Anda di halaman 1dari 16

Geologi Wisata 2017

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Situs Candi Ratu Boko merupakan salah satu kawasan wisata yang telah
lama diminati oleh berbagai kalangan wisatawan, baik wisatawan domestic maupun
mancanegara. Salah satu daya tarik dari situs Candi Ratu Boko adalah situs tersebut
merupakan peninggalan dari kebudayaan Hindu yang pada abad ke-8 merupakan
agama mayoritas di Yogyakarta. Kami sebagai mahasiswa Teknik Geologi
mencoba untuk mengamati situs Candi Ratu Boko dari kacamata geologi, seperti
formasi tempat situs tersebut berdiri. Sehingga selain mengetahui sejarah berdirinya
umat Hindu di Yogyakarta, situs Candi Ratu Boko juga dapat memberikan
informasi yang bersifat kebumian terhadap khalayak umum.

1.2 Maksud dan Tujuan


1. Memahami tentang sejarah berdirinya situs Candi Ratu Boko
2. Memberi gambaran tentang peradaban pada masa Candi Ratu Boko berdiri
3. Mengamati keadaan geologi sekitar situs Candi Ratu Boko
4. Meneliti tentang formasi, geomorfologi, serta struktur geologi tempat Candi
Ratu Boko berdiri.

1.3 Metode Penelitian


1. Observasi
Observasi dilakukan secara langsung selama kunjungan di situs Candi Ratu
Boko, dengan tujuan memenuhi data yang kami perlukan dalam menyusun
laporan.
2. Wawancara
Wawancara bertujuan mengumpulkan data dari orang atau pihak terkait
dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang diperlukan dalam

1
Geologi Wisata 2017

penyusunan laporan. Narasumber kami berasal dari pengurus situs Candi


Ratu Boko serta warga sekitar situs.

Gambar 1.1 Bersama narasumber situs Candi Ratu Boko

3. Studi Pustaka
Digunakan untuk melengkapi data yang saya butuhkan dengan bantuan
buku referensi, media masa atau karya tulis yang relevan dengan
permasalahan yang kami angkat dalam laporan ini.

1.4 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian dilakukan pada tanggal 8 Oktober 2017 dengan cara
mengunjungi langsung situs Candi Ratu Boko.

1.5 Jangkauan Lokasi Pengamatan

Kompleks Candi Ratu Boko cukup mudah dijangkau menggunakan


kendaraan roda dua karena lokasi situs yang masih tergolong dekat dengan
pemukiman warga, tepatnya 3 km di sebelah selatan dari kompleks Candi
Prambanan atau 18 km sebelah timur Kota Yogyakarta.

2
Geologi Wisata 2017

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Lokasi Pengamatan

Situs Ratu Baka atau Candi Boko adalah situs purbakala yang merupakan
kompleks sejumlah sisa bangunan yang berada kira-kira 3 km di sebelah selatan
dari kompleks Candi Prambanan, 18 km sebelah timur Kota Yogyakarta atau 50 km
barat daya Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia. Situs Ratu Baka terletak di
sebuah bukit pada ketinggian 196 meter dari permukaan laut. Luas keseluruhan
kompleks adalah sekitar 25 ha.

Secara administratif, situs ini berada di wilayah dua Dukuh, yakni Dukuh
Dawung, Desa Bokoharjo dan Dukuh Sumberwatu, Desa Sambireja, Kecamatan
Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Indonesia.

2.2 Sejarah berdirinya Candi Ratu Boko

Ratu Boko diperkirakan sudah dipergunakan orang pada abad ke-8 pada
masa Wangsa Sailendra (Rakai Panangkaran) dari Kerajaan Medang (Mataram
Hindu). Dilihat dari pola peletakan sisa-sisa bangunan, diduga kuat situs ini
merupakan bekas keraton (istana raja).

Situs Ratu Boko pertama kali dilaporkan oleh Van Boeckholzt pada tahun
1790, yang menyatakan terdapat reruntuhan kepurbakalaan di atas bukit Ratu Boko.
Bukit ini sendiri merupakan cabang dari sistem Pegunungan Sewu, yang
membentang dari selatan Yogyakarta hingga daerah Tulungagung. Seratus tahun
kemudian baru dilakukan penelitian yang dipimpin oleh FDK Bosch, yang
dilaporkan dalam Keraton van Ratoe Boko. Dari sinilah disimpulkan bahwa
reruntuhan itu merupakan sisa-sisa keraton.

Prasasti Abhayagiri Wihara yang berangka tahun 792 M merupakan bukti


tertulis yang ditemukan di situs Ratu Baka. Dalam prasasti ini menyebut seorang

3
Geologi Wisata 2017

tokoh bernama Tejahpurnapane Panamkarana atau Rakai Panangkaran (746-784


M), serta menyebut suatu kawasan wihara di atas bukit yang dinamakan Abhyagiri
Wihara ("wihara di bukit yang bebas dari bahaya"). Rakai Panangkaran
mengundurkan diri sebagai Raja karena menginginkan ketenangan rohani dan
memusatkan pikiran pada masalah keagamaan, salah satunya dengan mendirikan
wihara yang bernama Abhayagiri Wihara pada tahun 792 M. Rakai Panangkaran
menganut agama Buddha demikian juga bangunan tersebut disebut Abhayagiri
Wihara adalah berlatar belakang agama Buddha, sebagai buktinya adalah adanya
Arca Dyani Buddha. Namun ditemukan pula unsurunsur agama Hindu di situs
Ratu Boko Seperti adanya Arca Durga, Ganesha dan Yoni.

Sekitar enam puluhtahun kemudian fungsi kompleks Boko berubah. Pada


856 Masehi, Boko menjadi kediaman penguasa penganut Hindu, Rakai Walaing Pu
Kumbhayoni atau Sri Kumbhaja. Sumber informasi ini berasal dari dua prasasti-
disebut sebagai prasasti ratu Boko A dan B dengan tahun 856 Masehiyang
menerangkan pendirian lingga Krtivasa dan Tryambaka oleh Sri Kumbhaja. Juga
merujuk Prasasati Boko C, tanpa angka tahun, yang mencatat pembangunan lingga
Hara oleh Kalasodbhava. Lingga adalah perwujudan dewa Siwa dalam Hindu.

Penggalian di area situs juga menemukan aneka keramik dan porselen.


Berdasar gaya, bahan, dan teknik pembuatan, artefak ini dari luar Nusnatara. Antara
lain dari Cina yakni di masa dinasti Ming (14-17 M), Sung (11-13M), dan Tang (8-
9M). Dari penemuan ini, diasumsikan perdagangan di Jawa dengan mancanegara
sudah terjalin. Juga memperkuat dugaan bahwa kompleks Boko dihuni oleh
penguasa atau golongan kerajaanatau setidaknya kalangan yang mampu membeli
barang impor di masa itu.

4
Geologi Wisata 2017

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Arsitektur Candi Ratu Boko

Gerbang masuk ke komplek keraton Ratu Baka terletak di sisi barat, yang
terdiri atas dua gerbang, yaitu gerbang luar dan gerbang dalam. Gerbang dalam
yang merupakan gerbang utama, mempunyai ukuran lebih besar daripada gerbang
luar. Gerbang luar terdiri atas 3 gapura paduraksa dengan posisi berjajar arah utara-
selatan. Gapura utama, terdiri atas 5 gapura paduraksa yang bebaris sejajar dengan
gerbang luar, dan berada di antara dua gapura pengapit.. Pada gapura utama terdapat
tulisan Panabwara. Hal ini mengacu pada nama Rakai Panabwara yaitu keturunan
dari Rakai Panangkaran yang juga menguasai istana Ratu Boko ini.

Gambar 3.1 Gerbang masuk Candi Ratu Boko

Ditimur laut, sekitar 37 m dari gerbang utama, terdapat Sebuah bangunan


berbentuk teras tanah berundak setinggi 3 m yang disebut Candi pembakaran.
Bangunan ini berbentuk bujur sangkar, dengan luas 26 m2. Di tengah pelataran teras
kedua terdapat semacam sumur berukuran 4X4 m2 di bagian tengahnya, berbentuk
bujur sangkar dengan yang digunakan sebagai tempat pembakaran mayat. Di dekat
candi pembakaran terdapat sebuah sumur tua yang dianggap sebagai sumber air
suci.

5
Geologi Wisata 2017

Gambar 3.2 Candi Pembakaran

Lalu ada keputren yang merupakan tempat tinggal para putri. Lingkungan
keputren yang dibatasi oleh pagar batu setinggi 2 m, berukuran sekitar 31 X 8 m.
Lingkungan keputren terbagi dua dengan dibatasi oleh tembok batu yang
mempunyai sebuah pintu penghubung. Terdapat 3 buah kolam berbentuk persegi
dalam lingkungan keputren pertama. Dua kolam bebentuk persegi panjang
membujur arah utara-selatan dan berukuran lebih kecil dibanding kolam yang
berbentuk bujur sangkar. Dalam lingkungan keputren kedua, terdapat 8 buah kolam
berbentuk bundar yang berjajar dalam 3 baris. Kaputren dipercaya adalah tempat
pemandian bagi raja dan juga bagi para wanita.

Gambar 3.3 Kepuntren

6
Geologi Wisata 2017

Terdapat dua buah gua di lereng bukit kawasan Ratu Baka, yang disebut
Gua Lanang dan Gua Wadon (Dalam bahasa Jawa, Lanang artinya lelaki dan wadon
artinya perempuan). Gua Lanang lorong persegi dengan ukuran lebar 3,7 m, dalam
2,9 m dan tinggi 1,3 m. Di dalamnya, terdapat relung seperti bilik yang berada di
sisi kiri, kanan dan belakang gua. Gua Wadon ukurannya lebih kecil dibandingkan
dengan Gua Lanang namun ketinggiannya sama, yaitu tinggi 1,3 m, lebar 3 dan
dalam 1, 7 m. Di bagian belakang gua juga terdapat relung seperti bilik.

Gambar 3.4 Goa Wadon

3.2 Kajian Wisata Candi Ratu Boko

Pemerintah pusat sekarang memasukkan kompleks Situs Ratu Boko ke


dalam otorita khusus, bersama-sama dengan pengelolaan Candi Borobudur dan
Candi Prambanan ke dalam satu BUMN yang bernama PT Taman Wisata Candi,
setelah kedua candi terakhir ini dimasukkan dalam Daftar Warisan Dunia
UNESCO. Sebagai konsekuensinya, Situs Ratu Boko ditata ulang pada beberapa
tempat untuk dapat dijadikan tempat pendidikan dan kegiatan budaya.

Terdapat bangunan tambahan di muka gapura, yaitu restoran dan ruang


terbuka (Plaza Andrawina) yang dapat dipakai untuk kegiatan pertemun dengan

7
Geologi Wisata 2017

kapasitas sekitar 500 orang, dengan vista ke arah utara (kecamatan Prambanan dan
Gunung Merapi). Selain itu, pengelola menyediakan tempat perkemahan dan
trekking, paket edukatif arkeologi, serta pemandu wisata.

Pengunjung Candi Ratu Boko yang hendak memasuki area candi diharuskan
untuk membayar tiket seharga 40.000 rupiah. Jam operasional candi pukul 06.00
pagi hingga 18.00 sore. Hari-hari libur merupakan hari dimana banyak pengunjung
yang menghabiskan waktunya berekreasi di pelataran kompleks Candi Ratu Boko.

3.3 Aspek Geologi Situs Candi Ratu Boko

Aspek geologis kompleks Candi Ratu Boko penting pula disimak.


Terutama singkapan batuan yang tersebar di seluruh bagian situs. Kompleks Candi
Ratu Boko berdiri diatas formasi Semilir dengan litologi batupasir tufan. Nyaris
seluruh batuan di area ini dimanfaatkan untuk pembuatan bagian-bagian bangunan
situs seperti kolam, talud, jalan berundak, dan gua. Bagian-bagian ini dibuat dengan
memangkas batuan yang tersingkap.

Materi batuan terdiri atas breksi tufan dan batupasir tufan. Jenis yang kedua
ini digunakan dalam jumlah besar sebagai bahan bangunan situs. Batupasir tufan
mudah dibentuk, namun cukup kuat sebagai bahan bangunan. candi-candi di
Yogyakarta dan Jawa Tengah lazim menggunakan batupasir tufan. Material ini
memang banyak ditemukan di wilayah setempat hingga sekarang.

8
Geologi Wisata 2017

9
Geologi Wisata 2017

Gambar 3.5 Penampang profil lithologi kompleks Candi Ratu Boko

Kompleks Candi Ratu Boko berada di bentang alam perbukitan structural


dengan kemiringan lapisan relatif ke selatan. Formasi Semilir merupakan formasi
tempat berdirinya kompleks Candi Ratu Boko sekaligus sebagai pemasok material
bahan pembangunan Candi Ratu Boko pada abad ke-8. Situs Ratu Boko didirikan
di atas dataran puncak bukit yang tersusun atas batu pasir tuffan formasi Semilir,
meskipun kondisinya relatif datar tapi kontur asli Situs Ratu Boko memiliki kondisi
berombak sampai bergelombang.

Gambar 3.6 Singkapan Batupasirr Tufan

3.4 Aspek Hidrogeologi situs Candi Ratu Boko

Kajian hidrogeologi di Boko menunjukkan bahwa pengelolaan air bukan


hanya demi memenuhi kebutuhan manusia. Aspek kepedulian pada lingkungan ikut
jadi pertimbangan. Selain untuk mengalirkan tampungan air hujan, saluran air juga
dibuat guna mengurangi erosi tanah sekaligus menjaga kondisi tanah tetap ideal.
Ini ditunjukkan dari keberadaan saluran-saluran air. Saluran ini terbuat dari
batupasir tuffan yang mudah ditemukan di area situs. Saluran air dibuat dengan

10
Geologi Wisata 2017

langsung memangkas batuan induk disesuaikan dengan arah aliran air yang
diinginkan.

Tanah pada situs Candi Ratu Boko umumnya berupa tanah grumosol dan
latosol. Tanah jenis ini tingkat permeabilitas atau daya serapnya rendah sehingga
rentan terhadap erosi. Jika hujan turun, tanah gampang sekali hanyut. Apalagi
tingkat kedalaman efektif tanah begitu rendah sehingga dapat memperluas lapisan
batuan induk yang tersingkap.

Gambar 3.7 Breksi tuffan

3.5 Prospek wisata kompleks Candi Ratu Boko

Candi Ratu Boko telah masuk kedalam daftar warisan dunia UNESCO.
Sebagai konsekuensinya, Situs Ratu Boko ditata ulang pada beberapa tempat untuk
dapat dijadikan tempat pendidikan dan kegiatan budaya. Selain itu Kompleks Candi
Ratu Boko dapat dijadikan sebagai pembelajaran tentang sejarah peradaban Hindu
di Yogyakarta pada abad ke-8.

11
Geologi Wisata 2017

BAB VI

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Situs Candi Ratu Boko terletak di Dukuh Dawung, Desa Bokoharjo dan
Dukuh Sumberwatu, Desa Sambireja, Kecamatan Prambanan, Kabupaten
Sleman, Yogyakarta.
Harga tiket masuk untuk memasuki kompleks Candi Ratu Boko sebesar
40.000 rupiah untuk segala usia.
Kompleks Candi Ratu Boko dikelola oleh BUMN yang bernama PT Taman
Wisata Candi.
Ratu Boko diperkirakan sudah berdiri sejak pada ke-8 pada masa Wangsa
Sailendra (Rakai Panangkaran) dari Kerajaan Medang (Mataram Hindu).
Dilihat dari pola peletakan sisa-sisa bangunan, diduga kuat situs ini
merupakan bekas keraton (istana raja).
Gaya arsitektur Candi Ratu Boko terdiri dari berbagai jenis bangunan yang
digunakan untuk berbagai kebutuhan, seperti pemandian, kremasi, dan
tempat sembahyang.
Kompleks Candi Ratu Boko dibangun diatas perbukitan structural dengan
kemiringan lapisan relative ke arah selatan yang termasuk kedalam formasi
Semilir.
Material penyusun Candi Ratu Boko terdiri dari batupasir tufan dan breksi
tufan yang merupakan litologi dari formasi Semilir.

12
Geologi Wisata 2017

4.2 Saran

Harga tiket sebesar 40.000 dirasa terlalu mahal, khususnya untuk kalangan
remaja dan mahasiswa.
Pembelajaran tentang sejarah kebudayaan di kompleks Candi Ratu Boko
dirasa sangat kurang.

13
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai