Anda di halaman 1dari 18

TUGAS NEUROBEHAVIOR

MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN PARESTHESIA

Disusun oleh :

1. Dadang Ari Wibowo (10215037)


2. Kartika Dwi Pratiwi (10215038)
3. Dewi Churani (10215040)
4. Arvina Umaiya Zahro (10215041)
5. Sagita Arisandy (10215042)
6. Ayu Rahma Widhiya Anita (10215043)
7. Rinda Dinarti (10215044)
8. Ajeng Rahma Miaji (10215047)
9. M. Anjas Adi Putra (10215048)
10. Binti Nur Ainun Marifah (10215049)
11. Siti Fatimah (10215050)
12. Sindy Septikasari (10215051)
13. Haris Tirta Kusuma (10215052)
14. Septiawan Agung Dwi Sahuri Eriana (10215053)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang atas izin dan
kuasaNya makalah dengan judul Asuhan Keperawatan Paresthesia dapat
diselesaikan.
Penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah neurobehavior program studi ilmu keperawatan. Penyusunan makalah
terlaksana dengan baik berkat dukungan dari banyak pihak. Untuk itu, pada
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang bersangkutan.
Kesalahan bukan untuk dibiarkan tetapi kesalahan untuk diperbaiki.
Walaupun demikian, dalam makalah ini kami menyadari masih belum sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan tugas
makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat bagi kami dan dapat dijadikan
acuan bagi pembaca terutama bagi ilmu keperawatan.

Kediri, 09 Maret 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................. i


Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ......................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Paresthesia ...................................................................... 4
B. Etiologi Paresthesia ....................................................................... 4
C. Patofisiologi Paresthesia ............................................................... 5
D. Pathway Paresthesia ...................................................................... 6
E. Manifestasi Klinis Paresthesia ...................................................... 7
F. Pemeriksaan Penunjang Paresthesia.............................................. 7
G. Penatalaksanaan Paresthesia ......................................................... 7
H. Komplikasi Paresthesia ................................................................. 8
I. Pencegahan Paresthesia ................................................................. 8
J. Asuhan Keperawatan Paresthesia.................................................. 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 14
B. Saran .............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesemutan dalam bahasa medis disebut paresthesia. Gangguan ini


terjadi karena gangguan saraf tepi (perifer), yakni saraf di luar jaringan otak.
Misalnya di tangan, kaki, dan bagian badan lainnya. Gangguan saraf tepi
yang menimbulkan kesemutan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Di
antaranya, tertekan pada area kesemutan. Misalnya, jika daerah lengan atas
tertekan oleh sesuatu atau terlipat (tertekuk), maka akan terjadi gangguan
aliran darah pada area di bawahnya sehingga menimbulkan kesemutan di
bagian bawah area yang tertekan atau tertekuk tersebut. Kesemutan jenis ini
bisa saja terjadi saat mengemudikan motor dalam tempo lama dan berulang.
Mirip dengan kabel listrik yang tertekan, maka aliran setrum listrik akan
terganggu. Sementara posisi duduk dengan lengan tertekuk pada siku dalam
waktu lama dapat mengakibatkan kesemutan di lengan bawah karena
berkurangnya sirkulasi darah.
Demikian pula jika lutut tertekuk dalam waktu lama, maka daerah betis
ke bawah dapat mengalami kesemutan. Kesemutan juga bisa terjadi karena
gangguan metabolisme. Misalnya pada penderita diabetes dimana dapat
terjadi mikroangiopati (kekurangan makanan pada saraf) sehingga pembuluh
darah dan saraf tepi (perifer) mengalami gangguan. Akibatnya, akan timbul
kesemutan. Infeksi pada jaringan ikat juga dapat menimbulkan kesemutan
karena tekanan terjadi pada serabut saraf di daerah yang terkena infeksi.
Tidak sampai di situ saja, gangguan pembuluh darah, pada beberapa penyakit
dengan penyempitan pembuluh darah (atherosclerosis) dapat menimbulkan
kesemutan karena kekurangan asupan makanan di daerah yang dialiri
pembuluh darah yang terganggu tersebut.
Selain itu kekurangan vitamin B12 pada penderita defisiensi B12 bisa
pula menyebabkan kesemutan. Defisiensi B12 bisa menyebabkan gangguan
pada selaput (myelin) yang membungkus saraf sehingga menimbulkan

1
kesemutan. Dalam masalah penanganan kesemutan atau paresthesia yang
disebabkan faktor lain, maka pengobatannya disesuaikan dengan faktor
penyebabnya, yakni dengan menghilangkan atau meminimalisasi faktor
penyebab tersebut. Jika disertai nyeri, salah satu kemungkinan adalah
myalgia, yakni nyeri otot dan jaringan ikat. Oleh karena itu penulis
mengambil judul paresthesia yang diharapkan pembaca dapat mengetahui apa
itu paresthesia dan asuhan keperawatannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Paresthesia?
2. Apa etiologi Paresthesia?
3. Bagaimana patofisiologi Paresthesia?
4. Bagaimana manifestasi klinis Paresthesia?
5. Bagaimana pemeriksaan penunjang Paresthesia?
6. Bagaimana penatalaksaan Paresthesia?
7. Bagaimana komplikasi Paresthesia?
8. Bagaimana pencegahan Paresthesia?
9. Bagaimana pathway Paresthesia?
10. Bagaimana asuhan keperawatan Paresthesia?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien
paresthesia.
2. Tujuan Khusus
1) Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan
Paresthesia.
2) Mahasiswa mampu mengetahui apa etiologi Paresthesia.
3) Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana patofisiologi Paresthesia.
4) Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana manifestasi klinis
Paresthesia.

2
5) Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana pemeriksaan penunjang
Paresthesia.
6) Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana penatalaksaan Paresthesia.
7) Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana komplikasi Paresthesia.
8) Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana pencegahan Parsthesia.
9) Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana pathway Paresthesia.
10) Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana asuhan keperawatan
Paresthesia.

D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat teoritis
Dalam penyusunan makalah ini dapat memberikan sumbangan pemikiran
dalam memperkaya wawasan bagi dunia pendidikan khususnya dunia
pendidikan ilmu keperawatan dan sebagai sumber informasi dalam
menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran.
2. Manfaat praktis
1) Bagi mahasiswa
Dapat menambah wawasan ilmu bagi mahasiswa yang lain, dan
dapat menambah pertimbangan referensi.
2) Bagi insititusi
Sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan kualitas
lembaga pendidikan yang ada, termasuk para pendidik yang ada
didalamnya.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Kesemutan atau paresthesia dalam ilmu kedokteran, adalah sebuah
sensasi pada permukaan tubuh tertentu yang tidak dipicu rangsangan dari
dunia luar. Sebenarnya parestesia adalah sensasi rasa dingin atau panas di
suatu bagian tubuh tertentu, atau sensasi rasa dirambati sesuatu. Paresthesia
itu timbul bila terjadi iritasi pada serabut saraf yang membawa sensasi
kesemutan.Kesemutan terjadi karena aliran darah yang tidak lancar atau sarafnya
lemah (neuropati). Sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter ahli penyakit dalam
atau saraf.

B. Etiologi
a. Kesemutan yang sebentar
Biasa terjadi karena posisi tubuh, tungkai, kaki, lengan, atau tangan
sedemikian rupa sehingga terjadi penekanan pada daerah tertentu.
Kesemutan akan hilang bila posisi tubuh diperbaiki. Dapat juga terjadi
kesemutan di sekitar bibir saat hiperventilasi, yang akan hilang bila nafas
kembali normal.
b. Kesemutan yang lama
1. Terjadi pada kasus jepitan syaraf pada ruas tulang punggung karena
masalah pada tulang punggung. Kesemutan akan terasa distal dari
jepitan. Misal jepitan di daerah leher, maka kesemutan dapat terjadi di
leher, bahu, lengan tangan sampai dengan jari.
2. Sciatica. Tungkai dan kaki dipersyarafi oleh syaraf sciatica yang
keluar dari ruas tulang punggung. Bila terjadi jepitan akan
menyebabkan kesemutan dari pantat, paha, sampai ke ujung jari kaki.
3. Carpal tunnel syndrome. Jepitan syaraf pada terowongan carpal di
pergelangan tangan. Kesemutan dapat terjadi dari pergelangan tangan
hingga ke ujung jari.

4
4. Kencing Manis. DM dapat merusak pembuluh darah kapiler yang
mensuplai darah ke syaraf pada jari tangan atau kaki. Maka kesemutan
dapat terjadi pada jari-jari tersebut yang disebut dengan peripheral
neuropathy.
5. Penyakit syaraf. Termasuk di dalamnya stroke, multiple sclerosis, dan
tumor otak. Kondisi ini dapat merusak syaraf dan menimbulkan
kesemutan.
6. Pengaruh obat-obatan. Termasuk di dalamnya obat-obat
chemotherapy, antiretroviral (obat HIV) dan metronidazole.
7. Trauma. Bila trauma menyebabkan kerusakan pada ujung syaraf,
maka akan dirasakan kesemutan di daerah yang terkena.
8. Neuritis. Peradangan yang terjadi pada syaraf yang biasanya
disebabkan oleh konsumsi alkohol, zat-zat berbahaya dalam asap
rokok, infeksi oleh virus atau bakteri, dan anemia defisiensi vitamin
B12.

C. Patofisiologi
Kesemutan terjadi karena adanya hambatan pada hantaran pesan oleh
syaraf ke otak. Sensasi normal hilang saat adanya hambatan tersebut sehingga
dapat terjadi kebas atau baal. Saat hambatan terlepas dan syaraf mulai
mengirim pesan lagi ke otak, pada saat itu lah terjadi kesemutan. Hambatan
dapat terjadi karena posisi tubuh, tapi dapat juga terjadi karena kerusakan
syaraf atau masalah pada otak. Dapat juga terjadi karena hal-hal lain yang
akan kita bahas di bawah.

5
D. Pathway Paresthesia
Tindihan pada DM, hipertensi, trauma, Oksida : Rokok,
bagian tubuh peradangan alkoholisme, narkotika

Syaraf tertindih Antioksidan tidak


Gangguan sistem
peredaran darah dapat mengimbangi
oksidan dari luar
tubuh
Impuls syaraf dan
Nutrisi tidak dapat
aliran darah
tersalurkan secara Melemahkan
terhambat
maksimal ke sel dan antioksidan dalam
jaringan tubuh
Sensai tindihan
hilang Sel syaraf kekurangan
vit. B12 Stress oksidatif

Gg. nutrisi pada


sistem syaraf Sampai syaraf

Neuropati perifer

Paresthesia

Kebas/Mati Rasa Nyeri seperti tertusuk


jarum

Mobilitas Terganggu Nyeri Akut


Px.cemas dengan
keadaannya

Gg. Mobilitas Fisik


Px.kurang mengerti
Ansietas tentang penyakitnya

Defisit Pengetahuan
6
E. Manifestasi klinik
1. Kecemasan.
2. Paresthesia makin terasa bila berjalan atau menggerakkan anggota badan.
3. Kaku otot.
4. Nyeri pada tubuh.
5. Sensitif bila disentuh pada lokasi paresthesia.

F. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan darah untuk melihat ada tidaknya diabetes dan anemia
defisiensi B12.
b. Pemeriksaan jantung dan sistem syaraf.

G. Penatalaksanaan
Akan sangat tergantung dari penyebab terjadinya kesemutan.
a. Dilakukan Sendiri
1) Bila karena ada bagian tubuh yang terhimpit/tertindih sebelum terjadi
kesemutan, maka coba lah untuk memperbaiki posisi tubuh, atau
longgarkan pakaian dan sepatu Anda.
2) Bila terjadi di tangan atau kaki, kibaskan tangan atau kaki tersebut.
Serta dapat dilakukan pijatan-pijatan pada daerah yang kesemutan.
3) Bila sedang mengendarai kendaraan, cobalah untuk menepi, keluar dari
kendaraan, perbaiki posisi tubuh dan lakukan gerakan-gerakan senam
ringan.
4) Bila karena suatu kondisi medis seperti di atas. Istirahat adalah tindakan
yang bijaksana untuk mengurangi beban pada bagian tubuh yang
sedang bermasalah.
5) Bila karena suatu penyakit, maka yang harus dilakukan adalah
menangani penyakit tersebut semaksimal mungkin sesuai anjuran
dokter.
6) Dapat mengkonsumsi obat-obatan anti-inflamasi yang dijual bebas.
b. Dilakukan Dokter

7
1) Dokter akan meminta Anda untuk lebih banyak mengistirahatkan
bagian tubuh yang sering terjadi kesemutan.
2) Mungkin juga untuk dianjurkan untuk menjalani Fisioterapi bila
penyebabnya dapat ditangani dengan Fisioterapi.
3) Memberikan obat anti-inflamasi untuk mengurangi keluhan terutama
untuk kesemutan yang kronis.
4) Melakukan operasi pada kasus kesemutan yang disebabkan oleh jepitan
syaraf seperti carpal tunnel syndrome, sciatica, dll., bila sudah tidak
ada kemajuan ditangani dengan cara non operatif.

H. Komplikasi
Karena paresthesia dapat terjadi akibat kerusakan pada sistem saraf atau
penyakit yang merusak saraf, sangat penting untuk segera mengetahui
penyebabnya. Bila terlambat maka dapat saja terjadi kerusakan yang
permanen dan timbul lah komplikasi. Komplikasi yang dapat terjadi sebagai
berikut:
a. Rasa nyeri yang kronis dan terus menerus;
b. Tidak dapat bernafas tanpa bantuan;
c. Kehilangan rasa raba pada beberapa bagian tubuh;
d. Kelumpuhan;
e. Sehingga menyebabkan kualitas hidup yang buruk.

I. Pencegahan
a. Bila terjadi karena suatu kondisi medis dan penyakit, maka jalankanlah
segala sesuatu sesuai anjuran dokter.
b. Bila Anda sering terkena kesemutan, dan sudah dipastikan tidak ada
penyakit khusus yang menyebabkannya, cobalah untuk rajin melakukan
senam seperti yoga atau Pilates.
c. Kurangi resiko masalah tulang punggung dengan menghindari mengangkat
beban berat melebihi kebiasaan Anda dan perbaiki postur tubuh Anda saat
duduk.
d. Hindari gerakan-gerakan berulang.

8
e. Beristirahatlah bila Anda sudah merasa lelah.
f. Hindari konsumsi alkohol.
g. Berhenti merokok dan jauhi asap rokok orang lain.
h. Sempurnakan diet Anda agar tidak terjadi defisiensi vitamin B12 atau
minum suplemen vitamin secara rutin.

J. Asuhan Keperawatan Paresthesia


1. Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Pola-pola pengkajian
1) Pola Persepsi Kesehatan dan Pemeliharaan Kesehatan
a) Keadaan sebelum sakit
Tanyakan mengenai vaksinasi yang di dapatkan pasien,
lingkungan, kebiasaan merokok, pernah melakukan check up
klinis sebelumnya, dan upaya yang dilakukan mempertahankann
hygiene.
b) Riwayat Penyakit Saat Ini
Keluhan utama: Kelemahan otot, nyeri, kesulitan bernapas,
serta kelumpuhan otot.
c) Riwayat Penyakit Yang pernah dialami
Tanyakan pada pasien apakah sering mengalami flu atau
penyakit lain berhubung dengan saluran napas, cerna, atau
penyakit lain seperti HIV, hepatitis dll.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Tanyakan apakah ada keluarga pasien mengidap penyakit
serupa.
2) Pola Aktivitas
Gejala : adanya kelemahan yang biasanya dimulai dari ekstremitas
bagian bawah menyebabkan sulit beraktivitas.
Tanda : kelemahan otot, cara berjalan tidak mantap.
3) Pola Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap Stress

9
Gejala : Perasaan cemas dan terlalu berkonsentrasi pada masalah
yang dihadapi.
Tanda : Tampak takut dan bingung.

2. Analisa data
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1. DS: Paresthesia Nyeri akut
Pasien mengatakan nyeri di
bagian ekstremitas. Nyeri seperti ditusuk jarum
DO:
1. Pasien terlihat gelisah. Nyeri akut
2. Pasien terlihat menahan
nyeri.
2. DS : Paresthesia Gg. Mobilitas fisik
Pasien mengatakan sulit
berjalan. Kebas/mati rasa
DO :
Tangan dan kaki kaku. Mobilitas terganggu

Gg. Mobilitas Fisik

3. DS : Paresthesia Ansietas
Pasien mengatakan cemas
dengan kesehatannya. Kebas/mati rasa, nyeri
DO : seperti ditusuk jarum
Pasien terlihat gelisah.
Px cemas dengan
keadaannya

Ansietas
4. DS : Paresthesia Kurangnya pengetahuan
Pasien mengatakan tidak

10
mengerti kenapa sampai Kebas/mati rasa, nyeri
mengalami paresthesia. seperti ditusuk jarum
DO :
1. Pasien terus bertanya- Px kurang mengerti tentang
tanya dengan pertanyaan penyakitnya
yang sama.
2. Pasien terlihat bingung. Kurangnya pengetahuan

3. Diagnosis Keperawatan
1) Nyeri akut b.d. paresthesia.
2) Gangguan mobilitas fisik b.d. kebas/mati rasa.
3) Ansietas b.d. perubahan dan ancaman status kesehatan.
4) Kurangnya pengetahuan b.d. kurangnya informasi tentang penyakit.

4. Intervensi Keperawatan
No Dx Noc Nic
1. Nyeri akut b.d. Tujuan : setelah dilakukan 1. Kaji TTV pasien (RR,
paresthesia. tindakan keperawatan 1x24 Nadi, TD, suhu tubuh )
jam diharapkan nyeri akut 2. Identifikasi tingkat
pada pasien teratasi. nyeri pasien
Kriteria hasil : menggunakan skala
1. Mampu mengontrol nyeri ( skala 1-10)
kecemasan 3. Bantu pasien mengenal
2. Status lingkungan yang situasi yang
nyaman menimbulkan nyeri.
3. Pasien mampu 4. Membantu pasien
Mengontrol nyeri mengontrol nyeri
menggunakan tehnik
relaksasi nafas dalam
5. Kolaborasi dengan tim
medis lain terkait

11
pemberian obat, gizi
dan tindakan lebih
lanjut
2. Gangguan mobilitas fisik Tujuan : setelah dilakukan 1. Atur posisi minimal
b.d. kebas/mati rasa tindakan keperawatan 3x24 setiap 2 jam.
jam diharapkan gangguan 2. Kaji kemampuan pasien
mobilitas fisik pasien dapat dalam mobilisasi
teratasi. 3. Latih pasien dalam
Kriteria hasil : pemenuhan kebutuhan
1. Perubahan posisi ADLs secara mandiri
adekuat. sesuai kemampuan
2. Fungsi motorik 4. Dampingi dan bantu
meningkat. pasien saat mobilisasi
dan bantu pemenuhan
kebutuhan ADLs.
5. Kolaborasi dengan tim
medis lain berhubungan
dengan latihan
pemenuhan dan
pemberian alat bantu
saat mobilisasi serta
untuk penanganan lebih
lanjut.
3. Ansietas b.d. perubahan Tujuan : setelah dilakukan 1. Observasi tanda vital
dan ancaman status tindakan keperawatan 1x24 dan peningkatan respon
kesehatan jam diharapkan ansietas fisik pasien.
teratasi. 2. Kaji tingkat kecemasan
Kriteria Hasil : pasien.
1. Pasien mampu 3. Beri kesempatan pasien
mengontrol cemasnya untuk mengungkapkan
2. Pasien mampu isi pikiran dan perasaan
mengidentifikasi dan takutnya.

12
mengungkapkan gejala 4. Beri penjelasan dan
cemas. support pasien pada
3. Pasien tampak rileks setiap melakukan
tidak tegang dan prosedur tindakan.
melaporkan 5. Kolaborasi dengan tim
kecemasannya medis lain berhubungan
berkurang. dengan pengobatan
4. Vital sign dalam batas yang lebih lanjut
normal.
4. Kurangnya pengetahuan Tujuan : setelah dilakukan 1. Kaji tingkat
b.d. kurangnya informasi tindakan keperawatan 2x24 pengetahuan tentang
tentang penyakit jam pengetahuan pasien penyakitnya.
meningkat.
2. Berikan edukasi tentang
Kriteria Hasil :
penyakitnya.
1. Klien menyatakan
pemahaman mengenai 3. Motivasi pasien untuk
kondisi/proses penyakit melakukan anjuran
& pengobatan. dalam edukasi
kesehatan.

4. Beri kesempatan untuk


pasien bertanya tentang
penyakitnya.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Paresthesia merupakan sensasi nyeri yang terasa sepeti tertusuk jarum
yang terjadi akibat adanya tekanan pada saraf. Paresthesia yang
berkepanjangan bisa menjadi suatu indikasi dari sebuah penyakit, seperti
diabetes melitus, hipertensi, stroke.

B. Saran
Sebagai tenaga profesional tindakan perawat dalam penanganan
masalah keperawatan khususnya paresthesia harus dibekali dengan
pengetahuan yang luas dan tindakan yang di lakukan harus rasional sesuai
gejala penyakit.

14
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : MediAction.
Wulan. 2015. Proses Terjadinya Kesemutan. Diakses dari :
http://documen.tips/documents/proses-terjadinya-kesemutan

15

Anda mungkin juga menyukai