Pemerintahan Megawati
Pemerintahan Megawati
Karena kebijakan dalam bidang hukum tidak terlihat ada perubahan, dampaknya perilaku
pejabat di era kepemimpinan Megawati tidaklah lebih baik dari era sebelumnya, bahkan
perilakunya jauh lebih buruk. Korupsi terasa lebih marak, bahkan terus menyebar ke daerah-
daerah. Para pemimpin di daerah, seolah telah menjadi raja-raja kecil dan banyak yang bergaya
hidup mewah. Sementara kehidupan pada rakyat kecil, tidak terlihat adanya perubahan yang
lebih baik. Bahkan tindak kekerasan dan tindak kejahatan di masyarakat semakin marak.
Kebijakan yang sangat berkesan adalah penjualan aset strategis: Indosat dan kapal tanker
Pertamina yang dinilai telah merugikan rakyat Indonesia. Kemudian kebijakan libur panjang
yang kontadiksi dengan tuntutan kebutuhan negara saat itu, yaitu setiap warga negara diharapkan
memiliki etos kerja yang tinggi, agar negara ini bisa segera keluar dari kesulitannya.
Karena selama kepemimpinan Megawati, rakyat tidak merasakan adanya perbaikan dalam
kehidupan, maka Megawati yang dulu dielu-elukan rakyat karena dekat dengan wong cilik ,
mengalami kekalahan dalam Pemilihan langsung tahun 2004.
Megawati Soekarnoputri atau umum dikenal sebagai Mega (lahir di Yogyakarta, 23 Januari
1947; umur 64 tahun) adalah Presiden Indonesia yang kelima yang menjabat sejak 23 Juli 2001
20 Oktober 2004. Ia merupakan presiden wanita Indonesia pertama dan anak presiden Indonesia
pertama yang mengikuti jejak ayahnya menjadi presiden. Pada 20 September 2004, ia kalah oleh
Susilo Bambang Yudhoyono dalam tahap kedua pemilu presiden 2004.
Ia menjadi presiden setelah MPR mengadakan Sidang Istimewa MPR pada tahun 2001. Sidang
Istimewa MPR diadakan dalam menanggapi langkah Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
yang membekukan lembaga MPR/DPR dan Partai Golkar. Ia dilantik pada 23 Juli 2001.
Sebelumnya dari tahun 1999-2001, ia menjabat Wakil Presiden di bawah Gus Dur.
Megawati juga merupakan ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sejak
memisahkan diri dari Partai Demokrasi Indonesia pada tahun 1999.
Inilah 30 Prestasi Pemerintahan Megawati
1. Pada akhirnya kepatutan politik harus dijalankan dan diterima oleh semua
pihak ketika Ibu Megawati terpilih secara aklamasi di MPR untuk menjadi
Presiden RI yang ke 5.
5. Nilai Kurs Rupiah yang Stabil (Rp. 8500,-/USD) dan stabilnya harga bahan-
bahan pokok.
7. Indonesia berhasil keluar dari IMF pada tahun 2003 yang menandakan
Indonesia sudah keluar dari krisis 1998 dan Indonesia yang lebih mandiri.
Berani menghentikan hutang baru.
17. Harga BBM yang stabil tidak naik dan tidak berubah berkali-kali, tidak
terjadi kelangkaan pasokan minyak, dan melakukan operasi pasar yang efektif
untuk menstabilkan harga bahan pokok,dan tidak terjerumus menilai rakyat
kecil dengan membagi-bagikan uang.
21. Berhasil menarik Pajak yang jumlahnya sama dengan pajak sembilan
tahun dan menghentikan hutang baru.
22. Membeli pesawat tempur Sukhoi & heli Mi-35 dari Rusia tanpa
memberatkan APBN dan gembar-gembor, menjaga citra kemandirian
Indonesia dari kooptasi AS
23. Politik luar negeri yang lebih bebas dan aktif diantaranya dengan
mengutuk agresi militer AS dan menolak permintaan AS untuk menyerahkan
tahanan dari Indonesia
31. Pada waktu setelah terjadi tsunami, Ibu Megawatilah yang pertama kali mengomentari bahwa
jatuhnya banyak korban adalah andil kesalahan BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika) ,
demikian juga sewaktu bom Bali I, ibu Megawatilah yang pertama kali mengatakan untuk kita
mewaspadai lingkungan.
32. Tidak ada satupun pihak luar negeri yang mengkritik dan mengingkari keberhasilan ekonomi
dan hukum pemerintahan Ibu Megawati yang telah mengangkat Indonesia berdiri kembali dari
lumpur keruntuhan, juga terorisme. Hujatan justru datang dari anak bangsa sendiri.
33. Bergairahnya ekonomi ditandai dengan IHSG yang langsung melejit ke level tertingginya
sejak 1998, hanya 5 (lima) menit setelah Presiden Megawati mengunjungi Bursa Efek Jakarta
dan menyampaikan pidato singkatnya pada awal perdagangan 2004.
34. Paling Banyak Undang-Undang yang telah disahkan (sekitar 40 UU dan 20 Keppres) dalam
waktu 3 tahun untuk memberikan kondisi kondusif bagi legislatif menjalankan fungsinya.
35. Ibu Megawati tidak pernah ingin mengorbankan masa depan rakyat, waktu, dan anggaran,
demi suatu opini pribadi atau ambisi sebagai seorang Presiden.
36. Kepemimpinan Ibu Megawati dinilai berhasil dalam waktu singkat 3 tahun, dengan tim
Kabinet pelangi yang Baik dan Efektif, yang sering disebut the Dream Team, Tidak ada
resuffle kabinet.
37. Berani memilih calon Wapres yang religius (dari kalangan NU) dan dapat dipercaya namun
kurang popular pada Pemilu 2004, demi sebuah prinsip dan keinginan konsolidasi sesama anak-
anak bangsa.
38. Mengembalikan hak pilih kepada rakyat melalui Pemilu 2004 yang tercatat dalam sejarah
demokrasi, rapi, bersemangat, terpuji. Manuver-manuver elite politik dan perbedaan pendapat
akan tetap terjadi menjelang Pemilu, tetapi bedanya kini suara terbanyak rakyatlah yang
menentukannya.
39. Presiden Megawati mendapat gelar Doktor Kehormatan dari Waseda University Japan atas
sikap konsisten yang taat hukum, pemberantasan KKN, dan perannya membangun nilai
demokrasi. Dalam kesempatan itu ia menyampaikan pidatonya berjudul keadilan sebagai dasar
untuk membangun dunia baru.
40. Mendapat gelar Alumni Kehormatan dari Lemhanas dan berhak memakai atribut Lemhanas,
sewaktu menjadi Wapres, atas pengabdiannya kepada lembaga ketahanan nasional.
41. Mendapat gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Kementrian Luar Negeri Rusia,
MGIMO. Gelar itu diberikan atas kontribusinya dalam membangun mutual understanding antara
rakyat dan interaksi antar peradaban. Sesuai dengan tradisi, Ibu Megawati menerima gelar itu
dalam jubah khusus profesor.
42. Penghargaan sebagai Top 8 most powerful women in the world dan artikel majalah Time
sebagai the princess who settled for the precidency.
43. Tidak pernah menggunakan cara-cara rezim yang mengandalkan propaganda di belakang
layar, atau gerakan dari bawah tanah, atau dari udara untuk mencapai kekuasaan. Megawati :
Partai adalah sebuah alat perjuangan
44. Mendirikan Yayasan Kebun Raya Indonesia untuk melestarikan kebun-kebun raya yang ada
di Indonesia sewaktu menjadi Wapres. Kebetulan kegemaran ibu Megawati adalah menanam
tanaman. Hali ini sangat baik jika dihubungkan dengan pertanian dan isu pemanasan global.
45. Ibu Megawati selalu bersikap konstitusional dan nasionalis. Megawati : tidak ada negara
yang dapat berdiri tegak tanpa konstitusi Bahkan ketika tidak hadir dalam pelantikan presiden
penggantinya bukan dengan alasan karena sikapnya itu atau ini tetapi dengan alasan tidak ada
konstitusi yang mengharuskan presiden sebelumnya harus hadir dalam pelantikan dan beliau
sudah mengucapkan selamat secara konstitusional melalui pidatonya. Ia juga tidak dapat
meneruskan kuliahnya karena keputusannya sendiri, ketika saat itu beliau diharuskan pindah dari
organisasi Partai Nasional Indonesia yang dipecah jika ingin melanjutkan kuliah.
46. Ketokohannya telah diakui, sebagai pemimpin kharismatik dengan politik nasionalis yang
berestetika, politik yang berhati-hati bicara di depan wartawan tapi tak terbendung, politik yang
santun tapi selalu dikeroyok, Beliau juga tetap seorang ibu yang menginginkan suatu saat nanti
akan ada lagi wanita yang sanggup dan mampu memimpin. Ibu Megawati juga selalu prihatin
akan karakter nasional yang telah rusak dan gagalnya transfer of knowledge dalam sistem
pendidikan bagi generasi muda.
Setelah sekitar selama 6 (enarn) bulan Megawati menggantikan Abdurrabman Wahid sebagai Presiden RI
sebagaimana yang ditunjukkan hasil survai ini -- penilaian masyarakat terhadap kinerja Megawati
sebagai Presiden mulai merosot. Kecenderungan semacam itu setidaknya dapat disimak melalui hasil
polling CESDA-LP3ES tahun lalu (Februari, 2001) di 5 kota besar di Indonesia, yang menempatkan
Megawati, yang pada saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden, sebagai tokoh yang dianggap paling
memperhatikan dan memihak rakyat, sebagaimana dinyatakan oleh 73% masyarakat.
Polling dilakukan di 10 kota di Indonesia yang meliputi sejumlah 3 (tiga kota di daerah Jawa dan 7 kota
tujuh di luar jawa. Sampling kota untuk daerah jawa terdiri dari DKT Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
Sementara untuk daerah luar Jawa meliputi Medan, Palembang, Denpasar, Banjarmasin, Makassar,
Mataram dan Jayapura.
Jumlah sampel yang diambil sebanyak 1250 responden yang terdistribusi secara proporsional antara
daerah Jawa dan luar Jawa. Populasi dalam polling ini adalah rumah tangga pemilik telepon di 10 kota di
Indonesia. Sehingga yang dijadikan kerangka sampling adalah buku telepon edisi
2001-2002 di 10 kota sampel. Responden adalah mereka yang 17 tahun dengan pendidikan minimal
SLTA. Responden dipilih secara sistematik (systematic sampling).
Kata Politik secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Politeia, yang akar katanya adalah
polis, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu negara dan teia, berarti urusan.
Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan umum warga
negara suatu bangsa. Politik merupakan rangkaian asas, prinsip, keadaaan, jalan, cara dan alat
yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki. Politics dan policy
mempunyai hubungan yang erat dan timbal balik. Politics memberikan asas, jalan, arah, dan
medannya, sedangkan policy memberikan pertimbangan cara pelaksanaan asas, jalan, dan arah
tersebut sebaik-baiknya.
Politik secara umum menyangkut proses penentuan tujuan negara dan cara melaksanakannya.
Pelaksanaan tujuan itu memerlukan kebijakan-kebijakan umum (public policies) yang
menyangkut pengaturan, pembagian, atau alokasi sumber-sumber yang ada.
Dengan demikian, politik membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan negara, kekuasaan,
pengambilan keputusan, kebijakan (policy), dan distribusi atau alokasi sumber daya.
1. Negara
2. Kekuasaan
3. Pengambil keputusan
4. Kebijakan umum
5. Distribusi
Strategi berasal dari bahasa Yunani strategia yang diartikan sebagai the art of the general atau
seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Karl von Clausewitz (1780-
1831) berpendapat bahwa strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk
memenangkan peperangan. Sedangkan perang itu sendiri merupakan kelanjutan dari politik.
Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapat-kan kemenangan atau pencapaian
tujuan. Dengan demikian, strategi tidak hanya menjadi monopoli para jendral atau bidang militer,
tetapi telah meluas ke segala bidang kehidupan.
Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional di itngkat suprastruktur politik diatur oleh
presiden/mandataris MPR. Sedangkan proses penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat
suprastruktur politk dilakukan setelah presiden menerima GBHN.
Strategi nasional dilaksanakan oleh para menteri dan pimpinan lembaga pemerintah non
departemen berdasarkan petunjuk presiden, yang dilaksanakan oleh presiden sesungguhnya
merupakan politik dan strategi nasional yang bersifat pelaksanaan.
Pandangan masyarakat terhadap kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, maupun bidang
Hankam akan selalu berkembang karena:
a. Semakin tinggina kesadaran bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
b. Semakin terbukanya akal dan pikiran untuk memperjuangkan haknya.
c. Semakin meningkatnya kemampuan untuk menentukan pilihan dalam pemenuhan kebutuhan
hidup.
d. Semakin meningkatnya kemampuan untuk mengatasi persoalan seiring dengan semakin
tingginya tingkat pendidikan yang ditunjang oleh kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
e. Semakin kritis dan terbukanya masyarakat terhadap ide baru.
Polstanas pada era orde baru
Seperti kita ketahui pada masa orde baru negara kita menjalankan politik strategi nasional
berdasarkan GBHN yang dibuat oleh MPR dimana saat itu Presiden merupakan mandataris
MPR, dengan demikian GBHN tersebutlah yang akan menjadi acuan sebagai politik strategi
nasional. Kebijakan ini kemudian berubah dengan adanya pemilihan langsung oleh rakyat
terhadap Presiden dan wakil presiden sejak tahun 2004. GBHN yang pada masa orde baru
digunakan sebagai acuan penyusunan poltranas kini diganti dengan dengan pidato visi dan misi
dari Presiden dan Wakil Presiden yang disampaikan pada saat sidang MPR ketika diangkat
secara resmi dan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Namun jauh kebelakang dimasa
pemilihan langsung Presiden dan Wakil Presiden mereka telah mengungkapkan semua visi dan
misi termasuk janji-janji yang mereka sampaikan. Itu sebabnya secara langsung mereka
bertanggung jawab secara moral terhadap apa yang mereka sampaikan ketika masa kampanye
pemilihan presiden karena kebijakan itu menyangkut keberlangsungan seluruh rakyat Indonesia
terutama karena visi dan misi yang telah disampaikan merupakan rangkaian kebijakan yang akan
dilaksanakan akan menjadi kebijakan politik strategi nasional selama pemerintahan berlangsung
dalam satu periode. Polstranas merupakan suatu kebijakan yang disusun berdasarkan pokok-
pokok pikiran yang terdapat dalam sistem manajemen bangsa kita yang berlandaskan ideology
kita yaitu Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional. Dengan
berlandaskan hal itulah menjadi acuan dalam menyusun Polstranas, karena didalamnya
terkandung dasar negara, cita-cita nasional dan konsep strategi bangsa Indonesia dan tujuan yang
luhur yaitu mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik alamiah maupun sosial. Saat ini
Presiden dan Wakil presiden terpilih kita Susilo Bambang Yudhoyono dan Budiona tentunya
berusaha menjalankan visi dan misinya sebaik mungkin dalam masa periode kepemimpinannya
sebagai kebijaksanaan dasar nasional dalam pembangunan nasional. Presiden selaku pemimpin
pemerintahan dalam melaksanakan semua visi dan misinya sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang Dasar dibantu oleh para menteri dan para menteri yang diangkat oleh presiden yang
akan melaksanakan kebijakan politik startegi nasional tersebut. Dalam penyusunan polstranas
tersebut hendaknya presiden tetap memuat tujuan-tujuan negara sebagaimana tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Dengan disusunnya politik strategi nasional maka sasaran kebijakan yang akan dilaksanakan
hendaknya menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah harus mengambil langkah-
langkah pembinaan terhadap masyarakat dengan mencantumkan sasaran yang dituju pada
masing-masing bidang karena hal ini jelas menyangkut kelangsungan bangsa kita baik itu
dibidang ekonomi, politik, sosial, budaya dan hankam. Pada masa sekarang ini tentunya peranan
warga negara akan semakin tampak dalam hal ini masyarakat sendiri yang akan menjadi
pengamat langsung dalam dijalankannya politik strategi nasional yang telah dibuat dan
dilaksanakan oleh para penyelenggara negara, guna mewujudkan tujuan luhur negara
sebagaimana yang telah disampaikan tadi di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Polstranas pada era setelah reformasi
Masa kepemimpinan Presiden SBY (2004-2009)
Pada masa kepemimpinan Presiden SBY ini merupakan Polstranas pada era setelah reformasi
dan perkembangan demokrasi yang lebih mapan yang ditandai oleh amandemen UUD 1945 yang
sangat signifikan sebagai bagian dari gerakan reformasi nasional dan pelaksanaan tahun pertama
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Periode ini ditandai oleh tiga poin
penting, yaitu:
1. Penguatan kedudukan lembaga legislatif dalam penyusunan APBN.
2. Ditiadakannya GBHN sebagai pedoman penyusunan rencana pembangunan nasional.
3. Diperkuatnya otonomi daerah dan desentralisasi pemerintah dalam NKRI.
Sebagai akibat dari ditiadakannya GBHN setelah masa reformasi, pada periode ini dirumuskan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) sebagai acuan penerapan Polstranas
yang mirip dengan GBHN.
Upaya lembaga eksekutif dalam penyusunan Polstranas
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dimulai pada tahun
terakhir dari periode RPJMN yang berjalan dengan melaksanakan perencanaan teknokratik baik
oleh Kementerian Perencanaan maupun oleh Departemen/Lembaga. Dalam proses ini, aspirasi
masyarakat yang teramati ataupun sebagai hasil olah pikir para profesional menjadi bahan
penyusunan rencana.
Proses politik dalam penyusunan RPJMN terjadi pada saat Pemilihan Umum dengan anggapan
bahwa masyarakat memilih Presiden berdasarkan visi, misi, dan program yang ditawarkan
selama kampanye. Dengan menggunakan rencana teknokratik serta visi, misi, program Presiden
terpilih, Kementerian PPN menyusun Rancangan Awal RPJM Nasional. Rancangan Awal ini
dibahas di Sidang kabinet untuk mendapatkan kesepakatan dan komitmen. Rancangan Awal yang
disepakati ini digunakan pedoman bagi Kementerian/Lembaga dalam menyusun rancangan
Renstra mereka. Selanjutnya rancangan Renstra ini disampaikan ke Kementerian Perencanaan
Pembangunan Negara untuk digunakan sebagai bahan penyusunan Rancangan RPJMN.
Pada masa kepemimpinan Megawati selama 3 tahun beberapa prestasi terukir. Diantaranya
adalah stabilisasi ekonomi dan politik.
Di bidang politik :
- Menciptakan suasana politik yg tidak gaduh sehingga DPR bisa menjadi lembaga legislasi
paling produktif sepanjang sejarah Indonesia
- Dibentuknya lembaga2 independen penting seperti KPK, MK, KY, KO, PPATK, dll
- Citra militer yg bebas dari AS dgn pembelian pesawat Sukhoi dan Mi35 dari Rusia tanpa
memberatkan APBN (dgn sistem barter dgn CPO)
- Diadilinya dan dipenjarakannya kroni2 terdekat soeharto seperti Tommy, Probosutedjo dan Bob
Hasan, dan penjara kelas kakap Nurdin Halid, tanpa menimbulkan kegaduhan dan secara
independen
- Awal diberantasnya terorosme di Indonesia tanpa membunuh terorisnya dgn penangkapan
Imam Samudra, dll
- Arah penyelesaian kasus BLBI yg jelas dan tidak gaduh, diantaranya dgn keberanian
menerbitkan R&D kpd debitor yg tlh melunasi utangnya, dan memenjarakan 4 obligor yg tidak
kooperatif yaitu David Nusa Wijaya, Untung Bursah, sll
- Melaksanakan pemilu 2004 paling rumit didunia secara bebas dan jurdil
Itulah sekelumit prestasi megawati selama 3 tahun menjadi presiden, yg dikalahkan oleh orang
yg kemudian terbukti tidak kompeten dan menang karena kegantengan dan kesantunannya.
Secara teoritik, neoliberalisme merupakan teori ekonomi yang benar-benar membebaskan pasar
bertindak, ketimbang regulasi, sehingga cenderung disebut menihilkan peran negara. Disini,
mengutip Vincent Navarro, pokok kebijakan neoliberalisme adalah sebagai berikut; (i) deregulasi
pasar tenaga kerja, melalui penerapan sistim kontrak dan outsourcing, (ii) deregulasi pasar
financial, (iii) deregulasi perdangan barang dan jasa, (iv) mengurangi subsidi dan jaminan sosial
untuk public, (v) privatisasi dan penjualan asset strategis, (vi) mempromosikan individualisme
dan konsumerisme, (vii) pengembangan teori dan narasi yang memuji-muji keunggulan pasar,
(viii) mempromosikan anti-intervensionisme.
Kita tidak akan menggunakan keseluruhan parameter tersebut, tetapi hanya mengambil beberapa
point kebijakan neoliberal yang familiar bagi rakyat luas, seperti soal privatisasi, utang luar
negeri, soal pencabutan subsidi, dan liberalisasi ekonomi. Tujuannya, tentu saja, supaya rakyat
lebih mudah memahami perbedaan era pemerintahan SBY dan pemerintahan sebelumnya, serta
watak neoliberal rejim SBY yang lebih agressif dibanding sebelumnya.
Kebijakan Privatisasi
Secara teoritis, bagi penganut neoliberal, privatisasi dimaksudkan sebagai jalan untuk mengatasi
masalah kekurangan financial, untuk membuat pelayanan menjadi lebih efisien, serta mengindari
distorsi pada makro dan mikro ekonomi akibat pelayanan public gratis (Carlos Vilas). Pada
kenyataannya, privatisasi telah mengarah para pengguna jasa untuk membeli dengan harga yang
lebih mahal, karena perusahaan yang terprivatisasi kini menggunakan kriteria bisnis dan mencari
keuntungan (profit).
Baiklah, kita memperbandingkan privatisasi di jaman Megawati dan pemerintahan SBY sekarang
ini;
2. Selain itu, pertimbangan melakukan privatisasi dijaman megawati adalah untuk mencari
pendanaan untuk menutupi deficit APBN. Seperti diketahui, Megawati mewarisi sebuah kondisi
ekonomi yang compang camping akibat krisis ekonomi 1997. Sementara di bawah pemerintahan
SBY, kondisi APBN cenderung membaik, dan bahkan surplus. Artinya, SBY menjalankan
privatisasi memang berdasarkan scenario neoliberalisme, sementara megawati menjalankannya
sebagai pertimbangan pragmatis dalam situasi darurat.
3. Dari segi jumlah BUMN yang diprivatisasi, SBY jauh lebih agressif ketimbang Megawati.
Berdasarkan catatan kami, Periode 1991-2001, pemerintah Indonesia 14 kali memprivatisasi
BUMN. Yang terprivatisasi 12 BUMN. Sedangkan dibawah SBY, situasinya cukup
menggemparkan, bayangkan, hanya dalam setahun 44 BUMN dilego. Apalagi, privatisasi kali ini
disertai penjualan seluruh saham 14 BUMN industri, 12 BUMN kepada investor strategis, dan
beberapa BUMN lainnya kepada asing. Jadi, SBY benar-benar royal dalam mengobral BUMN
dibandingkan pemerintahan sebelumnya.
1. Soal kebijakan utang luar negeri, pemerintahan SBY terlalu banyak melakukan kebohongan
terhadap publik. Soal utang kepada IMF, misalnya, SBY mengatakan bahwa jumlahnya semakin
menurun, tetapi angka kumulatif utang luar negeri terus bertambah dari donatur di luar IMF, baik
dari Bank Dunia, ADB, Paris Club, dsb, maupun dari utang bilateral.
2. Semasa pemerintahan Megawati, yaitu 3,5 tahun, jumlah utang luar negeri Indonesia
bertambah sebesar Rp 12 triliun. Sementa itu, di bawah pemerintahan SBY, tercatat terjadi
peningkatan total utang luar negeri secara signifikan dari Rp. 662 triliun (2004) menjadi Rp. 920
triliun (2009). Artinya Pemerintahan SBY berhasil membawa Indonesia kembali menjadi
negara pengutang dengan kenaikan 392 triliun dalam kurun waktu kurang 5 tahun.
3. Dalam tiap tahunnya, misalnya, Megawati menambah utang rp 4 triliun pertahun, sementara
pemerintahan SBY menambah utang sebesar 80 trilyun pertahun. Jika dibandingka dengan era
Soeharto pun, SBY masih jauh lebih beringas, dimana SBY menambah 80 trilyun pertahun,
sementara soeharto menambah 1500 trilyun dalam 32 tahun.
4. Untuk diketahui, outstanding Utang luar negeri Indonesia sejak tahun 2004-2009 terus
meningkat dari Rp1275 triliun menjadi Rp1667 triliun.
5. Sementara itu, sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2008, pembayaran bunga dan cicilan
pokok utang luar negeri menunjukkan tren yang meningkat. Sejak awal masa pemerintahan
presiden SBY di tahun 2005 sampai dengan September 2008 total pembayaran bunga dan cicilan
pokok pinjaman luar negeri sebesar Rp277 triliun. Hal inilah, secara factual, yang menyebabkan
APBN tidak bisa berfungsi untuk mendanai pembangunan dan belanja capital.
6. Pada tahun 2003, ketika Budiono menjabat menteri keuangan, dia berusaha memperpanjang
kontrak dengan IMF melalui Post Program Monitoring (PPM), padahal sidang MPR
mengamanatkan kepada pemerintah untuk mengakhiri kerjasama dengan IMF.
Dalam hal pencabutan subsidi BBM, pemerintahan SBY jauh lebih agressif dalam mencabut
subsidi BBM. Dihitung berdasarkan persentase, maka tingkat kenaikan BBM pada era
pemerintahan Megawati adalah 31%, sementara tingkat kenaikan BBM pada pemerintahan SBY
adalah 64%.
2. Di bidang perdagangan, SBY menjadi pengikut setia WTO dalam mendorong penghapusan
tariff impor dan ekspor di kawasan Asia Tenggara. Selain itu, SBY juga aktif dalam mendorong
Free Trade Agreement (FTA) dengan negara-negara lain, seperti ASEAN EU FTA, ASEAN
Jepang FTA, ASEAN India FTA, ASEAN Korea Selatan FTA, dan Indonesia Jepang EPA.
3. Di bidang industri, di bawah pemerintahan SBY, banyak sektor Industri yang menderita
kekurangan bahan baku. Industri rotan, misalnya, harus tutup dan mengalami kebangkrutan
karena SBY meliberalisasi rotan Indonesia.
4. Di sektor energi, liberalisasi juga menyebabkan pasokan gas untuk industri juga mengalami
kemandekan. Sebagai misal, Dua pabrik pupuk besar, yaitu PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) dan
Asean Aceh Fertilizer (AAF), harus tutup. Selain itu, ada banyak industri di dalam negeri yang
menderita kekurangan pasokan energi, akibat keputusan pemerintahan SBY meliberalkan sektor
energi dan menerapkan kebijakan ekspor bahan mentah.
6. Di sektor jasa, khususnya pendidikan dan kesehatan, SBY juga begitu aktif dalam
mengaprove proposal yang diajukan WTO. Di bidang pendidikan, misalnya, pemerintahan SBY
menghasilkan RUU BHP yang mengarahkan pendidikan pada mekanisme pasar.
7. sebagai dampak dari liberalisasi yang diperkenalkan SBY, di sektor migas, misalnya, pihak
asing mengontrol hingga 85-90% pengelolan migas nasional, akibatnya 85% produksi migas
nasional dikontrol oleh pihak asing. Kemudian, Sebanyak 65% kepemilikan saham di pasar
modal adalah asing. Sebesar 14 milyar dollar AS kepemilikan SBI dan SUN adalah asing.
8. selain itu, sebagai dampak penerapan liberalisasi investasi, Lebih dari 95 juta hektar lahan
telah diserahkan kepada perusahaan minyak di sektor hulu dalam rangka ekploitasi minyak.
Lebih dari 40 juta hektar diserahkan dalam rangka eksploitasi mineral dan batubara, sekitar 7
juta hektar diserahkan untuk korporasi perkebunan dan sekitar 31 juta hektar diserahkan untuk
korporasi kehutanan.
1. pada masa pemerintahan Megawati, kerjasama ekonomi dan politik luar negeri tidak begitu
determinis di bawah kendali sebuah negara. Tidak seperti SBY sekarang ini, dimana benar-benar
terfokus dan ditentukan oleh AS dan negara-negara kapitalis maju. Di masa pemerintahan
Megawati, kerjasama ekonomi dan politik juga dilakukan diluar blok AS dan sekutunya, seperti
kerjasama pembelian pesawat Sukhoi dengan Rusia dan kerjasama perdagangan dengan China.
2. selain itu, pemerintahan Megawati berusaha keras untuk keluar dari jebakan IMF. Hanya
saja, usaha itu dibiaskan oleh Budiono, menteri keuangan waktu itu, dengan menandatangi post
program monitoring (PPM) yang berarti melanjutkan campur tangan IMF secara sembunyi-
sembunyi.
3. Untuk perlindungan terhadap perempuan dan TKI di luar negeri, pemerintahan megawati
pernah mengajukan tiga RUU, yaitu Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perlindungan
Terhadap Korban Kekerasan di Lingkungan Kerja dan Rumah Tangga, RUU Pekerja di Luar
Negeri, dan RUU Tindak Pidana Perdagangan Orang.
Pengangguran
1. Jika mengacu pada BPS yang dikendalikan SBY, maka tingkat pengangguran terbuka
pada Februari 2009 mencapai 9,26 juta atau 8,14 persen dari total angkatan kerja. Hal ini jelas
manipulatif, karena dibasiskan pada metode penghitungan yang tidak tepat. Dalam penghitungan
BPS, seseorang disebut bekerja bila dapat bekerja sejam dalam seminggu. Dengan metode ini,
maka kelompok pekerja informal termasuk orang yang bekerja menjadi pak ogah' di pagi dan
sore, penjual asongan, pekerja serabutan dan orang yang ikut kampanye dan kegiatan partai,
dapat disebut sebagai pekerja. Penghitungan ini tidak akurat, karena akhirnya tidak menjelaskan
angka real orang yang bekerja dan memperoleh pendapatan yang layak.
2. Jadi, apa yang dikatakan sebagai penurunan angka pengangguran dan pembukaan
lapangan kerja baru oleh BPS, dan diklaim prestasi SBY, adalah pertumbuhan pekerja informal.
Porsi kerja Informal yang pada tahun 2005 hanya 63%, meningkat menjadi 69% pada tahun
2008. Pekerja informal ini termasuk kelompok unpaid worker (istri, anak, saudara, dll). Pantas
bila pada tahun 2008, klaim penciptaan lapangan kerja baru sebesar 2,6 juta ternyata 41%nya
adalah lapangan kerj sector jasa kemasyarakatan.
Kemiskinan
2. Selain itu, klaim SBY berhasil mensejahterakan benar-benar menyesatkan, karena tidak
didukung data-data dan fakta lapangan. Sebagai misal, angka prestisius SBY itu bertolak
belakarang dengan tingginya inflasi untuk makanan, bahan pangan, pendidikan dan perumahan
adalah salah satunya. Inflasi makanan dan bahan makanan masing-masing sebesar 12,5% dan
16,4% atau inflasi perumahan dan pendidikan yang mencapai 11% dan 9%. Padahal, ketiga hal
tersebut sangat mempengaruhi pendapatan masyarakat bawah dalam memenuhi kebutuhan
pokoknya.
Disini, metode penghitungan BPS juga sangat diragukan, karena hanya mengacu pada
peningkatan areal pertanian padi. menurut versi SBY, swasembada pangan pada tahun 2008
berhasil karena adanya peningkatan luas areal penanaman padi, yaitu mencapai 7,86 juta hektar
atau 3,4 persen (periode Oktober 2007-Maret 2008) di atas pencapaian luas tanam pada periode
sama 2006/2007. Selain itu, SBY juga menyebutkan sejumlah faktor yang mendukung
pencapaian swasembada, yaitu iklim kondusif, benih unggul, pupuk, suplai air, serangan hama
penyakit, dan pengelolaan pascapanen.
Baiklah, kita bantah satu persatu kebohongan dari pemerintahan SBY ini;
3. sistim irigasi sebagai penunjang pokok dalam memacu produksi pertanian berada dalam
kondisi buruk. Setidaknya, berdasarkan data, terdapat 80% sistim irigasi di Indonesia mengalami
kerusakan. Jika benar, berarti klaim pemerintah bahwa sistim irigasi menunjang produksi
pertanian adalah bohong. Dan meman demikian faktanya. Menurut Andreas Maryoto, seperti
yang ditulis Kompas edisi 24 februari 09, ketersediaan air bagi pertanian bukan karena faktor
irigasi yang baik, melainkan karena faktor cuaca pada musim kemarau yang cenderung basah
seperti pernah terjadi pada 2003.
4. Soal ketersediaan pupuk lebih parah lagi. Hampir 5 tahun SBY memerintah, petani
Indonesia tidak pernah berhenti dari kegelisahan karena kelangkaan pupuk. Kalaupun ada, petani
harus memperolehnya dengan harga mahal. Tutupnya sejumlah pabrik pupuk, karena kebijakan
ekspor gas pemerintah, menyebabkan produksi pupuk nasional menurun. Produksi pupuk di
tahun 2008 diperkirakan hanya 6 juta ton, sementara konsumsi meningkat mendekati 9 juta ton.
5. Soal serangan dan gangguan hama, pada musim tanam di musim hujan 2007/2008, ada
serangan tikus, hama penggerak batang, tungro, kresek, dan blas yang terjadi pada 208.931 ha
atau di atas serangan hama yang terjadi pada musim tanam di musim hujan 2006/2007 yang
hanya 143.312 ha. (Kompas)
Pelayanan Publik
1. Berdasarkan data, pada tahun 2005, dikatakan bahwa baru 32,3% penduduk Indonesia yang
mempunyai rumah, sementara sisanya hidup memprihatinkan.
2. menurut Koalisi Rakyat untuk Hak Atas Air (KRuHA), Hanong Santono, terdapat 119 juta
rakyat Indonesia yang belum mengakses air bersih, akibat keputusan pemerintah memprivatisasi
pengelolaan air bersih.
3. Di bidang pendidikan, misalnya, menurut data resmi yang dihimpun dari 33 Kantor Komnas
Perlindungan Anak (PA) di 33 provinsi, jumlah anak putus sekolah pada tahun 2007 sudah
mencapai 11,7 juta jiwa. Dalam tahun 2008 angka tersebut meningkat, karena terjadi
pertambahan putus sekolah sekitar 841.000 siswa sekolah dasar dan 211.643 siswa
SMP/madrasah tsanawiyah . Jadi, total kepala yang tak mampu dididik oleh Negara hingga tahun
2009 adalah sebesar 13 juta jiwa.
4. Setiap tahunnya, semenjak pemerintahan SBY, terdapat 74.616 hingga satu juta orang
perempuan yang diperdagangkan secara illegal. Pemicunya adalah kemiskinan dan perlindungan
pemerintah yang lemah.
5. Jalan di Indonesia sampai 2007 memiliki panjang sekitar 34.000 km, di mana sebagiannya
merupakan warisan Pemerintah Kolonial Belanda. Dari sudut kelayakan; jalan raya yang dalam
keadaan baik hanya 9.500 km (27,94%, sisanya yang dalam kondisi rusak berat dan ringan 2.500
km dan 3.800 km. (Departemen PU, 2008).