Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN CLINICAL EXPOSURE I

OUT-PATIENT DEPARTMENT

SILOAM HOSPITAL LIPPO VILLAGE GEDUNG B

Nama Pembimbing: dr. Krizia


Disusun oleh:
Andrew Lim (00000022104)
Andrew Theodorous Timothy (00000022444)
Anggi Puspa Sakti
Anisa Kinanti
Anne Meilyn (00000022448)
Ari Kris Widiyanti
Avilia Alexandra (00000026309)
Baby Tania (00000026344)
Bagus Aldi
Belinda (00000023483)

UNIVERSITAS PELITA HARAPAN


LIPPO VILLAGE 2017

Lembar Pengesahan
Makalah ini disusun untuk memenuhi standar kelulusan mata kuliah Clinical Exposure 1 tahun ajaran
2016/2017

Mengetahui,

Kepala Departemen Koordinator Clinical Exposure 1

( ) ( )

1
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya, kami kelompok 2 dapat
menyelesaikan laporan ini. Penulisan laporan ini dibuat berdasarkan kegiatan Clinical Exposure I
yang dilaksanakan di Rumah Sakit Siloam Gedung A dan Gedung B, dengan kunjungan rutin setiap
minggu sejak tanggal 12 Januari 2017 hingga 30 Maret 2017.

Laporan ini tidak akan dapat selesai dengan baik tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak.
Oleh sebab itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Dr. dr. Eka J. Wahjoepramono,
Sp.BS selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan, Ibu . selaku Kepala
Departemen Training and Education, dr. Krizia selaku Kepala Bagian Outpatient Department dan
pembimbing kami dalam penyusunan laporan ini. Kami juga berterima kasih kepada Ibu Hartati
selaku Koordinator Clinical Exposure I tahun 2017, serta kepada pihak Rumah Sakit Gedung A dan
Gedung B yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan sarana agar kegiatan Clinical Exposure I
dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

Laporan ini kami susun atas dasar evaluasi dari apa yang telah kami pelajari selama kami
mengikuti Clinical Exposure I. Kami sadar bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, maka
dari itu kami mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan yang kami lakukan selama
pelaksanaan Clinical Exposure I baik kesalahan dalam penyusunan laporan ini. Kami berharap
laporan ini dapat berguna dan berdampak positif bagi pembaca. Sekian dan terimakasih.

Karawaci, 19 April 2017

Tim Penulis

2
Daftar Isi

BAB I Pendahuluan........................................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang......................................................................................................... 4

1.2 Tujuan...................................................................................................................... 4

BAB II - Tinjauan Teori.....................................................................................................5

2.1 Pengertian, Tujuan, dan Manfaat Outpatient Department........................................5

2.2 Pelayanan Outpatient Department...........................................................................5

2.3 Tata Administrasi....................................................................................................6

2.4 Ruangan...................................................................................................................6

2.5 Tenaga kesehatan....................................................................................................8

2.6 Peralatan...................................................................................................................8

BAB III - Pembahasan.......................................................................................................10

3.1 Ruangan...................................................................................................................10

3.2 Peralatan...................................................................................................................11

3.3 Sumber Daya Manusia.............................................................................................12

3.4 Struktur Organisasi OPD.........................................................................................12

3.5 Alur Jalan Masuk Pasien........................................................................................13

BAB IV - Kesimpulan dan Saran.....................................................................................17

4.1 Kesimpulan..............................................................................................................17

4.2 Saran.........................................................................................................................17

Daftar Pustaka....................................................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah sakit dibagi
menjadi 5 tipe (A, B, C, D) berdasarkan kualitas pelayanan yang diberikan.

Pelayanan rawat jalan adalah salah satu pelayanan kedokteran yang disediakan bagi pasien tidak dalam
bentuk rawat inap. Tujuan dari pelayanan rawat jalan adalah mengupayakan kesembuhan dan pemulihan
pasien secara optimal melalui prosedur dan tindakan yang dapat dipertanggung jawabkan (Standart
pelayanan Rumah sakit, dirjen yanmed DepKes RI thn 1999). Sedangkan fungsi dari pelayanan rawat jalan
adalah sebagai tempat konsultasi, penyelidikan, pemeriksaan dan pengobatan pasien oleh dokter ahli
dibidang masing-masing yang disediakan untuk pasien yang membutuhkan waktu singkat untuk
penyembuhannya atau tidak memerlukan pelayanan perawatan.

Layanan rawat jalan adalah salah satu bagian yang penting di rumah sakit karena banyaknya pasien yang
menggunakan layanan ini. Untuk itulah kami sebagai calon- calon dokter ingin lebih mendalami lagi
mengenai apa yang ada dalam pelayanan rawat jalan ini seperti administrasi, pelayanan yang diberikan,
fasilitas, sistem kerja, dan lain sebagainya.

1.2 Tujuan

Beberapa tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui tentang alur operasional dari departemen rawat jalan

2. Mengetahui sarana prasarana yang digunakan untuk perawatan bagi pasien rawat jalan

3. Mengetahui pelayanan kesehatan apa yang dapat diberikan bagi pasien rawat jalan

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian, Tujuan, dan Manfaat dari OutPatient Department


OutPatient Department (OPD) dan disebut sebagai Departemen Rawat Jalan merupakan salah
satu departemen dari Rumah Sakit yang dirancang untuk menangani pasien seperti pasien yang
mendaftar untuk Keperluan-keperluan seperti observasi, diagnosa, rehabilitasi medik, dan berbagai
pelayanan-pelayanan kesehatan lainnya tanpa tinggal di ruang rawat inap.
Sebagai salah satu bagian dari rumah sakit, instalasi rawat jalan berupaya untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan berusaha untuk memenuhi segala aspek-aspek mutu
dalam kesehatan. Terwujudnya penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada instalasi rawat jalan
dengan mutu yang tinggi serta mengutamakan keselamatan para pasien merupakan tujuan khusus dari
didirikannya OutPatient Department ini. Sebagai tujuan umum, OutPatient Department bertujuan
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara merata dan terjangkau dengan
mengutamakan pada upaya Preventif, Kuratif, dan Promotif. Tujuan yang lainnya adalah
menciptakan lingkungan dan pelayanan yang aman dan nyaman terhadap pasien.

2.2 Pelayanan OutPatient Department


Di dalam pelayanan OutPatient Department ada 3 tahap :
1. Klinik Umum
- Pelayanan klinik umum ini hanya di periksa oleh dokter umum yang hanya mendiagnosa
penyakit yang ringan sebelum di konsultasikan ke dokter spesialis jika di perlukan.
2. Klinik Spesialis
- Pelayanan klinik untuk spesialis ini diperiksa oleh dokter-dokter spesialis yang mempunyai
pengalaman untuk menentukan diagnosa yang lebih spesifik.
3. One Day Care
- Pelayanan One Day Care merupakan fasilitas pelayanan yang dibuat oleh pihak rumah sakit
untuk mengobservasi pasien untuk di pertimbangkan apakah boleh pulang atau rawat inap.

Berdasarkan PMK (Peraturan Menteri Kesehatan) No. 340 bagian 2 pasal 10, pada Poli Rawat
Jalan Rumah Sakit tipe B harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit;

5
a. 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar meliputi Pelayanan Penyakit Dalam, Kesehatan
Anak, Bedah, Obstetri dan Ginekologi.
b. 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik meliputi Pelayanan Anestesiologi, Radiologi,
Rehabilitasi Medik, dan Patologi Klinik.
c. 8 (delapan) Pelayanan Medik Spesialis Lainnya dari 13 (tiga belas) pelayanan meliputi Mata,
THT (Telinga, Hidung, & Tenggorokan), Saraf, Jantung & Pembuluh Darah, Kulit & Kelamin,
Kedokteran Jiwa, Paru, Orthopedi, Urologi, Bedah Saraf, Bedah Plastik, dan Kedokteran
Forensik.
d. 2 (dua) Pelayanan Medik Subspesialis dari 4 (empat) subspesialis dasar meliputi Bedah, Penyakit
Dalam, Kesehatan Anak, Obstreti dan Ginekologi.

2.3 Tata Administrasi


Tata pelaksanaan untuk pelayanan OutPatient Department dapat dibedakan menjadi Pasien umum
dan Pasien One Day Care.
1. Pasien umum
Bagi Pasien yang dikategorikan sebagai Pasien umum. Setelah pasien mendaftar di bagian Rekam
medik kemudian petugas registrasi akan segera memasukkan data ke komputer Rawat jalan.
Setelah terdaftar, pasien siap untuk di anamnesa yang terdiri dari penimbangan Berat Badan,
pengukuran Suhu Tubuh, pengukuran Tensi, dan pengecekan Kadar Gula Darah bagi pasien yang
tidak puasa. Selanjutnya pasien harus menunggu untuk diperiksa oleh dokter sesuai dengan
antrian. Sedangkan pasien yang membutuhkan pemeriksaan Darah secara lengkap atau
memerlukan pemeriksaan Radiologi maka akan dibuatkan lembar Permintaan Pemeriksaan ke
Laboratorium Radiologi. Setelah semua hasil Laboratorium dan Radiologi sudah selesai, maka
pasien akan mulai diperiksa oleh dokter. Setelah pasien selesai diperiksa oleh dokter, maka pasien
harus menunggu di depan Administrasi dan Farmasi untuk melakukan Pembayaran dan
Penerimaan Obat.
2. Pasien One Day Care
Bagi Pasien yang dikategorikan sebagai One Day Care adalah pelayanan pasien untuk observasi,
diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan atau upaya pelayanan kesehatan lainnya yang
menempati tempat tidur di rumah sakit selama kurang dari 24 jam.

2.4 Ruangan

6
Ruanganruangan yang disediakan untuk OutPatient Department adalah sesuai dengan
poliklinik/ pelayanan yang terdapat pada OPD. Berdasarkan peraturan menteri kesehatan kesehatan
nomor 340 mengenai klasifikasi rumah sakit, Rumah Sakit Type B memberikan pelayanan yang
dibedakan menjadi:
1. Pelayanan Medik Umum yang terdiri dari :
- Poli Medik Dasar
- Poli Medik Gigi & Mulut
- Poli Kesehatan Ibu & Anak/ Keluarga Berencana
2. Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari :
- Penyakit Dalam
- Kesehatan Anak
- Bedah
- Obstetrik dan Ginekologi (Kebidanan)
3. Pelayanan Medik Spesialis Lain (minimal 8 dari 13) terdiri dari :
- Paru
- Orthopedi
- Urologi
- Bedah Saraf
- Bedah Plastik
- Kedokteran Forensik
- Mata
- Telinga Hidung Tenggorokan (THT)
- Saraf
- Jantung dan Pembuluh darah
- Kulit dan Kelamin
- Kedokteran Jiwa
4. Pelayanan Medik Spesialis Gigi terdiri dari :
- Bedah Mulut
- Konservasi / Endodonsi
- Periodonti
Untuk ukuran ruangan Poli disamakan dengan ukuran 12-25 m2/ poli. Selain itu ruangan
diatas disediakan berdasarkan Poli Ruang Administrasi (3-5 m2/ petugas), Ruang Tunggu (1-1,5 m2/
orang), Ruang Rekam Medis (12-16 m2/ 1000 kunjungan pasien/ hari untuk 5 tahun), dan Toilet

7
Wanita serta Toilet Pria (2-3 m2) juga merupakan ruangan yang harus ada dalam OutPatient
Department.

2.5 Peralatan
Peralatan dalam setiap Ruangan Poli disesuaikan dengan kebutuhan poli-poli tersebut. Selain
itu juga terdapat peralatan yang wajib ada dalam setiap poli yang terdiri dari :
1. Kursi dokter
2. Meja Konsultasi
3. Dua buah kursi pasien
4. Lemari alat periksa dan obat
5. Tempat tidur periksa
6. Tangga ranjang periksa pasien
7. Stetoskop
8. Telepon

Untuk poli-poli yang ter-spesialisasi akan terdapat peralatan-peralatan yang wajib ada dalam
poli tersebut yaitu :
1. Poli Obgyn : USG, Tensimeter, Timbangan Ibu, Set pemeriksaan Ginekologi, Pap Smear kit, IUD
kit & Injeksi KB, dan Meja Ginekologi.
2. Poli Mata : Slitlamp, Lensa & Kacamata coba Tes, Kartu Snellen, Kartu Jager, Flash Light dan
Penggaris, dan Opthalmoskop.
3. Poli THT : ENT unit, ENT Diagnostic Instrument Set, Head Light, Suction Pump, Laringoskop,
dan Audiometer.
4. Poli Gigi dan Mulut : Dental Unit, Dental Chair, Instrument Bedah Gigi dan Mulut, Sterilisator,
dan Diagnostic Set.
5. Poli Kulit dan Kelamin : Timbangan Badan, Tensimeter, Tongspatel, Peralatan Diagnostic Kulit
dan Kelamin.
6. Poli Saraf : Opthalmoskop, Palu Reflek, Alat Tes Sensasi, Set Diagnostic Saraf, Flash Light,
Garpu Tala, Thermometer, dan Spatel Lidah.

2.6 Tenaga Kesehatan


Menurut Peraturan Menteri kesehatan nomor 340, tenaga kesehatan yang disediakan untuk
OutPatient Department oleh Rumah Sakit tipe B meliputi hal-hal berikut :

8
1. Pelayanan Medik Dasar minimal harus ada 12 orang Dokter Umum dan 3 orang Dokter Gigi
sebagai tenaga tetap.
2. Pelayanan Medik Spesialis Dasar masing-masing minimal 3 orang Dokter Spesialis dengan
masing-masing 1 orang sebagai Tenaga tetap.
3. Pelayanan Medik Spesialis lain harus ada masing-masing minimal 1 orang Dokter Spesialis setiap
pelayanan dengan 4 orang Dokter Spesialis sebagai tenaga tetap pada pelayanan yang berbeda.
4. Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut harus ada masing-masing minimal 1 orang Dokter Gigi
Spesialis sebagai tenaga tetap
5. Perbandingan Tenaga Keperawatan dan tempat tidur adalah 1:1 dengan kualifikasi tenaga
keperawatan sesuai dengan pelayanan di Rumah Sakit.
6. Tenaga penunjang berdasarkan kebutuhan Rumah Sakit.

9
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Ruangan
Lantai 1 OPD

10
Lantai 2 OPD

3.2 Peralatan
Setiap Poli memiliki :
- 1 Meja
- 3 Kursi (2 untuk Pasien dan 1 untuk Dokter)
- 1 Komputer
- 1 Ranjang
- Tensi & Stetoskop
- Wastafel

11
- Telfon
- Syringe & Obat-obatan
- X-ray Viewer
Pada poli yang memerlukan peralatan khusus seperti poli anak dan gigi, telah dipersiapkan
peralatan khusus yang membantu kerja dokter pada poli tersebut. Pada poli anak terdapat timbangan
khusus yang diperuntukkan bagi anak, dan pada poli gigi dipersiapkan alat-alat dan mesin untuk
pelayanan pada gigi.

3.3 Sumber Daya Manusia

3.4 Struktur Organisasi OPD


- Head Doctor : Dokter Fatrin
- Head Nurse : Perawat Ribka
Struktur organisasi di OPD dipimpin oleh dokter spesialis yaitu dokter Fatrin, dan dokter yang
bertugas dibawahi langsung oleh beliau. Di bawah dokter yang bertugas, terdapat klinisi yang bekerja
di setiap bagian atau cabang dari poliklinik, kepala perawat (Bu Ribka) beserta perawat-perawat lain
yang dikepalai beliau. Adapula hubungan dengan kepala teknis yang mengatur petugas di bagian
pemeriksaan penunjang, petugas registrasi, petugas komunikasi publik, kepala staf pendukung di

12
bagian keamanan dan kebersihan, serta petugas-petugas farmasi agar semua kegiatan di OPD berjalan
dengan lancar.

Cabang-cabang Klinisi :
- Penyakit dalam
- Neurologi
- Kardiologi
- Obgyn
- Gigi
- Pulmonologi
- Orthopedi
- Bedah Thorax
- Anak (Pediatrik)
- THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan)
- Kulit & Kelamin
- Mata
- Urologi
- Bedah Plastik
- Bedah Umum
- Onkologi

3.5 Alur Kedatangan Pasien Rawat Jalan


Alur kedatangan pasien rawat jalan di Rumah Sakit Siloam Gedung B ditunjukkan secara
lengkap dalam bagan berikut:

13
3.5. a. Pasien Reservasi

14
3.5. b. Pasien dengan Kedatangan Lanngsung

Jam operasional OPD adalah jam 6.30 pagi hingga jam 18.00. Nomor antrian sudah mulai dibuka
sejak jam 6.30 pagi. Pendaftaran dibuka pada jam 7.00 sampai jam 18.00 baik untuk reservasi maupun untuk
pasien dengan kedatangan

langsung. Nomor antrian pasien rata-rata bisa mencapai lebih dari 200 setiap harinya. Pendaftaran di
hari sabtu berlaku untuk setengah hari. Biasanya semua poli akan penuh pada hari rabu karena semua

15
poliklinik dibuka pada hari tersebut. Khusus untuk Poli klinik Penyakit Dalam, pelayanan dibuka sampai jam
8 malam.

Pasien yang memerlukan pemeriksaan tunjangan seperti Cek Darah, Radiologi, dan lain-lain, harus
memberikan surat untuk bagian lab yang biasanya sudah ditulis langsung oleh dokter dari poliklinik. Pasien
yang datang via ambulans akan langsung didaftarkan ke IGD karena OPD tidak menangani pasien dalam
keadaan gawat darurat.. Berikut adalah info-info lain mengenai pendaftaran di OPD:
Harga biaya dokter untuk pasien dengan jaminan kesehatan nasional :
- Dokter umum : Rp 25.000,00
- Dokter Spesialis : Rp 50.000,00
Jenis-jenis jaminan yang dilayani di OPD RSUS :
1. BPJS
2. Multiguna
3. Kartu Indonesia Sehat
4. Kartu Sehat
5. JamKesDa (Jaminan Kesehatan Daerah)

16
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan

Pada Outpatient Department sudah tersedia peralatan serta ruangan yang cukup lengkap, sehingga dapat
memenuhi keperluan observasi, diagnosis, dan berbagai pelayanan kesehatan lainnya bagi pasien.
Pada Outpatient Department ini juga memiliki alur masuk pasien yang jelas dan terstruktur, sehingga
pasien yang datang dapat mengikuti proses pemeriksaan dengan baik tanpa merasa bingung dengan
urutan pelayanan.
Jadwal yang diatur di OPD terstruktur, sehingga pasien yang mendaftar pun tahu berapa lama harus
menunggu untuk dilayani.
Tenaga kerja dokter spesialis sudah mencukupi secara total, tetapi jika dibandingkan secara per bagian
poli, masih memiliki ketimpangan jumlah yang sangat signifikan. Misalkan pada poli paru-paru, dimana
di satu poli hanya ditangani oleh satu dokter, sehingga dapat memberatkan pekerjaan dokter dan akhirnya
kinerja dokter dalam menangani pasien-pasien selanjutnya menjadi berkurang

4.2 Saran
Alangkah lebih baik lagi apabila fasilitas di Outpatient Departement yang berada di Rumah Sakit
gedung B lebih dilengkapi lagi, agar dapat mengimbangi fasilitas di gedung A.
Sebaiknya dilakukan perawatan yang lebih baik terhadap fasilitas yang ada sehingga pelayanan yang
diberikan pun bisa lebih maksimal.
Masih terdapat sedikit ketimpangan dalam jumlah dokter yang bekerja. Di bagian pulmonologi,
hanya ada satu dokter yang bertugas sementara di bagian jantung terdapat lebih dari lima dokter, jadi
sebaiknya jumlah dokter disamaratakan dan diperbanyak di bagian tertentu sehingga pasien
mendapatkan pelayanan maksimal tanpa memberikan beban berlebih bagi dokter yang bekerja.

17
Daftar Pustaka
Konsultan Rumah Sakit. (n.d.). Retrieved April 13, 2016, from
http://www.konsultanrumahsakit.com/home/index.php?page=detail
Segen's Medical Dictionary and Medical Dictionary for the Health Professions and Nursing
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Jalan. (n.d.). Retrieved April 13, 2016, from
http://akreditasi.web.id/2012/?p=4250

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NOMOR 340/MENKES/PER/III/2010

18

Anda mungkin juga menyukai