Profil PKM Hialu Ana 01
Profil PKM Hialu Ana 01
PENDAHULUAN
penduduk untuk hidup sehat sehingga mampu mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut diatas antara lain
melalui pencanangan paradigma sehat dengan memberikan prioritas pada upaya peningkatan
kesehatan masyarakat dan keluarga melalui upaya preventif dan promotif untuk mewujudkan
indonesia sehat 2017. Upaya perbaikan Kesehatan Masyarakat ditingkatkan antara lain melalui
Program Pemberantasan Penyakit Menular, perbaikan gizi keluarga, kesehatan lingkungan serta
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan terdepan mempunyai fungsi sebagai pusat
pembangunan kesehatan, membina peran serta masyarakat serta memberi pelayanan di wilayah
kerjanya dan mempunyai peran yang strategi dalam mencapai tujuan nasional. Pelayanan
Kegiatan Pokok tersebut dewasa ini belum seluruhnya dapat dilaksanakan secara
optimal, hal ini berkaitan secara langsung dengan sumber daya yang tersedia termasuk Sumber
Profil Puskesmas Hialu adalah gambaran situasi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Hialu yang diterbitkan setiap tahun sekali. Dalam profil ini memuat berbagai data tentang
kesehatan yang meliputi data derajat kesehatan, upaya kesehatan, dan sumber daya kesehatan
serta capaian pada semester I tahun 2017 di wilayah kerja Puskesmas Hialu berdasarkan Standar
Pelayanan Minimal (SPM). Data-data tersebut diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi
sehinga penyusunan dan pelaksanaan program pada semester II tahun 2017 dan tahun
mendatang dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan capaian tahun sebelumnya.
Profil kesehatan juga menyajikan data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan
seperti data kependudukan, data sosial ekonomi masyarakat, dan data lainnya yang mana Data-
data tersebut dianalisis secara sederhana dan ditampilkan dalam bentuk narasi, tabel dan
gambar.
1
1.2 TUJUAN
Tujuan umum dari penyusunan profil puskesmas ini adalah untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Hialu periode Januari sampai Juni
tahun 2017 yang diharapkan kelak dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk
datang.
2
BAB II
GAMBARAN UMUM
Puskesmas Hialu Terletak di Desa Hialu Utama Kecamatan Landawe, Puskesmas Hialu
Berada Tepat di Desa Hialu Utama berjarak kurang lebih 85 km dari Kota Wanggudu
Kabupaten Konawe Utara dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat
2. Desa Hialu Utama yang terdiri dari 5 RT yakni RT I, RT II, RT III, RT IV dan
RT V.
Tabel 1.1 Wilayah kerja Puskesmas Hialu terdiri dari 9 Desa yaitu
Jenis Kelamin
No. Nama Desa Jumlah
L P
1. Hialu Utama 280 170 450
2. Polo-Polora 201 224 425
3. Kolosua 136 137 273
4. Kuratao 123 137 260
5. Mata Benua 100 81 181
6. Landawe Utama 149 139 288
7. Tambakua 158 125 283
8. Laumoso 125 108 233
9. Landiwo 140 132 272
Total 1412 1253 2665
3
Batas administrasi wilayah kerja Puskesmas Hialu yaitu:
2.2 Kependudukan
Jumlah penduduk yang masuk dalam wilayah kerja Puskesmas Hialu tahun 2017 adalah
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Hialu secara umum terdiri dari berbagai suku
(etnis) yakni Tolaki, Bali, Bugis, Makassar, Toraja, dan lain-lain. Multikultural etnis yang
terdapat di wilayah kerja Puskesmas Hialu tidak menimbulkan konflik atau kekacauan di
wilayah tersebut. Adapun mata pencarian penduduk yang terbesar di wilayah kerja Puskesmas
Hialu adalah petani dan buruh tani selain pedagang, PNS, dan lain-lain.
Sumber Daya
No. Jumlah
Puskesmas
1. Rawat Inap 1 Buah
2. Rawat Jalan 1 Buah
3. Pustu 5 Buah
4. Posyandu 9 Buah
5. Madya 8 Buah
6. Purnama 1 Buah
7. Mandiri -
Tenaga kesehatan di Puskesmas Hialu sampai pertengahan tahun 2017 adalah sebanyak
34 orang, yang terdiri dari 3 orang berstatus perawat PNS, 04 orang berstatus Perwat Diploma
III PHL, 1 orang berstatus Perawat SI PNS, 01 orang Perawat SPK PNS, 01 Orang Dokter
Umum, 2 Orang berstatus SKM PNS, 05 orang berstatus Bidan PTT, 5 orang berstatus Bidan
4
PHL, 1 orang berstatus Kesling PNS, 01 Orang berstatus Farmasi PHL, 01 Oreang berstatus
SKM PHL, 01 Orang berstatus S.Si PHL, 4 orang berstatus klining servis, 02 Orang berstatus
Sopir SMA PHL. Jika dibandingkan antara jumlah tenaga kesehatan utamanya Perawat dengan
beban kerja yang ada maka jumlah ini dirasakan kurang. Hal ini disebabkan oleh Puskesmas
Hialu yang merupakan puskesmas perawatan yang memberikan pelayanan rawat nginap selama
24 jam sehingga barang tentu membutuhkan jumlah tenaga utamanya perawat yang lebih
banyak dibandingkan dengan puskesmas non perawatan. Untuk mengetahui jumlah tenaga
Jumlah
No. Jenis Ketenagaan
(orang)
1. Tenaga Sanitasi ( Kesling) 1 Orang
2. Tenaga Perawat 9 0rang
3. Tenaga Bidan 10 Orang
4. Tenaga Jurim 1 Orang
5. Tenaga P2M 2 Orang
6. Tenaga ADM 4 orang
7. Tenaga Klining Servis 4 Orang
8. Tenaga Sopir 2 Orang
9.
Tenaga Sukarela Yang Terdiri Dari :
Dalam menunjang pelaksanaan program diperlukan sarana dan prasarana yang cukup.
Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Puskesmas Hialu dapat dilihat pada tabel 4.1
5
Tabel 1.1. Sarana dan Prasarana di Puskesmas Hialu Tahun 2017
6
BAB III
Derajat kesehatan masyarakat suatu wilayah salah satunya dapat dilihat dari angka
morbiditas suatu penyakit. Adapun sepuluh penyakit terbesar yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Hialu pada pertengahan tahun 2017 dapat dilihat pada gambar 1.1
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penyakit terbesar yang ada di Puskesmas Hialu
selama Januari sampai dengan Juni tahun 2017 adalah infeksi saluran pernafasan. Kemudian
diikuti dengan gangguan kulit dan jaringan subkutan, dimana penyakit tersebut adalah penyakit-
penyakit yang berbasis lingkuungan. Sebaliknya untuk penyakit-penyakit yang masuk dalam
Upaya pelayanan kesehatan di puskesmas dibagi menjadi empat yaitu upaya pelayanan
program desa siaga, dan upaya pelayanan kesehatan inovasi. Akan tetapi dalam laporan ini
7
hanya akan menampilkan upaya pelayanan kesehatan wajib yang meliputi program basic six
yakni upaya pelayanan kesehatan yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional,
dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan
masyarakat.
Program promosi kesehatan merupakan salah satu program terpenting dalam rangka
derajat kesehatan masyarakat. Program promosi kesehatan sangat penting karena keberhasilan
wilayah kerja Puskesmas Hialu antara lain dapat dilihat pada tabel 1.2.
Dari data diatas dapat diketahui bahwa program promosi kesehatan pada semester
pertama secara umum sudah mencapai 75% dari yang ditargetkan untuk kurun waktu satu
tahun. Hasil dari pelaksanaan program promkes mulai terlihat dengan semakin baiknya
puskesmas Hialu yang lainnya. Walaupun dalam pelaksanaannya program promkes masih
banyak menemui hambatan diantaranya adalah kurangnya partisipasi masyarakat yang ditandai
dengan persentase kehadiran masyarakat yang masih kurang pada saat penyuluhan
dilaksanakan. Hal ini salah satunya disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat dan
8
sulitnya mencari waktu yang tepat yakni waktu pelaksanaan penyuluhan tidak bertepatan
Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat adalah besar angka kematian ibu dan
anak. Upaya KIA dan KB merupakan salah satu cara menekan angka kematian ibu dan anak.
Untuk mengetahui kegiatan program upaya KIA dan KB dapat dilihat pada tabel .1. 3.
K1
No. Nama Desa
Sasaran Capaian %
1. Hialu Utama 12 3 27
2. Polo-Polora 10 4 40
3. Kolosua 7 5 71
4. Kuratao 6 4 67
5. Mata Benua 5 3 60
6. Tambakua 8 3 38
7. Landawe Utama 7 4 57
8. Laumoso 8 1 13
9. Landiwo 7 3 43
Total
70 30 43
K4
No. Nama Desa
Sasaran Capaian %
1. Hialu Utama 12 2 18
2. Polo-Polora 10 1 10
3. Kolosua 7 3 43
4. Kuratao 6 1 17
5. Mata Benua 5 1 20
6. Tambakua 8 2 29
7. Landawe Utama 7 2 29
8. Laumoso 8 1 12
9. Landiwo 7 1 14
Total
70 14 21
9
Tabel 1.5 Pelaksanaan Program Deteksi Resiko Oleh Tenkes di Puskesmas Hialu
Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017
1. Hialu Utama 2 1 50
2. Polo-Polora 2 2 100
3. Kolosua 1 2 100
4. Kuratao 1 1 100
5. Mata Benua 1 1 100
6. Tambakua 2 0 0
7. Landawe Utama 2 3 150
8. Laumosos 2 1 50
9. Landiwo 1 0 0
Total 14 11 79
1. Hialu Utama 0 0 0
2. Polo-Polora 0 0 0
3. Kolosua 0 0 0
4. Kuratao 0 0 0
5. Mata Benua 0 0 0
6. Tambakua 0 0 0
7. Landawe Utama 0 0 0
8. Laumoso 0 0 0
9. Landiwo 0 0 0
Total
0 0 0
KN 1
No. Nama Desa
Sasaran Capaian %
1. Hialu Utama 10 2 20
2. Polo-Polora 9 0 0
10
3. Kolosua 6 2 33
4. Kuratao 5 1 20
5. Mata Benua 4 1 14
6. Tambakua 7 3 43
7. Landawe Utama 7 0 0
8. Laumoso 7 1 14
9. Landiwo 6 1 14
Total
61 11 17
KN 2 ( Lengkap )
No. Nama Desa
Sasaran Capaian %
1. Hialu Utama 10 0 0
2. Polo-Polora 9 1 17
3. Kolosua 6 2 33
4. Kuratao 5 1 20
5. Mata Benua 4 1 14
6. Tambakua 7 2 29
7. Landawe Utama 7 0 0
8. Laumoso 7 1 14
9. Landiwo 6 2 33
Total
61 10 16
1. Hialu Utama 11 2 18
2. Polo-Polora 9 0 0
3. Kolosua 7 2 29
4. Kuratao 6 1 17
5. Mata Benua 5 1 20
6. Tambakua 7 3 43
7. Landawe Utama 7 0 0
8. Laumoso 7 1 14
9. Landiwo 7 1 14
Total
66 11 17
11
Tabel 2.1. Pelaksanaan Program KF 3 ( Kunjungan Nifas ) di Puskesmas Hialu
Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017
KF 3 ( Kunjungan Nifas )
No. Nama Desa
Sasaran Capaian %
1. Hialu Utama 11 0 0
2. Polo-Polora 9 0 0
3. Kolosua 7 2 29
4. Kuratao 6 1 17
5. Mata Benua 5 1 20
6. Tambakua 7 2 29
7. Landawe Utama 7 0 0
8. Laumoso 7 1 14
9. Landiwo 7 2 29
Total
66 9 14
1. Hialu Utama 2 1 50
2. Polo-Polora 2 1 50
3. Kolosua 1 2 100
4. Kuratao 1 0 0
5. Mata Benua 1 0 0
6. Tambakua 2 0 0
7. Landawe Utama 2 2 100
8. Laumosos 2 1 50
9. Landiwo 1 0 0
Total
14 7 50
1. Hialu Utama 1 0 0
2. Polo-Polora 1 0 0
3. Kolosua 1 0 0
12
4. Kuratao 1 0 0
5. Mata Benua 1 0 0
6. Tambakua 1 0 0
7. Landawe Utama 1 0 0
8. Laumoso 1 0 0
9. Landiwo 1 0 0
Total
9 0 0
Kunjungan Bayi
No. Nama Desa
Sasaran Capaian %
1. Hialu Utama 10 3 30
2. Polo-Polora 9 5 56
3. Kolosua 6 1 14
4. Kuratao 5 1 14
5. Mata Benua 4 4 100
6. Tambakua 7 3 43
7. Landawe Utama 7 2 29
8. Laumosos 7 1 14
9. Landiwo 6 2 29
Total
61 22 36
1. Hialu Utama 41 6 15
2. Polo-Polora 34 10 29
3. Kolosua 24 14 48
4. Kuratao 21 1 14
5. Mata Benua 16 0 0
6. Tambakua 27 7 30
7. Landawe Utama 26 3 12
8. Laumoso 27 10 37
9. Landiwo 24 8 33
Total
240 59 25
13
Tabel 2.6. Pelaksanaan Program KB di Puskesmas Hialu
Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017
Pelayanan KB
No. Nama Desa
Sasaran Capaian %
1. Hialu Utama 94 79 84
2. Polo-Polora 49 30 65
3. Kolosua 64 36 57
4. Kuratao 48 43 89
5. Mata Benua 31 23 74
6. Tambakua 53 41 77
7. Landawe Utama 52 44 85
8. Laumoso 37 31 84
9. Landiwo 42 34 81
Total
470 362 77
1. Hialu Utama 94 6 6
2. Polo-Polora 49 0 0
3. Kolosua 64 2 3
4. Kuratao 48 1 2
5. Mata Benua 31 1 3
6. Tambakua 53 3 6
7. Landawe Utama 52 0 0
8. Laumoso 37 1 3
9. Landiwo 42 1 2
Total
470 15 3
Tabel 2.8. Pelaksanaan Program Pelayanan Peserta KB Pasca Salin di Puskesmas Hialu
Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017
1. Hialu Utama 94 3 3
2. Polo-Polora 49 0 0
3. Kolosua 64 2 3
4. Kuratao 48 1 2
5. Mata Benua 31 1 3
14
6. Tambakua 53 3 6
7. Landawe Utama 52 0 0
8. Laumoso 37 1 3
9. Landiwo 42 1 2
Total
470 12 3
PUS Gakin
No. Nama Desa
Sasaran Capaian %
1. Hialu Utama 94
2. Polo-Polora 49
3. Kolosua 64
4. Kuratao 48
5. Mata Benua 31
6. Tambakua 53
7. Landawe Utama 52
8. Laumoso 37
9. Landiwo 42
Total
470
PUS 4T
No. Nama Desa
Sasaran Capaian %
1. Hialu Utama 38 34 82
2. Polo-Polora 20 15 75
3. Kolosua 32 19 59
4. Kuratao 21 17 81
5. Mata Benua 18 13 72
6. Tambakua 19 10 53
7. Landawe Utama 16 13 82
8. Laumoso 22 21 91
9. Landiwo 18 14 78
Total
204 156 75
15
Tabel 3.2 Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Ibu di Puskesmas Hialu
Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017
1. Hialu Utama 12 6 50
2. Polo-Polora 10 4 40
3. Kolosua 7 7 100
4. Kuratao 6 4 67
5. Mata Benua 5 4 80
6. Tambakua 8 5 63
7. Landawe Utama 7 4 57
8. Laumoso 8 3 38
9. Landiwo 7 3 43
Total
70 40 57
TT 1
No. Nama Desa
Sasaran Capaian %
1. Hialu Utama 12 0 0
2. Polo-Polora 10 0 0
3. Kolosua 7 0 0
4. Kuratao 6 2 33
5. Mata Benua 5 0 0
6. Tambakua 8 0 0
7. Landawe Utama 7 1 14
8. Laumoso 8 0 0
9. Landiwo 7 0 0
Total
70 3 4
TT 2
No. Nama Desa
Sasaran Capaian %
1. Hialu Utama 10 1 10
2. Polo-Polora 10 1 10
3. Kolosua 11 2 11
4. Kuratao 9 0 0
5. Mata Benua 7 4 57
16
6. Tambakua 8 2 25
7. Landawe Utama 7 2 29
8. Kel. Lamonae 9 2 22
9. Wawontoaho 7 6 86
Total
133 30 382
1. Hialu Utama 10 5 50
2. Polo-Polora 10 3 30
3. Kolosua 11 7 65
4. Kuratao 8 3 38
5. Mata Benua 7 2 29
6. Tambakua 8 8 100
7. Landawe Utama 7 7 100
8. Kel. Lamonae 9 6 67
9. Wawontoaho 6 5 71
10. Lamonae Utama 8 3 38
11. Wawonsangi 5 2 40
12. Padalere 9 5 56
13. Padalere Utama 10 2 20
14. Laumoso 5 3 60
15. Landiwo 8 4 50
Total
127 70 814
Tabel 3.6 Pelaksanaan Program Upaya Penjaringan Anak Sekolah di Puskesmas Hialu
Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017
Penjarinagan Anak Sekolah
2. Polo-Polora 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Kolosua 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Kuratao 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Mata Benua 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6. Tambakua 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7. Landawe Utama 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8. Laumoso 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9. Landiwo 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17
Tabel 3.7 Jumlah Kematian Ibu dan Anak di Puskesmas Hialu
bulan Januari s/d Juni Tahun 2017
Kematian
No. Nama Desa Penyebab
Ibu Neonatus Bayi Balita
1. Hialu Utama 0 0 0 0 0
2. Polo-Polora 0 0 0 0 0
3. Kolosua 0 0 0 0 0
4. Kuratao 0 0 0 0 0
5. Mata Benua 0 0 0 0 0
6. Tambakua 0 0 0 0 0
7. Landawe Utama 0 0 0 0 0
8. Laumoso 0 0 0 0 0
9. Landiwo 0 0 0 0 0
Total 0 0 0 0 0
Dari data diatas menunjukan bahwa dari lima program upaya KIA dan KB yang belum
mencapai target hanyalah program pemeriksaan kehamilan kunjungan Pertama (KI)+. Adapun
salah satu alasan penyebab tidak tercapainya target pada program pemeriksaan kehamilan
kunjungan Pertama (KI) selain faktor kesadaran ibu hamil yang masih rendah untuk mau
memeriksakan kehamilannya adalah karena banyaknya ibu hamil yang sering berpindah tempat
tinggal, yakni seperti yang kita ketahui bahwa banyak ibu hamil yang sudah tercatat sebagai
sasaran Puskesmas Hialu selama masa kehamilannya keluar atau pergi ke daerah lain. Salah
satu alasan dari seringnya ibu hamil yang keluar daerah tersebut adalah karena mengikuti suami
Status gizi pada manusia utamanya pada bayi dan ibu hamil sangat mempengaruhi
derajat kesehatannya. Sebagai contohnya adalah bayi atau anak balita yang kekurangan gizi
sangat rentan terhadap penyakit-penyakit infeksi misalnya diare dan infeksi saluran akut
utamnya pneumonia. Oleh sebab itu, perbaikan gizi masyarakat yang difokuskan pada
perbaikan gizi bayi, balita dan ibu hamil merupakan awal dalam upaya meningkatkan derajat
18
Tabel 3.8 Jumlah Blita Gizi Buruk di Puskesmas Hialu
1. Hialu Utama 0 0 0
2. Polo-Polora 0 0 0
3. Kolosua 0 0 0
4. Kuratao 0 0 0
5. Mata Benua 0 0 0
6. Tambakua 0 0 0
7. Landawe Utama 0 0 0
8. Laumoso 0 0 0
9. Landiwo 0 0 0
Total
0 0 0
Tabel 3.9 Jumlah Bayi dan Balita yang memiliki KMS di Puskesmas Hialu
Bulan Januari s/d Juni 2017
1. Hialu Utama
2. Polo-Polora
3. Kolosua
4. Kuratao
5. Mata Benua
6. Tambakua
7. Landawe Utama
8. Kel. Lamonae
9. Wawontoaho
Total
19
3 Penanggulangan Anemia Gizi
Pemberian tablet FE (90 Tab)pada 134 66 49,25
Bumil
4. Penanggulangan Gizi Kurang & gizi buruk
:
Pemberian PMT balita 599 425 70,95
Tabel 4.1. menunjukan bahwa dalam upaya program perbaikan gizi, program yang
mencapai target tengah tahunan adalah program pemberian makanan pendamping pada bayi
keluarga miskin, pemberian tablet Fe pada Bumil dan pemberian PMT balita. Sedangkan yang
belum mencapai target adalah jumlah balita yang naik berat badannya dan pemberian kapsul
vitamin A. Salah satu penyebab kegagalan tercapainya target capaian pada beberapa program
upaya perbaiakn gizi adalah karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk mau datang ke
posyandu untuk menimbang anak balitanya. Oleh karena itu, untuk meningkatkan cakupan pada
kedua program tersebut maka kedepannya perlu dilakukan sweping bagi masyarakat yang
bayinya belum menerima kapsul vitamin A dan sweping penimbangan bagi balita yang tidak
Ditinjau dari sudut program kesehatan masyarakat, maka ada atau tidaknya menular di
suatu wilayah merupakan petunjuk dari berhasil atau tidaknya program kesehatan di wilayah
tersebut. Untuk mengetahui pelaksanaan program dalam upaya pencegahan dan pemberantasan
20
Jumlah rumah/bangunan bebas 1036 485 46,81
jentik nyamuk aedes
0 0 0
Jumlah penderita DBD yang
ditangani
5 Eliminasi penyakit Frambusia
0 0 0
Pelacakan dan penderita pada siswa
SD
6 Pemberantasan dan Pengendalian
Penyakit Malaria
2 2 100
Jumlah penderita malaria yang
diobati
Tabel 4.2. menunjukan bahwa beberapa program dalam upaya pencegahan dan
pemberantasan pemyakit menular di Puskesmas Hialu pada semester pertama tahun 2014
misalnya untuk program eliminasi penyakit kusta, pemberantasan dan pengendalian penyakit
malaria, telah berhasil dilakukan. Ini ditujukan dengan capaian 100% kasus yang ditemukan
21
Untuk program imunisasi rutin terhadap bayi hampir mencapai 40% dari target satu
tahun, kecuali campak baru mencapai 36,90%, berarti masih dibawah target. Adapun salah satu
faktor penyebab kegagalan program imunisasi adalah karena kurangnya kesadaran masyarakat
akan pentingnya imunisasi sehingga masyarakat malas untuk membawa anak balitanya
mengikuti imunisasi. Dan beberapa penyebab juga adalah disebabkan oleh pindahnya sejumlah
balita keluar wilayah kerja Puskesmas Bungi, sedangkan balita-balita tersebut sudah masuk
dalam daftar sasaran sehingga jumlah balita yang masuk dalam sasaran lebih besar
Untuk program eliminasi penyakit TBC BTA (+) belum memenuhi target yang
diinginkan. Faktor penyebab kegagalan eliminasi penyakit TBC BTA (+) adalah masih
rendahnya kesadaran masyarakat yang menderita penyakit TBC BTA (+) untuk berobat serta
proses pengobatan yang dilakukan oleh masyarakat yang tidak tuntas. Misalnya penderita tidak
Selain faktor genetika (keturunan), pelayanan kesehatan, dan pelayanan kesehatan maka
faktor yang terpenting mempengaruhi status kesehatan masyarakat adalah faktor kesehatan
lingkungan. Untuk itu perlu ada upaya peningakaan kualitas kesehatan lingkungan yang salah
satunya adalah melalui program-program yang masuk dalam upaya kesehatan lingkungan.
%
CAKUP
No. Kegiatan yang dilaksanakan Sasaran Capaian % AN
TAHUN
2010
22
3. Pelayanan hygiene dan sanitasi TTU
Jumlah TTU yang diperiksa 34 34 100
Jumlah TTU yg memenuhi syarat kes. 34 34 100
Jumlah TPM yang diperiksa 35 35 100
Jumlah TPM yg memenuhi syarat kes. 35 35 100
4. Jumlah KK yang memiliki jamban keluarga 1244 923 74
5. Jumlah KK yang memiliki akses air bersih 1244 923 74
6. Jumlah KK yang memiki SPAL 1244 595 47,83
7. Jumlah KK yang memilikiTPS 1244 540 43,01
8. Rumah sehat 1036 747 72,10
Jumlah rumah yang diperiksa 1036 747 72,10
Jumlah rumah yang memiliki syarat 1036 747 72,10
kesehatan
Dari data diatas dapat kita ketahui bahwa ada beberapa program yang telah memenuhi
target yakni pelayanan hygiene dan sanitasi TTU, jumlah institusi yang dibina, dan jumlah
rumah sehat yang diperiksa serta jumlah KK yang memiliki akses air bersih. Adapun jumlah
KK yang memiliki saluran pembuangan air limbah dan tempat pembuangan sampah yang
memenuhi syarat masih sangat kurang, yang mana hal ini disebabkan faktor ketidak tahuan
masarakat tentang bagaimana membuat SPAL yang memenuhi syarat kesehatan. Disisi lain
perlu adanya penyuluhan secara terus menerus agar masyarakat mau dan mampu menyediakan
SPAL dan tempat sampah sehingga tidak menimbulkan masalah kesehatan dikemudian hari.
Persentase rumah sehat juga masih perlu ditingkatkan yang salah satu caranya adalah
dengan penyuluhan kepada masyarakat tentang apa itu rumah sehat dan arti pentingnya rumah
sehat. Dari data juga dapat kita ketahui bahwa masih terdapat rumah yang belum masuk
kategori bebas jentik, yang mana faktor inilah yang merupakan salah satu faktor penyebab
masih ditemukannya penyakit akibat vektor (nyamuk) seperti malaria di wilayah kerja
Puskesmas Hialu.
3.2.6 Pengobatan
Walaupun paradigma upaya pelayanan kesehatan saat ini lebih diarahkan pada upaya
promotif dan preventif, akan tetapi upaya kuratif atau pengobatan tetaplah dibutuhkan. Untuk
23
mengetahui upaya pengobatan yang dilakukan di Puskesmas Hialu pada tahun 2014 dapat
3.3 Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Hialu Semester Pertama
Tahun 2014
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu
untuk mengukur kinerja penyelengaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan
pelayanan dasar kepada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan, indikator, dan nilai.
Puskesmas sebagai unit yang menyelenggarakan sebagaian dari tugas teknis operasional dinas
kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indoensia sehingga mempunyai tugas dan tanggung dan jawab
untuk melaksanakan SPM bidang kesehatan. Untuk mengetahui capaian SPM di Puskesmas
Hialu pada pertengahan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.5.
24
Tabel 4.5 Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Puskesmas Hialu
N Indikator SPM %
O Sasaran Cakupan BATAS
NILAI WAKTU
(%) CAPAIAN
A Pelayanan kesehatan dasar
1 Cakupan kunjungan ibu hamil 134 46 34 95 2015
(k4)
2 Cakupan komplikasi 27 15 56 80 2015
kebidanan yang ditangani
3 Cakupan pertolongan 122 62 50,8 90 2015
pertolongan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki
komptensi kebidanan
4 Cakupan pelayanan nifas 122 62 50,8 90 2015
5 Cakupan neonatus dengan 24 3 37,5 80 2015
komplikasi yang ditangani
6 Cakupan kunjungan bayi 122 66 55 90 2015
7 Cakupan desa UCI 3 0 0 100 2015
8 Cakupan anak balita 477 356 74,6 90 2015
9 Cakupan balita gizi buruk 0 0 0 100 2015
yang mendapat perawatan
10 Cakupan pemberian makanan 70 37 53 100 2015
pendamping ASI pada anak
6-24 bulan dari GAKIN
11 Cakupan penjaringan - 0 0 100 2015
kesehatan siswa SD dan
setingkat
12 Peserta KB aktif 866 719 83 70 2015
13 Penemuan dan penanganan
penderita penyakit
1. AFP rate per 100.000
penduduk <15tahun. 0 0 0 100 2015
2. Penemuan penderita
pneumonia balita 51 7 14 100 2015
3. Penemuan pasien baaru
TB BTA (+) 11 5 46 100 2015
4. Penderita DBD yang
ditangani 0 0 0 100 2015
5. Penemuan penderita
diare 213 58 27,5 100 2015
14 Cakupan pelayanan kesehatan 4154 1982 47,71 100 2015
dasar masyarakat miskin
B Pelayanan Kesehatan
Rujukan
15 Cakupan pelayanan rujukan 4154 88 2,12 100 2015
pasien masyarakat miskin
16 Cakupan pelayanan gawat 1 1 100 100 2015
darurat level 1 yang harus
diberikan sarana kesehatan
(RS) Kabupaten Kota
C Penyelidikan epidemiologi
dan penanganan Kejadian
Luar Biasa (KLB)
17 Cakupan Desa/kelurahan 3 0 0 100 2015
mengalami KLB yang
25
dilakukan penyelidikan
epidemiologi < 24 jam
D Promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat
18 Cakupan Desa siaga aktif 3 3 100 80 2015
Tabel 4.5 menunjukan bahwa secara umum cakupan standar pelayanan minimal di
Puskesmas Hialu pada bulan Januari sampai dengan Juni tahun 2017 belum mencapai target
tahunan. Namun ada beberapa program yang sudah mencapai atau mendekati pencapaian target
tengah tahunan. Terdapat beberapa program yang telah memenuhi standar yang telah ditetapkan
yakni pada cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani, cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, cakupan pelayanan nifas, cakupan
kunjungan bayi, cakupan anak balita, cakupan pemberian MP ASI pada anak usia 6-24 bulan
dari GAKIN, dan cakupan KB aktif serta cakupan desa siaga aktif.
Terdapat beberapa program yang cakupannya belum memenuhi target yang telah
ditentukan dalam SPM. Program-program tersebut adalah cakupan kunjungan ibu hamil K1,
cakupan desa UCI, cakupan penemuan dan penanganan penderita sakit (AFP, diare, TB BTA
+, pneumonia balita dan demam berdarah), pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin
dan pelayanan rujukan bagi masyarakat miskin. Cakupan khusus untuk program AFP rate per
100.000 penduduk, program penemuan penderita DBD yang ditangani, dan program balita yang
mendapat gizi buruk adalah 0%. Hal ini dikarenakan tidak ditemukan balita yang menderita gizi
buruk, penderita AFP, maupun penderita DBD di wilayah kerja Puskesmas. Sedangkan program
penjaringan kesehatan bagi anak SD dan setingkat sampai bulan Juni ini belum dilakukan,
menunggu tahun ajaran yang baru, akan tetapi pelayanan kesehatan bagi anak sekolah tetap
Olehnya itu cakupan SPM Puskesmas Hialu masih diperlukan perbaikan agar cakupan
dimasa yang akan datang menjadi lebih baik lagi. Perbaikan tersebut berupa peningkatan
kesadaran masyarakat, peningkatan kerjasama dan peran serta lintas sektor, peningkatan
kompetensi petugas, serta yang tidak kalah pentingnya adalah peningkatan kualitas dan
26
BAB IV
Dalam setiap pelaksanaan program di Puskesmas Hialu diupayakan agar bisa terlaksana
semaksimal mungkin. Akan tetapi dalam pelaksanaannya dijumpai masalah sehingga program
tidak tercapai sesuai dengan target. Secara umum masalah-masalah yang dihadapi dalam
1. Kurangnya tenaga kesehatan PNS sebagai penanggung jawab program utamanya tenaga
perawat yang menyebabkan banyak petugas yang memegang program ganda yang pada
3. Kurangnya dukungan dari instansi yang terkait (lintas sektoral) dalam menyukseskan
27
BAB IV
P E N U T U P
4.1 KESIMPULAN
1. Jumlah penderita penyakit yang berbasis lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Hialu
masih cukup tinggi akan tetapi persentasenya mengalami penurunan dan sebaliknya
2. Secara umum cakupan pelaksanaan program yang masuk upaya pelayanan kesehatan
wajib yakni basic six telah mencapai target, walaupun ada beberapa program yang
3. Secara umum cakupan SPM Puskesmas Hialu belum mencapai target tahunan, namun
ada beberapa program yang sudah mencapai atau mendekati capaian target untuk
cakupan pelayanan nifas, cakupan kunjungan bayi, cakupan anak balita, cakupan
pemberian MP ASI pada anak usia 6-24 bulan dari GAKIN, dan cakupan KB aktif serta
4. Perlu ada upaya perbaikan pelaksanaan program pelayanan untuk perbaikan cakupan
utamanya cakupan pada program basic six dimasa yang akan datang.
4.2. SARAN
Saran-saran yang berkaitan dengan evaluasi program pelayanan kesehatan di Puskesmas
Hialu yaitu:
1. Perlunya penambahan tenaga kesehatan terutama yang berstatus PNS, sehingga masing-
masing prograner dapat bekerja secara optimal dalam melaksanakan programnya.
2. Peningkatan kompetensi setiap pemegang program dengan pelatihan yang berkelanjutan.
3. Perlunya dukungan dan kerja sama lintas sektoral.
4. Perlunya peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat.
5. Perlunya jumlah kunjungan kelapangan yang lebih tinggi (jemput bola) dalam rangka
peningkatan cakupan misalnya dengan sweping.
6. Perbaikan dalam penenentuan sasaran yakni dengan melakukan perkiraan yang lebih
baik terhadap jumlah sasaran.
28
29