SK 1001 PDF
SK 1001 PDF
PENDAHULUAN
suci dan tuntunan agama umat Islam sedunia, maka tentu ia merupakan bahasa
yang paling besar signifikansinya bagi ratusan juta Muslim sedunia, apakah ia
berkebangsaan Arab atau bukan bahkan akhir-akhir ini merupakan bahasa yang
perguruan tinggi yang tidak menjadikan bahasa Arab sebagai salah satu mata
universitas swasta Katolik mempunyai pusat study Arab yang bernama Center
1
Gazzawi dalam Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya Beberapa Pokok
Pikiran, (Ujung Pandang: IAIN Alauddin Ujung Pandang, 1997), h. 1.
2
Ibid., h. 2
1
2
3
.
Sementara Abdul Hamid bin Yahya menyebutkan bahwa aku berkata,
"Pelajarilah bahasa Arab karena bahasa Arab itu akan menambah ketajaman
4
.
Selanjutnya Dia menulis bahwa Amir Al-Mukminin Umar bin Al-
5
.
"Hendaklah kamu sekalian tamak (keranjingan) mempelajari bahasa Arab
Alquran dan Hadits serta kitab-kitab agama Islam lainnya. Berdasarkan itulah,
3
Ibid., h. 6
4
Lihat Abdul Hamid bin Yahya dalam Al-Hasyimy, Al-Qawa'id al-Asasiyah li al-Lugat al-
'Atabuyyah, (Bairut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1354 H), h. 4
5
Lihat Muhammad Jad Akkawi, al-Muhadasah al-Yamuniyyah bi al-Lugat al-Arabiyyah
(t.t: t.p, 1987), h. 2
3
kepastian arti yang tersurat dan tersirat dari makna yang terkandung dalam
Alquran.6
pengajaran bahasa Arab. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis
B. Rumusan Masalah
6
Hasbi Ash-Shiddieqy, Filsafat Hukum Islam (Cet. I; Jakarta: Bulan Bintang, 1975), h. 207
4
maka penulis merincinya ke dalam beberapa sub masalah. Hal ini dimaksudkan
dalam pembahasan judul jelas adanya. Sub masalah tersebut adalah sebagai
berikut:
C. Hipotesis
oleh tenaga guru sebagian besar ditunjukkan dalam bentuk respon yang
Swasta Kajuara, dan sikap siswa terhadap pengajaran preposisi bahasa Arab
Dalam skripsi ini juga akan dibahas mengenai preposisi dalam bahasa
jenis-jenis dan bentuk-bentuk kata melalui kitab-kitab nahwu, maka yang dapat
termasuk kategori isim ( )dalam ilmu nahwu, tetapi kalau dilihat dari
1. Tujuan Penelitian
pengajaran preposisi bahasa Arab di MTs. Swasta Kajuara, dan sikap siswa
terhadap pengajaran preposisi bahasa Arab yang diajarkan oleh tenaga guru.
6
Disamping itu, penelitian ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat akademi
untiuk mendapatkan gelar sarjana agama pada jurusan Pendidikan Bahasa Arab
2. Kegunaan Penelitian
sumbangsih bagi pengajaran bahasa Arab dan dapat membantu para pelajar
tentang uraian skripsi ini. Oleh karena itu, agar dapat memberikan gambaran
sebagai berikut:
skripsi.
7
dan sampel, metode dan teknik pengumpulan data, teknik analisis data.
Kajuara.
dari seluruh isi skripsi dan akhir penyusunan penulis memaparkan beberapa
PEMBAHASAN
a. Pengertian Pengajaran
cara mengajar atau mengajarkan. Maksudnya disisni adalah suatu proses atau
cara mengajarkan mata pelajaran bahasa Arab kepada siswa untuk dapat
dua macam :
Ciri yang menonjol dari bentuk pengajaran monologis ini ialah bahwa
peranan guru sangat dominan, sedangkan murid banyak bersifat passif. Guru
didik, terlepas apakah anak didik telah memahami dan mengerti pembicaraan
10
9
guru. Oleh sebab itu, cara ini banyak yang menamakannya sekolah dengar.
5. Dapat di peraktekkan pada murid yang banyak dan ruang kelas yang
besar.
Kekurangan-kekurangannya :
dengan mengadakan tanya jawab dan atau diskusi dimana anak didik aktif dan
kekurangannya :
terlebih dahulu.
1
H. Tayar Yusuf, Dkk. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, (Cet ; 2 Jakarta :
PT. Raja Graffindo Persada, 1997), h. 25
11
4. Jika guru kurang wibawa, maka suasana kelas menjadi tidak terkendali.
perhatian anak didik agar dengan aktif memperhatikan dan menerima pelajaran
yang akan disampaikan menjadi satu kesatuan yang utuh dan terpadu.
jalan pengajaran dimana bahan dari suatu vak mata pelajaran tertentu
materi pelajaran zakat. Setelah itu berpindah pada pelajaran mengenai puasa,
Namun dalam arti yang lebih luas pengajaran progresif dapat berlaku
dalam satu vaktor tertentu dari pelajaran agama / umum. Misalnya vak agama,
berkesinambungan.
Kekurangan-kekurangannya :
5. Bagi siswa tingkat rendah dalam pengajaran progresif ini masih sulit
untuk diterapkan.
progresif, yaitu jalan pengajaran mudur. Dengan kata lain jalan pengajaran
regresif, menyajikan bahan pelajaran dengan dimulai dari hal-hal yang telah
menelusuri sejarah perkembangan Islam dari masa ke masa. Yaitu dimulai dari
sejarah Islam masa Turki, sejarah Islam Masa Abbasiyah, kemudia sejarah
Islam masa Khalifah Rasyidin hingga sejarah Islam semasa Nabi Muhammad
3. Pengajaran dapat dengan mudah dikuasai oleh anak didik karena selalu
baru tersebut.
Kekurangan-kekurangannya.
pengajaran di sekolah.
15
global/kurang mendalam.
Kekurangan-kekurangannya :
mengambang, hal ini apabila terjadi antara siswa yang bodoh, malas
yang diajarkan.
4. Penggunaan metode
otoritas terakhir.
tersebut, tetapi berhubungan secara integral dengan bahan baru itu; (d)
beberapa contoh yang singkat, kongkret, dan yang telah dikenal oleh
informasi; (b) bila bahan ceramah langkah; (c) Kalau organisasi sajian
harus disesuaikan dengan sifat penerima; (e) Kalau bahan cukup diingat
sebentar; (f) untuk memberi pengantar atau petunjuk bagi format lain.
perolehan informasi; (b) untuk retensi jangka panjang; (c) Untuk bahan
penting bagi pencapaian tujuan; (e) Bila tujuan bersifat kognitif tingkat
tinggi; (f) Bila tingkat kemampuan dan pengalaman siswa kurang; (g)
Bila tujuan untuk mengubah sikap dan menanamkan nilai-nilai; (h) Bila
2. Metode diskusi
satu kelompok diskusi. Whole group yang ideal apabila jumlah anggota
tidak lebih dari 15 orang; (b) Buzz group. Satu kelompok besar dibagi
menjadi beberapa kelompok kecil, terdiri atas 4-5 orang. Tempat diatur
agar siswa dapat berhadapan muka dan bertukar pikiran dengan mudah.
2
J.J. Hasibuan, Dip. Ed. Proses Belajar Mengajar, (Cet.ke 9; Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2002), h. 3.
19
semi melingkar, dipimpin oleh seorang moderator. Panel ini secara fisik
tidak ikut serta dalam diskusi; (d) Syndicate group. Suatu kelompok
(kelas) dibagi menjadi beberapa kelompok kecil terdiri dari 3-6 orang.
para penyanggah, dan juga dari pendengar. Bahasan dan sanggahan itu
(g) Informal debate. Kelas dibagi menjadi dua tim yang agak sama
mahasiswa lain. Hasil belajar yang diharapkan ialah para siswa atau
berbicara.
dari siswa, apakah tujuan telah tercapai; (d) Membantu siswa belajar
oleh guru dan siswa. Yang penting, judul atau masalah yang akan
dengan baik oleh siswa; (b) Dengan pimpinan guru, para siswa
22
diskusi anatara lain: (1) pengatur dan mengarah diskusi, (2) pengatur
kelompok yang lain (kalau ada lebih dari satu kelompok), menjaga
bebas, setiap anggota tahu bahwa mereka mempunyai hak bicara yang
yang belum terbiasa dengan penggunaan metode ini, dan masih terbiasa
kelompok ialah: (a) Tujuan. Tujuan harus jelas bagi setiap anggota
kelompok, agar diperoleh hasil kerja yang baik. Tiap anggota harus tahu
kegiatan diskusi untuk menentukan kerja apa oleh siapa; (b) Interaksi.
utama bagi terjadinya kerja sama adalah komunikasi yang efektif, perlu
isinya dan cukup luas ruang lingkupnya sehingga bisa dibagi-bagi yang
yang kurang mampu dan yang mampu, cepat membuat ribut atau cepat
tantangan bagi guru atau instruktor, dan bagi kelompok untuk lebih
b. Pengertian Preposisi
berbentuk eksosentris.3 Preposisi atau kata depan adalah kata tugas yang
Dalam bahasa Arab (Ilmu Nahwu) tidak dikenal istilah preposisi atau
kata tugas, tetapi hanya dikenal istilah isim ( ) , fiil () , dan harf
jenis-jenis dan bentuk-bentuk kata melalui kitab-kitab nahwu, maka yang dapat
3
Kridalaksana, Dkk. Kamus Linguistik. (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993), h.
175
4
Moeliono, Anton M. Tata Bahasa Baku Indonesia. (Jakarta : PT. Balai Pustaka, 1997) , h.
230
28
termasuk zharaf atau tidak. Namun kalau dilihat peranannya dalam kalimat hal
5
Ibid, h.83
29
terdiri dari gabungan preposisi dan preposisi, tetapi dengan catatan harus dikuti
sebagai berikut :
Adapaun jenis preposisi bahasa Arab dikenal dengan istilah har al-Jar (
) dalam ilmu nahwu adalah sebagai berikut :
- Harf al-Jar ( ) dalam bahasa Arab ada 17, yaitu :
6
( ) ( )
Kedua pendapat di atas ada perbedaan jumlah harf al-Jar (
) yaitu pada , berdasarkan literatur-literatur (Ilmu
Nahwu) ketiga kata ini jarang terjadi hanya dalam waktu dan kondisi tertentu
saja.
6
Hasan, Abbas. Al-Nahw Al- Wafi. Jilid III, (Mizra : Da::r : Al-Maarif, 1973), h. 431
30
7
Ibnu Aqil, Jamal Al-Di:n Muhammad Bin Abdulah. Syarh Ibnu Aqil ala : Al-Alfiyah.
(Semarang : Toha Putra, T.Th), h. 97.
8
Galayin, Mustafa. Jamiuntuk Al-Durus Al-Arabiyah. (Bairut : Al- Maktabah Al-Ashriyah.
1991), h. 190.
9
Ibnu Aqil, Op.cit, , h. 97.
31
berikut :
yang benar
Muhamad
kantor
Shalat Isya
pesantren
surat kabar
matahari
bahasa Arab. dan telah dijelaskan fungsi-fungsi apa yang bisa diduduki oleh
setiap kategori-kategori kata. Namun, untuk lebih jelasnya berikut ini akan
dibahas fungsi-fungsi apa yang bisa diduduki oleh preposisi dalam kalimat.
34
a) Predikat
berikut :
sebagai predikat.
keterangan tempat.
bada al isyai)
sesudah Isya.
waktu.
Contoh berikut :
fungsi sebagai; (1) predikat, (2) keterangan tempat (lokatif), (3) keterangan
Pada bagian berikut ini terdapat juga unsur-unsur preposisi tersebut yang
bagian ini penulis tetap mengemukakan preposisi bahasa Arab yaitu terdiri
dari dua bagian, (1) preposisi tunggal (monomorfemis), dan (2) preposisi
turunan (polimorfemis).
(min) dari
(ila) ke
(an) dari
37
(ala) atas
(fi) di
(al-kafu) seperti/bagai
(al-lamu) bagi
(muz) sejak
(munzu) sejak
(hatta) sehingga
(khala) selain
(ada) selain
(hasya) selain
(kai) supaya
(tahta) di bawah
(pauqa) di atas
(halfa) dibelakang
(amama) di depan
(haula) di sekeliling
(janiba) di samping
(bayna) di antara
(maa) bersama
(qabla) sebelum
(bada) sesudah
(kharija) di luar
(dakhila) di dalam
(qurba) di dekat
(du:na) di bawah
b) Frasa Nomina
Frasa nomina adalah salah satu unsur wajib pemadu frasa preposisi.
Adapun struktur frasa nomina yang bisa berkombinasi untuk membentuk frasa
Nomina dasar adalah nomina yang tidak terambil dari verba, contoh
Nomina dasar dalam bahasa Arab dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu:
Nomina ini tidak hanya menunjukkan suatu barang atau satu benda
saja, tetapi menunjukkan seluruh jenis dari barang atau benda tersebut, seperti:
(daarun) rumah
( kursiyyun) kursi
(ganamun) kambing
Nomina jenis ini juga meliputi pronomina (isim dhamir dan isim
seperti:
41
(ana) saya
(nahnu) kami
sesuatu yang tertentu, baik seacra nyata dengan tangan atau dengan lain-
apabila yang ditunjuk itu berada di hadapan orang yang menunjuk. Atau
menunjukkan itu secara tidak nyata (maknawi) apabila yang ditunjuk itu
43
memang tidak nyata atau sesuatu yang tidak berada di hadapan orang
Apabila kata petunjuk itu ditujukkan kepada yang dekat atau menunjuk
Apabila kata petunjuk itu ditujukan kepada yang jauh, maka sesudahnya
disertai dengan kaf khita:b ( )atau kaf ( )dan lam (), seperti:
44
menunjukkan sesuatu yang tertentu tanpa ada qarinah. Jadi, isim adalah
merupakan nama diri, seperti nama negara, nama kota, nama orang, nama
Contoh:
begitu pula termasuk isim alam nama kunyah yang menunjukkan nama orang
:
Isim musytaq adalah terambil dari fiilnya (verba) atau terjadi derivasi
yakni perubahan kelas kata, dari verba menjadi nomina contoh, ( a:bidun)
orang yang beribadah, ( mutakallimun) orang yang berbicara,
(sahlun) mudah, dan sebagainya.
(1) Isim fail (menunjukkan pelaku) seperti, (a:limun) orang yang alim,
( muslimun) seorang muslim, ( mutaallimun) pembelajar, dan
sebagainya
(3) Sifat musyabbahah, yaitu setiap isim yang cara mengartikannya sama
(5) Isim tafdil, yaitu isim yang mengikuti timbangan atau perbandingan
(10) Masdar selain tsulazi mujarrad untuk masdar yang dipecahkan dari
10
Muhammad, Abu Bakar Tata Bahasa Arab (Surabaya: Al-Ikhlas, 1982).h. 29.
47
kuantitatif yaitu :
3. Jamak menunjukkan lebih dari dua (banyak), dan terdiri atas tiga macam
/ / Pendengar
/ / Pegawai
/ Muslimah
/ Pedagang
/ Guru
/ Kamar
menambah alif/ya dan nun pada huruf terakhir, (b) untuk membentuk jamak
musakkar salim, rumusnya hanya ditambah huruf waw/ya, dan nun pada huruf
terakhir nomina, (c) untuk membentuk jamak muannas salim, aturannya hanya
ditambah huruf alif dan ta terbuka pada huruf terakhir nomina, (e) untuk
membentuk jamak taksir sangat rumit karena tidak memiliki kaidah tertentu,
tetapi samai yaitu apa yang didengar dari penutur asli orang Arab) apa yang
METODE PENELITIAN
1. Populasi
yang menjadi pusat perhatian untuk memperoleh data yang diperlukan, dapat
pemakaian bahasa yang tidak ada batas-batasnya akibat banyaknya oran yang
memakai (dari ribuan sampai jutaan). Dan luasnya daerah serta lingkungan
pemakaian.
keseluruhan dari sunmber data yang menjadi objek penelitian baik berupa
41
50
sebagai daerah penelitian. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
objek penelitian2
1
Nana Sudjana, Metodologi Penelitian (Bandung: Tarsito, 1992), h. 6.
2
Suaharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Cet. IX; Jakarta:
Rinneka Cipta, 1993), h. 102.
3
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I (Jakarta: UGM 1986), h. 45.
51
Atas dasar uraian tersebut, maka yang akan menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa MTs. Swasta Kajuara Kecamatan Cenrana
Kabupaten Bone yang berjumlah 150 siswa yang tersebar dalam 4 (empat)
kelas.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian adalah hal yang sangat urgen. Hal ini
digunakan hanya sebagian saja dari keseluruhan objek yang akan diteliti.
Namun demikian pelaksanaan penelitian ini yang paling penting adalah sampel
bahwa sampel adalah "merupakan perwakilan atau wakil yang lebih kecil dari
keseluruhan populasi".5
4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Cet. VI; Jakarta: Bumi Aksara, 1989), h.102.
5
Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, 1979),
h.139.
52
dari populasi.
Hakikat penggunaan sampel dalam suatu penelitian adalah sulitnya
untuk meneliti objek populasi. Hal ini disebabkan oleh biaya dan waktu yang
begitu banyak yang diperlukan. Perlu dijelaskan bahwa jika populasi terdiri
dapat mewakili populasi dalam penelitian ini dari seluruh sifat yang ada.
tepat dan benar-benar dapat mewakili populasi. Dalam penelitian ini, teknik
Arikunto mengatakan "jika populasi penelitian kurang dari 1000 orang dapat
6 kali cawu, jadi dapat dikatakan lebih matang dari kelas I. Dan adapun alasan
6
Op. cit., h. 140.
53
tidak mengambil kelas III sebagai sampel penelitian di sini disebabkan kelas
Tabel I
Jumlah siswa MTs S Kajuara Kecamatan Cenrana Kabupaten Bone
yang dijadikan sampel tahun 2003
Karakteristik siswa yang dijadikan populasi, yaitu (1) siswa kelas II, (2)
beragama Islam, dan (3) umur relatif sama mulai 13 tahun sampai 14 tahun.
B. Instrumen Penelitian
penelitian, dapat juga dikatakan bahwa instrument merupakan alat pada waktu
Pada bagian ini hal-hal yang ditempuh oleh penulis dalam prosedur
karya ilmiah yang ada hubungannya dengan pembahasan skripsi ini, baik
sebagai berikut :
55
a. Kutipan langsung, yaitu penulis mengutif dari bahan atau referensi yang
dari konsep aslinya. Namun tidak mengurangi dari makna dan tujuan
yang dimaksud.
sebagai berikut :
keterangan objek yang diteliti. Dalam hal ini yaitu dalam suatu lingkup
yang dapat diduduki oleh pengajaran reposisi dalam kalimat bahasa Arab.
metodenya, maka data yang diperoleh dari lapangan penelitian diolah dengan
4. Induktif, yaitu analisa data yang bertitik tolak dari masalah yang bersifat
5. Deduktif, yaitu metode analisa data yang bertitik tolak dari masalah yang
HASIL PENELITIAN
Selayang Pandang
Swasta Kajuara Kec. Cenrana Kab. Bone ini diperoleh keterangan bahwa :
Amin dan kemudian pada tahun 1978 sampai sekarang dipimpin oleh
1
Lihat Maksum, Madrasah Sejarah dan Perkembangannya, (Cet. I; Jakarta Logos Wacana
Ilmu, 1999), h. 51.
57
58
samping Masjid dan Pesantren. Segala upaya yang telah dilakukan oleh
keagamaan yang berakar pada sejarah yang sangat panjang dan tumbuh dari
yang berdiri pada Tahun 1982 dan berada di bawah naungan yayasan
2
Rosdiana, Guru MTs. S. Kajuara wawancara di MTs.S Kajuara Kec. Cenrana Kab. Bone
tanggal 24 September 2003.
59
kurang memenuhi harapan setiap siswa MTs Swasta Kajuara. Hal ini
dipertegas oleh Nahida Guru MTs Swasta Kajuara antara lain mengemukakan :
3
Muh. Suruji Husain, "Kepala MTs.S Kajuara wawancara di MTs. S Kajuara Kec. Cenrana
Kab. Bone, tanggal 29 September 2003.
4
Nahida, Guru MTs. S Kajuara wawancara, di MTs. S Kajuara Kec. Cenrana Kab. Bone,
tanggal 20 September 2003.
60
diperlukan struktur norganisasi yang baik, karena proses kerja setiap personil
Bagan
Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Swasta Kajuara Kecamatan
Cenrana Kabupaten Bone 2002-2003
MAJELIS KEPALA
SEKOLAH MADRASAH
Bidang Kurikulum
Bidang Kesiswaan
Guru
Siswa
Keterangan :
: Hubungan Pembinaan
: Hubungan Konsultasi
mendasar, yaitu :
1. Untuk menambah sumber daya pendidikan dan pengajaran yang telah ada,
guna ikut menampung anak didik yang semakin besar di Kajuara.
2. Menempatkan satu-satunya lembaga pendidikan dan pengajaran yang
berorientasi kepada pendidikan Islam.
3. Mengimbangi perkembangan mental jasmani dan rohani dari pendidikan
yang diperoleh di sekolah-sekolah umum yang ada, karena adanya porsi
pemberian pendidikan agama yang besar.
meningkat.
Di bawah ini jumlah siswa dalam 5 tahun terakhir ini, yaitu mulai
Tahun 1997-2003.
63
Tabel II
Tahun 1997-2003
Jumlah Siswa
No Tahun Jumlah
Putra Putri
1 1997-1998 50 68 118
2 1998-1999 52 72 124
3 1999-2000 74 73 147
4 2001-2002 80 89 169
5 2002-2003 71 79 150
sekolah tingkat kedua, kalau anaknya tidak bisa masuk kesekolah negeri, baru
anaknya di madrasah.
64
sendiri, sejauh mana mereka akan mempu menjawab tantangan di masa yang
tebel beikut :
Tabel III
Keadaan Jumlah Siswa MTs.S Kajuara Kecamatan Cenrana Kanupaten Bone
berdasarkan pembagian kelas, Tahun 2000-2003
Jenis Kelamin
No Kelas Total
Laki-laki Perempuan
1 2 3 4 5
1 I 11 20 31
2 II1 25 19 44
3 II2 19 20 39
4 III 16 20 36
Total 71 79 150
Sumber Data : Kantor MTs.S Kajuara, tanggal 30 September 2002/2003.
tanya jawab dan penugasan. Sebagaimana yang diakui siswa dari hasil angket
Tabel IV
Metode yang Digunakan oleh guru dalam Mengajarkan Preposisi Bahasa Arab
di Madrasah Tsanawiyah Swasta Kajuara
3 Penugasan 11 36,67
Jumlah 30 100
Sumber : Kantor Tata Usaha MTs.S Kajuara 2003
motivasi dengan vasilitas yang disediakan oleh sekolah. Hal ini dimaksudkan
Sebagaimana yang diakui oleh siswa pada umumnya yang dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel IV
Motivasi yang Diperoleh Siswa dari Guru dengan Adanya Fasilitas yang
Disediakan Sekolah
1 Mendukung 13 43,33
2 Biasa-biasa 10 33,33
Jumlah 30 100
biasa-biasa saja dan 10 yang mengaku tidak termotivasi serta 7 orang siswa
seorang siswa kurang senang terhadap bidang studi, kemudian dilain sisi sikap
juga dapat membentuk pengalaman yang traumatis yaitu bersifat tiba-tiba dan
menyenangi pengajaran preposisi bahasa arab, karena guru diganti oleh guru
lain misalnya, dari kenyataan ini sering kali siswa membuat keanehan dalam
bahwa salah satu penyebab yang dapat membuat siswa kurang memperhatikan
pelajarannya adalah adalah dari factor pendidik (guru), hal ini dijelaskan oleh
membina sikap yang senantiasa mengacu pada nilai-nilai yang ingin dicapai
Swasta Kajuara Kec. Cenrana Kab. Bone. Dalam hal ini menumbuhkan dan
Yang dimaksud sikap pengajaran yang positif ialah suatu cara belajar
siswa yang dapat mengarahkan terhadap cara berpikir dalam mencapai prestasi
5
Muh. Suruji Husain, "Kepala MTs. S Kajuara" wawancara di MTs. S Kajuara Kec. Cenrana
Kab. Bone, tanggal 29 September 2003.
6
Muh. Subawahi, Guru MTs. S Kajuara wawancara di MTs. S Kajuara Kec. Cenrana Kab
Bone, tanggal September 2003.
69
Bahasa Arab. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel VI
Sikap Siswa Terhadap Pengajaran Preposisi Bahasa Arab di MTs.S Kajuara
1 Senang 29 96,66
3 Tidak Senang - -
Jumlah 30 100
Sumber : Hasil olahan angket no. 5.
menjawab kurang senang satu orang atau 33,34% , selanjutnya tidak senang
dengan baik.
sikap siswa terhadap pengajaran bahasa Arab, harus didukung oleh beberapa
4. Sikap guru dan teknik dalam pengajaran bidang studi bahasa Arab.
tabel berikut :
Tabel VII
Nilai Pengajaran Preposisi Bahasa Arab Kelas II MTs.S Kajuara
Kecamatan Cenrana Kabupaten Bone
1. II Nurafifah 9 Sembilan
2. II Safriani 8 Delapan
3 II Satriani 8 Delapan
4 II Nasdar 9 Sembilan
5 II Darmawati 8 Delapan
6 II Nirwana 8 Delapan
7 II Usman 7 Tujuh
8 II Zulfajri 7 Tujuh
9 II Dahlia 8 Delapan
10 II Ashadi 7 Tujuh
71
11 II Indrawati 7 Tujuh
12 II Purnawati 7 Tujuh
13 II Ernawati 7 Tujuh
14 II Novita Andriani 7 Tujuh
15 II Akbar 7 Tujuh
16 II Hartati 7 Tujuh
17 II A. Engka 6 Enam
18 II Zakaria 6 Enam
19 II Misrian 6 Enam
20 II Rosmalah 7 Tujuh
21 II Mariana 7 Tujuh
22 II A. Elyasari 7 Tujuh
23 II Rahmatang 7 Tujuh
24 II Hasanuddin 6 Enam
25 II Rasmawati 6 Enam
26 II Muh. Jihad 6 Enam
27 II Akramuddin 5 Lima
28 II Rezki Muthmainnah 6 Enam
29 II Muh. Rais 5 Lima
30 II Amirullah 6 Enam
JUMLAH 207 Dua Ratus Tujuh
Sumber Data : Dokumentasi Tata Usaha MTs.S Kajuara Tahun 2003
sebanyak 30 orang siswa yang diambil sebagai sampel dari 140 orang siswa.
72
Dari jumlah siswa yang berada di bawah rata-rata tersebut yang akan
sampel, seperti yang diakui oleh siswa Madrasah Tsanawiyah tersebut dari
Tabel VIII
Keaktifan Siswa Terhadap Pelaksanaan Pengajaran
Preposisi Bahasa Arabdi MTs.S Kajuara.
No Jawaban Siswa Jumlah Siswa Persen (%)
1 Ya 24 80 %
2 Tidak 2 16,66 %
3 Kadang-kadang 4 13,33 %
Jumlah 30 100
Sumber data: Hasil olahan angket No. 7.
sedangkan yang tidak ikut sebanyak 2 orang siswa atau 16,66 % dan yang
guru bahasa Arab juga memberikan tugas-tugas kurikuler, hal ini dapat dilihat
Tabel IX
Pandangan Siswa Terhadap Pemberian Tugas-tugas Kokurikuler
No Jawaban Siswa Jumlah Siswa Persen (%)
1 Selalu/Ya 20 66,66 %
2 Kadang-kadang 7 23,33 %
3 Tidak Pernah 3 10 %
Jumlah 30 100
Sumber Data : Hasil olahan angket No. 8.
siswa tersebut mengaku selalu diberi tugas pengajaran preposisi, 7 siswa atau
pengajaran.
preposisi bahasa Arab setelah siswa ujian harian, para siswa memberikan
Tabel X
Pandangan Siswa dalam Mengadakan Perbaikan Setelah Ujian Harian
Dari tabel tersebut di atas, dapat diketahui bahwa 22 orang siswa atau
Tsanawiyah Swasta Kajuara dalam memberikan materi dapat dilihat pada tabel
Tabel XI
Pandangan Siswa Terhadap Materi Pengajaran Preposisi Bahasa Arab di
MTs.S Kajuara
Dari tabel tersebut diatas dapat kita ketahui bahwa siswa yang
memberi jawaban semua materi diulangi sebanyak 7 orang siswa atau 23,33 %,
yang menganggap hanya sebahagian saja 10 orang siswa atau 33,33 % dan
yang memilih hanya yang dianggap perlu saja sebanyak 13 siswa atau 43,33%.
program pengajaran preposisi bahasa Arab dalam angket yang berikut juga
Tabel XII
Keadaan Siswa dalam Mengikuti Pengajaran
Preposisi Bahasa Arab di MTs.S Kajuara
2 Kadang-kadang 5 16,66 %
3 Tidak aktif 3 10 %
Jumlah 30 100
orang siswa atau 73,33 %, dan menyatakan kadang-kadang 5 orang siswa atau
angket No. 9 yang terlah disebarkan pada siswa MTs.S Kajuara dari tabel
berikut :
76
Tabel XIII
Keadaan Pelaksanaan Pengajaran Preposisi Bahasa Arab di MTs.S Kajuara
preposisi bahasa Arab serta sikap siswa terhadap pengajaran preposisi bahasa
Arab yang diajarkan oleh guru di MTs. Swasta Kajuara Kec. Cenrana Kab.
Bone.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
atau kata depan adalah kata tugas yang bertugas sebagai unsur pembentuk
tugas.
kedalam beberapa jenis dipengaruhi oleh beberapa faktor. Oleh karena itu,
anak didik, membina sikap yang senantiasa mengacu pada niali-nilai yang
ingin dicapai dalam proses pengajaran preposisi bahasa arab di Mts Swasta
77
78
Swasta Kajuara Kec. Cenrana Kab. Bone memiliki tempat yang cukup
B. Saran -Saran
1. Untuk pengajaran preposisi dalam mata pelajaran bahasa Arab, maka guru
2. Perlunya dari tenaga pengajar atau guru, dan orang tua/wali siswa sesuai
preposisi bahasa Arab yang diberikan oleh guru mata pelajaran bahasa
Arab.
79
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Nasam dan Galayyin dalam bukunya Al-Nahw al-Wafi, Misra: Dar
al-Ma'arif, 1973: 431.