Pertemuan 07 Perencanaan Teknis Bendungan PDF
Pertemuan 07 Perencanaan Teknis Bendungan PDF
Perencanaan Teknis
Bendungan Tipe Urugan
Tim Pengampu
Sepertitelah diuraikan pada bahasan
terdahulu, bahwa tahapan suatu proyek
mengikuti tahapan yang disingkat
dengan SIDLACOM.
Kebanyakan proyek di Indonesia
mengikuti tahapan : studi kelayakan
pendahuluan, studi kelayakan,
perencanaan teknis dan pelaksanaan
konstruksi.
Setidaknya proyek dibangun karena
memenuhi 2 keadaan : kelayakan dan
keinginan
Studi kelayakan. Suatu proyek yang layak
dibangun harus memenuhi kelayakan teknis
dan ekonomis.
Layak teknis artinya proyek tersebut terpenuhi
semua persyaratan teknis untuk kebutuhan
keamanan pembangunannya.
Layak ekonomis, artinya mempunyai angka
BCR>1 dan IRR>discount rate
Kadang suatu proyek akan tetap dibangun
meski dianggap tidak layak, hanya
memenuhi keinginan/rasa yang sulit dinilai
dengan uang. Keuntungan yang tidak dapat
dinilai dengan uang tersebut biasa disebut
dengan intangible benefit. Misal : keamanan,
kemajuan, kesejahteraan, dll.
Mengenal bagian-bagian bendungan
Bagian-bagian bendungan
Tampungan dan genangan
Tanggul
Spillway/pelimpah
Intake
Elevasi bendungan
Elevasi muka air banjir
Elevasi muka air normal
Elevasi muka air rendah
Keterangan :
1. Tampungan Mati a = Elevasi muka air banjir
2. Tampungan tak aktif b = Elevasi muka air normal
3. Tampungan aktif c = Elevasi muka air terendah
4. Tampungan Banjir
F S L = Flood Supply Level
M OL = Minimum Operation Level
PEMILIHAN LOKASI BENDUNGAN
Bendungan dapat dibuat di alur sungai ataupun di daratan
yang secara topografi jika dibendung akan mampu
menampung air hujan. Beberapa kriteria tentang pemilihan
lokasi bendungan dapat disebutkan sebagai berikut ini.
1. Kriteria topografi. Dicari suatu lokasi yang dengan sedikit
pekerjaan (volume timbunan) didapatkan volume tampungan
yang besar. Lokasi ini biasanya berada diantara dua bukit.
2. Kriteria geologi. Lokasi penempatan bendungan haruslah
memenuhi syarat-syarat geologi. Daya dukung tanahnya
harus mampu menahan beban-beban akibat bendungan,
porositas tanahnya harus kecil sehingga kehilangan air dapat
diminimalkan.
3. Kriteria hidrologi. Volume air yang direncanakan, secara
hidrologi harus bisa dibuktikan bahwa volume tersebut akan
terpenuhi.
MENENTUKAN VOLUME TOTAL
WADUK
Menentukan volume total waduk, didasarkan
pada keadaan :
1. Data Topografi
2. Data Hidrologi
3. Data kebutuhan air
Volume waduk akan menentukan tinggi
bendungan dan mempengaruhi biaya proyek
Menentukan kapasitas waduk dari
data topografi
Kapasitas wadah (cekungan) > inflow
bagus/ cekungan cukup untuk
menampung
Kapasitas wadah < inflow Wadah
tidak cukup spill out akan besar
Q desain untuk pelimpah diperbesar atau
mengkaji kemungkinan penambahan
tinggi bendungan meski harus
menambah bendungan sisi
Yang dimaksud lengkung kapasitas (capacity
curve) adalah grafik yang menggambarkan
hubungan antara tinggi (elevasi)
waduk/bendungan dengan luas genangan
dan volume tampungan yang akan
didapatkan
Pada Gambar berikut ditampilkan contoh
peta situasi lokasi waduk/bendungan. Dari
contoh tersebut akan dibuat lengkung
kapasitas waduk/bendungan rencana
Peta Topografi daerah genangan waduk
+50
+45
+40
+35
35 0,5
40 1,8
45 3,9
50 7,2
2. Dihitung volume tampungan diantara dua
garis kontur dengan rumusan
A kontur1 A kontur 2 A kontur1 x A kontur 2
Volume x selisih kontur
3
V1
0,5 1,8
0,5 x1,8 x106 m2
x 40 35 5 750 000 m3
3
V2
1,8 3,9
1,8 x 3,9 x106 m2
x 45 40 14 250 000 m3
3
V3
3,9 7,2
3,9 x 7,2 x106 m2
x 50 45 27 750 000 m3
3
3. Dari masing-masing volume tersebut
kemudian dikomulatifkan, didapatkan tabel
berikut :
Volume Komulatif
Elevasi
(m3)
35 0
40 5 750 000
45 20 000 000
50 47 750 000
4. Lengkung kapasitas dibuat dari langkah a dan c,
yang kemudian disajikan dalam bentuk grafik
antara elevasi terhadap luas genangan dan
volume tampungan seperti ditampilkan pada
gambar berikut
Contoh Lengkung kapasitas lebih dari satu
alternatif
Metode Kurva Massa
Menentukan kapasitas waduk dari
data hidrologi
Metode kurva massa
Contoh
Diketahui data pengukuran debit bulanan sebuah
sungai selama 3 tahun sebagai berikut :
Tabel 7-1. Debit rerata bulanan
20000
kumulatif debit (m3/det)
15000
10000
5000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
periode (bulan)
25000
kurva massa debit A
a
20000
kumulatif debit (m3/det)
b
15000
10000
5000
O
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
periode (bulan)
Buatlah grafik dengan sumbu x adalah
periode, dan sumbu y adalah kumulatif debit
Buat garis OA (kumulatif nilai debit rerata)
Buat garis singgung yang sejajar garis OA di
bagian atas (garis a) dan di bagian bawah
(garis b)
Perbedaan tinggi garis a dan garis b dikalikan
periode waktu (1 bulan = 30x24x60x60 )
adalah volume waduk yang dicari.
Apabila mempunyai data pengukuran
yang cukup panjang, misal 30 tahun
maka cara ini akan mengalamikesulitan
karena skalanya terpaksa disesuaikan
dan akibatnya hasilnya menjadi kurang
teliti. Oleh karena itu dapat garis debit
rata-ratanya dibuat mendatar dengan
mambuat grafik menggunakan data
pada kolom (6) seperti disajikan dalam
tabel 7-2 di atas
kurva massa debit mendatar
1000 870
500 360
perbedaan dari nilai rata2 debit
-10 0
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
-110
-500
-690
-1000
-980
-1500
periode (bulan)
2
12
1
900
550
730
730
4,015
3,835
Misal, jika besarnya kebutuhan
2 700 730 3,805 kurang dari 730m3/det dan/atau
keandalan yang direncanakan
3 750 730 3,825
4 650 730 3,745
5
6
500
450
730
730
3,515
3,235
kurang dari 95%, maka dengan
7 350 730 2,855 sendirinya volume waduk rencana
dapat diturunkan.
8 330 730 2,455
9 250 730 1,975
10 400 730 1,645
11 500 730 1,415
12 600 730 1,285
3 1 550 730 1,105
2 650 730 1,025
3 800 730 1,095
4 900 730 1,265
5 700 730 1,235
6 600 730 1,105
7 450 730 825
8 300 730 395
9 200 730 - Gagal
10 600 730 - Gagal
11 1000 730 270
12 1200 730 740
debit rerata 610
Perencanaan
Dimensi Bendungan
Tinggi Bendungan
Tinggi bendungan adalah beda tinggi tegak
antara puncak bendungan dengan bagian
terbawah dari pondasi bendungan.
Makin tinggi bendungan makin besar volume
tampungan dan makin mahal biaya
pembangunannya. Oleh karena itu harus dicari
tinggi yang optimal.
Untuk menentukan tinggi bendungan secara
optimal, harus memperhatikan tinggi air untuk
operasi bendungan dan tinggi ruang
bebas/jagaan (free board).
Perencanaan tinggi air untuk operasi bendungan
dapat ditentukan dari lengkung kapasitas.
Lebar puncak bendungan
Lebar puncak bendungan urugan haruslah cukup
kuat untuk :
1. Menjaga agar garis preatik atau permukaan
atas rembesan tetap berada di dalam
bendungan pada waktunya
2. Menahan hentakan gempa serta kekuatan
gelombang
3. Memenuhi kebutuhan sekunder seperti lebar
jalan pemeliharaan minimum, sebesar 3 meter
TINGGI BENDUNGAN
Tinggi Jagaan
Tinggi Jagaan menurut The Japanese National Committee on
Large Dam (JANCOLD)
m k
FS hulu tg
1 km
nk sat Gs e w
FS hilir
1 kn
tg sat
sat w 1 e
p
2 2
Q Cd .
1, 5
g .beff .H1
3 3
dengan :
Q = debit ( m3/dt )
Cd = koefisien debit ( Cd = C0.C1.C2 )
g = percepatan gravitasi, ( 9,81 m/dt2 )
b = lebar effektif bendung( m )
H1 = tinggi energi di atas mercu ( m )
H1 h1
p z1
y2
y1
Lj
1. Asumsi elevasi dasar kolam olak ( dibawah 0,5 - 1 m
dibawah elevasi lantai muka).
2. Hitung Z1 ( elv.mercu elv. dasar kolam olak)
3. Hitung V1
4. Hitung Y1
5. Hitung Fr, berdasarkan harga Fr tentukan tipe kolam olak
USBR
6. Hitung Y2
7. Hitung V2
8. Hitung Lj
V1 2 g (1 / 2H1 Z
Qbanjir
Y1
b
eff xV1
V1
Fr
g.Y1
Y2 1
1 8Fr 1
2
Y1 2
Qbanjir
V2
b eff xY2
Bahan f
Pasangan batu pada pasangan batu 0,60 - 0,75
Batu keras berkualitas baik 0,75
Kerikil 0,50
Pasir 0,40
Lempung 0,30
Stabilitas Guling
Persamaan yang digunakan :
MV
SF SF
MH
dimana :
SF = Faktor keamanan
MV = Momen yang bekerja akibat resultan gaya
vertikal terhadap titik yang ditinjau (tonm)
MH = Momen yang bekerja akibat resultan gaya
horisontal terhadap titik yang ditinjau
(tonm)
SF = Faktor keamanan yang diijinkan
Stabilitas Lereng Dam Urugan Menggunakan
Metode Irisan Bidang Luncur Bundar
Metode analisis stabilitas lereng untuk dam tipe tanah urugan (earth
fill type dam) dan timbunan batu (rock fill type dam) didasarkan pada
bidang longsor bentuk lingkaran
dengan:
Fs = Faktor keamanan
S = Jumlah gaya pendorong (T)
T = Jumlah gaya penahan (T)
Gaya-gaya yang bekerja pada irisan
Besarnya daya dukung tanah dipengaruhi oleh dalamnya pondasi,
lebarnya pondasi, berat isi tanah, sudut geser dalam dan kohesi dari
tanah. Daya dukung tanah (ultimate bearing capacity) dihitung
dengan rumus pondasi menerus sebagai berikut (terzaghi) :
dengan :
qult = daya dukung ultimate (t/m2)
C = kohesi (t/m2)
sub = berat isi tanah jenuh air (t/m3)
= berat per satuan volume tanah (t/m3)
, = faktor yang tak berdimensi dari bentuk tapak pondasi
Z = kedalaman pondasi
B = lebar pondasi
Besarnya daya dukung ijin tanah adalah:
qultimate
ijin
SF
Tinjauan eksentrisitas
M L L
e
V 2 6
Perhitungan
Rembesan
Aliran Rembesan Bendungan
Menentukan garis phreatis
Y 2Y0 X Y02
Y0 h 2 d 2 d
d L2 0,3L1
L2 L L1
Nf
Qf xkxHxL
Nd
Qf = kapasitas aliran filtrasi
Nf = garis aliran filtrasi
Nd = garis ekipotensial
k = koefisien rembesan
H = tinggi tekanan air total
L = panjang profil aliran
q
k
2d
H12 H 22
Rembesan cara Schaffernak
d d2 H2
a 2
cos cos sin
2
a d 2
H2 d 2
H 2ctg 2
q k.a. sin 2
Terima Kasih