Anda di halaman 1dari 7

Lampiran

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PONOROGO


Nomor : RSUA/0797/PER/III.6.AU/I/XI/2014
Tertanggal : 02 Shafar 1436 H / 25 Nopember 2014 M
Tentang : Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Aisyiyah Ponorogo tentang Kebijakan
Sumber Daya Insani (SDI)

KEBIJAKAN
SUMBER DAYA INSANI (SDI)

A. PENERIMAAN KARYAWAN BARU :


1. Penerimaan karyawan dilakukan apabila rumah sakit membutuhkan tenaga sesuai dengan
formasi ketenagaan yang tersedia.
2. Setiap orang yang telah memenuhi seluruh persyaratan yang ditentukan peraturan ini
mempunyai kesempatan yang sama untuk mengikuti seleksi penerimaan karyawan rumah
sakit.
3. Rumah sakit berupaya untuk mengumumkan secara terbuka kepada masyarakat tentang
formasi ketenagaan yang sedang dibutuhkan.
4. Seleksi penerimaan karyawan dilakukan oleh Tim Seleksi Rekruitmen Karyawan yang
ditetapkan dengan SK Direktur.
5. Seleksi calon karyawan tenaga dokter dan tenaga keperawatan harus melibatkan Sub
Komite Kredensial Komite Medis dan Sub Komite Kredensial Komite Keperawatan RSU
Aisyiyah Ponorogo, sedangkan untuk tenaga kesehatan lain melibatkan Tim Kredensial
Kesehatan Lain;
6. Karyawan yang dinyatakan lulus seleksi penerimaan karyawan diangkat sebagai karyawan
rumah sakit dengan status kekaryawanan, jabatan fungsional, dan honorarium yang sesuai
dengan perjanjian ikatan kerja dan atau Ketetapan Direktur Rumah Sakit.
7. Karyawan yang diterima bekerja di RSU Aisyiyah Ponorogo minimal berumur 17 (tujuh
belas) tahun dan maksimal berumur 40 tahun.
8. Karyawan yang telah berusia lebih 40 tahun tetapi masih dibutuhkan oleh RSU Aisyiyah
Ponorogo dapat diangkat sebagai Karyawan Kontrak Khusus yang hak dan kewajibannya
sesuai dengan perjanjian ikatan kerja dan atau Ketetapan Direktur Rumah Sakit.
9. Penerimaan karyawan kontrak untuk diangkat menjadi karyawan tetap dilaksanakan oleh
Tim Rekruitmen Karyawan yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direktur dan
melibatkan Penyelenggara Rumah Sakit, Direksi dan profesi yang terkait.

Kebijakan Sumber Daya Insani (SDI) di RSU Aisyiyah Ponorogo 1


10. Penerimaan karyawan dilaksanakan satu tahun dua kali yaitu pada bulan April dan Oktober
dan apabila ada kebutuhan tenaga yang bersifat mendesak dan atau kondisi tertentu yang
dianggap penting, maka penerimaan karyawan dapat dilaksanakan secara khusus.
11. Sebelum bekerja karyawan baru harus melewati masa orientasi yaitu orientasi umum
meliputi organisasi rumah sakit, peraturan karyawan dan Al Islam Kemuhammadiyahan
selama 1 3 hari dan orientasi khusus di unit masing-masing yang lamanya sesuai
kebutuhan masing-masing unit.
12. Masa kontrak kerja sesuai dengan peraturan dari Disnaker yaitu selama 2 (dua) tahun;
13. Selama masa kontrak karyawan dinilai tiap 6 (enam) dengan standar nilai rata baik. Bila
dalam penilaiannya masuk dalam katagori cukup berturut-turut dalam 3 (tiga) kali penilaian
atau satu kali penilaiaian dengan kondite jelek, maka yang bersangkutan dinyatakan gugur.
14. Karyawan kontrak dapat diangkat sebagai karyawan tetap Rumah Sakit apabila telah
menyelesaikan masa kontrak kerja sesuai dengan formasi yang telah ditetapkan di
Program Kerja dan RAB RSUA Ponorogo dan melalui proses seleksi sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
15. Hak dan kewajiban karyawan mengacu pada peraturan kekaryawanan yang berlaku
16. Karyawan yang telah diterima maupun dokter yang bekerja di RSUA Ponorogo akan
diverifikasi ijazahnya ke Institusi atau Perguruan Tinggi tempat yang bersangkutan
mengambil pendidikan;

B. KATEGORI KETENAGAAN DAN STATUS KARYAWAN

1. Ketenagaan di RSU Aisyiyah Ponorogo dikategorikan menjadi 4 (empat), yaitu: tenaga


medis; tenaga keperawatan; tenaga kesehatan lainnya dan tenaga non klinis;.
2. Semua jenis ketenagaan di RSU Aisyiyah Ponorogo harus dikategorikan ke dalam 4
(empat) kategori tersebut.
3. Sebagai dasar pengkategorian adalah ijazah dan atau sertifikat akademis sah yang diakui
rumah sakit, keahlian dan atau ketrampilan, dan unit kerja dimana karyawan bertugas.
4. Status karyawan di RSU Aisyiyah Ponorogo ada 4 (empat) yaitu karyawan kontrak,
karyawan kontrak khusus, karyawan tetap dan karyawan harian lepas.

Kebijakan Sumber Daya Insani (SDI) di RSU Aisyiyah Ponorogo 2


C. KESEJAHTERAAN KARYAWAN
1. Peningkatan kesejahteraan karyawan bertujuan untuk meningkatkan loyalitas terhadap
rumah sakit dan Persyarikatan sehingga akan meningkatkan dan mempertahankan
kemampuan dan kemauan karyawan dalam menjalankan tugas, tanggung jawab,
wewenang, dan kewajiban yang dibebankan kepada yang bersangkutan.
2. Kesejahteraan karyawan RSU Aisyiyah meliputi kesejahteraan finansial dan kesejahteraan
non finansial dan mengacu pada peraturan yang berlaku;
3. Kesejahteraan finansial meliputi gaji, insentif jasa pelayanan (remunerasi), pembagian
kenaikan aktifa bersih, dana pensiun dan lain lain;
4. Kesejahteraan non finansial meliputi bantuan perawatan kesehatan, general chek up,
fasilitas olahraga dan kesenian, rekreasi, seragam, tali asih karyawan dan lain-lain.
5. Pemberian kesejahteraan yang berupa insentif disusun sedemikan seobyektif mungkin,
tansparan berdasarkan parameter penghitungan sehingga unsur reward dan punishment
terpenuhi.
6. Program kesejahteraan karyawan dievaluasi secara periodik.

D. PENGGAJIAN KARYAWAN
1. Penggajian karyawan RSU Aisyiyah Ponorogo berdasarkan kategori pekerjaan dan atau
fungsi yang dilaksanakan, kualifikasi akademis yang diakui oleh rumah sakit, dan status
kekaryawanan.
2. Dasar penggajian karyawan RSU Aisyiyah Ponorogo menunjukkan adanya penggolongan
gaji yang disusun secara berjenjang dan direvisi secara berkala yang disahkan dengan
Ketetapan Direktur Rumah Sakit.
3. Besarnya gaji dan komponen gaji yang bersifat tetap, sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan oleh rumah sakit, yang dapat dibawa pulang oleh karyawan tidak boleh kurang
dari Upah Minimum Kabupaten Ponorogo (UMK Ponorogo) yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah c.q. Dinas Tenaga Kerja Republik Indonesia.
4. Pembayaran atas gaji dilaksanakan tiap tanggal terakhir bulan yang bersangkutan.
5. Penghitungan atas hari kerja dihitung dari tanggal awal dan tanggal terakhir pada bulan
yang sama.

Kebijakan Sumber Daya Insani (SDI) di RSU Aisyiyah Ponorogo 3


E. PEMBINAAN DAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN
1. Pembinaan karyawan RSU Aisyiyah Ponorogo yang berkesinambungan bertujuan untuk
meningkatkan loyalitas terhadap rumah sakit dan Persyarikatan sehingga akan meningkatkan
dan mempertahankan kemampuan dan kemauan karyawan dalam menjalankan tugas,
tanggung jawab, wewenang, dan kewajiban yang dibebankan kepada yang bersangkutan.
2. Pembinaan karyawan RSU Aisyiyah Ponorogo dilakukan secara taratur, terencana dan
terintegrasi dengan program-program rumah sakit yang lain dengan memperhatikan
kebutuhan setiap karyawan dan kebutuhan unit kerja dimana karyawan bertugas baik secara
kolektif maupun individual.
3. Pembinaan karyawan yang dilaksanakan secara kolektif di ruangan dalam rencana
anggaran tahunan meliputi : pembekalan seluruh karyawan, pembekalan pejabat struktural,
Baitul Arqom, Binroh karyawan dan melibatkan karyawan dalam kegiatan Persyarikatan.
4. Program pembinaan karyawan RSU Aisyiyah Ponorogo didasarkan atas: hasil penilaian
prestasi kerja; usul, saran, masukan, keluhan dan permintaan dari atasan langsung yang
bersangkutan; dan pantauan dan temuan pejabat struktural atasan langsung masing-masing
karyawan.
5. RSU Aisyiyah Ponorogo melaksanakan program pembinaan karyawan didasarkan kepada
prinsip pendewasaan karyawan; pemberdayaan karyawan; obyektifitas dan sportifitas; dan
praduga tak bersalah; dengan program pembinaan yang meliputi penilaian prestasi kerja;
penghargaan; pendidikan dan latihan; pemberian sanksi; dan pengendalian dan peningkatan
mutu layanan.
6. Penilaian kinerja karyawan untuk saat ini menggunakan instrumen yang sudah ditentukan
oleh Penyelenggara Rumah Sakit yaitu berdasarkan . Format Evaluasi Kinerja Karyawan
atau Key Performance Individu;
7. Penilaian Kinerja karyawan dilaksanakan oleh atasan langsung dan atasan tidak langsung,
hasil penilaian akan dikaji oleh atasan langsung dan sebagai bahan untuk melakukan
pembinaan.
8. Kepada karyawan yang memiliki prestasi kerja, RSU Aisyiyah Ponorogo memberikan
penghargaan dengan didasarkan atas prinsip bersifat mendidik; mampu menjadi motivasi
untuk melaksanakan tugas dan pekerjaannya dengan lebih baik; sesuai dengan prestasi
karyawan yang bersangkutan; dan sesuai dengan kemampuan rumah sakit.

Kebijakan Sumber Daya Insani (SDI) di RSU Aisyiyah Ponorogo 4


F. PROMOSI JABATAN
1. Promosi jabatan meliputi jabatan struktural maupun fungsional
2. Promosi karyawan dilaksanakan bila ada formasi jabatan yang kosong dan disesuaikan
dengan pendidikan karyawan dengan syarat-syarat tertentu.
3. Promosi jabatan dilaksanakan berdasarkan ketentuan Pedoman Pengangkatan Pejabat
Struktural dan pejabat fungsional RSU Aisyiyah Ponorogo dan ketentuan lain yang berlaku.
4. Promosi Jabatan dapat dilakukan seiring dengan penyesuaian pendidikan berdasarkan
spesifikasi, kualifikasi dan uraian tugas Pejabat Struktural RSU Aisyiyah Ponorogo.

G. PENGANGKATAN PEJABAT STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL


1. Pejabat Struktural atau pejabat fungsional RSU Aisyiyah Ponorogo diangkat dan
diberhentikan dengan SK Direktur.
2. Masa jabatan pejabat struktural atau fungsional adalah 2 (dua) tahun dan dapat
diperpanjang dalam jabatan yang sama sebanyak 2 kali masa jabatan, atau berdasarkan
keputusan Direktur.
3. Pengangkatan Pejabat Struktural atau fungsional dilakukan melalui seleksi berdasarkan
Pedoman Pengangkatan Pejabat Struktural RSU Aisyiyah Ponorogo yang ditetapkan oleh
Direktur.
4. Pelaksana seleksi adalah staf yang tidak mencalonkan diri dan atau tidak terdaftar pada
Calon Pejabat dan untuk itu pelaksana diberi oleh SK Direktur.
5. Evaluasi tingkat kinerja pejabat dilakukan 1 (satu) tahun sekali berdasar instrumen evaluasi
yang ditetapkan oleh Direktur dan dilaksanakan oleh atasan langsung dan pejabat terkait
yang ditunjuk untuk melaksanakan evaluasi kinerja itu.
6. Calon pejabat struktural yang sudah diseleksi oleh Direktur diajukan kepada Penyelenggara
rumah sakit untuk mendapatkan persetujuan.

H. MUTASI KARYAWAN
1. Mutasi karyawan dilakukan untuk penyegaran dari tugasnya dan/atau merupakan
penyesuaian dengan pendidikan yang diperoleh.
2. Mutasi dapat dilakukan antar unit kerja atau antar Rumah Sakit Muhammadiyah di Jawa
Timur sesuai dengan kesepakatan, sepanjang formasi tersebut memang dibutuhkan
3. Mutasi dapat dilakukan karena adanya perubahan struktur organisasi rumah sakit sebagai
upaya untuk meningkatkan performance rumah sakit.

Kebijakan Sumber Daya Insani (SDI) di RSU Aisyiyah Ponorogo 5


4. Mutasi juga dapat dilakukan sebagai sangsi pembinaan karyawan yang dinilai tidak
profesional dibidangnya atau atas terjadinya pelanggaran disiplin.
5. Mutasi karyawan dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan
kepentingan rumah sakit; kekurangan tenaga disatu unit kerja dan atau bidang tugas yang
dapat diisi oleh kelebihan tenaga kerja di unit kerja dan atau bidang tugas yang lain;
pembinaan karir dan kedisiplinan karyawan; atas permohonan karyawan yang bersangkutan
dengan tetap memperhatikan kebutuhan dan kepentingan rumah sakit; dan pertimbangan
kesehatan karyawan atas usulan dokter rumah sakit yang ditunjuk.
6. Mutasi karyawan dilaksanakan secara teratur dan periodik dengan prinsip tidak
mengganggu mutu dan kelancaran pelaksanaan kegiatan operasional rumah sakit; dan
tidak merugikan karyawan, kecuali bila mutasi dilakukan atas dasar pembinaan kedisiplinan
karyawan yang bersangkutan.
7. Mutasi karywan intern Rumah Sakit dinyatakan dengan surat keputusan Direktur.

I. PEMBERHENTIAN KARYAWAN
1. Pemberhentian karyawan atau pemutusan hubungan kerja (PHK) dapat dilaksanakan dalam
2 (dua) katagori, yatitu pemberhentian dengan hormat dan pemberhentian dengan tidak
hormat.
2. PHK bagi Karyawan Kontrak, Kontrak khusus dan Harian) dilaksanakan berdasarkan
ketentuan perjanjian kontraknya.
3. PHK bagi Karyawan Tetap diproses melalui ketentuan Kekaryawanan dan mengacu pada
Peraturan Kekaryawanan RSU Aisyiyah Ponorogo yang berlaku.
4. Kepada karyawan yang diberhentikan dengan hormat diberikan ucapan terima kasih dan
hak-haknya sesuai dengan peraturan kekaryawanan yang berlaku.
5. Karyawan yang diberhentikan dengan tidak hormat tidak memperoleh hak atas
kekaryawanannya.

J. KEBERADAAN SERIKAT KARYAWAN:


1. RSU Aisyiyah Ponorogo mengakui hak karyawan untuk membentuk Serikat Karyawan
(Pekerja) sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.
2. RSU Aisyiyah Ponorogo adalah Amal Usaha milik Persyarikatan Muhammadiyah, maka
tiap-tiap orang yang diangkat sebagai karyawan rumah sakit dengan Ketetapan Direktur

Kebijakan Sumber Daya Insani (SDI) di RSU Aisyiyah Ponorogo 6


Rumah Sakit secara otomatis menjadi anggota serikat karyawan (pekerja) yang bernama
Ikatan Karyawan dan Kesehatan Muhammadiyah (IKKM).
3. Sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku, RSU Aisyiyah Ponorogo melarang
karyawan yang menduduki jabatan struktural atau fungsional menjadi pengurus serikat
karyawan ( IKKM ), untuk menghindari kemungkinan timbulnya pertentangan kepentingan.
4. Untuk mengatur hubungan yang profesional antara pihak rumah sakit dengan IKKM , dibuat
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB).

Ditetapkan di : PONOROGO
Pada Tanggal : 02 Shafar 1436 H
25 Nopember 2014 M
Direktur,

Dr. Hj. RINI KRISNAWATI, MARS


NBM. 916 062

Kebijakan Sumber Daya Insani (SDI) di RSU Aisyiyah Ponorogo 7

Anda mungkin juga menyukai