Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH HUKUM 1 TERMODINAMIKA

TERMODINAMIKA MATERIAL 02

REGULER

KELOMPOK 12

Disusun Oleh :

1. Muhammad Fadlilah : 1306370335 (23)


2. Jang Jin Joo : 1306399071 (24)

TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS INDONESIA

2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Hukum 1 Termodinamika.
Penulisan makalah merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
Termodinamika Material di Jurusan Teknik Metalurgi dan Material. Tugas ini dimulai dengan
membahas apa itu termodinamika, menjelaskan Hukum 1 Termodinamika, proses yang terjadi
dalam termodinamika yang berkaitan dengan Hukum 1 Termodinamika, kapasitas panas kalor,
entalpi, dan kalor dari proses yang berhubungan dengan Hukum 1 Termmodinamika.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dan tak lupa menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga tugas ini bermanfaat, dan dapat memberikan ilmu
yang baik bagi para pembaca. Terima kasih.

Depok, 15 September 2014

Penulis

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

Bab I Pendahuluan 4

Bab 2 Isi 5

A. Pengertian Hukum 1 Termodinamika 5


B. Hukum 1 Termodinamika dalam Proses Termodinamika 6
C. Kapasitas Kalor Pada Gas Ideal 9
D. Entalpi 12

Referensi 14

3
BAB I

PENDAHULUAN
Termodinamika membahas tentang sistem keseimbangan (equilibrium), yang dapat
digunakan untuk mengetahui besarnya energi yang diperlukan untuk mengubah suatu sistem
keseimbangan, tetapi tidak dapat dipakai untuk mengetahui seberapa cepat (laju) perubahan itu
terjadi karena selama proses sistem tidak berada dalam keseimbangan. Suatu sistem tersebut
dapat berubah akibat dari lingkungan yang berada di sekitarnya. Sementara untuk aplikasi dalam
materialnya, termodinamika membahas material yang menerima energi panas atau energi dalam
bentuk yang berbeda-beda.

Dalam termodinamika, terdapat hukum-hukum yang menjadi syarat termodinamika. Di


dalam hukum-hukum tersebut terdapat rumus-rumus yang berbeda pula, sesuai dengan
permasalahan yang ada. Ada Hukum 0 Termodinamika atau biasa disebut sebagai Hukum awal
Termodinamika, lalu ada Hukum 1 Termodinamika, Hukum 2 Termodinamika, dan Hukum 3
Termodinamika.

Di dalam Hukum 1 Termodinamika itu sendiri, menjelaskan tentang energi yang ada
dalam suatu sistem dalam termodinamika. Hukum 1 Termodinamika mengenalkan hukum
Kekekalan Energi. Hukum Kekekalan Energi yaitu energi yang tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan, hanya dapat berubah bentuk energi dari bentuk satu ke bentuk lainnya. Oleh
karena itu, Hukum 1 Termodinamika sering disebut Hukum Kekekalan Energi.

Ini berhubungan dengan beberapa proses termodinamika yaitu proses isotermik,


isokhorik, isobarik, dan adiabatik. Dari energi yang ada pada proses tersebut, dapat pula dihitung
berapa kapasitas panas kalornya, entalpi, dan kalor yang dihasilkan dari proses tersebut.

4
BAB II

ISI

A. Pengertian Hukum 1 Termodinamika


Hukum ini berbunyi: Kalor dan kerja mekanik adalah bisa saling tukar. Sesuai dengan
hukum ini, maka sejumlah kerja mekanik dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah kalor, dan
sebaliknya.
Hukum ini bisa juga dinyatakan sebagai: Energi tidak bisa dibuat atau dimusnahkan,
namun bisa dirubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Sesuai dengan hukum ini, energi yang
diberikan oleh kalor mesti sama dengan kerja eksternal yang dilakukan ditambah dengan
perolehan energi dalam karena kenaikan temperatur.
Jika kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu sistem akan bertambah (sistem akan
terlihat mengembang dan bertambah panas). Sebaliknya, jika kalor diambil dari sistem, volume
dan suhu sistem akan berkurang (sistem tampak mengerut dan terasa lebih dingin). Prinsip ini
merupakan hukum alam yang penting dan salah satu bentuk dari hukum kekekalan energi.
Sistem yang mengalami perubahan volume akan melakukan usaha dan sistem yang
mengalami perubahan suhu akan mengalami perubahan energi dalam. Jadi, kalor yang diberikan
kepada sistem akan menyebabkan sistem melakukan usaha dan mengalami perubahan energi
dalam. Prinsip ini dikenal sebagai hukum kekekalan energi dalam termodinamika atau disebut
Hukum I Termodinamika. Untuk suatu proses dengan keadaan akhir (2) dan keadaan awal (1)

U = U2 U1

Secara matematis, Hukum I Termodinamika dituliskan sebagai

Q = W + U

Dimana Q adalah kalor, W adalah usaha, dan U adalah perubahan energi dalam. Tapi
rumus itu berlaku jika sistem menyerap kalor Q dari lingkungannya dan melakukan kerja W pada
lingkungannya.

5
Gambar 1. Sistem pada Termodinamika

Hukum I Termodinamika menyatakan hubungan antara energi dalam (U), perpindahan panas
(Q), dan kerja (W)

Jika dalam sistem mengalami proses perubahan yang sangat kecil, maka

B. Hukum 1 Termodinamika dalam Proses Termodinamika


1. Proses Isotermal
Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika dimana terjadi perubahan-
perubahan di dalam sistem tersebut. Jika proses yang terjadi berlangsung dalam suhu konstan,
proses ini dinamakan proses isotermik. Karena berlangsung dalam suhu konstan, tidak terjadi
perubahan energi dalam (U = 0) dan berdasarkan hukum I termodinamika kalor yang diberikan
sama dengan usaha yang dilakukan sistem (Q = W).
Dari persamaan umum gas :
PV = nRT
Karena suhu konstan, maka usaha yang dilakukan oleh gas adalah :
dW = P.dV
..
dW = dV

6

W= nRT

Proses isotermik dapat digambarkan dalam grafik p V di bawah ini. Usaha yang dilakukan
sistem dan kalor dapat dinyatakan sebagai

Dimana V2 dan V1 adalah volume akhir dan awal gas.

Gambar 2. Grafik Proses Isotermal

Proses Isotermal juga ada yang irreversible, rumusnya adalah :

Jika irreversible, maka tekanan ekspansinya konstan, sehingga :

7
2. Proses Isokhorik
Jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, gas dikatakan
melakukan proses isokhorik. Karena gas berada dalam volume konstan (V = 0), gas tidak
melakukan usaha (W = 0) dan kalor yang diberikan sama dengan perubahan energi dalamnya.
Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada volume konstan QV.
W = P dV = P.0 = 0

Gambar 3. Grafik Proses Isokhorik

3. Proses Isobarik
Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap konstan, gas
dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas berada dalam tekanan konstan, gas melakukan
usaha (W = pV). Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada tekanan konstan Qp.
Berdasarkan hukum I termodinamika, pada proses isobarik berlaku

Dari sini usaha gas dapat dinyatakan sebagai

W = P dV = nR dT

Gambar 4. Grafik Proses Isobarik

8
4. Proses Adiabatik
Proses adiabatik adalah proses termodinamika dimana kerja yang dilakukan oleh gas
adalah murni berasal dari perubahan energi internalnya. Tidak ada energi yang masuk maupun
yang keluar (Q) selama proses itu berjalan. (Hukum Termodinamika I menyatakan : Perubahan
energi internal gas (dU) adalah banyaknya energi kalor yang disuplai (Q) dikurangi kerja yang
dilakukan oleh gas (P.dV).

Kondisi proses adiabatik adalah :


dU = Q - P.dV = - P dV
P V = K (konstan)

Gambar 5. Grafik Proses Adiabatik

C. Kapasitas Kalor pada Gas Ideal


Kapasitas kalor merupakan kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu suatu sistem
sebesar satu derajat. Apabila tidak ada perubahan fasa, panas yang diberikan kepada sistem akan
mengakibatkan kenaikan temperatur. Ada 2 jenis kapasitas kalor, yaitu ada kapasitas kalor saat
volume tetap (CV) dan kapasitas kalor saat tekanan tetap (CP). Sedangkan rumus kapasitas kalor
itu sendiri adalah :
Q = C . T C = dQ/dT
Dimana C adalah kapasitas panas zat yang secara kuantitatif didefinisikan sebagai
besarnya energi panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu zat sebesar 1 oC. Dengan
demikian kapasitas panas C memiliki satuan J/kal atau J/K. Sedangkan T tidak lain adalah
menyatakan selisih suhu pada keadaan sebelum dan sesudah diberi energi panas Q.

9
Kapasitas Kalor pada Volume Tetap

dQv = Cv dT

dQv = n Cv dT
Kapasitas panas pada kalor tetap juga memiliki perbedaan rumus, tergantung pada gas
idealnya itu sendiri. Apakah monoatomik, diatomik, atau polyatomic.

Saat monoatomik Cv = 3/2R

Saat diatomik Cv = 5/2R

Saat polyatomic Cv = 5/2R


Kapasitas Kalor pada Tekanan Tetap

dQp = CP dT

dQp = n CP dT
Sedangkan untuk rasio kapasitas kalor adalah

1. Proses Isotermal

Kalor yang dihasilkan pada proses isotermal yaitu :


Vf
U Q W Q U W nCV T nRT ln
Vi
Sementara perubahan energi dalamnya yaitu :

U nCV T

10
2. Proses Isokhorik

Kalor yang dihasilkan pada proses isokhorik yaitu :

Q nCV T nCV (T f Ti )

Sementara perubahan energi dalamnya yaitu :


U Q W U nCV T

3. Proses Isobarik
Kalor yang dihasilkan pada proses isobarik yaitu :

Q nCP T nCP (T f Ti )

Sementara perubahan energi dalamnya yaitu :

U Q W U nCP T pV
pV nRT pV nRT
CP CV R U nCP T nRT nCV T
4. Proses Adiabatik
Pada proses adiabatik, tidak ada perubahan kalor yang terjadi karena kalor yang diterima
dan dikeluarkan sama besarnya, sehingga Q = 0 . Maka kerja yang dihasilkan proses adiabatik
pada gas ideal yaitu :

Adiabatik : pV kons tan


C
p CV
pV C piVi p f V f
V W C
Vf Vf

pdV CV

W
Vi Vi
dV
W
C
1

V f 1 Vi 1
1 Vf
W C V 1 pV C piVi p f V f
1 Vi


C

V f 1 Vi 1 W
1
1

p f V f V f 1 piVi Vi 1
1
1
p f V f piVi
1

Sementara perubahan energi dalamnya yaitu :

Q 0 U Q W U W
1
p f V f piVi
1
11
D. Entalpi (H)
Entalpi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi internal dari
suatu sistem termodinamika ditambah energi yang digunakan untuk melakukan kerja. Entalpi
juga merupakan transfer panas antara sistem dan lingkungan yang ditransfer dalam kondisi
tekanan konstan (isobarik). Secara matematis, entalpi dapat dirumuskan sebagai berikut:
H = U + PV
di mana:
H = entalpi sistem (joule)
U = energi internal (joule)
P = tekanan dari sistem (Pa)
V = volume sistem (m2)

PV hanya targantung kedaan awal dan akhir sistem. Besarnya perubahan entalpi dari sistem :

H = H2 H1
= (U2+P2V2) (U1+P1V1)
= (U2-U1) + (P2V2-P1V1)
pada tekanan (P) tetap :

H = U + P(V2-V1)
H =U+PV
Q = U + P V , maka
H = Q
dH = dQ

Entalpi dan Kalor


Entalpi sebagai fungsi T dan p; H= f(T,P)

H H
dH dT dP
T P P T
H
dU C P dT dP
P T
Pada tekanan tetap :

12
dH C P dT
or CP dT
dH
H C P T
Pada volume tetap :

dU CV dT
or CV dT
dU
U CV T

13
Referensi

http://www.slideshare.net/BughisBerkata/hukum-i-termodinamika

http://dosen.tf.itb.ac.id/~amoranto/ITENAS/Teknik%20Elektro/f2el%20Termodinamika.ppt

http://ft.unsada.ac.id/wp-content/uploads/2008/04/bab1-2-tm1.pdf

http://endwati.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/09/Hukum-Termod-nol-dan-pertama-09.ppt

http://www.forumsains.com/artikel/488/?print

14

Anda mungkin juga menyukai