Anda di halaman 1dari 40

Mona

Istilah metabolisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Metabole” yang artinya perubahan atau
transformasi. Hal ini berkaitan dengan berbagai proses dalam tubuh yang mengubah makanan dan zat
lain menjadi energi dan produk sampingan metabolik lain yang digunakan oleh tubuh. Perubahan dari
suatu zat dengan sifat khusus menjadi zat lain yang mempunyai sifat baru yang disertai dengan
pelepasan atau penyerapan energi.

Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup, mulai dari makhluk
bersel satu yang sangat sederhana, seperti bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan, hewan; sampai kepada
manusia, makhluk yang susunan tubuhnya sangat kompleks. Di dalam proses ini makhluk hidup
mendapat, mengubah, dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.

Metabolisme juga bisa diartikan sebagai keseluruhan proses kimiawi yang terjadi di dalam tubuh
organisme yang diawali dengan substrat awal dan diakhiri produk akhir. Metabolisme bertujuan untuk
menghasilkan energi, yang berguna bagi aktivitas kehidupan baik tingkat seluler (pembelahan sel,
transpor molekul ke luar dan ke dalam sel) maupun tingkat individu (membaca, menulis, berjalan,
berlari, dsb). Metabolisme mempunyai empat fungsi spesifik, yaitu:

Untuk memperoleh energi kimia dari degradasi sari makanan yang kaya energi dari lingkungan atau dari
energi solar.

Untuk mengubah molekul nutrien menjadi prekursor unit pembangun bagi makromolekul sel.

Untuk menggabungkan unit-unit pembangun ini menjadi protein, asam nukleat, lipida, polisakarida, dan
komponen sel lain.

Untuk membentuk dan mendegradasi biomolekul yang diperlukan di dalam fungis khusus sel.

Metabolisme membantu dalam fungsi pencernaan serta penyerapan nutrisi. Hal ini paling terpengaruh
oleh nutrisi, hidrasi, dan aktivitas fisik. Masing-masing item ini merupakan aspek penting kesehatan
metabolisme yang optimal. Ketika salah satu kurang, maka berkurang pula tingkat metabolisme.
Akibatnya, kesehatan pun akan berpengaruh.
Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) molekul organik kompleks.
Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan-tahapan yang melibatkan enzim, yang dikenal pula sebagai
jalur metaboilsme. Metabolisme total merupakan semua proses biokimia di dalam organisme.
Metabolisme sel mencakup semua proses kimia di dalam sel. Tanpa metabolisme, makhluk hidup tidak
dapat bertahan hidup. Produk metabolisme disebut metabolit. Cabang biologi yang mempelajari
komposisi metabolit secara keseluruhan pada suatu tahap perkembangan atau pada suatu bagian tubuh
dinamakan metabolomika.

Metabolisme meliputi proses sintesis dan proses penguraian senyawa atau komponen dalam sel hidup.
Proses sintesis itu disebut anabolisme dan proses penguraian disebut katabolisme. Semua reaksi
metabolisme dikatalis oleh enzim, termasuk reaksi yang sederhana seperti penguraian asam karbonat
menjadi air dan karbondioksida; proses pemasukan dan pengeluaran zat kimia dari dan ke dalam sel
melalui membran; proses biosintesis protein yang panjang dan rumit; atau pun proses penguraian bahan
makanan dalam sistem pencernaan mulai dari mulut, lambung, usus, dan penyerapan hasil penguraian
tersebut melalui dinding usus, serta penyebarannya ke seluruh bagian tubuh yang memerlukannya.

Hal lain yang penting dari metabolisme adalah peranannya dalam proses detoksifikasi, yaitu mekanisme
reaksi pengubahan zat yang beracun manjadi senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh.

Anabolisme dibedakan dari katabolisme dalam beberapa hal: anabolisme merupakan proses sintesis
molekul kecil menjadi molekul yang lebih besar, sedangkan katabolisme adalah sebaliknya, yaitu proses
penguraian molekul besar menjadi molekul kecil; anabolisme adalah proses yang membutuhkan energi,
sedangkan katabolisme adalah proses yang melepaskan energi; anabolisme merupakan reaksi reduksi,
sedangkan katabolisme adalah reaksi oksidasi; seringkali hasil akhir anabolisme merupakan senyawa
pemula untuk katabolisme. Fungsi katabolisme adalah menyediakan bahan baku untuk sintesis molekul
lain dan menyediakan energi kimia.

Pengertian Anabolisme

Anabolisme Yaitu proses penyusunan senyawa kimia yang sederhana ke senyawa kimia atau molekul
kompleks. Peristiwa tersebut memerlukan energi dari luar, kemudian energi itu digunakan untuk
mengikat senyawa sederhana menjadi senyawa yang lebih kompleks. Dengan demikian pada proses ini
energi yang diperlukan tidak akan hilang. Namun tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada
senyawa atau materi kompleks yang baru terbentuk. Energi yang digunakan dalam anabolisme dapat
berupa energi cahaya atau energi kimia. Anabolisme yang dari energi cahaya disebut dengan fotosintetis
sedangkan anabolisme dari energi kimia disebut dengan kemosintetis.
Reaksi pada sel dapat dikelompokkan menjadi dua kategori. Pertama, reaksi anabolisme merupakan
reaksi pembentukan, yaitu terjadi sintesis molekul besar dari molekul sederhana / kecil. Pada proses
anabolisme membutuhkan energi, dan prosesnya disebut reaksi endogenic. Kedua, reaksi katabolisme
merupakan reaksi pemecahan. Katabolisme merupakan pemecahan molekul besar menjadi lebih
sederhana yang disertai pelepasan energi yang disebut reaksi exergonic. Total penjumlahan dari reaksi
anabolisme dan katabolisme disebut metabolisme (pembentukan dan pemecahan). Contoh proses
katabolisme adalah respirasi, sedangkan contoh proses anabolisme adalah fotosintesis (Green et al,
1988).

Anabolisme dibedakan dari katabolisme dalam beberapa hal yaitu :

Anabolisme merupakan proses sintesis molekul kimia kecil menjadi molekul yang lebih besar, sedangkan
katabolisme adalah proses penguraian molekul besar menjadi molekul kecil.

Anabolisme merupakan proses yang membutuhkan energi sedangkan katabolisme adalah proses yang
melepaskan energi.

Anabolisme merupakan reaksi reduksi sedangkan katabolisme merupakan reaksi oksidasi.

Sering kali hasil akhir anabolisme merupakan senyawa pemula proses katabolisme. (Wiradikusumah,
1985).

Beberapa makhluk hidup seperti tanaman, ganggang dan bakteri fotosintetik dapat memperoleh energi
dari sinar matahari melalui proses fotosintesis. Proses fotosintesis adalah proses transformasi energi
radiasi menjadi energi kimia. Sinar matahari terdiri dari partikel – partikel yang disebut foton, dimana
setiap foton mengandung sejumlah energi. Jumlah energi pada foton tergantung dari panjang
gelombang sinar, di mana semakin kecil panjang gelombang, energi yang terkandung di dalam foton
semakin besar. Sebagai contoh, foton yang berasal dari sinar biru mengandung energi lebih tinggi
dibandingkan dengan foton yang berasal dari sinar merah (Fardiaz, 1992).

Fotosintesis adalah proses dimana karbonmonoksida dan air di bawah pengaruh cahaya diubah ke
dalam persenyawaan organik yang berisi karbon dan kaya energi. Proses fotosintesis bertujuan untuk
membentuk karbohidrat,dan berlaku reaksi sebagai berikut : (Harjadi, 1979).

Fotosintesis adalah
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan
terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun
merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah
organisme autotrof obligat. Tumbuhan harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi
energi cahaya menjadi energi kimia (Audesirk & Audesirk, 1989).

Epidermis merupakan lapisan sel yang menutupi seluruh bagian tubuh tumbuhan. Epidermis berfungsi
melindungi tumbuhan dari kekeringan dan luka. Sel epidermis mensekresi zat lilin (cutin) yang
membentuk lapisan tebal yang disebut cuticle. Cuticle ini berada di dinding sel dan membantu
mengurangi kehilangan air saat evaporasi dan menghalangi masuknya patogen ( Green, et al, 1988 ).

Epidermis daun pada berbagai tumbuhan beragam dalam jumlah lapisan, bentuk, struktur, susunan
stomata, munculnya trikoma dan susunannya dan adanya sel yang khusus. Karena struktur daun yang
biasa pipih itu, maka dibedakan antara jaringan epidermis yang berada pada kedua permukaannnya.
Permukaan daun yang lebih dekat dengan ruas di atasnya dan yang biasa menghadap ke atas disebut
dengan permukaan adaksial dan permukaan yang lain dikenal dengan permukaan abaksial (Fahn, 1991).

Pada epidermis atas dan bawah dijumpai pori – pori kecil yang disebut dengan stomata (tunggal :
stoma). Pada tumbuhan darat, jumlah stomata pada epidermis bawah daun lebih banyak dari epidermis
atas yang merupakan adaptasi tumbuhan untuk meminimalisasi hilangnya air dari daun. Stomata
berperan dalam pertukaran gas (O2 dan CO2). Selain itu juga berperan dalam pengaturan penghilang air
dari tumbuhan (Audesirk & Audesirk, 1983).

Stomata berada pada jaringan epidermal. Setiap lubang stomata dikelilingi oleh 2 sel penjaga. Sel
penjaga ini mengatur terbuka dan menutupnya stomata berdasarkan perubahan konsentrasi glukosa
sebagai akibat dari aktivitas fotosintesis. Sel penjaga bersifat fleksibel. Ketika tekanan osmotik
meningkat, konsentrasi air menurun dan air berpindah ke sel penjaga secara osmosis. Hal ini kan
menyebabkan sel penjaga menggembung dan celah stomata terbuka. Perubahan ukuran stomata dapat
dipengaruhi oleh cahaya, konsentrasi karbon dioksida dan air. Sebagian besar transpirasi dan evaporasi
tumbuhan terjadi melalui stomata. Jika stomata membuka lebih lebar maka akan lebih banyak pula
kehilangan air (Audesirk & Audesirk, 1983).

Membuka dan menutupnya stomata harus seimbang antara kebutuhan karbndioksida dan kehilangan
air. Pada umumnya stomata membuka pada siang hari dan menutup pada malam hari. Selain itu
stomata juga akan menutup saat tanaman mengalami dehidrasi (Purves et al, 1992).
Proses fotosintesa kedua adalah reaksi gelap. Disebut reaksi gelap karena reaksi terjadi dalam ketiadaan
cahaya. Reaksi gelap dari fotosintesa berlangsung pada kloroplas. Selama reaksi gelap berlangsung,
molekul kompleks dari gula disusun oleh karbon, hidrogen, dan oksigen yang terbuat dari molekul
sederhana dari karbohidrat dan hidrogen NADPH2. Keduanya telah diproduksi dalam reaksi terang. PGA
berkurang menjadi fosfogliseraldehid, 3 senyawa karbon di mana sel hidup dapat menggunakannya
sebagai permulaan sintesis dari seluruh substansi yang tidak dapat dihitung dari kehidupan. Setelah
PGAL terbentuk, mempunyai beberapa alternatif yang tersedia. Beberapa dari 3 karbon PGAL dapat
disederhanakan menjadi 6 gula karbon, seperti fruktosa dan glukosa ini mungkin lebih lanjut
disederhanakan menjadi sebuah produk simpanan yang umum, atau mungkin dengan enzim diubah
menjadi lemak atau asam amino (Ritchie & Carola, 1983).

Hal – hal yang diperlukan agar proses fotosintesis dapat berjalan, yaitu antara lain :

Cahaya

Klorofil, pigmen fotosintesis

Organisasi plastida

Karbondioksida

Air

Pengertian Katabolisme

Katabolisme adalah reaksi pemecahan atau penguraian senyawa kompleks (organik) menjadi sederhana
(anorganik) yang menghasilkan energi. Untuk dapat digunakan oleh sel, energi yang dihasilkan harus
diubah menjadi ATP (Adenosin TriPhospat). ATP merupakan gugus adenin yang berikatan dengan tiga
gugus fosfat. Pelepasan gugus fosfat menghasilkan energi yang digunakan langsung oleh sel, yang
digunakan untuk melangsungkan reaksi-reaksi kimia, pertumbuhan, transportasi, gerak, reproduksi, dan
lain-lain.

Contoh katabolisme adalah respirasi sel, yaitu proses penguraian bahan makanan yang bertujuan
menghasilkan energi. Sebagai bahan baku respirasi adalah karbohidrat, asam lemak, dan asam amino
dan sebagai hasilnya adalah CO2(karbon dioksida, air dan energi). Respirasi dilakukan oleh semua sel
hidup, sel hewan maupun sel tumbuhan.
Merupakan proses pemecahan atau penguraian senyawa kompleks ke senyawa yang lebih sederhana
dengan menghasilkan energi yang dapat digunakan oleh organisme dalam beraktivitas. Senyawa organik
menyimpan energi dalam sebuah rangkaian atom-atom. Dengan bantuan enzim, sel secara teratur
memecah molekul-molekul yang lebih sederhana dengan ukuran energi yang lebih kecil. Terdapat dua
cara bagi organisme dalam menghasilkan energi antara lain sebagai berikut :

Respirasi seluler ialah menggunakan oksigen sebagai bahan bakar organik, keseluruhan proses
berlangsungnya respirasi seluler ialah sebagai berikut : Senyawa Organik + Oksigen = Karbon Dioksida +
Air + Energi

Fermentasi atau respirasi anaerob ialah proses pemecahan molekul yang berlangsung tanpa dengan
menggunakan oksigen.

Contoh Reaksi Katabolisme

Pengubahan glukosa menjadi CO2 dan H2O dalam respirasi aerob yang berlangsung dalam sel. Dalam
pemecahan glukosa diperlukan oksigen dan membebaskan sejumlah energi. Energi tersebut kemudian
yang digunakan untuk berbagai aktivitas.

Kesimpulan Anabolisme Dan Katabolisme

Dari hasil uraian diatas disimpulkan bahwa reaksi anabolisme terjadi penyimpanan energi, sehingga
anabolisme merupakan reaksi endergonik. Reaksi endergonik ialah reaksi yang membutuhkan energi.
Jika reaksinya memerlukan energi dalam bentuk yang panas, reaksi tersebut dinamakan dengan reaksi
endotern.

Sebaliknya dengan katabolisme, katabolisme merupakan reaksi yang membebaskan energi. Jadi
reaksinya bersifat eksorgenik. Jika reaksi membebaskan energi dalam bentuk panas, maka reaksi
tersebut dinamakan dengan reaksi eksotern.

Monosakarida

Monosakarida merupakan zat yang mereduksi dikarenakan adanya gugus karbonil. Biasanya disebut
dengan menambahkan akhiran ose (atau osa dalam istilah Indonesia) pada akhir kata, seperti gluocose
(glukosa) dan fructose (fruktosa). Akhiran osa ini sering digunakan sebagai nama umum. Selain itu,
penggolongan monosakarida tergantung pada jumlah atom oksigen yang terdapat di dalam senyawa.
Monosakarida dari Bahasa Yunani “mono” yang berarti “satu” dan sacchar yang berarti “gula” , ialah
senyawa karbohidrat didalam bentuk gula yang paling sederhana. Beberapa dari monosakarida tersebut
memiliki rasa manis. Sifat umum pada monosakarida ialah larut air, tidak berwarna, dan juga berbentuk
padat kristal. Contoh dari monosakarida ialah glukosa (dekstrosa), galaktosa, xilosa ,fruktosa (levulosa),
dan juga ribosa. Monosakarida ialah senyawa pembentuk disakarida (seperti sukrosa) dan juga
polisakarida (seperti selulosa serta amilum).

Disakarida

Disakarida ialah gula atau karbohidrat yang dibuat dengan melalui dengan cara menghubungkan dua
monosakarida.

Disakarida sangat penting untuk farmasi. seperti sukrosa (gula pasir), laktosa (gula susu), dan
gentiobiosa. Sukrosa adalah disakarida yang tidak mereduksi karena tidak memiliki gugus aldehida
bebas. Sukrosa merupakan satu-satunya disakarida banyak terdapat pada tanaman, sari buah-buahan,
air batang tebu, dan tanaman lain.

Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul monosakarida yang berikatan
melalui gugus -OH dengan melepaskan molekul air. Contoh dari disakarida adalah sukrosa, laktosa, dan
maltosa.

Polisakarida

Polisakarida sering juga dinamakan senyawa bukan gula karena rasanya tidak manis. Polisakarida
merupakan senyawa yang terdiri dari ratusan atau bahkan ribuan satuan monosakarida per molekul.
Seperti pada disakarida, satuan-satuan polisakarida saling berhubungan satu sama lain secara glikosidik
dan dapat dipecah dengan cara hidrolisis. Polisakarida adalah polimer yang terbentuk secara alami.
Polisakarida dianggap berasal dari aldosa atau ketosa dengan polimerisasi kondensasi

Polisakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari banyak sakarida sebagai monomernya. Rumus
umum polisakarida yaitu C6(H10O5)n. Contoh polisakarida adalah selulosa, glikogen, dan amilum.
Polisakarida dibedakan menjadi dua jenis, yaitu polisakarida simpanan dan polisakarida struktural.
Polisakarida simpanan berfungsi sebagai materi cadangan yang ketika dibutuhkan akan dihidrolisis untuk
memenuhi permintaan gula bagi sel. Polisakarida struktural berfungsi sebagai materi penyusun dari
suatu sel atau keseluruhan organisme.

polisakarida ialah polimer karbohidrat kompleks yang terbentuk melalui hubungan dari banyak
monomer monosakarida. Salah satunya dari polisakarida ialah pati, bentuk utama dari penyimpanan
energi pada suatu tanaman. Pati ialah bahan makanan pokok pada sebagian besar manusia. Makanan
seperti jagung, kentang, beras, dan juga gandum memiliki kandungan pati yang tinggi.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian, Klasifikasi dan 4 Fungsi Karbohidrat Beserta
Sumbernya Secara Lengkap

Sifat Klasifikasi

Karbohidrat (hidrat dari karbon, hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunani σάκχαρον, sákcharon,
berarti “gula”) adalah segolongan besarsenyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat
memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa),
cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun
(misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis, tumbuhan
hijau mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat.

Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang
menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil
(sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan
untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom
karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak
memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandungnitrogen, fosforus, atau sulfur.

Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana yang disebut
monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Banyak karbohidrat merupakan polimer yang
tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-
cabang, disebut polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan polisakarida,
terdapat pula disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan oligosakarida (rangkaian beberapa
monosakarida).
Klasifikasi Karbohidrat

Berdasar kompleksitasnya, dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :

Monosakarida; karbohidrat tunggal

Oligosakarida; karbohidrat yg tersusun dr beberapa(6 – 8) monosakarida

Polisakarida; karbohidrat yang tersusun dari lebih dari 10 monosakarida

1. Monosakarida

Monosakarida merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri dari 1 gugus cincin. Contoh dari
monosakarida yang banyak terdapat di dalam sel tubuh manusia adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa.
Glukosa di dalam industri pangan lebih dikenal sebagai dekstrosa atau juga gula anggur. Di alam glukosa
banyak terkandung di dalam buah-buahan, sayuran dan juga sirup jagung.

Fruktosa dikenal juga sebagai gula buah dan merupakan gula dengan rasa yang paling manis. Di alam
fruktosa banyak terkandung di dalam madu (bersama dengan glukosa), dan juga terkandung diberbagai
macam buah-buahan.

Sedangkan galaktosa merupakan karbohidrat hasil proses pencernaan laktosa sehingga tidak terdapat di
alam secara bebas. Selain sebagai molekul tunggal, monosakarida juga akan berfungsi sebagai molekul
dasar bagi pembentukan senyawa karbohidrat kompleks pati (starch) atau selulosa.

2. Olisakarida

Olisakarida adalah KH yang jika dihidrolisis menghasilkan 2-8 gugus monosakarida. Contoh: Maltotriose
glukosa+glukosa+glukosa. Kelompok oligosakarida ini diantaranya juga termasuk disakarida. Disakarida
merupakan jenis karbohidrat yang banyak dikonsumsi oleh manusia di dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap molekul disakarida akan terbentuk dari gabungan 2 molekul monosakarida.

Contoh disakarida yang umum digunakan dalam konsumsi sehari-hari adalah sukrosa yang terbentuk
dari gabungan 1 molekul glukosa dan fruktosa dan juga laktosa yang terbentuk dari gabungan 1 moleku
glukosa & galaktosa. Di dalam produk pangan, sukrosa merupakan pembentuk hampir 99% dari gula
pasir atau gula meja (table sugar) yang biasa digunakan dalam konsumsi sehari-hari sedangkan laktosa
merupakan karbohidrat yang banyak terdapat di dalam susu sapi dengan konsentrasi 6.8gr/100 ml.

3. Polysakarida

Polisakarida adalah KH yang jika dihidrolisis menghasilkan lebih dari 6 gugus monosakarida. Contohnya
yaitu: Glikogen, Amilum, Selulosa dan Dextrin. Berdasarkan fungsinya polisakarida dibagi menjadi
polisakarida sebagai bahan bakar (glikogen dan amilim) dan polisdakarida sebagai struktural (dextran,
kitin dan selulosa).

a. Glikogen

Glikogen merupakan salah satu bentuk simpanan energi di dalam tubuh yang dapat dihasilkan melalui
konsumsi karbohidrat dalam sehari-hari dan merupakan salah satu sumber energi utama yang
digunakan oleh tubuh pada saat berolahraga. Di dalam tubuh glikogen akan tersimpan di dalam hati dan
otot. Kapasitas penyimpanan glikogen di dalam tubuh sangat terbatas yaitu hanya sekitar 350-500 gram
atau dapat menyediakan energi sebesar 1.200-2.000 kkal. Namun kapasitas penyimpanannya ini dapat
ditingkatkan dengan cara memperbesar konsumsi karbohidrat dan mengurangi konsumsi lemak atau
dikenal dengan istilah carbohydrate loading dan penting dilakukan bagi atlet terutama yang menekuni
cabang olahraga bersifat endurans (endurance) seperti maraton atau juga sepakbola. Sekitar 67% dari
simpanan glikogen yang terdapat di dalam tubuh akan tersimpan di dalam otot dan sisanya akan
tersimpan di dalam hati. Di dalam otot, glikogen merupakan simpanan energi utama yang mampu
membentuk hampir 2% dari total massa otot. Amilum (pati) Pati merupakan simpanan energi di dalam
sel-sel tumbuhan berbentuk butiran-butiran kecil mikroskopik dengan berdiameter berkisar antara 5-50
nm.

Struktur pati terdiri dari α- amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan polimer glukosa rantai panjang
yang tidak bercabang sedangkan amilopektin merupakan polimer glukosa dengan susunan yang
bercabang-cabang. Komposisi kandungan amilosa dan amilopektin ini akan bervariasi dalam produk
pangan dimana produk pangan yang memiliki kandungan amilopektin tinggi akan semakin mudah untuk
dicerna. Di alam, pati akan banyak terkandung dalam beras, gandum, jagung, biji-bijian seperti kacang
merah atau kacang hijau dan banyak juga terkandung di dalam berbagai jenis umbi-umbian seperti
singkong, kentang atau ubi.

b. Kitin

Kitin merupakan polimer dari N-asetil –D-glukosamin yang digabungkan oleh ikatan β. Kitin terdapat
pada cangkang kulit luar insekta.

c. Dextran

Dextran merupakan polimer dari glukosa, dimana masing-masing residu glukosa dihibun gkan dengan
ikatan α 1-6. dextan juga memilki rantai cabang yang dibentuk khusus dengan ikatan α 1-2, α 1-3 atau α
1-4 tergantung pada spesies bakteri yang menggunakan dextran sebagai sumber casdangan
makanannya.

d. Selulosa
Selulosa merupakan suatu senyawa homopolisakarida yang linier, berbentuk seperti rambut, dan tidak
larit dalam air. Selain itu, merupakan polosakarida ekstraseluler pada dinding sel tumbuhan tinggi,
mikroorganisme dan permukaan luar membran sel hewan. Unit pembentuk selulosa adalah D- glukosa
dengan ikatan β 1-4.

Identifikasi Karbohidrat

Pemisahan dan identifikasi karbohidrat dapat dilakukan dengan teknik kromatografi, akan tetapi
terdapat sejumlah test-test kualitatif yang dapat dilakukan diantaranya :

Uji Molish

Uji ini merupakan uji yang paling umum untuk pengetesan adanya karbohidrat dan senyawa organik
lainnya. Pada uji ini asam sulfat pekat berfungsi untuk menghidrolisis ikatan glikosidik, menghasilkan
monosakarida yang akan didehidrasi menjadi furfural dan turunanya. Furfural mengalami sulfonasi
dengan alpha naftol yang akan menghasilkan cincin warna ungu kompleks (merah-ungu), yang
menunjukan adanya karbohidrat.

Uji Benedict

Uji ini digunakan untuk pengetesan adanya gula pereduksi. Hasil tes ini memberikan endapan warna
hijau, kuning, atau merah jingga yang memberikan perkiraaan semikualitatif adanya sejumlah gula yang
mereduksi.

Uji Barfoed

Uji ini digunakan untuk membedakan monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Barfoed merupakan
pereaksi yang bersifat asam lemah dan hanya direduksi oleh monosakarida. Disakarida akan dapat
dihidrolisis sehingga bereaksi positif dengan pemanasan yang lebih lama. Dengan kata lain untuk
membedakan monosakarida, disakarida, polisakarida tergantung berapa lama pemanasan sampai
terbentuk endapan tembaga oksida yang berwarna merah bata.

Uji Bial

Uji ini digunakan untuk menguji adanya gula pentosa. Pemanasan pentosa dengan HCL pekat akan
menghasilkan furfural yang berkondensasi dengan orcinol dan ion feri . Hasil pemanasan akan
menghasilkan warna biru-hijau yang menunjukan adanya gula pentosa.

Uji Selliwanof

Uji ini digunakan untuk menguji adanya gugus keton. Ketosa akan didehidrasi lebih cepat dari aldosa.
Furfural akan berkondensasi dengan recorcinol (1,3- dihidroksi benzena) yang akan memberikan warna
merah kompleks (merah-cherry).

Uji Iodium
Uji ini digunakan untuk menguji adanya polisakarida. Pembentukan warna biru menunjukan adanya pati,
warna merah menunjukan adanya glikogen atau eritrodekstrin.

Perbedaan Monosakarida, Disakarida, dan Polysakarida

Monosakarida

Monosakarida ialah zat yang mereduksi yang disebabkan karena adanya gugus karbonil. Biasanya
dikenal dengan menambahkan akhiran ose (ataupun osa dalam istilah Indonesia) pada akhir kata,
seperti gluocose (glukosa) dan juga fructose (fruktosa). Akhiran osa ini sering digunakan ialah sebagai
nama umum. Selain itu juga, penggolongan monosakarida tersebut tergantung pada jumlah atom
oksigen yang terdapat di dalam senyawa.

Polisakarida adalah karbohidrat dengan molekul polimer yang terdiri dari banyak (lebih dari dua) rantai
unit monosakarida yang diikat bersama oleh ikatan glikosidik. Polisakarida dapat memiliki struktur linier
dan bercabang. Polisakarida misalnya adalah selulosa (banyak terdapat pada dinding sel tanaman ),
chitin (terdapat pada dinding sel jamur dan cangkang serangga), dan glikogen (bentuk cadangan
makanan pada tubuh).

Disakarida

Disakarida tersebut sangat penting untuk farmasi. seperti sukrosa (gula pasir), laktosa (gula susu), dan
juga gentiobiosa. Sukrosa ialah disakarida yang tidak mereduksi disebabkan karena tidak memiliki gugus
aldehida bebas. Sukrosa tersebut ialah satu-satunya disakarida banyak terdapat pada tanaman, air
batang tebu, sari buah-buahan, dan juga tanaman lain.

Disakarida adalah karbohidrat yang terbentuk ketika dua monosakarida bergabung dengan ikatan
glikosidik. Seperti monosakarida, disakarida larut dalam air. Tiga contoh umum adalah sukrosa (terdapat
pada gula dapur, tersusun dari glukosa dan fruktosa), laktosa (terdapat pada susu, tersusun dari glukosa
dan galaktosa), dan maltosa (terdapat pada sereal dan makanan fermentasi, tersusun dari dua unit
glukosa).

Polisakarida

Polisakarida ini sering juga dikenal dengan nama senyawa bukan gula dikarenakan rasanya tidak manis.
Polisakarida tersebut ialah senyawa yang terdiri dari ratusan maupun bahkan ribuan satuan
monosakarida per molekulnya . Seperti pada disakarida, satuan-satuan polisakarida tersebut saling
berhubungan satu dengan lain secara glikosidik dan juga dapat dipecah dengan cara hidrolisis.
Polisakarida ialah polimer yang terbentuk secara alami. Polisakarida tersebut dianggap berasal dari
aldosa ataupun ketosa dengan polimerisasi kondensasi.

Monosakarida, juga disebut gula sederhana, adalah bentuk karbohidrat yang paling sederhana dan
satuan karbohidrat paling dasar karena menyusun disakarida dan polisakarida. Monosakarida tidak
dapat dihidrolisis lebih lanjut menjadi senyawa gula yang lebih sederhana. Rumus umum adalah C ₙH
₂ₙO ₙ. Monosakarida biasanya tidak berwarna, larut dalam air, dan padatan kristal. Contoh
monosakarida adalah glukosa, galaktosa, fruktosa, sakarosa dan maltosa.

Penggolongan Karbohidrat

Pada materi 1 ini, Anda akan mempelajari tentang penggolongan karbohidrat. Berdasarkan strukturnya,
karbohidrat dapat digolongkan menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida.

A. Monosakarida

Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis lagi menjadi gula yang lebih sederhana.
Monosakarida dapat dikelompokkan berdasarkan letak gugus karbonilnya. Jika letak gugus karbonil di
ujung, berarti monosakaridanya digolongkan ke dalam golongan aldosa. Disebut aldosa karena gugus
karbonil yang berada di ujung membentuk gugus aldehida. Jika gugus karbonil terletak di antara alkil,
berarti gugus fungsional digolongkan sebagai golongan ketosa. Disebut ketosa karena gugus karbonilnya
membentuk gugus keton.

Struktur Monosakarida

1. Glukosa

Glukosa (gula anggur = gula darah) merupakan gula aldosa yang berperan penting dalam
proses biologis. Glukosa merupakan molekul paling sederhana hasil hidrolisis dari semua karbohidrat
dalam tubuh sebelum proses oksidasi. Glukosa terdapat dalam buah-buahan masak, terutama dalam
anggur. Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat
memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Glukosa terbentuk dari hidrolisis pati, glikogen, maltosa,
dan dapat diragikan menjadi etanol dan gas CO2.

Glukosa dalam anggur

2. Fruktosa

Fruktosa (levulosa = gula buah) adalah gula ketosa yang merupakan makanan berenergi
yang pada akhirnya akan dioksidasi menjadi karbondioksida dan air dalam sel-sel tubuh. Fruktosa
merupakan ketoheksosa yang terbentuk dari hidrolisis sukrosa, insulin (pati dari dahlia). Fruktosa
terdapat bersama dalam madu dan buah-buahan, rasa manis melebihi glukosa dan sukrosa.

Fruktosa dalam madu

3. Galaktosa

Galaktosa mempunyai sifat memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kanan. Galaktosa


merupakan monosakarida yang dihasilkan dari proses gula susu mamalia. Galaktosa dialam tidak
ditemukan dalam keadaan bebas.

Struktur D-galaktosa

B. Disakarida

Disakarida tersusun dari dua molekul monosakarida yang jenisnya sama ataupun berbeda.
Rumus molekul disakarida adalah C12H22O11. Agar lebih jelas perhatikan tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1. Hubungan disakarida dan monosakarida

Nama Disakarida
Kandungan Monosakarida

Sukrosa

Glukosa dan Fruktosa

Maltosa

Glukosa dan Glukosa

Laktosa

Glukosa dan Galaktosa

Disakarida terjadi karena penggabungan 2 molekul monosakarida dengan pelepasan air. Pada
hidrolisis akan terbentuk monosakarida-monosakarida penyusunnya. Contoh disakarida: sukrosa,
laktosa, maltosa. Dua monosakarida dapat membentuk disakarida melalui ikatan glikosida. Ikatan ini
menghubungkan antarmonosakarida.

struktur molekul sukrosa, maltosa, dan laktosa

1. Sukrosa (C12H22O11)

Sukrosa atau sakarosa disebut juga gula tebu. Gula ini lebih dikenal dengan sebutan gula pasir yang
dikonsumsi sehari-hari. Sukrosa terdapat dalam gula aren, gula kelapa, dan madu.

Sukrosa dalam gula pasir

Disakarida ini terdiri atas fruktosa dan glukosa. Hidrolisis sukrosa dengan bantuan asam atau enzim
invertase akan menghasilkan glukosa dan fruktosa.
2. Laktosa (C12H22O11)

Laktosa disebut juga gula susu karena terdapat dalam air susu. Air susu Ibu (ASI) mengandung 5- 8%
laktosa, sedangkan susu sapi mengandung 4-6% laktosa. Laktosa merupakan serbuk tak berwarna dan
sedikit larut dalam air. Hidrolisis laktosa dengan katalis enzim laktase akan menghasilkan glukosa dan
galaktosa.

Galaktosa yang terbentuk dalam tubuh segera diubah menjadi glukosa dengan enzim tertentu.
Galaktosa dalam darah jika tidak diubah menjadi glukosa bisa menimbulkan kerdil, terbelakang, dan
kematian. Laktosa merupakan gula pereduksi karena dapat mereduksi pereaksi fehling, benedict, dan
pereaksi Tollens.

Laktosa dalam susu

3. Maltosa (C12H22O11)

Maltosa disebut juga gula gandum karena diperoleh dari hasil hidrolisis amilum (pati)
dengan katalis diastase atau hasil hidrolisis glikogen dengan katalis amilase. Maltosa tidak terdapat
bebas dialam. Hidrolisis maltosa akan menghasilkan dua satuan glukosa. Maltosa merupakan gula
pereduksi karena dapat mereduksi pereaksi fehling, benedict, dan pereaksi Tollens.

C. Polisakarida
Molekul polisakarida tersusun oleh lebih dari dua puluh atau lebih molekul monosakarida.
Rumus umum molekul polisakarida adalah (C6H10O5)n. Polisakarida mempunyai massa yang sangat
besar dan tidak larut dalam air. Senyawa-senyawa penting polisakarida: amilum (pati), glikogen, dan
selulosa.

Struktur Amilase

1. Amilum/pati

Amilum merupakan polimer glukosa dalam bentuk ikatan alfa, yang terdiri atas kurang
lebih 500 unit. Amilum terdapat sebagai persediaan makanan tumbuh-tumbuhan. Seperti kentang,
jagung, singkong, dan lain sebagainya. Terbentuknya amilum dalam tumbuh-tumbuhan merupakan hasil
reaksi fotosintesis.

Glukosa dengan enzim zimase merupakan peragian terbentuk alkohol (C2H5OH) dan
CO2.

Singkong dan Jagung contoh amilum/ pati

2. Glikogen

Glikogen terdiri atas satuan-satuan D-glukosa, kurang lebih 1.000 unit, merupakan
makanan cadangan yang terdapat dalam hati, jaringan hewan menyusui, dan manusia.
Struktur Glikogen

3. Selulosa

Selulosa merupakan penyusun utama dinding sel tumbuhan. Selulosa terdiri atas satuan
D-glukosa yang terdiri atas 1.000 – 3.000 unit sehingga sukar dicerna oleh enzim manusia.

Struktur selulosa

Guna selulosa:

(1) Metil selulosa digunakan dalam pembuatan plastik film.

(2) Selulosa asetat digunakan untuk membuat film tak terbakar.

(3) Selulosa nitrat (kapas peledak) digunakan untuk bahan peledak.

Glikolisis merupakan reaksi tahap pertama secara aerob (cukup oksigen) yang berlangsung dalam
mitokondria. Glikolisis berasal dari kata glyco = gula, lysis = memecah. Semua kehidupan di bumi
melakukan glikolisis. Tahap glikolisis tidak memerlukan oksigen dan tidak menghasilkan banyak energi.
Tahap glikolisis merupakan awal terjadinya respirasi sel.

Glikolisis terjadi dalam sitoplasma dan hasil akhir glikolisis berupa senyawa asam piruvat. Glikolisis
memiliki sifat-sifat, antara lain: glikolisis dapat berlangsung secara aerob maupun anaerob, glikolisis
melibatkan enzim ATP dan ADP, serta peranan ATP dan ADP pada glikolisis adalah memindahkan
(mentransfer) fosfat dari molekul yang satu ke molekul yang lain. Pada sel eukariotik, glikolisis terjadi di
sitoplasma (sitosol). Glikolisis terjadi melalui 10 tahapan yang terdiri dari 5 tahapan penggunaan energi
dan 5 tahapan pelepasan energi .
Glikolisis atau jalur glikolitik merupakan urutan sepuluh reaksi langkah yang mengubah satu molekul
glukosa atau beberapa gula terkait menjadi dua molekul piruvat dengan pembentukan dua molekul ATP.
Jalur glikolisis tidak memerlukan oksigen yang sehingga dapat terjadi di kedua kondisi aerobik dan
anaerobik. Yang semua keadaan intermediet ada di jalur ini memiliki 3 atau 6 atom karbon. Yang semua
reaksi yang terdapat dalam jalur glikolisis dapat dimasukkan ke dalam lima kategori yakni transfer
fosforil, pergeseran fosforil, isomerisasi, dehidrasi dan pemecahan aldol.

Untuk urutan reaksi glikolisis dapat dibagi menjadi tiga langkah utama. Glukosa pertama terjebak dan
stabil. Kemudian molekul dengan 6 ataom karbon dibagi menjadi molekul dengan dua atau tiga atom
karbon. jalur Glikolisis yang tidak memerlukan oksigen disebut dengan fermentasi dan diidentifikasi
dalam hal produk akhir pokok. Sebagai contoh, produk fermentasi glukosa pada hewab dan banyak
bakteri ialah laktat; sehingga disebut dengan fermentasi laktat. Dalam kebanyakan sel tumbuhan dan
jamur, produk akhir ialah etanol dan maka disebut dengan fermentasi alkohol.

Glukoneogenesis

Glukoneogenesis adalah sintesis glukosa dari senyawa bukan karbohidrat, misalnya asam laktat dan
beberapa asam amino. Proses glukoneogenesis berlangsung terutama dalam hati. Asam laktat yang
terjadi pada proses glikolisis dapat dibawa oleh darah ke hati. Di sini asam laktat diubah menjadi glukosa
kembali melalui serangkaian reaksi dalam suatu proses yaitu glukoneogenesis ( pembentukan gula
baru).

Glukoneogenesis yang dilakukan oleh hati atau ginjal, menyediakan suplai glukosa yang tetap.
Kebanyakan karbon yang digunakan untuk sintesis glukosa akhirnya berasal dari katabolisme asam
amino. Laktat yang dihasilkan dalam sel darah merah dan otot dalam keadaan anaerobik juga dapat
berperan sebagai substrat untuk glukoneogenesis.

Glukoneogenesis juga merupakan lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh selain
glikogenolisisjuga untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa di dalam plasma darah untuk
menghindari simtomahipoglisemia. Pada lintasan glukoneogenesis, sintesis glukosa terjadi dengan
substrat yang merupakan produk dari lintasan glikolisis, seperti asam piruvat, asam suksinat, asam
laktat, asam oksaloasetat. Glukoneogenesis memenuhi kebutuhan glukosa tubuh jika karbohidrat dari
makanan atau cadangan glikogen kurang memadai. Pasukan glukosa merupkan hal yang esensial
terutama bagi sistem saraf dan eritrosit.
Glukoneogenesis didefinisikan sebagai proses sintesis glukosa dan karbohidrat lainnya dari tiga atau
empat prekursor karbon dalam sel-sel hidup. Biasanya, prekursor ini non-karbohidrat di alam. Piruvat
ialah prekursor paling umm di banyak sel-sel hidup. Dalam kondisi anaerobik, piruvat diubah menjadi
laktat dan digunakan sebagai prekursor dalam halur ini.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Laju Reaksi : Pengertian, Rumus, Contoh Soal Dan Faktor
Yang Mempengaruhi

Proses Reaksi Glikolisis

Glikolisis merupakan reaksi tahap pertama secara aerob (cukup oksigen) yang berlangsung dalam
mitokondria. Glikolisis berasal dari kata glyco = gula,lysis = memecah. Semua kehidupan di bumi
melakukan glikolisis. Tahap glikolisis tidak memerlukan oksigen dan tidak menghasilkan banyak energi.
Tahap glikolisis merupakan awal terjadinya respirasi sel. Glikolisis terjadi dalam sitoplasma dan hasil
akhir glikolisis berupa senyawa asam piruvat. Glikolisis memiliki sifat-sifat, antara lain: glikolisis dapat
berlangsung secara aerob maupun anaerob, glikolisis melibatkan enzim ATP dan ADP, serta peranan ATP
dan ADP pada glikolisis adalah memindahkan (mentransfer) fosfat dari molekul yang satu ke molekul
yang lain. Pada sel eukariotik, glikolisis terjadi di sitoplasma (sitosol). Glikolisis terjadi melalui 10 tahapan
yang terdiri dari 5 tahapan penggunaan energi dan 5 tahapan pelepasan energi. Berikut ini reaksi
glikolisis secara lengkap:

Molekul glukosa akan masuk ke dalam sel melalui proses difusi. Agar dapat bereaksi, glukosa diberi
energi aktivasi berupa satu ATP. Hal ini mengakibatkan glukosa dalam keadaan terfosforilasi menjadi
glukosa-6-fosfat yang dibantu oleh enzim heksokinase.Glikolisis ini terjadi pada saat sel memecah
molekul glukosa yang mengandung 6 atom C (6C) menjadi 2 molekul asam piruvat yang mengandung 3
atom C (3C) yang melalui dua rangkaian reaksi yaitu rangkaian I (pelepasan energi) dan rangkaian II
(membutuhkan oksigen) dengan uraian sebagai berikut :

Proses Reaksi Glikolisis

Rangkaian I

Rangkaian I Reaksi Glikolisis (pelepasan energi) berlangsung di dalam sitoplasma (dalam kondisi
anaerob) yaitu diawali dari reaksi penguraian molekul glukosa menjadi glukosa-6-fosfat yang
membutuhkan (-1) energi dari ATP dan melepas 1 P. Jika glukosa-6-fosfat mendapat tambahan 1 P
menjadi fruktosa-6-fosfat kemudian menjadi fruktosa 1,6 fosfat yang membutuhkan (-1) energi dari ATP
yang melepas 1 P. Jadi untuk mengubah glukosa menjadi fruktosa 1,6 fosfat, energi yang dibutuhkan
sebanyak (-2) ATP. Selanjutnya fruktosa 1,6 fosfat masuk ke mitokondria dan mengalami lisis (pecah)
menjadi dehidroksik aseton fosfat dan fosfogliseraldehid.

Rangkaian II

Rangkaian II Reaksi Glikolisis (membutuhkan oksigen) berlangsung di dalam mitokondria (dalam kondisi
awal), molekul fosfogliseraldehid yang mengalami reaksi fosforilasi (penambahan gugus fosfat) dan
dalam waktu yang bersamaan, juga terjadi reaksi dehidrogenasi (pelepasan atom H) yang ditangkap oleh
akseptor hidrogen, yaitu koenzim NAD. Dengan lepasnya 2 atom H, fosfogliseraldehid berubah menjadi
2×1,3-asam difosfogliseral kemudian berubah menjadi 2×3-asam fosfogliseral yang menghasilkan (+2)
energi ATP. Selanjutnya 2×3-asam fosfogliseral tersebut berubah menjadi 2xasam piruvat dengan
menghasilkan (+2) energi ATP serta H2O (sebagai hasil sisa). Jadi, energi hasil akhir bersih untuk
mengubah glukosa menjadi 2 x asam piruvat, adalah:

Energi yang dibutuhkan Tahap I : (-2) ATP

Energi yang dihasilkan Tahap II : (+4) ATP

Energi hasil akhir bersih : 2 ATP

Pada perjalanan reaksi berikutnya, asam piruvat tergantung pada ketersediaan oksigen dalam sel. Jika
oksigen cukup tersedia, asam piruvat dalam mitokondria akan mengalami dekarboksilasi oksidatifyaitu
mengalami pelepasan CO2 dan reaksi oksidasi dengan pelepasan 2 atom H (reaksidehidrogenasi).
Selama proses tersebut berlangsung, maka asam piruvat akan bergabung dengan koenzim A (KoA–SH)
yang membentuk asetil koenzim A (asetyl KoA). Dalam suasana aerob yang berlangsung di membran
krista mitakondria terbentuk juga hasil yang lain, yaitu NADH2 dari NAD yang menangkap lepasnya 2
atom H yang berasal dari reaksi dehidrogenasi. Kemudian kumpulan NADH2 diikat oleh rantai respirasi
di dalam mitokondria. Setelah asam piruvat bergabung dengan koenzim dan membentuk asetil Co-A
kemudian masuk dalam tahap siklus Krebs.

Jika Anda amati lebih cermat lagi, Anda akan mengetahui pada tahapan mana sajakah energi ( ATP)
dibentuk. Nah, proses pembentukan ATP inilah yang disebut fosforilasi. Pada tahapan glikolisis tersebut,
enzim mentransfer gugus fosfat dari substrat (molekul organik dalam glikolisis) ke ADP sehingga
prosesnya disebut fosforilasi tingkat substrat. Keseluruhan reaksi glikolisis, dapat dibuat persamaaan
reaksi sebagai berikut:
Glukosa + 2ADP + 2Pi + 2NAD+ → 2 Piruvat + 2H2O + 2ATP + 2NADH + 2H+

Selain glukosa, bahan makanan yang Anda konsumsi tidak selalu mengandung gula sederhana seperti
glukosa saja. Kadang-kadang Anda mengkonsumsi bahan-bahan yang mengandung gula kompleks
(karbohidrat kompleks) seperti maltosa, laktosa, dan sukrosa. Kemudian, dapatkah gula-gula atau
karbohidrat yang kompleks tersebut langsung dimetabolisme oleh sel? Tentu saja tidak, bahan-bahan
yang belum sederhana tersebut harus dirombak dahulu sehingga menjadi bahan yang dapat
dimetabolisme langsung oleh sel. Bukankah Anda sudah mengetahui macam-macam gula? Maltosa,
sukrosa, dan laktosa terlebih dahulu diubah menjadi monomer penyusunnya yaitu glukosa dan gula
sederhana yang lain yaitu fruktosa atau galaktosa. Selanjutnya, glukosa atau gula-gula sederhana akan
masuk siklus glikolisis seperti biasa. Glukosa akan diubah menjadi glukosa 6P dan seterusnya sehingga
dapat dihasilkan 2 asam piruvat. Lalu, bagaimana dengan fruktosa dan manosa? Fruktosa dan manosa
dapat langsung diubah menjadi fruktosa 6P.

Transpor Elektron

Tahap akhir dari respirasi aerob adalah sistem transpor elektron sering disebut juga sistem
(enzim)sitokrom oksidase atau sistem rantai pernapasan yang berlangsung pada krista dalam
mitokondria. Pada tahap ini melibatkan donor elektron, akseptor elektron, dan reaksi reduksi dan
oksidasi (redoks). Donor elektron adalah senyawa yang dihasilkan selama tahap glikolisis maupun siklus
Krebs dan berpotensi untuk melepaskan elektron, yaitu NADH2 dan FADH2. Akseptor elektron adalah
senyawa yang berperan sebagai penerima elektron yang dilepaskan oleh donor elektron, yaitu enzim
sitokrom dan Oksigen.

Sebanyak 10 molekul NADH2 dan 2 molekul FADH2 dihasilkan selama tahap glikolisis dan siklus Krebs.
Seluruhnya akan memasuki reaksi redoks pada sistem transpor elektron. Setiap pelepasan elektron akan
menghasilkan energi berupa ATP, 1 molekul NADH2 akan menghasilkan 3 molekul ATP, dan 1 molekul
FADH2 akan menghasilkan 2 molekul ATP.

Mula-mula molekul NADH2 memasuki reaksi dan dihidrolisis oleh enzim dehidrogenase diikuti molekul
FADH2 yang dihidrolisis oleh enzim flavoprotein, keduanya melepaskan ion Hidrogen diikuti elektron,
peristiwa ini disebut reaksi oksidasi.

Selanjutnya elektron ini akan ditangkap oleh Fe+++ sebagai akseptor elektron dan dikatalis oleh enzim
sitokrom b, c, dan a. Peristiwa ini disebut reaksi reduksi. Reaksi reduksi dan oksidasi ini berjalan terus
sampai elektron ini ditangkap oleh Oksigen (O2) sehingga berikatan dengan ion Hidrogen (H+)
menghasilkan H2O (air). Hasil akhir dari sistem transpor elektron ini adalah 34 molekul ATP, 6 molekul
H2O (air). Secara keseluruhan reaksi respirasi sel aerob menghasilkan 38 molekul ATP, 6 molekul H2O,
dan 2 molekul CO2.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : √ Karbon Monoksida: Pengertian, Struktur, Reaksi, Serta
Peran Dalam Fisiologi Dan Makanan

Tahap – tahap Glikolisis

Dilihat dari keseluruhan, glikolisis terbagi menjadi dua bagian atau fase :

Fase 1 : meliputi tahap reaksi enzim yang memerlukan ATP, yaitu tahap reaksi dari glukosa sampai
dengan pembentukan fruktosa 6-fosfat

Fase 2 : meliputi tahap reaksi yang menghasilkan energi (ATP dan NADH) yaitu dari gliseraldehide 3-
fosfat sampai dengan piruvat

Tahap-Tahap Glikolisis :

Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa-6 fosfat dengan dikatalisir oleh enzim heksokinase atau
glukokinase pada sel parenkim hati dan sel Pulau Langerhanspancreas. ATP diperlukan sebagai donor
fosfat dan bereaksi sebagai kompleks Mg-ATP. Satu fosfat berenergi tinggi digunakan, sehingga hasilnya
adalah ADP. (-1P)

Glukosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 6-fosfat dengan bantuan enzim fosfoheksosaisomerase. Enzim
ini hanya bekerja pada anomerµ-glukosa 6-fosfat.

Fruktosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 1,6-bifosfat dengan bantuan enzim fosfofruktokinase. ATP
menjadi donor fosfat, sehingga hasilnya adalah ADP.(-1P)

Fruktosa 1,6-bifosfat dipecah menjadi gliserahdehid 3-fosfat dan dihidroksi aseton fosfat. Reaksi ini
dikatalisir oleh enzim aldolase (fruktosa 1,6-bifosfat aldolase).

Gliseraldehid 3-fosfat dapat berubah menjadi dihidroksi aseton fosfat dan sebaliknya (reaksi
interkonversi). Reaksi bolak-balik ini mendapatkan katalisator enzim fosfotriosaisomerase.

Gliseraldehid 3-fosfat dioksidasi menjadi 1,3-bifosfogliserat dengan bantuan enzim gliseraldehid 3-fosfat
dehidrogenase. Dihidroksi aseton fosfat bisa diubah menjadi gliseraldehid 3-fosfat maka juga dioksidasi
menjadi 1,3-bifosfogliserat.
Pada 1,3 bifosfogliserat, fosfat posisi 1 bereaksi dengan ADP menjadi ATP dibantu enzim
fosfogliseratkinase. Senyawa sisa yang dihasilkan adalah 3-fosfogliserat.

3-fosfogliserat diubah menjadi 2-fosfogliserat dengan bantuan enzim fosfogliseratmutase.

2-fosfogliserat diubah menjadi posfoenolpiruvat (PEP) dengan bantuan enzim enolase. Enolase
dihambat oleh fluoride. Enzim ini bergantung pada Mg2+ atau Mn2+.

Fosfat pada PEP bereaksi dengan ADP menjadi ATP dengan bantuan enzim piruvatkinase. Enolpiruvat
yang terbentuk dikonversi spontan menjadi ketopiruvat.

Jika tak tersedia oksigen (anaerob), tak terjadi reoksidasi NADH melalui pemindahan unsur ekuivalen
pereduksi. Piruvat akan direduksi oleh NADH menjadi laktat dengan bantuan enzim laktat
dehidrogenase.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Fotosintesis : Reaksi, Contoh, Fungsi dan Faktor yang
Mempengaruhi

Penghambat Glikolisis membentuk Glukosa

Proses pengubah prekursosrnonkarbohidrat menjadi glukosa atau glukogen. Substrat utamanya adalah
asam-asam amino glukogenik,laktat,gliserol, dan propionat. Hati dan ginjal adalah jaringan
glukoneogenik utama.

penghambat pembalikan sederhana glikolisis untuk membentuk glukosa. Reaksi-reaksi ini terjadi sebagai
berikut:

Piruvat dan fosfoenolpiruvat

Pembalikan reaksi yang di katalisis oleh piruvatkinase dalam glikoilisis melibatkan dua reaksi
endotermik. Piruvatkarboksilasemitikondriamengkatalisiskarboksilasepiruvat menjadi oksaloasetat,
suatu reaksi yang membutuhkan ATP dengan vitamin biotin sebagai koenzim. Biotin mengikat CO2dari
bikarbonat sebagai karboksibiotinsebelum penambahan CO2 ke piruvat. Enzim kedua,
fosfoenolpiruvatkarboksikinase, mengkatalisisdekarboksilase dan fosforilasioksaloasetat menjadi
fosfoenolpiruvat dengan menggunakan GTP sebagai donor fosfat. Di hati dan ginjal, reaksi
suksinattiokinase dalam silusasm sitrat menghasilkan GTP (bukan ATP seperti di jaringan lain), dan GTP
ini di gunakan untuk reaksi fosfoenolpiruvatkarboksikinase sehingga terbentuk hubungan antara
aktivitas siklus asam sitrat dan glukoneogenesis, untuk mecegah pengeluaran berlebihan oksaloasetat
untuk glukoneogeneesis yang dapat menggangu aktivitas siklus asma sitrat.
Fruktosa 1,6- bisfosfat dan fruktosa 6-fosfat

Perubahan fruktosa 1,6-bisfosfat menjadi fruktosa 6-fosfat, untuk pembalikan glikolisis, dikatalisis oleh
fruktosa 1,6-bisfosfatase. Keberadaan enzim ini menentukan apakah suatu jaringan mampu
memebnetuk glukosa (atau glikogen) tidak saja dari piruvat, tetapi juga dari triosa fosfat. Enzimini
terdapat di hati, ginjal dan otot rangka, tetapi mungkin tidak ditemukan di otot jantung dan otot polos.

Glukosa 6-fosfat dan glukosa

Perubahan glukosa 6-fosfat menjadi glukosa di katalisis oelh glukosa 6-fosfatase. Enzim ini terdapat di
hati dan ginjal, tetapi tidak di otot dan jaringan adiposa, akibatnya tidak dapat mengekspor glukosa
kedalam aliran darah.

Glukosa 1-fosfat dan glukogen

Pemecehan glikogen menjadi glukosa 1-fosfat di katalisis oleh fosforilase. Sintesist glikogen melibatkan
jalur yang berbeda melalui uridindifosfat glukosa dan glikogen sintase.

Setelah transminasi atau deaminasi asam-asam amino glukogenik menghasilkan piruvat atau zat-zat
antara siklus asam sitrat. Oleh karena itu reaksi yang di jelaskan sebelumnya dapat menyebabkan
perubahan laktat maupun asam amino glukogenik menjadi glukosa atau glikogen.

Propionat adalah prekursor utama glukosa pada hewan pemamah biak. Senyawa ini memasuki proses
glukoneogensis melalui siklus asma sitrat , setelah esterifikasi dengan KoA, propionil-KoA mengalami
karboksilasiD-metimalonil-KoA yang di katalisis oleh propionil-KoAkarboksilase, suatu enzim yang
dipendenbiotin. Metilmalonil-KoArasemasemengkatalisis perubahan D-metilmalonil-KoA menjadi L-
metilmalonil-KoA yang kemudian mengalami isomerisasi menjadi suksinil- KoA yang di katalisis oleh
metilmalonil- KoAmutase. Pada hewan bukan pemamah biak, termasuk manusia, propionat berasal dari
oksidasi-β asam lemak rantai-ganjil yang terdapat pada lipid hewan pemamah biak, serta oksidasi
isoleusin dan rantai samping kolesterol, serta merupakan subtrat (relatif minor) bagi glukoneogensis,.
Metilmalonil- KoAmutase adalah enzim denpenden vitamin B 12dan pada difisiensi asam metilmalonat,
enzim ini di sekresikan di urine( metilmalonatasiduria).

Gliserol di bebaskan dari jaringan adiposa melauiliposliss lipoprotein trissigliserol dalam keadaan
kenyang. Gliserol dapat juga digunakan untuk re-esterifikasi asam lemak bebas menjadi triasilgliserol di
jaringan adiposa hati. Atau menjadi subtrat untuk glukoneogenesis . dalam keadaan puas gliserol yang di
bebaskan dari lipolisistrialsilgliserol jaringan adiposa di gunakan semata-mata sebagai subtrat untuk
glukoneogenesis di hati dan ginjal.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Reaksi Kimia

Proses Glukoneogenesis

Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapat dibawa olehdarah ke hati. Disini asam laktat diubah
menjadi glukosa kembali melaluiserangkaian reaksi dalam suatu proses yang disebut
glukoneogenesis(pembentukan gula baru). Pada dasarnya glukoneogenesis ini adalah sintesisglukosa
dari senyawa-senyawa bukan karbohidrat, misalnya asam laktat danbeberapa asam amino.Proses
glukoneogenesis berlangsung terutama dalam hati. Walaupunproses glukoneogenesis ini adalah sintesis
glukosa, namun bukan kebalikandari proses glikolisis karena ada tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang
tidak reversible, artinya diperlukan enzim lain untuk kebalikannya.

Glukosa + ATP heksokinase Glukosa-6-Posfat + ADP.

Fruktosa-6-posfat + ATP fosfofruktokinase Fruktosa 1,6 diposfat + ADP.

Fosfoenolpiruvat + ADP piruvatkinase Asam Piruvat + ATP

Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversible tersebut, maka proses glukoneogenesis
berlangsung melalui tahap reaksi lain, yaitu :

Fosfoenolpiruvat dibentuk dari asam piruvat melalui pembentukan asamoksaloasetat.

-(a). asam piruvat + CO2+ ATP + H2O  asam oksaloasetat +ADP + Fosfat + 2H+

-(b). oksalo asetat + guanosintrifosfatfosfoenolpiruvat +guanosindifosfat + CO2

Reaksi (a) menggunakan katalis piruvatkarboksilase dan reaksi (b)menggunakan


fosfoenolpiruvatkarboksilase. Jumlah reaksi (a) dan (b)ialah :

asam piruvat + ATP + GTP + H2O fosfoenolpiruvat + ADP +GDP + fosfat + 2H+

Fruktosa-6-fosfat dibentuk dari fruktosa-1,6-difosfat dengan cara hidrolisisoleh enzim fruktosa-1,6-


difosfatase.

fruktosa-1,6-difosfat + H2O fruktosa-6-fosfat + fosfat.

Glukosa dibentuk dengan cara hidrolisis glikosa-6-fosfat dengan katalisglukosa-6-fosfatase.

glukosa-6-fosfat + H2O glukosa + fosfat


Dari penjelasan tersebut tampak adanya hubungan antara glukoneogenesisdengan siklus asam sitrat,
yaitu suatu siklus reaksi kimia yang mengubah asam piruvat menjadi CO2+ H2O dan menghasilkan
sejumlah energi dalambentuk ATP, dengan proses oksidasi aerob. Apabila otot berkontraksi untuk
bekerja, maka asam piruvat dan asam laktat dihasilkan oleh prosesglikolisis. Asam piruvat digunakan
dalam siklus asam sitrat. Pada waktuotot digunakan, jumlah asam piruvat yang dihasilkan melebihi
jumlah asampiruvat yang digunakan dalam siklus asam sitrat. Dalam keadaan demikiansejumlah asam
piruvat diubah menjadi asam laktat dengan proses reduksi.Reaksi ini akan menghasilkan NAD+dari
NADH.

Dalam proses glikolisis, asam laktat adalah hasil yang terakhir. Untuk metabolisme yang lebih lanjut,
asam laktat harus diubah kembali menjadiasam piruvat terlebih dahulu. Demikian juga untuk proses
glukoneogenesis.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Benzena : Pengertian, Sifat, Reaksi, Tatanama, Klasifikasi,
Dan Rumus Struktur Beserta Contohnya Lengkap

Pengaturan Glukoneogenesis

Hati dapat membuat glukosa melalui glukoneogenesis danmenggunakan glukosa melalui glikolisis
sehingga harus ada suatu sistempengaturan yang mencegah agar kedua lintasan ini bekerja serentak.
Sistempengaturan juga harus menjamin bahwa aktivitas metabolik hati sesuaidengan status gizi tubuh
yaitu pembentukan glukosa selama puasa danmenggunakan glukosa saat glukosa banyak. Aktivitas
glukoneogenesis dan glikolisis diatur secara terkoordinasidengan cara perubahan jumlah relatif glukagon
dan insulin dalam sirkulasi.Bila kadar glukosa dan insulin darah turun, asam lemak dimobilisasi
daricadangan jaringan adipose dan aktivitas oksidasi dalam hati meningkat. Halini mengakibatkan
peningkatan konsentrasi asam lemak dan asetil-KoAdalam hati.

Karena asam amino secara serentak dimobilisasi dari otot, maka jugaterjadi peningkatan kadar asam
amino terutama alanin. Asam amino hatidiubah menjadi piruvat dan substrat lain glukoneogenesis.
Peningkatankadar asam lemak, alanin, dan asetil-KoA semuanya memegang perananmengarahkan
substrat masuk ke glukoneogenesis dan mencegahpenggunaannya oleh siklus asam sitrat. Asetil-KoA
secara alosterik mengaktifkan piruvatkarboksilase danmenghambat piruvatdehidrogenase. Oleh karena
itu, menjamin bahwapiruvat akan diubah menjadi oksaloasetat. Piruvatkinase dihambat olehasam lemak
dan alanin, jadi menghambat pemecahan PEP yang baruterbentuk menjadi piruvat. Pengaturan
hormonalfosfofruktokinase danfruktosa-1,6-bisfosfatase diperantarai oleh senyawa yang baru
ditemukanyaitu fruktosa 2,6-bisfosfat.
Pembentukan dan pemecahan senyawa pengatur ini dikatalisis olehenzim-enzim yang diatur oleh
fosforilasi dan defosforilasi. Perubahankonsentrasi fruktosa-2,6-bisfosfat sejajar dengan perubahan
untuk glukosadan insulin yaitu konsentrasinya meningkat bila glukosa banyak danberkurang bila glukosa
langka. Fruktosa-2,6- bisfosfat secara alosterik mengaktifkanfosfofruktokinase dan menghambat
fruktosa 1,6-bisfosfatase. Jadi, bilaglukosa banyak maka glikolisis aktif dan glukoneogenesis dihambat.
Bilakadar glukosa turun, peningkaanglukagon mengakibatkan penurunankonsentrasi fruktosa-2,6-
bisfosfat dan penghambatan yang sederajat padaglikolisis dan pengaktifan glukoneogenesis.

Perbedaan Antara Glikolisis Dan Glukoneogenesis

Ada beberapa perbedaan antara glikolisis dan glukoneogenesis yang diantaranya yaitu:

Tiga reaksi dasar ireversibel dari jalur glikolat yang dielakkan dalam jalur glukoneogenesis dengan
memotong empat reaksi.

Glukoneogenesis meruapakan jalur anabolik sementara glikolisis ialah jalur katabolik.

Glikolisis merupakan jalur eksergonik, sehingga menghasilkan dua ATP per glukosa. Glukoneogenesis
membutuhkan penambahan hidrolisis enam ikatan phosphoanhydride (empat dari ATP dan dua dari
GTP) untuk mengarahkan proses pembentukan glukosa.

Glukoneogenesis terjadi terutama di hati sedangkan glikolisis terjadi pada otot dan berbagai jaringan
lainnya.

Glikolisis ialah proses catabolizing glukosa dan karbohidrat lainnya sementara glukoneogenesis ialah
proses sintesis gula dan polisakarida.

Tujuh reaksi pertama dijalur glukoneogenesis terjadi dengan pembalikan sederhana dari reaksi yang
sesuai dalam jalur glikolisis.

Glikolisis menggunakan dua molekul ATP tapi menghasilkan empat. Oleh karena itu, ATP mendapat
keuntungan dua per glukosa. Di sisi lain, glukoneogenesis mengjonsumsi enam molekul ATP dan
mensintesis satu molekul glukosa.

Pengertian Glikogenesis, Glikogenolisis dan Glukoneogenesis


A. Glikogenesis

Untuk tahap pertama dalam proses metabolisme karbohidrat yaitu pemecahan glukosa menjadi asam
piruvat disebut glikogenesis. Kemudian asam piruvat tersebut akan di oksidasi menjadi asetil KoA yang
kemudian akan masuk ke rangkaian siklus asam sitrat untuk diubah menjadi energi dalam bentuk ATP.

Sehingga dapat dikatakan bahwa glikogenesis merupakan suatu proses anabolic dalam membentuk
glikogen untuk menyimpan glukosa ketika kadar glukosa dalam darah tinggi seperti saat sesudah makan.

Glikogenesis juga dapat diartikan sebagai proses pembentukan glikogen dari glukosa yang selanjutnya
akan disimpan dalam otot maupun hati, karena glikogen adalah suatu bentuk karbohidrat yang disimpan
dalam tubuh yang sama dengan amilum dari tumbuhan.

Jalur tahapan Glikogenesis

Baca juga: Pengertian dan tahapan katabolisme

B. Glikogenolisis

Pemecahan glikogen terlebih dahulu harus dipecah untuk dapat memperoleh glukosa sebagai energi.
Yang mana proses glikogenolisis terjadi di dalam jalur yang berbeda. Dengan bantuan enzim fosforilase.
Kemudian fosfat anorganik akan melepaskan sisa glukosa untuk mendapatkan D-glukosa fosfat.

Sehingga dapat diartikan bahwa proses glikogenolisis adalah suatu proses pemecahan glikogen yang
terjadi melalui jalan yang berbeda, yang tergantung dari proses apa yang memengaruhinya. Molekul
glikogen dapat menjadi lebih kecil atau bahkan lebih besar, namun sangat jarang apabila molekul
tersebut dapat dipecah dengan sempurna.
Ketika Anda sedang makan, hati bisa menarik simpanan glikogen yang ada untuk membuat glukosa
dalam darah atau bekerja sama dengan ginjal untuk dapat mengkonversi metabolit non karbohidrat
salah satunya yaitu laktat, asam amino serta gliserol menjadi glukosa.

Proses yang terjadi dimulai dengan molekul glukosa serta akan diakhiri dengan terbentuknya asam
laktat. Reaksi yang berlangsung dibedakan menjadi dua fase yaitu pada fase pertama, glukosa akan
diubah menjadi trifosfat melalui proses fosforilase.

Sedangkan untuk fase kedua, akan dimulai melalui proses oksidasi triosafosfat sampai terbentuk asam
laktat. Kedua fase ini berbeda pada aspek energi yang berkaitan dengan reaksi pada kedua fase
tersebut.

C. Glukoneogenesis

Proses glukoneogenesis dapat terjadi apabila terdapat sumber energi dari karbohidrat sudah tidak lagi
tersedia. Sehingga tubuh akan menggunakan lemak sebagai sumber energi. Apabila lemak di dalam
tubuh juga sudah tidak tersedia, maka proses pemecahan protein akan terjadi.

Dapat diartikan juga bahwa glukoneogenesis merupakan suatu lintasan metabolisme yang dapat
dimanfaatkan tubuh, untuk menjaga kadar glukosa dalam darah tetap seimbang selain dengan
glikogenolisis.

Proses yang terjadi dalam glukoneogenesis atau pembentukan gula baru yaitu asam laktat akan diubah
kembali menjadi glukosa melalui rangkaian reaksi. Karena pada dasarnya glukoneogenesis tersebut
merupakan proses sintesis glukosa yang berasal dari senyawa-senyawa selain karbohidrat, seperti asam
laktat serta beberapa asam amino.

Jalur tahapan glukoneogenesis


Meskipun proses glukoneogenesis merupakan suatu proses sintesis glukosa, akan tetapi bukan suatu
kebalikan dari proses glikolisis. Sebab dalam tahap reaksi glikolisis terdapat tiga tahap yang tidak
reversible, yang mana dapat diartikan dalam prosesnya memerlukan enzim lain untuk kebalikannya.
Seperti:

Glukosa + ATP menjadi heksokinase glukosa-6-fosfat + ADP.

Fruktosa-6-fosfat + ATP fosforuktokinase menjadi fruktosa 1,6 difosfat + ADP.

Fosfoenol piruvat + ADP piruvat kinase menjadi asam piruvat + ATP

Dengan ketiga tahap reaksi yang tidak reversible tersebut, menyebabkan proses glukoneogenesis dapat
berlangsung melalui tahap reaksi lain seperti fosfoenol piruvat akan dibentuk dari asam piruvat dengan
pembentukan asam oksaloasetat.

Brainly.co.id

Apa pertanyaanmu?

Sekolah Menengah Pertama Ips 10 poin

Dasar teori daun yg memiliki amilum dan tidak

Tanyakan detil pertanyaan Ikuti tidak puas? sampaikan! dari Dzul4602 13.08.2018

Jawabanmu

Liliana1234 Ambisius
Karbohidrat merupakan suatu golongan senyawa yang terdiri dari atau dapat dihidrolisis menjadi
polisakarida aldehid dan keton. Karbohidrat dalam tanaman adalah tepung atau amilum atau pati.
Amilum adalah homopolimer (suatu polimer yang terbentuk oleh hanya satu macam unit monomerik)
dari glukosa yang digabung oleh mata rantai yang sama dengan maltosa. Macam amilum utama adalah
amilosa dan amilopektin (bila dilarutkan dengan iodin memberikan warna merah ungu). Sedangkan
amilosa memberikan warna biru (Fressenden, 1997).

Proses fotosintesis akan menghasilkan karbohidrat, terutama glukosa. Diantara berbagai karbohidrat
yang penting yang dapat dibentuk oleh tumbuhan dari glukosa adalah selulosa, sukrosa dan
pati/amilum. Amilum didalam tumbuhan banyak tersimpan dalam akar, umbi ataupun biji-bijian. Butir-
butir amilum itu sebenarnya semula terdapat di dalam kloroplas daun sebagai hasil fotosintesis. Pada
kebanyakan tumbuhan dikotil juga monokotil, pati mulai terkumpul pada daun segera setelah terjadi
proses fotosintesis yang berjalan cepat, sehingga pada tanaman dikotil mempunyai daun pati sedangkan
daun monokotil mempunyai daun gula (Loveless, 1994).

Hopkins (1995) menyatakan bahwa pembentukan karbohidrat terjadi pada tempat dimana cahaya
menyinari bagian yang hijau karena bagian tersebut mangandung klorofil. Kehadiran karbohidrat dapat
diketahui dari Iodin-Amilum. Bagian daun yang tertutup ketas alumunium foil dan dikenai sinar
matahari, maka setelah dimasukkan dalam alkohol panas dan aquades panas, kemudian ditetesi larutan
iodin, maka bagian tersebut tidak akan terbentuk warna ungu, tetapi bagian yang tidak ditutupi nampak
berwarna ungu.

Pembentukan pati terjadi melalui suatu proses yang melibatkan sumbangan berulang unit glukosa dari
gula nukleotida serupa dengan UDPG yang disebut adenosin difosfoglukosa (ADPG). Pembentukan ADPG
berlangsung dengan menggunakan ATP dan glukosa 1-p. Tentunya warna pada daun yang diuji
seharusnya berwarna coklat iodin, sedangkan pada daun yang digunakan sebagai kontrol akan berwarna
lebih gelap. Hal ini karena daun yang di beri perlakuan tidak menghasilkan amilum sehingga tidak
menimbulkan warna ungu (Dwijosepoetro, 1994).

Daftar Pustaka:

Campbell. (2008). Biologi Jilid 1 Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga

Suharsono dan Egi Nuryadin. (2018). Biologi Sel. Tasikmalaya: LPPM Universitas Siliwangi.

Suharsono dan Popo Mustofa K. (2017). Biologi Umum. Tasikmalaya: LPPM Universitas Siliwangi.

https://www.gurupendidikan.co.id/glikolisis-dan-glukoneogenesis/
https://www.gurupendidikan.co.id/monosakarida-disakarida-dan-polisakarida/

https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Karbohidrat-2016-
2016/menu4.html

https://www.siswapedia.com/glikogenesis-glikogenolisis-dan-glukoneogenesis/

Home

Manusia

Tumbuhan

Hewan

Makhluk Hidup

Biologi Dasar

Ekosistem

Biokimia

Pertanian

Type your search query and hit enter:

Type Here

Search

© DosenBiologi.com - All Rights Reserved - Hak Cipta di lindungi Undang Undang

DosenBiologi.com

Type your search query and hit enter:

Type Here

Search

HOMEPAGEBIOKIMIA

BIOKIMIA

Metabolisme Karbohidrat – Pengertian dan Macam Macamnya


Karbohidrat adalah senyawa yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Jumlah atom
karbonnya bisa bervariasi. Hampir sebagian besar organisme memperoleh sebagian besar energi untuk
menunjang kehidupannya dari karbohidrat. Secara umum, karbohidrat atau sakarida (berasal dari
bahasa Yunani yang artinya ‘gula’) dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

karbohidrat sederhana

Karbohidrat kompleks

Yang membedakan satu karbohidrat dengan karbohidrat lainnya adalah jumlah unit gula yang
terkandung molekul tersebut dan bagaimana unit-unit itu tertaut bersama.

Karbohidrat sederhana

Karbohidrat Sederhana yaitu karbohidrat yang terdiri dari satu unit gula (monosakarida) atau unit gula
dobel (disakarida). Karbohidrat dengan satu unit gula disebut gula sederhana atau monosakarida (mono
= satu; sakarida = gula). Contoh dari monosakarida ini adalah fruktosa (gula buah) dan glukosa (gula
darah), gula yang diproduksi ketika tubuh mencerna karbohidrat, dan galaktosa, gula yang diperoleh dari
mencerna laktosa (gula susu). Karbohidrat dengan dua unit gula disebut disakarida (di = dua). Contoh
dari disakarida ini adalah sukrosa (gula dapur) yang terbuat dari satu unit fruktosa dan satu unit glukosa.
(Baca: Homeostasis Glukosa Dalam Darah Manusia)

Karbohidrat kompleks

Karbohidrat kompleks yaitu karbohidrat yang terdiri dari 3 unit gula atau lebih dan tertaut dalam rantai.
Karbohidrat yang terdiri dari 3 sampai 10 unit gula disebut oligosakarida (oligo = beberapa), sedangkan
karbohidrat yang terdiri dari banyak unit gula disebut polisakarida (poli = banyak). Pada bakteri,
karbohidrat kompleks ini dicerna oleh enzim untuk menghasilkan gula sederhana. Contohnya adalah pati
dan selulosa, yaitu suatu polimer (rantai atom yang panjang) unit glukosa yang dipecah menjadi glukosa
sederhana.

Karbohidrat adalah bahan bakar jangka pendek yang baik untuk organisme uniseluler, karena
karbohidrat lebih sederhana untuk dimetabolisme oleh tubuh dari pada lemak atau asam amino
(komponen protein). Karbohidrat biasanya disimpan dalam molekul glukosa polimer panjang atau
sebagai penyimpanan energi.
Pada umumnya, semua karbohidrat mempunyai rumus umum CnH2nOn, seperti contohnya, rumus
molekul glukosa yaitu C6H12O6. Monosakarida-monosakarida (gula sederhana) bisa terikat bersama
untuk membentuk disakarida seperti sukrosa dan polisakarida seperti pati dan selulosa.

Macam-Macam Metabolisme Karbohidrat

Sel hidup, termasuk di dalamnya organel-organel sel, adalah ‘mesin organik’ yang beraktivitas tidak ada
henti-hentinya. Seperti contohnya, organel sel yang berkerja-sama dan saling berkoordinasi dengan baik
untuk menjaga suatu organisme tetap berfungsi. Untuk menjaga ‘kehidupannya’, setiap sel sangat
bergantung pada reaksi-reaksi biokimia yang terjadi dan karbohidrat adalah sumber energi penting yang
menggerakan reaksi-reaksi ini.

Metabolisme adalah reaksi kimia yang terorganisir, dan terkoordinasi dengan baik yang terjadi dalam
sel. Proses metabolisme ini mempunyai jalur (metabolic pathway) yang terdiri dari jalur katabolisme
(merombak molekul), jalur anabolisme (menyusun molekul), dan jalur amfibolik (yang melibatkan
katabolisme dan anabolisme). Berikut ini adalah macam-macam metabolisme karbohidrat yang terjadi
dalam tubuh organisme. (Baca: Jenis jenis Enzim)

1. Glikolisis

Glikolisis terjadi dihampir bagian setiap sel hidup. Reaksi ini dipercaya sebagai jalur biokimia tertua yang
terjadi di organisme. Glikolisis ini juga bisa terjadi secara anaerobik, yang artinya proses ini sudah terjadi
dalam bakteri prokariotik saat Bumi masih mempunyai atmosfer yang miskin oksigen (pra-eukariotik).
(Baca: Pengertian Organisme Prokariotik)

Glikolisis didefinisikan sebagai reaksi berantai mengkonversi glukosa atau glikogen menjadi piruvat atau
laktat, dengan produksi energi ATP (Adenosine Triphospate, bentuk energi yang paling umum digunakan
oleh sel). (Baca: Sistem Respirasi)
Glukosa + 2 NAD plus + 2 ADP + 2 P —> 2 pyruvate + 2 NADH + 2 ATP + 2H2O + 2H plus

Glikolisis terjadi dalam sitosol sel, dan bisa dibagi menjadi 2 fase: fase membutuhkan-energi dan fase
melepaskan-energi.

Fase membutuhkan energi

Pada fase ini, molekul glukosa disusun kembali, dan 2 kelompok fosfat terikat pada glukosa ini.
Kelompok fosfat ini kemudian membuat gula ‘modifikasi’ yang tidak stabil (fruktosa-1,6-bisfosfat),
memungkinkan gula ‘modifikasi’ ini terbagi menjadi dua dan membentuk gula glyceraldehyde-3-
phospate. Karena fosfat yang digunakan pada langkah ini berasal dari ATP (adenosine trifosfat), maka 2
molekul ATP digunakan. Fase ini sering disebut juga fase ‘investasi’ energi, karena menggunakan energi
(ATP) untuk menjalankan prosesnya.

Fase melepaskan energi

Pada fase ini, setiap gula glyceraldehyde-3-phospate dikonversi menjadi piruvat, melalui beberapa
reaksi. Reaksi ini membuat 2 molekul ATP dan 1 molekul NADH. Karena fase ini terjadi dua kali, maka
proses ini membuat 3 ATP dan 2 NADH secara keseluruhan.

Katalisator yang memicu raksi pada Glikolisis dilakukan oleh enzimnya sendiri, salah satunya adalah
enzim phosphofurctokinase, yang mengkatalisasi pembentukan molekul gula 2 fosfat (fructose-1,6-
bisphospate). Phosphofructokinase ini mempercepat atau memperlambat proses glikolisis sebagai
respon dari kebutuhan sel akan energi.

Intinya, Glikolisis mengubah molekul glukosa (6 karbon) menjadi molekul piruvat (3 karbon). Produk
bersih dari proses ini adalah 2 molekul ATP (4 ATP diproduksi menggunakan 2 ATP) dan 2 molekul NADH.

2. Siklus Asam Sitrat


Siklus asam sitrat, atau siklus asam trikarboksilat, atau siklus Krebs adalah pusat pengendali dalam
respirasi seluler. Siklus ini terjadi setelah Glikolisis dan menggunakan acetyl coenzim A (CoA), dibuat dari
oksidasi piruvat, sebagai bahan awalnya. (Baca: Siklus Krebs)

Tahap awal dari siklus ini adalah, acetyl CoA bergabung dengan molekul penerima oksaloasetat (4
karbon) untuk membentuk molekul sitrat (6 karbon). Kemudian, molekul sitrat ini melepaskan 2
karbonnya dalam bentuk karbon dioksida dan memproduksi molekul NADH. Enzim yang mengkatalisasi
reaksi ini adalah kunci utama dalam mengatur siklus asam sitrat, mempercepat atau memperlambat
reaksi berdasarkan kebutuhan energi sel. (Baca: Fungsi Enzim Tripsin)

Selanjutnya, molekul 4 karbon yang tersisa mengalami reaksi-reaksi tambahan, pertama membuat
molekul ATP, kemudian mereduksi pembawa elektron FAD (Flavin adenine dinucleotide) menjadi
FADH2, dan akhirnya menghasilkan NADH lagi. Himpunan reaksi-reaksi ini menghasilkan kembali
molekul awal, oksaloasetat, agar siklus ini bisa mengulang kembali.

Secara keseluruhan, satu putaran siklus asam sitrat melepaskan 2 molekul karbon dioksida dan
memproduksi 3 NADH, 1 FADH2, dan 1 ATP. Karena pada Glikolisis, ada 2 piruvat yang dihasilkan, maka
siklus asam sitrat terjadi dua kali untuk setiap molekul glukosa.

3. Jalur Fosfat Pentosa

Jalur fosfat pentosa atau pentose phosphate pathway adalah jalur metabolik yang berjalan secara
pararel dengan Glikolisis. Jika produk dari Glikolisis diolah kembali melalui respirasi seluler untuk
memproduksi energi, ada juga cabang alternatif dari Glikolisis untuk memproduksi gula yang menyusun
DNA dan RNA. Jalur yang disebut Jalur Fosfat Pentosa ini unik karena tidak ada energi dalam bentuk ATP
yang diproduksi dan digunakan dalam jalur ini. (Baca: Peran DNA dan RNA dalam Sintesa Protein)

Sama seperti proses lainnya dalam respirasi seluler, molekul yang melalui jalur fosfat pentosa ini
kebanyakan terbuat dari karbon. Cara mudah untuk memahami jalur ini adalah dengan mengikuti
karbonnya.

Pemecahan glukosa pada Glikolisis menghasilkan molekul 6 karbon yang dibutuhkan dalam proses jalur
fosfat pentosa. Pada langkah pertama glikolisis, glukosa diubah oleh kelompok fosfat untuk
menghasilkan glukosa-6-fosfat. Jalur fosfat pentosa ini bisa menggunakan molekul glukosa 6-fosfat yang
dihasilkan oleh Glikolisis atau metode lainnya.

Jalur Fosfat Pentosa ini dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase oksidatif dan fase non oksidatif. Kata ‘oksidatif’
berasal dari kata ‘oksidasi’, oksidasi adalah pemecahan molekul ketika molekul itu kehilangan setidaknya
satu elektronnya.

Fase oksidatif

Dalam fase ini, 2 molekul NADP+ direduksi menjadi NADH, memanfaatkan energi dari perngubahan
glukosa-fosfat menjadi ribulosa-5-fosfat. Reaksi keseluruhan untuk proses ini adalah:

Glukosa-6-fosfat + 2 NADP+ + H2O —> Ribulose 5-fosfat + 2 NADPH + 2 H+ + CO2.

Fase non-oksidatif

fase non oksidatif ini reversibel (bisa dibalik). Hal ini memungkinkan molekul-molekul yang berbeda
untuk masuk ke jalur fosfat pentosa di area-area yang berbeda pada fase non-oksidatif dan bisa
ditransformasikan sampai molekul pertama dari fase non-oksidatif (ribulose-5-fosfat). Ribulose-5-fosfat
ini adalah prekursor dari gula yang menyusun DNA dan RNA, dan juga produk dari fase oksidatif. (Baca:
Perbedaan DNA dan RNA)

SHARE

PUBLISHED BY

msalmanresist

TAGS:

ATPglikolisisglukosajalur fosfat pentosakarbohidratmetabolismesiklus asam sitrat

3 YEARS AGO

RELATED POST
Manfaat Glukosa dan Penjelasannya

Glikogenolisis dalam Tubuh dan Penjelasannya

Diet Karbo Turunkan Metabolisme Tubuh, Benarkah

Metabolisme Tubuh Bakteri

Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim Terlengkap

RECENT POSTS

PERTANIAN

Pemupukan Anorganik dan Penjelasannya

Definisi dari pupuk ialah bahan yang dijadikan sebagai penambah pada sebuah media tanam untuk
membantu…

9 months ago

PERTANIAN

Pemupukan Organik dan Penjelasannya

Pupuk berbahan organik menjadi satu-satunya input yang bisa diberikan ke dalam lahan sawah.
Konsentrasi nutrisi…

9 months ago

BIOTEKNOLOGI

Manfaat Penerapan Bioteknologi

Sebelum membahas tentang manfaat Bioteknologi, ada baiknya kita paham duluapa itu Bioteknologi.
Secara umum Bioteknologi…

9 months ago

BIOLOGI DASAR

Dampak Red Tide Bagi Biota Laut

Definisi dari red tide merupakan kejadian yang terjadi secara alami pada air laut yang mengalami…

9 months ago

BIOLOGI DASAR
Dampak Red Tide Bagi Manusia

Definisi dari red tide ialah fenomena dimana ditemukan perkembangan jumlah fitoplankton yang sangat
drastis berkali…

9 months ago

BIOLOGI DASAR

LGBT dari Sudut Pandang Biologi

Dr Roslan Yusni Hasan atau Ryu Hasan selaku pakar neurologi mengatakan, dalam menjawab mengenai
LGBT…

9 months ago

Home Tentang Kami Hubungi Kami Adchoices Cookies Term Of Use Disclaimer Kebijakan Privasi
Ketentuan Layanan

© DosenBiologi.com - All Rights Reserved - Hak Cipta di lindungi Undang UndangView Desktop Version

Anda mungkin juga menyukai