Makalah Ekonomi Mikroalgae Chlorella SP Spirulina SP Kelompok 1 PDF
Makalah Ekonomi Mikroalgae Chlorella SP Spirulina SP Kelompok 1 PDF
Disusun oleh:
DEPARTEMEN BIOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2014
BAB 1
PENDAHULUAN
Mikroalga adalah alga berukuran mikro yang biasa dijumpai di air tawar
dan air laut. Mikroalga merupakan spesies uniseluler yang dapat hidup soliter dan
berkoloni. Berdasarkan spesiesnya, ada berbagai macam bentuk dan ukuran
mikroalga. Tidak seperti tanaman tingkat tinggi, mikroalga tidak memiliki akar,
batang, dan daun. Mikroalga merupakan mikroorganisme fotosintetik yang
memiliki kemampuan untuk menggunakan sinar matahari dan karbondioksida
untuk menghasilkan biomassa.
1.3 Tujuan
ISI
mikroalga juga dibatasi oleh kontaminasi dari alga atau mikroorganisme yang
tidak diinginkan.
2.2.2 Photobioreactor
(a) (b)
Pada dasarnya, terdapat dua tipe photobioreactor, yaitu tipe flat plate dan
tipe tubular. Apabila dibandingkan, tipe tubular lebih cocok untuk aplikasi di luar
ruangan karena luasnya permukaan untuk proses iluminasi. Namun, flat plate
photobioreactor juga sering digunakan karena tipe ini dapat meratakan intensitas
penyinaran sehingga sel yang dihasilkan memiliki densitas yang lebih tinggi. Tipe
plate-flat photobioreactor lebih disukai karena: (i) konsumsi energi lebih rendah
dan kapasitas transfer massa tinggi; (ii) efesiensi fotosintetis tinggi; dan (iii) tdak
terdapat ruang yang tidak terkena cahaya. Desain dari tipe ini juga beragam mulai
dari tipe gelas hingga PVC transparan dan tebal. Photobioreactor memiliki rasio
luas permukaan dan volume yang besar. Produktivitas mikroalga menggunakan
photobioreactor dapat mencapai 13 kali lipat total produksi dengan menggunakan
sistem open raceway pond.
Flokulasi
Filtrasi
A. Mineral
B. Protein
Chlorella adalah genus ganggang hijau bersel tunggal yang hidup di air
tawar, laut, dan tempat basah. Ganggang ini memiliki tubuh seperti bola. Di dalam
secara vegetatif dengan membelah diri. Setiap selnya mampu membelah diri dan
menghasilkan empat sel baru yang tidak mempunyai flagel. Ganggang ini sering
salah satu jenis fitoplankton yang banyak digunakan untuk berbagai keperluan,
seperti digunakan sebagai makanan rotifera, bahan baku biodiesel atau sebagai
A. Senyawa Antibakteri
Uji aktivitas antibakteri dilakukan terhadap lima bakteri uji yaitu, E.coli,
Staphylococcus aureus A. hydrophyla, Pseudomonas aeruginosa, dan Vibrio
harveyi. Ekstrak kasar intraseluler Chlorella sp. dapat menghambat semua
pertumbuhan bakteri Gram negatif dan Gram positif. Berdasarkan hasil uji
aktivitas antibakteri dari ekstrak kasar intraseluler Chlorella sp. menunjukkan
bahwa ekstrak tersebut dapat menghambat pertumbuhan bakteri E.coli,
Staphylococcus aureus, A. hydrophyla, P. aeruginosa dan Vibrio harveyi. Hal ini
ditandai dengan terbentuknya diameter hambat atau zona bening disekitar paper
disc pada media agar. Dengan demikian ekstrak kasar intraseluler Chlorella sp.
dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan Gram negatif.
Kemungkinan hal ini disebabkan karena bakteri-bakteri tersebut tidak resisten
terhadap antibiotik klorampenikol yang terdapat pada ekstrak kasar intraseluler
Chlorella sp. Alasan ini dibuktikan dengan terbentuknya zona bening atau
diameter hambat disekitar paper disc yang telah diteteskan antibiotik
klorampenikol.
B. Ekstraksi Minyak Nabati
C. Karotenoid
2.5.1Biodiesel
Biofuel adalah bahan bakar padat, cair, ataupun gas yang merupakan
derivasi atau turunan dari biomassa organisme, salah satu conoh biofuel yang
berasal dari biomassa organisme adalah biodiesel (Patil et al., 2008). Biodiesel
adalah fatty methyl ester (FAME) yang berasal dari minyak nabati dan lemak/lipid
hewani. Biodiesel yang berasal dari proses transeterifikasi ini dapat dipakai secara
langsung ataupun dicampur dengan bahan bakar diesel lain untuk digunakan di
dalam mesin diesel (Panggabean et al., 2010).
Biodiesel dapat dihasilkan dari bebragai jenis tumbuhan. Saat ini yang
umum digunakan adalah penggunaan minyak sawit, jarak, jagung sebagai
campuran solar.
Ada dua hal penting berkaitan dengan jenis alga yang mempunyai fatty
acid yang tinggi yaitu berkaitan dengan keuntungan produksi, dan yang kedua
yaitu karakteristik dari minyak alga. Mikroalgae yang berpotensi untuk
dibudidayakan baik sebagai pakan alami di bidang perikanan maupun sebagai
sumber energi alternatif baru terdapat beberapa jenis, diantaranya yaitu Chlorella ,
Skeletonema costatum, Tetraselmis, Dunaliella, Chaetoceros, dan Spirulina
(Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995).
Chlorella sp. memiliki berbagai jenis asam lemak bebas termasuk rantai-
sedang asam lemak (C10-C14), rantai panjang asam lemak (C16-C18), dan rantai
asam lemak yang lebih panjang (>C20). Akan tetapi pada kondisi tertentu,
misalnya stress, beberapa jenis mikroalga akan mengubah jalur biosintetik
lipidnya menjadi lemak-lemak netral (20-50%) dan TGs. Pada mikroalga, jenis
glikolipid tersimpan di dalam membran sedangkan TGs tersimpan didalam
sitoplasma dan terdapat beberapa jenis alga yang menyimpan lemak-lemaknya di
dalam ruang-ruang tilakoid dalam kloroplastnya. Umumnya komposisi asam
lemak dari mikroalga merupakan campuran dari asam lemak tak jenuh
(unsaturated fatty acids) seperti: As.Palmitoleat (C16:1), As.Oleat (C18:1),
As.Linoleat (C18:2) and As.Linolenat (C18:3). Asam lemak-asam lemak jenuh
seperti As.Palmitat (C16:0) dan As.Stearat (C18:0) juga ditemukan dalam jumlah
kecil (Rachmaniah, dkk., 2010).
2.5.2 Medis
Sebetulnya Spirulina sp. bukan hAl baru di dunia pengobatan. Sejak 400
tahun lampau, herbal itu merupakan makanan tradisional suku Aztek dan Maya di
semenanjung Yucatan, Meksiko. Spirulina sp. mulai dikenal luas setelah seorang
professor Perancis, Crammond, menemukan rahasia kekuatan fisik suku Ganimu
yang tinggal di tepi danau Cad Afrika tahun 1963. Penduduk setempat
mengkonsumsi makanan berwarna hijau dan ternyata mencukupi gizi yang
dibutuhkan untuk beraktivitas, fisik mereka pun bagus. Setelah diteliti ternyata
makanan istimewa itu adalah Spirulina (ganggang hijau). Sekarang Spirulina
itulah yang kini banyak diharapkan mencegah dan menyembuhkan beragam
penyakit mematikan.
Spirulina merupakan pangan terbaik di antara pangan lain karena
mengandung nutrisi paling lengkap. Capelli yang memproduksi 30 ton Spirulina
per bulan di Kailua, Hawaii, tak berlebihan. Kandungan nutrisi Spirulina sp.
adalah betakaroten, zeasantin, dan pikosyanin. Kandungan ke-3 senyawa aktif
tersebut masing-masing 23.000 IU, 8 mg, dan 1.500 mg. Senyawa-senyawa itulah
yang berperan sebagai antioksidan sehingga meningkatkan sistem kekebalan
tubuh. Menurut Ahli Herba Rutgers University, Spirulina mempunyai kekayaan
antioksidan yang luar biasa untuk menetralisir radikal bebas.
Pemberian ekstrak Spirulina pada penelitian ini sesuai dengan teori dan
penelitian terdahulu, yaitu mampu meingkatkan indeks apoptosis secara
bermakna. Pada penelitian ini juga didapatkan hasil perbedaan bermakna antar
tingkat dosis perlakuan dimana nilai indeks apoptosis berbanding lurus dengan
dosis pada kelompok perlakuan satu sampai empat. Namun, indeks apoptosis
mengalami penurunan pada kelompok perlakuan lima dengan dosis
2000g/1000l media kultur.
Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa indeks apoptosis dari Spirulina
berbanding lurus dengan dosis yang diberikan. Hal ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang menyatakan bahwa efek dari c-fikosianin yang terkandung
dalam Spirulina berbanding lurus dengan dosisnya. Selain itu ada penelitian lain
yang menyatakan bahwa Spirulina mampu menurunkan ukuran tumor kulit dan
gaster yang berbanding lurus dengan dosis yang diberikan.12, 13, 19.
BAB III
PENUTUP
Ariyanti, Dessy dan Handayani, Noer Abyor. 2007. Mikroalga Sebagai Sumber
Biomasa Terbarukan: Teknik Kultivasi Dan Pemanenan.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=21872&val=1275&t
itle=
Arlyza, Irma Shita. 2005. Phycocyanin Dari Mikroalga Bernilai Ekonomis Tinggi
Sebagai Produk Industri. Volume 30, Nomor 3 : 27 36
Banerjee, A., Sharma, R., Chisty, Y., and Banerjee, U.C.2002. Botryococcus
braunii: A renewable source of hydrocarbons and other
chemicals. Critical Reviews in Biotechnology. (22) 3: 245279.
Borowitzka, M.A. 1994. Products from Algae. In S.M. Phang, L.Y. Kun,
M.A. Borowitzka, and B.A. Whitton eds. In. Proc. 1st Asia -
Pacific Conference on Algal Biotechnology. Kuala Lumpur,
Malaysia. University of Malaya.
Chisti, J., 2007, Biodiesel from microalgae., Biotechnology Advances, (25) 294-
306.Cisneros,
Harun, R., Singh, M., Forde, G.M., Danquah, M.K., (2010), Bioprocess
engineering of microalgae to produce a variety of consumer products,
Renewable and Sustainable Energy Reviews, 14, hal. 10371047.
Laves, P. and Sorgeloos, P. 1996. Manual on the production and use of live food
for aquaculture. FAO, Rome. 361 pp.
Li, D.M and Y. Z. Qi. 1997. Spirulina Industry in China: Present Status
and Future Prospects. J. Appl. Phycol., 9: 25 - 28.
Purwanto, E., Fransiscus Y., Soebroto L., Indrawati V. 2013. Sintesa Biodiesel dri
Mikroalgae Chlorella vulgaris melalui Reaksi Transeterifikasi In Situ.
Jurnal Teknik Kimia. 7(2).
Weil, A. (2000). Green food Spirulina, Bluegreen algae and Chorella .http://
www. wellness.com
LAMPIRAN
JAWABAN
Sebelumnya perlu diuji kualitas air dulu, apakah periaran yang berminyak
tersebut adalah akibat dari kandungan lipid pada Chlorella sp., atau dari limbah
lainnya. Karena bisa saja perairan yang berminyak adalah sisa bahan bakar dari
kapal nelayan. Apabila hasil uji kualitas air menunjukkan perairan yang
berminyak tersebut berasal dari limbah bahan bakar kapal, tentu saja akan
merugikan ekosistem perairan tersebut.
2. Surianti (12) : Apabila terdapat wanita yang kulit wajahnya rusak, dapat
ditanggulangi dengan produk Spirulina? Apakah treatment tersbut dapat
menimbulkan ketergantungan?
JAWABAN
Tergantung kerusakan pada wajah wanita tersebut seperti apa dan separah
apa. Jika kerusakan seperti bekas jerawat (scars) bisa ditanggulangi dengan
produk kecantikan Spriullina, karena Spirulina memiliki kandungan untuk
meregenerasi sel-sel baru dan memiliki senyawa antioksidan yang dapat
mencegah proses penuaan dini, serta dapat menghilangkan senyawa radikal
bebas yang terdapat pada wajah. Selain itu, karena produk kecantikan Spirulina
ini merupakan bahan yang alami, maka aman digunakan dan tidak akan
menyebabkan ketergantungan apabila digunakan dalam jangka panjang
3. Isna Nurhayati (30): Bagaimana kalau Spirulina untuk pakan hewan
ternak? Apakah dapat dikembangkan untuk skala rumah tangga?
JAWABAN
Spriullina dapat digunakan sebagai pakan hewan ternak, namun Spirulina
yang digunakan merupakan Spirulina sisa proses pengolahan suatu produk,
misalnya sisa pengolahan sebagai bahan suplemen. Biasanya pada pembuatan
suplemen, terdapat ampas Spirulina sisa penyaringan atau ampas pada proses
lainnya dalam pembuatan suplemen tersebut. Ampan sisa pembuatan suplemen
itulah yang dapat diolah kembali sebagai bahan pakan hewan ternak.
Pembuatan pakan hewan ternak dari Spirulina ini dapat pula
dikembangkan dengan skala rumah tangga. Dengan menggunakan kolam atau
teknik budidaya Open Ponds, media yang digunakan antara lain: media air
tawar yang ditambakan nutrisi-nutrisi yang dapat mendukung pertumbuhan
Spriullina. Nutrisi yang biasa digunakan yaitu pupuk NPK, dan dapat pula
menggunakan limbah sisa rumah tannga, seperti: toge, air sisa cucian beras,
serta sisa-sisa sampah sayurann dan tulang yang dikeringkan lalu digiling.