Media Lingkungan Air Udara Pangan Vektor
Media Lingkungan Air Udara Pangan Vektor
Kelompok 5
PROGRAM S1 REGULER
DEPOK
OKTOBER 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatnya
lah makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan wujud
pengertian kami atas materi Penyakit Berbasis Lingkungan \
Makalah ini dibuat oleh home group lima dengan referensi buku-buku
yang berkaitan dengan materi yang dikaji. Makalah yang kami buat ini mungkin
masih jauh dari sempurna oleh karena itu kami sangat menerima kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca. Selain itu kami juga berterima kasih kepada
Prof. dr. Umar Fahmi Ahmadi MPH., Ph.D dan Ibu Ema Hermawati S.Si., M.KM.
sebagai dosen mata kuliah ini yang telah membimbing kami membuat makalah
ini. Harapan kami semoga makalah ini kelak berguna untuk fasilitator dan para
mahasiswa dan mahasiswi lainnya untuk meningkatkan pengetahuan dan
wawasan secara umum.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya untuk dosen, peserta didik dan setiap mahasiswa
yang membaca makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk setiap yang
membacanya.
Home Group 5
i
DAFTAR ISI
2.1.6 Syarat Kualitas Mikrobiologi, Kimia, dan Fisik Air Bersih Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan ........................................................................... 7
2.1.8 Agen-Agen Kimia pada Air Tercemar dan Dampak Terhadap Kesehatan
....................................................................................................................... 11
2.1.9 Agen-Agen Fisik pada Air Tercemar dan Dampak Terhadap Kesehatan
....................................................................................................................... 13
ii
2.1.12 Sektor yang Terlibat Dalam Pencemaran Air ..................................... 17
iii
2.4.1 Definisi Vektor ..................................................................................... 67
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui komponen lingkungan di dalam air dan udara
2. Mengetahui agen-agen pencemaran air dan dampaknya terhadap kesehatan
manusia
3. Mengetahui agen-agen pencemaran udara dan dampaknya terhadap
kesehatan
4. Mengetahui peran makanan terhadap kesehatan masyarakat
5. Mengetahui mekanisme kontaminasi makanan oleh agen-agen lingkungan
6. Mengetahui peran dan mekanisme vektor dalam menyebarkan penyakit
terhadap manusia
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 AIR
Secara teori, terdapat tiga jenis sumber air bersih, yaitu air hujan (air
angkasa), air permukaan, dan air tanah. Berikut ini merupakan sumber air
berdasarkan kualitasnya.
a) Air Hujan (Air Angkasa)
Dari kualitas airnya, air angkasa belum terkontaminasi namun mudah
merusak logam. Air angkasa terdiri dari embun, air hujan, dan salju. Air
hujan merupakan air angkasa yang jatuh ke permukaan tanah.
b) Air Permukaan
Pada umumnya, air permukaan telah terkontaminasi zat-zat yang bersifat
merusak seperti bakteri dan zat-zat kimia serta kaya akan O2 dan CO2. Air
permukaan merupakan air yang terdapat pada permukaan bumi. Air
permukaan meliputi air sungai, danau, telaga, waduk, dll.
c) Air Tanah
Air tanah merupakan air yang terdapat di dalam tanah. Kebanyakan air
tanah berasal dari air permukaan yang meresap ke dalam tanah. Pada
umumnya, kualitas air tanah akan menjadi baik apabila telah melalui
penyaringan yang sempurna.
3
2.1.3 Cara Menjaga Ketersediaan Air Bersih
4
limbah rumah tangga di muara atau sepanjang aliran air bersih untuk
menjaga kualitas air.
Air hujan bukan lagi merupakan air murni dengan susunan kimia sebagai
H2O. Berbagai proses alam maupun berbagai kegiatan manusia yang
menghasilkan limbah baik gas maupun zat padat berupa debu dapat berpengaruh
5
terhadap kualitas air hujan. Proses terjadinya hujan yang dimulai dengan
terbentuknya uap air karena pendinginan,terbentuknya titik-titik air karena adanya
inti kondensasi yang berupa debu mateorik maupun garam sudah memasukkan zat
lain ke dalam titik air sehingga komposisinya bukan lagi mumi H2O. Di atmosfer
terdapat berbagai macam gas. Nitrogen, SOX, CO2, oksigen dan lain sebagainya.
Ketika titik-titik air tersebut cukup besar dan jatuh kepermukaan bumi, selama
proses jatuhnya terlarut gas-gas yang terdapat di atmosfer. Di atmosfer terdapat
pula debu, baik yang dikeluarkan melalui proses alam maupun oleh aktivitas
manusia (dari pabrik misalnya). Debu tersebut dapat terbawa jatuh oleh air hujan,
dan beberapa bagian daripadanya akan larut dalam air hujan yang menyebabkan
berubahnya komposisi air hujan tersebut. Aktivitas vulkanisme yang
menghasilkan gas sulfatar (SO2) menyebabkan hujan yang jatuh di daerah gunung
api aktif mempunyai komposisi yang kaya akan kadar SO4.
6
2.1.5 Pencemaran Air
2.1.6 Syarat Kualitas Mikrobiologi, Kimia, dan Fisik Air Bersih Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan
A. Persyaratan Mikrobiologi
Menurut permenkes no 492/menkes/per/IV/2010, persyaratan
mikrobiologis yang menyatakan kualitas air adalah :
a. Bakteri Eschericia coli dalam satuan 100 ml sampel, jumlah maksimal
yang boleh ada adalah 0.
b. Bakteri koliform dalam satuan 100 ml sampel, jumlah maksimal yang
diperbolehkan sebanyak 0.
B. Persyaratan Kimia
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
907/MENKES/SK/VII/2002, persyaratan ambang batas kimia air adalah
sebagai berikut:
7
Jika dalam penjabarannnya adalah seperi dibawah ini:
a) Air bersih harus berada pada pH netral
pH adalah merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan
intensitas keadaan asam atau basa sesuatu larutan (Sutrisno, 2004:32).
Dikatakan airmemiliki PH netral jika PH nya berada pada rentang 6-8.
Untuk itu diperlukan pengendalian bahan bahan kimia pencemar
kualitas air. Karena bahan bahan kimia tersebut rata rata dapat membuat
PH menjadi asam
b) Tidak mengandung bahan kimia beracun
Air yang berkualitas baik tidak mengandung bahan kimia beracun dan
berbahaya dalam kadar melebihi ambang bats seperti yang ditunjukka
pada gambar diatas.
c) Tidak mengandung garam-garam atau ion-ion logam.
Air yang berkualitas baik tidak mengandung garam atau ion-ion logam
seperti Fe, Mg, Ca, K, Hg, Zn, Cl, Cr, dan lain-lain dalama kadar yang
melebihi ambang batas (Kusnaedi, 2004).
d) Kesadahan rendah
Kesadahan adalah merupakan sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-
ion (kation) logam valensi dua (Sutrisno,2004). Untuk itu Air bersih
harus memilikki kesadahan rendah dengan bebas dari bahan bahan kimia
yang mencemari sungai
8
Peraturan Menteri Kesehatan R.I No. 416/MENKES/PER/IX/1990
C. Persyaratan Fisik
9
itu air yang keruh sulit didesinfeksi, karena mikroba patogen dapat
terlindung oleh partikel tersebut (Slamet, 2007).
3. Tidak Berasa : Air yang tidak tawar mengindikasikan adanya zat-zat
tertentu di dalam air tersebut.
4. Suhu : Air yang baik tidak boleh memiliki perbedaan suhu yang
mencolok dengan udara sekitar (udara ambien). Di Indonesia, suhu air
minum idealnya 3 C dari suhu udara di atas atau di bawah suhu
udara berarti mengandung zat-zat tertentu (misalnya fenol yang
terlarut) atau sedang terjadi proses biokimia yang mengeluarkan atau
menyerap energi air (Kusnaedi, 2002).
5. TDS : Total Dissolved Solid/TDS, adalah bahan-bahan terlarut
(diameter < 10 -6 -10 -3 mm) yang berupa senyawa-senyawa kimia dan
bahan-bahan lain (Effendi, 2002). Bila TDS bertambah maka
kesadahan akan naik. Kesadahan mengakibatkan terjadinya
endapan/kerak pada sistem perpipaan.
10
semakin tercemar air. Zat etionin yang dihasilkan bakteri ini dapat
menimbulkan kanker.
c. Dysentery bacillus.
Dysentry bacillus merupakan bakteri berbentuk batang yang
menyebabkan penyakit disentri. Gejala yang ditimbulkan adalah diare
berat sampai mengeluarkan darah/lendir, muntah muntah, nyeri perut,
kram perut, dan demam tinggi.
d. Bacillus thypus
Bakteri yang berbentuk batang ini menyebabkan penyakit tifus. Gejala
yang ditimbulkan adalah demam, sakit perut, mual, muntah, dan lidah
berwarna putih.
e. Vibrio chloreae
Bakteri ini menimbulkan penyakit kolera, yang memiliki gejala diare,
muntah muntah, tekanan darah rendah, detak jantung yang menjadi
cepat, dank ram otot.
f. Virus Hepatitis A
Virus yang menyebabkan penyakit hepatitis A ini terdapat pada
makanan atau air yang tercemar, sehingga menimbulkan gejala kulit
dan mata berwarna kuning, urin berwarna gelap, nyeri otot, demam,
serta kehilangan nafsu makan.
g. Virus polio
Virus polio terdapat pada air atau makanan yang terkontaminasi oleh
tinja, sehingga menimbulkan kelumpuhan kepada penderita.
11
Benzena
Jika terpapar dan mengenai kulit dapat merusak dan melumpuhkan sistem
saraf
Arsen
Arsen (As) adalah logam yang mudah patah, berwarna keperakan dan
sangat toksik. As biasanya digunakan untuk racun tikus. Keracunan akut
menimbulkan gejala muntaber disertai darah, disusul dengan koma, mual,
diare, pendarahan pada ginjal, dan kanker kulit. As dapat menimbulkan
iritasi, alergi, dan cacat bawaan.
Chloroform
Jika terpapar dapat merusak sistem saraf
Timbal
Jika terpapar dan dimasukka via oral oleh media air dapat menyebabkan
kerusakan tenggorokan
Merkuri
Merkuri atau air raksa (Hg) adalah logam berat yang bersifat racun.
Biasanya secara alami ada dalam air dengan konsentrasi yang sangat kecil.
Pencemaran air oleh merkuri umumnya akibat limbah-limbah industri.
Keracunan Hg akan menimbulkan gejala gangguan pada :
a) Susunan saraf pusat (SSP), seperti kelainan kepribadian, pikun,
insomnia, kehilangan kepercayaan diri, iritasi, depresi, dan rasa
ketakutan.
b) Gastro-intestinal (GI), seperti stomatis, hipersalivasi, colitis, sakit
saat mengunyah, ginggivitis, garis hitam pada gusi, dan gigi mudah
lepas.
c) Kulit, seperti dermatritis dan ulcer. Hg organik cenderung merusak
susunan saraf pusat, sedangkan Hg anorganik biasanya merusak
ginjal, dan menyebabkan cacat bawaan.
DDT
Dapat merusak sistem saraf
Belerang
Dapat membuat darah menjadi asam
12
2.1.9 Agen-Agen Fisik pada Air Tercemar dan Dampak Terhadap Kesehatan
Agen fisik merupakan agen yang sifatnya dapat disentuh dan dirasakan.
13
2.1.10 Mekanisme Masuknya Agen Mikroorganisme, Kimia, dan Fisik ke
Dalam Sumber Air Bersih
Pada dasarnya, pencemaran sumber air berasal dari industri, rumah tangga,
dan pertanian yang terjadi melalui beberapa cara. Agen-agen pencemar sumber air
tersebut antara lain:
Bahan kimia
a. Insektisida untuk pemberantas hama
Pemakaian insektisida pada lahan pertanian biasanya meliputi daerah
yang sangat luas sehingga akan menyisakan insektisida yang cukup
banyak pada lingkungan. Sisa bahan insektisida ini dapat sampai ke
sumber air melalui pengairan sawah, hujan pada daerah pertanian yang
kemudian mengalir pada sumber air. Insektisida ini bersifat racun bila
masuk ke sumber air karena sulit didegradasi oleh mikroorganisme.
Selain itu, senyawa minyak bumi sering dicampur pada bahan
insektisida sehingga bila masuk ke sumber air akan menyebabkan
permukaan air tertutup oleh lapisan minyak.
b. Pupuk pertanian
Selain menggunakan insektisida, sektor pertanian juga melakukan
pemupukan pada tanamannya. Biasanya, pupuk pertanian ini
mengandung unsur fosfat dan nitrat. Bila material dari pupuk ini masuk
ke sumber air bersih melalui cucian air hujan yang mengalir ke sumber
air, maka akan meningkatkan unsur zat-zat hara di perairan. Hal ini
dapat menyebabkan tidak terkontrolnya pertumbuhan ganggang atau
enceng gondok menjadi pesat. Peristiwa ini disebut eutrofikasi yang
pada akhirnya menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut pada
sumber air tersebut.
c. Zat warna kimia
Hampir semua industri menggunakan zat warna kimia dalam proses
pembuatan produknya. Zat warna ini merupakan racun bagi tubuh
manusia karena bisa memicu tumbuhnya sel-sel kanker yang biasanya
masuk melalui konsumsi air minum. Zat warna ini dapat sampai ke
14
sumber air melalui limbah industri yang tidak diproses secara ramah
lingkungan yang kemudian di buang ke saluran perairan.
Agen Fisik
a. Ion logam penyebab korosi
Ion logam ini merupakan bahan anorganik yang sulit terdegradasi oleh
mikroorganisme di lingkungan yang biasanya berasal dari limbah
industri. Peningkatan logam ion logam pada air akan terjadi bila masuk
ke perairan. Ion Mg dan Ca dapat menyebabkan air sadah yang
menimbulkan sifat korosi dan endapan atau kerak pada besi. Biasanya
ion-ion ini masuk ke sumber air melalui pipa atau peralatan lain dari
industri yang terbuat dari besi yang menyalurkan limbah ke saluran
perairan sehingga menyebabkan pencemaran pada sumber air. Selain
itu, ion logam berat seperti Pb, Cd, atau Hg yang bersifat racun bila
terdapat pada air akan menyebabkan air menjadi tidak layak minum.
b. Serpihan kayu
Serpihan kayu ini berasal dari industri yang tidak membersihkan
dengan baik sisa-sisa proses pembuatan produknya sehingga serpihan
ini dapat masuk ke sumber air melalui tiupan angina atau melalui
saluran air yang menuju sumber air di lingkungan.
Mikroorganisme
Biasanya mikroorganisme patogen yang terdapat dalam sumber air
menjadi penyebab penyakit yang digolongkan dalam waterborne
disease. Beberapa mikroorganisme ini antara lain:
Salmonella typhosa melalui limbah industri akibat kesalahan
metode pemurnian air dan kontaminasi silang antara pipa air dan
saluran air limbah; penyebab tifus
Shigella dysentery melalui feses yang tercemar ke sumber air;
penyebab disentri
Escherichia coli melalui feses yang tercemar ke sumber air;
penyebab diare
15
Vibrio cholera penyebab kolera
Di industri :
16
Pembatasan pestisida.
Penyemprotan pestisida searah dengan angin.
Penyaringan limbah.
Pembatasan penggunaan detergen.
Monitoring agen kimia berbahya di pabrik.
Tidak melimpahkan sampah B3 ke sumber air dan harus dikelola sendiri
atau tidak mampu diserahkan kepada pihak yang mampu (UU. No. 32
Pasal 59 Ayat 1 dan 3 tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup).
1. SEKTOR INDUSTRI
Beberapa peraturan yang mengatur tentang pengolahan limbah cair
pada sektor industri antara lain :
17
a. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.51 Tahun 1995
tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri, di dalam
keputusan ini membahas tentang baku mutu limbah cair yang
diperbolehkan dibuang ke lingkungan. Termasuk di dalamnya debit
dan kadar limbah yang boleh dibuang ke limgkungan.
b. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.3 Tahun 1998
tentang baku mutu limbah cair bagi kawasan industri, pada
keputusan menteri ini dijelaskan mengenai apa yang harus
dilakukan oleh penanggung jawab industri dan membahas
mengenai perhitungan beban pencemaran air maksimum untuk
menentukan mutu limbah cair.
c. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.111 Tahun 2003
tentang pedoman mengenai syarat dan tata cara perizinan serta
kajian pembuangan air limbah ke air atau sumber air yang
membahas mengenai peraturan mengenai pembuangan limbah,
seperti tidak boleh membuang limbah cair yang mengandung
radioaktif, dan juga melarang gubernur atau bupati untuk
memberikan surat izin pembuangan limbah serta izin pembuangan
air limbah ke tanah.
d. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.8 Tahun 2007
tentang baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan industri
petrokimia hulu yang membahas mengenai pengertian industri
petrokimia yaitu industri yang mengolah bahan baku berupa
senyawa-senyawa hidrokarbon cair atau gas (natural hydrocarbon)
menjadi senyawa-senyawa kimia berupa olefin, aromatik dan
syngas yang mencakup industri yang menghasilkan etilen,
propilen, butadiene, benzene, etilbenzene, toluen, xylen, styren dan
cumene.
e. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.9 Tahun 2007
tentang baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan industri
rayon membahas mengenai baku mutu air limbah yang dibuang
oleh industri rayon yaitu industri yang memproduksi serat dengan
18
cara regenerasi polimer selulosa yang diperoleh dari kayu atau sisa
kapas pendek.
f. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.10 Tahun 2007
tentang baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan industri
purified terephthalic acid and poly ethylene terephthalate yang
membahas mengenai baku mutu limbah oleh industri purified
terephthalic and poly ethylene terephthalate yang merupakan usaha
dan/atau kegiatan yang melakukan proses oksidasi para xylene
menjadi bahan baku untuk industri poly ethylene terephthalate dan
poliester
g. Undang Undang No. 5 Tahun 1984 tentang perindustrian yang
membahas mengenai apa yang harus dilakukan dan diketahui oleh
perusahaan industri. Perusahaan industri harus mampu
melaksanakan upaya pencegahan timbulnya kerusakan dan
pencemaran oleh limbah industri.
h. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: KEP-
51/MENLH/10/1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi
Kegiatan Industri, yang berisi mengenai pengendalian limbah cair
dengan penetapan baku mutu limbah cair bagi tiap-tiap jenis
industri. Baku Mutu Limbah Cair Industri adalah batas maksimum
limbah cair yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan. Selain itu
juga mengatur mengenai kewajiban penanggung jawab kegiatan
industri untuk mencegah tercemarnya air pada pasal 5.
2. SEKTOR TRANSPORTASI
a) Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia, Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/2011 tentang Pedoman
Penggunaan Sumber Daya Air
Pencegahan pencemaran air merupakan akibat transportasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b dilakukan oleh
instansi teknis yang bertanggung jawab di bidang lalu lintas,
19
angkutan sungai, danau, dan penyeberangan serta berkoordinasi
dengan pengelola sumber daya air dengan cara:
memeriksa cara operasi alat transportasi sehingga tidak
memberikan dampak negatif berupa pencemaran air akibat
turbulensi yang mengganggu stabilitas material dasar.
memeriksa kebocoran minyak pelumas/bahan bakar minyak
(BBM) pada alat transportasi.
Dalam hal pemeriksaan kebocoran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b diperoleh hasil yang menunjukkan kebocoran
minyak pelumas/BBM pada alat transportasi, dapat dilakukan
perintah perbaikan alat transportasi untuk menghentikan kebocoran
minyak pelumas/BBM, pelarangan pengoperasian alat transportasi
yang kebocoran minyak pelumas/BBM tidak dapat dihentikan.
Ketentuan teknis mengenai pelaksanaan pemeriksaan cara
operasi alat transportasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a mengikuti norma, standar, pedoman, dan kriteria di bidang lalu
lintas, angkutan sungai, danau, dan penyeberangan.
Pencegahan kerusakan sumber air dan prasarananya akibat
transportasi oleh pengelola sumber daya air sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 huruf c dilakukan dengan cara:
a. penelusuran berkala untuk melakukan pemantauan dan
evaluasi; dan
b. pemberian rekomendasi teknis pengaturan kecepatan pada
alat transportasi dan besaran tonase alat transportasi.
Pencegahan kerusakan sumber air dan prasarananya akibat
transportasi oleh pengguna sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
huruf c dilakukan dengan cara menaati aturan kecepatan dan
besaran tonase alat transportasi
3. SEKTOR PERTAMBANGAN
Pada sektor pertambangan,air yang sudah tercemar harus melalui
tahap pengolahan limbah sebelum dibuang ke lingkungan.
20
a. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 113 Tahun
2003
Pasal 6
Setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan pertambangan
wajib melakukan pengolahan air limbah yang berasal dari kegiatan
penambangan dan air limbah yang berasal dari kegiatan
pengolahan/pencucian, sehingga mutu air limbah yang dibuang ke
lingkungan tidak melampaui baku mutu air limbah yang telah
ditetapkan dalam lampiran Keputusan ini.
21
bagi usaha dan/atau kegiatan minyak dan gas serta panas bumi
yang berisi mengenai apa yang harus dilakukan oleh perusahaan
minyak dalam mengolah limbah serta mencegah limbah dengan
baku mutu yang tinggi masuk ke lingkungan
4. SEKTOR PERTANIAN
Pada sektor pertanian, yang menyebabkan pencemaran udara
biasanya dikarenakan penggunaan pestisida, herbisida, fungisida, serta
penggunaan pupuk yang berlebihan.
a. Pasal 35 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air penyebutkan bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan yang akan
memanfaatkan air limbah ke tanah untuk aplikasi pada tanah wajib
mendapat izin tertulis dari bupati/walikota. Pemanfaatan air limbah
pada tanah, yang pada umumnya dilakukan untuk kegiatan
pertanian sebagai substitusi pupuk, meliorasi, maupun untuk
penyiraman.
b. Pasal 38 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap penanggung jawab
usaha dan/atau kegiatan yang membuang air limbah ke air atau
sumber air wajib menaati persyaratan yang ditetapkan dalam izin.
5. SEKTOR PETERNAKAN
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.11 Tahun 2009 tentang baku
mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan peternakan sapoi dan babi
yang berisi mengenai kewajiban penanggung jawab usaha peternakan
sapi dan babi di antaranya melakukan pengolahan air limbah sehingga
mutu air limbah yang dibuang tidak melampaui baku mutu air limbah,
menggunakan sistem saluran air limbah kedap air, dan lain-lain.
23
2.2 UDARA
2.2.1 Definisi Udara
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang
mengelilingi bumi dan komponen campuran gas tersebut tidak selalu konstan
(Fardiaz, 1992). Udara juga merupakan zat yang paling penting setelah air
dalam memberikan kehidupan di permukan bumi. Selain memberikan oksigen,
udara juga menghantarkan suara, bunyi-bunyian, pendingin benda-benda yang
panas dan dapat pula menjadi media penyebaran penyakit pada manusia.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1407/MENKES/SK/XI/2002 tentang Pedoman Pengendalian Dampak
Pencemaran Udara, udara ambien adalah udara bebas dipermukaan bumi pada
lapisan troposfir yang berada di dalam wilayah yurisdiksi Republik Indonesia
yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan
unsur lingkungan hidup lainnya.
25
kadarnya dapat berbeda menurut banyaknya sinar matahari yang
menyinari bumi dan panas yang sampai ke bumi.
f. Curah hujan
Curah hujan dapat menyerap pencemar gas tertentu ke dalam partikel air,
serta dapat menangkap partikel debu, yang kemudian akan dibawa jatuh ke
bumi. Dengan demikian pencemar dalam bentuk partikel dapat berkurang
konsentrasinya akibatnya turunnya hujan.
Polutan sekunder adalah polutan yang terjadi karena reaksi lebih dari 2
bahan pencemar. Contohnya: ozone, formaldehid, PAN (Peroxy acyl
nitrat).
26
2.2.2.1 Pencemaran Udara Alami
27
- Sumber area: Serangkaian sumber-sumber kecil yang bersama-sama
dapat mempengaruhi kualitas udara di suatu daerah. Contoh: kebakaran
hutan, konstruksi, dan jalanan yang tidak beraspal.
Sumber bergerak dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Yang bergerak di jalan (on-road), contoh: Asap knalpot kendaraan
pribadi dan transportasi umum (Bajaj, Bus, dan Angkot)
- Yang bergerak bukan di jalan (non-road), contoh: Kereta api, kapal laut,
pesawat, traktor dan lain-lain.
Sumber gabungan yaitu sumber pencemar udara yang dihasilkan dari
proses industri atau emisi rumah tangga dan sekaligus dari asap knalpot
transportasi umum. Contoh seperti ini umumnya sering ditemui di
perkotaan metropolitan.
Temperatur Keterangan
28
b. Kelembaban Relatif
29
Ventilasi merupakan proses, dimana udara bersih dialirkan ke
dalam ruang udara dan udara kotor dialirkan keluar. Kualitas udara dalam
ruangan tergantung pada udara luar ruangan. Apabila udara luar ruangan
baik, maka udara dalam ruangan juga baik, jika udara luar kotor, maka
udara dalam ikut tercemar. Ventilasi yang buruk akan memengaruhi
kesehatan, terutama sistem pernapasan. Zat zat yang terkandung dalam
udara yang tercemar dapat menimbulkan ISPA atau penyakit pernapasan
lainnya.
g. Kebisingan
Debu adalah salah satu bahan yang sering disebut partikel yang
melayang di udara (Suspended Particulate Matter/SPM) dengan ukuran 1-
500 mikron. Dalam kasus pencemaran udara, baik dalam maupun di luar
gedung (Indoor and Outdoor Pollution), debu sering dijadikan indicator
pencemaran yang digunakan untuk menunjukan tingkat bahaya baik
terhadap lingkungan maupun terhadap kesehatan dan keselamatan kerja.
Partikel debu akan berada di udara dalam waktu yang relative lama dalam
keadaan melayang-layang di udara kemudian masuk ke dalam tubuh
manusia melalui pernapasan. Bahaya debu bagi kesehatan yakni dapat
membahayakan mata hingga dapat membuat mata sulit tembus pandang.
Selain itu juga dapat menyebabkan Pneumokoniosis penyakit yang
menganggu sistem pernafasan terutama pada paru-paru akibat dari debu
mineral pembentukan jaringan parut.
i. Silika
30
bisa dikatakan sangat kecil dan tajam, dan apabila silica tersebut terhirup
oleh manusia dapat mengganggu sistem pernapasan, dampak kesehatan
lainnya dari silica adalah silicosis hal ini terjadi akibat silica bebas (SiO2)
yang terdapat dalam debu terhirup waktu bernapas dan tertimbun dalam
paru-paru, pada umumnya penyakit ini dapat menyerang para pekerja
tambang dan bangunan.
31
penderita penyakit bronkitis dan emfisema, dan juga memperburuk kondisi
jantung pada orang-orang yang berisiko terkena penyakit jantung.
c) Cadmium atau Cd:
Cadmium (Cd) merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya
karena elemen ini berbahaya terhadap pembuluh darah. Karena bisa
membuat kadar ph dalam darah menjadi basa sehingga membuat darah
susah untuk menangkap oksigen akibat matinya sel darah merah
d) Timah
Keberadaan timbal dalam tubuh dapat berpengaruh dan mengakibatkan
berbagai gangguan fungsi jaringan dan metabolisme. Gangguan mulai dari
sintesis haemoglobin darah, gangguan pada ginjal, system reproduksi,
penyakit akut atau kronik sistem syaraf serta gangguan fungsi paru-paru.
Pengaruh lain yang sangat mengkawatirkan kita, bahwa seorang anak kecil
dapat menurun dua point tingkat kecedasannya jika terdapat 10 20 g/dl
pb dalam dalam darahnya. Beberapa penelitian juga mendapatkan bahwa
timbal dapat merusak jaringan saraf, fungsi ginjal, menurunkan
kemampuan belajar dan membuat anak hiperaktif. Kondisi dapat
dijelaskan bahwa jaringan lunak tubuh yang dapat menyerap Pb antara lain
otak, hati, limfa, ginjal dan sumsum belakang dalam bentuk Pb posfat,
kemudian mengalami redistribusi.
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang
mengelilingi bumi. Udara merupakan campuran gas-gas meliputi 78% nitrogen
(N2), 20% oksigen (O2), 0.93% Argon (Ar), 0.03% karbon dioksida (CO2), dan
sisanya terdiri dari gas lain seperti helium (He), metana (CH4), neon (Ne), dan
hidrogen (H2). Sebaliknya, apabila terjadi penambahan gas-gas lain yang
menimbulkan gangguan serta perubahan komposisi tersebut, maka dikatakan
udara sudah tercemar. Pencemaran udara adalah perubahan kimiawi, dapat berupa
pengurangan maupun penambahan salah satu komponen kimia yang terkandung
dalam udara.
32
Tabel 2. Sumber Polusi Udara dari Agen Biologik
Arthropoda Tungau Debu
Serangga Nyamuk, lalat
Hewan Domestik Kucing, anjing, burung
Pengerat Babi, tikus
Dalam ruangan (yang tumbuh pada
Jamur permukaan interior atau sistem AC):
Penicilium, Aspergillus, Cladosporium
Bakteri Legionella, Mycobacterium tuberculosis
Virus Virus Influenza, Virus Cacar
33
2.2.6 Indoor Air Pollution
Pencemaran pada mutu udara dalam suatu ruang dan udara yang akan
dimasukkan ke dalam ruang atau gedung yang ditempati oleh manusia, sehingga
udara yang dipergunakan dalam ruang atau gedung tersebut tidak memenuhi
syarat kesehatan.
a) Sumber-Sumber Pencemaran Udara Indoor
34
Beberapa kondisi yang potensial menyebabkan polusi udara di dalam
gedung adalah kepadatan manusia, bahan material dan dekorasi interior,
sistem ventilasi dan pemanasan, keberadaan jamur dan bakteri, gas
berbahaya, radiasi, benzena, bahan kimia penyebab leukemia yang berasal
dari bahan bakar, produk-produk rumah tangga dan asap tembakau. Dilihat
secara kimiawi, bahan pencemar utama udara (major air pollutants) adalah
golongan oksida karbon (CO, CO2), oksida belerang (SO2, SO3), oksida
nitrogen (NO, NO3), partikel (asap, debu, metal, garam sulfat), senyawa
inorganik, hidrokarbon, energi panas (suhu) dan kebisingan (Soedomo,
2001).
Baku mutu udara ambien adalah ukurang batas atau kadar zat, energi,
dan/atau komponen yang ada atau yang seharusnya ada dan/atau unsur
pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam udara ambien.
2) Penetapan baku mutu emisi
Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dalam
suatu kegiatan yang masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam udara
ambien yang mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi unsur
35
pencemar. Mutu emisi adalah emisi yang boleh dibuang oleh suatu
kegiatan udara ambien.
3) Penetapan baku tingkat gangguan
Emisi gas buang kendaraan bermotor adalah batas maksimum zat atau
bahan pencemar yang boleh dikeluarkan langsung dari pipa gas buang
kendaraan bermotor.
5) Penetapan ambang batas kebisingan kendaraan bermotor
Ambang batas kebisingan kendaraan bermotor adalah batas maksimim
energi suara yang boleh dikeluarkan langsung dari mesin dan/atau tranmisi
kendaraan bermotor.
36
2.2.8 Sektor yang Berperan dalam Pencemaran Udara
1. Sektor Industri
37
d. Undang Undang No. 5 Tahun 1984 tentang perindustrian yang
membahas mengenai apa yang harus dilakukan dan diketahui oleh
perusahaan industri. Perusahaan industri harus mampu melaksanakan
upaya pencegahan timbulnya kerusakan dan pencemaran oleh limbah
industri.
2. Sektor Pertambangan
Pasal 16
3. Sektor Pertanian
4. Sektor Transportasi
39
Pasal 16
Sumber Bergerak
Pasal 31
Pasal 33
Pasal 34
2) Bagi kendaraan bermotor tipe baru yang dinyatakan lulus uji tipe
emisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberi tanda lulus uji
tipe emisi.
Pasal 40
5. Sektor Peternakan
40
a. Peraturan Bupati Kulon Progo No. 19 Tahun 2011 tentang pedoman
pengelolaan budidaya ternak pada pasal 7 ayat 2 mengenai upaya
pencegahan pencemaran lingkungan yang menjelaskan bahwa setiap
usaha peternakan harus membuat unit pengolahan limbah peternakan
baik padat, cair, maupun gas yang harus sesuai dengan kapasitas
produksi limbah yang dihasilkan.
- Pasal 1 ayat 15
- Pasal 28
41
2.3 PANGAN
2.3.1 Pengertian Makanan
Menurut KBBI, makanan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan atau
segala bahan yang kita makan atau masuk ke dalam tubuh yang membentuk atau
mengganti jaringan tubuh, memberikan tenaga, atau mengatur semua proses di
dalam tubuh.
2. Mengonsumsi makanan yang tinggi nilai gizi seperti vitamin, protein, dan
zat lain yang dibutuhkan oleh tubuh dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
42
3. Semakin tinggi kualitas makanan yang dimakan seseorang, maka
menandakan adanya meningkatnya ekonomi dan pengetahuan tentang
makanan yang baik bagi tubuh.
Makanan atau pangan merupakan sumber gizi dan sumber energi bukan hanya
untuk manusia, namun untuk semua makhluk hidup, termasuk mikroorganisme.
Adanya suatu mikoorganisme di dalam makanan dapat menimbulkan efek yang
menguntungkan atau merugikan. Mikroorganisme di dalam makanan dapat
menyebabkan perubahan gizi sehingga akan berdampak ke kesehatan manusia.
Mikroorganisme yang ada bisa tumbuh di dalam makanan ada bakteri, fungi,
virus, ricketssiae, prion, dan protozoa/parasit. Setiap mikroorganisme tersebut
menyebabkan gangguan kesehatan yang berbeda-beda.
1. Bakteri
2. Fungi
43
Penicillium cyclopium, ergotoksin yang diproduksi oleh Claviceps purpurea,
zerealenon yang diproduksi oleh Gibberella zeae, dan lain sebagainya.
3. Virus
4. Ricketssiae
5. Prion
44
Selain mikroorganisme di atas, zat kimia juga sering mengkontaminasi
makanan. Berdasarkan sumbernya, zat kimia berbahaya yang mengkontaminasi
makanan dibagi menjadi dua, yaitu zat kimia yang terbentuk secara alami dan zat
kimia yang sengaja atau tidak sengaja dimasukkan ke dalam makanan.
a. Bakteri
1. Clostridium perfringens
2. Salmonella
45
Orang yang terinfeksi Salmonella sering mengalami sakit kepala,
demam, kekejangan perut, diare, mual dan muntah. Gejala sering mulai
timbul 6-72 jam setelah infeksi. Gejala biasanya berlanjut selama 4-7 hari,
adakalanya jauh lebih lama.
b. Fungi
1. Penicillium
Penicillium dikenal sebagai jamur biru, yang menyebabkan soft rot pada
apel, moulding pada selai, roti, dan kue.
2. Fusarium
c. Parasit
1. Taenia saginata
Jenis cacing pita yang terdapat pada sapi (lembu) adalah Taenia
Saginata, bila sudah cukup besar, maka ukuran panjangnya bisa mencapai
lima belas hingga dua puluh kaki. Ternak seperti sapi ini makan
rumput/pakan yang sebelumnya sudah terkotori oleh telur-telur dari cacing
pita.Manusia bisa terjangkiti karena mengkonsumsi daging sapi yang
mengandung telur cacing pita ini.Sebenarnya hal ini dapat dihindari
dengan memasak daging tersebut sampai matang benar.
Berikut beberapa gejala bila manusia sudah terinfeksi oleh cacing pita :
Feses (kotoran) akan mengandung cacing atau bagian dari cacing pita
Anemia, yang menyebabkan perasaan lemah, letih, lesu, lekas lelah
dan mudah mengantuk
Lubang anus gatal
Mual, muntah
Pusing, sakit kepala
Nafsu makan bisa meningkat
Lekas lapar namun tidak selera makan
Diare
Susah buang air besar
46
Berat badan terus menurun
Lambung terasa tidak nyaman
Otot terasa pegal
Sakit pada bagian perut
Bisa terjadi gangguan pernapasan
Kejang-kejang
Bisa terjadi demam
Rasa gatal pada kulit
d. Virus
- Bahan Pengawet
47
Formalin, dapat menimbulkan risiko kesehatan seperti iritasi, alergi,
kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut dan
pusing dan dalam jangka waktu yang lama mengakibatkan gangguan
pada pencernaan, hati, ginjal, pankreas, system saraf pusat dan
menyebabkan kanker.
- Bahan Pewarna
- Penyedap Rasa
- Bahan Pemutih
49
Benzoil perioksida yang berlebihan dapat merusak vitamin C, bersifat
karsinogenik dan menimbulkan reaksi alergi.
- Bahan Antioksidan
Karagen, memicu luka pada hati, efek pada sistem imun, karsinogenik,
dan menyebabkan bisul pada perut.
50
1. Zinc, terdapat pada peralatan dapur akan mengalami reduksi bila
kontak dengan bahan makan yang bersifat asam.
51
Terdapatnya kontaminasi dalam makanan dapat berlangsung melalui dua
cara, yaitu kontaminasi langsung dan kontaminasi silang.
Kontaminasi Langsung
Kontaminasi Silang
52
kontaminasi silang dapat terjadi selama makanan ada dalam tahap
persiapan, pengolahan, pemasakan, maupun penyajian.
a) Daging
Bahan pangan yang berasal dari hewan merupakan sumber utama bakteri
penyebab infeksi dan intoksikasi (Tabel 5). Mikroorganisme yang terdapat
pada hewan hidup dapat terbawa ke dalam daging segar dan mungkin
bertahan selama proses pengolahan. Banyak hewan-hewan yang
disembelih membawa mikroorganisme seperti Salmonella dan
Campylobacter, selain mikrooranisme yang secara alami terdapat pada
saluran pencernaan seperti Clostridium perfringens, Escherichia coli,
Yersinia entercolitica dan Listeria monocytogenes. Proses pemotongan
unggas secara kontinyu, meningkatkan penularan mikroorganisme dari
karkas yang satu ke yang lainnya. Demikian juga penggilingan daging
dalam pembuatan daging cincang dapat menyebarkan mikroorganisme,
sehingga daging cincang merupakan produk daging yang beresiko tinggi
b) Telur
c) Produk-produk Susu
f) Makanan kering
Makanan siap santap biasanya dijual dalam bentuk beku atau didinginkan.
Makanan beku, selama masih beku dapat dinyatakan .aman. akan tetapi
untuk makanan yang didunginkan haru sdiperhatikan umur simpannya.
Mikroorganisme yang ditemikan pada makanan siap santap adalah
mikroorganisme yang tahan proses pemanasan, Misalnya Clostridium dan
Bacillus (Sporanya) dan mikroorganisme yang mengkontaminasi selama
penaganan misalnya Y. Enterocolitica dan I. Monocytogenes. Kedua
bakteri ini dapat tumbuh pada suhu rendah. Dengan demikian dalam
memproduksi makanan siap santap yang disimpan dingin harus
diperhatikan sanitasi dan hingga selama pengolahan, kontrol suhu selama
penyimpanan dan umur simpan produk.
55
2. Proses Pengolahan Makanan
Hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengolahan makanan antara lain
adalah sanitasi tempat pengolahan, hygiene tenaga pengolah serta hygiene dan
sanitasi cara-cara pengolahan.
a) Tempat Pengolahan
b) Tenaga pengolah
56
mengenakan perhiasan secukupnya, mencuci tangan dengan sabun setiap
akan memegang makanan dan bahan makanan. Untuk menjadi tenaga
pengolah harus mendapatkan syarat-syarat tertentu, syarat tersebut
diantaranya adalah: mempunyai sertifikat kesehatan, pada saat mengolah
tidak sedang sakit, memeriksakan kesehatannya secara berkala, serta
mengetahui tentang hygiene dan sanitasi makanan. Disamping itu tenaga
pengolah harus; menjaga kebersihan tangan dan kuku, mengenakan
pakaian kerja.
c) Cara Pengolahan
B. Mekanisme hewan
Sebagai contoh: tercemarnya laut. Kontaminasi agen kimia dalam air yang
melebihi baku mutu menyebabkan tercemarnya air tersebut. Padahal
banyak plankton yang hidup di situ, kemudian ikan memakan plankton
yang terkontaminasi tersebut. Kemudian rantai makanan terus berlanjut
sampai puncak rantai makanan yaitu manusia. Padahal akumulasi
kontaminasi semakin banyak ketika rantai makanan semakin ke atas. Oleh
57
karena itu makanan yang sebelum dimakan oleh manusia mengandung
akumulasi agen kimia yang persentasenya besar. Contoh: Tragedi
Minamata di Jepang.
1) Pasteurisasi
2) Sterilisasi
3) Pembekuan
4) Pengentalan
5) Pengeringan
60
2.3.9 Cara Pencegahan Kontaminasi Makanan oleh Agen Kimia
61
Menurut Undang-Undang RI No 7 Tahun 1996 tentang Pangan, pada
Bab II mengenai Keamanan Pangan, pasal 10 tentang Bahan Tambahan
Pangan dicantumkan :
Ada tiga hal utama dalam upaya pencegahan kontaminasi yang dilakukan
MUI yaitu proses penyembelihan hewan, pencampuran daging halal dengan yang
haram, dan penggunaan alkohol dalam pangan. Dalam proses pemotongan hewan,
65
sering dilakukan pemingsanan, sehingga dapat menyebabkan hewan menjadi mati
sebelum dipotong.
66
2.4 VEKTOR
2.4.1 Definisi Vektor
2.4.2 Hospes
Hospes merupakan hewan yang berperan sebagai tempat parasit agar tetap
bertahan hidup. Hewan yang berperan sebagai hospes ini biasanya dirugikan
dengan kedatangan parasit yang memberikan respon negatif pada parasit. Respon
negatif yang muncul dapat dilihat dari aspek klinis dan aspek laboratoris. Dari
aspek klinis, respon yang muncul adalah timbulnya kekebalan, sedangkan aspek
laboratoris yang muncul adalah peningkatan jumlah sel darah tertentu. Hospes
dibagi berdasarkan aktivitas dari parasit itu sendiri. Ada hospes definitif, hospes
intermedier, dan hospes paratenik.
1. Hospes definitif
a. Kucing
b. Sapi
68
c. Nyamuk Anopheles
2. Hospes Intermedier
a. Babi
b. Lymnea rubigenosa
69
c. Pinjal anjing
3. Hospes Paratenik
2.4.3 Reservoir
70
dapat menjadi reservoir di antaranya adalah manusia, hewan, arthropoda, dan
lainnya.
Hewan Penyakit
Tikus PES (Plaque)
Anjing Rabies
Sapi Bovine Tuberculosis
Tikus Leptospirosis
Babi / Sapi / Domba Virus Japanese Encephalitis
Babi Trichinosis
Anjing Hidatosis
71
2. Demam Berdarah
Gejala demam berdarah dengue atau DBD disebabkan oleh virus dengue.
Virus dengue ini dalam penyebaran membutuhkan nyamuk aedes yntuk
menularkannya ke manusia.
Gejala DBD yang dirasa oleh pasien adalah :
Demam yang mendadak tinggi sekitar 2 7 hari. Terkadang
demam akan turun di hari ke 3 atau ke 4
Mulai muncul ruam pada kulit
Nyeri yang dirasakan di belakang mata
Manifestasi pendarahan yang ditandai dengan bintik merah
kehitaman pada kulit yang direnggangkan warna akan tetap terlihat
Pada pemeriksaan laboratorium, trobosit dibawah 100.000/ul
4. Demam Chikungunya
Masa inkubasi dari Chikungunya yaitu antara 2 4 hari.
Gejala yang ditimbulkan :
Demam tinggi
72
Sakit perut
Mual
Muntah
Sakit kepala
Nyeri sendi dan otot
Bintik-bintik merah di badan dan tangan
b. Penyakit kala-azhar
Vektornya adalah lalat penghisap darah pheblotomus sp. Gejalanya antara
lain :
Deman tinggi
Menggigil
Muntah-muntah
Terjadi pengurusan badan
Hepar bengkak
c. Penyakit leishmaniasis
Siklus hidup nyamuk dari genus Aedes memiliki 4 tahap perkembangan, yaitu
1. Telur
Pada tahap ini, air yang cukup dibutuhkan agar larva dapat bertahan.
terdapat 4 tahapan perkembangan yang disebut dengan instar. Kondisi
larva saat berkembang mempengaruhi kondisi nyamuk dewasa yang
dihasilkan, misalnya bila larva makan makanan yang berlebih maka
akan menghasilkan nyamuk dewasa yang rakus.
Waktu yang dibutuhkan dari instar 1 sampai ke instar 4 sekitar 5
sampai 7 hari. Setelah mencapai instar 4, larva menjadi pupa.
3. Pupa
Tahap pupa ini merupakan masa dorman (inaktif atau tidur). Ciri fisik
pada pupa ini yaitu cephalothorax lebih besar daripada perut. Setelah 1
sampai 2 hari, pupa akan berubah menjadi nyamuk dewasa.
4. Nyamuk dewasa
74
Nyamuk dari genus Aedes berwarna hitam dengan bintik putih
sehingga sering disebut dengan tiger mosquito. Nyamuk betina
memiliki ukuran yang lebih besar daripada nyamuk jantan.
d. Jarak terbang
Beberapa faktor dapat mempengaruhi penyebaran nyamuk Aedes aegypti
betina, termasuk ketersediaan tempat untuk bertelur dan ketersediaan darah.
Akan tetapi, tempat tersebut memiliki batasan hingga 100 m dari lokasi
kemunculan.
e. Tempat istirahat
Setelah menggigit, nyamuk genus Aedes akan menunggu pematangan
telurnya pada tempat-tempat yang gelap, lembab, sedikit angin, misalnya
pada kolong tempat tidur atau furnitur lainnya, pakaian yang digantung,
kelambu, dan lain sebagainya.
75
2.4.7 Nyamuk Anopheles
Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa dari genus
Plasmodium. Malaria pada manusia dapat disebabkan oleh P. malariae, P.vivax,
P. falciparum dan P. ovale. Penularan malaria dilakukan oleh nyamuk betina dari
Anopheles, sehingga terjadi infeksi pada sel darah merah oleh Plasmodium yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles, transfusi darah, dan suntikan
dengan jarum yang sebelumnya telah digunakan oleh penderita malaria.
1. Siklus hidup
a) Telur nyamuk
76
Telur tersebut tidak dapat bertahan di tempat yang kering. Dalam 2- 3 hari
telur nymuk akan menetas menjadi larva.
Telur nyamuk Anopheles. Sumber: CDC. Life Cycle of the Malaria Parasite.
b) Larva nyamuk
c) Kepompong
d) Nyamuk dewasa
Tempat perindukan Anopheles sangat luas mulai dari pantai (misalnya tambak,
kolong/lagun), dataran rendah pedalaman (sawah, saluran irigasi), sampai ke
pegunungan (sungai). Populasi Anopheles sundaicus di daerah air payau akan
meningkat bila tanaman bakau tidak dilestarikan.
3. Kebiasaan makan/menggigit
4. Jarak terbang
Anopheles punctulatus jarak terbang 2 km. Ketinggian hinggap didalam rumah
kurang satu meter dari lantai. Anopheles koliensis dengan jarak terbang kurang
lebih 1,5 km.
5. Tempat istirahat
Anopheles bancrofti tempat peristirahatannya di rumah pada pagi atau siang hari
banyak ditemukan dalam rumah. Anopheles koliensis di luar rumah tempat
istirahatnya di batang pohon pisang, di bawah rumput-rumputan yang lembab dan
teduh.
79
2.4.8 Nyamuk Culex
1. Siklus Hidup
a) Telur
Nyamuk betina dapat menghasilkan hingga 100 telur dan ditaruh diatas
air secara bergerombol sehingga dapat mengapung dan daa bertahan
selama 6 hari. 2 hari kemudian, telur berubah menjadi jentik
b) Larva
Setelah kontak dengan air, telur akan menetas dalam waktu 2-3 hari.
Pertumbuhan dan perkembangan larva dipengaruhi oleh faktor
temperature, tempat perindukan dan ada tidaknya hewan predator.
Pada kondisi optimum waktu yang dibutuhkan mulai dari penetasan
sampai dewasa kurang lebih 5 hari.
c) Pupa
Nyamuk Culex sp suka berkembang biak air yang kotor dan tercemar
yaitu genangan air, got terbuka dan empang ikan.
3. Kebiasaan mengigit
80
Hanya nyamuk dewasa dan benita lah yang mengigit dan menghisap darah
manusia dan hewan sdangkan nyamuk dewasa jantan menghisap sari
makanan pohon. Nyamuk dewasa betina harus cepat mndapatkan darah
karena jika tidak dapat akan menyebabkan kematian telur dan induknya.
Nyamuk culex sp bersifat antrofilik maupun zoofilik.
4. Waktu
Nyamuk culex sp suka menggigit manusia dan hewan ketika malam hari
5. Jarak terbang
- Tahap telur
81
Nyamuk Anopheles memakan binatang jenis lain pada permukaan air.
Untuk lava anopheles kondisi yang menguntungkan adalah selama musim
panas.
- Tahap Nyamuk Dewasa
B. Culex
82
C. Aedes Aegyepti
- Tahap Telur
Telur nyamuk Aedes aegypti akan menetas menjadi larva dalam waktu 1-2
hari. Tempat yang sesui dengan kondisi optimum adalah didalam air
dengan suhu 20-40 oC. Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan larva
dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti temperatur, tempat, keadaan air
dan kandungan zat makanan yang ada di dalam tempat perindukan. Larva
berkembang menjadi pupa dalam waktu 4-9 hari, kemudian pupa menjadi
nyamuk dewasa dalam waktu 2-3 hari. Jadi pertumbuhan dan
perkembangan dari telur, larva, pupa sampai dewasa memerlukan waktu 7-
14 hari.
- Tahap Nyamuk Dewasa
83
Simpul 1 dalam proses kejadian penyakit adalah sumber agen dari sebuah
penyakit, contohnya adalah penyakit demam berdarah dengue. Agen dari
penyakit tersebut adalah virus dengue. Untuk memutuskan rantai penularan
penyakit pada simpul 1 ini, masih belum bisa dilakukan. Karena sampai saat
ini vaksin dengue masih dalam tahap pengembangan. Sampai saat ini, terdapat
empat jenis vaksin yang telah dikembangkan yaitu LAV, vaksin chimera,
vaksin DNA dengue, dan vaksin DENV terinaktifasi. Vaksin itu mampu
menghasilkan respons imun protektif terhadap ke-4 tipe DENV. Uji klinis
masih terus dilakukan untuk mengembangkan vaksin secara optimal. Pada
tahun 2015, LAV akan rampung dan siap dipasarkan sesuai rekomendasi
WHO dalam pengembangan vaksin.
b. Simpul 2
Simpul 2 dalam proses kejadian penyakit adalah vector. Pada DBD virus
dibawa oleh nyamuk dari spesies Aedes yaitu Ae. aegypti dan Ae. albopictus.
Cara untuk memutuskan rantai penularan penyakit pada simpul ini dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu:
Dengan cara kimia
Cara ini dapat dilakukan untuk nyamuk dewasa maupun larva. Untuk
nyamuk dewasa saat ini dilakukan dengan cara pengasapan (thermal
fogging) atau pengabutan (cold fogging = Ultra Low Volume).
Pemberantasan nyamuk dewasa tidak menggunakan cara penyemprotan
pada dinding (residual spraying) karena nyamuk Ae. aegypti tidak suka
hinggap pada dinding, melainkan pada benda-benda yang tergantung
seperti kelambu dan pakaian yang tergantung. Untuk pemakaian di rumah
tangga dipergunakan berbagai jenis insektisida yang disemprotkan di
dalam kamar-kamar atau ruangan misalnya, golongan organophospat atau
pyrethroid synthetic. Untuk pemberantasan larva dapat digunakan abate
1% SG. Cara ini biasanya digunakan dengan menaburkan abate ke dalam
bejana tempat penampungan air seperti bak mandi, tempayan, drum dapat
mencegah adanya jentik selama 2 - 3 bulan.
Pengelolaan lingkungan
84
a. Pembersihan sarang nyamuk (PSN). Cara ini dilakukan dengan
menghilangkan atau mengurangi tempat-tempat perindukan. PSN ini
dilakukan dengan:
c. Simpul 3
d. Simpul 4
85
Jika dalam kasus DBD seseorang telah terinfeksi virus, maka hal yang perlu
dilakukan adalah memutuskan rantai penularan penyakit pada pencegahan
sekunder dan tersier.
Pencegahan Sekunder: Penemuan, pertolongan dan pelaporan penderita
DBD dilaksanakan oleh petugas kesehatan dan masyarakat
a. Kementerian Kesehatan
c. Pemda
87
Pemerintah daerah (Pemda) setempat memiliki peran penting
dalam pemutusan penularan penyakit oleh vektor nyamuk terutama
pada daerah endemik. Peran pemerintah daerah antara lain dilakukan
dengan tindakan preventif seperti:
2. Organisasi Internasional
3. Sektor Pendidikan
a. Kepala Sekolah
4. Masyarakat
90
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
91
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2013. Kerangka Konsep SisPOM. [Online]
Tersedia di: http://www.pom.go.id/new/index.php/view/kerangkakonsep.
[Diakses 22 Oktober 2014]
92
Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat. 2006. Laporan Kajian Kebijakan
Kebijakan Penanggulangan Penanggulangan Wabah Penyakit Menular.
[Online] Tersedia di:
http://kgm.bappenas.go.id/document/makalah/18_makalah.pdf. [Diakses
16 Oktober 2014]
93
National Park Service U.S. Department of the Interior. (2013). Sulfur Dioxide
Effects on Health.[Online] Available at :
http://www.nature.nps.gov/air/AQBasics/understand_so2.cfm [Accessed
on October 11th 2014 at 8:20 p.m]
Natural Resources Defense Council, (2012). How to Clean Up Our Water: Ten
Simple Ways You Can Help Reduce Pollution and Runoff. [online]
Available at: http://www.nrdc.org/water/pollution/gsteps.asp [Accessed 13
Oct. 2014].
94
http://journal.ui.ac.id/index.php/eJKI/article/viewFile/3007/2466
[Accessed 19 Oct. 2014]
95