Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan setiap

penduduk untuk hidup sehat sehingga mampu mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai

salah satu unsur kesejahteraan umum sesuai tujuan pembangunan Nasional.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut diatas antara lain

melalui pencanangan paradigma sehat dengan memberikan prioritas pada upaya peningkatan

kesehatan masyarakat dan keluarga melalui upaya preventif dan promotif untuk mewujudkan

indonesia sehat 2017. Upaya perbaikan Kesehatan Masyarakat ditingkatkan antara lain melalui

Program Pemberantasan Penyakit Menular, perbaikan gizi keluarga, kesehatan lingkungan serta

pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan terdepan mempunyai fungsi sebagai pusat

pembangunan kesehatan, membina peran serta masyarakat serta memberi pelayanan di wilayah

kerjanya dan mempunyai peran yang strategi dalam mencapai tujuan nasional. Pelayanan

Kesehatan di Puskesmas dilaksanakan dengan berbagai upaya / kegiatan pokok.

Kegiatan Pokok tersebut dewasa ini belum seluruhnya dapat dilaksanakan secara

optimal, hal ini berkaitan secara langsung dengan sumber daya yang tersedia termasuk Sumber

Daya Manusia, cara kerja, serta lingkungan, sarana dan prasarana.

Profil Puskesmas Hialu adalah gambaran situasi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas

Hialu yang diterbitkan setiap tahun sekali. Dalam profil ini memuat berbagai data tentang

kesehatan yang meliputi data derajat kesehatan, upaya kesehatan, dan sumber daya kesehatan

serta capaian pada semester I tahun 2017 di wilayah kerja Puskesmas Hialu berdasarkan Standar

Pelayanan Minimal (SPM). Data-data tersebut diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi

sehinga penyusunan dan pelaksanaan program pada semester II tahun 2017 dan tahun

mendatang dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan capaian tahun sebelumnya.

Profil kesehatan juga menyajikan data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan

seperti data kependudukan, data sosial ekonomi masyarakat, dan data lainnya yang mana Data-

data tersebut dianalisis secara sederhana dan ditampilkan dalam bentuk narasi, tabel dan

gambar.

1
1.2 TUJUAN

1.2.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penyusunan profil puskesmas ini adalah untuk mendapatkan

gambaran secara menyeluruh tentang tingkat perkembangan pencapaian berbagai

pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Hialu periode Januari sampai Juni

tahun 2017 yang diharapkan kelak dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk

penyusunan dan pelaksanaan program pelayanan kesehatan ditahun-tahun yang akan

datang.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mendapatkan gambaran secara menyeluruh puskesmas dalam rangka mawas diri.

b. Menganalisis tentang masalah, hambatan dan tantangan maupun peluang dalam

pelaksanaan program kesehatan ditingkat puskesmas sebagai masukan untuk

peningkatan kinerja dan akselerasi pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.

c. Sebagai masukan yang sangat penting untuk perencanaan pembangunan

kesehatan pada masa yang akan datang.

2
BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Letak Geografis.

Puskesmas Hialu Terletak di Desa Hialu Utama Kecamatan Landawe, Puskesmas Hialu

Berada Tepat di Desa Hialu Utama berjarak kurang lebih 85 km dari Kota Wanggudu

Kabupaten Konawe Utara dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat

dengan waktu tempuh kurang lebih 2 jam.

Wilayah kerja Puskesmas Hialu terdiri dari 9 Desa yaitu :

1. Desa Tambakua yang terdiri dari 3 RT yakni RT I, RT II, dan RT III

2. Desa Hialu Utama yang terdiri dari 5 RT yakni RT I, RT II, RT III, RT IV dan

RT V.

3. Desa Polo-polora yang terdiri dari 3 RT yakni RT I, RT II dan RT III

4. Desa Laumoso yang terdiri dari 3 RT yakni RTI, RT II dan RT III

5. Desa Kolosua yang terdiri dari 3 RT yakni RT I, RT II dan RT III

6. Desa Landiwo yang terdiri dari 3 RT yakni RT I, RT II dan RT III

7. Desa Kuratao yang terdiri dari 3 RT yakni RT I, RT II dan RT III

8. Desa Mata Benua yang terdiri dari 3 RT yakni RT I, RT II dan RT III

9. Desa Landawe Utama yang terdiri dari 3 RT yakni RT I, RT II dan RT III

Tabel 1.1 Wilayah kerja Puskesmas Hialu terdiri dari 9 Desa yaitu

Jenis Kelamin
No. Nama Desa Jumlah
L P
1. Hialu Utama 280 170 450
2. Polo-Polora 201 224 425
3. Kolosua 136 137 273
4. Kuratao 123 137 260
5. Mata Benua 100 81 181
6. Landawe Utama 149 139 288
7. Tambakua 158 125 283
8. Laumoso 125 108 233
9. Landiwo 140 132 272
Total 1412 1253 2665

3
Batas administrasi wilayah kerja Puskesmas Hialu yaitu:

Sebelah Utara berbatasan dengan Wilayah kerja Puskesmas Lamparinga

Sebelah Barat berbatasan dengan Area Konawe

Sebelah Timur berbatasan dengan Area Konawe

Sebelah Selatan berbatasan dengan Wilayah Kerja Puskesmas Langgikima.

2.2 Kependudukan

Jumlah penduduk yang masuk dalam wilayah kerja Puskesmas Hialu tahun 2017 adalah

sebanyak 2665 jiwa yang tersebar di 9 Desa.

2.3 Sosial Ekonomi

Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Hialu secara umum terdiri dari berbagai suku

(etnis) yakni Tolaki, Bali, Bugis, Makassar, Toraja, dan lain-lain. Multikultural etnis yang

terdapat di wilayah kerja Puskesmas Hialu tidak menimbulkan konflik atau kekacauan di

wilayah tersebut. Adapun mata pencarian penduduk yang terbesar di wilayah kerja Puskesmas

Hialu adalah petani dan buruh tani selain pedagang, PNS, dan lain-lain.

2.4 Sumber Daya Puskesmas

1. Data Sarana Kesehatan


Tabel 1.1 Jumlah sarana yang ada diwilayah Puskesmas Hialu Ialah :

Sumber Daya
No. Jumlah
Puskesmas
1. Rawat Inap 1 Buah
2. Rawat Jalan 1 Buah
3. Pustu 5 Buah
4. Posyandu 9 Buah
5. Madya 8 Buah
6. Purnama 1 Buah
7. Mandiri -

2.4.1 Sumber Daya Manusia

Tenaga kesehatan di Puskesmas Hialu sampai pertengahan tahun 2017 adalah sebanyak

34 orang, yang terdiri dari 3 orang berstatus perawat PNS, 04 orang berstatus Perwat Diploma

III PHL, 1 orang berstatus Perawat SI PNS, 01 orang Perawat SPK PNS, 01 Orang Dokter

Umum, 2 Orang berstatus SKM PNS, 05 orang berstatus Bidan PTT, 5 orang berstatus Bidan

4
PHL, 1 orang berstatus Kesling PNS, 01 Orang berstatus Farmasi PHL, 01 Oreang berstatus

SKM PHL, 01 Orang berstatus S.Si PHL, 4 orang berstatus klining servis, 02 Orang berstatus

Sopir SMA PHL. Jika dibandingkan antara jumlah tenaga kesehatan utamanya Perawat dengan

beban kerja yang ada maka jumlah ini dirasakan kurang. Hal ini disebabkan oleh Puskesmas

Hialu yang merupakan puskesmas perawatan yang memberikan pelayanan rawat nginap selama

24 jam sehingga barang tentu membutuhkan jumlah tenaga utamanya perawat yang lebih

banyak dibandingkan dengan puskesmas non perawatan. Untuk mengetahui jumlah tenaga

kesehatan Puskesmas Bungi dapat dilihat pada tabel 2.3.

Tabel 1. 1 Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Hialu

Jumlah
No. Jenis Ketenagaan
(orang)
1. Tenaga Sanitasi ( Kesling) 1 Orang
2. Tenaga Perawat 9 0rang
3. Tenaga Bidan 10 Orang
4. Tenaga Jurim 1 Orang
5. Tenaga P2M 2 Orang
6. Tenaga ADM 4 orang
7. Tenaga Klining Servis 4 Orang
8. Tenaga Sopir 2 Orang
9.
Tenaga Sukarela Yang Terdiri Dari :

2. Tenaga Farmasi 1 Orang


3.Tenga Dokter 1 Orang
10. Yang Lainnya 2 Orang
Total 34 Orang

2.4.2 Sarana dan Prasarana Kesehatan

Dalam menunjang pelaksanaan program diperlukan sarana dan prasarana yang cukup.

Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Puskesmas Hialu dapat dilihat pada tabel 4.1

5
Tabel 1.1. Sarana dan Prasarana di Puskesmas Hialu Tahun 2017

NO JENIS SARANA DAN JUMLAH


PRASARANA (UNIT/BUAH)
1 Puskesmas Induk dilengkapi ruang perawatan 1
2 Pustu 5
3 Posyandu 5
4 Perumahan Dokter 1
5 Perumahan Paramedis 7
6 Kendaraan Roda Empat 2
7 Kendaraan Roda Dua 7

6
BAB III

DATA PENYAKIT DAN EVALUASI PROGRAM

1.1. Data Penyakit

Derajat kesehatan masyarakat suatu wilayah salah satunya dapat dilihat dari angka

morbiditas suatu penyakit. Adapun sepuluh penyakit terbesar yang ada di wilayah kerja

Puskesmas Hialu pada pertengahan tahun 2017 dapat dilihat pada gambar 1.1

Tabel 1.1. Daftar 10 Penyakit Terbesar di Puskesmas Hialu

Bulan Januari s/d Juni 2017


No Nama Penyakit Jumlah kasus
1 Penyakit infeksi saluran pernafasan 274
2 Tukak Lambung 131
3 Hipertensi 80
4 Dermatitis 55
5 KLL 55
6 Influensa 38
7 Dermatitis 25
8 Diare 18
9 Karies Gigi 18
10 Mastoid 13
11 Gejala lain 18

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penyakit terbesar yang ada di Puskesmas Hialu

selama Januari sampai dengan Juni tahun 2017 adalah infeksi saluran pernafasan. Kemudian

diikuti dengan gangguan kulit dan jaringan subkutan, dimana penyakit tersebut adalah penyakit-

penyakit yang berbasis lingkuungan. Sebaliknya untuk penyakit-penyakit yang masuk dalam

kategori degeneratif seperti hipertensi mengalami peningkatan.

1.2. Pelaksanaan Program di Puskesmas Hialu

Upaya pelayanan kesehatan di puskesmas dibagi menjadi empat yaitu upaya pelayanan

kesehatan wajib, upaya pelayanan kesehatan pengembangan, upaya kesehatan pelayanan

kesehatan berupa penggerakan dan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan melalui

program desa siaga, dan upaya pelayanan kesehatan inovasi. Akan tetapi dalam laporan ini

7
hanya akan menampilkan upaya pelayanan kesehatan wajib yang meliputi program basic six

yakni upaya pelayanan kesehatan yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional,

dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan

masyarakat.

3.2.1 Upaya Promosi Kesehatan (Promkes)l

Program promosi kesehatan merupakan salah satu program terpenting dalam rangka

peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya upaya peningkatan

derajat kesehatan masyarakat. Program promosi kesehatan sangat penting karena keberhasilan

pelaksanaan program promosi kesehatan turut mempengaruhi keberhasilan program-program

pelayanan kesehatan yang lainnya. Kegiatan-kegiatan promosi kesehatan yang dilaksanakan di

wilayah kerja Puskesmas Hialu antara lain dapat dilihat pada tabel 1.2.

Tabel. 1. 2 Kegiatan-Kegiatan Promkes di Puskesmas Hialu


Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017
No. Kegiatan yang
Sasaran Capaian % Target
dilaksanakan
1 Penyuluhan kesehatan di
Jumlah Penyuluhan Kes. 89 70 80
di Posyandu
Jumlah Penyuluhan 0 0 0
kesehatan NAPSA oleh
petugas kesehatan
Jumlah Penyuluhan
kesehatan PHBS 84 63 75
2. Strata Posyandu
Posyandu madya 0 0 0

3. Pembinaan UKS 7 4 57,14

Dari data diatas dapat diketahui bahwa program promosi kesehatan pada semester

pertama secara umum sudah mencapai 75% dari yang ditargetkan untuk kurun waktu satu

tahun. Hasil dari pelaksanaan program promkes mulai terlihat dengan semakin baiknya

penerapan PHBS di masyarakat dan peningkatan hasil cakupan pelaksanaan program-program

puskesmas Hialu yang lainnya. Walaupun dalam pelaksanaannya program promkes masih

banyak menemui hambatan diantaranya adalah kurangnya partisipasi masyarakat yang ditandai

dengan persentase kehadiran masyarakat yang masih kurang pada saat penyuluhan

dilaksanakan. Hal ini salah satunya disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat dan

8
sulitnya mencari waktu yang tepat yakni waktu pelaksanaan penyuluhan tidak bertepatan

dengan waktu aktivitas masyarakat.

3.2.2 Upaya KIA dan KB

Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat adalah besar angka kematian ibu dan

anak. Upaya KIA dan KB merupakan salah satu cara menekan angka kematian ibu dan anak.

Untuk mengetahui kegiatan program upaya KIA dan KB dapat dilihat pada tabel .1. 3.

Tabel 1.3. Pelaksanaan Program Upaya KIA dan KB di Puskesmas Hialu


Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017

K1
No. Nama Desa
Sasaran Capaian %

1. Hialu Utama 12 3 27
2. Polo-Polora 10 4 40
3. Kolosua 7 5 71
4. Kuratao 6 4 67
5. Mata Benua 5 3 60
6. Tambakua 8 3 38
7. Landawe Utama 7 4 57
8. Laumoso 8 1 13
9. Landiwo 7 3 43
Total
70 30 43

Tabel 1.4. Pelaksanaan Program Upaya KIA dan KB di Puskesmas Hialu


Bulan Januari s/d September Tahun 2014

K4
No. Nama Desa
Sasaran Capaian %

1. Hialu Utama 12 2 18
2. Polo-Polora 10 1 10
3. Kolosua 7 3 43
4. Kuratao 6 1 17
5. Mata Benua 5 1 20
6. Tambakua 8 2 29
7. Landawe Utama 7 2 29
8. Laumoso 8 1 12
9. Landiwo 7 1 14
Total
70 14 21

9
Tabel 1.5 Pelaksanaan Program Deteksi Resiko Oleh Tenkes di Puskesmas Hialu
Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017

Deteksi Resiko Oleh Tenkes


No. Nama Desa
Sasaran Capaian %

1. Hialu Utama 2 1 50
2. Polo-Polora 2 2 100
3. Kolosua 1 2 100
4. Kuratao 1 1 100
5. Mata Benua 1 1 100
6. Tambakua 2 0 0
7. Landawe Utama 2 3 150
8. Laumosos 2 1 50
9. Landiwo 1 0 0
Total 14 11 79

Tabel 1.6. Pelaksanaan Program Deteksi Resiko oleh Masyarakat di


Puskesmas HialuBulan Januari s/d Juni Tahun 2017

Deteksi Resiko Oleh Masyarakat


No. Nama Desa
Sasaran Capaian %

1. Hialu Utama 0 0 0
2. Polo-Polora 0 0 0
3. Kolosua 0 0 0
4. Kuratao 0 0 0
5. Mata Benua 0 0 0
6. Tambakua 0 0 0
7. Landawe Utama 0 0 0
8. Laumoso 0 0 0
9. Landiwo 0 0 0
Total
0 0 0

Tabel 1.7. Pelaksanaan Program KN 1 di Puskesmas Hialu


Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017

KN 1
No. Nama Desa
Sasaran Capaian %

1. Hialu Utama 10 2 20
2. Polo-Polora 9 0 0

10
3. Kolosua 6 2 33
4. Kuratao 5 1 20
5. Mata Benua 4 1 14
6. Tambakua 7 3 43
7. Landawe Utama 7 0 0
8. Laumoso 7 1 14
9. Landiwo 6 1 14
Total
61 11 17

Tabel 1.8. Pelaksanaan Program KN 2 ( Lengkap ) di Puskesmas Hialu


Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017

KN 2 ( Lengkap )
No. Nama Desa
Sasaran Capaian %

1. Hialu Utama 10 0 0
2. Polo-Polora 9 1 17
3. Kolosua 6 2 33
4. Kuratao 5 1 20
5. Mata Benua 4 1 14
6. Tambakua 7 2 29
7. Landawe Utama 7 0 0
8. Laumoso 7 1 14
9. Landiwo 6 2 33
Total
61 10 16

Tabel 1.9. Pelaksanaan Program Persalinan Oleh Tenkes di Puskesmas Hialu


Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017

Persalinan Oleh Tenkes


No. Nama Desa
Sasaran Capaian %

1. Hialu Utama 11 2 18
2. Polo-Polora 9 0 0
3. Kolosua 7 2 29
4. Kuratao 6 1 17
5. Mata Benua 5 1 20
6. Tambakua 7 3 43
7. Landawe Utama 7 0 0
8. Laumoso 7 1 14
9. Landiwo 7 1 14
Total
66 11 17

11
Tabel 2.1. Pelaksanaan Program KF 3 ( Kunjungan Nifas ) di Puskesmas Hialu
Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017

KF 3 ( Kunjungan Nifas )
No. Nama Desa
Sasaran Capaian %

1. Hialu Utama 11 0 0
2. Polo-Polora 9 0 0
3. Kolosua 7 2 29
4. Kuratao 6 1 17
5. Mata Benua 5 1 20
6. Tambakua 7 2 29
7. Landawe Utama 7 0 0
8. Laumoso 7 1 14
9. Landiwo 7 2 29
Total
66 9 14

Tabel 2.2. Pelaksanaan Program Penanganan Komplikasi Obstetri ( PKO ) di Puskesmas


HialuBulan Januari s/d Juni Tahun 2017

Penanganan Komplikasi Obstetri ( PKO )


No. Nama Desa
Sasaran Capaian %

1. Hialu Utama 2 1 50
2. Polo-Polora 2 1 50
3. Kolosua 1 2 100
4. Kuratao 1 0 0
5. Mata Benua 1 0 0
6. Tambakua 2 0 0
7. Landawe Utama 2 2 100
8. Laumosos 2 1 50
9. Landiwo 1 0 0
Total
14 7 50

Tabel 2.3. Pelaksanaan Program Penanganan Komplikasi Neonatus ( PKN )


di Puskesmas Hialu Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017

Penanganan Komplikasi Neonatus (PKN)


No. Nama Desa
Sasaran Capaian %

1. Hialu Utama 1 0 0
2. Polo-Polora 1 0 0
3. Kolosua 1 0 0

12
4. Kuratao 1 0 0
5. Mata Benua 1 0 0
6. Tambakua 1 0 0
7. Landawe Utama 1 0 0
8. Laumoso 1 0 0
9. Landiwo 1 0 0
Total
9 0 0

Tabel 2.4. Pelaksanaan Program Kunjungan Bayi di Puskesmas Hialu


Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017

Kunjungan Bayi
No. Nama Desa
Sasaran Capaian %

1. Hialu Utama 10 3 30
2. Polo-Polora 9 5 56
3. Kolosua 6 1 14
4. Kuratao 5 1 14
5. Mata Benua 4 4 100
6. Tambakua 7 3 43
7. Landawe Utama 7 2 29
8. Laumosos 7 1 14
9. Landiwo 6 2 29
Total
61 22 36

Tabel 2.5. Pelaksanaan Program Pelayanan Anak Balita di Puskesmas Hialu


Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017

Pelayanan Anak Balita


No. Nama Desa
Sasaran Capaian %

1. Hialu Utama 41 6 15
2. Polo-Polora 34 10 29
3. Kolosua 24 14 48
4. Kuratao 21 1 14
5. Mata Benua 16 0 0
6. Tambakua 27 7 30
7. Landawe Utama 26 3 12
8. Laumoso 27 10 37
9. Landiwo 24 8 33
Total
240 59 25

13
Tabel 2.6. Pelaksanaan Program KB di Puskesmas Hialu
Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017

Pelayanan KB
No. Nama Desa
Sasaran Capaian %

1. Hialu Utama 94 79 84
2. Polo-Polora 49 30 65
3. Kolosua 64 36 57
4. Kuratao 48 43 89
5. Mata Benua 31 23 74
6. Tambakua 53 41 77
7. Landawe Utama 52 44 85
8. Laumoso 37 31 84
9. Landiwo 42 34 81
Total
470 362 77

Tabel 2.7. Pelaksanaan Program Pelayanan KB Peserta Baru di Puskesmas Hialu


Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017

Pelayanan KB Peserta Baru


No. Nama Desa
Sasaran Capaian %

1. Hialu Utama 94 6 6
2. Polo-Polora 49 0 0
3. Kolosua 64 2 3
4. Kuratao 48 1 2
5. Mata Benua 31 1 3
6. Tambakua 53 3 6
7. Landawe Utama 52 0 0
8. Laumoso 37 1 3
9. Landiwo 42 1 2
Total
470 15 3

Tabel 2.8. Pelaksanaan Program Pelayanan Peserta KB Pasca Salin di Puskesmas Hialu
Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017

Peserta KB Pasca Salin


No. Nama Desa
Sasaran Capaian %

1. Hialu Utama 94 3 3
2. Polo-Polora 49 0 0
3. Kolosua 64 2 3
4. Kuratao 48 1 2
5. Mata Benua 31 1 3

14
6. Tambakua 53 3 6
7. Landawe Utama 52 0 0
8. Laumoso 37 1 3
9. Landiwo 42 1 2
Total
470 12 3

Tabel 2.9. Pelaksanaan Program Pelayanan KB PUS Gakin di Puskesmas Hialu


Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017

PUS Gakin
No. Nama Desa
Sasaran Capaian %

1. Hialu Utama 94
2. Polo-Polora 49
3. Kolosua 64
4. Kuratao 48
5. Mata Benua 31
6. Tambakua 53
7. Landawe Utama 52
8. Laumoso 37
9. Landiwo 42
Total
470

Tabel 3.1. Pelaksanaan Program Pelayanan KB PUS 4T di Puskesmas Hialu


Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017

PUS 4T
No. Nama Desa
Sasaran Capaian %

1. Hialu Utama 38 34 82
2. Polo-Polora 20 15 75
3. Kolosua 32 19 59
4. Kuratao 21 17 81
5. Mata Benua 18 13 72
6. Tambakua 19 10 53
7. Landawe Utama 16 13 82
8. Laumoso 22 21 91
9. Landiwo 18 14 78
Total
204 156 75

15
Tabel 3.2 Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Ibu di Puskesmas Hialu
Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017

Pemberian Buku KIA


No. Nama Desa
Sasaran Capaian %

1. Hialu Utama 12 6 50
2. Polo-Polora 10 4 40
3. Kolosua 7 7 100
4. Kuratao 6 4 67
5. Mata Benua 5 4 80
6. Tambakua 8 5 63
7. Landawe Utama 7 4 57
8. Laumoso 8 3 38
9. Landiwo 7 3 43
Total
70 40 57

Tabel 3.3 Pelaksanaan Program TT 1 Pada Bumil di Puskesmas Hialu


Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017

TT 1
No. Nama Desa
Sasaran Capaian %

1. Hialu Utama 12 0 0
2. Polo-Polora 10 0 0
3. Kolosua 7 0 0
4. Kuratao 6 2 33
5. Mata Benua 5 0 0
6. Tambakua 8 0 0
7. Landawe Utama 7 1 14
8. Laumoso 8 0 0
9. Landiwo 7 0 0
Total
70 3 4

Tabel 3.4 Pelaksanaan Program TT 2 di Puskesmas Hialu


Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017

TT 2
No. Nama Desa
Sasaran Capaian %

1. Hialu Utama 10 1 10
2. Polo-Polora 10 1 10
3. Kolosua 11 2 11
4. Kuratao 9 0 0
5. Mata Benua 7 4 57

16
6. Tambakua 8 2 25
7. Landawe Utama 7 2 29
8. Kel. Lamonae 9 2 22
9. Wawontoaho 7 6 86
Total
133 30 382

Tabel 3.5 Pelaksanaan Program Pelayanan Vit. A Nifas di Puskesmas Hialu


Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017

Pelayanan Vit. A Nifas


No. Nama Desa
Sasaran Capaian %

1. Hialu Utama 10 5 50
2. Polo-Polora 10 3 30
3. Kolosua 11 7 65
4. Kuratao 8 3 38
5. Mata Benua 7 2 29
6. Tambakua 8 8 100
7. Landawe Utama 7 7 100
8. Kel. Lamonae 9 6 67
9. Wawontoaho 6 5 71
10. Lamonae Utama 8 3 38
11. Wawonsangi 5 2 40
12. Padalere 9 5 56
13. Padalere Utama 10 2 20
14. Laumoso 5 3 60
15. Landiwo 8 4 50
Total
127 70 814

Tabel 3.6 Pelaksanaan Program Upaya Penjaringan Anak Sekolah di Puskesmas Hialu
Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017
Penjarinagan Anak Sekolah

No. Nama SD SMP SMA


Sasaran ABS % Sasaran ABS % Sasara ABS %
Sekolah n
1. Hialu Utama 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2. Polo-Polora 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3. Kolosua 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4. Kuratao 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5. Mata Benua 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6. Tambakua 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7. Landawe Utama 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8. Laumoso 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9. Landiwo 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Total 0 0 0 0 0 0 0 0 0

17
Tabel 3.7 Jumlah Kematian Ibu dan Anak di Puskesmas Hialu
bulan Januari s/d Juni Tahun 2017

Kematian
No. Nama Desa Penyebab
Ibu Neonatus Bayi Balita

1. Hialu Utama 0 0 0 0 0
2. Polo-Polora 0 0 0 0 0
3. Kolosua 0 0 0 0 0
4. Kuratao 0 0 0 0 0
5. Mata Benua 0 0 0 0 0
6. Tambakua 0 0 0 0 0
7. Landawe Utama 0 0 0 0 0
8. Laumoso 0 0 0 0 0
9. Landiwo 0 0 0 0 0
Total 0 0 0 0 0

Dari data diatas menunjukan bahwa dari lima program upaya KIA dan KB yang belum

mencapai target hanyalah program pemeriksaan kehamilan kunjungan Pertama (KI)+. Adapun

salah satu alasan penyebab tidak tercapainya target pada program pemeriksaan kehamilan

kunjungan Pertama (KI) selain faktor kesadaran ibu hamil yang masih rendah untuk mau

memeriksakan kehamilannya adalah karena banyaknya ibu hamil yang sering berpindah tempat

tinggal, yakni seperti yang kita ketahui bahwa banyak ibu hamil yang sudah tercatat sebagai

sasaran Puskesmas Hialu selama masa kehamilannya keluar atau pergi ke daerah lain. Salah

satu alasan dari seringnya ibu hamil yang keluar daerah tersebut adalah karena mengikuti suami

yang bekerja di daerah lain.

3.2.3 Upaya Perbaikan Gizi

Status gizi pada manusia utamanya pada bayi dan ibu hamil sangat mempengaruhi

derajat kesehatannya. Sebagai contohnya adalah bayi atau anak balita yang kekurangan gizi

sangat rentan terhadap penyakit-penyakit infeksi misalnya diare dan infeksi saluran akut

utamnya pneumonia. Oleh sebab itu, perbaikan gizi masyarakat yang difokuskan pada

perbaikan gizi bayi, balita dan ibu hamil merupakan awal dalam upaya meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat. Untuk mengetahui pelaksanaan program upaya perbaikan gizi di

Puskesmas Hialu dapat dilihat pada tabel 3.8

18
Tabel 3.8 Jumlah Blita Gizi Buruk di Puskesmas Hialu

Bulan Januari s/d Juni 2017

Jumlah Balita Gizi Buruk


No. Nama Desa
Sasaran Capaian %

1. Hialu Utama 0 0 0
2. Polo-Polora 0 0 0
3. Kolosua 0 0 0
4. Kuratao 0 0 0
5. Mata Benua 0 0 0
6. Tambakua 0 0 0
7. Landawe Utama 0 0 0
8. Laumoso 0 0 0
9. Landiwo 0 0 0
Total
0 0 0

Tabel 3.9 Jumlah Bayi dan Balita yang memiliki KMS di Puskesmas Hialu
Bulan Januari s/d Juni 2017

Jumlah Bayi dan Balita Yang Memiliki KMS


No. Nama Desa
Sasaran Capaian %

1. Hialu Utama
2. Polo-Polora
3. Kolosua
4. Kuratao
5. Mata Benua
6. Tambakua
7. Landawe Utama
8. Kel. Lamonae
9. Wawontoaho
Total

.Tabel 4.1. Pelaksanaan Program Upaya Perbaikan Gizi di Puskesmas Hialu


Bulan Januari s/d September Tahun 2014

No. Kegiatan yang dilaksanakan Sasaran Capaian % Tar


get
1 Pembinaan Dan Pemantauan status gizi
balita dan bayi :
Jumlah balita yang naik berat badan 599 150 25,04
(N)
Jumlah balita gizi buruk 599 0 0
Pemberian makanan pendamping pada 70 38 54,28
bayi keluarga miskin
2. Penanggulangan kekurangan vit. A :
Pemberian kapsul Vit. A pada Balita 477 101 21,17

19
3 Penanggulangan Anemia Gizi
Pemberian tablet FE (90 Tab)pada 134 66 49,25
Bumil
4. Penanggulangan Gizi Kurang & gizi buruk
:
Pemberian PMT balita 599 425 70,95

Tabel 4.1. menunjukan bahwa dalam upaya program perbaikan gizi, program yang

mencapai target tengah tahunan adalah program pemberian makanan pendamping pada bayi

keluarga miskin, pemberian tablet Fe pada Bumil dan pemberian PMT balita. Sedangkan yang

belum mencapai target adalah jumlah balita yang naik berat badannya dan pemberian kapsul

vitamin A. Salah satu penyebab kegagalan tercapainya target capaian pada beberapa program

upaya perbaiakn gizi adalah karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk mau datang ke

posyandu untuk menimbang anak balitanya. Oleh karena itu, untuk meningkatkan cakupan pada

kedua program tersebut maka kedepannya perlu dilakukan sweping bagi masyarakat yang

bayinya belum menerima kapsul vitamin A dan sweping penimbangan bagi balita yang tidak

dating menimbang ke posyandu.

3.2.4 Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit Menular

Ditinjau dari sudut program kesehatan masyarakat, maka ada atau tidaknya menular di

suatu wilayah merupakan petunjuk dari berhasil atau tidaknya program kesehatan di wilayah

tersebut. Untuk mengetahui pelaksanaan program dalam upaya pencegahan dan pemberantasan

penyakit menular di Puskesmas Hialu, dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Pelaksanaan Program upaya Pencegahan dan pemberantasan Penyakit


Menular di Puskesmas Hialu Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017
NO Kegiatan Yang Dilaksanakan Sasaran Capaian % Target

1 Eliminasi Penyakit TBC Paru-paru


Jumlah kesembuhan penderita TBC
BTA (+) 11 5 45,45
Pencegahan dan penanggulangan
2
Penyakit ISPA
Penemuan dan pengobatan penderita 51 7 13,72
pneumonia pada balita
3 Eliminasi Penyakit Kusta
Jumlah PB yang ditemukan 3 3 100
Jumlah penderita MB yang 3 3 100
ditemukan
Jumlah penderita baru yang diobati 6 6 100
4 Pencegahan Penyakit DBD:

20
Jumlah rumah/bangunan bebas 1036 485 46,81
jentik nyamuk aedes
0 0 0
Jumlah penderita DBD yang
ditangani
5 Eliminasi penyakit Frambusia
0 0 0
Pelacakan dan penderita pada siswa
SD
6 Pemberantasan dan Pengendalian
Penyakit Malaria
2 2 100
Jumlah penderita malaria yang
diobati

7 Pelaksanaan imunisasi rutin


Pemberian imunisasi rutin
BCG 122 65 53,28
DPT-HB1 122 68 55,73
DPT-HB3 122 58 47,54
Polio 1 122 65 53,28
Polio 3 122 59 48,36
Campak 122 45 36,90
TT 1 107 25 23,36
TT 2 107 12 11,21
TT 3 107 4 3,3
TT 4 107 0 0
TT 5 107 17 13,93
HB O 107 67 62,62
8 Penanggulangan kasus KLB/Wabah
Penyelidikan epidemiologi kasus 0 0 0
penyakit berpotensi wabah/KLB
9 Surveilance penyakit acute flaccid
paralysis 0 0 0

Tabel 4.2. menunjukan bahwa beberapa program dalam upaya pencegahan dan

pemberantasan pemyakit menular di Puskesmas Hialu pada semester pertama tahun 2014

misalnya untuk program eliminasi penyakit kusta, pemberantasan dan pengendalian penyakit

malaria, telah berhasil dilakukan. Ini ditujukan dengan capaian 100% kasus yang ditemukan

telah mendapat penangan untuk program penyakit malaria dan kusta.

21
Untuk program imunisasi rutin terhadap bayi hampir mencapai 40% dari target satu

tahun, kecuali campak baru mencapai 36,90%, berarti masih dibawah target. Adapun salah satu

faktor penyebab kegagalan program imunisasi adalah karena kurangnya kesadaran masyarakat

akan pentingnya imunisasi sehingga masyarakat malas untuk membawa anak balitanya

mengikuti imunisasi. Dan beberapa penyebab juga adalah disebabkan oleh pindahnya sejumlah

balita keluar wilayah kerja Puskesmas Bungi, sedangkan balita-balita tersebut sudah masuk

dalam daftar sasaran sehingga jumlah balita yang masuk dalam sasaran lebih besar

dibandingkan dengan jumlah balita di lapangan.

Untuk program eliminasi penyakit TBC BTA (+) belum memenuhi target yang

diinginkan. Faktor penyebab kegagalan eliminasi penyakit TBC BTA (+) adalah masih

rendahnya kesadaran masyarakat yang menderita penyakit TBC BTA (+) untuk berobat serta

proses pengobatan yang dilakukan oleh masyarakat yang tidak tuntas. Misalnya penderita tidak

mematuhi aturan penggunaan (konsumsi) obat yang diberikan (obat paket).

3.2.5 Upaya Kesehatan Lingkungan

Selain faktor genetika (keturunan), pelayanan kesehatan, dan pelayanan kesehatan maka

faktor yang terpenting mempengaruhi status kesehatan masyarakat adalah faktor kesehatan

lingkungan. Untuk itu perlu ada upaya peningakaan kualitas kesehatan lingkungan yang salah

satunya adalah melalui program-program yang masuk dalam upaya kesehatan lingkungan.

Untuk mengetahui pelaksanaan program-program yang masuk dalam upaya kesehatan

lingkungan dilihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3. Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Hialu


Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017

%
CAKUP
No. Kegiatan yang dilaksanakan Sasaran Capaian % AN
TAHUN
2010

1. Jumlah institusi yang dibina 41 41 100


2. Pelayanan pengendalian vektor
jumlah rumah/bangunan yg diperiksa 1030 741 70
jumlah rumah bebas jentik nyamuk 1033 483 46,78

22
3. Pelayanan hygiene dan sanitasi TTU
Jumlah TTU yang diperiksa 34 34 100
Jumlah TTU yg memenuhi syarat kes. 34 34 100
Jumlah TPM yang diperiksa 35 35 100
Jumlah TPM yg memenuhi syarat kes. 35 35 100
4. Jumlah KK yang memiliki jamban keluarga 1244 923 74
5. Jumlah KK yang memiliki akses air bersih 1244 923 74
6. Jumlah KK yang memiki SPAL 1244 595 47,83
7. Jumlah KK yang memilikiTPS 1244 540 43,01
8. Rumah sehat 1036 747 72,10
Jumlah rumah yang diperiksa 1036 747 72,10
Jumlah rumah yang memiliki syarat 1036 747 72,10
kesehatan

Dari data diatas dapat kita ketahui bahwa ada beberapa program yang telah memenuhi

target yakni pelayanan hygiene dan sanitasi TTU, jumlah institusi yang dibina, dan jumlah

rumah sehat yang diperiksa serta jumlah KK yang memiliki akses air bersih. Adapun jumlah

KK yang memiliki saluran pembuangan air limbah dan tempat pembuangan sampah yang

memenuhi syarat masih sangat kurang, yang mana hal ini disebabkan faktor ketidak tahuan

masarakat tentang bagaimana membuat SPAL yang memenuhi syarat kesehatan. Disisi lain

perlu adanya penyuluhan secara terus menerus agar masyarakat mau dan mampu menyediakan

SPAL dan tempat sampah sehingga tidak menimbulkan masalah kesehatan dikemudian hari.

Persentase rumah sehat juga masih perlu ditingkatkan yang salah satu caranya adalah

dengan penyuluhan kepada masyarakat tentang apa itu rumah sehat dan arti pentingnya rumah

sehat. Dari data juga dapat kita ketahui bahwa masih terdapat rumah yang belum masuk

kategori bebas jentik, yang mana faktor inilah yang merupakan salah satu faktor penyebab

masih ditemukannya penyakit akibat vektor (nyamuk) seperti malaria di wilayah kerja

Puskesmas Hialu.

3.2.6 Pengobatan

Walaupun paradigma upaya pelayanan kesehatan saat ini lebih diarahkan pada upaya

promotif dan preventif, akan tetapi upaya kuratif atau pengobatan tetaplah dibutuhkan. Untuk

23
mengetahui upaya pengobatan yang dilakukan di Puskesmas Hialu pada tahun 2014 dapat

dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4. Pelaksanaan Program Upaya Pengobatan Dasar di Puskesmas Hialu


Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017
No. Kegiatan yang dilaksanakan Sasaran Capaian % Target
1. Kunjungan rawat jalan
Umum 2665
JAMKESMAS 2665 662 25
2. Jumlah Kunjungan Khusus
Kesehatan Mental (gangguan Jiwa ) 0 0 0
3. Kegiatan UKGS
Jumlah Murid SD 58 58 100
Jumlah Murid SD yang diperiksa 58 58 100
Jumlah Murid SD yang perlu 58 58 100
perawatan gigi
Jumlah murid SD yang 58 58 100
mendapat perawatan gigi
4. Pelayanan BAKESRA
Jumlah BAKESRA yang ada 1 1 100

3.3 Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Hialu Semester Pertama
Tahun 2014

Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu

untuk mengukur kinerja penyelengaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan

pelayanan dasar kepada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan, indikator, dan nilai.

Puskesmas sebagai unit yang menyelenggarakan sebagaian dari tugas teknis operasional dinas

kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak

pembangunan kesehatan di Indoensia sehingga mempunyai tugas dan tanggung dan jawab

untuk melaksanakan SPM bidang kesehatan. Untuk mengetahui capaian SPM di Puskesmas

Hialu pada pertengahan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.5.

24
Tabel 4.5 Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Puskesmas Hialu

Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017

Angka Absolut Target

N Indikator SPM %
O Sasaran Cakupan BATAS
NILAI WAKTU
(%) CAPAIAN
A Pelayanan kesehatan dasar
1 Cakupan kunjungan ibu hamil 134 46 34 95 2015
(k4)
2 Cakupan komplikasi 27 15 56 80 2015
kebidanan yang ditangani
3 Cakupan pertolongan 122 62 50,8 90 2015
pertolongan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki
komptensi kebidanan
4 Cakupan pelayanan nifas 122 62 50,8 90 2015
5 Cakupan neonatus dengan 24 3 37,5 80 2015
komplikasi yang ditangani
6 Cakupan kunjungan bayi 122 66 55 90 2015
7 Cakupan desa UCI 3 0 0 100 2015
8 Cakupan anak balita 477 356 74,6 90 2015
9 Cakupan balita gizi buruk 0 0 0 100 2015
yang mendapat perawatan
10 Cakupan pemberian makanan 70 37 53 100 2015
pendamping ASI pada anak
6-24 bulan dari GAKIN
11 Cakupan penjaringan - 0 0 100 2015
kesehatan siswa SD dan
setingkat
12 Peserta KB aktif 866 719 83 70 2015
13 Penemuan dan penanganan
penderita penyakit
1. AFP rate per 100.000
penduduk <15tahun. 0 0 0 100 2015
2. Penemuan penderita
pneumonia balita 51 7 14 100 2015
3. Penemuan pasien baaru
TB BTA (+) 11 5 46 100 2015
4. Penderita DBD yang
ditangani 0 0 0 100 2015
5. Penemuan penderita
diare 213 58 27,5 100 2015
14 Cakupan pelayanan kesehatan 4154 1982 47,71 100 2015
dasar masyarakat miskin
B Pelayanan Kesehatan
Rujukan
15 Cakupan pelayanan rujukan 4154 88 2,12 100 2015
pasien masyarakat miskin
16 Cakupan pelayanan gawat 1 1 100 100 2015
darurat level 1 yang harus
diberikan sarana kesehatan
(RS) Kabupaten Kota
C Penyelidikan epidemiologi
dan penanganan Kejadian
Luar Biasa (KLB)
17 Cakupan Desa/kelurahan 3 0 0 100 2015
mengalami KLB yang

25
dilakukan penyelidikan
epidemiologi < 24 jam
D Promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat
18 Cakupan Desa siaga aktif 3 3 100 80 2015

Tabel 4.5 menunjukan bahwa secara umum cakupan standar pelayanan minimal di

Puskesmas Hialu pada bulan Januari sampai dengan Juni tahun 2017 belum mencapai target

tahunan. Namun ada beberapa program yang sudah mencapai atau mendekati pencapaian target

tengah tahunan. Terdapat beberapa program yang telah memenuhi standar yang telah ditetapkan

yakni pada cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani, cakupan pertolongan persalinan oleh

tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, cakupan pelayanan nifas, cakupan

kunjungan bayi, cakupan anak balita, cakupan pemberian MP ASI pada anak usia 6-24 bulan

dari GAKIN, dan cakupan KB aktif serta cakupan desa siaga aktif.

Terdapat beberapa program yang cakupannya belum memenuhi target yang telah

ditentukan dalam SPM. Program-program tersebut adalah cakupan kunjungan ibu hamil K1,

cakupan desa UCI, cakupan penemuan dan penanganan penderita sakit (AFP, diare, TB BTA

+, pneumonia balita dan demam berdarah), pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin

dan pelayanan rujukan bagi masyarakat miskin. Cakupan khusus untuk program AFP rate per

100.000 penduduk, program penemuan penderita DBD yang ditangani, dan program balita yang

mendapat gizi buruk adalah 0%. Hal ini dikarenakan tidak ditemukan balita yang menderita gizi

buruk, penderita AFP, maupun penderita DBD di wilayah kerja Puskesmas. Sedangkan program

penjaringan kesehatan bagi anak SD dan setingkat sampai bulan Juni ini belum dilakukan,

menunggu tahun ajaran yang baru, akan tetapi pelayanan kesehatan bagi anak sekolah tetap

dilaksanakan melalui program UKS.

Olehnya itu cakupan SPM Puskesmas Hialu masih diperlukan perbaikan agar cakupan

dimasa yang akan datang menjadi lebih baik lagi. Perbaikan tersebut berupa peningkatan

kesadaran masyarakat, peningkatan kerjasama dan peran serta lintas sektor, peningkatan

kompetensi petugas, serta yang tidak kalah pentingnya adalah peningkatan kualitas dan

kuantitas sarana dan prasarana yang menunjang pelayanan.

26
BAB IV

HAMBATAN DAN MASALAH

Dalam setiap pelaksanaan program di Puskesmas Hialu diupayakan agar bisa terlaksana

semaksimal mungkin. Akan tetapi dalam pelaksanaannya dijumpai masalah sehingga program

tidak tercapai sesuai dengan target. Secara umum masalah-masalah yang dihadapi dalam

pelaksanaan program di wilayah kerja Puskesmas Hialu antara lain:

1. Kurangnya tenaga kesehatan PNS sebagai penanggung jawab program utamanya tenaga

perawat yang menyebabkan banyak petugas yang memegang program ganda yang pada

akhirnya pelayanan menjadi kurang maksimal..

2. Kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam rangka menyukseskan program-

program yang ada.

3. Kurangnya dukungan dari instansi yang terkait (lintas sektoral) dalam menyukseskan

program-program yang ada.

27
BAB IV

P E N U T U P

4.1 KESIMPULAN

Dari uraian sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:

1. Jumlah penderita penyakit yang berbasis lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Hialu

masih cukup tinggi akan tetapi persentasenya mengalami penurunan dan sebaliknya

penyakit yang sifatnya degeneratif mengalami peningkatan.

2. Secara umum cakupan pelaksanaan program yang masuk upaya pelayanan kesehatan

wajib yakni basic six telah mencapai target, walaupun ada beberapa program yang

belum memenuhi target.

3. Secara umum cakupan SPM Puskesmas Hialu belum mencapai target tahunan, namun

ada beberapa program yang sudah mencapai atau mendekati capaian target untuk

setengah tahun yaitu cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani, cakupan

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan,

cakupan pelayanan nifas, cakupan kunjungan bayi, cakupan anak balita, cakupan

pemberian MP ASI pada anak usia 6-24 bulan dari GAKIN, dan cakupan KB aktif serta

cakupan desa siaga aktif.

4. Perlu ada upaya perbaikan pelaksanaan program pelayanan untuk perbaikan cakupan

utamanya cakupan pada program basic six dimasa yang akan datang.

4.2. SARAN
Saran-saran yang berkaitan dengan evaluasi program pelayanan kesehatan di Puskesmas
Hialu yaitu:
1. Perlunya penambahan tenaga kesehatan terutama yang berstatus PNS, sehingga masing-
masing prograner dapat bekerja secara optimal dalam melaksanakan programnya.
2. Peningkatan kompetensi setiap pemegang program dengan pelatihan yang berkelanjutan.
3. Perlunya dukungan dan kerja sama lintas sektoral.
4. Perlunya peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat.
5. Perlunya jumlah kunjungan kelapangan yang lebih tinggi (jemput bola) dalam rangka
peningkatan cakupan misalnya dengan sweping.
6. Perbaikan dalam penenentuan sasaran yakni dengan melakukan perkiraan yang lebih
baik terhadap jumlah sasaran.

28
29

Anda mungkin juga menyukai