Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PEMANTAUAN KUALITAS UDARA

AMBIEN DI KAWASAN UNDIP


TEMBALANG

Di Susun Oleh :
Kelompok 5
Okto Diazander A L2J009011
Mohammad Rizky N.A L2J009023
Fazalaili R.A L2J009027
Novi Melawati L2J009059
Budi Wijaya L2J009063
Ade Faridah L2J009065
Ajeng Ayu S.A L2J009075
Irma Oktavia L2J009080
Vera D.R L2J009091

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2012
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan kepedulian
manusia akan kesehatan dan kesehatan lingkungan hidup maka berkembang
berbagai macam ilmu. Manusia menjadi lebih peduli dampak berbagai aktifitas
terhadap kesehatannya. Salah satunya adalah dampak dari pencemaran udara
terhadap pernafasan dan kesehatan kita. Pencemaran udara disebabkan karena
berbagai aktifitas, di antaranya dari kendaraan bermotor, asap pabrik, asap
pembakaran sampah dan lain-lain. Berbagai macam kandungan gas dan debu
bercampur di udara, sehingga berkembang ilmu mengenai sampling kualitas
udara ambien dengan indikator yaitu PM (Particulate Matter), SO2, NO2 , O3,
dan PM10. Dalam praktikum ini kami meneliti indikator PM (Particulate
Matter), SO2, NO2 dan O3.
Semakin ramainya kawasan UNDIP tembalang yang dikarenakan
pemusatan aktivitas perkuliahan di daerah tembalang menyebabkan banyaknya
kendaraan bermotor yang ada di daerah tersebut. Hal ini tentu menimbulkan
dampak lingkungan yang kurang baik karena terjadi pencemaran udara oleh
aktivitas kendaraaan bermotor yang bisa membahayakan kesehatan manusia
yang beraktivitas di kawasan kampus UNDIP Tembalang.
Pemantauan kualitas udara merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam
pengendalian pencemaran udara. Dalam program pemantauan udara perlu
diperhatikan aspek pengambilan contoh udara sampling dan analisis
pengukuran.Program pemantauan kualitas udara bertujuan sebagai pemberi
masukan bagi pengambil keputusan dalam pengendalian pencemaran udara di
suatu wilayah.Pemantauan kualitas udara di kawasan UNDIP Tembalang,
dilakukan di beberapa titik sampling yaitu Dekanat Fakultas Teknik, Gerbang
Undip, Jurusan Teknik Elektro, Rumah Sakit Undip, Gedung ICT Center dan
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.

1.2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan pemantauan kualitas udara ini adalah untuk
mengetahui tingkat konsentrasi pencemaran oleh PM10,SO2, NO2 dan O3 yang
berada di kawasan UNDIP tembalang, dengan mengacukannya kepada
ketentuan dan peraturan mengenai kualitas udara yang berlaku dan baku mutu
udara yang berlaku.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pencemaran Udara


Pencemaran udara adalah menurunnya kualitas udara sehingga salah satu
akibatnya akan mempengaruhi kesehatan manusia yang menghirupnya. Salah
satu faktor penyebab meningkatnya pencemaran udara adalah semakin
meningkatnya populasi penduduk di suatu tempat, terutama di kota-kota besar.
Kegiatan transportasi, industri dan aktivitas penduduk menjadi sumber
pencemaran udara.
Jenis parameter pencemar udara dalam buku pedoman ini didasarkan
pada baku mutu udara ambien menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun
1999, yang meliputi : Sulfur dioksida (SO2), Karbon monoksida (CO),
Nitrogen dioksida (NO2), Oksidan (O3), Hidro karbon (HC), PM 10 , PM 2,5,
TSP (debu), Pb (Timah Hitam), Dustfall (debu jatuh). Empat parameter yang
lain (Total Fluorides (F), Fluor Indeks, Khlorine & Khlorine dioksida, Sulphat
indeks) yang merupakan parameter pencemaran udara yang diberlakukan untuk
daerah/kawasan industri kimia dasar.

2.2. PM (Particulate Matter)


Particulate Matter (PM) adalah partikel debu yang banyak dihasilkan dari
emisi kendaraan bermotor dan debu yang berada di jalanan.
Suspended particulate matter (SPM) merupakan campuran material
padatan dan cairan yang mengambang di udara yang besarnya melebihi satu
molekul tetapi garistengahnya lebih kecil dari 500 mikron. Partikel-partikel ini
berada di atmosfer dalam berbagai ukuran dengan berbagai sifat fisik dan
kimianya. Partikel dengan garis tengah lebih kecil dari satu micron(<1 )
lazimnya disebut Aerosol, yang dapat tetap berada di udara dan mudah bergerak
seperti gas juga dapat merupakan inti kondensasi uap. Sifat lain dari partikel
tersuspensi adalah dapat berfungsi sebagai katalis yang juga dapat menyerap
energi sinar dan cahaya. Nilai ambang batas SPM berdasarkan PP.No.41 tahun
1999, adalah 24/ g / m3 air / 24 jam.
(http://repository.usu.ac.id/bitstream)
PM dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu (Zaini, 2008):
a. Coarse PM
Coarse PM (PM kasar atau PM2,5-10) berukuran 2,5-10 mm, bersumber dari
abrasi tanah, debu jalan (debu dari ban atau kampas rem), ataupun akibat
agregasi partikel sisa pembakaran. Partikel seukuran ini dapat masuk dan
terdeposit di saluran pernapasan utama pada paru (trakhebronakial).
b. Fine PM (< 2,5 mm)
c. Ultrafine (< 0,1 mm)
Fine PM dan ultrafine berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dapat
dengan mudah terdeposit dalam unit terkecil saluran pernapasan (alveoli)
bahkan dapat masuk ke sirkulasi darah sistematik.

2.2.1. Sumber dan Distribusi


Secara alamiah partikulat debu dapat dihasilkan dari debu tanah kering
yang terbawa oleh angin atau berasal dari muntahan letusan gunung berapi.
Pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar yang mengandung senyawa
karbon akan murni atau bercampur dengan gas-gas organik seperti halnya
penggunaan mesin disel yang tidak terpelihara dengan baik.
Partikulat debu melayang (SPM) juga dihasilkan dari pembakaran batu
bara yang tidak sempurna sehingga terbentuk aerosol kompleks dari butir-
butiran tar. Dibandingkan dengan pembakaraan batu bara, pembakaran minyak
dan gas pada umunya menghasilkan SPM lebih sedikit. Kepadatan kendaraan
bermotor dapat menambah asap hitam pada total emisi partikulat debu.
Demikian juga pembakaran sampah domestik dan sampah komersial bisa
merupakan sumber SPM yang cukup penting. Berbagai proses industri seperti
proses penggilingan dan penyemprotan, dapat menyebabkan abu berterbangan
di udara, seperti yang juga dihasilkan oleh emisi kendaraan bermotor.

2.2.2. Dampak Partikulat Matter bagi Kesehatan


Inhalasi merupakan satu-satunya rute perjalanan yang menjadi perhatian
dalam hubungannya dengan dampak terhadap kesehatan. Walau demikian ada
juga beberapa senjawa lain yang melekat bergabung pada partikulat, seperti
timah hitam (Pb) dan senyawa beracun lainnya, yang dapat masuk ke tubuh
melalui rute lain.
Pengaruh partikulat debu bentuk padat maupun cair yang berada di udara
sangat tergantung kepada ukurannya.Ukuran partikulat debu bentuk padat
maupun cair yang berada diudara sangat tergantung kepada ukurannya. Ukuran
partikulat debu yang membahayakan kesehatan umumnya berkisar antara 0,1
mikron sampai dengan 10 mikron. Pada umunya ukuran partikulat debu sekitar
5 mikron merupakan partikulat udara yang dapat langsung masuk kedalam
paru-paru dan mengendap di alveoli.Keadaan ini bukan berarti bahwa ukuran
partikulat yang lebih besar dari 5 mikron tidak berbahaya, karena partikulat
yang lebih besar dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan
menyebabkan iritasi. Keadaan ini akan lebih bertambah parah apabila terjadi
reaksi sinergistik dengan gas SO2 yang terdapat di udara juga.
Selain itu partikulat debu yang melayang dan berterbangan dibawa angin
akan menyebabkan iritasi pada mata dan dapat menghalangi daya tembus
pandang mata (Visibility) Adanya ceceran logam beracun yang terdapat dalam
partikulat debu di udara merupakan bahaya yang terbesar bagi kesehatan. Pada
umumnya udara yang tercemar hanya mengandung logam berbahaya sekitar
0,01% sampai 3% dari seluruh partikulat debu di udara Akan tetapi logam
tersebut dapat bersifat akumulatif dan kemungkinan dapat terjadi reaksi
sinergistik pada jaringan tubuh, Selain itu diketahui pula bahwa logam yang
terkandung di udara yang dihirup mempunyai pengaruh yang lebih besar
dibandingkan dengan dosis sama yang besaral dari makanan atau air minum.
Oleh karena itu kadar logam di udara yang terikat pada partikulat patut
mendapat perhatian .

2.3. Gas NOx


Nitrogen oksida (NOx) adalah senyawa gas yang terdapat di udara bebas
(atmosfir) yang sebagian besar terdiri atas nitrit oksida (NO) dan nitrogen
dioksida (NO2) serta berbagai jenis oksida dalam jumlah yang lebih
sedikit.Kedua macam gas tersebut mempunyai sifat yang sangat berbeda dan
keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. Gas NO yang mencemari udara
secara visual sulit diamati karena gas tersebut tidak bewarna dan tidak berbau.
Sedangkan gas NO2 bila mencemari udara mudah diamati dari baunya yang
sangat menyengat dan warnanya merah kecoklatan. Sifat Racun (toksisitas)gas
NO2 empat kali lebih kuat dari pada toksisitas gas NO. Organ tubuh yang
paling peka terhadap pencemaran gas NO2 adalah paru-paru. Paru-paru yang
terkontaminasi oleh gas NO2 akan membengkak sehingga penderita sulit
bernafas yang dapat mengakibatkan kematiannya.
Udara yang mengandung gas NO dalam batas normal relatif aman dan
tidak berbahaya, kecuali bila gas NO yang tinggi dapat menyebabkan gangguan
pada sisitem saraf yang menyebabkan kejang-kejang. Bila keracunan ini terus
berlanjut akan dapat menyebabkan kelumpuhan. Gas NO akan menjadi lebih
berbahaya apabila gas itu teroksidasi oleh oksigen sehingga menjadi gas
NO2.Di udara nitrogenmonoksida (NO) teroksidasi sangat cepat membentuk
nitrogen dioksida (NO2) yang pada akhirnya nitrogen dioksida (NO2)
teroksidasi secara fotokimia menjadi nitrat.
2.3.1. Distribusi dan Penyebaran NOx
Dari seluruh nitrogen dioksida (NOx) yang dibebaskan ke udara, jumlah
yang terbanyak adalah dalam bentuk NO yang diproduksi oleh aktifitas bakteri.
Akan tetapi pencemaran NO dari sumber alami ini tidak merupakan masalah
karena tersebar secara merata sehingga jumlahnya menjadi kecil. Yang menjadi
masalah adalah pencemaran NO yang diproduksi oleh kegiatan manusia karena
jumlahnya akan meningkat pada tempat-tempat tertentu. Kadar NOx di udara
perkotaan biasanya 10 1000 kali lebih tinggi dari pada di udara pedesaan.
Emisi NOx dipengaruhi kepadatan penduduk karena sumber utama NOx yang
diproduksi manusia adalah dari pembakaran arang, bensin, minyak dan gas.
Berbagai jenis NOx dapat dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar
minyak (BBM) dan bahan bakar (BB) fosil lainnya pada temperatur tinggi, baik
sumber static maupun sumber bergerak seperti pembakaran pada kendaraan
bermotor, peleburan besi, pembangkit tenaga listrik dan proses industri yang
dibuang kelingkungan melalui cerobong pabrik-pabrik di daerah kawasan
industri. Penyebaran dan konsentrasi Berbagai jenis gas NOx di lingkungan
pada prinsipnya dipengaruhi oleh :
1. Topografi lokal

2. Keadaan meteorology

2.3.2. Dampak NOx Bagi Kesehatan


Udara yang tercemar oleh gas nitrogen dioksida tidak hanya berbahaya
bagi manusia dan hewan saja, tetapi juga berbahaya bagi kehidupan tanaman.
Pengaruh gas NO2 pada tanaman antara lain timbulnya bintik-bintik pada
permukaan daun. Pada konsentrasi lebih tinggi, gas tersebut dapat
menyebabkan nekrosis atau kerusakan pada jaringan daun, dalam keadaan
seperti ini daun tidak dapat berfungsi sempurna. Pencemaran udara oleh gas
NO2 juga dapat menyebabkan timbulnya Peroxy Acetil Nitrates yang disingkat
dengan PAN. PAN ini menyebabkan iritasi pada mata sehingga mata terasa
pedih dan berair.

2.4. Gas SOx


Gas sulfur dioksida (SO2) adalah gas yang tidak berbau bila berada pada
konsentrasirendah tetapi akan memberikan bau yang tajam pada konsentrasi
pekat.. Sulfur dioksida berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, seperti
minyak bumi dan batubara. Pembakaran batubara pada pembangkit listrik
adalah sumber utama pencemaran SO2. Selain itu berbagai proses industri
seperti pembuatan kertas dan peleburan logam-logam dapat mengemisikan SO2
dalam konsentrasi yang relatif tinggi.
SO2 adalah kontributor utama hujan asam. Di dalam awan dan air hujan
SO2 mengalami konversi menjadi asam sulfur dan aerosol sulfat di atmosfer.
Bila aerosol asam tersebut memasuki sistem pernafasan dapat terjadi berbagai
penyakit pernafasan seperti gangguan pernafasan hingga kerusakan permanent
pada paru-paru.Pencemaran SO2 pada saat ini baru teramati secara lokal di
sekitar sumber-sumber titik yang besar, seperti pembangkit listrik dan industri,
meskipun sulfur adalah salah satu senyawa kimia yang terkandung di dalam
bensin dan solar.Data dari pemantauan kontinu pada jaringan pemantau
nasional pada saat ini jarang mendapatkan SO2 sebagai parameter kritis,
kecuali pada lokasi-lokasi tertentu.Lokasi pemantauan di Surabaya UAQi,
Utara yang diduga menerima emisi jarak jauh dari sumber pencemar di daerah
Gresik kadangkala mendapatkan SO2 sebagai parameter kritis (data from DLH
Surabaya, 2005).KOnsentrasi SO2 yang relative tinggi juga ditemukan di
sekitar lokasi industri di daerah Karawang, walaupun secara umum nilai rata-
ratanya masih tetap berada di bawah ambang batas Baku Mutu Kualitas Udara
(data BPLHD Jabar, 2004).
Sepertiga dari jumlah sulfur yang terdapat di atmosfir merupakan hasil
kegiatan manusia dan kebanyakan dalam bentuk SO2. Dua pertiga hasil
kegiatan manusia dan kebanyakan dalam bentuk SO2. Dua pertiga bagian lagi
berasal dari sumber-sumber alam seperti vulkano dan terdapat dalam bentuk
H2S dan oksida. Masalah yang ditimbulkan oleh bahan pencemar yang dibuat
oleh manusia adalah ditimbulkan oleh bahan pencemar yang dibuat oleh
manusia adalah dalam hal distribusinya yang tidak merata sehingga
terkonsentrasi pada daerah tertentu. Sedangkan pencemaran yang berasal dari
sumber alam biasanya lebih tersebar merata. Tetapi pembakaran bahan bakar
pada sumbernya merupakan sumber pencemaran Sox, misalnya pembakaran
arang, minyak bakar gas, kayu dan sebagainya Sumber SOx yang kedua adalah
dari proses-proses industri seperti pemurnian petroleum, industri asam sulfat,
industri peleburan baja dan sebagainya. Pabrik peleburan baja merupakan
industri terbesar yang menghasilkan Sox. Hal ini disebabkan adanya elemen
penting alami dalam bentuk garam sulfida misalnya tembaga ( CUFeS2 dan
CU2S ), zink (ZnS), Merkuri (HgS) dan Timbal (PbS). Kerbanyakan senyawa
logam sulfida dipekatkan dan dipanggang di udara untuk mengubah sulfida
menjadi oksida yang mudah tereduksi. Selain itu sulfur merupakan kontaminan
yang tidak dikehandaki didalam logam dan biasanya lebih mudah untuk
menghasilkan sulfur dari logam kasar dari pada menghasilkannya dari produk
logam akhirnya. Oleh karena itu SO2 secara rutin diproduksi sebagai produk
samping dalam industri logam dan sebagian akan terdapat di udara.

2.4.1. Dampak SOx BagiKesehatan


Pencemaran SOx menimbulkan dampak terhadap manusia dan hewan,
kerusakan pada tanaman terjadi pada kadasr sebesar 0,5 ppm. Pengaruh utama
polutan Sox terhadap manusia adalah iritasi sistim pernafasan. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2
sebesar 5 ppm atau lebih bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi
terjadi pada kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi
kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit
khronis pada sistem pernafasan kadiovaskular. Individu dengan gejala penyakit
tersebut sangat sensitif terhadap kontak dengan SO2, meskipun dengan kadar
yang relatif rendah. Kadar SO2 yang berpengaruh terhadap gangguan kesehatan
adalah sebagai berikut :
Konsentrasi ( ppm ) Pengaruh
3 5 Jumlah terkecil yang dapat dideteksi dari baunya
8 12 Jumlah terkecil yang segera mengakibatkan iritasi tenggorokan
20 Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan iritasi mata
20 Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan batuk
20 Maksimum yang diperbolehkan untuk konsentrasi dalam waktu lama
50 100 Maksimum yang diperbolehkan untuk kontrak singkat ( 30 menit )
400 -500 Berbahaya meskipun kontak secara singkat

2.5. Gas O3
Ozon adalah sebuah molekul yang terdiri dari tiga atom oksigen yang
terikat bersama (O 3). Molekul ozon tidak stabil dan sangat reaktif. Ozon
digunakan sebagai pemutih, sebuah zat penghilang bau (deodorizing agent), dan
zat untuk sterilisasi udara dan air minum. Pada konsentrasi rendah, ozon
beracun.

2.5.1. Proses Pembentukan O3


Ozon ditemukan secara alami dalam konsentrasi kecil di stratosfer lapisan
atas atmosfer Bumi. Dalam lapisan atas atmosfer, ozon terbuat ketika
ultraviolet dari sinar matahari membelah molekul tunggal
oksigen (O2),sehingga terbentuk dua atom oksigen. Jika atom oksigen yang
terbelah bertabrakan dengan molekul oxogen, maka terbentuklan ozon. Ozon
Stratosfer disebut ozon baik karena dia melindungi permukaan bumi dari
bahaya sinar ultraviolet.
Ozon juga dapat ditemukan di troposphere, lapisan terendah
atmosfer. Ozon Troposfer (disebut ozon buruk) adalah ozon akibat perbuatan
manusia, bersumber dari polusi udara dari mesin pembakaran dalam (mesin
kendaraan) dan pembangkit tenaga listrik. Knalpot mobil dan emisi industri
menghasilkan gas nitrogen oksida(NOx) dan senyawa organik volatile (VOC),
yang merupakan produk sampingan dari pembakaran bensin dan batu
bara. NOx dan VOC bergabung secara kimiawi dengan oksigen untuk
membentuk ozon ketika cuaca cerah, kondisi temperatur tinggi pada akhir
musim semi, panas dan awal musim gugur. Tinggi ozon biasanya terbentuk di
panas siang dan sore hari, menghilang pada malam hari yang dingin.
Walaupun polusi ozon terbentuk terutama di perkotaan dan pinggiran
kota, tetapi ozon juga ada di daerah pedesaan. Hal tersebut disebakan oleh
tiupan angin dan dapat berada sejauh 402 km dari tempat asalnya di daerah
industri/perkotaan.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi
polusi ozon (sumber US EPA):
Batasi penggunakan mobil selama siang dan awal malam hari di akhir musim
semi, panas dan awal musim gugur.
Jangan menggunakan peralatan bertenaga bensin di lingkungan rumah selama
waktu tersebut.
Jangan mengisi bensin mobil Anda selama waktu tersebut.
Jaga agar mesin mobil dirawat dengan baik.
Pastikan tekanan ban mobil anda sesuai dengan anjuran.
Gunakan produk yang ramah lingkungan: cat, pembersih dan peralatan kantor
(beberapa bahan kimia ini adalah sumber VOC).
Menghemat energi.
2.5.2. Dampak O3 Bagi Kesehatan
Ozon telah menjadi suatu issu aktual karena kaitannya dengan satu efek
global pencemaran udara yaitu penipisan lapisan Ozon di atmosfer atas bumi
kita.Ozon merupakan salah atu pencemar udara yang terus meningkat
konsentrasinya.
Dampak ozon terhadap kesehatan manusia yaitu :
a. Dengan konsentrasi 0,3 ppm selama 8 jam akan menyebabkan iritasi pada
mata.
b. 0,3 1 ppm selama 3 menit s.d. 2 jam akan memberikan reaksi seperti
tercekik, batuk, kelesuan.
c. 1,5 2 ppm selama 2 jam akan mengakibatkan sakit dada batuk-batuk,
sakit kepala, kehilangan koordinasi serta sulit ekspresi dan gerak.

Ozon pada konsentrasi 0,3 ppm dapat berakibat iritasi terhadap hidung
dan tenggorokan. Kontak dengan ozon pada konsentrasi 1,0 3,0 ppm selama 2
jam mengakibatkan pusing berat dan kehilanan koordinasi pada beberapa orang
yang snsitif. Sedangkan kontak dengan konsentrasi 9,0 ppm selama beberapa
waktu dapat mengakibatkan endema pulmonari pada kebanyakan orang.
Kombinasi ozon dengan SO2 sangat berbahaya karena akan menyebabkan
menurunnya fungsi ventilasi apabila terpajan dalam jumlah yang besar.
Kerusakan fungsi ventilasi dapat kembali baik mendekati fungsi paru-paru
normal pada orang yang terpajan dalam tingkat rendah.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Lokasi Pengukuran Kualitas Udara.


a. Gerbang UNDIP

b. Dekanat Fakultas Teknik


c. FISIP / Teknik Sipil

d. Teknik Elektro
e. Rumah Sakit Undip

f. ICT Center
3.2. Analisa Partikulat Matter di Kawasan Undip
Berdasarkan hasil sampling parameter PM di kawasan UNDIP diperoleh
data sebagai berikut :
No. Titik Sampling Keterangan Hasil Sampling
(konsentrasi Pencemar)
1. Gerbang Undip Ambian Roadside 42,521 g/m3
2. ICT Center Ambien 0,29g/Nm3
3 DekanatFT Ambien 1,599
4. Teknik Elektro Roadside 1,0238 g/m3
5. Teknik Sipil Roadside
6. Rumah Sakit Undip Roadside 8,96 /3

Dari data di atas diketahui bahwa daerah dengan konsentrasi pencemar


PM yang paling tinggi adalah daeran Gerbang UNDIP dengan konsentrasi
42,521 g/m3. Hal ini dikarenakan gerbang UNDIP merupakan jalur strategis
yang paling banyak dilewati oleh kendaraan bermotor yang ingin masuk
maupun keluar kawasan UNDIP.
Untuk daerah ICT center diperoleh konsentrasi PM yang lebih kecil yaitu
0,29 g/m3. Hal ini dikarenakan titik sampling yang diambil tidak berada di
pinggir jalan melainkan di depan gedung ICT yang sangat jarang dilewati oleh
kendaraan bermotor. Dan turunnya hujan menjadi salah satu faktor kecilnya
konsentrasi PM yang didapat pada saat sampling. Hujan terjadi 5 jam setelah
sampling berlangsung dan terjadi selama 2 jam.
Untuk daerah Dekanat FT juga diperoleh konsentrasi PM yang kecil yaitu
1,599 . Sama seperti ICT center, sampling dilakukan di depan gedung
dekanat bukan di pinggir jalan. Hal ini juga dikarenakan jumlah kendaraan
bermotor yang masuk ke kawasan dekanat tidak banyak Turunnya hujan juga
menjadi faktor kecilnya konsentrasi PM yang didapat.
Untuk daerah Teknik Elektro di dapat konsentrasi PM sebesar 1,0238
g/m3 . Data ini didapat lebih kecil karena faktor banyaknya pohon yang berada
disekitar lokasi sampling, sehingga kosentrasi PM yang tersebar di udara
terserap oleh pohon tersebut.
Sedangkan lokasi sampling yang berada di rrumah sakit, diperoleh data
sebesar 8,96 /3 , walaupun metode sampling berupa roadside, namun
angka ini paling kecil diantara titik sampling yang lain dikarenakan lokasi
sampling yang jarang dilalui oleh kendaraan dan banyaknya pohon yang
tumbuh disekitar lokasi sampling.
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas udara di
kawasan Undip berdasarkan parameter PM masih tergolong baik. Karena masih
berada dibawah baku mutu udara ambient menurut PP No.41 tahun 1999.
Tabel Baku Mutu Udara Ambien Menurut PP No.41 Tahun 1999
Lama
No Parameter Nilai TSP
Pengukuran
1 TSP (PP No. 41 24 jam 230
thn. 1999 (g/Nm3)
2 TSP hasil 24 jam 1,599
sampling (g/Nm3)
3.3. Analisa Pencemar Gas di Kawasan UNDIP ( SOx, Nox, O3, CO )
Berdasarkan hasil sampling parameter gas (SOx, Nox, O3, Co) di
kawasan Undip diperoleh data sebagai berikut :
No. Titik Sampling Keterangan SOx NOx O3 CO
1. Gerbang Ambian 22,2 g/m3 26,9 g/m3 8,4 g/m3 32,44 g/m3
Undip Roadside
2. ICT Center Ambien 8,788 g/m3 4,92 g/m3
3 Dekanat FT Ambien , / , / 3,06/3
4. Teknik Elektro Roadside 34,35g/m3
5. Teknik Sipil Roadside 151,49 g/m3 181,42 g/m3 125,56 g/m3
6. Rumah Sakit Roadside 190,54 mg/m3 12,57 mg/m3 38,24mg/m3 42 g/m3
Undip

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa lokasi dengan konsentrasi


pencemar gas yang tinggi terjadi di daerah kampus Teknik Sipil, hal tersebut
dikarenakan lokasi yang sering dilewati kendaraan dan jalannya belum beraspal
(jalan tanah). Selain itu, karena kendaraan yang melewati daerah tersebut
banyak karena rata-rata mahasiswa FISIP/Sipil membawa kendaraan (mobil).
Tempat pengambilan sampling berlokasi di depan parkiran sehingga banyak
SO2 yang tertangkap karena banyaknya kendaraan yang keluar masuk parkiran
dan yang berhenti dengan keadaan mesin masih menyala.

Sumber : PP/No/41/ 1999


Data di atas jika dibandingkan baku mutu udara ambien nasional menurut
PP/No/41/ 1999 masih jauh dibawah baku mutu sehingga dapat dikatakan
kualitas udara di kawasan UNDIP berdasar parameter gas masih tergolong baik.
BAB IV
KESIMPULAN

4.1. Kesimpulan
Dari pengukuran kualitas udara yang dilakukan di wilayah kampus UNDIP
dengan titik sampling di Gerbang UNDIP, ICT Center, Kampus Teknik Sipil,
Dekanat Fakultas Teknik, Kampus Teknik Elektro dan Rumah Sakit UNDIP, dapat
disimpulkan bahwa kualitas udara terukur masih baik karena masih dibawah standar
baku mutu udara ambien menurut PP No.41 Tahun 1999.

4.2. Saran
Pengukuran sampling seharusnya memperhatikan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi pengukuran kualitas udara.Seperti lokasi yang jauh dari gedung dan
pepohonan, Hujan, dan Human Error.
Apabila saat melakukan pengukuran terjadi hujan, seharusnya sampling
dilakukan lagi 6 jam setelah hujan agar data yang didapatkan valid.
Memperkecil terjadinya human error saat pengukuran maupun saat
perhitungan konsentrasi pencemar, agar data tidak mengalami perubahan dari yang
seharusnya.
DAFTAR PUSTAKA

Aditama, T. 1992. Polusi Udara dan Kesehatan. Arcan. Jakarta.


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16641/3/Chapter%20II.pdf
http://www.scribd.com/doc/45773275/Proposal-Pencemud-Gita
http://mimpipribumi.wordpress.com/2010/02/19/pencemaran-ozon/
http://putraprabu.wordpress.com/2008/12/31/dampak-ozon-o3-terhadap-kesehatan/

Anda mungkin juga menyukai