SKRIPSI
Oleh:
AYU KARTINI
NIM 071222610047
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ vi
DAFTAR TABEL ............................................................................. viii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................ 4
D. Rumusan Masalah ................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ................................................................... 6
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
2. 1. Ukiran Motif Dasar Kaluk Pakis................................................... 14
2. 2. Ragam Hias Genting Tak Putus .................................................... 15
2. 3. Ragam Hias Lilit Kangkung ......................................................... 16
2. 4. Motif Bunga Kendur .................................................................... 16
2. 5. Motif Bunga Melati 1 ................................................................... 17
2. 6. Motif Bunga Melati 2 ................................................................... 17
2. 7. Motif Bunga Manggis .................................................................. 17
2. 8. Motif Bunga Cengkih ................................................................... 18
2. 9. Motif Bunga Melur ...................................................................... 18
2. 10. Motif Bunga Cina ....................................................................... 18
2. 11. Motif Bunga Hutan ................................................................... 19
2. 12. Ragam Hias Bunga Matahari ...................................................... 20
2. 13. Ragam Hias Tampuk Pinang ...................................................... 20
2. 14. Ragam Hias Roda Bunga............................................................ 21
2. 15. Pucuk Rebung ............................................................................ 22
2. 16. Sinar Matahari Pagi ... 24
2. 17. Ukiran Motif Semut Beriring .................................................... 24
2. 18. Ukiran Motif Ikan .................................................................... 25
2. 19. Lebah Bergantung Kuntum Setaman .......................................... 25
2. 20. Ukiran Motif Itik Sekawan dan Itik Pulang Petang ..................... 26
2. 21. Sket Siku Keluang Padu ............................................................. 26
2. 22. Motif Burung-burung ................................................................. 27
2. 23. Motif Ular-ularan ....................................................................... 27
2. 24. Lubang Angin dengan Motif Naga Berjuang .............................. 28
2. 25. Lubang Angin dengan Motif Roda Bunga dan Burung-burung ... 29
2. 26. Motif Ukiran Awan Larat .......................................................... 30
2. 27. Motif Bintang-bintang ............................................................... 30
2. 28. Motif Kaligrafi .......................................................................... 31
2. 29. Motif Jala-jala ............................................................................ 32
2. 30. Motif Sinar Matahari Pagi ......................................................... 22
2. 31. Motif Terali Biola ...................................................................... 33
2. 32. Motif Terali Biola ..................................................................... 33
2. 33. Motif Ricih Wajid ...................................................................... 34
2. 34. Bidai Untuk Rumah Orang Biasa .............................................. 43
2. 35. Bidai Untuk Rumah Bangsawan 43
2. 36. Bidai Untuk Rumah Istana Raja .... 44
2. 37. Motif Sayap Latang untuk Rumah Penduduk ........................... 44
2. 38. Istana Maimoon Medan ........................................................... 47
2. 39. Mesjid Raya Al-Osmani .......................................................... 48
2. 40. Mesjid Raya Al-Mashun ........................................................... 50
4. 41. Istana Maimoon . 61
4. 42. Denah Lokasi Istana Maimoon . 62
4. 43. Ruang Masuk Istana Maimoon . 62
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
3. 1. Jadwal Penelitian ......................................................................... 54
3. 2. Bangunan Melayu ....................................................................... 57
4. 3. Ornamen Pada Pintu Masuk Bangunan......................................... 63
4. 4. Pintu Masuk Tampak Depan Istana Maimoon .............................. 64
4. 5. Ornamen Yang Ada Pada Ruang Utama Tampak Atas ................ 65
4. 6. Ornamen Yang Ada Pada Ruang Peterakna Tampak Depan ........ 67
4. 7. Ornamen Yang Ada Pada Langit-langit Istana Maimoon ............. 69
4. 8. Ornamen Yang Ada Pada Langit-langit Istana Maimoon .............. 70
4. 9. Ornamen Yang Ada Pada Langit-langit Istana Maimoon .............. 72
4. 10. Ornamen Yang Ada Pada Langit-langit Istana Maimoon ............ 74
4. 11. Ornamen Yang Ada Pada Lantai Ruang Utama Peterakna ......... 75
4. 12. Ornamen Yang Ada Pada Lantai Ruang Utama Peterakna ......... 76
4. 13. Ornamen Yang Ada Pada Teras Depan Istana Maimoon............. 77
4. 14. Ornamen Yang Ada Pada Pintu Masuk Tampak Depan ............. 79
4. 15. Ornamen Yang Ada Pada Ruang Dalam Mesjid Al-Osmani ...... 81
4. 16. Ornamen Yang Ada Pada Kaligrafi Mesjid ............................... 83
4. 17. Ornamen Yang Ada Pada Kaligrafi Mesjid ............................... 84
4. 18. Ornamen Yang Ada Pada Sisi Ruang Dalam Mesjid ................. 85
4. 19. Ornamen Yang Ada Pada Langit-langit Ruang Dalam Mesjid .. 87
4. 20. Ornamen Yang Ada Pada Rumah Penjaga Mesjid .................... 89
4. 21. Ornamen Yang Ada Pada Bangunan Sekitar Mesjid ................. 91
4. 22. Ornamen Yang Ada Pada Gerbang Mesjid ............................... 93
4. 23. Ornamen Yang Ada Pada Sisi Rumah Cindai Cemara Asri ........ 94
4. 24. Ornamen Yang Ada Pada Ruang Dalam Cindai Cemara Asri .... 96
4. 25. Ornamen Yang Ada Pada Ruang Lantai Dua Cindai Cemara Asri 98
4. 26. Ornamen Yang Ada Pada Teras Lantai Dua Cindai Cemara Asri 100
4. 27. Ornamen Yang Ada Pada Teras Lantai Rumah Dua Cindai 104
1
BAB I
PENDAHULUAN
kebudayaan India, Arab, Cina, Eropa, dan termasuk kebudayaan sendiri yaitu
Di Indonesia, jumlah suku Melayu sekitar 15% dari seluruh populasi, yang
sebagian besar mendiami propinsi Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi,
banyak pula masyarakat, dan Dayak yang berpindah ke wilayah pesisir timur
Sumatera dan pantai barat Kalimantan, mengaku sebagai orang Melayu. Selain di
Nusantara, suku Melayu juga terdapat di Sri Langka, Kepulauan Cocos (Keeling)
WIB).
Selanjutnya keberadaan suku Melayu di kota Medan sebagai ibu kota dari
Propinsi Sumatra Utara, dan kota terbesar ketiga di Indonesia, maka Medan
merupakan perpaduan dari beberapa etnis dan budaya, karena di kota ini di dapati
beberapa etnis Aceh, etnis Batak dan etnis Melayu. Demikian pula keturunan Cina
banyak berdiam di kota ini sejak zaman Belanda, menyebabkan terjadi akulturasi
1
2
di kota ini semakin kaya dengan budaya pantai (Bandar). Walaupun penduduk
bandar ini terdiri dari berbagai kaum yang menarik, namun penduduk asal bandar
bangunan Melayu, bernuansa seni dan religi yang eksotis untuk dikunjungi
Museum Sumatra Utara, Pusat Kesawan, bangunan antik yang indah, Balai Kota
dan Kantor Pos Pusat, Menara Air dan sebagainya yang memiliki ciri khas
bangunan Melayu. Ada mesjid lama lainnya seperti mesjid Osman di Labuhan
Deli.
Ada juga bangunan rumah tinggal Melayu saat ini yang kaya tradisi seperti
khas Melayu, desain arsitektur dan dekorasi bangunan Melayu dengan penerapan
arsitektur modern, tetapi pada bangunan Melayu tersebut masih memiliki nilai
3
estetis dengan berbagai jenis bentuk ornamen, warna dan penempatan ornamen
Melayu.
warna yaitu warna hijau dan warna kuning, namun banyak juga ornamen Melayu
yang menerapkan warna-warna lain seperti warna putih, cokelat, merah dan biru
demi terciptanya nilai estetis yang tinggi. Dengan demikian penulis mencoba
B. Identifikasi Masalah
menjadi terarah serta cakupan masalah yang diketahui tidak terlalu luas.
1. Bentuk ornamen yang sering digunakan pada bangunan Melayu yang ada di
kota Medan.
2. Warna ornamen Melayu pada bangunan yang ada di kota Medan tersebut.
3. Penerapan jenis ornamen pada bangunan Melayu yang ada di kota Medan,
C. Pembatasan Masalah
teoritis maka penulis merasa perlu membatasi masalah-masalah dan lain-lain yang
sebagai berikut :
1. Bentuk ornamen Melayu apa saja yang diterapkan pada bangunan Melayu
2. Warna pada setiap bentuk ornamen yang diterapkan pada bangunan Melayu
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu titik dari pada penelitian yang hendak
pada :
1. Apa saja bentuk ornamen Melayu yang diterapkan pada bangunan Melayu
2. Apa sajakah warna pada setiap bentuk ornamen yang diterapkan pada
E. Tujuan Penelitian
mempunyai tujuan tertentu. Tanpa adanya suatu tujuan tertentu yang jelas maka
kegiatan tersebut tidak akan dapat terarah karena tidak tahu apa yang ingin dicapai
pada tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini tujuan yang
1. Untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang penempatan bentuk ornamen pada
2. Untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang penerapan warna ornamen Melayu
F. Manfaat Penelitian
museum Medan.
4. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi para mahasiswa jurusan seni
berkarya.
5. Sebagai bahan masukan bagi penikmat seni rupa khususnya seni rupa
tradisional Melayu.
BAB II
A. Landasan Teoritis
diteliti, sehingga landasan teoritis ini merupakan acuan ataupun pedoman dalam
sudah ada disimpulkan bahwa otoritas yang diangkat dari analisis kepustakaan,
yang bisa mendukung logika berfikir penulis apalagi didukung fakta-fakta yang
Melayu yang diterapkan pada beberapa bangunan yang ada di kota Medan.
1. Pengertian Analisis
bahwa: Analisis adalah cara memeriksa suatu masalah untuk menemukan semua
unsur dasar dan hubungan antar unsur-unsur yang bersangkutan. Oleh karena itu
46) menyebutkan :
2. Pengertian Penerapan
3. Pengertian Ornamen
Menurut Suardi (2000 : 30), ornamen berasal dari kata ornare yang berarti
sebagai setiap hiasan bergaya geometrik atau yang lainnya. Ornamen dibuat pada
9
suatu bentuk dasar dari hasil kerajinan tangan (perabot, pakaian, dan lain
yang digunakan untuk memperindah bagian dari sebuah bangunan atau obyek.
Ornamen arsitektural dapat diukir dari batu, kayu atau logam mulia, dibentuk
dengan plester atau tanah liat, atau terkesan ke permukaan sebagai ornamen
terapan; dalam seni terapan lainnya, bahan baku obyek, atau yang berbeda dapat
digunakan.(http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:ComunityissimetryJhon_Manuel_
bagus dan menarik. Selanjutnya ornamen sering terdapat nilai-nilai simbolik atau
Dengan demikian jelas bahwa tugas dan fungsi ornamen adalah sebagai
penghias suatu objek, dan apabila ornamen tersebut di letakkan atau diterapkan
10
pada benda lain akan memiliki nilai tambah pada benda tersebut. Baik dalam
Menurut Azmi (2012 : 19), Pada hakekatnya keberadaan ragam hias atau
diteliti lebih mendalam dari pembahasan di atas, cakupan ornamen menjadi sangat
luas. Karena sesuatu yang mempunyai tugas menghiasi serta menambah nilai dari
benda yang ditempatinya berarti disebut sebagai ornamen. Namun, secara rinci
erat dengan kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008 : 141)
dikatakan bahwa budaya adalah pikiran, akal budi, dan adat istiadat.
adalah suatu usaha manusia untuk memperindah atau menghias suatu karya seni.
perasaan yang diwujudkan dalam bentuk visual dan dapat berperan dalam
setempat.
11
dekorasi.
1. Stilasi
memberikan suatu gaya atau mode untuk mendisain suatu bentuk motif
hias agar tercipta variasi motif hias yang berbeda dan inovatif.
2. Distorsi
3. Repetisi
4. Dekorasi
menjelaskan bahwa dekorasi adalah hiasan atau gambar yang dibuat untuk
klasik dan ornamen modern. Ornamen adalah komponen dari suatu produk seni
a. Ornamen Primitif
b. Ornamen Tradisional
hidup dan berkembang pada masa nenek moyang, dan dipelihara secara
c. Ornamen Klasik
walaupun sedikit saja maka ornamen tersebut sudah tidak bisa dikatakan
d. Ornamen Modern
maupun klasik. Bahkan, sering kali ornamen modern ini menyimpang dari
berbagai jenis-jenis tumbuhan seperti bentuk daun, bunga dan batang. Kemudian
distilir menjadi bentuk hiasan yang merambat bersulur meliuk kekiri dan kekanan.
pada batu untuk hiasan candi, pada benda-benda pakai mulai dari yang terbuat
dari tanah liat atau keramik, kain bersulam, bordir, tenun dan batik, barang-barang
yang terbuat dari emas, perak, kuningan, perunggu, sampai benda-benda berukir
dari kayu.
Namun secara umum, berbagai ukiran itu dimasukkan kedalam tiga kelompok
induk yang menjadi dasar ukiran, yaitu kelompok Kaluk Pakis, kelompok Bunga-
pada papan tutup kaki dinding, daun pintu, lis dinding, tiang dan lis ventilasi.
Yang termasuk kedalam kelompok ini adalah semua bentuk bermotif daun-daunan
dan akar-akaran.
Motif daun-daunan dipakai oleh daun susun, daun tunggal, dan daun
bersanggit. Sementara yang memakai motif akar-akaran adalah akar pakis, akar
rotan, dan akar tunjang. Selain motif daun-daunan dan akar-akaran diatas, yang
termasuk kedalam kelompok kaluk pakis adalah Genting Tak Putus dan Lilit
Kangkung.
kiri, kait-mengait dengan variasi daun yang disesuaikan dengan tempatnya berada.
ataupun ikan. Makna yang terkandung dalam ragam hias genting tak putus adalah
bahwa sesusah-susahnya manusia menjalanai hidup, tidak akan habis sama sekali.
15
Genting Tak Putus ditempatkan pada lubang bawah bagian dalam, yang
dimaksud dengan lubang bawah bagian dalam adalah batas antara serambi tengah
dengan ruang kamar, dibatasi oleh dinding sebagai penyekatnya. Dibagian atas
dinding penyekat ditempatkan papan yang diberi ukiran terawang yang berbentuk
segi tiga atau segi empat, sesuai dengan bentuk dari susunan konstruksi atap
rumah. Ragam hias ini berfungsi sebagai ventilasi pada bagian dalam.
b. Lilit Kangkung
menjunjung bagi arah yang tegak dan melebar bagi arah horizontal. Ragam hias
ini ditempatkan pada tiang atau sebagai lis dinding rumah, yang memiliki makna
semangat yang tak kunjung padam, maju terus walaupun mendapat halangan,
2. Kelompok Bunga-bungaan
1. Bunga Kundur
hidup.
2. Bunga Melati
Motif ini diambil dari bunga melati. Makna dari Bunga Melati ini
3. Bunga Manggis
kemegahan.
4. Bunga Cengkih
5. Bunga Melur
melambangkan kesucian.
6. Bunga Cina
Bunga cina disebut juga Bunga Susun Kelapa. Bunga Cina ini
7. Bunga Hutan
a. Bunga Matahari
Melayu. Ragam Hias Bunga Matahari berbentuk setangkai bunga matahari yang
dikelilingi secara simetris dengan sulur daun-daunan. Ragam hias Bunga Matahari
Menurut Julaihi Wahid dan Bhakti Alamsyah (2013 : 29), Ukiran Bunga
Matahari terdapat pada singab dalam (singap yang berada di dalam sebagai
penyekat atas bagian serambi tengah dan serambi belakang). Onamen ini sering
varian.
Ukiran ini juga berfungsi sebagai lubang angin (ventilasi) dan menambah
keindahan rumah.
20
b. Tampuk Pinang
tegel. Ragam hias tampuk pinang di tempatkan pada singap bagian dalam diatas
c. Roda Bunga
rumah. Selain itu, ragam hias Roda Bunga berbentuk setengah lingkaran, yang
tangkupan bunga. Pada bagian atas disudut kanan dan kiri diisi dengan hiasan
Kesemuanya ini dibingkai dengan empat persegi. Ragam hias roda bunga
a. Pucuk Rebung
Pucuk rebung adalah pucuk bambu yang masih muda. Pucuk rebung
umumnya didalam segitiga tersebut terdapat satu garis tegak lurus yang dirantai
inilah yang membentuk pola ukiran pucuk rebung. Motif ini diambil dari pucuk
22
bambu yang baru tumbuh. Selain itu, motif ornamen pucuk rebung ini banyak
macamnya yang digunakan pada anatomi rumah atau hiasan benda pakai sehari-
b. Sulo Lalang
Bentuknya sama dengan pucuk rebung, tetapi segitiganya tidak sama kaki.
Dalam sebuah ukiran sulo lalang, terdapat beberapa segitiga yang disususn
berlenggek (bertindihan satu dengan yang lainnya) semakin keatas semakin kecil.
kayu, perunggu, emas, dan perak, benda ukir, bangunan, tekstil, atau busana pada
batik, sulaman dan tenun. Pada umumnya munculnya motif hewan mengandung
maksud-maksud perlambangan.
tersebut masih mudah dikenali bentuk dan jenis binatang yang digubah, dalam
Jenis binatang yang dijadikan obyek gubahan antara lain ukiran semut
Menurut Julaihi Wahid dan Bhakti Alamsyah (2013 : 29), ornamen ini
b. Semut Beriring
Bentuknya mirip semut yang beriringan. Bagian badan dan kepala semut
bagian kakinya diberi hiasan kuntum atau kumbang. Ukiran ini ditempatkan pada
bidang yang memanjang, seperti kerangka pintu, lis dinding, pintu dan jendela,
tiang dan lain sebagainya. Motif ukiran ini adalah memiliki hidup rukun serta
penuh kegotongroyongan.
c. Ikan
biasa digunakan sebagai penghias rumah, karna pada motif ikan dan motif
d. Lebah Bergantung
Diambil dari bentuk sarang lebah yang bergantung didahan kayu. Diberi
bergantung biasanya ditempatkan pada lisplang dan sebagai hiasan pada pinggir
bawah bidang yang memanjang. Ukiran ini disebut juga dengan ombak-ombak.
Motif lebah bergantung mempunyai arti yang baik bagi kesehatan tubuh serta
e. Itik Sekawan
Biasa pula disebut Itik Pulang Petang, memiliki bentuk dasar huruf S
yang bersambung. Huruf S itu dapat dibuat tegak ataupun miring. Dibagian
S itulah yang mirip seekor itik. Ukiran ini diempatkan pada bidang yang
26
memanjang, seperti kerangka pintu dan lis dinding dan pintu. Motif ukiran ini
Gambar 2.19. Ukiran Motif Itik Sekawan dan Itik Pulang Petang
Sumber : Mahyudin Al Mudra
f. Siku Keluang
Bentuk ukiran ini hampir sama semua dengan ukiran Pucuk Rebung. Pada
ukiran siku keluang garis-garis segitiganya saling bersusun berderetan kekiri dan
terbang.
g. Burung-burung
Ukiran ini mengambil motif dari berbagai jenis burung. Motif yang sering
h. Ular-ularan
Bentuk ukiran ini ada dua macam. Bentuk yang pertama hampir sama
dengan ukiran akar pakis dan akar rotan, sedang yang kedua adalah bentuk ular
atau ular naga. Badannya seperti ular naga, dengan kepalanya memiliki mahkota
namun bentuk ular ini tidak memiliki kaki, serta disekeliling badannya diberi
i. Naga Berjuang
Ragam hias Naga Berjuang berbentuk dua ekor naga yang berhadapan
dalam bentuk setengah lingkaran. Menurut beberapa pendapat bentuk Ragam hias
Naga Berjuang ini hanya dipergunakan sebagi lambang. walaupun bentuk yang
Ragam hias ini diletakkan pada lubang angin diatas pintu depan maupun
diatas daun pintu atau jendela. Ragam hias ini mengandung arti kemampuan,
Ragam hias ini berbentuk roda bunga dengan burung-burung yang sedang
mengisap madu pada bunga, serta berbentuk bunga dengan sulur-suluran daun,
dengan burung disebelah kanan dan kiri yang dibatasi dengan bingkai yang
berbentuk setengah lingkaran didalam sebuah tempat persegi panjang. Motif ini
Gambar 2.25. Lubang Angin dengan Motif Roda Bunga dan Burung-burung
Sumber : Ayu Kartini, Corel Draw
c. Motif Alam
Motif alam tidak banyak dipergunakan. Motif yang agak mendekati bentuk
alam adalah ukiran bintang-bintang, sedangkan ukiran awan larat hanya namanya
saja yang dari alam (awan) sedangkan bentuknya tidak mirip dengan awan.
1. Awan Larat
Bentuk ukiran awan larat tidak terikat, tetapi pola dasarnya berupa garis-
garis lemas dan lengkung. Hiasannya berupa daun-daunan, bunga dan kuntum.
Ukiran ini hampir sama dengan ukiran Kaluk Pakis. Ukiran ini lazimnya hijau,
biru, merah, kuning dan putih. Pada ukiran ini lazim ditempatkan pada bidang
memanjang, bersegi atau bulat dan dapat ditempatkan dimana saja. Motif awan
2. Ukiran Bintang-Bintang
yang bersinar. Pada umumnya ukiran ini berwarna putih, kuning dan keemasan.
Ukiran ini lazim ditempelkan pada loteng sebagai sebagai tempat tali gantungan
lampu, pada panel daun pintu dan daun jendela. Motif Bintang-bintang
mempunyai makna keaslian, kekuasaan Tuhan, dan sumber sinar dalam kehidupan
manusia.
pengaruh Islam sangat menonjol. Pengaruh Kebudayaan Islam antara lain tampak
pada bentuk kubah masjid yang diterapkan pada ragam hias Pucuk Rebung, atau
ragam hias Gigi Belalang. Pengaruh Islam terlihat pada motif ukiran kaligrafi
31
Arab yang lazim disebut kalimah, maupun ragam hias ukiran dengan pola-pola
geometris.
variasi. Tulisan ini adalah kalimat-kalimat yang terdapat dalam kitab suci Al-
sebagainya. Ayat-ayat yang lazim dipergunakan adalah Ayat Qursi, Fatihah, Surat
ambang pintu. Hiasan ini umumnya diambil dari ayat-ayat suci, maka amatlah
diruang muka dan diruang tengah, sedangkan di rumah ibadah (masjid atau surau),
Selain ragam hias seperti yang telah dibahas terdahulu, masih ada lagi
kayu yang sejajar dan saling berlawanan arah. Ragam hias ini hanya berwarna
kecoklat-coklatan atau warna putih kapur saja. Ragam hias ini dipasang pada kasa
Melayu. Ornamen ini dipasang pada kasa jendela atau kasa pintu. Sering disebut
dengan bentukan groga (atau roda) merupakan ornamen dengan berbagai varian.
Ornamen terali biola diambil sesuai dengan bentuknya. Ragam hias ini
terbentuk dari kepingan papan yang diukir kemudian disatukan. Berfungsi hanya
sebagai pagar, memperindah beranda. Ragam hias terali biola berwarna keemasan,
Ragam hias ricih wajid atau disebut juga gigi belalang, berbentuk
potongan wajid, yaitu sejenis makanan yang terbuat dari beras pulut. Pulut
papan yang diukir kemudian disatukan. Ricih wajid ditempatkan pada bagian
bawah tepi lantai, sehingga sebagai hiasan pada tutup angin atau ikat pinggang.
Ornamen atau ragam hias memiliki unsur-unsur rupa yang menjadi dasar
dalam pembuatannya. Sebuah desain ragam hias terdiri dari kumpulan elemen-
elemen rupa yang membentuk suatu kesatuan, dan kemudian disebut dengan
a. Garis
Menurut Francis D. K. Ching (2000 : 15), garis adalah sebuah titik yang
diperpanjang akan menjadi sebuah garis. Selain itu Francis juga menyebutkan
Garis adalah hasil goresan benda keras ataupun tinta/cat pada permukaan
yang berhubungan satu sama lain secara memanjang. Dalam aplikasinya garis
dapat berbentuk; garis lurus dan garis lengkung, yang dapat dirinci lagi menjadi
garis patah-patah, garis bergelombang, garis putus-putus, garis zig zag, garis tebal
indah. (Nawawi. 2005, Analisis Penerapan Estetika Jurnal Seni Rupa FBS
b. Bidang
yang diperluas akan menjadi senuah bidang. Selain itu, Francis D.K. Ching juga
menambahkan bahwa sebuah bidang akan memiliki panjang dan lebar, wujud,
permukaan, orientasi dan posisi. Dan sebuah Bidang yang dikembangkan akan
bidang. Demikian juga beberapa garis yang saling berpotongan satu sama lain
akan membentuk beberapa bidang. Seperti halnya garis, bidang atau unsur bidang
36
juga mempunyai sifat atau watak yang berbeda-beda. Bidang rata yang lebar akan
menimbulkan kesan lapang, bidang datar mengesankan lantai dan bidang tegak
mengesankan dinding.
dan indah. (Nawawi. 2005, Analisis Penerapan Estetika Jurnal Seni Rupa FBS
c. Bentuk
ruang dan tatanan, mengatakan bahwa bentuk merupakan sebuah istilah inklusif
luar yang dapat dikenali seperti sebuah kursi atau tubuh seseorang yang
dapat berarti bangun (shape), atau benda plastis (form). Setiap benda mempunyai
bangun dan bentuk plastis. Bangun adalah bentuk benda yang polos seperti yang
terlihat oleh mata, sekedar untuk menyebutkan sifatnya yang bulat, persegi,
Bentuk plastis ialah bentuk benda sebagaimana terlihat dan terasa karena
adanya unsur nilai (value) gelap-terang, hingga kehadiran benda itu tampak dan
terasa lebih hidup. (Nawawi. 2005, Analisis Penerapan Estetika Jurnal Seni
berupa dua dimensi atau tiga dimensi. Semua benda alam atau buatan manusia
memiliki bentuk seperti bulat, persegi, segitiga, ornamental, atau tak teratur.
Sebuah bentuk akan berbeda sifatnya apabila diberi warna gelap atau terang.
d. Warna
pencahayaan dan persepsi visual yang menjelaskan persepsi individu dalam corak,
intensitas dan nada. Selain itu Francis D.K. Ching menyebutkan bahwa warna
Kehadiran warna menjadikan benda dapat dilihat, dan melalui unsur warna
Berdasarkan sifatnya kita dapat menyebutkan warna muda, warna tua, warna tua,
Dilihat dari macamnya, warna terdiri dari warna merah, kuning, biru dan
panas, warna dingin, warna lembut, warna mencolok, warna ringan, warna berat,
Ragam Hias pada Kriya Keramik Mahasiswa Jurusan Seni Rupa FBS-UNIMED
Jurnal Seni Rupa FBS UNIMED Vol. 2 No. 2 Desember. Hal 155-156).
kondisi sosial pengamatnya. Misalnya warna putih akan memberi kesan suci dan
Negara Timur, warna putih memberi kesan kematian dan sangat menakutkan
karena berasosiasi dengan kain kafan (meskipun secara teoritis putih bukanlah
sebuah warna).
Dalam hal ini, pada dasarnya ornamen Melayu menggunakan dua warna,
yaitu warna hijau dan warna kuning. Namun pada saat ini ornamen Melayu juga
keemasan dan warna lain sebagainya. Warna ini pada umumnya sering digunakan
sebagai warna ornamen Melayu. Warna kuning ornamen Melayu pada bangunan
Warna ini pada umumnya sering digunakan pada latar ornamen. Warna
hijau melambangkan warna identik agama Islam. Sehingga warna hijau selalu
digunakan pada bangunan bernuansa Islam. Seperti contoh pada Mesjid Al-
e. Tekstur
ruang dan tatanan, mengatakan bahwa : tekstur adalah kualitas yang dapat diraba
dan dapat dilihat yang diberikan ke permukaan oleh ukuran, bentuk, pengaturan
dan proporsi bagian benda. Selain itu Francis D.K. Ching juga mengatakan bahwa
dalam) dari sebuah benda. Tekstur ada yang bersifat nyata halus-kasarnya, dan
ada pula tekstur semu. Tekstur semu hanya dapat dilihat dan dirasakan melalui
perasaan dari dalam. Tekstur nyata dalam sebuah ragam hias dapat berupa hasil
pahatan atau goresan, dan tekstur tidak nyata dapat dimunculkan dengan penataan
40
garis dan warna yang menghasilkan bidang-bidang datar bergelombang dan tegak,
f. Ukuran
desai, karena besar kecilnya sebuah benda erat hubungannya dengan ruang.
menampilkan motif menjadi salah satu tolak ukur dalam pemilihan motif yang
akan diterapkan.
sehingga akan terasa lebih longgar dan tetap indah. Sementara ruang yang lebar
dapat diisi dengan motif-motif ornamen yang lebih rumit dan agak besar.
(Muhammad Nawawi. 2005, Analisis Penerapan Estetika Jurnal Seni Rupa FBS
mengamati sebuah benda juga dipengaruhi oleh gelap atau terangnya cahaya yang
menimpa benda tersebut, sehingga timbul nuansa warna nada gelap- terang pada
permukaan benda itu. Nada gelap- terang juga akan mempengaruhi penampilan
menggunakan variasi warna, dan dapat juga dengan menggunakan tekstur pada
Estetika Jurnal Seni Rupa FBS UNIMED Vol. 2 No. 2 Desember. Hal 155-156).
41
a. Kesederhanaan
pengertian dan bentuk yang inti (prinsipal). Segi-segi lain seperti kemewahan,
b. Keselarasan (Harmoni)
bagian yang satu dengan bagian yang lain dalam suatu benda, atau antara benda
yang satu dengan yang lain yang dipadukan, atau antara unsur yang satu dengan
yang lainnya.
c. Irama (Ritme)
menyambung dari bagian yang satu kebagian yang lain pada suatu benda, atau
dari unsur yang satu ke unsur yang lain dalam sebuah susunan (komposisi).
Keselarasan yang jelek akan menimbulkan kesan gerak yang kacau atau
d. Kesatuan (unity)
Bentuk suatu benda akan akan nampak utuh kalau bagian yang satu
menunjang bagian yang lain secara selaras. Bentuknya akan akan tampak
kompak satu sama lain. Dalam suatu komposisi, kekompakan antara benda atau
unsur yang satu harus mendukung benda atau unsur yang lainnya. Sehingga kalau
e. Kesimbangan
kebawah dan sebagainya. Kesan berat sebelah itu dapat timbul akibat penataan
motif yang berlebihan pada sisi tertentu, atau penggunaan warna yang lebih gelap
pada satu sisi. Perasaan manusia umumnya menyukai kesan sama berat. Oleh
sebab itu, keseimbangan dianggap sebagai prinsip desain yang sangat menentukan
suatu identitas yang berbeda dengan yang lain. Semua etnis dan Negaranya
masing. Mesir terkenal dengan Piramida, Cina terkenal dengan Tembok Besar,
Semua bangunan yang ada tersebut dibuat dengan konsep dan filosofi yang
tempat berdiam, tapi juga merupakan simbol kehidupan hubungan sosial. Ini
tercemin dari berbagai ungkapan yang merujuk kepada peran dan fungsi bangunan
itu sendiri.
memiliki ciri khas utamanya adalah ornamen Melayu. Diantara bangunan tersebut
adalah Masjid, Rumah Penduduk, Kantor Pos, Pasar Buku, dan Bandar Udara.
Gambar 2.36. Bidai Susun III untuk Rumah Keluarga Istana Kerajaan
Sumber : Ayu Kartini, Corel Draw
8. Ornamen Melayu
ornamen Melayu disebut dengan Ragam Hias, dalam bahasa Batak Toba, Batak
Batak Karo disebut dengan gerga, dan ornamen Nias disebut dengan sora-sora.
Ragam hias tradisonal Melayu yaitu suatu jenis ragam hias etnik yang
berhubungan dan memuat nilai-nilai dari budaya Melayu, seperti yang terdapat
pada rumah adat, alat-alat pakai (tempat sirih) dan lain-lain. (Dwi
45
Budiwiwaramulja. 2004, Golden Section pada Ragam Hias Melayu Jurnal Seni
atau bunga; bermotif hewan, seperti ular, burung atau binatang lainnya; serta
adalah: Ragam hias Roda Bunga, Roda Bunga dan Burung, Roda Sula, Naga
Berjuang, Tumbuh-Tumbuhan dan Burung, Sinar Matahari Pagi, Ragam hias Jala-
jala, Terali Biola, Bunga Matahari, Genting Tak Putus, Ragam hias Tampuk
Golden Section pada Ragam Hias Melayu Jurnal Seni Rupa FBS UNIMED Vol.
a. Istana Maimun
Istana Maimun merupakan salah satu istana yang paling indah dan masih
ada di Indonesia. Arsitektur yang unik dan desain interior istana yang unik,
Spanyol, India dan Italia ini memberikan karakter yang khas. Istana Maimun ini
46
dibangun dengan desain dari seorang arsitek Italia pada tahun 1888. Sebagai
Istana Maimun dibangun di atas tanah seluas 2.772 m2 dan menjadi pusat
kerajaan Deli, sekarang jalan Brigjen Katamso, Medan. Istana Maimun terdiri dari
dua lantai yang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bangunan utama, sayap kiri, dan
sayap kanan. Di ruang tamu (balairung) Anda akan menghadapi tahta yang
(http://www.indonesia.travel/id/destination/676/istana-maimun/review, diakses 1
antara tradisi Islam dan kebudayaan Eropa berani dilaksanakan. Selain balairung
bangunan yang di impor dari Eropa, seperti ubin lantai, marmer, dan teraso.
Pola arsitektur Belanda dengan pintu dan jendela lebar dan tinggi, serta
pintu bergaya Spanyol menjadi bagian dari Istana Maimun. Pengaruh gaya
Belanda juga terlihat pada prasasti marmer di depan tangga marmer yang ditulis
dengan huruf Latin dalam bahasa Belanda. Pengaruh Islam terlihat dalam bentuk
kurva atau arcade di beberapa bagian atap istana. Kurva yang berbentuk kapal
terbalik yang dikenal dengan Persia Curve sering dijumpai pada bangunan di
kecil diantara Medan dan Belawan, tidak lebih dari 20 Km di Utara Medan, ada
Mesjid kuno yaitu Mesjid Al Osmani. Mesjid ini adalah monumen kerajaan
Melayu Deli, nama pendirinya Sultan Osman (1854-1858) diabadikan untuk nama
mesjid.
meninggal beliau dimakamkan di halaman mesjid. Waktu itu ibu kota Kesultanan
Deli berada di Labuhan Deli, istana (sekarang sudah tidak ada bekasnya) berada di
seberang mesjid dan kemudian untuk makam tersebut. Pada tahun 1854, Deli
Pada 1870, Sultan Mahmud putera Sultan Osmani merombak mesjid dari
konstruksi kayu menjadi konstruksi batu bata. Mesjid hasil renovasi berarsitektur
dalam kategori ke dua, dimana pengaruh dari luar lebih dominan, bahkan unsur
setempat dapat dikatakan tidak ada. Dalam hal ini pengaruh arsitektur dari luar
48
seperti Arab, Persia dan Mesir sangat besar dibandingkan dengan aspek lokalnya
atau rumah tinggal. Rumah merupakan hasil cara hidup masyarakat Melayu yang
berpegang pada nilai keluarga, adat, agama dan masyarakat banyak. Karena itu
handal dalam olah lantai, panggung, tiang dan tangga. Rupa, bentuk ,besaran dan
rumah adat Melayu juga didirikan dengan menggunakan berbagai jenis kayu
49
Begitu juga dengan Cindai, yang merupakan salah satu rumah berarsitektur
adat Melayu. Karna terdiri dari ruang induk yang terdiri atas ruang anjungan,
serambi. Ruang tengah terbagi oleh ruang peralihan yang berupa selasar. Selain
itu Cindai juga menerapkan beberapa ornamen Melayu pada setiap sisi-sisi
bangunan.
mesjid yang megah dan indah terletak di Medan, Sumatera Utara. Mesjid ini
dibangun pada 21 Agustus 1906 dan selesai pada 10 September 1909. Pada awal
khas Timur Tengah, India dan Spanyol. Mesjid ini berbentuk segi delapan dan
September 1909 (25 Syaban 1329 H), sekaligus digunakan ditandai dengan
Van Erp yang juga merancang Istana Maimun, namun kemudian proses-nya
dengan denah simetris segi delapan dalam corak bangunan campuran Maroko,
Mesjid terletak dalam halaman luas terbuka sekitar satu hektar, terdiri dari:
bangunan utama untuk ruang sembahyang utama, gerbang dan tempat wudu. Unit
utama berdenah segi delapan tidak sama sisi, pada sisi-sisi saling berhadapan
lebih kecil, terdapat porch, yaitu unit menempel menjorok keluar untuk masuk
termasuk didepannya ada tangga (kecuali pada dinding kiblat, untuk mihrab).
Pada porch depan atau timur, pada ujung tangga sebelum masuk terdapat
Kordoba.
Selain Istana Maimun dan Mesjid Raya yang ada di pusat Kota, masih
banyak lagi bangunan Melayu yang menarik diantaranya adalah Rumah Cindai di
Perumahan Komplek Cemara Asri, Bandar Udara Polonia di Medan, Mesjid Raya
AL- Osmani di Belawan, Pasar Buku di Lapangan Merdeka, Kantor Pos Indonesia
51
Tuntungan, Mesjid Al- Abrar di Titi Papan, dan Perusahaan Daerah Pasar di Titi
Papan.
B. Kerangka Konseptual
operasional terhadap masalah yang diteliti dari objek yang menjadi pengamatan
penelitian, dan pada hakekatnya untuk mendapatkan apa yang disebut dengan
pengalaman estetis yang dilakukan secara individual, agar tidak hanya sekedar
1. Pendekatan Historis
diperdalam pada pendekatan atau metode ini adalah berkaitan dengan seniman,
tujuan pembuat karya, latar belakang masyarakat penghasil karya, rentang waktu
perkembangan karya yang dibahas dan persoalan lain yang mendukung terhadap
karya dengan rinci, memiliki pemahaman tentang latar belakang pencipta karya
2. Pendekatan Estetis
52
langsung ini membekali para peneliti untuk memiliki kemampuan teknis dan
karya seni berdasarkan ide/ gagasan, tujuan, teknik, gaya, dan aspek-aspek lainnya
yang diterapkan pada bangunan yang memiliki motif ornamen Melayu yang ada di
Kota Medan. Sekarang jelas terlihat bahwa bangunan yang memiliki ornamen
sudah jarang ditemui pada setiap sisi bangunan Melayu, bahkan dimasa sekarang
atau bentuk imajinasi dari binatang, seperti itik, ketam dan lain-lain. Bentuk
manusia tidak dilakukan, sesuai dengan larangan didalam agama Islam. Hal itu
disebabkan karena defenisi Melayu ialah: Orang Melayu adalah beragama Islam,
Karena orang Melayu pada umumnya tinggal dipesisir pantai Selat Malaka
dan Laut Cina Selatan, yang merupakan lalu lintas utama dari Barat ke Timur jauh
dari sejak zaman purbakala, maka banyaklah terdapat dalam ornamen Melayu itu
Karena pada saat itu mereka tinggal disepanjang pantai dan muara sungai
serta tepi sungai, dengan masa pasang surutnya, maka rumah tinggal mereka itu
53
bertiang tinggi, dan cukup lobang angin untuk menyegarkan udara tropis yang
panas. Kayu untuk rumah dan untuk peralatan (yang diukir cantik) terbuat pula
Melayu dari bentuk jenis, warna, teknik, penempatan dan makna simbolik sesuai
dengan bangunan rumah adat tradisional Melayu, tapi sebagian ornamen tersebut
tidak sesuai digunakan terhadap bangunan yang ada di kota Medan, karena adanya
dan jenis ornamen, warna ornamen, dan makna simbolik ornamen serta
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
karena itu penulis menitik beratkan lokasi penelitian di daerah Medan, karena
B. Waktu Penelitian
Tabel 3.1.
Jadwal Penelitian
C. Metode Penelitian
Hal ini disebabkan karena semua kegiatan yang dilakukan dalam penelitian sangat
sangat penting, karena berhasil tidaknya demikian juga rendahnya kualitas hasil
a. Populasi
dari populasi diharapkan bahwa hasil yang didapat akan dapat menggambarkan
sifap populasi yang bersangkutan. Oleh karena itu, pemilihan sampel haruslah
peluang yang sama untuk dipilih. Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga
Sugiono (2009 : 117), populasi juga bukan juga sekedar jumlah yang ada
pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau
56
sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek itu. Populasi pada penelitian ini 10
Tuntungan
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi
tersebut. Bila populasi besar dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, misalnya karna keterbatasan dana, tenaga dan waktu
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu, sampel yang diambil dari populasi harus
Jadi, sampel dalam penelitian ini adalah tiga contoh bangunan Melayu
yang ada di Kota Medan. Berikut penulis sajikan dalam bentuk tabel :
Tabel 3.2
Bangunan Melayu di Kota Medan
penelitian. Hal ini dikarenakan oleh tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data.
Menurut Sugino (2008 : 309), Dilihat dari segi cara atau teknik
a. Dokumentasi
yang berarti catatan pristiwa yang telah berlalu. Dokumen bisa berbentuk
data dengan dokumentasi dalam penelitian ini yaitu dokumen yang berbentuk
b. Observasi
(paper), tempat (place), dan kertas atau orang (people). Dalam mengadakan
penelitian yang bersumber pada tulisan inilah kita telah menggunakan metode
dokumentasi.
Menurut Arikunto (2006 : 158), dalam pengertian yang lebih luas, dokumen
bukan hanya yang berwujud tulisan saja, tetapi dapat berupa benda-benda
c. Wawancara
dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga
di Kota Medan.
tentang hal-hal yang akan ditanyakan dan yang diwawancarai adalah : tokoh adat,
2009 : 336). Teknik analisis data yang penulis gunakan adalah analisis deskriptif
objek yang diteliti, berdasarkan data-data yang tampak sebagaimana adanya, dan
menerangkan secara sistematis akan fakta yang ada di lapangan secara faktual dan
cermat. Meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai
kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.
61
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Melayu ditinjau dari warna dan bentuk pada bangunan Melayu yang ada di kota
Medan, maka seluruh data yang terkumpul dan diperoleh akan dianalisis
Tabel 4.4. Ornamen yang Ada Pada Pintu Masuk Tampak Depan Istana
Maimoon
Tabel 4.5. Ornamen yang Ada Pada Ruang Utama Tampak Atas
Istana Maimun
Gambar 4.47. Langit-langit pada Ruang Peterakna Sultan Deli Tampak Atas
Pada Istana Maimun Medan
Gambar 4.48. Langit-langit pada Ruang Peterakna Sultan Deli Tampak Atas
Pada Istana Maimun Medan
69
Tabel 4.7. Ornamen yang Ada Pada langit-langit Bangunan Istana Maimoon
Medan
Gambar 4.49. Langit-langit pada Ruang Peterakna Sultan Deli Tampak Atas
Pada Istana Maimun Medan
Tabel 4.8. Ornamen yang Ada Pada langit-langit Bangunan Istana Maimoon
Medan
Gambar 4.50. Langit-langit pada Ruang Peterakna Sultan Deli Tampak Atas
Pada Istana Maimun Medan
Tabel 4.9. Ornamen yang Ada Pada langit-langit Bangunan Istana Maimoon
Medan
Tabel 4.10. Ornamen yang Ada Pada Ruang Peterakna Sultan Deli
Pada Bangunan Istana Maimoon Medan
Gambar 4.52. Lantai pada Ruang Utama (Peterakna) Sultan Deli Tampak Depan
Pada Istana Maimun Medan
Tabel 4.11. Ornamen yang Ada Pada Lantai Ruang Utama (Peterakna)
Sultan Deli Pada Istana Maimoon Medan
Gambar 4.53. Lantai pada Ruang Tengah Sultan Deli Tampak Depan
Pada Istana Maimun Medan
Tabel 4.12. Ornamen yang Ada Pada Lantai Ruang Utama (Peterakna)
Sultan Deli
Pada Bangunan Istana Maimoon Medan
Gambar 4.54. Lantai pada Teras Ruang Depan Sultan Deli Tampak Samping
Pada Istana Maimun Medan
Tabel 4.14. Ornamen yang Ada Pada Sisi Pintu Masuk Tampak Depan
Mesjid Raya Al- Osmani Belawan
Putih
Bergantung
Kelopak
Empat
Tabel 4.15. Ornamen yang Ada Pada Sisi Pintu Masuk Tampak Depan
Mesjid Raya Al- Osmani Belawan
Sekawan Hijau
Melati Kuning,
Merah dan
Biru
Putih
82
Tabel 4.17. Ornamen yang Ada Pada Kaligrafi Ruang Dalam Mesjid
Pada Bangunan Mesjid Raya Al-Osmani Belawan
Tabel 4.18. Ornamen yang Ada Pada Kaligrafi Ruang Dalam Mesjid
Pada Bangunan Mesjid Raya Al-Osmani Belawan
Melati Kuning,
Merah dan
Biru
Gambar 4. 65. Ornamen yang Ada di Langit-langit Ruang Dalam Mesjid Tampak Atas
Pada Mesjid Raya Al- Osmani Belawan
(Foto, Ayu Kartini, 24 Juli 2013, 16:43 wib)
Tabel 4.20. Ornamen yang Ada Pada Langit-langit Ruang Dalam Mesjid
Pada Bangunan Mesjid Raya Al-Osmani Belawan
Tabel 4.22. Ornamen yang Ada Pada Bangunan Sekitar Dalam Mesjid
Pada Bangunan Mesjid Raya Al-Osmani Belawan
Gambar 4. 69. Ornamen Pada Pemakaman Sultan di Halaman Mesjid Tampak Depan
Pada Mesjid Raya Al- Osmani Belawan
(Foto, Ayu Kartini, 24 Juli 2013, 16:43 wib)
Tabel 4.26. Ornamen yang Ada Pada Ruang Dalam Lantai Dua
Rumah Cindai Cemara Asri
101
Papan
Papan Warna
Kayu
Kundur
Bergantung
102
Kelopak
Empat
bintang dan
Keemasan
hijau dan
keemasan
Biola Biola
Susun Cokelat
Sirih
Biola Biola
105
a. Kuning
Melayu. Warna kuning ornamen Melayu pada bangunan Istana, Mesjid maupun
rumah penduduk di kota Medan ini melambangkan kemegahan dan kesuburan dan
b. Hijau
Warna ini pada umumnya sering digunakan pada latar ornamen. Warna
hijau melambangkan warna identik agama Islam. Sehingga warna hijau selalu
digunakan pada bangunan bernuansa Islam. Seperti contoh pada Mesjid Al-
c. Putih
3. Pembahasan
jenis ornamen Melayu sudah banyak ditemukan di Istana ini. Bagian bangunan
yang menggunakan ornamen adalah ruang depan, ruang dalam hingga pondasinya
menerapkan ornamen Melayu. Ornamen yang diterapkan pada bangunan Istana ini
luar yaitu India, Persia dan Mesir. Pada bangunan Mesjid ini segala jenis ornamen
Melayu tidak semua ditemukan di Mesjid ini, bagian bangunan yang menerapkan
ornamen adalah bagian tengah dan setiap sisi pada bangunan. Namun ornamen
yang diterapkan disini hanya ornamen Melayu dengan motif tumbuhan, motif
agama dan motif hewan, sementara motif alam dan motif lain tidak digunakan di
Mesjid ini.
Seperti ciri khas pada umumnya Rumah Melayu, rumah Cindai inipun juga
menerapkan gaya rumah Melayu yaitu rumah bergaya panggung. Ornamen yang
terdapat pada rumah cindai ini sangat sedikit, bagian bangunan yang
menggunakan ornamen adalah bagian sisi luar rumah saja yang menerapkan gaya
rumah Melayu, sedangkan pada bagian dalam rumah baik bagian lantai bawah
dari dua kultur budaya yaitu kultur Timur dan Barat. Ornamen yang
cengkih, Bunga melati II, Roda bunga, Semut beriring, Bunga cina,
Kaluk pakis wajik, Awan larat, Bunga cengkih, dan Bunga manggis.
pemaparannya menyebutkan :
hias dari berbagai budaya di Eropa, Timur Tengah, India, Etnis Cina
dan suku Melayu. Warna dasar ornamen mesjid adalah hijau dan
a. Rumah Cindai yang ada di Cemara asri mengadopsi bentuk dan jenis
tradisional Melayu, dan warna cokelat dan putih adalah warna yang
bunga cina, Jala-jala, Awan larat, Kelopak empat, Atap limas, Sanding
ini, namun bangunan rumah Cindai ini sangat menonjolkan rumah adat
C. Temuan Penelitian
Misalnya: warna merah, merah muda, biru, putih, coklat dan warna
keemasan.
pada bangunan.
111
BAB V
A. KESIMPULAN
bentuk kaligrafi.
Bunga cengkih, Bunga melati II, Roda bunga, Semut beriring, Bunga
cina, Dasar kaluk pakis, Awan Larat, Itik sekawan, Lebah bergantung,
Kaluk pakis, Bunga kundur, Bunga matahari, Bidai, Kaluk pakis wajik,
dan lain-lain.
116
112
kuning, hijau, putih, merah, merah muda, biru, keemasan, hitam dan
cokelat.
B. SARAN
Karena pada saat ini daerah kota Medan merupakan salah satu kota
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, Bhakti dan Wahid, Julaihi. 2013. Arsitektur dan Sosial Budaya
Sumatera Utara. Yogyakarta: Graha Ilmu
Azmi. 2008. Memahami Karya Seni Rupa Kontemporer Melalui Karya Semiotika.
Jurnal Seni Rupa FBS UNIMED, 5 (2) 2-3.
Budiwiwaramulja, Dwi. 2004. Golden Section pada Ragam Hias Melayu. Jurnal
Seni Rupa FBS UNIMED. 1 (1) 54-55.
Ching, D.K. Francis. 2000. Arsitektur Bentuk Ruang Dan Tatanan. Jakarta:
Erlangga.
Fitra, Y. 2007. Warna Lokal Batak Angkola Dalam Novel Azab dan Sengsara
Karya Merari Siregar. Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra, 3 (1) 53-61.
KBBI. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke-3, Jakarta: Balai Pustaka
KBBI. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke-3, Jakarta: Balai Pustaka
Marisa, 2007. Pedoman Pembuatan Skripsi dan Thesis. Pmci Exist. 30-35.
Mudra, Mahyudin. 2004. Balai Adat Melayu Riau. Yogyakarta: Adicita Karya
Nusa.
Nawawi, Muhammad. 2005. Analisis Penerapan Estetika Ragam Hias Pada Kriya
Keramik Mahasiswa Jurusan Seni Rupa FBSUNIMED. Jurnal Seni Rupa
FBS UNIMED, 2 (2) 151-163.
Pardosi, J. 2008. Makna Simbolik Umpasa, Sinamot, dan Ulos Pada Adat
Perkawinan Batak Toba. Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra, IV (2) 101-
108.
Team Pustaka Phoenix. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. PT Media Pustaka
Phoenix: Jakarta.
Sembiring, Dermawan. 2008. Buku Ajar Wawasan Seni. Jurusan Pendidikan Seni
Rupa. Unimed: Medan.
Sobandi, Bandi. 2007. Model Pembelajaran Kritik dan Apresiasi Seni Rupa. UPI:
Bandung.
Sumalyo, Yulianto. 2006. Arsitektur Mesjid dan Monumen Sejarah Muslim (Seni
Arsitektur). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
http://part1.blogspot.com/pengertian-warna.html
http://www.tamadunmelayu.info/2011/04/corak-motif-awan-larat-kembang-
teratur.html
http://www.tamadunmelayu.info/2011/04/corak-motif-lebah-bergayut-untuk-
ukir.html
http://www.tamadunmelayu.info/2011/04/jenis-ornamen-melayu-sinar-matahari-
pagi.html
http://www.tamadunmelayu.info/2011/04/corak-motif-bidai-untuk-rumah-orang-
biasa.html
http://www.tamadunmelayu.info/2011/04/corak-motif-bidai-untuk-rumah-orang-
bangsawan.html
http://www.tamadunmelayu.info/2011/04/corak-motif-bidai-untuk-rumah-
keluarga-istana-kerajaan.html
http://id.wikipedia/org/wiki/berkas:Maimun.Castle_Medan_Indonesia.JPG
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:ComunityissimetryJhon_Manuel_07pl
http://www.tamadunmelayu.info/2011/04/corak-motif-sayap-layang-layang.html
117
http://www.tamadunmelayu.info/2011/04/corak-motif-kaluk-pakis-untuk-
ukir.html
http://komposisi elearning.gunadarma.com.ac.id/docmodul/Estetika/Bab-3Pdf
http://www.indonesia.travel/id/destination/676/istana-maimun/review
http://www.tamadunmelayu.info/2011/04/jenis-ornamen-melayu-roda-bunga.html
118
Lampiran I
WAWANCARA I
bentuk geometris dan bentuk kaligrafi yang bemakna sebagai lambang kerukunan
dan kemakmuran. Dan jenis ornamennya yaitu Pinar bunga, Pucuk rebung, Bunga
melur, Bunga cengkih, Bunga melati II, Roda bunga, Semut beriring, Bunga cina,
Dasar kaluk pakis, Awan Larat, Itik sekawan, Lebah bergantung kuntum setaman,
Kaluk pakis, Bunga kundur, Bunga matahari, Bidai, Kaluk pakis wajik, Awan
Teknis pembuatannya dibuat agar cat pada bangunan ini tidak gampang
memudar dan ornamen yang ada pada bangunan proporsi ukurannya maka dipakai
cat minyak dan menggunakan cetak mal dan ada dua warna yang dpakai pada
bangunan khas Melayu yaitu warna kuning dan hijau. Dan makna simboliknya
kehidupan manusia.
tempat tinggal.
119
royong.
penghuninya.
Lampiran II
WAWANCARA II
hewan, dan motif kaligrafi dan memiliki makna kerukunan dan kemakmuran. Dan
jenis ornamennya yaitu ragam hias Roda bunga, ragam hias Itik sekawan, ragam
hias Lebah bergantung, ragam hias Kuntum setaman, ragam hias Ricih Wajik,
Teknik pembuatannya dibuat dengan cat minyak kuda terbang agar tidak
namun ada dua warna yang paling banyak diterapkan pada ornament ini adah
warna kuning dan hijau. Dan makna simboliknya dari setiap jenis ornamen
adalah:
Lampiran III
WAWANCARA III
yang terdapat pada bangunan rumah cindai ini adalah motif kembang jatun, motif
terali biola, motif bunga cina, motif jala-jala, motif awan larat, dan motif kelopak
empat.
Selain pada bangunannya, ornamen juga dapat kita lihat dari perlengkapan
rumah tangganya, seperti pada akuarium, guci, meja tamu dan lain sebagainya.
Teknik warna yang digunakan adalah dengan menggunakan dengan cat tembok,
dan ada beberapa warna yang dipakai pada bangunan ini antara lain warna kuning,
warna coklat, warna putih dan warna keemasan. Diantara makna simboliknya dari
Lampiran IV
Lampiran V
Lampiran VI
Nama : Armansyah
T. Tanggal lahir : Medan, 26 Agustus 1963
Umur : 50 Tahun
Pekerjaan : Penjaga rumah Cindai
Agama : Islam
Alamat : Jln. Pelajar. Cemara Asri. Medan