Anda di halaman 1dari 34

KP 2.2.5.

PEMERIKSAAN PATOLOGI ANATOMI


PADA LESI LIMFOID
dr. Aswiyanti Asri,M.Si.Med,SpPA
Sitologi : FNAB
Histopatologi : blok parafin/rutin
Histokimia
Imunohistokimia
DNA, kromosom
Fine Needle Aspiration Biopsy

Dibatasi pada limfadenopati superfisial dan palpable atau


deep tetapi dengan tuntunan radiologik atau ultrasound
Indikasi : pembesaran persisten KGB
Tujuan prosedur : mencari penyebab limfadenopati
Tidak adekuat untuk diagnosis limfoma
Fiksasi :
ar-dried
alcohol
Staining :
May-Grunwald-Giemsa
Diff-Quik
Papanicoloau
Haematoxyllin eosin
FNAB pada lesi superfisial
FNAB pada lesi deep, dengan tuntunan
Gambar 2.7 Sitologi kelenjar getah bening leher. Mikroskopik tampak sebaran sel-sel ukuran
sedang sampai besar dengan inti bulat oval, membraninti irregular, kromatin kasar, mitosis
atipik dapat ditemukan A. HE 40x obj, B. Giemsa 40x obj.
Histopatologi

Dugaan Limfoma Malignum


Preanalitik
Analitik
Postanalitik
Preanalitik

Complete clinical relevant data


age, gender, location/site of involvement, durat
ion, size, clinical symptoms, imaging, labs
Proper sampling
the largest and most abnormal
in toto preferred
avoid FNAB, core biopsy (suspect LM)
Proper specimen handling : time to fixation,
slicing, type and volume of fixation, duratio
n
Preanalitik

Dokter bedah mengambil jaringan yang re


presentatif (yang paling besar, tidak nekroti
k dan paling terlihat tidak normal)
Kelenjar getah bening sebaiknya diambil in
toto
Apabila terdapat kecurigaan infeksi, maka
diambil sampel berbeda untuk pemeriksaan
mikrobiologi
Analitik : pemeriksaan makroskopik

Pada kelainan reaktif dapat terlihat h


ilus
Pada infeksi dapat ditemukan jaringa
n nekrotik.
Pada limfoma malignum umumnya ti
dak dijumpai hilus, dapat terlihat no
dularitas dan jaringan ikat tebal.
Analitik : pemotongan jaringan

Dilakukan segera
Potong utuh jaringan kelenjar getah bening menyertakan
kapsulnya.
Sebelum difiksasi formalin dilakukan imprint sentuh dan
geser
Jaringan >1 cm: potong pependikular sesuai aksis panjan
g jaringan
Jaringan <1 cm: potong pada aksis terpanjang jaringan
Potong jaringan dengan interval 2-3 mm menggunakan
pisau yang tajam
Fiksasi dalam formalin buffer 10%, minimal 12 jam
Pada jaringan kelenjar getah bening multipel dilakukan s
ampling pada bagian jaringan dengan makroskopik bervari
asi.
Analitik : Processing

Perhatikan tiap tahapan dengan seksama. Dehidrasi yang ti


dak sempurna sebelum clearing dan impregnation men
yebabkan jaringan menjadi pecah dan mengkerut
Mikrotom
Potong setebal 3-4 mikron/1 lapis sel, tidak terlipat
Gunakan pisau yang tajam
Suhu maksimum 600C
Pulasan
Kontras Hematoksilin dan eosin yang baik
Bebas dari kristal zat warna
Rehidrasi, dehidrasi dan mounting yang sempurna
Analitik : Diagnosis

Kompetensi patolog
klasifikasi yang digunakan : revisi
klasifikasi WHO 2016
ancillary tools
standard report
Post-Analitik

Kegunaan hasil pemeriksaan patolog


i : D/T/P
Persepsi yang sama tentang istilah d
an definisi yang digunakan (klinisi d
an patolog)
small cell lymphoma vs SLL
grey zone lymphoma
A. B.

Gambar 2.9 Histopatologi sediaan biopsi kelenjar getah bening A. Tampak potongan jaringan
permukaan dilapisi oleh epitel berlapis gepeng, berkeratin. Dibawahnya tampak proliferasi sel
difus diantara stroma jaringan ikat (HE 4x obj), B. Tampak sel-sel dengan inti besar,
pleomorfik, sebagian hiperkromatik, sebagian vesikular, kromatin kasar, anak inti nyata,
mitosis atipik dapat ditemukan (HE 40x obj).
Histokimia

Giemsa : identifikasi gambaran plasmasitoid


PAS : musin dan glikogen, DD/ dengan Ewing sarcoma, se
minoma
Reticulin : arsitektur
Methyl-green pyronin : cytoplasmic RNA
Imunohistokimia : kegunaan

Diagnostik
lymphoid vs non lymphoid
reactive vs neoplastic
subtyping
Targeted therapy
CD 20
CD 52
Prognostic
ALK in ALCL
Ki67 in MCL
ABC, GCB and type 3 in DLBCL
Valid IHC

Good specimen : not fragmented


Good handling :
appropriate fixation : NBF10%
standard processing : no aceton
thin sectioning : one cell layer
no folding
IHC panel

Basic : Dx B-cell lymphoma, tidak bi


sa membedakan aggressive dan ind
olent
Limited Dx dan classify B-cell lym
phoma, marker prognostik (-)
Enhanced : Molecular assay (-)
Maximum : molecular assay (+) sep
erti PCR, ISH
Frozen section
Not recommended

Anda mungkin juga menyukai