Anda di halaman 1dari 4

GOJEK

Yah, Start Up adalah perusahaan baru dengan ciri-ciri antara lain usia perusahaan
kurang dari 3 tahun, jumlah pegawai yang sedikit (sekitar 20 orang), masih tahap
berkembang, pendapatan kurang dari $100.000/tahun, umumnya beroperasi dalam
bidang teknologi dan produknya dibuat berupa aplikasi beberbentuk produk digital
semisal perusahaan PT GOJEK.

Setelah mengalami pertumbuhan yang menjanjikan maka para start up akan


mengajukan investasi kepada pihak lain / pemegang saham untuk pendanaan dan
pengembangan proses bisnis selanjutnya. Dan biasanya bisnis start up beroperasi
dengan nilai asset / capex yang kecil, dan menggunakan system sharing revenue.

Mengapa sebagian besar star up menggunakan strategi Zero Capex dan Investasi
sebagai cara untuk menjalankan bisnisnya ??? antara lain :

a. Operating Revenue = pendatan usaha dari bisnis yang dijalankan, misalnya


sebuah perusahaan IT mendapatkan pendapatan setiap bulannya sebesar
100 Milyard dari bebeberap proyek dan hasil penjualan software nya. Artinya
pendapatan bulanannya adalah 100 Milyard.
b. . Operating Expense = biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan
operationalnya setiap bulan, bentuknya berupa biaya O&M, biaya pegawai,
sewa gedung, bayar listrik, biaya sales & marketing serta biaya-biaya
operational lainnya. Misalnya selama 1 bulan biaya Opex nya 60 Milyard.
c. . EBITDA = Earning Before Interest Tax Depreciation & Amortization
(Keuntungan sebelum dikurangi dengan Interest (bunga pinjaman), Pajak,
Depresiasi dan Amortisasi). Jadi bentuknya masih berupa keuntungan kotor,
karena masih ada komponen lainnya yang perlu diperhitungkan. Misalnya
Operating Revenue = 100 M, kemudian biaya Opex = 60 M, berarti EBITDA =
40 M (100 M 60).

Sedangkan amortisasi adalah depresiasi yang berbentuk software / asset yang


intangible seperti software, license, merk. Nilai depresiasi dan amorisasi tetap
dihitung setiap bulannya sampai dengan akhir umur masa asset.

d. EBIT= Earning Before Interest Tax, yaitu EBITDA Depresiasi dan


Amortisasi, yaitu keuntungan setelah dikurangi dengan depresiasi dan
amortisasi. Dari contoh diatas jika nilai Depresiasi 10 M dan amortisasi 5 M.
Makan nilai EBIT = 25 M ( 40 M 10 M 5 M).

e. EBT = Earning Before Tax (Keuntungan sebelum pajak, EBIT Interest)


f. Net Profit = EBT Tax (Keuntungan bersih setelah dikurangi dengan pajak)

Dari struktur laporan keuangan diatas, akhirnya dapat menjawab mengapa start up
GOJEK menghindari pembelian aset sebagai alat produksi utama serta peminjaman
di bank ? Alasannya adalah :
1. Start up GOJEK ingin mendapatkan keuntungan lebih maksimal, dalam arti
mereka tidak menginginkan adanya depresiasi dan amortisasi. Pembelian aset
disamping membutuhakan modal yang besar juga menimbulkan depresiasi dan
amortisasi. Jika depresiasi dan amortisasi sangat kecil atau bahkan nilanya 0, nama
nilai EBITDA = EBIT. Sehingga nilai operating revenue tidak banyak berkurang,
hanya berkurang karena untuk operation expense saja.
Dengan semakin sedikitnya capex yang dimiliki otomatis biaya untuk melakukan
operation dan maintenance juga semakin kecil. Artinya secara tidak langsung telah
melakukan mitigasi risiko dengan cara mengalihkan risikonya kepada mitra
bisnisnya. Capex yang timbul bukan merupakan capex utama sebagai bagian dari
capex untuk memproduksi revenue. Berbeda dengan perusahaan pada umumnya,
seperti pada perusahaan Telekomunikasi mereka membeli BTS, Switching yang
digunakan sebagai capex untuk menghasilkan dan mendapatkan revenue.

2. Sistem yang dilakukan start up GOJEK adalah dengan cara revenue sharing, jika
dalam perusahaan pada umumnya pendapatan dari usahanya dimiliki secara
keseluruhan, namun pada start up dilakukan pembagian dengan mitranya dengan
porsi tertentu, misalnya 80% : 20%.
Memang untuk jangka pendek keuntungan yang didapat tidak terlalu banyak, namun
nilai perusahaan tidak hanya dilihat dari keuntungan sesaat, tapi dilihat juga dari
potensi/peluang kedepan, jumlah subscriber (pelanggan) dan jumlah transaksi yang
dapat diolahnya setiap hari/bulan. Nilai perusahaan Gojek saat ini sudah mencapai
17 T, bahkan sudah bisa mengalahkan Garuda Indonesia maupun Blue Bird yang
sudah beroperasi puluhan tahun.

3.Pembiyaaan / pemodalan yang dilakukan oleh start up dengan cara mencari


pemodal (capital venture) dengan cara investasi, tidak dengan menggunakan
pinjaman dari perbankan. Hal ini sebagai mana teori diatas mereka ingin
menghilangkan interest / bunga bank yang timbul akibat pinjaman ke bank. Saat ini
bunga pinjaman dari bank untuk level korporasi rata-rata 10% 11%.
Dengan meminjam di bank otomatis setiap bulan akan dikenakan bunga pinjaman
walaupun dana tersebut tidak digunakan. Berbeda dengan investasi yang tidak ada
bunganya, sistemnya dengan cara bagi keuntungan. Bila tidak ada Interest, maka
otomatis EBITDA = EBT. Jadi perusahaan start up hanya membayar pajak nya saja,
tidak perlu membayar depresiasi, amortisasi ban interest
Sistem Informasi merupakan kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang
yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Dalam
arti yang sangat luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada
interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi.

Adapun klasifikasi sistem informasi terdiri dari dua jenis, yaitu sistem operasi dan
sistem manajemen sebagaimana ditunjukkan pada gambar 3. Berikut merupakan
diagram sistem informasi pada Gojek :

Software Akuntansi GOJEK menggunakan software akuntansi EAS 3 ( Easy


Accounting System) dalam membantu pembukuan di perusahaan kami. Perusahaan
kami terbantu dengan fitur import journal sales invoice dan import journal
voucher yang keduanya merupakan salah satu fitur unggulan dari software
akuntansi EAS 3 Accounting. Ada beberapa transaksi yang dapat di import
di Software akuntansi Easy Accounting System, yaitu Sales invoice, Purchase invoice, dan
jurnal umum.

Anda mungkin juga menyukai