Kelas : XI IPA 5
IDENTITAS BUKU
Speed reading atau membaca cepat adalah suatu skill yang dapat memberikan jalan
keluar atas permasalahan manusia modern. Membaca juga merupakan hobi bagi sebagian
orang. Mereka mengangap membaca lebih nikmat rasanya dari menonton film. Sebab dalam
sebuah film, imajinasi penonton hanya dibatasi seluas yang ditayangkan saja . Tetapi, dengan
membaca buku kita lebih dapat mengembangkan imajinasi kita.
Sebuah buku ditulis oleh seorang penulis mempunyai tujuan untuk mendialogkan
sesuatu kepada pembaca. Tetapi tujuan dari buku yang ditulis sering kali tidak sampai
kepada pembaca secara maksimal. Sebenarnya apabila berusaha lebih keras kita bisa
memahami tulisan itu. Caranya kita harus lebih aktif membacanya dan memahami kalimat
kalimat yang tertulis. Selain itu, diperlukan juga ketrampila membaca
Membaca dengan baik berarti membaca secara aktif yang berfungsi untuk menjaga
pikiran tumbuh dan berfungsi dengan baik. Semakin aktif seseorang membaca , maka akan
semakin baik pula bagi otaknya. Dengan membaca, otak seseorang akan bekerja untuk
memahami isi bacaan dan menjawab pertanyaan pertanyaan isi bacaan yang tidak
dipahaminya.
Untuk dapat terus membaca secara aktif, pembaca harus menpunyai kemauan dan sering
sering untuk bertanya kepada buku dan menjawab pertanyaan sendiri. Selain itu, agar
menjadi aktif seseorang harus sering berlatih membaca agar mudah memahami isi bacaan.
F . Problem Membaca
Problem terbesar dari membaca adalah keengganan untuk nembaca. Sebagian orang
merasa cepat bosan jika membuka buku, khusunya buku - buku yang sulit. Rasa gemar
membaca dapat ditingkatkan pula dengan menyelenggarakan pameran buku, mengadakan
seminar - seminar serta membiasakan budaya baca sejak kecil
Membaca tingkat elememter atau membaca tingkat dasar diperoleh ketika kita SD.
Membaca tingkat elementer adalah ketrampilan dasar membaca . Disini, pembaca hanya
menilai bacaan dari arti yang paling sederhana
B. Membaca Inspeksional
Membaca inspeksional adalah membaca bacaan dengan cepat dengan cara membacanya
sekilas sebelum membaca tulisan itu secara penuh .
C. Membaca Analitis
Membaca analitis adalah mengetahui apa jenis bacaan yang dibaca serta dapat
mengetahui sedini mungkin isi bacaan sebelum seseorang mulai membacanya. Tujuan dari
jenis memca ini adalah meningkatkan pemahaman tentang isi buku
D. Membaca Sintopikal
Syarat pertama dalam membaca sintopikala adalah menyadari bahwa untuk menjawab
satu pertanyaan diperlukan banyak bahan bacaan. Dari banyak bacaan kita harus
menghubungkan isi dari suatu buku dengan buku yang lain untuk mendapat jawaban dari
pertanyaan kita.
Bacaan praktis merupakan bacaan yang tidak pernah dapat memecahkan masalah
masalah praktis yang menjadi perhatiannya. Oleh karena itu pembaca harus bertindak dalam
kehidupan nyata dengan melakukan improvisasi dari bacaan untuk memecahkan masalah.
F. Membaca Kreatif
Membaca kreatif adalah kegiatan membaca untuk mendapatkan nilai tambah dan
pengetahuan baru dari suatu bacaan. Seseorang dikatakan pembaca kreatif apabila ia
menerapkan ide atau informasi yang tertuang dalan bacaan dalam kehidupan sehari hari
yang membuat hidupnya menjadi lebih terarah. Membaca kreatif juga memberikan banyak
manfaat di berbagai bidang yang akan membantu seseorang untuk memecahkan masalahnya.
A. Kerangka Buku
Garis besar sebuah buku dapat ditemukan dengan memperhatikan bagian bagian utama
dari bacaan seperti judul dan kata pengantar . Judul dan kata pengantar dapat digunakan
sebagai penuntun saja dan tidak bergantung seratus persen untuk membuat garis besar dari
buku tersebut.
Membaca dan menulis mempunyai kaitan satu sama lain. Seorang penulis harus pandai
membuat isi tulisan agar gampang untuk dimengerti oleh pembaca. Pesan dari penulis dapat
tersampai kepada pembaca apabila keduanya dapat saling bekerjasama untuk mengungkap
masalah dengan cara pemahaman yang sama.
Buku teori terbagi dalam bidang sejarah, ilmu pengetahuan dan filsafat. Setiap buku
teori berisi pengetahuan yang berbeda, maka setiap buku teori mengajar kita dengan cara
yang berbeda pula. Jadi apabila kita ingin memahami nya kita harus belajar membaca masing
masing jenisnya dengan cara yang tepat
Untuk dapat mengerti isi bacaan karya fiksi, kita harus menggunakan indra dana daya
khayal kita. Ketika membaca karya fiksi, kita harus membayangkan apa yang sedang
diceritakan penulis. Dengan begitu kita dapat masuk kedalam cerita dan menemukan
kesatuan ceritanya
Untuk mengetahui apa yang sedang diceritakan penulis, kita harus tau cara yang dipilih
penulis dalam menguraikan ceritanya. Dalam membaca buku sejarah, kita juga harus cermat
menentukan apakah buku sejarah itu realistis atau tidak.
Bacaan ilmiah adalah bacaan yang berisi kesimpulan dari percobaan atau pengamatan
oleh ilmuan mengenai dunia di sekeliling kita. Sayangnya membaca buku ilmiah masih
tergolong sulit bagi kaum awam. Pertama, buku ilmiah lebih banyak membahas hasil
percobaan daripada cara melakukan percobaan itu. Untuk itu pembaca harus melakukan
percobaan sendiri. Kedua, buku ilmiah banyak menggunakan matematika yang dianggap
sangat sulit oleh sebagian orang.
E. Cara Membaca Filsafat
Isi buku filsafat dapat berupa keadaan, perubahan atau keajdian, daya pikir manusia,
atau batas batas lengetahuan manusia. Untuk memahami bacaan filsafat kira hanya perlu
mengguanakan akal pikir dan mengamati dunia sekitar kita .
Membaca buku pengetahuan sosial sering kali menyulitkan karena perbedaan pendapat
antara penulis dan pembaca yang membuat pembaca menjadi ragu atas kebnarannya. Dalam
buku pengetahuan sosial sering kali tercampur ilmu pengetahuan, filsafat, sejarah bahkan
karya fiksi.
- Perhatikan judul, sub judul, gambar dan tabel sebagai suatu kesatuan
- Perhatikan paragraf, panjang pendeknya, bentuk hurufnya, miring , cetak tebal untuk
mengetahui hal hal yang penting
A. Istilah Khusus
Sebuah kata dapat mengandung banyak arti yang dapat meyebabkan perbedaan
pemahaman antara penulis dan pembaca. Oleh karena itu, pembaca harus dapat mengartikan
istilah khusus itu agar pesan dari bacaan sesuai dengan apa yang ingin disampaikan oleh
penulis.
C. Mencari Arti
Arti sebuah kata penting dapat ditemukan dengan memahami arti setiap kata yang
mengelilinginya. Dengan cara itu, arti kata penting dapat ditemukan sesuai dengan isi
bacaan yang dimaksud penulis. Cara ini mungkin agak sulit, tetapi harus diketahui bahwa
dengan menemukan satu kata penting akan mempermudah pembaca untuk menemukan arti
kata penting selanjutnya.
Pesan penulis dapat kita temukan dengan memahami isi bacaan secara keseluruhan.
Untuk dapat memahaminya, pembaca harus dapat menemukan dalil dalil yang berupa
pernyataan atau ungkapan penulis mengenai sesuatu. Dari dalil, pembaca juga harus
menemukan argumen dari penulis yang akan mengungkap pesan penulis lebih jelas lagi.
Kalimat inti merupakan kalimat kalimat yang menyiratkan isi bacaan dari awal sampai
akhir. Menemukan arti istilah penting akan membantu kita untuk menemukan kalimat
kalimat penting dari bacaan.
Argumen dapat kita temukan dengan mencari kalimat kalimat yang mengandung dalil,
dari gabungan dalil akan ditemukan pula argumen penulis. Argumen dapat diungkapkan
dengan gagasan gagasan yang disetujui oleh penulis dan pembaca.
G. Menemukan Pemecahan
Bila pembaca sudah memahami istilah istilah khusus, dalil dan argumen maka pembaca
telah memahami keseluruhan isi bacaan dengan baik. Dengan begitu apa yang sebelumnya
tidak diketahui pembaca akan terpecahkan setelah membaca suatu bacaan.
A. Pentingnya Penilaian
Membaca harus dilengkapi dengan kegiatan menilai. Menilai sebuah buku dapat
dilakukan apabila seseorang sudah membaca dan memahami is bacaan secara keseluruhan.
Penilaian sebuah buku dapat berupa persetujuan dan ketidaksetujuan atau kritik.
Ketidaksetujuan sering terjadi karena pembaca kurang mengerti argumen penulis atau
salah informasi. Kritik atau tidak setuju dalat disampaikan dengan menyatakan bahwa:
Menyetujui gagasan berarti pembaca dapat memahami isi bacaan secara jelas. Disini
pembaca mempunyai jalan pikir yang sama dengan penulis dengan membenarkan semua
gagasan yang dikemukakan oleh penulis.
D. Kelengkapan Tulisan
Tulisan yang tidak lengkap berarti suatu tulisan tidak dapat memecahkan semua
masalah yang telah dimulainya. Kitapun dapat menilai kelengkapan tulisan dengan
menunjukkan dimana penulis kurang informasi, dimana penulis salah informasi, dimana
penalaran penulis lemah, dimana analisa penulis tidak lengkap.
Bantuan dalam membaca adalah pengalaman. Ada dua jenis pengalaman yang dapat
digunakan sebagai bantuan. Pertama pengalaman umum yaitu pengalaman yang diketahui
orang secara umum. Kedua ,pengalaman langsung yakni pengalaman yang mereka alami
sendiri dalam kehidupannya.
F. Buku Referensi
Buku referensi membantu pembaca untuk menemukan kata kata yang tidak dapat
dipahaminya. Buku referensi juga dapat digunakan sebagai bahan pendukung bacaan karena
buku referensi dapat menambah pengetahuan pembaca dalam memahami tulisan. Buku
referensi dapat berupa kamus dan ensiklopedi.
Saat ini banyak orang yang enggan membaca buku. Hal ini dikarenakan problem
yang hampir sama yaitu kebosanan yang timbul ketika membaca. Sebenarnya apabila
berusaha lebih keras membaca buku akan nikmat rasanya. Hal ini dapat dibuktikan melalui
pendapat sebagian orang yang menganggap membaca buku lebih nikmat dari sekedar
menonton film. Mereka mengatakan, dengan membaca buku imajinasi seseorang dapat lebih
luas dan berkembang. Oleh karena itu sikap enggan dalam membaca harus kita singkirkan.
Cara yang dapat kita lakukan adalah menyelenggarakan pameran buku, mengadakan seminar
tentang pentingnya membaca buku dan membiasakan budaya membaca buku sejak kecil.
Agar tujuan dari penulis sampai kepada pembaca, pembaca harus berusaha untuk
memahani isi bacaan. Seseorang dapat memahami isi bacaan dengan menggunakan daya
pengertian dan imajinasi yang baik. Selain itu pembaca harus dapat membaca secara aktif
dan kreatif. Membaca secara aktif yang dimaksud adalah pembaca dapat memberikan
pertanyaan kepada buku dan berusaha untuk menemukan jawabannya di buku itu sendiri.
Untuk menjadi aktif seseorang harus sering berlatih dalam mambaca. Membaca secara aktif
akan membuat otak seseorang bekerja dengan baik dan memberi dampak yang positif
kepada pembacanya. Sedangkan membaca secara kreatif adalah membaca untuk
mendapatkan nilai tambah atau pengetahuan baru dari isi bacaan. Disini, pembaca harus bisa
menerapkan ide atau informasi yang diperolehnya dari bacaan.
Speed reading adalah suatu skill yang dapat memberikan jalan keluar atas
permasalahan manusia modern. Speed reading mempunyai 4 tahapan yaitu, membaca tingkat
elementer, membaca inspeksional, membaca analitis dan membaca sintopikal. Membaca
tingkat elementer adalah tingkat dasar dimana pembaca hanya menilai bacaan secara
sederhana. Membaca inspeksional adalah membaca sekilas isi bacaan secara penuh. Dalam
membaca analitis pembaca mulai memahami isi bacaan secara penuh. Sedangkan dalam
membaca sintopikal pembaca harus mempunyai buku bacaan tambahan untuk dapat
menjawab satu pertanyaan.
Speed reading dapat kita mulai dengan membaca surat kabar. Adapun cara untuk membaca
surat kabar yaitu membaca keseluruh penampang halaman, tidak membaca kata secara
berulang, melakukan skimming dan scanning , membaca surat kabar cukup 15 menit sehari.
Hal yang pertama dilakukan dalam memabaca cepat adalah menganalisa buku.
Menganalisa buku dapat dimulai degan menemukan kerangka buku. Kerangka buku dapat
kita ketahui dengan mengetahui alur pada sebuah buku. Yang kedua adalah menemukan garis
besar buku. Garis besar buku dapat ditemukan dengan memperthatikan bagian bagian utama
buku seperti judul dan kata pengantar. Dan yang terakhir adalah menemuka tujuan penulis.
Untuk menemukan tujuan penulis seorang pembaca harus dapat menjawab pertanyaan yang
berusaha dijawab oleh buku.
Dalam praktek membaca cepat kita harus menerapakan metode skimming and
scanning. Caranya yaitu, perhatika judul, sub judul, gambar dan tabel sebagai suatu kesatuan,
focus pada kata penting yang terdapat pada judul, melihat subdisvisi untuk mendapatkan
apresiasi stuktur tulisan, amati grafik, tabel dan gambar untuk memperjelas arti, terakhir
perhatikan paragraph, panjang pendeknya, bentuk hurufnya (miring dan cetak tebal )
Kata yang mendapat perlakuan khusus seperti cetak miring dan tebal merupaka kata
penting yang ingin ditonjolkan oleh penulis. Kita harus mencari arti kata penting untuk dapat
memahami isi bacaan secara jelas. Arti kata penting itu dapat kita temukan dengan
menemukan arti satu persatu kata yang mengeliling kata penting itu. Menemukan arti satu
kata penting akan mempermudah pembaca untuk menemukan arti kata penting selanjutnya.
Kegiatan membaca tidak sampai memahaminya saja tetapi harus dilengkapi dengan
kegiatan penilaian. Menilai sebuah buku dapat duilakukan apabila seseorang sudah membaca
dan memahami isi tulisan secara keseluruhan. Penilaian terhadap sebuah buku dapat berupa
persetujuan ataupun ketidaksetujuan. Setuju terhadap bacaan berarti pembaca memahami isi
bacaan secara jelas. Pembaca yang setuju memilki jalan pikir yang sama dengan penulis.
Sedangkan, ketidaksetujuan terhadap bacaan berarti kurang memahami maksud
penulis. Kritik yang disampaikan pembaca biasanya dikarenakan oleh penulis yang salah
informasi, penulis kurang informasi, pernyataan yang disampaikan penulis tidak meyakinkan
srta analisa penulis yang tidak lengkap. Tulisan yang tidak lengkap berarti suatu tulisan tidak
dapat memecahkan masalah yang telah dimulainya. Kitapun dapat menilai kelengkapan
penulis dengan menunujukan dimana penulis kurang informasi, dimana penulis sala
informasi, dimana penalaran penulis lemah dan dimana analisa penulis tidak jelas.
INDETITAS BUKU
Judul buku : Resensi Buku
Nama Pengarang : Edi Warsidi
Jumlah Halaman : 120 halaman
Menurut Daniel Samad resensi berasal dari kata bahasa Latin, yakni revidere
(re=kembali dan videre=melihat) atau recensere yang artinya melihat kembali,
menimbang atau menilai. Dalam bahasa Belanda dikenal kata recensie, sedangkan dalam
bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Semua istilah tersebut mengacu pada hal
yang sama yakni mengulas sebuah buku. Dan dapat disimpulkan resensi adalah suatu
tulisan atau ulasan mengenai sebuah hasil karya (buku).
1. Tujuan meresensi ialah menyajikan kembali kepada pembaca apakah sebuah buku
(fiski atau nonfiksi) layak mendapat sambutan dari pembaca atau tidak.
2. Pertimbangan yang disampaikan peresensi disesuaikan dengan selera pembaca
3. Penulis resensi harus tahu betul tujuan penulis atau pengarang buku, yang bukunya
hendak diresensi.
6. Peresensi menunjukkan keunggulan buku (segi mana yang menarik dari buku yang
hendak diresensi segi penulisan dan penetapan pokok yang khusus, segi organisasi karya
(kerangka buku, hubungan satu dengan yang lainnya jelas, selaras, ada perkembangan
yang logis). Segi bahasa (jelas, teratur, dan mudah dicerna) Segi perwajahan atau layout
(salah cetak atau tanda baca) yang mengganggu kenikmatan pembacaan.
Kegiatan membaca kritis tidak terlepas pula dari metode atau cara belajar Survey,
Read, Recite, and Review (SQ3R)
Membaca dengan teliti dan saksama kalimat atau paragraf dan bagian lainnya yang
mendukung isi bacaan. Dalam hal ini,peresensi berusaha menangkap gagasan dan
menggabungkan gagasan utama dari setiap paragraf
Langkah ini merupakan pemahaman makna pokok pikiran bacaan. Kepuasaan atau
sebaliknya pembaca teliti akan makna yang terkandung dalam bacaan itu, terjawab atau
tidak pertanyaan pada langkah question merupakan simpulang pada langkah ini.
Kesempatan akhir pembaca kritis agar simpulan atau sanggahan dan tanggapannya
tidak keliru, lalu melakukan peninjauan ulang, kemudian menelitinya setiap paragraf dan
membandingkan nya dengan simpulan yang telah diambil si penulis resensi
1. Pembukaan yang menarik, yakni satu atau dua paragraf singkat yang menampilkan
nama, gelar, kadang kadang informasi singkat tentang pengarang
2. Ringkasan alur cerita atau tujuan utama dan pokok masalah suatu buku
4. Paragraf singkat yang merupakan kesimpulan tentang kesan yang diperoleh dari buku
tersebut
Ada tiga bentuk penyajian resensi buku yang kamu ketahui, yakni: (a) Meringkas
semua buku secara padat dan jelas; (b) Menjabarkan berarti mendeskripsikan hal hal yang
sudah diringkas; (c) Mengulas berarti menyajikan beberapa ulasan.
B. Sistematika Resensi
Sistematika resensi dikenal juga dengan istilah unsur resensi. Unsur resensi menurut
Samad(1997) yaitu:
(1) judul resensi;
(3) pembukaan;
(5) penutup.
Judul resensi harus menggambarkan isi resensi. Penulisan judul nya harus jelas,
singkat dan menarik sehingga, menimbulkan minat baca yang tinggi bagi calon pembaca.
Ciri ciri judul yang menarik dan bermutu, yakni atraktif, ketepatan, dan ringkas. Ada
beberapa bentuk judul yamg menarik yaitu: pernyataan yang mencolok, label, pernyataan
yang provokatif, parafrasa, pertanyaan, dll. Saat meresensi, penulis juga boleh mengawali
nya dengan membuat sinopsis novel, untuk dapat memberi gambaran secara global
tentang buku tsb
Untuk meresensi karya sastra, seperti antologi cerita pendek atau novel, Anda harus
memahami unsur pembangun karya sastra seperti: latar, perwatakan, cerita, alur dan
tema. Lalu kita juga harus mencermati perkembangan jalan cerita karya, yang sering kita
sebut alur. Mulai dari eksposisi, konflik, komplikasi, krisis, resolusi dan keputusan.
Adapun tema merupakan kesimpulan dari seluruh analisis fakta fakta dalam cerita yang
sudah dibaca. Agar lebih mudah dalam meresensi buku sastra Anda dapat mengikuti
petunjuk sbb: (a) Penjajakan terhadap buku yang diresensi;(b) Membaca buku secara
koprehensif, cermat dan teliti; (c) Menandai bagian buku yang diperhatikan secara khusus
dan menentukan bagian yang dikutif untuk dijadikan data; (d) Membuat sinopsis buku
yang akan diresensi; (e) Menentukan sikap dan menilai hal hal yang berkenaan dengan
organisasi penulisan, bobot ide, aspek bahasa, dan aspek teknis; (f) Mengoreksi dan
merevisi hasil resensi
Pada saat ini, kemajuan teknologi informasi semakin membawa dampak positif yang
luas. Hal ini juga dapat mendorong pangsa pasar surat kabar dan majalah makin maju
pesat. Bagi Anda yang berminat meresensi buku, hal tsb merupakan peluang emas untuk
mencari penghasil tambahan atau sarana amal yang global serta permanen sebab tulisam
lebih banyak pembaca dengan penyampaian informasi secara lisan. Salah satu
keuntungan nya adalah menulis di media massa sifatnya bebas, dimana dan kapan pun
dapat dimulai tanpa mengganggu pekerjaan pokok. Artinya seseorang dapat melakukan
nya di saat waktu luang. Jika Anda tekun dalam bidang ini Anda akan menjadi penulis
atau peresensi yang terkenal.
Untuk seorang penulis, sebelum mengirimkan resensi buku, terlebih dahulu melihat
atau mempelajari visi dan misi media massa. Kita juga harus menyesuaikan nya dengan
visi misi buku yang akan kita tuju, Kesalahan dengan mengirim karya tulis sama dengan
menyia-nyiakan kerja keras. Visi misi tersebut seperti: warna tulisan yang diinginkan dari
pembaca, gender kebudayaan,kesehatan atau ekonomi dsb. Tetapi lebih bagus lagi jika
karya resensi buku yang Anda buat didiskusikan dengan teman,atau boleh meminta
bantuan guru/dosen yang lebih ahli dalam bidang meresensi buku di media massa. Saram
mereka sangat berguna untuk membangun kepercayaan diri Anda. Kritik terhadap karya
resensi Anda oleh teman atau guru, akan makin menjaga kualitas resensi tsb.
Jika sudah merasa yakin dengan karya resensi Anda,segeralah kirimkan ke media
massa yang menyediakan ruang resensi buku. Selain teks, Anda juga harus menyertakan
cover bukunya. Karena dewasa ini dunia internet sudah begitu akrab di kalangan para
penulis, dan banyak membantu dalam pengiriman naskah artikel dengan biaya yang lebih
murah,cepat dan efisien. Naskah artikel dapat dilampirkan sebagai file attachment (file
lampiran) dalam e-mail yang Anda kirim ke redaksi media massa. Tentunya di e-mail
yang kita kirim tersebut, sebaiknya Anda berikan surat pengantar yang berisikan
mengenai data pribadi (nama, alamat, pendidikan terakhir penulis, minat dan spesialisasi
penulis, nomor telepon, alamat e-mail hingga nomot rekening bank untuk menampung
honor dari media massa jika tulisan dimuat). Biasanya Anda baru akan menerima hasil
dari resensi Anda sekitar satu atau dua bulan sejak tanggal pengiriman naskah artikel.
Akan tetapi semuanya akan bergantung pada kualitas dan kuantitas karya tulis Anda
Hal yang penting juga, jangan mengirimkan karya resensi buku Anda ke berbagai
media. Maksudnya, satu karya resensi cukup dikirim ke satu media massa saja. Kecuali,
dalam waktu tiga minggu atau sebulan tidak ada kabar,Anda dapat mencoba mengirim
resensi tersebut ke media massa yang lain. Jangan persoalkan media lokal atau nasional
sebab kreativitas menulis tidak mengenal keberadaan tempat media tsb berada. Yang
penting Anda tetap konsisten mempertahankan kualitas karya dan tetap berkarya.