Anda di halaman 1dari 8

Gedung Medik Sentral dan Rawat Inap VIP, RS Kanujoso

Djatiwibowo, Balikpapan, Indonesia

Nama Proyek : Gedung Medik Sentral dan Rawat Inap VIP, Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo

Architect : Mario Andreti, ST

Architecture Firm : PT. Global Rancang Selaras

Owner : Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo

Lokasi : Balikpapan, Kalimantan Timur, Indonesia

Luas Lahan : 2.000 m2

Luas Bangunan : 9.728 m2

Desain : 2009

A. KARAKTERISTIK BANGUNAN
I. KONSEP BANGUNAN
Pihak manajemen Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo memiliki rencana
pembuatan gedung yang akan melayani pasien VIP untuk meningkatkan
layanan medik serta dalam rangka memanfaatkan perkembangan ekonomi
masyarakat kota Balikpapan yang terus berkembang. Kecenderungan yang
tumbuh adalah meningkatnya kebutuhan akan pelayanan medik untuk kelas
atas (VIP). Gedung ini direncanakan tidak hanya terdapat layanan rawat inap
VIP, namun juga kelengkapan medik lainnya seperti poliklinik, ICU, bedah
sentral, radiologi, medical check-up, ruang bersalin (VK), serta kantor
manajemen. Sehingga gedung ini dapat melayani pasien secara mandiri, dan
pasien VIP merasa nyaman dan mudah, karena semua dilayani dalam satu
gedung saja. Konsep desain gedung ini, merupakan upaya menghadirkan
alternatif berbeda dari model desain gedung rawat inap dengan sistem kamar
rawat inap yang ditata double laoded pada umumnya, yaitu menghadirkan void
ditengah hingga ke lantai atap terdapat skylight. Namun tentu saja usulan desain
ini menghadirkan konsekuensi tidak efisiennya luasan lantai bangunan
dikarenakan harus menghadirkan dua selasar. Dengan pertimbangan bahwa ini
akan menjadi layanan VIP Selain itu bentuk floor plan bangunan juga dibuat
seperti elips, agar terkesan modern dan berbeda dengan bentuk bangunan lain
yang ada dikawasan Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo ini. Kesan modern juga
coba ditampilkan dari pemilihan material finishing fasad yaitu dengan dominasi
kaca dan alumunium composite panel (ACP).

II. FUNGSI BANGUNAN

Fungsi bangunan tersebut adalah sebagai Gedung Medik Sentral dan Rawat Inap
VIP / RS Kanujoso Djatiwibowo . Gedung ini direncanakan tidak hanya terdapat
layanan rawat inap VIP, namun juga kelengkapan medik lainnya seperti
poliklinik, ICU, bedah sentral, radiologi, medical check-up, ruang bersalin (VK),
serta kantor manajemen.

III. SISTEM STRUKTUR


RS Kanujoso Djatiwibowo, Balikpapan, Indonesia memiliki 5 lantai
bangunan. Bangunan ini termasuk dalam kategori bangunan berlantai
banyak. Bangunan ini didukung struktur beton bertulang.

IV. MATERIAL
a. Material Struktural : Beton Bertulang yang seluaruhnya ditutupi
dengan claret red alucobond panels . Alucobond adalah panel yang
terbuat dari bahan aluminium komposit. Karakteristik alucobond :

1. Bahan ringan, kuat, tahan terhadap panas matahari.


2. Tampilan bangunan atau gedung akan terlihat lebih eksklusif.
3. Mudah dibersihkan jika terlihat kotor.
4. Dapat digunakan untuk melapisi dinding.
5. mempunyai daya tahan tinggi terhadap cuaca dan iklim.
6. Mudah diaplikasikan dalam berbagai desain konsep modern.
7. Tersedia dalam berbagai macam warna dan pola.
8. Mudah dibentuk sesuai keinginan Anda.
9. Tahan terhadap api atau tidak mudah terbakar karena terbuat dari bahan
Polyetthylene.
10. Lapisan permukaaan aluminium yang dilapisi dengan polyester akan
menambah daya tahan, stabilitas dan tahan terhadap iklim dan korosi.

b. Material Non Struktural


Bangunan ini dirancang dengan jendela syntethical dan jendela aluminium
dengan kualitas tinggi tabir kaca, sehingga cahaya alami yang masuk ke
dalam ruangan tidak menyebabkan kenaikan termal di dalam ruangan.
V. UTILITAS

Pencahayaan: pemanfaatan pencahayaan alami ini dengan maksimal, dapat


terlihat pada tampak depan bangunan terlihat Kesan modern juga coba
ditampilkan dari pemilihan material finishing fasad yaitu dengan dominasi kaca
dan alumunium composite panel (ACP).

Penghawaan: pada bangunantersebut memanfaatkan penghawaan alami dan


buatan karena pada bangunan tersebut terdapat tempat tempat yang steril yang
tidak boleh terkena udara langsung dari luar, pada penghawaan alami dapat
dilihat didenah pada tengah bangunan terdapat void itu dapat memaximalkan
penghawaan alami.
Transportasi vertikal : transportasi vertikal pada bangunan menggunakan 2
transpotasi vertical yaitu tangga dan lift.
VI. PRINSIP DILATASI

Pada bangunan tersebut menggunakan dilatasi dengan 2 kolom karena


bangunan membentuk memanjang.

VII. SISTEM STABILISASI

Kestabilan bangunan sangat penting bagi kekokohan bangunan


tersebut. Artinya, beban-beban yang ada pada bangunan baik
beban hidup, beban mati, beban gempa, beban angin, dan beban
additional, dimana bekerja sebagai gaya lateral dan gaya vertikal
mampu direspon dengan baik oleh sistem struktur yang digunakan
oleh bangunan tersebut.

Kestabilan bangunan penting pada bangunan bertingkat baik


rendah maupun tinggi. Akibat tanpa kestabilan bangunan, maka
bangunan akan 1. collapse (soft storey effect), 2. tumbang
(overtuning), 3. terjadi puntiran (rotation), dan amblas (liquefaction)-
bisa seluruh bangunan atau sebagian saja yang berakibat
kemiringan pada bangunan.

Pada bangunan diatas stabilisasi bangunan baik karena memasuki


kriteria bangunan yang stabil. Dapat diliat adi denah , denah
tersebut menerus keatas jadi dapat ditarik kesimpulan bangunan
tersebut sudah memenuhi system stabilisasi bangunan yang layak.
VIII. BEBAN GAYA

Elemen elemen yang terdapat pada bangunan dapat menahan gaya lateral /
gaya horizontal yang berasal dari beban angina dan beban gempa.
RESPON AGAR SETIMBANG

Respon agar setimbang pada bangunan tersebut ialah mengurangi


pencahayaan alami yang masuk kedalam bangunan mengingat ini adalah
tempat untuk beristirahat bagi yang sakit juga meawat perawatan alat dan
bahan atau oabat obatan gar tidak terpapar cahaya matahari secara langsung
karena dapat menimbulkan kerusakan atau hal hal yang tidak diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai