Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Struktur gerakan pramuka adalah bagan atau skema yang menggambarkan tingkatan-
tingkatan organisasi Gerakan pramuka mulai dari tingkatan yang paling bawah sampai
dengan yang paling atas beserta mekanisme kerjanya. Dengan struktur organisasi
tersebut. Gerakan pramuka sebagai organisasi kepanduan di Indonesia dapat
menyusun dan menata organisasi gerakan pramuka dari tingkat Nasional, Daerah
Cabang, Ranting sampai ke gugus depan. Sehingga organisasi dapat berjalan dengan
efektif. Struktur orgsnisasi gerakan pramuka diatur dalam keputusan kwartir Nasional
Gerakan Pramuka No 220 tahun 2007 tentang petunjuk penyelenggaraan pokok-
pokok organisasi gerakan pramuka.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Organisasi Gerakan Pramuka?
2. Bagaimanakah Struktur Organisasi Gerakan Pramuka?
3. Apa sajakah Peranan Majlis Pembimbing?
4. Apa yang dimaksud dengan Kwartir-kwartir dalam gerakan pramuka?
5. Apa yang dimaksud dengan gugusdepan dalam gerakan pramuka?

C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui organisasi gerakan pramuka.
2. Untuk mengetahui struktur Organisasi gerakan pramuka.
3. Untuk mengetahui peranan majlis pembimbing.
4. Untuk mengetahui kwartir-kwartir dalam gerakan pramuka.
5. Untuk mengetahui gugusdepan dalam gerakan pramuka.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Organisasi Gerakan Pramuka

Gerakan pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal


yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata
pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana yang memiliki arti orang
muda yang suka berkarya.
Pramuka merupakan sebutan bagi anggota gerakan pramuka, yang meliputi:
pramuka siaga (7-1 tahun ), pramuka penggalang (11-15 tahun), pramuka penegak
(16-20 tahun) dan pramuka pandega (21-25). Kelompok anggota lain yaitu pembina
pramuka, andalan pramuka, korp pelatih pramuka, pamong saka pramuka, staf kwartir
dan majelis pembimbing.
Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar
lingkungan keluarga dan bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur,
terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan
dan metode kepramukaan yang sasaran akhirnya pembentuk watak, akhlak, dan budi
pekerti luhur. (Adhyaksa Dalut. Gerakan Pramuka Indonesia. 16 Oktober 2015.
Cibubur: Meta. Wiki media)

B. Struktur Organisasi Gerakan Pramuka

Struktur organisasi pramuka adalah bagan atau skema yang menggambarkan


tingkatan-tingkatan organisasi pramuka mulai dari tingkatan yang paling bawah
tersebut, gerakan paramuka sebagai organisasi kepanduan di Indonesia dapat
menyusun organisasi gerakan pramuka dari tingkat Nasional, cabang, ranting, sampai
gugusdepan. Sehingga oraganisasi berjalan dengan efektif.
Stuktur organisasi gerakan pramuka di atur dalam keputusan kwartir Nasional
gerakan Pramuka Nomor 220 tahun 2007 tentang petunjuk penyelenggaraan pokok-
pokok organisasi pramuka. Dalam keputusan ini juga diatur tentang tugas pokok dan
tangung jawab, musyawarah, dan garis hubungan dalam organisasi gerakan pramuka.

Penjelasan Struktur Organisasi Gerakan Pramuka

1. Didalam organisasi kepramukaan ada yang biasa disebut dengan istilah


Majelis pembimbing yaitu badan yang bertugas memberikan bimbingan dan
bantuan moril, organisasi, material dan finansial kepada kwartir, gugus depan
satuan karya pramuka. Majelis pembimbing dibentuk ditingkat Nasional,
Daerah, Cabang, Ranting, Gugus Depan dan Saka. Majelis pembimbing
sendiri diketuai secara ex-officio:
a. Ditingkat Nasional (Mabinas) oleh Presiden Republik Indonesia.
b. Ditingkat Daerah (Mabida) oleh Gubernur.
c. Ditingkat Cabang (Mabicab) oleh Bupati/Walikota.
d. Ditingkat Ranting (Mabiran) oleh Camat.
e. Sedangkan ditingkat gugus depan (Mabigus) dipilih dari anggota mabigus
yang ada dan ditingkat Saka (Mabi Saka) dijabat oleh pejabat pada
lembaga/instansi/departemen terkait.

2
2. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Gerakan Pramuka adalah independen yang
dibentuk Musyawarah Gerakan Pramuka dan Bertanggung jawab kepada
Musyawarah Gerakan Pramuka
3. Kwartir dan Koordinator Gudep merupakan perangkat dan mekanisme kerja
untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka. Kwartir dibentuk ditingkat:

a. Nasional, disebut Kwartir Nasional (Kwarnas), ditetapkan dalam


Musyawarah Nasional (Munas) dengan masa bakti 5 tahun.
b. Daerah, disebut Kwartir daerah (kwarda), ditetapkan dalam musyawarah
daerah (Musda) dengan masa bakti 5tahun.
c. Cabang, disebut Kwartir Cabang (Kwarcab), ditetapkan dalam
musyawarah cabang (Mucab) dengan masa bakti 5 tahun.
d. Ranting, disebut Kwartir Ranting (Kwarran), ditetapkan dalam
musyawarah Ranting (Musran) dengan masa bakti 3 tahun.
e. Gugus depan yang ada dalam satu wilayah kelurahan atau desa
dikoordinasi oleh Koordinator Gudep (korgudep), ditetapkan dalam
Musyawarah Ranting (Musran) dengan masa bakti 3 tahun
4. Gugus Depan (Gudep) adalah pangkalan peserta didik yang merupakan wadah
pendidikan dalam organisasi gerakan pramuka.
5. Satuan karya pramuka (Saka) merupakan wadah kegiatan kepramukaan untuk
meningkatkan pengetahuan kemampuan dan keterampilan peserta didik dalam
waawasan tertentu serta melakukan kegiatan nyata sebagai pengabdian kepada
masyarakat sesuai dengan aspirasi pemuda indonesia.
6. Badan kelengkapan kwartir merupakan badan-badan yang mempunyai tugas
membantu kwartir. Badan kelengkapan kwartir meliputi:
a. Dewan kehormatan
b. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka yang terdiri atas Lemdiknas
(ditingkat nasional), Lemdikada (ditingkat daerah), dan Lemdikacab
(ditingkat Cabang).
c. Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega atau yang disebut
dewan kerja yang terdiri atas DKN atau Dewan Kerja Nasional (ditingkat
Nasiional), DKD atau Dewan Kerja Daerah (ditingkat Daerah), DKC atau
Dewan Kerja Cabang (ditingkat Cabang), dan DKR atau Dewan Kerja
Ranting (ditingkat Ranting).
d. Pimpinan Satuan Karya Pramuka (Saka).
e. Pembantu Andalan.
f. Badan Usaha Kwartir.
g. Satuan Kegiatan Sesuai dengan situasi dan kondisi setempat dan bersifat
situasional.
h. Staf Kwartir.
7. Pramuka Utama Gerakan Pramuka adalah Kepala Negara Republik Indonesia
(Presiden).
8. Musyawarah Kwartir merupakan lembaga di lingkungan Gerakan Pramuka
yang bersidang pada akhir masa bakti kwartir atau gugus depan serta
memegang kekuasaan tertinggi dalam kwartir atau gugusdepan. Musyawarah
ini terdiri atas:
a. Musyawarah Nasional yang diadakan sekali dalam waktu 5 tahun. Peserta
Munas terdiri atas utusan/wakil Kwarnas, Mabinas, Kwarda, dan Mabida.
b. Musyawarah Daerah yang diadakan sekali dalam waktu 5 tahun. Peserta
Musda terdiri atas utusan/wakil kwarda, Mabida, Kwarcab, dan Mabicab.

3
c. Musyawarah Cabang yang diadakan sekali dalam waktu 5 tahun. Peserta
Mucab terdiri atas utusan/wakil Kwarcab, Mabicab, Kwarran, dan
Mabiran.
d. Musyawarah Ranting yang diadakan sekali dalam waktu 3 tahun. Peserta
Musran terdiri atas utusan/wakil kwarran, Mabiran, Korgudep, Mabi Desa,
Gudep dan Mabigus.
e. Musyawarah Gugusdepan yang diadakan sekali dalam waktu 3 tahun.
Peserta Mugus terdiri atas utusan/wakil gudep dan Mabigus.

C. Peran Majelis Pembimbing

Peranan majelis pembimbing adalah memberikan bimbingan dan bantuan moril,


organisataris, material dan finansial kepada kwartir, gugusdepan, dan satuan karya
pramuka serta untuk memungkinkan menyelenggarakan misinya, gerakan pramuka
memerlukan bimbingan dan bantuan baik dari pemerintah maupun dari masyarakat
untuk itu, pada masing-masing tingkat kwartir dan tingkat gudep dan saka.

Memberi bimbingan mengandung makna memberi tuntunan, pengarah, saran dan


nasehat dalam permasalahan moral, mental psikologi, untuk meningkatkan kondisi,
dan kemampuan kwatir, memberi bantuan mengandung makna membuka jalan,
mengusahakan kesempatan dan mengusahakan fasilitas, dalam
permasalahan organisasi, personel, saran, prasarana, fasilitas dan keungan. ( Kusnadi.
2009 oktober. Pramuka 2009 SMPN 6 DARANGDAN. Purwakarta: BlogerBuzz)

1. Hak dan kewajiban Majelis Pembimbing


a. Majelis Pembimbing Gerakan Pramuka yang diangkat dan telah dilantik
sekurang-kurangnya telah mengikuti Kursus Orientasi Gerakan Pramuka.
b. Pelantikan anggota Majelis Pembimbing dilakukan oleh Ketua Kwartir
jajaran diatasnya dengan TRI SATYA dan menanda tangani IKRAR,
kecuali Ketua Majelis Pembimbing Nasional yang dijabat oleh Presiden
Republik Indonesia.
c. Majelis Pembimbing Gerakan Pramuka adalah anggota Pramuka dewasa
Gerakan Pramuka yang berhak mendapatkan Kartu Tanda Anggota,
berseragam Pramuka dan berhak menjadi anggota Dewan Kehormatan
dijajaran ( Bab V pasal 40 butir 2 Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka ). Dapat menjadi Badan Pemeriksa Keuangan dijajarannya ( Bab
VIII pasal 69 butir 1 dan 2 Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka ).
d. Susunan Majelis Pembimbing Gugusdepan, Ranting, Cabang, Daerah dan
Nasional berasal dari unsur-unsur tokoh masyarakat pada masing-masing
tingkatan yang memiliki perhatian dan rasa tanggungjawab terhadap
Gerakan Pramuka serta mampu menjalankan peran Majelis Pembimbing.
e. Majelis Pembimbing Gugusdepan berasal dari unsur-unsur orang tua
peserta didik dan tokoh masyarakat dilingkungan Gugusdepan, yang
memiliki perhatian dan rasa tanggungjawab terhadap Gerakan Pramuka
serta mampu menjalankan peran Majelis Pembimbing.

2. Majelis Pembimbing terdiri atas :


a. Seorang Ketua
b. Seorang atau beberapa orang Wakil Ketua
c. Seorang atau beberapa orang Sekretaris

4
d. Beberapa orang anggota.

3. Nama dan Pengurus Majelis Pembimbing :


a. Majelis Pembimbing Nasional disingkat MABINAS yang dijabat oleh
Presiden Republik Indonesia, sebagai Ketua Mabinas atau Ka. Mabinas.
b. Majelis Pembimbing Daerah disingkat MABIDA yang dijabat oleh
Gubernur atau Kepala Daerah sebagai Ketua Mabida / Ka. Mabida.
c. Majelis Pembimbing Cabang disingkat MABICAB yang dijabat oleh
Bupati atau Walikota atau Kepala daerah sebagai Ketua Mabicab yang
disingkat Ka. Mabicab.
d. Majelis Pembimbing Ranting disingkat MABIRAN yang dijabat oleh
Camat, sebagai Ketua MABIRAN yang disingkat Ka. Mabiran.
e. Majelis Pembimbing Desa atau Kelurahan disingkat MABISA yang
dijabat oleh Kepala Desa atau Lurah sebagai Ketua MABISA yang
disingkat Ka. Mabisa. Sedang KORSA adalah Koordinator desa yang
dapat dijabat atau dipilih dari Pembina Gugusdepan di wilayah yang
bersangkutan.
f. Majelis Pembimbing Gugusdepan disingkat MABIGUS yang dijabat oleh
orang tua peserta didik atau tokoh masyarakat disekitar Gugusdepan yang
dipilih secara musyawarah bersama para Pembina Gugusdepan sebagai
Ketua MABIGUS disingkat Ka. MABIGUS. Selama ini Ka. Mabigus
dijabat oleh Kepala Sekolah, terutama Gugusdepan yang berpangkalan di
Sekolah.

4. Majelis Pembimbing Gerakan Pramuka mempunyai tiga fungsi pokok :


a. Fungsi Bimbingan
1) Bimbingan yang mengandung makna : tuntunan, pengarahan, saran
dan nasehat.
2) Majelis Pembimbing ikut menentukan arah kegiatan Kepramukaan,
mengoreksi segala penyimpangan di Kwartir maupun di
Gugusdepan terhadap ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
b. Fungsi Partisipasi
Majelis Pembimbing selalu berpartisipasi aktif dalam segala kegiatan
dalam usahanya memberi pembinaan peningkatan dan pengembangan
Gerakan Pramuka secara aktif berusaha mengatasi kesulitan dan hambatan
yang dihadapi oleh Kwartir atau Satuan-satuan Pramuka di Gugusdepan.
c. Fungsi Bantuan
1) Majelis Pembimbing dalam usahanya mendukung Gerakan
pramuka mengusahakan fasilitas-fasilitas, moril, finansiil, maupun
materiil yang diperlukan oleh Kwartir atau Satuan-satuan Pramuka
di Gugusdepan.
2) Mengadakan kerjasama dengan tokoh-tokoh masyarakat untuk
memperoleh pengertian, dukungan, bantuan dan kepercayaan
masyarakat.

D. Kwartir-kwartir dalam gerakan Pramuka


Kwartir adalah pusat pengelolaan Gerakan Pramuka yang dipimpin secara
kolektif oleh pengurus kwartir yang terdiri atas para andalan. Adapun
susunanya adalah sebagai berikut:

5
1. Seorang Ketua
2. Beberapa orang Wakil Ketua yang merangkap sebagai Ketua Bidang;
3. Seorang Sekretaris Jenderal untuk Kwartir Nasional atau seorang
Sekretaris untuk jajaran untuk kwartir yang lain
4. Seorang Bendahara

Jenjang pembinaan teknis kepramukaan dalam Gerakan Pramuka, managemen atau


pengelolaan Kwartir didesentralisasi sesuai struktur kewilayahan administratif
pemerintah, yaitu dari pusat (Kwarnas), provinsi (Kwarda) kabupaten (Kwarcab)
sampai kecamatan (Kwarran). Dalam mengelola personel, materiel dan keuangan,
Kwartir merupakan suatu organisasi otonom yang bertanggungjawab kepada
musyawarah tingkat masing-masing. Walaupun demikian, dalam hal pembinaan
teknis penyelenggaraan kepramukaan, fungsi-fungsi Kwartir berjenjang mulai dari
tingkat Nasional, Daerah, Cabang, sampai Ranting adalah sebagai berikut:
a. Kwarnas: Kebijakan dan perencanaan strategi pada tingkat Nasional.
Kwarnas menetapkan kebijakan-kebijakan penyelenggaraan kepramukaan,
termasuk penentuan perencanaan strategik untuk kurun waktu tertentu.
a. Kwarda: Pengendalian Manajemen pada tingkat Provinsi.
Kwarda mengkoordinasi penerapan kebijakan-kebijakan tersebut di
wilayahnya, dengan menyesuaikan pada kondisi daerahny.
b. Kwarcab: Pengendalian Operasional pada tingkat Kabupaten/Kota Kwarcab
menyelenggarakan pengendalian operasional atas penyelenggaraan kebijakan
itu serta bertanggung jawab atas pembinaan Gudep dan kegiatan kepramukaan
dalam wilayahnya.
c. Kwarran: membantu Kwarcab dalam pengendalian operasional Kwartir
Ranting berfungsi membantu Kwarcab dalam pembinaan Gudep dan Saka
dalam wilayahnya.
Penyusunan struktur organisasi Kwartir suatu organisasi pada hakikatnya
adalah
pengelompokan fungsi-fungsinya, agar organisasi dapat melaksanakan tugas
pokoknya dengan efektif dan efisien.

E. Gugus Depan

1. Pengertian gugusdepan
Gugusdepan (gudep) adalah suatu kesatuan organik dalam gerakan pramuka
yang merupakan wadah untuk menghimpun anggota gerakan pramuka sebagai
peserta didik dalam pembina pramuka, serta berfungsi sebagai peangkalan
keanggotaan peserta didik.
Anggota putra dan puteri di himpun dalam gudep yang terpisah, masing-
masing merupakan gudep yang berdiri sendiri. Gudep luar biasa adalah gudep
yang anggotanya menyandang cacat jasmani atauu mental dan dapat
menyelenggarakan kegiatan dalam gudep sendiri. Gudep lengkap terdiri atas
satu perindukann siaga, satu pasukan penggalang satu ambalan, penegak dan
satu racana pandega, dengan pengertian sebagai berikut. (Amin Abbas: 2008:
Hal 69 - 70)
a. Istilah perindukan digunakan untuk menyebut satuan pramuka siaga yang di
bagi dalam satuan-satuan kecil yang di sebut barung.
b. Satuan pramuka penggalang disebut pasukan yang di bagi dalam satuan kecil
di sebut regu.

6
c. Satuan pramuka penegak di sebut ambalan yang di bagi dalam beberapa
satuan kecil yang disebut sangga.
d. Satuan pramuka pandega di sebut rancana yang tidak di bagi dalam satuan
kecil.
e. Sangga kerja adalah satuan pramuka penegak setingkat regu yang di bentuk
atas dasar suatu tugas atau pekerjaan
f. Pemimpin adalah sebutan bagi peserta didik yang memimpin satuan tingakat
regu ke bawah.
g. Pembina adalah sebutan bagi anggota dewasa yang memimpin dan membina
pramuka ditingkat pasukan ke atas.

2. Tujuan Gudep
Tujuan gudep adalah untuk melaksanakan pendidikan kepramukan yang pada
hakekatnya bertujuan:
a. Membentuk sikap dan perilaku ke arah yang positif.
b. Menambah pengetahuan dan pengalaman.
c. Menguasai keterampilan pramuka dan kecakapan.
Sehingga para anggota gerkan pramuka menjadi manusia yang
berkepribadian Indonesia, berwatak dan berbudi luhur, percaya kepada
kemampuan diri sendiri, sanggup dan mampu membangun dirinya, serta
bersama bertanggung jawab atas pembangunan masyarakat, bangsa dan
negara. (Amin Abbas: 2008: 71)

3. Sasaran
a. Untuk dapat mencapai tujuan gudep tersebut pada butir 5, maka para
pembina pramuka yang bertugas di gudep berusaha mencapai sasaran
antara lain:
1) Menanamkan ketaqwaan terhadap tuhan yang maha esa.
2) Menanamkan rasa cinta dan setia pada tanah air
3) Menanamkan rasa percaya diru sendiri, tanggung jawab dan
disiplin.
4) Melatih panca indera, hastra karya dan berbagai kejuruan agar
peserta didik dapat menggunakan perasaan, akal dan keterampilan
secara seimbang.
5) Melatih dalam hal kebersihan dan kesehatan jasmani dan mental
dengan menggunakan sistem among dan prinsip dasar pendidikan
kepramukan, terutama sistem beregu. Satuan terpisah antara putera
dan putri serta penyesuaian dan perkembangan jasmani mental.
b. Sistem among dan prinsip dasar pendidikan kepramukaan tersebut,
dimaksud untuk:
1) Memelihara norma-norma kesusilan.
2) Mengembangkan karya kreasi
3) Memberi kebebasan kepada peserta didik untuk belajar.
4) Memimpin dan dipimpin
5) Mengelola suatu kegiatan
6) Bertanggung jawab dan disiplin
7) Mengatur diri sendiri
8) Kerjasama dan lain-lain.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gerakan pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang


menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata
pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana yang memiliki arti orang
muda yang suka berkarya. Struktur organisasi pramuka adalah bagan atau skema
yang menggambarkan tingkatan-tingkatan organisasi pramuka mulai dari
tingkatan yang paling bawah tersebut, gerakan paramuka sebagai organisasi
kepanduan di Indonesia dapat menyusun organisasi gerakan pramuka dari tingkat
Nasional, cabang, ranting, sampai gugusdepan. Sehingga oraganisasi berjalan
dengan efektif.

Peranan majelis pembimbing adalah memberikan bimbingan dan bantuan moril,


organisataris, material dan finansial kepada kwartir, gugusdepan, dan satuan karya
pramuka serta untuk memungkinkan menyelenggarakan misinya, gerakan
pramuka memerlukan bimbingan dan bantuan baik dari pemerintah maupun dari
masyarakat untuk itu, pada masing-masing tingkat kwartir dan tingkat gudep dan
saka

Kwartir adalah pusat pengelolaan Gerakan Pramuka yang dipimpin secara kolektif
oleh pengurus kwartir yang terdiri atas para andalan Penyusunan struktur
organisasi. Kwartir suatu organisasi pada hakikatnya adalah pengelompokan
fungsi-fungsinya, agar organisasi dapat melaksanakan tugas pokoknya dengan
efektif dan efisien

8
DAFTAR PUSTAKA

Dalut, Adhyaksa. Artikel.Gerakan Pramuka Indonesia. (ONLINE)


(http://pramukaria.blogspot.co.id/2014/03/gugusdepan-gerakan-
pramuka.html, ) 18 Oktober 2015.

Abbas, Amin. 2008. Pedoman Lengkap Gerakan Pramuka. Surabaya: Halim


Jaya.

Anda mungkin juga menyukai