Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ILMU PENYAKIT INFEKSIUS

Histoplasma

Disusn Oleh:

Nama : Lestari Sukma Dinullah


Nim : 1302101010163
Kelas : 1 ruang walubi

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH

2016
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul Aspergillus.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan


manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Banda Aceh, 4 Juni 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman

COVER ............................................................................................................... 1

KATA PENGENTAR ......................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 3

1.1.Latar belakang ...................................................................................... 4


1.2. Tujuan ................................................................................................. 5
1.3.Rumusan masalah ................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 6

2.1 Pengertian .............................................................................................. 6

2.2 Etiologi ................................................................................................. 6

2.3 Cara Penularan ..................................................................................... 7

2.4 Gejala Klinis ......................................................................................... 7

2.5 Diagnosa................................................................................................ 8

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 9

4.1. Kesimpulan ........................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 10


BAB II

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikosis adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh jamur. Di Indonesia infeksi
yang paling banyak ditemukan adalah infeksi superfisialis, infeksi sistemik, jamur
mirip protozoa dan jamur dimorfik yang disebabkan oleh Histoplasma
capsulatum. Histoplasmosis merupakan infeksi oportunistik yang umum terjadi
pada penderita HIV/AIDS. Jamur ini berkembang tanah yang tercemar oleh
kotoran unggas sehinggan dapat ditemukan di daerah peternakan. Tren
penyebaran penyakit histoplasmosis sejalan dengan penyebaran virus HIV/AIDS
dimana terjadi gangguan kekebalan dan jika tidak diobati dengan obat
antiretroviral, pasien akan memasuki fase AIDS yang ditandai penurunan CD4
samapi dibawah angka kritis 200 sel/mm3.

1.2 Rumusan Masalah


- Apa yang menyebabkan histoplasmosis?
- Bagaimana gejala klinisnya?
- Bagaimana cara mendiagnosa penyakit?
- Bagaimana cara pengobatan dan pencegahannya?
1.3 Tujuan
- Untuk mengetahui penyebab histoplasmosis
- Untuk mengetahui gejala klinisnya
- Untuk mengetahui cara mendiagnosa penyakit
- Untuk mengetahui cara pengobatan dan pencegahannya
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Histoplasmosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur

Histoplasma capsulatum, yang terutama menyerang paru-paru tetapi kadang-

kadang bisa menyebar ke bagian tubuh yang lain. Histoplasmosis, adalah jamur

tanah dimorfik ditemukan di daerah beriklim sedang dan subtropis di seluruh

dunia. Histoplasmosis telah didiagnosis pada banyak spesies termasuk anjing ,

kucing, dan manusia.

Secara umum Histoplasma capsulatum telah dibagi menjadi 3 varietas

berdasarkan distribusi geografis dan fenotipik dan karakteristik patogen .

Histoplasma capsulatum var . capsulatum adalah penyebab histoplasmosis di

sebagian besar dunia termasuk pada anjing dan kucing di Amerika Utara.

Histoplasma capsulatum var. duboisii adalah penyebab dari histoplasmosis Afrika

pada manusia di Afrika dan Jepang . histoplasmosis Afrika belum dilaporkan pada

anjing atau kucing . Histoplasma capsulatum var . farciminosum adalah penyebab

limfangitis epidemi pada kuda dan keledai di Afrika dan disebarluaskan

histoplasmosis pada anjing di Japan.

Pada 1980-an dan 1990-an histoplasmosis menjadi penyakit yang semakin penting

pada manusia. Hal ini disebabkan peningkatan prevalensi sistem kekebalan

terkait dengan organ dan transplantasi sel hematopoietik, obat yang menyebabkan
imunosupresif pengobatan untuk penyakit peradangan kronis, dan yang paling

penting pandemi HIV / AIDS.

2.2 Etiologi

Taksonomi jamur Histoplasma capsulatum adalah sebagai berikut:

Kingdom : Fungi

Phylum : Ascomycota

Subphylum : Ascomycotina

Class : Ascomycetes

Order : Onygenales

Family : Onygenaceae

Genus : Ajellomyces (Histoplasma)

Species : Histoplasma capsulatum

Jamur Histoplasma capsulatum merupakan jamur yang bersifat dimorfik

bergantung suhu. Pada suhu 35 37oC jamur ini membentuk koloni ragi

sedangkan pada suhu lebih rendah/suhu kamar (25 30 oC) membentuk koloni

filamen (kapang) berwarna coklat tetapi gambarannya bervariasi. Banyak isolat

tumbuh lambat dan spesimen memerlukan inkubasi selama 4 - 12 minggu

sebelum terbentuk koloni. Hialin hifa bersepta menghasilkan mikrokonidia (2

5 m) dan makrokonidia berdinding tebal berbentuk sferis yang besar dengan

penonjolan materi dinding sel pada daerah perifer (8 16 m).

Dalam jaringan atau in vitro pada medium kaya pada suhu 37 oC, hifa dan konidia

berubah menjadi sel ragi kecil, oval (2 x 4 m). Dalam jaringan, merupakan

parasit intraseluler fakultatif (Gambar 2). Di laboratorium, dengan strain


perkawinan yang tepat, siklus seksual dapat diperlihatkan, menghasilkan

Ajellomyces capsulatus, suatu telomorf yang menghasilkan askospora.

2.3 Patologi dan gejala klinis histoplasmosis

Jamur ini dapat berkembang biak dengan tumbuh dalam aliran darah dengan

system kekebalan tubuh yang rusak, umumnya dengan jumlah CD4 di bawah 100.

maka infeksi akan berkembang dan menyebar ke paru-paru, kulit dan mungkin

juga pada bagian tubuh yang lain.

Menurut gejala-gejala di atas,Hitoplasmosis dapat dibedakan menjadi 3 (tiga)

macam:

1. Hitoplasmosis akut

Gejala jenis ini jarang bersifat fatal, dimana gejala yang terjadi adalah sakit

demam dan batuk. Biasanya timbul selama 3-21 hari setelah menghisap spora dari

jamur tersebut. Kemudian jika tidak diobati akan menghilang selama 2 minggu,

namun kadang bisa menetap sampai 6 minggu.

2. Hitoplasmosis diseminata progesif

Gejalanya hati,limpa, dan kelenjar getah bening membesar. Kadang juga akan

menyebabkan ulkus (luka terbuka) di mulut dan saluran pencernaan. Ada juga

yang mengalami gangguan kelenjar adrenal yang menimbulkan penyakit Addison.

Biasanya terjadi pada anak-anak dan penderita gangguan system kekebalan.

3. Hitoplasmosis kavitasi kronis


Gejalanya penurunan berat badan, malaise (merasa tidak enak badan) dan demam

ringan. Gejala ini juga merupakan infeksi paru yang bertahap dan menyebabkan

batuk dan sesak nafas, tetapi akan pulih dalam 2-6 bulan. Sebaliknya dapat juga

bertambah parah dengan gangguan pernapasan yang bertambah buruk dan batuk

darah, akhirnya dapat berujung pada kematian.

2.4 Diagnosa

Diagnosa dapat dilakukan dengan mengidentifikasi agen penyebab dengan

pemeriksaan langsung pada mikroskop dengan pewarnaan preparat ulas,

histopatologi, mikroskop elektron, pemeriksaan biakan pada medium dan

inokulasi hewan. Kemudian Uji Serologis dengan Fluorescent Antibody Test

(FAT), teknik ELISA, Hemaglutinasi test dan uji hipersensitif kulit. Tidak ada

perbedaan ras, kelamin dan umur penderita pada kasus epizootic lymphangitis.

Agen penyakit dapat diidentifikasi dengan preparat ulas dari eksudat atau materi

bagian lesi. Bentuk khamir ini dapat ditemukan dalam jumlah yang banyak pada

lesi sebagai bentuk ovoid pleomorfik sampai mendekati bentuk globos,

diameternya mendekati 2-5 um, berada pada ektraseluler dan intra seluler dalam

makrofag dan sel-sel raksasa.

2.5 Treatment histoplasmosis

Penderita infeksi Histoplasmosis dapat diobati dengan 2 cara yaitu dengan

induksi: terapi awal untuk infeksi akut dan pemeliharaan: terapi terus menerus

untuk mencegah kambuh. Histoplasmosis biasanya harus diobat pada awal dengan

obat yang cukup manjur, amfoterisin B, yang juga menimbulkan efek samping
yang parah. Setelah pengobatan awal, terapi harus diteruskan seumur hidup

dengan itrakonazol, atau sehingga sistem kekebalan tubuh menjadi pulih.

2.6 Tindakan preventive histoplasmosis

1. Bukan hal yang praktis untuk melakukan tes atau dekontaminasi semua

area yang diketahui atau yang dimungkinkan terkontaminasi dengan jamur

histoplasmosis, tetapi langkah-langkah yang dapat menurunkan resiko:

2. Menghindari area dimana jamur dapat tumbuh, terutama area dengan

akumulasi kotoran burung dan kelelawar. Jamur sering tumbuh disekitar

kandang ayam yang tua, di gua dan area lain dimana tinggal kelelawar,

dan sekitar tempat betenggernya burung jalak dan burung hitam.

3. Hindari gangguan terhadap akumulasi kotoran kelelawar atau burung, dan

minimalkan pembongkaran debu yang terdapat pada areal potensial

terkontaminasi. Sebelum mengaduk-aduk tanah, semprotkan dengan air.

4. Saat bekerja di area yang beresiko tinggi, pergunakan pakaian sekali pakai

dan masker debu yang melindungi hidung dan mulut.


BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

http://www.okvma.org/docs/Histoplasmosis_OVMA_5-19-15.pdf

http://mikrounhas.blogspot.co.id/2012/11/histoplasma-capsulatum.html

http://healthycaus.blogspot.co.id/2009/08/histoplasmosis.html

http://catatankuliah-heri.blogspot.co.id/2011/03/histoplasmosis.html

Anonim. 2009. http://yudhiestar.blogspot.co.id/2009/09/histoplasmosis.html.


Diakses 7 April 2016

Anda mungkin juga menyukai