Anda di halaman 1dari 3

Kawin Kontrak Ala Wahabi-Salafi (Kawin Misyar)

Mungkin banyak wahabi-salafy di negeri kita ini tidak tau, atau malu-malu kucing menyebutkan
bahwa Mufti mereka almarhum Syekh Bin Baz pernah mengeluarkan fatwa tentang kawin
kontrak yang diperbolehkan bagi para musafir/atau pelajar di rantau. Tentunya fatwa tersebut
tidak memakai bahasa kawin kontrak, tapi istilah yang dipakai adalah KAWIN DENGAN
NIAT AKAN DI TALAQ (di cerai). [silahkan merujuk fatwa tersebut di]:
Majmuk Fatawa oleh Ibin Baz, Jilid 4, hal 29-30 cetakan Riyadh - Saudi Arabia, Tahun
1411/1990
Makanya nggak heran jika para turis wahabi-salafy dari Arab Saudi datang ke Indonesia atau
negara-negara asia lainnya, mereka sibuk mencari gadis-gadis untuk dinikah lalu ditalak atau
dicerai setelah mereka kembali pulang ke negeri asal mereka. dan diantara yang mereka kawin
tersebut adalah para pelacur.
Sekarang pemerintah Saudi agak resah karena para pelancong/wisatawan Saudi tersebut pulang
membawa oleh-oleh yaitu penyakit kotor seperti HIV/AIDS, Hepatitis dll
alkisah selanjutnya silahkan membaca berita yang dilansir kantor berita Antara dibawah ini.
_________________
Wisatawan Saudi Diminta Waspadai Mafia Kawin di Luar Negeri
Sumber: Antara
Sana`a (ANTARA News) - Musim panas, bagi sebagian warga Teluk kaya minyak adalah musim
liburan panjang untuk menghilangkan kerutinan sehari-hari terutama di kalangan karyawan dan
pegawai.
Pada musim panas tersebut, jutaan warga Teluk menghabiskan masa liburan panjang mereka di
luar negeri. Sebagian menghabiskan masa liburan bersama keluarga, sebagian lainnya lebih
memilih berlibur sendiri.
Bagi sebagian pria yang berlibur tanpa keluarga, kesepian selama masa liburan dimanfaatkan
untuk menikah dengan gadis-gadis negara tujuan berlibur. Cara ini diyakini sebagai upaya
menghindar dari prostitusi.
Sebagian lainnya memang sengaja mencari pendamping untuk selanjutnya dibawa pulang ke
Saudi untuk mendapatkan kewarganegaraan setempat.
Maka tidak heran bila, masa liburan musim panas tersebut memunculkan fenomena pernikahan
musiman antara sebagian warga Arab dengan wanita-wanita di negara tempat berlibur.
Para makelar di negara tujuan yang paham dengan kebiasaan sebagian wisatawan Arab tersebut
pada berebutan mencarikan wanita pilihan untuk dijadikan istri, tentunya dengan imbalan
materi
menggiurkan.
Gejala kawin musiman tersebut akhir-akhir ini mengkhawatirkan banyak pihak karena dicurigai
banyak di antara makelar yang menjadi mafia untuk mencari keuntungan materi semata.
Di Arab Saudi misalnya, sebuah lembaga partikelir Awashir memperingatkan para wisatawan
Saudi yang berlibur di manca negara untuk mewaspadai para mafia prostitusi berkedokan
perantara nikah.
Sebagian besar makelar nikah yang menunggu di bandara dan hotel itu adalah mafia yang
berlatar belakang mucikari, kata keterangan pers lembaga itu seperti dikutip media setempat,
Minggu (29/7).
Ketua Lembaga Awashir, Abdullah Al-Hamoud menghimbau semua pihak untuk mengatasi
nikah musiman tersebut. Kita memerlukan bantuan semua pihak untuk mengatasi gejala ini,
katanya seperti dikutip harian Al-Sharqul Awsat.
Penyakit Bahaya
Ia menjelaskan bahwa sebagian warga negeri kaya minyak itu yang menikah dengan gadis-gadis
asing di tempat tujuan wisata terjangkit penyakit berbahaya karena sebelum melangsungkan
pernikahan tidak dilakukan cek medis.
Sebagian wisatawan kita yang menikah cepat dengan gadis asing tanpa melalui cek medis
terhadap calon istri, terjangkit AIDS dan hepatitis dengan berbagai tingkatan, papar Al-Hamoud
lagi.
Karena itu, sebagai salah satu bentuk tanggung jawab nasional, kami mengingatkan warga
Saudi agar waspada terhadap para makelar karena sebagian besar mereka berlatarbelakang
mucikari pelacuran,
katanya.
Lembaga yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan itu, menganjurkan wisatawan negeri
petrodollar itu yang kebelet ingin menikah dengan gadis di negara tujuan wisata untuk terlebih
dahulu menghubungi kedutaan Saudi di negara setempat.
Pengarahan dari kedutaan Saudi penting bagi mereka yang ingin menikah dengan gadis
setempat agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, pesan lembaga itu.
Selain itu, juga menganjurkan mereka yang ingin menikah untuk menanyakan pengalaman warga
Saudi lainnya yang telah berhasil menikahi gadis asing agar tidak salah pilih penghubung.
Kredit
Lembaga tersebut juga mengingatkan warga negeri itu yang menikah dengan gadis-gadis asing
akan dampak ekonomis. Menikah dengan gadis asing ibarat membeli barang secara kredit
(angsuran).
Pada awalnya biaya murah, namun lambat laun biaya akan membengkak karena harus memenuhi
permintaan dari para istri di seberang yang tidak henti-hentinya.
Ibaratnya sang suami dijadikan ATM yang uangnya harus selalu diisi, paparnya.
Belum lagi harus memikirkan aneka hadiah buat keluarga sang istri bila berkunjung ke negara
asal istri mereka. Alhasil biaya menikah dengan gadis asing sebenarnya lebih mahal.
Awashir juga mengingatkan dampak sosial dari pernikahan lintas negara tersebut terutama yang
memiliki adat dan tradisi berbeda. Diantaranya adalah makin meningkatnya angka perawan tua
di kalangan gadis setempat.
Perbedaan tradisi menyulitkan komunikasi berimbang antara suami-istri sehingga banyak
perkawinan yang berakhir dengan perceraian. Anak-anak mereka yang menanggung akibatnya.
Apabila perceraian terjadi, anak-anak mereka menghadapi kesulitan dalam mengikuti tradisi
ayahnya karena terbiasa dengan tradisi sang ibu. Mereka akhirnya menghadapi konflik tradisi.
Selain itu, lanjut lembaga tersebut mengingatkan bahwa perceraian membuat para anak yang
tinggal bersama ayah mereka di Saudi kehilangan kasih sayang ibu. Karena biasanya sang ibu
tidak lagi atau sangat jarang menengok anaknya di Saudi.
Meskipun berbagai dampak tersebut, kelihatannya masih banyak juga pria negeri kaya minyak
itu yang tetap ingin menikahi gadis asing dengan harapan dapat mengupayakan untuk mendapat
kewargaan Saudi.
Mungkin benar kata sebuah ungkapan bahwa cinta tidak mengenal batas negara dan ras. Bila
cinta telah melekat maka gadis negara manapun siap didekap.

Anda mungkin juga menyukai