Yah, Start Up adalah perusahaan baru dengan ciri-ciri antara lain usia perusahaan
kurang dari 3 tahun, jumlah pegawai yang sedikit (sekitar 20 orang), masih tahap
berkembang, pendapatan kurang dari $100.000/tahun, umumnya beroperasi dalam
bidang teknologi dan produknya dibuat berupa aplikasi beberbentuk produk digital
semisal perusahaan PT GOJEK.
Mengapa sebagian besar star up menggunakan strategi Zero Capex dan Investasi
sebagai cara untuk menjalankan bisnisnya ??? antara lain :
Dari struktur laporan keuangan diatas, akhirnya dapat menjawab mengapa start up
GOJEK menghindari pembelian aset sebagai alat produksi utama serta peminjaman
di bank ? Alasannya adalah :
1. Start up GOJEK ingin mendapatkan keuntungan lebih maksimal, dalam arti
mereka tidak menginginkan adanya depresiasi dan amortisasi. Pembelian aset
disamping membutuhakan modal yang besar juga menimbulkan depresiasi dan
amortisasi. Jika depresiasi dan amortisasi sangat kecil atau bahkan nilanya 0, nama
nilai EBITDA = EBIT. Sehingga nilai operating revenue tidak banyak berkurang,
hanya berkurang karena untuk operation expense saja.
Dengan semakin sedikitnya capex yang dimiliki otomatis biaya untuk melakukan
operation dan maintenance juga semakin kecil. Artinya secara tidak langsung telah
melakukan mitigasi risiko dengan cara mengalihkan risikonya kepada mitra
bisnisnya. Capex yang timbul bukan merupakan capex utama sebagai bagian dari
capex untuk memproduksi revenue. Berbeda dengan perusahaan pada umumnya,
seperti pada perusahaan Telekomunikasi mereka membeli BTS, Switching yang
digunakan sebagai capex untuk menghasilkan dan mendapatkan revenue.
2. Sistem yang dilakukan start up GOJEK adalah dengan cara revenue sharing, jika
dalam perusahaan pada umumnya pendapatan dari usahanya dimiliki secara
keseluruhan, namun pada start up dilakukan pembagian dengan mitranya dengan
porsi tertentu, misalnya 80% : 20%.
Memang untuk jangka pendek keuntungan yang didapat tidak terlalu banyak, namun
nilai perusahaan tidak hanya dilihat dari keuntungan sesaat, tapi dilihat juga dari
potensi/peluang kedepan, jumlah subscriber (pelanggan) dan jumlah transaksi yang
dapat diolahnya setiap hari/bulan. Nilai perusahaan Gojek saat ini sudah mencapai
17 T, bahkan sudah bisa mengalahkan Garuda Indonesia maupun Blue Bird yang
sudah beroperasi puluhan tahun.
Adapun klasifikasi sistem informasi terdiri dari dua jenis, yaitu sistem operasi dan
sistem manajemen sebagaimana ditunjukkan pada gambar 3. Berikut merupakan
diagram sistem informasi pada Gojek :