Abstract
This research is focused to see the implementation of the strategy of labeling, packaging, and marketing of industrial
products in the village of Karang Bajo, Bayan District, North Lombok, West Nusa Tenggara. The research method
used is a qualitative research, with data sources 10 businesses in the village of Karang Bajo, Bayan District, North
Lombok, West Nusa Tenggara. Data collected through observation, interviews, and documentation, while mnggunakan
data analysis data analysis domain. The results showed that the strategy of labeling, packaging, and marketing industrial
products household in the village of Karang Bajo Bayan District, North Lombok, West Nusa Tenggara, can be performed
well although still traditional but from time to time to change direction better.
Keywords: labeling, packaging; marketing; home industry
Abstrak
Penelitian ini difokuskan untuk melihat penerapan strategi labeling, packaging, dan marketing
produk hasil industri di Desa Karang Bajo, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa
Tenggara Barat. Metode Penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif, dengan sumber data
10 orang pelaku usaha di Desa Karang Bajo, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa
Tenggara Barat. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi,
sedangkan analisis data mnggunakan analisis data domain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
strategi labeling, packaging, dan marketing produk hasil industri rumah tangga di Desa Karang,
Bajo Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, dapat dilaksanakan
dengan baik meskipun masih bersifat tradisional akan tetapi dari waktu ke waktu mengalami
perubahan ke arah yang lebih baik.
Kata kunci: labeling; packaging; marketing; industri rumah tangga
Pengutipan: Irrubai, M. L. (2016). Strategi Labeling, Packaging dan Marketing Produk Hasil Industri
Rumah Tangga. SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 3(1), 2016, 17-26. doi:10.15408/
sd.v3i1.3794.
Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/sd.v3i1.3794
Indonesia Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label pada tekstil yang diproduksi.
dan Iklan Pangan, label pangan adalah setiap 2) Grade label adalah label yang menunjukkan
keterangan mengenai pangan yang berbentuk tingkatkualitas tertentu dari suatu barang.
gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk Label inidinyatakan dengan suatu tulisan
lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan atau kata-kata.
ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan
bagian kemasan pangan. Menurut Marinus 3) Descriptive label atau juga disebut
Angipora, Label merupakan suatu bagian dari informative labelmerupakan label
sebuah produk yang membawa informasi yang menggambarkan tentang
verbal tentang produk atau penjualnya.1 Jadi, carapenggunaan, susunan, pemeliharaan,
berdasarkan pengertian tersebut di atas label hasil kerja darisuatu barang.3
merupakan suatu yang sangat penting bagi
produk makanan karena dengan label tersebut
konsumen dapat mengenal dan mengingat d. Keuntungan menggunakan label yang
produk tersebut, hal ini disebabkan produk efektif
telah memiliki identitas yang berisi informasi Adapun keuntungan penggunaan label
tentang produk tersebut. yang efektif adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan penjualan
b. Fungsi label 2) Mendorong promosi yang lebih besar
Menurut Kotler, fungsi label adalah sebagai 3) Perlindungan terhadap konsumen
berikut:
4) Perlindungan terhadap persaingan yang
1) Label mengidentifikasi produk atau merek tidak baik
2) Label menentukan kelas produk 5) Sejalan dengan tujuan ekonomi.
3) Label menggambarkan beberapa hal
mengenai produk (siapa pembuatnya,
dimana dibuat, kapan dibuat, apa isinya, e. Tujuan pelabelan
bagaimana menggunakannya, dan 1) Memberi informasi tentang isi produk
bagaimana menggunakan secara aman) yang diberi label tanpa harus membuka
4) Label mempromosikan produk lewat kemasan
aneka gambar yang menarik.2 2) Berfungsi sebagai sarana komunikasi
produsen kepada konsumen tentang hal-
hal yang perlu diketahui oleh konsumen
c. Tipe-tipe label tentang produk tersebut, terutama hal-hal
Secara garis besar, menurut Basu Swastha, yang kasat mata atau tak diketahui secara
terdapat tiga macam label yang seringdigunakan fisik.
oleh beberapa perusahaan, yaitu: 3) Memberi petunjuk yang tepat pada
1) Brandlabel adalah label yang semata- konsumen hingga diperoleh fungsi
mata sebagaibrand. Misalnya pada kain produk yang optimum. Sarana periklanan
atau tekstil, kita dapatmencari tulisan bagi produsen.
berbunyi: sanforized, berkolin,tetoron, 4) Memberi rasa aman bagi konsumen.
dan sebagainya. Nama-nama
tersebutdigunakan oleh semua
perusahaan yangmemproduksinya. Selain f. Keterangan pada label
brand label ini, masingmasing perusahaan
juga mencantumkan merk yangdimilikinya Menurut Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label
1 Marinus Angipora, Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2002, h.192 dan Iklan Pangan, keterangan yang tercantum
2 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Jilid 2. Jakarta: Prenhallindo,
3 Basu Swastha, Azas-Azas Marketin.,Yogyakarta: Liberty, 1984, h.142.
2000, h.478.
pada label sekurang-kurangnya memuat: terhadap suatu produk yang sangat baik,
1) Nama produk bagaimanapun baiknya pemikiran atas konsep
pengemasannya.
2) Daftar bahan yang digunakan
3) Berat bersih atau isi bersih
b. Jenis-jenis kemasan produk makanan
4) Nama dan alamat pihak yang
memproduksi atau memasukkan pangan Berdasarkan bahan dasar pembuatannya
ke dalam wilayah Indonesia; maka jenis kemasan pangan yang tersedia saat
ini adalah kemasan kertas, gelas, kaleng/logam,
5) Tanggal, bulan, dan tahun kadaluwarsa. plastik dan kemasan komposit atau kemasan
Mengingat label adalah alat penyampai yang merupakan gabungan dari beberapa jenis
informasi, sudah selayaknya informasi yang bahan kemasan, misalnya gabungan antara
termuat pada label adalah sebenar-benarnya dan kertas dan plastik atau plastik, kertas dan
tidak menyesatkan. Hanya saja, mengingat label logam. Masing-masing jenis bahan kemasan
juga berfungsi sebagai iklan, di samping sudah ini mempunyai karakteristik tersendiri, dan ini
menjadi sifat manusia untuk mudah jatuh dalam menjadi dasar untuk pemilihan jenis kemasan
kekhilafan dengan berbuat kecurangan baik yang sesuai untuk produk pangan. Karakteristik
yang disengaja maupun yang tidak disengaja, dari berbagai jenis bahan kemasan adalah sebagai
maka perlu dibuat rambu-rambu yang mengatur. berikut: (1) kemasan Kertas, (2) kemasan gelas,
Dengan adanya rambu-rambu ini diharapkan (3) kemasan logam (kaleng), (4) kemasan plastic,
fungsi label dalam memberi rasa aman pada dan (5) k omposit (kertas/plastik).
konsumen dapat tercapai. Pemilihan jenis kemasan yang sesuai untuk
bahan pangan, harus mempertimbangkan
syarat-syarat kemasan yang baik untuk produk
2. Pengemasan/Packaging Produk tersebut, juga karakteristik produk yang akan
Makanan dikemas. Syarat- syarat yang harus dipenuhi oleh
a. Pengertian kemasan suatu kemasan agar dapat berfungsi dengan
baik adalah:
Menurut Danger, pengemasan adalah
desain dan pembuatan kemasan untuk barang 1) Harus dapat melindungi produk dari
eceran. Akan tetapi sebenarnya lebih jauh dari kotoran dan kontaminasi sehingga
itu, pengemasan diterapkan sama kepada produk produk tetap bersih.
konsumsi untuk produk industrial. Pengemasan 2) Harus dapat melindungi dari kerusakan
merupakan subjek yang kompleks yang telah fisik, perubahan kadar air, gas, dan
menjadi satu bagian penting dari promosi penyinaran (cahaya).
produk apa saja, walaupun dikhususkan untuk
produk makanan, dan ini tidak dapat dipisahkan 3) Mudah untuk dibuka/ditutup,
dari penjualan. Hendaknya dapat dibedakan mudah ditangani serta mudah dalam
antara pengemasan dan kemasan, walaupun pengangkutan dan distribusi.
keduanya sering diartikan sama.4 4) Efisien dan ekonomis khususnya selama
Pengemasan mencakup keseluruhan proses pengisian produk ke dalam
konsep termasuk kemasan langsung, bagian kemasan.
luar, pembungkus dan lain-lainnya, dan bagian 5) Harus mempunyai ukuran, bentuk dan
yang keseluruhannya berperan dalam pemasaran bobot yang sesuai dengan norma atau
dan pemajangan. Sebuah kemasan yang baik standar yang ada, mudah dibuang dan
tidak akan menjual produk apapun jika konsep mudah dibentuk atau dicetak.
pengemasannya tidak tepat, dan juga tidak akan
menjual produk yang buruk. Sebuah kemasan 6) Dapat menunjukkan identitas, informasi
yang buruk bisa memberikan citra yang jelek dan penampilan produk yang jelas agar
dapat membantu promosi atau penjualan.
4 Danger, E.P, Memilih Warna Kemasan. Jakarta: PT. Pustaka Bina
Pressindo, 1992, h.3
peneliti tempuh adalah melakukan wawancara identitas atau jati diri dari produk yang menjadi
secara mendalam (indepth interview) dengan hak milik suatu usaha sebagai alat komunikasi
responden penelitian dengan tetap berpedoman tertulis pihak produsen dengan pihak konsumen
pada arah, sasaran dan fokus penelitian ini dalam melakukan pelayanan jaminan persyaratan
dengan mempersiapkan daftar pertanyaan. mutu produk dan kesehatan. Dari hal tersebut
maka hasil pengamatan dan observasi di lokasi
penelitian menunjukkan bahwa pelabelan
4. Teknik Analisis Data dilakukan dengan membuatkan identitas produk
Data lunak (soft data) merupakan data yang dalam sebuah kertas berukuran 3 cm x 4 cm yang
telah terkumpul dari lapangan, berupa uraian- memuat informasi sebagai berikut: (a) nama
uraian yang penuh deskripsi mengenai kegiatan produk, (b) harga jual, (c) tempat produksi, (d)
subyek yang diteliti yang diperoleh melalui nomor kontak, dan (e) tulisan halal.
observasi dan wawancara. Menurut S. Nasution Penampilan identitas yang sederhana
menjelaskan bahwa Analisis data kualitatif tersebut dilakukan karena produk yang dihasilkan
adalah proses menyusun data yang berarti masih bersifat tradisional dan belum mampu
menggolongkannya dalam pola, tema atau menembus pasar ekonomi kelas menengah ke
kategorisasi agar dapat ditafsirkan.11 Berangkat atas. Pada awalnya produk yang dihasilkan oleh
dari pengertian ini maka teknik analisis data para pelaku usaha tidak mempunyai identitas
yang lakukan dalam penelitian ini adalah: sama sekali, semua produk yang dihasilkan oleh
a. Mengolah data masing-masing orang tidak dapat dibedakan
antara satu dengan yang lainnya.
b. Memilah-milah data primer, skunder dan
lainnya. Pengemasan produk hasil industri rumah
tangga di Desa Karang Bajo juga dilakukan
c. Memilih data yang tingkat kehandalannya dengan sangat sederhana yaitu dengan
tinggi dan keterhandalannya rendah, dan membungkus produk (kerupuk, kue bawang,
d. Mencari data pendukung bagi data yang dan kuping gajah) dengan plastik kecil transparan
tingkat keterhandalannya rendah. yang berukuran 8 cm x 14 cm. Selanjutnya,
untuk menutup bungkus plastik direkatkan
e. Kegiatan terakhir adalah
menggunakan api dari lampu pijar maupun lilin.
menginterpretasikan data yang sudah
dikhususkan untuk selanjutnya Setelah dilakukan pelatihan dan
dimaknakan dengan bahasa yang baik dan pendampingan oleh pihak pemerintah dan
benar, kemudian disimpulkan. perguruan tinggi para pelaku usaha telah mampu
membuat kemasan yang lebih bagus yaitu
Seluruh data yang sudah diperoleh akan
dengan menggunakan plastik yang lebih tebal
dianalisis menggunakan teknik analisis domain
untuk melindungi produk dan menggunakan
(Domain analysis) yaitu memperoleh gambaran
alat pemanas listrik sebagai alat perekat bungkus
yang umum dan menyeluruh dari obyek
sehingga tidak cepat terbuka, dan juga produk
penelitian.12
terlihat lebih menarik dan informatif karena
telah mempunyai identitas atau label.
E. Hasil dan Pembahasan
1. Strategi Labeling dan Packaging Produk 2. Marketing Produk
Hasil Industri Rumah Tangga di
Produk yang dihasilkan oleh para pelaku
Desa Karang Bajo, Kecamatan Bayan,
usaha industri rumah tangga di Desa Karang
Kabupaten Lombok Utara
Bajo masih terbatas pada kerupuk, stik bawang
Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam dan kuping gajah. Pemasaran produk masih
tinjauan pustaka, label merupakan informasi bersifat lokal yaitu hanya menembus pasar-
pasar tradisional yang ada di sekitar Kecamatan
11 Lok.cit, Nasution, h.126
12 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Bayan. Teknis penjualan produk menggunakan
R & D, Alfabeta, Bandung, 2008 dua cara yaitu:
Copyright 2016, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430 23
SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 3 (1), 2016
Jenis kemasan yang digunakan oleh pelaku usaha strategi pemasaran yang dilakukan tersebut
industry rumah tangga di Desa Karang Bajo maka penjualan dilakukan dengan dua cara
adalah kemasan plastik yang transparan, namun yaitu penjualan di tempat produksi dengan cara
setidaknya telah memenuhi persyaratan suatu pembeli langsung membeli produk di tempat
kemasan agar dapat berfungsi dengan baik produksi dan penjual langsung mengantarkan ke
yaitu dapat melindungi produk dari kotoran tempat-tempat penjualan seperti kios, warung,
dan kontaminasi sehingga produk tetap bersih, toko dan pasar tradisional dengan pasar sasaran
dapat melindungi dari kerusakan fisik, perubahan rumah tangga keluarga.
kadar air, gas, dan penyinaran (cahaya), mudah
dibuka/ditutup, mudah ditangani serta mudah
dalam pengangkutan dan distribusi, efisien dan G. Penutup
ekonomis khususnya selama proses pengisian Strategi Labeling, packaging dan marketing
produk ke dalam kemasan, mempunyai ukuran, produk hasil industru rumah tangga di Desa
bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma Karang Bajo Kecamatan Bayan Kabupaten
atau standar yang ada, mudah dibuang dan Lombok Utara dilakukan secara alamiah
mudah dibentuk atau dicetak. yaitu produk yang dihasilkan belum memiliki
Setelah dilakukan pelatihan dan label yang refresentatif namun dengan telah
pendampingan oleh pemerintah maupun dilaksanakannya berbagai pembinaan oleh
perguruan tinggi para pelaku usaha telah mampu pemerintah maupun perguruan tinggi para pelaku
membuat kemasan yang lebih bagus yaitu usaha telah mampu label produk yang memuat
dengan menggunakan plastik yang lebih tebal informasi terkait produk yang sebelumnya tidak
untuk melindungi produk dan menggunakan ada sama sekali, adanya kemasan yang lebih
alat pemanas listrik sebagai alat perekat bungkus menarik dengan menggunakan alat perekat
sehingga tidak cepat terbuka. listrik yang sebelumnya hanya menggunakan
plastik tipis yang direkatkan dengan api, adanya
Secara umum pemasaran yang dilakukan peluang pasar yang lebih luas yang sebelumnya
oleh pelaku usaha industry rumah tangga di hanya mengandalkan pasar tradisional sekitar.
Desa Karang Bajo telah memenuhi konsep
umum pemasaran tersebut yaitu memuaskan
pelanggan dengan kualitas produk dengan tetap H. Daftar Psutaka
memperhatikan laba atau keuntungan.
Angipora, Marinus, 2002. Dasar-Dasar Pemasaran.
Pemasaran produk hasil industry rumah Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
tangga di Desa Karang Bajo belum mampu
menerapkan semua teori-teori tentang Anoraga, Pandji dan Djoko Sudantoko. 2002.
pemasaran karena usaha yang dijalankan masih Koperasi, Kewirausahaan, dan Usaha Kecil.
bersifat usaha kecil menengah, seperti bauran Jakarta: PT Rineka Cipta.
pemasaran misalnya pelaku usaha tidak bisa Assauri, Sofjan, 1992. Menejemen Pemasaran.
menerapkan teori garansi, imbalan dan kredit Jakarta: Penerbit Rajawali Pers.
karena produk yang dihasilkan terbatas pada
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
kerupuk, kue bawang dan kuping gajah dan
Indonesia. 2007. Peraturan Kepala Badan
volume produksi juga belum dilakukan dalam
Pengawas Obat dan Makanan Republik
jumlah banyak.
Indonesia Nomor: HK 00.05.55.6497 tentang
Strategi promosi yang dilakukan dalam Bahan Kemasan Pangan. Jakarta.
rangka pemasaran produk adalah melalui mulut
Basu Swastha. 1984. Azas-Azas
ke mulut belum mampu menggunakan sarana
Marketin.,Yogyakarta: Liberty.
lain seperti stiker, pamplet, iklan TV, Radio
maupun internet. Hal ini dilakukan untuk Danger, E.P. 1992.Memilih Warna Kemasan.
meminimalisir biaya yang dikeluarkan oleh Jakarta: PT. Pustaka Bina Pressindo.
pengusaha, walaupun promosi menggunakan Ibrahim, dan Sudjana, N. 1989, Penelitian dan
sarana lain adalah suatu yang bagus. Dengan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru.
Kotler, Philip, 2000. Manajemen Pemasaran Jilid 2. Roth, Laszlo, 1990. Packaging Design: An
Jakarta: Prenhallindo. Introduction. New York.
Moehajir, Noeng, 1996, Metode Penelitian Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif, (Yogyakarta : Penerbit Rake Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung.
Sarasin, Edisi III. Tjiptono, Fandy, 1997. Strategi Pemasaran Edisi 2.
Moleong, J., L., 1994, Metodologi Penelitian Yogyakarta: Penerbit Andi.
Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Wirya, Iwan, 1999. Kemasan yang Menjual. Jakarta:
Rosdakarya. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Nasution, S. 1996, Metode Penelitian Naturalistik
Kualitatif, Bandung: Tarsito.
Pemerintah Republik Indonesia. 1999. Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69
Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan.
Jakarta.