Anda di halaman 1dari 2

Deskripsi Kasus

Pasien bernama Ridwan berusia 54 tahun, pasien memiliki tinggi badan 161 cm
dan berat badan 56 kg. Selain itu pasien memiliki tekanan darah 130/80 mmHg,
tinggal didesa Pontolo Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. Pasien
memiliki penyakit paru obstruktif kronis.

Pasien sering mengeluhkan berupa sakit pada bagian sakit dada, cepat lelah dan
mengi, batuk terus menerus, dada terasa sesak, dan rasa terbakar diarea dada.
Adapun kebiasaan buruk pasien yaitu sering merokok hingga 3 bungkus dalam
sehari. Pasien beberapa kali mendatangi dokter, namun belum ada pemeriksaan
dengan spironometri. Adapun obat yang diberikan oleh dokter Streptomisin dan
Asam Mefenamat dan Omeprazole .

Studi Kasus
Identitas Pasien
Nama : Ridwan
Umur : 54 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Desa Pontolo Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara

Riwayat Kesehatan

Keluhan Utama
Sakit dada, cepat lelah dan mengi, batuk terus menerus, dada terasa sesak, dan
rasa terbakar diarea dada.
Riwayat Penyakit Sekarang
Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Riwayat penyakit Terdahulu
-
Riwayat Penyakit Keluarga
-
Pemeriksaan Fisik
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Pemeriksaan Penunjang
-
Uraian Kasus
Dari uraian diatas pasien memiliki beberapa keluhan utama seperti Sakit
dada, cepat lelah dan mengi, batuk terus menerus, dada terasa sesak, dan rasa
terbakar diarea dada. Pada pasien PPOK sering terjadi Dyspnea, diartikan sebagai
kesulitan bernapas, dapat disertai suara mengi (wheezing) saat ekspirasi. Dyspnea
muncul akibat produksi lendir/mukus pada saluran pernapasan dalam jumlah besar
sehingga menyebabkan hambatan jalan napas. Pasien akan tampak memiliki frekuensi
pernapasan diatas normal (hiperventilasi) sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan
oksigen jaringan. Selain itu pasien PPOK sering batuk, hal ini disebabkan karena
peningkatan produksi sputum. Kadang kadang pasien menyatakan hanya berdahak
terus menerustanpa disertai batuk (Keny, 2014).

Ditinjau dari kebiasaan pasien, yaitu merokok 3 bungkus perhari maka hal ini
menjadi faktor resiko dari pasien. Diketahui bahwa penyebab terbanyak munculnya
penyakit ini adalah merokok. Oleh karena itu, PPOK merupakan penyakit yang dapat
dicegah. Namun kenyataannya, stadium awal dari penyakit ini jarang menimbulkan
gejala sehingga seringkali pasien terdiagnosis pada stadium yang sudah lanjut. Akan
tetapi pada pasien yang sudah memiliki gejala obstruksi jalan napas pada masa dini,
penanganan dapat dilakukan dengan lebih cepat serta memberikan hasil yang lebih baik
(Porth, 2007).

Obat yang diberikan oleh dokter Streptomisin, Asam Mefenamat dan Omeprazole.
Asam Mefenamat merupakan obat antiinflamasi golongan NSAID sedangkan
Omeprazole merupakan obat dengan indikasi untuk mengilangkan nyeri pada ulu
hati. Streptomisin merupakan salah satu obat antibiotik dengan indikasi
antituberculosis. Pasien dengan gejala eksarbasi dapat diberikan antibiotik.
Eksaserbasi dari PPOK didefinisikan sebagai kejadian akut dengan karakteristik
perburukan gejala respirasi yang biasanya lebih parah dari gejala normal dan biasanya
akan merubah pengobatan (PDPI, 2003).

Anda mungkin juga menyukai