Anda di halaman 1dari 21

SPESIFIKASI TEKNIS

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1. Mobilisasi dan Demobilisasi
1.1.1. Definisi
Kegiatan mendatangkan dan mengembalikan alat yang dipersyaratkan
dalam dokumen lelang ke lokasi pekerjaan.
1.1.2. Persyaratan
Mobilisasi dan demobilisasi alat sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan
pekerjaan.
1.1.3. Metode Pelaksanaan
 Pengangkutan dengan trailer
 Kemungkinan alat harus diturunkan sebelum lokasi pekerjaan
karena trailer tidak bisa masuk dan alat harus dijalankan menuju
lokasi pekerjaan
 Kemungkinan menggunakan pengawalan Polisi
 Kemungkinan harus menebang pepohonan yang menghalangi
masuknya peralatan
 Kemungkinan harus memperlebar jalan dan memperkuat jembatan
yang akan dilewati alat berat
 Kemungkinan pasca demobilisasi harus melakukan perbaikan jalan
yang rusak
1.1.4. Pembayaran
Dibayarkan secara Lumpsump sesuai dengan yang tercantum dalam
Daftar dan Kuantitas Harga dan Dilampiri dengan bukti dan data
pendukung (foto, dsb)
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi peralatan yang digunakan, “Overhead + profit”

1.2. Pembuatan Papan Nama Pekerjaan


1.2.1. Definisi
Papan yang berisi informasi pekerjaan yang dilaksanakan
1.2.2. Persyaratan
 Ukuran 2,20 x1,00 m. Terbuat dari kayu klas II ukuran 8/12 cm dan
multiplek tebal 10 mm
 Isi, tulisan, dan warna papan nama dibuat sesuai dengan gambar
dan ditulis dengan digital printing (banner).
 Papan nama harus tetap terpasang dalam kondisi baik selama masa
pelaksanaan sampai dengan serah terima pekerjaan pertama
(PHO).
1.2.3. Metode Pelaksanaan
 Lokasi penempatan papan nama proyek sesuai dengan arahan
Direksi Pekerjaan
 Papan nama proyek harus dipasang maksimal 14 (empat belas) hari
kalender dari diterbitkannya SPMK.
 Bentuk dan dimensi papan nama proyek sebagai berikut :

2.20

K EME NTERIA N PE KE RJ AA N UM UM DAN P E RUMAHA N R AKYA T


Huruf Hitam
0.20
D I R E K T O R A T J E N D E R A L S U M B E R D A Y A A I R
Dasar Putih
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI BRANTAS
S NVT. PELAKSANAAN JARING AN PEMAN FAATAN AIR BRA NTAS

K E G I A T A N I R I G A S I D A N R A W A 1
Jl. Menur No. 123 Telp. (031) 5947836 Surabaya

Nama Pekerjan : .................................................


0.80
Lokasi
Tanggal Kontrak
Waktu Pelaksanaan
:
:
:
.................................................
.................................................
.................................................
Huruf Hitam
Sumber Dana
Tahun Anggaran
:
:
.................................................
.................................................
Dasar Putih
Nilai Kontrak : Rp. ...........................................

0.20

PROYEK INI
DAL AM PEN GA WA LA N D AN PENG AMAN AN
Huruf Hitam
0.30 TP4D Dasar Putih
K EJ AK SA AN T INGG I J AWA TIMUR

0.20
Huruf Hitam
PROYEK INI DILAKSANAKAN DENGAN DANA YANG DIHIMPUN
0.30
DARI PAJAK YANG SAUDARA BAYAR Dasar Putih
3.00
0.10
Pelaksana : PT./CV. ....................................... Pelaksana : PT./CV. .......................................
Huruf Hitam
0.30 Jl. .................................................. Jl. .................................................. Dasar Putih

1.00

0.20

Angker Ø10 mm
1.00

1.2.4. Pembayaran
Dibayarkan berdasarkan Harga Satuan sesuai yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas Harga dan spesifikasi teknis.
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi Upah tenaga dan bahan material yang dipakai, “Overhead +
profit”
1.3 Fasilitas
1.3.1 Definisi
Kantor lapangan penyedia jasa di lokasi pekerjaan untuk
menyelenggarakan manajemen pelaksanaan pekerjaan selama masa
kontrak.yang terdiri dari : Kantor Direksi, Base camp, dan Gudang.
1.3.2 Persyaratan
1.3.2.1 Kantor Direksi
 Ukuran minimal 36 m2
 Dilengkapi 2 set meja dan kursi
 Dilengkapi dengan peralatan kerja (PC, Printer, ATK, White
Board)
 Dilengkapi dengan toilet
1.3.2.2 Sewa Base camp
 Ukuran minimal 54 m2
 Tersedia ruang rapat minimal dilengkapi 2 set meja dan kursi
serta satu set proyektor
 Dilengkapi dengan peralatan kerja (PC, Printer, ATK, White
Board), tersedia listrik dengan daya minimal 900 watt, fasilitas
internet, air bersih, fasilitas MCK.
 Tersedia tempat parkir yang cukup untuk minimal 2 (unit)
kendaraan roda empat dan sepeda motor penyedia jasa dan
direksi
1.3.2.3 Sewa Gudang
 Luas minimal 30 m2
 Terlindung dari panas dan hujan serta terjaga keamanannya
1.3.2.4. Metode Pelaksanaan
 Untuk semua fasilitas harus sesuai dengan persyaratan
 Untuk lokasi-lokasi fasilitas harus persetujuan direksi
1.3.2.5. Pembayaran
 Dibayarkan berdasarkan Harga Satuan sesuai yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
 Dilampiri dengan bukti dan data pendukung (gambar, foto,
denah).
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi bahan material yang dipakai, “Overhead + profit”

1.4. Pengukuran
1.4.1. Uitset Trase Saluran
1.4.1.1. Definisi
Pengukuran profil memanjang dan melintang trase saluran
1.4.1.2. Persyaratan
 Interval/jarak paling jauh maksimal 50 m
 Untuk lokasi tikungan interval/jarak menyesuaikan
lokasi/kondisi lapangan
 Untuk lokasi diantara patok terdapat galian perlu diberikan
patok tambahan
 Toleransi/ketelitian hasil pengukuran yang di ijinkan
maksimal 10√D (D adalah panjang pengukuran dalam km
sedangkan hasil ketelitian dalam mm)
1.4.1.3. Metode Pelaksanaan
 Pengukuran harus dilaksanakan dengan metode pergi–
pulang, Dan data hasil pengukuran harus dibuat masing-
masing.
 Apabila ada selisih hasil pengukuran dan masih memenuhi
toleransi yang diijinkan maka selisih tersebut harus
dikoreksikan kembali
 Apabila selisih hasil pengukuran di luar batas toleransi
harus dilakukan pengukuran ulang.
1.4.1.4. Pembayaran
 Dibayarkan berdasarkan Harga Satuan sesuai yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga
 Dilampiri dengan bukti dan data pendukung (buku ukur dan
data hasil pengukuran)
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah
harus meliputi Upah tenagadan peralatan yang digunakan,
“Overhead + profit”

1.4.2. Pengadaan dan Pemasangan Patok Kayu (Ukuran 5/7)


1.4.2.1. Definisi
Penanda sementara untuk batas-batas pengukuran selama
waktu pelaksanaan
1.4.2.2. Persyaratan
Bahan kayu 5/7 cm klas II panjang 50cm
1.4.2.3. Metode Pelaksanaan
 Patok kayu dipasang setiap jarak 50 meter.
 Kedalaman minimal 30 cm atau menyesuaikan kondisi
lapangan.
 Patok harus dicat dengan warna cerah dan bagian ujung
atas dipasang paku payung.
 Patok dijaga keberadaan selama waktu pelaksanaan
sehingga dalam penempatan patok harus mudah dilihat
dan tidak terganggu oleh aktifitas pekerjaan.
1.4.2.4. Pembayaran
Dibayarkan berdasarkan Harga Satuan sesuai yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan harga.
Harga satuan yang dimaksud adalah 0,5 meter.
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah
harus meliputi Upah tenaga, bahan yang dipakaidan
peralatan yang digunakan, “Overhead + profit”

1.5. Fasilitas Kesehatan (P3K) dan K3


1.5.1. Definisi
Kelengkapan kesehatan (P3K) dan keselamatan (K3) yang
disedikakan di lokasi pekerjaan.
1.5.2. Persyaratan
Jenis perlengkapan K3 yang harus tersedia di lokasi pekerjaan adalah :
kotak P3K, helm proyek, rompi proyek, sepatu boot, jas hujan, dan
rambu-rambu peringatan.
Perlengkapan K3 harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia
yang berlaku.
1.5.3. Metode Pelaksanaan
 Semua pekerja dan personil lapangan harus memakai helm
proyek, rompi proyek dan sepatu boot.
 Jika diperlukan, penyedia jasa wajib menugaskan 1 (satu) orang
staf atau lebih untuk mengatur lalu lintas saat pengangkutan
material konstruksi melintas atau menyeberang jalan raya yang
ramai lalu lintasnya.
1.5.4. Pembayaran
 Dibayarkan berdasarkan Harga Satuan sesuai yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
 Dilampiri dengan bukti dan data pendukung (foto).
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi bahan material yang dipakai, “Overhead + profit”
2. PEKERJAAN TANAH
2.1. Galian Tanah Biasa Sedalam ≤ 1 m secara manual
2.1.1. Definisi
Galian tanah untuk tanah biasa dimana kedalamanya kurang dari ≤ 1
m.
2.1.2. Persyaratan
 Galian ini dilakukan secara manual
 Kedalaman maksimal galian dari permukaan tanah tidak lebih dari 1
meter.
2.1.3. Metode Pelaksanaan
 Tanah digali sedalam ≤ 1 m dengan cara manual, kemudian hasil
galian tersebut diangkat keatas untuk dibuat tangkis / tanggul dan
dirapikan sesuai gambar pelaksanaan.
 Apabila ada kelebihan volume yang disebabkan oleh kondisi di
lapangan harus dibuang keluar.
 Pekerjaan galian tanah sudah termasuk mengangkat dan
mengangkut sejauh kurang dari 30 meter.
2.1.4. Pembayaran
 Pekerjaan galian tanah biasa sedalam ≤ 1 m secara manual dihitung
dengan menggunakan satuan meter kubik (m3).
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi Upah tenaga dan “Overhead + profit”

2.2. Menggali tanah dengan excavator, hasil galian di buang disekitar dan
dirapikan
2.2.1. Definisi
Menggali tanah biasa dengan menggunakan alat berat (excavator).
2.2.2. Persyaratan
 Galian ini dilakukan menggunakan excavator sesuai kebutuhan
lapangan.
 Kondisi excavator minimal 75 %.
 Untuk pertanggung jawaban volume hasil galian harus dilakukan tes
penyusutan
 Hasil galian yang digunakan untuk tanggul/tangkis harus dirapikan
2.2.3. Metode Pelaksanaan
 Tanah digali sesuai elevasi rencana dengan memakai excavator,
kemudian hasil galian tersebut diangkat keatas untuk dibuat tangkis
/ tanggul dan dirapikan sesuai gambar pelaksanaan
 Tanah hasil galian tersebut harus dipertanggung jawabkan berupa
foto dokumentasi, dan perhitungan volume.
 Dalam pertanggung jawaban volume hasil galian maka perlu
dilakukan tes penyusutan dimana volume hasil penyusutan sama
dengan volume timbunan yang dibuang untuk tangkis/tanggul.
2.2.4. Pembayaran
Pekerjaan galian tanah biasa dengan alat excavator dihitung dengan
menggunakan satuan meter kubik (m3).
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi Upah tenagadan peralatan yang digunakan, “Overhead +
profit”
3. PEKERJAAN BETON
3.1. Beton Mutu K175 menggunakan molen
3.1.2. Definisi
Pekerjaan beton yang dimaksud adalah campuran antara semen
portland, Agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa
bahan campuran tambahan membentuk masa padat.
Beton yang dipergunakan untuk pekerjaan diklasifikasi berdasarkan
kuat tekan beton pada umur 28 hari (dengan kuat tekan 175 kg/cm2)
yang diperoleh dari benda uji berbentuk silinder atau kubus serta slump
(12±2) cm, w/c = 0,66
3.1.3. Persyaratan
3.1.6.1. Bahan
 Bahan material cement yang dipakai adalah jenis PPC yang ada
dipasaran.
 Air yang dipergunakan harus bersih tidak mengandung Lumpur,
minyak, bahan organic atau bahan kimia.
 Agregat
a) Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan
yang diberikan.
b) Bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut
harus diuji dan harus memenuhi sifat-sifat campuran yang
disyaratkan.
c) Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran
agregat terbesar tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum
antara celah-celah di mana beton harus dicor.
d) Agregat yang digunakan harus bersih, keras dan kuat dan
bebas dari bahan organik.
e) Agregat kasar harus dihasilkan dari pecah mesin dan
ukuranya tergantung Mix Design dan atau gambar konstruksi.
 Bahan campuran tambahan
a) Apabila menggunakan bahan tambahan yang dapat
menghasilkan gelembung udara maka gelembung udara yang
dihasilkan tidak boleh lebih dari 5 % dan harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
b) Bahan tambah yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam
campuran beton dalam jumlah tidak boleh lebih dari 5% berat
semen selama proses pengadukan.
3.1.6.2. Persyaratan Kerja
 Penyimpanan semen harus terlindung dari perubahan cuaca dan
diletakkan di atas lantai dengan landasan kayu, ketinggian tidak
kurang dari 30 cm dari permukaan tanah serta ditutup dan tidak
lebih dari 3 bulan sejak disimpan dalam tempat penyimpanan di
lokasi pekerjaan. Semen tidak boleh ditumpuk melebihi melebihi 8
sak ke arah atas.
 Penyedia Jasa harus menjaga kondisi tempat kerja terutama
tempat penyimpanan agregat, agar terlindung dan tidak langsung
terkena sinar matahari dan hujan sepanjang waktu pengecoran.
 Penyimpanan agregat harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
jenis agregat atau ukuran yang berbeda tidak tercampur.
3.1.4. Metode Pelaksanaan
 Lakukan analisa saringan bahan baik agregrat halus dan kasar
serta hasil analisa saringan harus memenuhi batas ambang yang di
persyaratkan dalam analisa saringan.
 Melakukan mix desain dengan bahan yang disetujui oleh direksi
melalui laboratorium perguruan tinggi negeri / swasta dan dinas
pemerintahan dan hasil mix desain harus ada legalitas yang sah
serta mencantumkan antara lain : beton dalam satuan volume dan
berat, nilai slump test serta kuat tekan.
 Menyediakan peralatan meliputi : kotak adukan, kotak takaran,
molen, tempat air, dan alat pemadat, sebelum pencampuran
dimulai.
 Bekisting dan perancah harus sudah dibentuk sebelum pengecoran
di mulai, sesuai dengan gambar shop drawing yang telah disetujui
oleh direksi.
 Menakar / menimbang bahan sesuai mix desain yang
dipersyaratkan dengan menggunakan bahan yang telah disetujui
oleh direksi, kemudian dicampur sehingga mencapai campuran
yang homogen.
 Sebelum campuran beton dipasang harus dilakukan uji slump test
dan kuat tekan terlebih dahulu.
 Jumlah minimum benda uji per hari pelaksanaan pengecoran = 1
benda uji
 Frekuensi pembuatan benda uji, diambil kondisi yang paling dulu
dipenuhi :
 1 pasang benda uji untuk tiap pengecoran 120 m3 beton
 1 pasang benda uji untuk tiap pengecoran 500 m2 plat
lantai beton
 1 pasang benda uji untuk tiap pengecoran 500 m2 dinding
beton
 Jumlah total benda uji minimum = 5 buah per mutu beton
 Jika dari frekuensi pembuatan benda uji yang diatur di atas
menghasilkan jumlah benda uji kurang dari 5 buah, maka harus
dilakukan randomisasi dengan interval volume pengujian yang
sama, supaya diperoleh minimal sejumlah 5 buah benda uji
 Toleransi untuk jumlah total pengecoran kurang dari 40 m3,
diperbolehkan tidak dilakukan sampling dan pembuatan benda uji, 
jika dapat dijamin dan bukti terpenuhinya kuat tekan diserahkan
dan disetujui oleh Pengawas.
 Campuran beton harus dituangkan secara bertahap dan dipadatkan
dengan vibrator.
 Dalam pengecoran harus dilakukan terus menerus sampai
konstruksi selesai.
 Apabila pengecoran sudah selesai, permukaannya tidak boleh di
plester dan dalam proses pengeringannya harus selalu disiram
dengan air.
 Semua persyaratan beton harus sesuai dengan analisa harga
satuan.
3.1.5. Pembayaran
 Beton diukur dengan jumlah meter kubik (m3) pekerjaan beton
yang digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang
ditunjukkan pada gambar kerja atau yang diperintahkan Direksi
Pekerjaan.
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi upah tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang
digunakan serta Overhead dan Profit.

3.2. Pengadaan dan Pemasangan Lining beton pabrikasi K.300 80x40x8cm


3.2.1. Definisi
Pengadaan dan Pemasangan Lining Beton Pabrikasi adalah
pekerjaan pembuatan konstruksi lining beton secara pabrikasi sesuai
dengan gambar konstruksi dan mutu beton yang telah ditentukan
serta pemasangan konstruksi lining beton pada dinding saluran
3.2.2. Persyaratan
 Lining plat beton bertulang harus dilaksanakan dipabrikan yang
memiliki sertifikat ISO dimana penyedia jasa harus bekerja sama
dengan pabrik beton berupa beton bertulang dengan mutu K-300
(fc=26,4 Mpa), dengan surat dukungan.
 Pabrik beton diharuskan sesuai dengan standar dengan minimal
pada lokasi pabrik mempunyai laboratorium bahan, laboratorium
beton serta adanya batching plant dan berbadan hukum.
 Untuk pembesian diameter yang digunakan, panjang tulangan harus
sesuai dengan gambar desain dan toleransi yang dipersyaratkan
sesuai SNI.
 Semua test yang dilakukan oleh pabrikan harus diserahkan ke
kantor direksi termasuk jadwal pembuatan dan pengiriman linning.
3.2.3. Metode Pelaksanaan
 Sebelum melakukan pencampuran bahan-bahan maka perlu
dilakukan mix disain guna mengetahui jumlah volume/berat dari
bahan untuk memperoleh hasil mutu yang ditetapkan yaitu nilai
slump test 12+2 cm dan perbandingan semen dan air (w/c) = 0,52.
 Pemasangan lining harus dilaksanakan setelah penggalian saluran /
normalisasi saluran dan tanggul selesai dikerjakan.
 Pemasangan lining plat harus dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga tampak rapi, lurus/tidak bergelombang dan jarak toleransi
antar lining plat tidak boleh lebih dari 5 mm.
 Guna untuk memperoleh hasil estetika yang bagus maka dalam
pembuatan beton pra cetak harus memakai bekisting yang terbuat
dari plat besi dan harus diperhatikan kepadatan mortarnya. Bekisting
yang sudah dipakai dan akan digunakan kembali harus dibersihkan
permukaannya dari sisa-sisa mortar.
 Lining plat beton yang cacat (retak, gopil / pecah pinggir) dilarang
untuk dikirim / tidak boleh dipasang.
 Apabila diperlukan pembuatan drain hole maka dalam proses
pembuatannya harus memperhatikan nilai estitika.
 Dalam proses pembuatan harus dilakukan analisa saringan
terhadap bahan yang akan digunakan (pasar, batu) dan hasil analisa
harus memenuhi persyaratan pada kondisi antara batas halus dan
batas kasar.
 Panjang lining beton diperhitungkan berdasarkan jumlah lining beton
yang terpasang.
3.2.4. Pembayaran
 Volume pekerjaan dihitung berdasarkan gambar pelaksanaan yang
telah disetujui oleh Pengguna Jasa dan diperhitungkan dalam
satuan m2
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi upah tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang
digunakan serta Overhead dan Profit.

3.3. Pengadaan dan Pemasangan Pondasi Lining beton pabrikasi K.300


3.3.1. Definisi
Pengadaan dan Pemasangan Pondasi Lining Beton Pabrikasi adalah
pekerjaan pembuatan konstruksi pondasi lining beton secara pabrikasi
sesuai dengan gambar konstruksi dan mutu beton yang telah
ditentukan serta pemasangan konstruksi sebagai pondasi lining beton
3.3.2. Persyaratan
Untuk pekerjaan pondasi linning beton persyaratan bahan sama
dengan yang dipersyaratkan pada pekerjaan Lining beton.
3.3.3. Metode Pelaksanaan
 Metode pelaksanaan pekerjaan pondasi linning betonsama
dengan metode yang dilaksanakan pada pekerjaan Lining beton
 Panjang pondasi lining diperhitungkan berdasarkan jumlah
pondasi lining yang terpasang.
3.3.4. Pembayaran
 Volume pekerjaan dihitung berdasarkan gambar pelaksanaan
yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa dan diperhitungkan
dalam satuan (m’) , dalam hal ini volume diperhitungkan
berdasarkan jumlah pondasi lining.
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi upah tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang
digunakan serta Overhead dan Profit

3.4. Pengadaan Dan Pemasangan Penutup Lining beton pabrikasi K.300


3.4.1. Definisi
Pengadaan dan Pemasangan Penutup Lining Beton Pabrikasi adalah
pekerjaan pembuatan konstruksi penutup lining beton secara pra
pabrikasi sesuai dengan gambar konstruksi dan mutu beton yang telah
ditentukan serta pemasangan konstruksi sebagai penutup lining beton
3.4.2. Persyaratan
 Untuk pekerjaan penutup linning beton persyaratan bahan sama
dengan yang dipersyaratkan pada pekerjaan Lining beton.
3.4.3. Metode Pelaksanaan
 Metode pelaksanaan pekerjaan penutup linning beton sama
dengan metode yang dilaksanakan pada pekerjaan Lining beton
 Panjang penutup lining diperhitungkan berdasarkan jumlah
penutuplining yang terpasang.
3.4.4. Pembayaran
 Volume pekerjaan dihitung berdasarkan gambar pelaksanaan yang
telah disetujui oleh Pengguna Jasa dan diperhitungkan dalam
satuan (m’) , dalam hal ini volume diperhitungkan berdasarkan
jumlah lining.
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi upah tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang
digunakan serta Overhead dan Profit.

3.5. Pembesian
3.5.1. Definisi
Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur yaitu
pekerjaan beton. Pekerjaan ini memegang penting dari aspek kualitas
pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan yang penting dalam
kekuatan struktur.
3.5.2. Persyaratan
 Besi yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan dan disetujui
oleh Direksi Pekerjaan (tidak menggunakan material baja induction
furnace).
 Pemasangan besi harus sesuai dengan gambar yang
dipersyaratkan dan di setujui Direksi Pekerjaan.
3.5.3. Metode Pelaksanaan
 Metode pelaksanaan pekerjaan pembesian dengan besi polos harus
sesuai dengan gambar.
 Besi yang dipasang harus sesuai dengan berat (kg) yang
dipersyaratkan.
3.5.4. Pembayaran
 Volume pekerjaan dihitung berdasarkan gambar pelaksanaan yang
telah disetujui oleh Pengguna Jasa dan diperhitungkan dalam
satuan kilogram (Kg).
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi upah tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang
digunakan serta Overhead dan Profit.

3.6. Bekisting
3.6.1. Definisi
Cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama
beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
3.6.2. Persyaratan
 Bekisting yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
 Papan untuk bekisting pekerjaan dinding beton dengan ukuran 3/20
cm.
 Bekisting untuk dinding beton tersebut tidak boleh bocor.
 Pemakaian bekisting maksimal 3 kali.
3.6.3. Metode Pelaksanaan
 Mempersiapkan tempat pekerjaan untuk pemasangan bekisting.
 Pemasangan bekisting harus dilaksanakan sebelum pekerjaan
pengecoran beton dikerjakan.
 Pemasangan papan untuk bekisting harus dirapatkan sedemikian
rupa agar tidak bocor pada saat pengecoran beton dilaksanakan.
3.6.4. Pembayaran
 Volume pekerjaan dihitung berdasarkan gambar pelaksanaan yang
telah disetujui oleh Pengguna Jasa dan diperhitungkan dalam
satuan m2
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi upah tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang
digunakan serta Overhead dan Profit.
4. PEKERJAAN PASANGAN
4.1. Pasangan Batu dengan Mortar tipe N (setara campuran 1 PC:4 PP)
4.1.1. Definisi
Suatu konstruksi yang disusun dengan bahan material yang berupa
batu kali, pasir dan semen Portland, dengan perbandingan campuran
spesi 1 Semen Portland dan 4 Pasir Pasang.
4.1.2. Persyaratan
 Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan
harus dari jenis yang diketahui awet.
 Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang
tipis atau lemah.
 Batu yang digunakan adalah batu belah, batu kali yang dipecah
salah satu sisinya tidak rapuh tidak keropos, tidak berpori.
 Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat
ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-sama.
 Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari lapisan tanah
yang menyelimuti agar permukaan batu bersih.
 Ukuran batu berkisar antara diameter 15-20 cm atau 2/3 dari tebal
pasangan. Batu bulat atau batu kali hanya boleh digunakan setelah
salah satu sisinya dipecah dan digunakan bersama-sama dengan
batu belah.
 Batu pecah yang mempunyai diameter < 10 cm hanya boleh
dipergunakan sebagai batuan pengisi/pengunci.
 Batu muka berbentuk segi enam dipasang dengan jarak 1,5 cm
-2,00 cm.
 Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir alam (pasir
pasang) yang bergradasi kasar dan tidak berlumpur serta diambil
dari sungai atau sumber lain yang memenuhi persyaratan atau bisa
di tunjukkan dengan hasil pengujian laboratorium.
 Tempat penyimpanan timbunan material harus bersih dari sampah
organik, sampah kimia, bebas dari banjir serta tidak terkontaminasi
dengan bahan lainnya, seperti air laut/garam dan lain-lainnya yang
dapat menurunkan mutu pasangan batu.
 Untuk material batu dan pasir dalam pengambilannya harus
menggunakan levelansir
 Bahan material cement yang dipakai adalah SNI.
 Bahan material cement yang telah mengeras karena pengaruh
cuaca, air atau bahan organic lainnya tidak boleh dipakai.
 Dalam menyimpan material di gudang lapangan, tempat
penyimpanan harus kering dan diberi alas minimum 30 cm diatas
permukaan tanah dan tinggi tumpukan maksimum 12 zak.
 Air yang dipergunakan harus bersih tidak mengandung Lumpur,
minyak, bahan organic atau bahan kimia.
 Kotak takaran terbuat dari papan atau plat besi dengan tinggi 20 cm
dan tebal 2 cm, untuk semen 40 kg (0,4 x 0,4 x 0,2) dan semen 50
kg (0,4 x 0,5 x 0,2)
 Alas hasil adukan mortar terbuat dari papan dengan ukuran 2 m x 1
m x 0,2 m
 Adukan spesi untuk pasangandengan campuran 1 PC (Portland
Cement) : 4 PP (Pasir Pasang)diaduk secara merata dengan air
menggunakan molen.
4.1.3. Metode Pelaksanaan
 Sebagai pengikat satu batu dengan batu yang lain dipergunakan
spesi yang merupakan adukan Semen, pasir dan air.
 Tebal lapisan spesi pada permukaan batuan minimum 1,5 cm agar
ikatan antar batu menjadi kuat.
 Periksa dimensi dan elevasi profil dengan alat ukur dan minta
persetujuan Direksi berupa checklist.
 Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan menghamparkan
adukan setebal 3 - 5 cm, kemudian menyusun batu diatas hamparan
dengan jarak 2 - 3 cm (tidak bersinggungan) pukul atau ketok-ketok
batu tersebut agar terikat kuat denganadukan. Isi rongga diantara
batu-batu dengan adukan sampai penuh/mampat dengan
menggunakan sendok adukan.
 Untuk bangunan dengan pasangan batu yang tingginya lebih dari 1
meter, maka tinggi pengerjaan pasangan batu maksimum 1 meter.
Penghentian pelaksanaan tidak boleh dibuat rata melainkan dibuat
bertangga agar sambungan pasangan lama dan pasangan berikut
diatasnya bisa terjadi satu ikatan yang kuat.
 Untuk meletakkan pasangan baru diatas pasangan lama maka
permukaan pasangan lama harus dibersihkan dan disiram dengan
air Semen sebagai bahan pengikat sebelum penghamparan spesi.
4.1.4. Pembayaran
 Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar
pelaksanaan yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan
diperhitungkan dalam satuan (m3)
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi Upah tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang
digunakan, termasuk “Overhead + profit” (termasuk untuk langsiran
ke titik lokasi pekerjaan).

4.2. Siaran dengan mortar tipe M (campuran 1 PC:2 PP)


4.2.1. Definisi
Suatu konstruksi yang berfungsi untuk menutup/ mengikat /
memperkuat antara batu muka dengan perbandingan campuran spesi
1 Semen Portland dan 2 Pasir Pasang
4.2.2. Persyaratan
 Untuk pekerjaan siaran persyaratan bahan (pasir, semen, air)
sama dengan yang dipersyaratkan pada pekerjaan pasangan.
 Adukan spesi untuk siaran harus memakai adukan 1 PC (Portland
Cement) : 2 PP (Pasir Pasang) dan diaduk secara merata dengan
air
4.2.3. Metode Pelaksanaan
 Sebelum pekerjaan siaran dimulai semua bidang sambungan
diantara batu muka harus dikorek sebelum ditutup dengan
adukan. Permukaan harus dibersihkan.
 Metode Siaran yang dipakai adalah siaran tenggelam (masuk
kedalam ± 1 cm dengan lebar siaran maksimal 2 cm)
 Pekerjaan Siaran dilaksanakan dengan ditekan menggunakan
cetok kecil.
4.2.4. Pembayaran
 Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar
pelaksanaan yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan
diperhitungkan dalam satuan (m2).
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi Upah tenaga dan bahan material yang dipakai yang
digunakan, termasuk “Overhead + profit”

4.3. Plesteran tebal 1,5 cm, dengan mortar tipe S (campuran 1 PC : 3 PP)
4.3.1. Definisi
Suatu konstruksi yang berfungsi sebagai penutup/pengikat ujung
pasangan batu dengan perbandingan campuran spesi 1 Semen
Portland dan 3 Pasir Pasang.
4.3.2. Persyaratan
 Untuk pekerjaan plesteran persyaratan bahan (pasir, semen, air)
sama dengan yang dipersyaratkan pada pekerjaan pasangan.
 Adukan spesi untuk siaran harus memakai adukan 1 PC (Portland
Cement) : 3 PP (Pasir Pasang) dengan kuat tekan mortar tipe S
dan diaduk secara merata dengan air
4.3.3. Metode Pelaksanaan
 Pasangan lama maupun baru harus diplester dengan adukan 1 SP :
3 PP (Pasir Pasang) dan diaduk secara merata dengan air,
sehingga mencapai campuran yang homogen.
 Pekerjaan Plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan1,5
cm dan dihaluskan (diaci) dengan air semen.
 Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran
yang sudah selesai karena susut pengerasan, maka permukaan
plesteran yang sudah selesai harus dibasahi dengan air serta tidak
menunggu pasangan terlalu kering.
4.3.4. Pembayaran
 Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar
pelaksanaan yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan
diperhitungkan dalam satuan (m2).
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi Upah tenaga dan bahan material yang dipakaiyang
digunakan, “ Termasuk “Overhead + profit”.

4.4. Bongkar pasangan batu dan pembersihan batu manual


4.4.1. Definisi
Bongkaran pasangan batu adalah pembongkaran pasangan batu kali
yang sudah rusak dan juga membersihkan batu secara manual.
4.4.2. Persyaratan
Hasil pembersihan 1 m3 pasangan batu yang di bongkar, umumnya
menghasilkan 0,6 m3 batu bekas bongkaran yang dapat digunakan
kembali.
4.4.3. Metode Pelaksanaan
 Sebelum dilakukan pekerjaan bongkaran harus diukur terlebih
dahulu bagian mana yang akan di bongkar
 Pekerjaan membongkar dimulai dari atas ke bawah.
 Batu bekas bongkaran harus dibersihkan dari spesi, dan bekas
spesi dan batu yang kecil tidak boleh dipakai untuk isian pasangan
tapi harus dibuang diluar lokasi pekerjaan.
4.4.4. Pembayaran
 Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar
pelaksanaan yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan
diperhitungkan dalam satuan (m3).
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi Upah tenaga dan peralatan yang digunakan, “ Termasuk
“Overhead + profit”.

4.5. Pasangan batu bekas bongkaran dengan mortar tipe N (setara


campuran 1 PC : 4 PP)
4.5.1. Definisi
Suatu konstruksi yang tersusun dari bahan material berupa batu kali
yang merupakan bekas bongkaran dari konstruksi pasangan, pasir dan
cement portland.
4.5.2. Persyaratan
 Untuk pekerjaan pasangan bekas bongkaran persyaratan bahan
(pasir, semen, air, batu) sama dengan yang dipersyaratkan pada
pekerjaan pasangan.
 Batu yang digunakan adalahbatu hasil bekas bongkaran pasangan
lama.
 Adukan spesi untuk pasanganbekas bongkaran harus memakai
adukan 1 PC (Portland Cement) : 4 PP (Pasir Pasang) dan diaduk
secara merata dengan airmenggunakan molen
4.5.3. Metode Pelaksanaan
 Metode pelaksanaan untuk pekerjaan pasangan bekas
bongkaransama dengan metode pelaksanaan yang dipersyaratkan
pada pekerjaan pasangan mortar tipe N.
4.5.4. Pembayaran
 Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar
pelaksanaan yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan
diperhitungkan dalam satuan (m3).
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi Upah tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang
digunakan, “ Termasuk “Overhead + profit”.

4.6. Pasangan Pipa Suling-suling


4.6.1. Definisi
Pasangan Pipa Suling – suling merupakan konstruksi yang berfungsi
untuk mengalirkan air dari dalam tanah ke saluran, supaya tekanan air
tidak membebani konstruksi
4.6.2. Persyaratan
Harus menggunakan PVC diameter 2” dengan panjang PVC adalah
tebal pasangan di tambah 10 cm pada bagian luar dan dalam
4.6.3. Metode Pelaksanaan
 Bahan-bahan yang digunakan adalah meliputi pengadaan
bahan/material PVC, lapisan ijuk, dan krikil seperti tertera pada
gambar rencana atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
 Pekerjaan ini dipasang pada dinding penguat (retaining walls),
dinding-dinding pasangan batu, pasangan beton dan bangunan lain
sesuai yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
4.6.4. Pembayaran
 Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar
pelaksanaan yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan
diperhitungkan dalam satuan (m’).
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi Upah tenaga dan bahan material yang digunakan, “
Termasuk “Overhead + profit”.
5. PEKERJAAN LAIN – LAIN
5.1. Foto dokumentasi menggunakan camera digital dan video drone
dengan dokumentasi menggunakan CD dan album foto
5.1.1. Definisi
Foto dokumentasi menggunakan kamera digital dan video drone hasil
pekerjaan di lapangan
5.1.2. Persyaratan
 Foto dicetak pada kertas foto ukuran 3 R.
 Foto diambil pada saat sebelum pekerjaan (0%), pada saat
pelaksanaan pekerjaan (50%), dan setelah pelaksanaan pekerjaan
selesai (100%) per 50 m serta foto pendukung pekerjaan per 100 m
atau sesuai kebutuhan.
 Video drone diambil pada kondisi sebelum pekerjaan (0%) dan
pekerjaan selesai (100%)
 Foto dan video drone harus disetujui oleh direksi pekerjaan
 File foto dan video drone softcopy diserahkan kepada direksi
pekerjaan
5.1.3. Metode Pelaksanaan
 Pengambilan foto pekerjaan 0%, 50%, dan 100% pada posisi dan
latar belakang yang sama.
 Harus sesuai dengan arahan direksi lapangan.
 Cetak 1 set foto dokumentasi pekerjaan (1 set yang dimaksud
adalah foto 0%, 50%, dan 100%).
5.1.4. Pembayaran
 Dibayarkan berdasarkan Harga Satuan sesuai yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga (set).
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi Upah tenaga, bahan yang dipakai, peralatan yang
digunakan, “Termasuk “Overhead + profit”.

5.2. Penggandaan dan penjilidan buku/laporan


5.2.1. Definisi
Penggandaan buku/kontrak/laporan pekerjaan
5.2.2. Persyaratan
 Laporan harus disetujui oleh direksi pekerjaan
 File laporan softcopy diserahkan kepada direksi pekerjaan
5.2.3. Metode Pelaksanaan
Sesuai dengan arahan direksi pekerjaan
5.2.4. Pembayaran
 Dibayarkan berdasarkan Harga Satuan sesuai yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga (set)
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi lain-lain, “ Termasuk “Overhead + profit”.
5.3. Penggandaan dan penjilidan shop drawing dan as built drawing
5.3.1. Definisi
Penggandaan shop drawing dan as built drawing hasil pekerjaan
5.3.2. Persyaratan
 Shop drawing merupakan gambar rencana pelaksanaan
 As Built Drawing merupakan gambar hasil pelaksanaan
 Gambar harus disetujui oleh direksi pekerjaan
 File Gambar softcopy diserahkan kepada direksi pekerjaan
5.3.3. Metode Pelaksanaan
Sesuai dengan arahan direksi pekerjaan
5.3.4. Pembayaran
 Dibayarkan berdasarkan Harga Satuan sesuai yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga (set)
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi lain-lain, “ Termasuk “Overhead + profit”

5.4. Penggambaran dengan CAD ukuran A3


5.4.1. Definisi
Penggambaran data hasil pengukuran di lapangan berupa shop
drawing ( gambar kerja) dan as build drawing (gambar hasil pekerjaan)
5.4.2. Persyaratan
5.4.2.1. Shop drawing ( gambar kerja)
 Gambar sesuai dengan hasil pengukuran di lapangan sebagai
acuan pekerjaan
 Gambar harus disetujui oleh direksi pekerjaan sebelum
pekerjaan dimulai
 File gambar softcopy diserahkan kepada direksi pekerjaan
5.4.2.2. as build drawing (gambar hasil pekerjaan)
 Gambar sesuai dengan hasil pengukuran pelakasanaan
pekerjaan di lapangan
 Gambar harus disetujui oleh direksi pekerjaan
 File gambar softcopy diserahkan kepada direksi pekerjaan
5.4.3. Metode Pelaksanaan
 Sesuai dengan arahan direksi pekerjaan
5.4.4. Pembayaran
 Dibayarkan berdasarkan Harga Satuan sesuai yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga (lbr)
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi Upah tenaga dan peralatan yang digunakan, “Termasuk
“Overhead + profit”.
5.5. Pencetakan 1 lembar gambar ukuran A3
5.5.1. Definisi
Pencetakan hasil penggambaran
5.5.2. Persyaratan
Mencetak hasil penggambaran yang sudah disetujui direksi pekerjaan.
5.5.3. Metode Pelaksanaan
Sesuai dengan arahan direksi pekerjaan
5.5.4. Pembayaran
 Dibayarkan berdasarkan Harga Satuan sesuai yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga (lbr)
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi Upah tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang
digunakan, “ Termasuk “Overhead + profit”.

Anda mungkin juga menyukai