas itu harus sama-sama rida dan tidak
merasa dirugikan. Satu pihak merasa untung, dan pihak yang lain tidak merasa rugi.
Mengenai hal ini, Allah SWT. berfirman sebagaimana dalam ayat berikut ini.


(: )

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu! Sesungguhnya Allah
Maha Penyayang kepadamu. (QS. An-Nis (4) : 29)

5. Saling menguntungkan
Tujuan ekonomi Islam adalah memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi diri
dan orang lain dengan cara yang diridai Allah SWT. Dalam hal ini bahwa aktivitas
ekonomi dalam Islam harus bisa memberikan keuntungan bagi semua orang. Islam tidak
membenarkan aktivitas ekonomi yang hanya menguntungkan satu pihak tertentu,
sementara pihak lain dirugikan. Prinsip keadilan dijunjung tinggi dalam ekonomi Islam.
B. Praktik Ekonomi Islam
Adapun praktik ekonomi Islam antara lain sebagai berikut.
1. Jual beli
a. Pengertian jual beli
Dalam bahasa Arab, jual beli disebut al-bai )(, yaitu transaksi tukar menukar
barang dengan rukun dan syarat tertentu yang mengakibatkan perpindahan hak milik.
Dalam praktiknya, jual beli ada yang dilakukan secara barter dan ada yang
menggunakan alat tukar berupa uang. Sistem barter berlaku sebelum manusia
mengenal alat tukar seperti uang.
Allah SWT. berfirman sebagaimana dalam ayat berikut.



Artinya:
Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat Jum'at, maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. (QS. Al-
Jumuah (62) : 9)
2. Sewa menyewa
a. Pengertian sewa menyewa
Dalam bahasa Arab, sewa menyewa disebut Al-Ijarah ) (yaitu suatu
kesepakatan antara pemilik barang atau jasa dengan orang yang memanfaatkan barang
atau jasa itu. Kesepakatan tersebut adalah keharusan orang yang memanfaatkan
barang atau jasa (penyewa) memberikan upah atau pengganti kepada pemilik barang
atau jasa yang dimanfaatkan tersebut.
Di dalam Al-Quran, istilah sewa menyewa atau kata ijarah digunakan ketika
menceritakan kisah Nabi Musa as. dengan keluarga penggembala. Hal itu
sebagaimana terlihat pada ayat berikut.

( : )

Artinya:
Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita)
ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. (QS. Al-Qaa (28) : 26)
3. Pinjam meminjam
a. Pengertian pinjam meminjam
Dalam bahasa Arab, pinjam meminjam disebut Al-riyah )(yaitu
memberi manfaat suatu barang atau jasa tanpa imbalan. Dari pengertian tersebut,
dapat dipahami bahwa pinjam meminjam merupakan transaksi yang tidak berorientasi
pada keuntungan bagi pemilik barang atau jasa. Motif orang yang meminjamkan
barang atau jasa semata-mata untuk menolong sesama. Hal itu sebagai manifestai
perintah Allah SWT. agar orang-orang beriman saling menolong dalam kebaikan.
Allah SWT. berfirman sebagaimana dalam ayat berikut.
( : )
Artinya:
Dan tolong-menolonglah kalian dalam kebajikan dan takwa. Dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. (QS. Al-Midah (5) : 2)
4. Gadai
a. Pengertian gadai
Dalam bahasa Arab, gadai disebut Ar-Rahnu ( ), yaitu meminjam uang
dalam batas waktu tertentu disertai dengan jaminan. Barang yang dijadikan jaminan

itu disebut Al-Qirau ) .


(
Sejak zaman Nabi Muhammad saw., praktik gadai sudah ada. Umumnya,
barang yang digadikan sebagai jaminan berupa hewan atau binatang piaraan. Abu
Daud meriwayatkan sebuah hadis yang menjelaskan praktik gadai sebagaimana dalam
hadis berikut ini.



) (

Artinya:

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda, Jika digadaikan, maka susu
hewan boleh diperah sesuai dengan nafkah yang diberikan kepada hewan tersebut,
dan hewan itu boleh dimanfaatkan. Orang yang memanfaatkan hewan itu dan
memerahnya wajib memberikan nafkahnya. (HR. Abu Daud)

5. Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf


Zakat, infak, sedekah, dan wakaf atau ziswa merupakan bagian dari praktik
ekonomi Islam. Yang membedakan ziswa dengan praktik-praktik lainnya adalah pada
motifnya. Ziswa adalah pemberian murni yang diniatkan untuk mendermakan harta
dijalan Allah SWT. tanpa mengharapkan imbalan apapun selain pahala dari Allah
SWT.
Sedekah, infak, dan wakaf hukumnya adalah sunah muakad. Sedangkan zakat
hukumnya wajib. Perintah untuk mendermakan harta di jalan Allah SWT. terdapat di
berbagai surah di dalam Al-Quran. Demikian juga hadis-hadis banyak yang
menjelaskan sekaligus memerintahkan agar mendermakan harta di jalan Allah SWT.
C. Lembaga Ekonomi Islam
Dari masa masa ke masa, lembaga-lembaga ekonomi Islam mengalami perkembangan
yang cukup meyakinkan. Berikut ini adalah sebagian lembaga ekonomi Islam yang
berkembang di Indonesia.
1. Baitul Mal wa Tamwil
Baitul mal wa tamwil merupakan lembaga ekonomi yang pertama kali dikenal
dalam sejarah Islam. Lembaga ini didirikan langsung oleh Rasulullah saw. setelah
berdirinya pemerintahan Islam di Madinah. Lembaga ini didirikan dengan misi
membangun perekonomian umat yang bertujuan memberikan kesejahteraan bagi
masyarakat Madinah waktu itu.
2. Perbankan syariah
Perbankan syariah termasuk lembaga ekonomi Islam yang bergerak di bidang
jasa keuangan. Perbankan syariah memerankan fungsi bank pada umumnya. Hanya
saja, sistem perbankan syariah merujuk pada prinsip ekonomi Islam. Perbankan
syariah meninggalkan beberapa sistem yang diterapkan dalam perbankan
konvensional seperti suku bunga, pembiayaan usaha yang haram, adanya spekulasi
dan ketidak jelasan sistem yang menimbulkan praktik penipuan.
3. Koperasi syariah
Koperasi syariah termasuk salah satu lembaga ekonomi Islam. Koperasi
syariah adalah lembaga ekonomi yang didirikan oleh swadaya yang memiliki tujuan
yang sama, dan menjalankan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi Islam.
Koperasi syariah didirikan untuk memberikan kesejahteraan khususnya bagi anggota
koperasi itu dan bagi umat Islam secara umum.
4. Pegadaian syariah
Pegadaian syariah adalah lembaga ekonomi yang bergerak di bidang jasa
keuangan. Cara kerja pegadaian syariah adalah memberikan pinjaman uang dengan
menahan barang tertentu sebagai jaminan dari peminjam. Cara kerja tersebut dengan
tetap mengacu pada prinsip-prinsip ekonomi Islam.
5. Reksadana syariah
Reksadana syariah adalah lembaga ekonomi yang bergerak di bidang
keuangan. Cara kerja reksadana adalah menampung dana dari masyarakat, lalu dana
tersebut diinvestasikan oleh pengelola yang disebut Manajer Investasi ke dalam
bentuk portofolio yang biasanya dimiliki oleh perusahaan baik miliki pribadi maupun
perusahaan milik kelompok. Cara kerja tersebut dengan tetap mengacu pada prinsip-
prinsip ekonomi Islam.
6. Takaful syariah
Takaful syariah atau asuransi syariah adalah lembaga ekonomi Islam yang
bergerak di bidang layanan pemberi jaminan dengan imbalan tertentu. Jaminan yang
dimaksud biasanya berupa jaminan kesehatan, jiwa, properti atau kendaraan. Cara
kerja lembaga asuransi adalah memberi jaminan kepada orang yang secara sah
mengikatkan dirinya sebagai konsumen lembaga asuransi, yang memiliki kewajiban
membayarkan sejumlah uang dalam setiap bulannya.

F. Metode Pembelajaran
Saintifik
kooperatif
rool play,diskusi, ceramah
G. Kegiatan Pembelajaran

Alokasiw
Kegiatan Deskripsi
aktu
Memberikan salam
Pendahuluan Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk 10 menit
belajar
Alokasiw
Kegiatan Deskripsi
aktu
Menanyakan kehadiran siswa
Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa
Tanya jawab materi sebelumnya
Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point.

Mengamati
Inti 70 menit
- Menyimak bacaan al-Quran yang terkait dengan
pelaksanaan praktik ekonomi dalam Islam di masyarakat
dalam Islam secara individu maupun kelompok.
- Mencermati ketentuan dan tata cara pelaksanaan praktik
ekonomi dalam Islam di masyarakat
Menanya
- Mengajukan pertanyaan tentang ketentuan dan tata cara
praktik ekonomi dalam Islam di masyarakat
Eksperimen/Eksplor
- Diskusi tentang ketentuan dan tata cara pelaksanaan
Praktik ekonomi dalam Islam di masyarakat
- Diskusi mengenai hikmah pelaksanaan Praktik ekonomi
dalam Islam di masyarakat
Assosiasi
- Menyimpulkan ketentuan dan tata cara pelaksanaan
Praktik ekonomi dalam Islam di masyarakat
- Menyimpulkan hikmah ketentuan dan tata cara praktik
ekonomi dalam Islam di masyarakat
Komunikasi
- Menyajikan/melaporkan hasil diskusi tentang ketentuan
ketentuan dan tata cara praktik ekonomi dalam Islam di
masyarak
- Menanggapi hasil presentasi (melengkapi,
mengkonformasi, dan menyanggah).
- Membuat resume pembelajaran di bawah bimbingan guru.
- Berlatih menerapkan ketentuan dan tata cara praktik
ekonomi dalam Islam di masyarakat
Refleksi
- Menampilkan kemampuan menerapkan atketentuan dan
tata cara praktik ekonomi dalam Islam di masyarakat
Menunjukkan sikap menghargai dan menghormati dan jujur
serta terbuka sebagai hasil refleksi pelaksanaan praktik
ekonomi dalam Islam
Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru
Penutup menyimpulkan materi 10 menit
Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan
pembelajaran
Mengucapkan salam
H. Alat (Bahan) / Sumber Belajar:

a. Alat / Bahan : Al Quran

Power point, Video, LCD, Laptop

b. Sumber Belajar : Buku PAI Kls XI Kemdikbud


Al-Quran dan Al-Hadis
Buku tajwid
Kitab tafsir Al-Quran
Buku lain yang menunjang
Multimedia interaktif dan Internet

I. Penilaian

1. Prosedur :
a. Penilaian proses belajar mengajar oleh guru
b. Penilaian hasil belajar (tes lisan/ tertulis berbentuk Esay)
2. Alat Penilaian (Soal terlampir)

Pijoan, Juli 2015

Mengetahui, Guru Mata Pelajaran

Kepala SMAN Titian Teras Pendidkan Agama Islam

H. HARYANTO MIFTAH, S.Pd, M.Pd SALWINSAH, S.Ag


NIP. 19550727 198011 1 002
Lampiran: Format Penilaian Proses bealajar

FORMAT PENGAMATAN SIKAP

Tanggung
Disiplin Peduli Kerja keras
No Nama Siswa jawab

a b c a B C a B c A b c

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
34
35
36
37
39

INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2

1. Disiplin
a. Selalu hadir di kelas tepat waktu
b. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktu
c. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
2. Tanggung jawab
a. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh
b. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah
c. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya
d. Partisipasi dalam kelompok
3. Peduli
a. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkan
b. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah
c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di
sekitarnya
d. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya
4. Kerja keras
a. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh
b. Menunjukkan sikap pantang menyerah
c. Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan
PEDOMAN PENILAIAN:
1. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi awal
dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
2. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.

Tugas
Carilah tulisan tentang sistem ekonomi yang dikenal dan diterapkan di Indonesia!
Setelah itu bandingkan dengan sistem ekonomi Islam seperti yang telah dipelajari.
Menurutmu, apa kelebihan sistem ekonomi Islam bila dibanding dengan sistem ekonomi
lainnya? Uraiakanlah dengan jelas, dan sajikan hasil perbandingan itu dalam bentuk
tabel! Setelah itu diskusikanlah dengan teman-temanmu di kelas di bawah bimbingan
guru!
Observasi
- Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat:
- Isi diskusi bagaimana menerapkankonsep prinsip-prinsip dan praktik ekonomi dalam
Islam
- Memahami prinsip-prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam di masyarakat
Portofolio
- Membuat makalah tentang praktik ekonomi dalam Islam
- Membuat laporan tentang ketentuan syariat Islam dalam masalah ketentuan dan tata
cara praktik ekonomi dalam Islam di masyarakat
Tes
Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal soal pilihan ganda dan uraian

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SMAN Titian Teras Jambi


Kelas / Semester : XI / 2
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Materi Pokok : Dakwah, Tablig, Dan Khotbah
Alokasi Waktu: 4 X 3 Jam Pelajaran
Jumlah Pertemuan : 4 x Pertemuan

A. Kompetensi Inti
(K1) : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
(K2) : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro- aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
(K3) :Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
(K4) :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.10 Memahami pelaksanaan khutbah, tabligh dan dakwah.


4.12 Mempraktikkan khutbah, tabligh, dan dakwah

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.10 Mampu Memahami pelaksanaan khutbah, tabligh dan dakwah.
4.12 Mampu Mempraktikkan khutbah, tabligh, dan dakwah
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, kalian diharapkan dapat:
1. memahami pelaksanaan dakwah, tablig, dan khotbah;
2. mempraktikkan dakwah, tablig, dan khotbah; dan
3. melaksanakan dakwah.

E. Materi Ajar

A. Dakwah
1. Pengertian

Menurut bahasa, dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da - yad - dawatan (

- - ) , artinya mengajak, memanggil, menyeru, atau berdoa. Menurut


istilah, dakwah berarti mengajak orang untuk berbuat kebaikan dan meninggalkan
kejelekan, agar kehidupan menjadi semakin baik.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa dakwah adalah aktivitas mengajak manusia
agar menjadi orang beriman dan mengerjakan amal saleh. Dalam sehari-hari, aktivitas
dakwah sering diterjemahkan menjadi aktivitas amar maruf dan nahyi munkar, artinya
menyuruh pada kebaikan dan mencegah dari kemunkaran.
2. Dasar Hukum Dakwah

Dakwah merupakan salah satu kewajiban yang dibebankan kepada orang beriman.
Di dalam Al-Quran, banyak ayat-ayat yang menjelaskan keharusan orang beriman
berdakwah, yaitu mengajak manusia agar menaati Allah SWT. dan rasul-Nya, selalu
berbuat kebaikan, dan meninggalkan segala keburukan. Salah satu diantara ayat tersebut
adalah sebagai berikut.



( : )
Artinya:
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. Dan merekalah orang-
orang yang beruntung. (QS. li Imrn (3) : 104)
Ayat tersebut merupakan perintah berdakwah, sekaligus menjelaskan hakikat dakwah
adalah mengajak manusia agar berbuat kebaikan dan mencegahnya dari segala
keburukan. Kemudian Allah SWT. menyebutkan bahwa orang-orang yang melakukan
dakwah adalah orang-orang yang akan memperoleh keberuntungan dari Allah SWT.
Di dalam hadis juga banyak sabda Rasulullah saw. yang menjelaskan keharusan umat
Islam melaksanakan dakwah. Salah satunya sebagaimana hadis berikut ini.


) (
Artinya:

Dari Abu Said Al-Khudri ra. berkata, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda,
Barang siapa melihat kemunkaran, hendaklah mengubahnya dengan tangannya
(kekuasaan). Jika tidak mampu, ubahlah dengan lisan. Jika tidak mampu juga, ubahlah
dengan hati, dan yang demikian itu selemah-lemahnya iman.
(HR. Muslim)
Dalam hadis tersebut, konteks dakwah adalah mengubah kemunkaran, yaitu
menghilangkan segala bentuk kemunkaran dengan cara-cara yang sesuai dengan
kemampuan. Secara gamblang Rasulullah saw. menyebutkan cara yang harus ditempuh
dalam berdakwah. Yaitu jika mampu dengan kekuasaan, maka dakwah dilakukan dengan
kekuasaan itu. Jika dengan kekuasaan tidak mampu karena tidak memiliki kekuasaan,
maka dakwah dilakukan dengan memberikan nasihat. Jika kedua cara itu tidak mampu
juga, cukuplah dengan tidak ikut-ikutan dalam kemunkaran. Tidak terlibat dalam
perbutaan yang munkar merupakan bentuk dakwah yang paling rendah tingkatannya.
3. Bentuk-bentuk Dakwah
Merujuk pada pengertian dakwah seperti dijelaskan di atas, dakwah tidak terbatas
dengan cara tertentu. Karena hakikat dakwah adalah mengajak orang-orang agar
melakukan kebaikan dan mencegahnya dari keburukan. Sehingga dakwah dapat
dilakukan dengan berbagai cara, sesuai dengan kondisi orang orang yang didakwahi,
sesuai dengan orang yang berdakwah, dan sesuai dengan tuntutan zaman.
Secara rinci, bentuk dakwah dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Berdasarkan caranya.
Dari caranya, dakwah ada yang dilakukan dengan lisan, tulisan, dan perbuatan.
a. Dakwah dengan lisan (dakwah bil lisan) misalnya memberikan nasihat seperti
ceramah, atau pengajian-pengajian.
b. Dakwah dengan tulisan (dakwah bil kitabah) misalnya menulis buku; cerpen,
novel, artikel untuk majalah, koran, buletin, jurnal, dan lain sebagainya.
c. Dakwah dengan perbuatan (dakwah bil hal) misalnya gotong royong
membangun Masjid, memberikan santunan kepada yatim dan duafa,
memberikan beasiswa, menyelenggarakan khitanan massal, melaksanakan
salat Id di tanah lapang, menyelenggarakan salat istisqa pada musim kemarau,
dan lain sebagainya.

2) Berdasarkan pelakunya.
Berdasarkan pelakunya, dakwah dapat dilakukan oleh siapapun, tidak hanya ulama,
kiai, atau ustaz. Akan tetapi, semua umat Islam dari berbagai kalangan dan latar
belakang, laki-laki maupun perempuan, kiai maupun santri, guru maupun pelajar,
orang tua maupun ank-anak, orang kaya maupun orang miskin, semuanya bisa
melakukan dakwah, sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Orang yang pandai berkomunikasi dan retorika, ia bisa berdakwah dengan cara
ceramah. Orang yang pandai menulis, ia bisa berdakwah dengan tulisan. Orang yang
memiliki harta lebih, ia bisa berdakwah dengan hartanya, seperti memberikan
beasiswa kepada para pelajar yang berpotensi. Demikian seterusnya.
3) Berdasarkan waktu dan tempatnya.
Berdasarkan waktu dan tempatnya, dakwah dapat dilakukan kapan dan di mana saja.
Sepanjang memungkinkan dan tidak ada halangan, dakwah dapat terus dilakukan.
Karena berdakwah tidak dibatasi waktu dan tempat. Apalagi jika mendesak, maka
pada saat itulah dakwah dilakukan.
4) Berdasarkan objeknya, dakwah dapat dilakukan kepada individu, atau komunitas.
Dakwah tidak hanya dilakukan kepada masyarakat, komunitas, atau golongan. Akan
tetapi, dakwah dapat dilakukan dengan obyek yang terbtas. Yaitu bisa kepada
seseorang, anggota keluarga; adik, kakak, ayah, ibu, dan seterusnya; dan yang lainnya.
Berdasarkan uraian tersebut, dakwah bersifat fleksibel, dapat dilakukan
dengan cara apapun, kapan dan di manapun, dan dapat dilakukan oleh siapapun, tentunya
sesuai dengan kemampuan atau keterampilannya masing-masing. Jadi, semua orang
memiliki kewajiban yang sama untuk berdakwah. Dan karenanya tidak ada alasan untuk
tidak berdakwah.
4. Sarana Dakwah

Dakwah memiliki pengertian yang sangat luas. Sehingga dakwah dapat


dilakukan dengan berbagai cara. Demikian juga objeknya. Hampir semua aspek
kehidupan manusia merupakan objek dakwah. Sebagaimana sifat Islam yang berlaku
secara universal, yaitu diperuntukkan bagi seluruh manusia tanpa memandang latar
belakang. Dakwah menyebarkan Islam juga harus berlaku universal, menyentuh
semua lapisan masyarakat, golongan, budaya, dan segala aspek kehidupan.

Sejarah mencatat, perkembangan Islam yang begitu cepat menyebar ke


berbagai wilayah di penjuru dunia merupakan hasil dakwah yang dilakukan para
pejuang Islam. Dakwah yang dilakukan itu tidak hanya dengan satu atau dua cara,
tidak hanya dalam satu atau dua bidang. Akan tetapi, hampir semua bidang kehidupan
manusia meruapakan lahan dakwah.

Adapun beberapa bidang yang menjadi sarana dan lahan dakwah antara lain
sebagai berikut.

1. Kebudayaan
2. Pendidikan
3. Politik
4. Seni
5. Ekonomi
6. Sosial

5. Etika Berdakwah

Berdakwah merupakan salah satu aktivitas yang terikat oleh etika, sehingga tidak
boleh dikerjakan dengan semaunya. Hal itu tiada lain agar dakwah yang dilakukan
mendapat hasil yang maksimal, yaitu hasil yang sesuai dengan harapan. Allah SWT.
menjelaskan etika berdakwah sebagaimana ayat berikut ini.





Artinya:

Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang baik. Dan debatlah
mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu lebih mengetahui siapa
yang tersesat dari jalannya. Dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk. (QS. An-Nal (16) : 125 )
Berdasarkan ayat tersebut, etika berdakwah ada 3 (tiga) macam, yaitu sebagai berikut.
1) Dakwah harus dilakukan dengan cara yang bijak.
2) Esensi dakwah adalah memberikan nasihat yang baik.
3) Jika ada yang mendebat dakwah, maka harus didebat lagi dengan cara yang baik.
B. Tablig

1. Pengertian

Tablig merupakan salah satu bentuk dakwah. Yaitu mengajak manusia untuk berbuat
kebaikan dan mencegah dari keburukan. Dalam praktinya, tablig menitik beratkan pada
menyampaikan, mengajarkan, atau menyebarkan.

Menurut bahasa, tablig berasal dari bahasa Arab, yaitu ballaga-yaballigu-tablgan (


) artinya menyampaikan. Menurut istilah, tablig adalah menyampaikan ajaran

Allah SWT. kepada manusia agar mengikuti dan melaksanakan ajaran yang disampaikan
itu. Dengan demikian, tablig berarti menyampaikan ajaran Allah SWT. yang dibawa oleh
Rasulullah saw. Tugas Rasulullah saw. menyebarkan Islam yang telah berakhir
dilanjutkan oleh umatnya.
Tablig merupakan bagian yang sangat penting dalam Islam. Rasulullah saw. dan para
sahabat telah melaksanakan tablig untuk mengenalkan ajaran Islam kepada masyarakat
Quraisy, lalu ke berbagai pelosok negeri. Hasilnya, banyak manusia yang mengetahui dan
memeluk Islam. Tanpa kegiatan tablig, ajaran Islam tidak akan tersebar, dan hanya
diketahui oleh segelintir orang.
2. Dasar Hukum Tablig
Di dalam Al-Quran, banyak ayat-ayat yang menyebut kalimat tablig. Satu
diantaranya adalah sebagai berikut.



( : )

Artinya:
Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak
kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-
Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (QS. Al-Midah (5) : 67)
Ayat tersebut secara khusus ditujukan kepada Rasulullah saw. yang diberi tugas
untuk menyampaikan ajaran Allah SWT., menyebarkan agama agar manusia beragama
dengan agama yang bersumber dari Allah SWT., yaitu agama Islam yang mengajarkan
berbuat kebaikan dan meninggalkan perbuatan buruk. Meski demikian, umat Islam
sebagai pengikut rasul juga memiliki kewajiban yang sama untuk menyebarkan agama
yang dibawa oleh Rasulullah saw. Oleh karena itu, kaum muslimin memiliki kewajiban
untuk melaksanakan tablig.
Mempertegas hal itu, Rasulullah saw. memerintahkan kepada para sahabatnya
untuk menyebarkan ajaran yang dibawa oleh beliau. Hal itu seperti disebutkan dalam
hadis berikut ini.


) (



Artinya :
Dari Abdullah bin Amr bahwasanya Nabi saw. bersabda, Sampaikanlah dariku
walaupun hanya satu ayat. Dan ceritakanlah tentang Bani Israil dengan tidak
berlebihan...(HR. Bukhari)
3. Bentuk Tablig
Merujuk pada pengertian tablig seperti dijelaskan sebelumnya, bentuk tablig dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1) Tablig melalui lisan
2) Tablig melalui tulisan
C. Khotbah
1. Pengertian Khotbah
Dari tinjauan bahasa, khotbah berasal dari bahasa Arab, yaitu khataba yakhtubu

khutbatan ( ) , artinya berbicara atau pidato. Dalam wikipedia bahasa


Indonesia, pidato diartikan dengan kegiatan berbicara di depan umum. Dalam konteks
Islam, khotbah berarti menyebarkan, menyampaikan, atau mengajarkan Islam secara
lisan. Dengan demikian, khotbah memiliki arti khusus, yaitu menyampaikan sesuatu
secara lisan di depan umum.
Khotbah merupakan bagian dari tablig. Bedanya, tablig dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu melalui lisan dan tulisan. Sedangkan khotbah terbatas, yaitu hanya melalui
lisan saja, seperti khotbah jumat, khotbah Id, khotbah nikah, dan lain sebagainya. Dalam
praktiknya, khotbah ada yang terikat dengan syarat-syarat tertentu, ada pula yang
dilakukan tanpa terikat oleh syarat-syarat tertentu.
2. Khotbah Jumat
Khotbah yang terikat dengan syarat-syarat tertentu diantaranya adalah khotbah
jumat. Adapun ketentuan khotbah jumat adalah sebagai berikut.
1) Rukun
Rukun pada khotbah jumat yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut.

a. Membaca hamdalah;
b. Membaca salawat atas nabi;
c. Membaca syahadat;
d. Berwasiat takwa dengan cara menyampaikan materi khotbah; dan
e. Membaca doa untuk muslimin (pada khotbah akhir).
2) Syarat
Syarat yang harus dipenuhi dalm khotbah jumat adalah sebagai berikut.
a. Khotbah dimulai setelah masuk waktu zuhur;
b. Khotbah dilaksanakan sambil berdiri;
c. Khotbah dilaksanakan dengan tertib;
d. Khotbah dilaksanakan dua kali (khotbah pertama dan kedua);
e. Khotbah disampaikan dengan bahasa yang dimengerti oleh jamaah; dan
f. Antara khotbah pertama dan kedua diberi jeda (duduk)
3) Sunah
Dalam melaksanakan khotbah, ada beberapa hal yang dianjurkan untuk dikerjakan,
yaitu sebagai berikut.
a. Diawali dan diakhiri dengan salam;
b. Khotbah dilakukan di atas mimbar;
c. Khotbah dilaksanakan tidak terlalu panjang; dan
d. Menertibkan 3 rukun yaitu hamdalah, salawat dan materi khotbah.
4) Syarat Khatib
Khotbah jumat harus disampaikan oleh orang yang telah memenuhi syarat khatib,
yaitu sebagai berikut.
a. Laki-laki dewasa;
b. Sehat jasmani dan rohani;
c. Suci dari najis dan hadas;
d. Menutup aurat;
e. Menghadap jamaah ( saat berkhotbah );
f. Mampu berkhotbah sesuai dengan syarat dan rukunnya; dan
g. Menguasai materi khotbah.

3. Praktik Khotbah Jumat


Khotbah jumat terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pertama dan bagian kedua.
Berikut ini adalah praktiknya.
1) Khotbah pertama
a. Khatib berdiri di atas mimbar dan mengucapkan salam.
b. Khatib duduk, sambil mendengarkan azan.
c. Setelah azan dikumandangkan, khatib berdiri lagi lalu membaca hamdalah
(rukun khobah pertama).
d. Setelah membaca hamdalah, dilanjutkan membaca syahadatain dan salawat
kepada nabi.
e. Menyampaikan materi khotbah, di dalamnya ada pesan agar kaum muslimin
bertakwa. (Khotbah sebaiknya tidak panjang, tetapi jelas dan padat).
f. Duduk sebentar di antara dua khotbah.

2) Khotbah kedua
a. Khatib berdiri lagi, lalu membaca hamdalah.
b. Dilanjutkan membaca syahadatain dan salawat kepada nabi.
c. Melanjutkan khotbah jika materi khotbah masih ada.
d. Membaca doa untuk kaum muslimin.
e. Membaca penutup khotbah, dan dilanjutkan turun dari mimbar, kemudian
melaksanakan salat jumat berjamaah.

D. Melaksanakan Dakwah
Sebelum melaksanakan dakwah, terutama dalam bentuk khotbah, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut.
1. Memahami obyek dakwah
Obyek dakwah disebut madu, yaitu orang-orang yang didakwahi. Sebelum
dakwah dilaksanakan, terlebih dahulu kondisi madu harus dipahami. Memahami
madu sangat penting, agar dakwah dapat dijalankan dengan baik, dan mendapat
hasil yang maksimal. Adapun yang harus dipahami dari madu antara lain sebagai
berikut.
a. Karakter
b. Taraf pendidikan
c. Pengetahuan terhadap agama
2. Menguasai materi dakwah
3. Memahami etika dakwah
a. Dakwah harus disampaikan dengan cara yang bijak.
b. Materi dakwah merupakan nasihat yang baik, yaitu ajakan berbuat baik dan
meninggalkan keburukan.
c. Dakwah disampaikan secara ilmiah.
d. Perilaku dai harus mencerminkan dakwah yang disampaikannya, yaitu ajaran
Islam.
4. Mempersiapkan dakwah
Beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum melaksanakan dakwah antara lain
sebagai berikut.
a. Menyiapkan materi dakwah
b. Menyiapkan mental
Adapun upaya untuk menumbuhkan percaya diri dapat dilakukan antara lain
dengan beberapa hal berikut.
(1).Berdoa terlebih dahulu;
(2).Tersenyum;
(3).Menatap mata/wajah jamaah;
(4).Mengatur atau mengubah-ubah intonasi suara;
(5).Disertai dengan gerakan tangan;
(6).Tampil dengan pakaian yang terbaik; dan
(7).Berbicara dengan perlahan tapi bukan suara pelan.

E. Menyusun Naskah Khotbah


Khotbah pada umumnya terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu pembukaan, isi/materi, dan
penutup.
1. Bagian pembukaan
Bagian pembukaan ini terdiri dari:
a. Ungkapan syukur kepada Allah SWT. biasanya diungkapkan dengan kalimat
tahmid;
b. Ucapan dua kalimat syahadat;
c. Salawat atas Nabi Muhammad saw.; dan
d. Kalimat pembuka untuk memusatkan perhatian jamaah.
2. Bagian isi (materi)
Bagian ini merupakan inti dari rangkaian khotbah. Pada bagian inilah pokok-
pokok materi disampaikan. Materi tersebut bisa berisi pembahasan seputar akidah,
syariah baik ibadah maupun muamalah, akhlak dan yang lainnya.
3. Bagian penutup
Bagian ini merupakan bagian akhir dari rangkaian khotbah. Diiringi dengan doa
dan harapan-harapan lainnya yang disampaikan kepada Allah SWT.

F. Metode Pembelajaran
Saintifik
kooperatif
rool play,diskusi, ceramah

G. Kegiatan Pembelajaran

Alokasiw
Kegiatan Deskripsi
aktu
Memberikan salam
Pendahuluan Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk 10 menit
belajar
Menanyakan kehadiran siswa
Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa
Tanya jawab materi sebelumnya
Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point.

Mengamati
Inti 70 menit
- Menyimak bacaan al-Quran yang terkait dengan
pelaksanaan khutbah, tabligh dan dakwah di masyarakat
dalam Islam secara individu maupun kelompok.
- Mencermati ketentuan dan tata cara pelaksanaan khutbah,
tabligh dan dakwah di masyarakat
Menanya:
- Mengajukan pertanyaan tentang ketentuan dan tata cara
pelaksanaan khutbah, tabligh dan dakwah di masyarakat
Eksperimen/Eksplor
- Diskusi tentang ketentuan dan tata cara pelaksanaan
Alokasiw
Kegiatan Deskripsi
aktu
khutbah, tabligh dan dakwah di masyarakat
- Diskusi mengenai hikmah pelaksanaan khutbah, tabligh
dan dakwah di masyarakat
Assosiasi
- Menyimpulkan ketentuan dan tata cara pelaksanaan
khutbah, tabligh dan dakwah di masyarakatt
- Menyimpulkan hikmah ketentuan dan tata cara
pelaksanaan khutbah, tabligh dan dakwah di masyarakat
Komunikasi
- Menyajikan/melaporkan hasil diskusi tentang ketentuan
ketentuan dan tata cara pelaksanaan khutbah, tabligh dan
dakwah di masyarakat
- Menanggapi hasil presentasi (melengkapi,
mengkonformasi, dan menyanggah).
- Membuat resume pembelajaran di bawah bimbingan guru.
- Berlatih menerapkan ketentuan dan tata cara pelaksanaan
khutbah, tabligh dan dakwah di masyarakat
Refleksi
- Menampilkan kemampuan menerapkan atketentuan dan
tata cara pelaksanaan khutbah, tabligh dan dakwah di
masyarakat
Menunjukkan sikap menghargai dan menghormati pelaksanaan
khutbah, tabligh dan dakwah di masyarakat
Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru
Penutup menyimpulkan materi 10 menit
Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan
pembelajaran
Mengucapkan salam

H. Alat (Bahan) / Sumber Belajar:

a. Alat / Bahan : Al Quran

Power point, Video, LCD, Laptop

b. Sumber Belajar : Buku PAI Kls XI Kemdikbud


Al-Quran dan Al-Hadis
Buku tajwid
Kitab tafsir Al-Quran
Buku lain yang menunjang
Multimedia interaktif dan Internet
I. Penilaian

1. Prosedur :
a. Penilaian proses belajar mengajar oleh guru
b. Penilaian hasil belajar (tes lisan/ tertulis berbentuk Esay)
2. Alat Penilaian (Soal terlampir)

Pijoan, Juli 2015

Mengetahui, Guru Mata Pelajaran

Kepala SMAN Titian Teras Pendidkan Agama Islam

H. HARYANTO MIFTAH, S.Pd, M.Pd SALWINSAH, S.Ag


NIP. 19550727 198011 1 002
Lampiran : Format Penilaian Proses bealajar

FORMAT PENGAMATAN SIKAP

Tanggung
Disiplin Peduli Kerja keras
No Nama Siswa jawab

a b c a B C a B c A b c

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
34
35
36
37
39

INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2

1. Disiplin
a. Selalu hadir di kelas tepat waktu
b. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktu
c. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
2. Tanggung jawab
a. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh
b. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah
c. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya
d. Partisipasi dalam kelompok
3. Peduli
a. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkan
b. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah
c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di
sekitarnya
d. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya
4. Kerja keras
a. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh
b. Menunjukkan sikap pantang menyerah
c. Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan
PEDOMAN PENILAIAN:
1. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi awal
dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
2. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.

Tugas
Dakwah adalah aktivitas yang sangat mulia dan memiliki keutamaan yang sangat besar.
Carilah tulisan tentang keutamaan dakwah, lalu buat ringkasannya. Setelah itu,
bandingkan dengan hasil temanmu, lalu diskusikan dengan bimbingan guru.

Observasi
- Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat:
- Isi diskusi bagaimana membuat konsep khutbah, tabligh dan dakwah
- Memahami sikap menghormati dan menghargai pelaksanaan khutbah, tabligh dan
dakwah di masyarakat

Portofolio
- Membuat konsep khutbah, tabligh dan dakwah
- Membuat laporan tentang ketentuan syariat Islam dalam masalah ketentuan dan tata
cara pelaksanaan khutbah, tabligh dan dakwah di masyarakat

Tes
Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal-soal pilihan ganda dan uraian

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SMAN Titian Teras Jambi


Kelas / Semester : XI / 2
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Materi Pokok : Perkembangan Islam Abad Modern.
Alokasi Waktu: 3 X 3 Jam Pelajaran
Jumlah Pertemuan : 3 x Pertemuan
A. Kompetensi Inti
(K1) : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
(K2) : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro- aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
(K3) :Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
(K4) :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.12 Menelaah perkembangan Islam pada masa modern (1800- sekarang).


4.14 Mendiskripsikan perkembangan Islam pada masa medern (1800-sekarang)
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.12 Mampu Menelaah perkembangan Islam pada masa modern (1800- sekarang).
4.14 mampu Mendiskripsikan perkembangan Islam pada masa medern (1800-sekarang)

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, kalian diharapkan dapat:
1. menjelaskan perkembangan Islam pada masa modern;
2. menyebutkan tokoh-tokoh Islam pada masa modern dan pemikirannya; dan
3. menjelaskan gerakan modernisasi Islam di Indonesia.

E. Materi Ajar
Pasca runtuhnya Daulah Bani Abbasiyah, peradaban Islam muncul dalam skala yang kecil,
seperti yang terlihat pada abad pertengahan di Turki. Namun tak lama setelah itu, Khilafah
Turki Usmani pun hancur yang menyebabkan peradaban Islam tenggelam. Peradadan Islam
kian terkubur ketika bangsa-bangsa Barat dan Eropa mulai menemukan masa kejayaannya.
Mereka bangkit dan menjelma menjadi negara-negara adidaya, dengan penguasaan sains dan
teknologi yang sangat canggih, melebihi kecanggihan yang pernah ditemukan peradaban
Islam. Upaya untuk mengejar ketertinggalan itu, ada diantara umat Islam yang bergerak,
mengingatkan, mengajak, sampai beraksi untuk bangkit demi meraih kembali kejayaan Islam.
Upaya itu mulai dilakukan memasuki abad 19 yang ditandai dengan munculnya gerakan
pembaruan Islam. Kemunculan para mujadid itu, menjadi tonggak awal kebangkitan
peradaban Islam yang tengah dinanti.

A. Tokoh modernisasi Islam

Memasuki akhir abad 18, peradaban Islam kian tenggelam menyusul kemajuan yang
dicapai negara-negara Barat dan Eropa di berbagai bidang. Gerakan renaissance yang telah
lama bergema telah berhasil membangunkan negara-negara Barat dan Eropa dan bangkit
menjadi negara-negara adidaya dengan peradabannya yang cemerlang. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sebelumnya pernah ditorehkan oleh masyarakat Islam
beralih dikuasai negara-negara Barat bahkan semakin canggih. Pada saat yang sama, negara-
negara Islam justru ada dalam masa kemunduran dan ketertinggalan dalam hampir semua
bidang.

Kemajuan yang dicapai oleh negara-negara Barat mendorong mereka melakukan


kolonialisasi, menguasai negara-negara Islam dan menjadikannya sebagai negara jajahan.
Satu persatu negara-negara Islam yang sudah tercerai berai jatuh ke tangan para penjajah
negara-negara Barat. Praktis, Islam semakin mengalami keterpurukan. Negara Islam yang
sudah terktak-kotak semakin tidak berdaya menghadapi kekuatan Barat yang sudah jauh
melampaui peradaban Islam pada masa keemasan. Kondisi seperti ini memaksa Islam tunduk
pada sistem kehidupan yang dikendalikan oleh negara-negara Barat, negara-negara yang
secara sistematis melumpuhkan kekuatan Islam. Hal ini diperparah dengan kesadaran umat
Islam terhadap ajaran Islam begitu rendah. Para peneliti Islam menyebutkan, mundurnya
peradaban Islam tidak hanya karena kemajuan peradaban Barat yang cepat. Akan tetapi,
kemunduran peradaban Islam lebih disebabkan oleh masyarakat Islam sendiri yang sudah
mulai meninggalkan ajaran Islam. Bahkan, pemikiran sebagian tokoh Islam yang menyatakan
pintu ijtihad telah tertutup menjadi faktor kuat yang mengakibatkan tumpulnya peradaban
Islam dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi.

Secara rinci, faktor kemunduran peradaban Islam pada masa ini adalah sebagai berikut.

1. Terpecahnya negara Islam pasca runtuhnya kekhilafahan Turki Usmani.


2. Fanatisme dan taklid buta terhadap aliran tarikat.
3. Sikap jumud akibat menutup diri dari ijtihad.
4. Syariat Islam yang tidak lagi dilaksanakan secara penuh.
5. Banyaknya praktik kemusyrikan.

Kondisi umat Islam seperti itulah yang memaksa Islam berjalan di tempat, tidak lagi
melakukan eksplorasi terhadap ilmu pengetahuan, dan akibatnya jauh tertinggal oleh negara-
negara Barat serta menjadi obyek kolonialisasi negara-negara Barat. Pada masa ini, para
penakluk negara-negara Islam semakin leluasa bergerak di wilayah negara-negara Islam.

Penjajahan negara-negara Barat atas dunia Islam yang mempersempit ruang gerak umat
Islam ternyata menimbulkan kesadaran sebagian umat Islam. Di tengah kondisi keterpurukan
umat Islam seperti itu ada orang-orang yang memiliki pemikiran yang cukup kritis menyikapi
kondisi umat Islam. Mereka adalah orang-orang yang memiliki perhatian besar terhadap
nasib umat Islam, dan menghendaki agar umat Islam keluar dari kubang kemunduran,
melawan segala bentuk penjajahan, serta bangkit agar menjadi negara-negara yang berdaulat
dan maju di berbagai bidang. Satu hal yang mereka soroti adalah pola pikir umat Islam yang
dinilai kolot, jauh dari semangat ajaran Islam, dan tidak mencerminkan Islam sebagai agama
dinamis, mampu menyesuaikan diri dengan kondisi zaman seperti apapun. Mereka
menghendaki agar umat Islam melakukan pembaruan, mengejar ketertinggalan di berbagai
bidang, dan meninggalkan gaya hidup yang dapat menghambat kemajuan Islam. Pada
perkembangannya, mereka melakukan gerakan yang disebut tajdid, yaitu gerakan pembaruan
Islam, gerakan modernisasi Islam, atau gerakan yang berupaya mengeluarkan umat Islam dari
kejumudan, agar umat Islam kembali meraih kejayaan.

Dalam catatan para sejarawan, gerakan tajdid dilakukan di berbagai negara Islam, pada
masa yang hampir bersamaan, dan dengan cara yang beragam. Pada dasarnya, gerakan tajdid
dilakukan oleh orang-orang yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, pengaruh
yang besar, dan memiliki jaringan yang kuat. Mereka lah yang kemudian disebut sebagai
mujadid, yaitu orang yang melakukan pembaruan Islam.

Gerakan pembaruan Islam ini terutama terjadi di negara-negara Timur Tengah. Adapun
para mujadid yang melakukan permbaruan dalam Islam dan pemikirannya antara lain sebagai
berikut.

1. Muhammad bin Abdul Wahhab


a. Biografi
Muhammad bin Abdul Wahhab lahir pada tahun 1701 M. di Uyainah, Najd,
suatu daerah yang berada di sebelah Barat Laut kota Riyad. Ia merupakan keturunan
keluarga ulama. Ayahnya yang bernama Abdul Wahhab adalah ulama besar di daerah
Najd. Masyarakat setempat menjadikan keluarga Muhammad bin Abdul Wahhab
sebagai tempat meminta fatwa dalam urusan agama. Bahkan, salah seorang
saudaranya merupakan mufti besar di Najd.
Sebagaimana umumnya keluarga ulama, Muhammad bin Abdul Wahhab
dididik oleh kedua orang tuanya dengan pendidikan agama yang sangat ketat.
Pendidikan yang diberikan orang tuanya yang intensif, ditambah kecerdasan
Muhammad bin Abdul Wahhab yang melebihi saudara-saudaranya, dalam usianya
yang relatif masih belia, Muhammad bin Abdul Wahhab telah menguasai beberapa
disiplin ilmu agama. Ketika usianya masih di bawah sepuluh tahun, Muhammad bin
Abdul Wahhab telah hafal Al-Quran.
Melihat kemampuan Muhammad bin Abdul Wahhab yang luar biasa, membuat
Syaikh Abdul Wahhab mengirim anaknya itu ke Mekah, untuk menimba ilmu dari
para ulama Mekah. Selesai belajar di Mekah selama beberapa tahun, Muhammad bin
Abdul Wahhab melanjutkan belajarnya di Madinah, Basrah dan tempat lainnya.
Diantara ulama yang menjadi tempatnya belajar adalah Syaikh Abdullah bin Ibrahim
Said An-Najdi, Syaikh Muhammad Hayah Al-Sindi, Syaikh Muhammad Al-Majmui,
dan Syaikh Abdullah bin Abdullatif Al-Ahsai. Mereka adalah para ulama besar yang
menjadi rujukan umat Islam dalam hidup beragama.
Pada usia 92 tahun, tepatnya pada tahun 1793 M. Muhammad bin Abdul
Wahhab wafat. Selama masa hidupnya ia gunakan untuk belajar, mengajarkan Islam,
berdakwah; mengajak pada kebaikan dan mencegah perbuatan buruk, berjihad, dan
mengabdikan diri membantu pemerintahan Islam untuk menyebarkan Islam.
b. Dakwah dan Pemikiran
Dalam masa pengembaraannya menimba ilmu, terutama di Madinah,
Muhammad bin Abdul Wahhab mendapati umat Islam banyak yang melakukan
praktik-praktik ibadah yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Akidah umat Islam
sudah banyak bercampur dengan pemikiran-pemikiran yang dinilai menyimpang dari
Islam. Bahkan banyak umat Islam yang melakukan praktik kemusyrikan atau ritual
yang mengarah pada tindakan syirik. Salah satu penyimpangan yang dilakukan oleh
umat Islam ialah menjadikan kuburan sebagai tempat meminta. Padahal yang
dibenarkan dalam Islam ialah berziarah ke kuburan untuk mendoakan orang yang
sudah meninggal, dan menjadikannya sebagai pelajaran. Akan tetapi yang dilakukan
umat Isam di sana tidak hanya itu. Mereka menjadikan kuburan sebagai tempat
memohon atau meminta sesuatu. Mereka menjadikan kuburan sebagai benda keramat
yang dianggap dapat menjadi perantara sampainya doa seseorang kepada Allah SWT.
Kondisi seperti inilah yang mendapat perhatian dari Muhammad bin Abdul
Wahhab. Ia kemudian bersama guru, dan para ulama lainnya memulai dakwah. Dalam
dakwahnya itu, Muhammad bin Abdul Wahhab menekankan aspek tauhid, yaitu
upaya mengesakan Allah SWT. Tindakan apapun yang dapat mengotori tauhid tidak
dibenarkan, dan hal itu harus segera dihilangkan. Sehingga setiap ritual atau aktivitas
apapun yang menjurus pada kemusyrikan, khurafat, takhayul, atau ritual yang
termasuk kategori bidah, semuanya didakwahi oleh Muhammad bin Abdul Wahhab.
Muhammad bin Abdul Wahhab mengajak masyarakat yang didakwahinya agar
mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah
saw. tanpa menambah atau menguranginya. Muhammad bin Abdul Wahhab
mengingatkan bahwa menambah atau mengurangi ajaran yang telah disampaikan oleh
Nabi Muhammad saw. adalah bentuk bidah. Sedangkan bidah sebagaimana yang
dijelaskan oleh Rasulullah saw. adalah perbuatan sesat dan dapat menyesatkan umat
Islam.
Secara rinci, pemikiran Muhammad bin Abdul Wahhab adalah sebagai berikut.
1) Keyakinan bahwa Allah SWT. Maha Esa adalah mutlak. Barang siapa yang memiliki
keyakinan yang bertentangan dengan konsep tersebut berarti orang itu telah berbuat
syirik.
2) Sumber ajaran Islam yang mutlak dan otentik hanyalah Al-Quran dan hadis.
Sedangkan sumber yang lain seperti ijmak, qiyas, atau pendapat ulama, hanya
diterima jika sesuai dengan Al-Quran dan hadis.
3) Bersikap taklid kepada ulama tertentu tidak dibenarkan. Umat Islam hanya
dibolehkan berittiba kepada Rasulullah saw. dan mengikuti pendapat ulama yang
sesuai dengan ajaran Al-Quran dan sunah.
4) Pintu ijtihad tetap terbuka, sehingga umat Islam masih dibolehkan mengkaji Al-
Quran dan hadis untuk menetapkan hukum sesuatu yang belum ada ketetapannya.
Dan hal itu sekaligus untuk menunjukkan bahwa Islam adalah agama dinamis, mampu
menyesuaikan dengan tuntutan zaman.
Atas dasar pemikirannya itulah, Muhammad bin Abdul Wahhab menyerukan
agar umat Islam kembali kepada ajaran Al-Quran dan sunah. Menjadikan kedua kitab
tersebut sebagai pedoman dan rujukan dalam segala aspek kehidupan, tidak
menambah atau mengurangi ajaran yang ada di dalamnya, apalagi menyalahi
keduanya. Muhammad bin Abdul Wahhab begitu tegas mengingatkan agar umat Islam
tidak melakukan apapun kecuali berdasarkan petunjuk dari Al-Quran dan hadis. Dan
sebaliknya, Muhammad bin Abdul Wahhab sangat keras dalam melarang perbuatan-
perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Al-Quran dan hadis.

Dalam masalah pendidikan, Muhammad bin Abdul Wahhab mengingatkan


agar umat Islam mengajarkan pendidikan
TAHUKAH tauhid kepada anak-anaknya sejak dini.
ANDA?
Gerakan dakwah
Pendidikan yangdiajarkan
tauhid perlu dibawa oleh Muhammad
kepada binagar
para pelajar Abdul Wahhab
setelah bukanlah
dewasa umat Islam
gerakan
sudah kuatbaru. Akan tetapi
memegang teguhgerakan tersebutsehingga
ajaran tauhid, merupakan
tidakkelanjutan
lagi terjadidakwah para
pernyimpangan
ulama beragama.
dalam ahlusunah wal jamaah seperti
Muhammad Imam Hanafi,
bin Abdul Wahab Imam Malik, Imam
menghendaki Syafii,
semua lembaga
dan Imam menanamkan
pendidikan Hanbali. Keempat ulama
nilai-nilai tersebut
tauhid padamenekankan agar umat
semua pelajaran yang Islam
diberikan
kembali
kepada kepada ajaran Al-Quran dan sunah, meninggalkan segala bentuk
pelajar.
syirik. Di kemudian hari, gerakan tersebut ada yang menamakannya Wahhabi,
Muwahhidun, Salafi, dan sebagainya. Jadi, gerakan Wahhabi merupakan
penerus pra ulama ahlusunah wal jamaah
2. Jamaludin Al-Afgani
a. Biografi
Jamaludin Al-Afgani atau nama lengkapnya Jamaluddin Al-Afgani As-Sayyid
Muhammad bin Shafdar Al-Husain, lahir pada tahun 1839 M. di Asadabad, Kunar,
Afganistan. Ia memiliki hubungan darah dengan Rasulullah saw. dari jalur Husain bin
Ali bin Abi Talib.
Jamaludin Al-Afgani memulai pendidikannya di tanah kelahirannya, yaitu di
Kabul, Afganistan. Pada usia delapan tahun, ia mulai memperlihatkan kecerdasannya
yang tidak dimiliki oleh siswa lain pada umumnya. Kecerdasannya tidak hanya
terlihat di bidang agama. Akan tetapi, ia begitu pandai dan gemar di bidang
matematika, filsafat, dan sejarah.
Dalam masa pengembaraannya, Jamaludin Al-Afgani pernah menetap di
berbagai negara, antara lain Afganistan, Turki, Iran, Mesir, dan Prancis. Setelah
melakukan banyak gerakan dalam upaya memajukan Islam, pada usia 54 tahun
Jamaludin wafat di Istanbul, Turki.
Jamaludin Al-Afgani mencurahkan segala kemampuannya dan seluruh
waktunya untuk kemajuan Islam. Ia sangat prihatin menyaksikan kondisi Islam yang
berada dalam keterpurukan, tertinggal oleh peradaban agama lain. Apalagi ia
menyaksikan bahwa negara-negara Islam berada dalam penjajahan negara-negara
Barat yang dengan sengaja memperlemah posisi umat Islam. Ia memiliki perhatian
yang besar terhadap dunia politik yang menurutnya sangat berpengaruh terhadap
kekuasaan dan kedaulatan sebuah negara. Pengetahuannya yang luas dalam dunia
politik menjadikannya pernah dipercaya sebagai penasihat Sir Ali Khan. Setelah itu,
ia juga pernah diangkat sebagai perdana menteri. Setelah keterlibatan Inggris dalam
pemerintahan Afganistan, Al-Afgani lebih memilih hijrah ke India. Di India Al-Afgani
tidak bertahan lama. Sebab India pun telah jatuh ke tangan kekuasaan Inggris. Hal ini
memaksa Al-Afgani mencari tempat yang lebih nyaman baginya. Lalu ia pindah ke
Mesir. Mesir tak luput dari rongrongan Inggris sampai akhirnya jatuh di bawah
kekuasaan Inggris. Al-Afgani terpaksa meninggalkan Mesir dan memilih pergi dan
menetap di Prancis.
b. Dakwah dan pemikiran
Jamaludin Al-Afgani terkenal sebagai orang yang memiliki kebencian
terhadap bentuk penjajahan dan para penjajah. Setelah berada di Paris, Jamaludin Al-
Afgani membentuk perkumpulan Al-Urwatul Wusqa, yang kemudian menerbitkan
majalah dengan nama yang sama, yaitu Urwatul Wusqa. Dalam majalah yang
diteribtkannya itu, Al-Afgani menyerukan agar umat Islam di seluruh dunia bersatu
melawan segala bentuk penjajahan yang dilakukan atas negara-negara Islam.
Menurutnya, Islam dapar keluar dari keterpurukan jika dapat bersatu dan
mengenyampingkan tujuan kelompok, meninggalkan perselisihan, dan menghidupkan
ajaran Islam dengan kesungguhan. Upaya untuk menyatukan kekuatan umat Islam itu,
Al-Afgani mengajukan agar umat Islam membentuk ikatan politik sebagai wadah
umat Islam dalam memperjuangkan hak-hak umat Islam dalam pemerintahan. Konsep
ini kemudian dikenal dengan istilah Pan-Islamisme. Pembentukan wadah politik itu
sebagai alat untuk menentang kekuatan politik Barat yang secara sewenang-wenang
memecah belah negara-negara Islam.
Secara rinci, pemikiran Jamaludin Al-Afgani adalah sebagai berikut.
1) Penjajahan terhadap dunia Islam adalah musuh umat bersama.
2) Umat Islam harus bersatu dan menentang segala bentuk penjajahan.
3) Untuk menghadapi penjajah, umat Islam harus bersatu.
4) Untuk menghadapi perkambangan zaman, umat Islam harus melakukan ijtihad,
sehingga tidak dibenarkan jika pintu ijtihad telah tertutup.
5) Sistem pemerintahan otokrasi harus diubah menjadi sistem demokrasi. Hal itu
untuk menyesuaikan dengan tuntutan zaman yang menghendaki pemerintahan ada
dalam kontrol rakyat.
6) Politik tidak bisa dispisahkan dari agama.
Menurut Al-Afgani, agar umat Islam dapat bersatu untuk menentang segala
bentuk penjajahan dan mengusir para penjajah dari negara-negara Islam, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut.
1) Umat Islam harus kembali kepada ajaran Al-Quran dan sunah.
2) Akidah umat Islam harus dibersihkan dari kepercayaan-kepercayaan takhayul,
khurafat dan segala bentuk bidah.
3) Umat Islam harus memegang teguh prinsip bahwa semua manusia memiliki hak
yang sama untuk bisa merdeka dan maju.
4) Setiap generasi harus memiliki sekelompok orang-orang yang memiliki kelebihan
untuk mengajarkan ilmu yang dimilikinya kepada umat Islam secara umum.
3. Muhammad Abduh
a. Biografi
Muhammad Abduh lahir pada tahun 1849 M. di Mesir, tepatnya di Propinsi
Gharbia. Ia merupakan anak dari Abduh bin Hasan Khairullah. Ibunya bernama
Junainah. Ia memiliki hubungan darah dengan Umar bin Khattab. Kedua orang tua
Muhammad Abduh termasuk keluarga sederhana, yang sehari-harinya berprofesi
sebagai petani. Mereka pun dikenal taat dalam menjalankan ajaran Islam. Tidak hanya
itu, mereka juga dikenal cinta ilmu pengetahuan.
Abduh memulai pendidikannya dengan mempelajari Al-Quran. Kedua orang
tuanya yang mengarahkan Abduh agar gemar membaca dan mempelajari Al-Quran.
Setelah kemampuannya dalam membaca Al-Quran bagus, Abduh kemudian dikirim
kepada seorang ulama hafiz. Di sana, dalam waktu kurang dari dua tahun, tepatnya
ketika berusia dua belas tahun, Muhammad Abduh berhasil hafal Al-Quran. Pada
tahun 1877 M., Muhammad Abduh mulai mengajar di Al-Azhar, Darul Ulum, dan di
rumahnya sendiri. Ia pun kemudian melibatkan diri dalam politik Mesir.
b. Dakwah dan Pemikiran
Muhammad Abduh memulai kariernya sebagai seorang pemikir dan pembaru
Islam setelah berkenalan dan bergabung bersama Jamaludin Al-Afgani. Pertemuan
keduanya yang bermula di Mesir berlanjut hingga ke Prancis. Selama di Prancis,
Muhammad Abduh aktif membantu Al-Afgani menerbitkan majalah Urwatul Wusqa.
Karena keterlibatannya dengan Al-Afgani inilah, Muhammad Abduh disebut-sebut
sebagai murid dari Jamaludin Al-Afgani. Hal itu terlihat dari pemikiran Muhammad
Abduh yang sama seperti pemikiran Jamaludin Al-Afgani, terutama dalam bidang
sosial keagamaan dan politik. Muhammad Abduh memandang bahwa umat Islam
perlu melakukan perubahan besar dalam berbagai bidang, agar umat Islam dapat
keluar dari krisis yang selama itu menyelubungi dunia Islam hingga menjadi sasaran
negara-negara barat dan Eropa.
Keterlibatannya dengan Al-Afgani, membuat Muhammad Abduh mengalihkan
perhatian dan sikapnya dari dunia tasawuf ke pergerakan sosial dan politik. Ia sepakat
dengan Al-Afgani bahwa kemunduran umat Islam disebabkan oleh umat Islam sendiri
yang bersikap jumud, tidak mau membuka diri menerima perkembangan ilmu
pengetahuan yang datang dari luar. Hal ini disebabkan keyakinan tertutupnya pintu
ijtihad yang mengakibatkan umat Islam menutup diri dari kemajuan zaman yang
menghendaki adanya pembaruan. Keengganan umat Islam menerima pemikiran dari
luar dan mengubah keadaan menjadi faktor mundurnya umat Islam dalam berbagai
hal. Kritik Muhammad Abduh terhadap umat Islam itu kemudian terkenal dengan
ungkapan Al-Islmu majbun bil muslimn yang artinya bahwa Islam tertutupi oleh
umat Islam sendiri. Maksudnya bahwa Islam tidak maju disebabkan oleh umat Islam
sendiri.
Secara rinci, pemikiran pembaruan Muhammad Abduh antara lain sebagai
berikut.
1) Pintu ijtihad masih terbuka, sehingga umat Islam wajib menggunakan
akalnya untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan.
2) Akal memiliki kedudukan yang tinggi, yang dapat memandu manusia
untuk memperoleh kebenaran.
3) Kekuasaan negara harus dibatasi oleh undang-undang yang dibuat oleh
negara.
4) Harus ada pembaruan pada sistem pendidikan Al-Azhar.
5) Dalam dunia pendidikan, Muhammad Abduh menekankan agar pendidikan
tidak hanya menonjolkan aspek kecerdasan (kognitif) semata. Akan tetapi,
kecerdasan spiritual (afektif) peserta didik harus lebih dikedepankan.
6) Perempuan memiliki hak yang sama seperti laki-laki, termasuk dalam
memperoleh pendidikan.
4. Rasyid Rida
a. Biografi
Rasyid Rida bernama lengkap Sayyid Muhammad Rasyid Rida bin Ali Rida
bin Muhammad Syamsuddin bin Sayyid Baharuddin bin Sayyid Munla Ali Khalifah
Al-Baghdadi. Beliau dilahirkan di Qalmun, Libanon, pada 1864 M. Ia memiliki
hubungan darah dengan Nabi Muhammad saw. dari jalur Husain bin Ali bin Abi Talib.
Rasyid Rida memulai pendidikannya pada usia tujuh tahun, belajar di sebuah
Madrasah yang berada di desanya. Pelajaran yang diterimanya berkisar pada ilmu-
ilmu agama dan alatnya seperti nahwu, saraf, mantiq, dan yang lainnya. Meski
demikian, ia juga mempelajari ilmu-ilmu yang lain seperti matematika, geografi, dan
bahasa. Pendidikan yang diperoleh di madrasah tersebut membentuk Rasyid Rida
sebagai orang yang sangat zuhud. Ia terkenal sebagai orang yang taat pada aturan dan
berbakti kepada orang tua. Menurut sejarawan, konsep zuhud yang dimunculkan
Imam Gazali melalui kitabnya Ihya Ulumiddin, sangat memengaruhi karakter Rasyid
Rida. Ia pun terlibat dalam dunia tasawuf, dan bergabung bersama aliran Tarikat
Naqsabandiyah. Rasyid Rida wafat pda usia 91 tahun, tepatnya pada tahun 1935 M.
b. Dakwah dan Pemikiran
Rasyid Rida memiliki semangat yang tinggi dalam mempelajari berbagai ilmu
pengetahuan. Kecintaannya kepada ilmu ia tunjukkan dengan gemar membaca. Salah
satu bacaannya waktu itu adalah majalah Urwatul Wusqa yang diterbitkan Jamaludin
Al-Afgani dan Muhammad Abduh. Melalui majalah tersebut, Rasyid Rida mengenal
kedua tokoh itu dan pemikiran-pemikirannya tentang perlunya pembaruan dalam
Islam. Melalui majalah itulah, Rasyid Rida menyadari keterbelakangan negara-negara
Islam di belahan dunia disebabkan sikap umat Islam yang tidak peduli terhadap
kemajuan, dan menerima hidup apa adanya tanpa mau berusaha untuk keluar dari
keterpurukan.
Sikap umat Islam yang jumud, dipenuhi dengan keyakinan khurafat, takhayul,
dan aktivitas ibadah yang tidak lagi sejalan dengan sunah Nabi Muhammad saw.
menyebabkan umat Islam semakin tertinggal jauh oleh negara-negara Barat dan Eropa
dalam berbagai hal. Hilangnya kekuasaan atas negara-negara Islam oleh para penjajah
merupakan bukti nyata kemunduran umat Islam itu.
Rasyid Rida mengenal Muhammad Abduh tidak hanya lewat tulisannya dalam
majalah Urwatul Wusqa. Pada tahun 1882, Rasyid Rida bertemu dengan Muhammad
Abduh di Beirut, Libanon pada masa pengasingan. Pertemuan ini dimanfaatkan
dengan baik oleh Rasyid Ridha. Ia melakukan dialog dengan Muhammad Abduh, lalu
menyatakan keinginannnya untuk berguru kepada Abduh.
Setelah bergabung dengan Muhammad Abduh, Rasyid Rida aktif membantu
perjuangan gurunya menyebarkan dakwah untuk membangkitkan semangat umat
Islam di seluruh dunia. Seperti Abduh yang membantu Al-Afgani, kini Rasyid Rida
aktif membantu Muhammad Abduh menerbitkan majalah Al-Manar. Melalui majalah
inilah Abduh dan Rasyid Rida menyebarkan gagasannya, mendengungkan gerakan
pembaruan Islam, ajakan agar umat Islam bangkit melawan dan mengusir penjajahan,
serta mengejar ketertinggalan. Pemikiran-pemikiran Muhammad Abduh kemudian
oleh Rasyid Rida dikumpulkan dalam sebuah kitab yang kini dikenal dengan Tafsir
Al-Manar.
Pemikiran-pemikiran Rasyid Rida mengenai pembaruan Islam terlihat seperti
berikut ini.
1) Kemunduran umat Islam disebabkan oleh keyakinan khurafat dan perbuatan
bidah.
2) Umat Islam harus kembali kepada ajaran Al-Quran dan sunah.
3) Kepercayaan terhadap qada dan qadar tidak boleh menyebabkan umat Islam
bersikap pasrah.
4) Akal memiliki kedudukan yang tinggi dan dapat digunakan untuk memahami
pesan dan ajaran agama.
5) Umat Islam harus terbuka menerima pemikiran dari luar selama tidak
bertentangan dengan Islam.
6) Umat Islam harus mau mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
mengejar ketertinggalan.
7) Kekhilafahan harus dihidupkan kembali sebagai sistem pemerintahan dalam
Islam.
8) Khalifah harus berperan sebagai pemimpin umat Islam tertinggi di seluruh dunia,
sebagai pemimpin agama sekaligus pemimpin politik.
9) Dalam pendidikan, Rasyid Rida menekankan sistem pendidikan yang memuat
pelajaran agama dan umum, agar umat Islam dapat menguasai teknologi.
5. Muhammad Ali Pasya
a. Biografi
Muhammad Ali Pasya lahir di Albania, Yunani pada tahun 1765 M. dan
meninggal pada usia 84 tahun di Mesir. Ia berasal dari keluarga yang sangat
sederhana. Kesederhanaan keluarganya itu menyebabkan Pasya tidak dapat
mengenyam pendidikan sebagaimana anak-anak lain pada umumnya. Bahkan ketika
usianya masih sangat belia, Pasya harus terlibat membantu pekerjaan orang tuanya
yang berprofesi sebagai pedagang eceran.
Meksi tidak mengeyam pendidikan secara formal dan mengakibatkan dirinya
tidak pandai menulis dan membaca, tidak menyebabkan dirinya tertinggal atau
terbelakang. Justru ia mampu memperlihatkan kecerdasan dan kemampuannya dalam
bidang lain. Kecerdasannya itu membuat dirinya direkrut pemerintah Turki Usmani
sebagai tenaga kerja di bidang perpajakan. Kemampuannya dalam melaksanakan
tugas negara tersebut, Pasya dinikahkan dengan putri salah satu Gubernur kerajaan
Turki Usmani. Setelah itu dirinya dipercaya sebagai salah satu pejabat penting di
kemiliteran. Kariernya yang cukup cemerlang, mengantarkan Pasya menjadi salah
satu tokoh yang diperhitungkan dalam kancah politik Timur Tengah. Terlebih setelah
keberhasilannya meraih kekuasaan di Mesir, ia menjadikan Mesir sebagai salah satu
model negara modern.
b. Dakwah dan Pemikiran
Sejak didaulat sebagai pemimpin Mesir, Muhammad Ali Pasya semakin
gencar mengingatkan umat Islam akan pentingnya modernisasi di dunia Islam.
Kekuasaan yang ada di genggamannya ia manfaatkan untuk mewujudkan cita-cita
pembaruan tersebut. Dalam banyak hal, pembaruan yang dilakukan Muhammad Ali
Pasya berpengaruh besar terhadap perkembangan dunia Islam.
Pembaruan yang dilakukan Muhammad Ali Pasya antara lain sebagai berikut.
1) Bidang militer
Pembaruan di bidang militer menjadi prioritas dalam gerakan yang dilakukan oleh
Muhammad Ali Pasya. Ia menilai bahwa kekuatan militer menjadi tonggak
penting untuk memajukan umat Islam di bidang lain. Lau ia pun melakukan
modernisasi di bidang militer dengan membuka sekolah militer, mendatangkan
instruktur dari negara-negara Eropa. Ia pun mengirim ratusan perwira ke negara-
negara Barat untuk belajar militer modern.
2) Bidang pendidikan
Bidang pendidikan mendapat perhatian besar dari Muhammad Ali Pasya. Meksi
dirinya tidak pernah mengenyam pendidikan secara formal, namun perhatiannya
untuk mendirikan lembaga pendidikan sangat besar. Pasya mendirikan lembaga
pendidikan dengan membuka sekolah militer, sekolah kedokteran, sekolah
farmasi, sekolah pertambangan, sekolah penerjemahan, dan lembaga pendidikan
lainnya. Bahkan untuk mengadopsi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
Barat, Pasya secara khusus mengirim ratusan pelajar ke berbagai negara di Eropa
untuk mempelajari teknologi negara-negara seperti Prancis, Austria, Inggris, dan
Italia.
3) Bidang ekonomi
Pembaruan yang dilakukan Muhammad Ali Pasya di bidang ekonomi adalah
dengan membuka saluran-saluran irigasi untuk mengembangkan bidang pertanian.
Pasya pun berhasil melakukan kerjasama di bidang ekspor hasil pertanian berupa
kapas dengan negara-negara Eropa. Keberhasilannya membangun sarana
pertanian membawa dampak positif bagi kemakmuran khususnya rakyat Mesir.
6. Rifaat Tahtawi
a. Biografi
Rifaat Tahtawi memiliki nama lengkap Rifaat Bey Badawi Al-Tahtawi, lahir
di Mesir pada tahun 1802 M. Ia lahir ketika Mesir di bawah kekuasaan Muhammad
Ali Pasya. Ia termasuk kerturunan bangsawan di Mesir, sehingga mendapat
pendidikan yang cukup. Sejak kecil Tahtawi memiliki kecintaan yang besar terhadap
ilmu pengetahuan. Bahkan keluarganya yang begitu taat terhadap agama mengajarkan
Tahtawi mempelajari Al-Quran sejak dini. Setelah selesai menjalani pendidikan
dasar, Tahtawi dikirim ke Al-Azhar. Kurang lebih lima tahun belajar di Al-Azhar,
Tahtawi ditugaskan untuk mengajar di almamaternya itu. Karena kecerdasannya,
Tahtawi ditunjuk sebagai ketua dalam misi ke negara-negara Eropa untuk
mempelajari teknologi yang dilakukan pada masa Muhammad Ali Pasya.
Selesai menjalankan misi belajar di luar negeri, Tahtawi terlibat dalam
pemerintahan dan menangani bagian pendidikan. Hampir semua waktu yang dimiliki
Thatawi digunakan untuk mengembangkan pendidikan Mesir. Ia pun ditunjuk sebagai
direktur sekolah penerjemahan, yang diantara tugasnya adalah menerjemahkan
berbagai karya ilmiah dan buku-buku yang ditulis sarjana Eropa.
b. Dakwah dan pemikiran
Aktivitas Tahtawi yang seluruhnya dikerahkan untuk urusan pendidikan
menimbulkan semangat yang besar terhadap pendidikan di Mesir. Ia kemudian
memberikan gagasan ketertinggalan umat Islam dari bangsa-bangsa lain seperti
negara-negara di Eropa, karena umat Islam menerapkan sistem pendidikan yang
keliru. Ia menilai sistem pendidikan Islam harus diubah dan menyesuaikan dengan
perkembangan zaman. Hal itu sekaligus menekankan agar umat Islam mau membuka
diri terhadap perkembangan zaman yang kian pesat. Jika umat Islam menutup diri,
bersikap jumud, taklid buta, dan menutup pintu ijtihad, maka selama itu pula umat
Islam tidak akan pernah bisa mengejar ketertinggalannya. Oleh karena itu, umat Islam
harus melakukan pembaruan di berbagai bidang untuk mengejar ketertinggalan
tersebut.
Pemkiran dan pembaruan yang dilakukan oleh Rifaat Tahtawi adalah sebagai
berikut.
1) Bidang pendidikan
Sistem pendidikan yang ditawarkan tahtawi cukup modern. Yaitu adanya klasifikasi
pelajaran berdasarkan jenjangnya. Tahtawi merumuskan kurikulum pendidikan
sebagai berikut.
a) Tingkat dasar atau ibtidaiyah
Peserta didik pada tingkat ini diberikan pelajaran membaca, menulis dan
berhitung yang sumbernya adalah Al-Quran, dibantu dengan ilmu nahwu dan
saraf.
b) Tingkat menengah pertama atau tajhiziyah
Peserta didik pada tingkat ini diberikan pendidikan jasmani dan cabang-
cabangnya, geografi, fisika, kimia, ilmu komunikasi, manajemen, ilmu pertanian,
dan ilmu bahasa terutama bahasa internasional.
c) Tingkat menengah atas atau aliyah
Peserta didik pada tingkat ini diberikan pendidikan spesial, atau pendidikan
kejuruan sesuai dengan minatnya masing-masing. Akan tetapi Tahtawi
menekankan pendidikan kejuruan tersebut tetap dipandu oleh pengetahuan tentang
fikih.
2) Bidang pemerintahan
Konsep pemerintahan bagi dunia Islam termasuk Mesir yang digagas oleh Tahtawi
adalah mengadopsi sistem pemerintahan yang didapatinya di Paris, yaitu bahwa
pemerintahan harus dijalankan dengan melibatkan tiga badan, eksekutif sebagai
pelaksana, legislatif sebagai penyusun undang-undang pemerintahan, dan yudikatif
sebagai lembaga yang mengontrol pemerintahan. Dalam hal ini, konsep pemerintahan
yang ditawarkan oleh Tahtawi mengadopsi Trias Politica, yang diterapkan di Prancis.
B. Gerakan Modernisasi Islam di Indonesia
Gerakan modernisasi Islam yang bergaung di negara-negara Timur Tengah seperti
Arab Saudi, Afganistan, Mesir, dan India, membawa pengaruh terhadap umat Islam di
dunia, tak terkecuali Indonesia. Pemikiranpemikiran para pembaru Islam seperti
Muhammad bin Abdul Wahhab, Jamaludin Al-Afgani, Muhammad Abduh, Rasyid Rida,
Muhammad Ali Pasya, dan Rifaat Tahtawi yang diantaranya disebarkan melalui tulisan-
tulisan telah memberikan pengaruh terhadap pemikiran umat Islam Indonesia. Kontak
pemikiran tersebut menimbulkan kesadaran umat Islam akan kondisi umat Islam yang
secara keseluruhan ada dalam dominasi kekuasaan negara-negara Barat dan Eropa.
Kondisi tersebut diperparah dengan tradisi umat Islam yang begitu lesu dalam
menjalankan ajaran Islam, sehingga Islam tidak lagi nampak sebagai sebuah peradaban
tinggi sebagaimana telah diukir para pendahulunya pada masa klasik dan pertengahan.
Pemikiran-pemikiran para pembaru Islam di wilayah Timur Tengah yang menyerukan
pentingnya umat Islam kembali kepada ajaran Al-Quran dan sunah, bersatu di bawah
bendera Islam, dan mengejar ketertinggalan, menjadi energi positif dan menggerakkan
umat Islam di Indonesia. Kunjungan beberapa orang Indonesia ke negara-negara Timur
Tengah juga turut membangunkan kesadaran umat Islam Indonesia untuk melakukan
pembaruan Islam.
Dalam catatan sejarah, terdapat gerakan-gerakan di Indonesia yang secara langsung
maupun tidak dipengaruhi oleh gerakan permbaruan di Timur Tengah. Gerakan-gerakan
tersebut umumnya terorganisir dengan rapi, ada yang bersifat sosial agama, sosial politik,
sosial ekonomi, dan lainnya. Gerakan-gerakan tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan oleh Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November
tahun 1912 M di Yogyakarta. Motif didirikannya adalah karena kondisi umat Islam
Indonesia yang sudah jauh melenceng dari ajaran Islam. Umat Islam Indonesia
terkungkung dalam tradisi-tradisi jawa, ritual mistik, kepercayaan syirik, dan jumud
yang berkepanjangan sehingga menyebabkan umat Islam kehilangan ruh Islam.
Praktik ibadah tidak lagi merujuk pada Al-Quran dan sunah. Sebaliknya, praktik-
praktik bidah begitu kental mewarnai ritual umat Islam Indonesia.
Berdirinya Muhammadiyah sebagai upaya untuk membangunkan kesadaran
umat Islam Indonesia. Untuk melakukan hal itu kemudian Muhammadiyah
memfokuskan gerakannya pada bidang pendidikan dan sosial. Ahmad Dahlan
membuka lembaga pendidikan dengan sistem pendidikan yang lebih terbuka dan
modern. Ia tidak hanya memberikan pendidikan agama. Akan tetapi pelajaran-
pelajaran umum mulai dikenalkan dan diajarkan kepada masyarakat Indonesia.

Kini, Muhammadiyah menjadi salah satu organisasi massa Islam terbesar di


Indonesia. Sumbangsihnya terhadap Indonesia terutama di bidang pendidikan dan
sosial terlihat begitu nyata. Hal itu dapat dilihat dari rumah sakitnya yang tersebar di
tanah air. Demikian juga dengan lembaga pendidikannya baik tingkat dasar sampai
perguruan tinggi.

2. Persatuan Islam (Persis)


Persatuan Islam atau disingkat menjadi Persis didirikan oleh Zamzam pada
tanggal 12 September tahun 1923 M. di Bandung. Organisasi ini berawal dari gerakan
tokoh muda yang melihat umat Islam Indonesia sudah jauh dari ajaran Islam. Tujuan
berdirinya Persatuan Islam adalah untuk mengembalikan umat Islam pada ajaran
Islam yang sebenarnya, yaitu ajaran Al-Quran dan sunah, agar ajaran Al-Quran
diterapkan dalam kehidupan umat Islam di berbagai bidang.
Pada saat yang bersamaan, gerakan modernisasi Islam di Timur Tengah
mengilhami mereka untuk melakukan hal yang sama, membersihkan akidah umat
Islam, menanamkan dan mengamalkan kembali ajaran-ajaran Islam yang bersumber
dari Al-Quran dan hadis. Segala bentuk ibadah yang tidak sesuai dengan ajaran Islam
harus diberantas. Praktik-praktik syirik dan bidah, keyakinan khurafat dan takhayul
harus disingkirkan dari umat Islam. Demikian juga taklid buta yang menyebabkan
kejumudan umat Islam sehingga tidak mau menggali ajaran Islam, harus diganti
dengan sikap kritis, dan semangat mempelajari Al-Quran dan sunah.
Untuk melakukan upaya itu, tokoh-tokoh Persatuan Islam sering menggelar
diskusi ilmiah, kajian Islam, pengajian, menyelenggarakan pendidikan Islam dengan
sistem modern, dan berbagai kegiatan keilmuan untuk membuka cakrawala umat
Islam terhadap ajaran Islam yang sebenarnya. Persatuan Islam yakin, umat Islam akan
bangkit dari keterpurukan dan bisa maju jika umat Islam mau meninggalkan
keyakinan dan praktik-praktik syirik, serta kembali dan melaksanakan ajaran Islam
yang sesungguhnya.
Bergabungnya A. Hassan dan M. Natsir dengan Persatuan Islam semakin
memperbesar daya gerakan dakwah Persis. Pada perkembangannya, Persatuan Islam
memfokuskan gerakannya pada bidang dakwah dan pendidikan. Upaya menyebarkan
ajaran Islam yang bersumber dari Al-Quran dan sunah dilakukan dengan menerbitkan
majalah seperti Pembela Islam, Al-Lisan, dan Risalah. Selain itu, Persatuan Islam
juga mendirikan lembaga pendidikan Islam dengan bentuk pesantren modern yang
juga tersebar dan mencapai ratusan.
3. Al-Irsyad
Al-Irsyad didirikan oleh Ahmad Surkati pada tanggal 6 September tahun 1914
M. di Jakarta. Pada awalnya, gerakan ini merupakan perkumpulan orang-orang
keturunan Arab yang bermukim di Indonesia. Keberadaan mereka di Indonesia
terpanggil untuk turut menyadarkan umat Islam Indonesia, membersihkan akidah, dan
mengembalikannya pada ajaran Al-Quran dan sunah. Seperti organisai lainnya, Al-
Irsyad bergerak di bidang pendidikan dan dakwah. Hal itu diantaranya dilakukan
dengan menyelenggarakan pendidikan Islam.
Gerakan yang dilakukan Al-Irsyad di bawah Ahmad Surkati mirip dengan apa
yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan di Muhammadiyah dan Ahmad Hassan di
Persatuan Islam. Ketiganya menjadikan pendidikan sebagai ujung tonbak dalam
menyebarkan ajaran Islam yang bersumber dari Al-Quran dan sunah. Oleh karena itu,
ketiga organisasi pembaru Islam ini menyebarkan ajaran Islam dengan
menyelenggarakan pendidikan.

F. Metode Pembelajaran
Saintifik
kooperatif
rool play,diskusi, ceramah
G. Kegiatan Pembelajaran

Alokasiw
Kegiatan Deskripsi
aktu
Memberikan salam
Pendahuluan Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk 10 menit
belajar
Menanyakan kehadiran siswa
Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa
Tanya jawab materi sebelumnya
Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point.

Mengamati
Inti - Mengamati tayangan video tentang perkembangan masa 70 menit
kejayaan Islam
- Membaca artikel tentang perkembangan dan kemajuan
Islam pada masa kejayaan Islam
Menanya
- Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan perkembangan
dan kemajuan Islam pada masa kejayaan Islam seperti
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemajuan
peradaban Islam ?
Eksperimen/Eksplor
- Diskusi tentang perkembangan peradaban Islam pada masa
kejayaan Islam
- Menelaah faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan
peradaban pada masa kejayaan Islam
- Menelaah hikmah kejayaan islam yang dapat dijadikan
contoh untuk keberhasilan dan kemajuan islam sekarang ini
Assosiasi
- Menyimpulkan perkembangan peradaban Islam pada masa
kejayaan Islam
- Menyimpulkan faktor-faktor yang memepengaruhi
kemajuan peradaban Islam pada masa kejayaan Islam
- Menyimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi
kemajuan peradaban Islam yang dapat dijadikan contoh
untuk keberhasilan dan kemajuan islam sekarang ini
Alokasiw
Kegiatan Deskripsi
aktu
Komunikasi
- Menyajikan/melaporkan hasil diskusi tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi kemajuan peradaban Islam pada masa
kejayaan Islam
- Menanggapi hasil presentasi (melengkapi,
mengkonformasi, dan menyanggah).
- Membuat resume pembelajaran di bawah bimbingan guru.
Refleksi
Menampilkan sikap semangat menumbuh- kembangkan ilmu
pengetahuan dan kerja keras sebagai refleksi dari pemahaman
kemajuan peradaban Islam pada masa kejayaan Islam
Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru
Penutup menyimpulkan materi 10 menit
Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan
pembelajaran
Mengucapkan salam

H. Alat (Bahan) / Sumber Belajar:

a. Alat / Bahan : Al Quran

Power point, Video, LCD, Laptop

b. Sumber Belajar : Buku PAI Kls XI Kemdikbud


Al-Quran dan Al-Hadis
Buku tajwid
Kitab tafsir Al-Quran
Buku lain yang menunjang
Multimedia interaktif dan Internet

I. Penilaian

1. Prosedur :
a. Penilaian proses belajar mengajar oleh guru
b. Penilaian hasil belajar (tes lisan/ tertulis berbentuk Esay)
2. Alat Penilaian (Soal terlampir)

Pijoan, Juli 2015

Mengetahui, Guru Mata Pelajaran


Kepala SMAN Titian Teras Pendidkan Agama Islam

H. HARYANTO MIFTAH, S.Pd, M.Pd SALWINSAH, S.Ag


NIP. 19550727 198011 1 002
Lampiran : Format Penilaian Proses bealajar

FORMAT PENGAMATAN SIKAP

Tanggung
Disiplin Peduli Kerja keras
No Nama Siswa jawab

a b c a B c a B c A b c

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
34
35
36
37
39

INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2

1. Disiplin
a. Selalu hadir di kelas tepat waktu
b. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktu
c. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
2. Tanggung jawab
a. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh
b. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah
c. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya
d. Partisipasi dalam kelompok
3. Peduli
a. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkan
b. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah
c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di
sekitarnya
d. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya
4. Kerja keras
a. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh
b. Menunjukkan sikap pantang menyerah
c. Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan
PEDOMAN PENILAIAN:
1. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi awal
dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
2. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.
Tugas
Selain organisasi atau gerakan Islam yang diuraikan, coba kalian jelaskan gerakan-gerakan
Islam di Indonesia berikut ini, lalu jelaskan sifat gerakan keempat organisasi tersebut!

1. Sarekat Islam 3. Nahdatul Ulama; dan

2. Pergerakan Tarbiyah 4. Matlaul Anwar.

Carilah buku tentang modernisasi Islam baik di Timur Tengah maupun di Indonesia! Setelah
itu buat ringkasannya, lalu diskusikan dengan teman-teman di bawah bimbingan guru!

Observasi
- Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat
serta mengumpulkan berbagai data :
- Isi diskusi (perkembangan Islam, beserta faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan
peradaban Islam) pada masa kejayaan Islam
- Sikap semangat menumbuh- kembangkan ilmu pengetahuan dan kerja keras sebagai
refleksi dari pemahaman kemajuan peradaban Islam pada masa kejayaan Islam
Portofolio
- Membuat makalah dan laporan perkembangan Islam dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kemajuan peradaban Islam pada masa kejayaan Islam
Tes
- Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal soal pilihan ganda dan uraian

Anda mungkin juga menyukai