Anda di halaman 1dari 10

TEGANGAN

A. Pengertian dan Rumus Dasar Tegangan

Tegangan merupakan intensitas gaya dalam pada elemen struktur sebagai


reaksi terjadinya deformasi yang timbul akibat bekerjanya beban luar, pada
umumnya intensitas gaya ini berarah miring pada bidang potongan.

Tegangan dalam mekanika kontinum adalah besaran yang menunjukkan gaya


internal antar partikel dari suatu bahan terhadap partikel lainnya. Tegangan pada
suatu benda dapat terjadi karena beberapa hal, seperti reaksi terhadap gaya
eksternal (misal gravitasi) yang diaplikasikan ke bahan curah, juga reaksi terhadap
gaya yang diaplikasikan ke permukaannya seperti gaya kontak, tekanan eksternal,
dan gesekan.

Tegangan dapat terjadi tanpa adanya gaya dari luar, yang disebut dengan
built-in stress atau tegangan dari dalam seperti pada manufaktur beton pracetak
dan kaca tempa. Tegangan juga dapat terjadi tanpa adanya gaya kontak sama
sekali, baik dari dalam maupun dari luar, misal karena perubahan temperatur,
perubahan komposisi kimia, dan paparan gaya magnet.

Apabila suatu gaya dalam ditahan oleh penampang batang maka di dalam
penampang batang tersebut akan mengalami adanya tegangan. Tegangan adalah
reaksi yang timbul di seluruh bagian spesimen dalam rangka menahan beban yang
diberikan. Bila penampangnya kecil itu dijumlah hingga mencapai penampang
spesimen, maka jumlah gaya per satuan luas yang muncul di dalam bahan itu
harus menjadi sama dengan beban dari luar.

Satuan yang digunakan dalam penjabaran tegangan adalah satuan gaya dibagi
dengan satuan luas. Pada satuan SI, gaya diukur dalam Newton (N) dan luas
diukur dalam satuan meter kuadrat (m2). Biasanya, 1 N/m2 dikenal sebagai satu
Pascal (Pa). Apabila dijabarkan dalam rumus adalah sebagai berikut :
= F/A

Dimana:

: Tegangan (N/m2)

F : gaya (Newton)

A : luas (m2)

B. Skalar, Vektor dan Tensor


Tegangan merupakan besaran tensor dan tensor tidak dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Skalar adalah besaran yang hanya memiliki besar
saja. Vektor adalah besaran yang memiliki besar dan arah. Pada dasarnya tensor
merupakan bentuk umum dari skalar dan vektor. Besaran ini berhubungan dengan
medan dimana medan kerap kali diklasifikasikan dalam kelakuan mereka terhadap
transformasi simetri ruang-waktu. Istilah yang digunakan dalam klasifikasi ini
adalah:
a. Medan skalar, yang nilai-nilainya diberikan oleh variabel tunggal pada
tiap titik dalam ruang. Nilai ini tidak berubah dengan transformasi ruang.
Contohnya temperatur (suhu), waktu, massa.
b. Medan vektor (seperti besar dan arah gaya pada tiap titik dalam medan
magnet yang diberikan dengan menempatkan vektor pada tiap titik dalam
ruang. Komponen-komponen vektor ini bertransformasi seperti biasa
dalam rotasi dalam ruang. Contohnya gaya, kecepatan, percepatan
c. Medan tensor (seperti tensor tegangan kristal) diberikan oleh tensor pada
tiap titik ruang. Komponen tensor ini bertransformasi seperti biasa dalam
rotasi dalam ruang. Contohnya tegangan, regangan, permeabilitas.
Kata tensor diperkenalkan pada tahun 1846 oleh William Rowan
Hamilton untuk menggambarkan operasi norma dalam suatu sistem aljabar jenis
(akhirnya dikenal sebagai aljabar Clifford). Kata tensor digunakan dalam arti
seperti saat ini oleh Woldemar Voigt pada 1898. Dalam fisika semua besaran
adalah tensor. Tensor mempunyai range. Range pada tensor akan menunjukkan
jumlah komponennya.

C. Macam-macam Tegangan
Tegangan dapat ditinjau dari arah gaya dalam yang terjadi dan jenis
pembebanan yang diberikan. Tegangan yang ditinjau dari arah gaya dalam yang
terjadi dibagi menjadi dua jenis yaitu:
1. Tegangan Normal
Tegangan normal terjadi karena pengaruh dari gaya normal. Tegangan
normal merupakan intensitas gaya yang bekerja tegak lurus terhadap
potongan tampang melintang, apabila tegangan normal tersebut bekerja ke
arah luar dari penampang maka disebut sebagai tegangan tarik dengan tanda
positif, sedangkan tegangan yang menuju potongan tampang disebut tegangan
tekan dengan tanda negatif.

Gambar 1. (a) Gaya normal dan Gaya Geser (b) Tegangan Normal dan Tegangan
Geser. (Hudson, dkk, 1997).

2. Tegangan Tangensial
Tegangan tangensial yaitu tegangan yang terjadi karena pengaruh gaya
tangensial.

Sedangkan tegangan menurut jenis pembebanan yang diberikan, tegangan


diklasifikasikan menjadi:
1. Tegangan Tarik (Tensile Stress)
Tegangan tarik adalah tegangan maksimum yang bisa ditahan oleh
sebuah bahan ketika diregangkan atau ditarik, sebelum bahan tersebut patah.
Kekuatan tarik umumnya dapat dicari dengan melakukan uji tarik dan
mencatat perubahan regangan dan tegangan. Titik tertinggi dari kurva
tegangan-regangan disebut dengan kekuatan tarik maksimum (ultimate tensile
strength). Nilainya tidak bergantung pada ukuran bahan, melainkan karena
faktor jenis bahan.
Untuk benda yang mempunyai sifat kenyal seperti karet maka benda
tersebut akan memanjang dan jika benda tersebut tidak kuat untuk menahan
beban tarik maka akan putus. Jika suatu benda atau batang yang mempunyai
panjang L dengan luas penampang A (m2) ditarik oleh gaya tarik F (N) maka
pada batang tersebut akan terjadi tegangan tarik, tegangan tarik akan terjadi
disepanjang L.

Gambar 2. Tegangan tarik pada batang penampang luas A

Besarnya tegangan tarik yaitu gaya tarik tiap satuan luas penampang atau
dapat ditulis dengan persamaan:

=

Dimana:
: Tegangan tarik dalam satuan (N/m2)
F : Gaya tarik dalam satuan (N)
A : Luas penampang dalam satuan (m2)
Uji tarik dilakukan dengan menggunakan mesin uji tarik dengan tujuan
untuk mengetahui sifat sifat mekanis dari material terhadap perpanjangan,
tegangan, regangan, dan kontraksi.

2. Tegangan Tekan (Compressive Stress)


Tegangan tekan adalah kapasitas dari suatu bahan atau struktur dalam
menahan beban yang akan mengurangi ukurannya. Kekuatan tekan dapat
diukur dengan memasukkannya ke dalam kurva tegangan-regangan dari data
yang didapatkan dari mesin uji. Beberapa bahan akan patah pada batas tekan,
beberapa mengalami deformasi yang tidak dapat dikembalikan. Deformasi
tertentu dapat dianggap sebagai batas kekuatan tekan, meski belum patah,
terutama pada bahan yang tidak dapat kembali ke kondisi semula
(irreversible). Pengetahuan mengenai kekuatan tekan merupakan kunci dalam
mendesain sebuah struktur. Kekuatan tekan dapat diukur dengan mesin uji
universal.
Pada tegangan tarik, gaya bekerja dengan arah berlawanan dan mengarah
keluar. Sebaliknya jika gaya yang bekerja pada satu garis gaya atau satu
sumbu dengan arah yang berlawanan kedalam maka pada benda tersebut akan
terjadi tegangan tekan.

Gambar 3. Tegangan Tekan


3. Tegangan Geser (Shear Stress)
Tegangan geser merupakan intensitas gaya yang bekerja sejajar dengan
potongan tampang melintang. Tegangan geser terjadi jika suatu benda bekerja
dengan dua gaya yang berlawanan arah, tegak lurus sumbu batang, tidak
segaris gaya namun pada penampangnya tidak terjadi momen.

P
P P
P

(1) (2)
Gambar 4. Tegangan Geser pada Sambungan Baut

Gambar 5. Tegangan Geser pada Suatu Benda

Tegangan geser dapat dihitung dengan persamaan:



=

Dimana:
: Tegangan geser dalam satuan (N/m2)
F : Gaya geser dalam satuan (N)
A : Luas penampang dalam satuan (m2)

4. Tegangan Puntir
Tegangan puntir sering terjadi pada poros roda gigi dan batang-batang
torsi pada mobil, juga saat melakukan pengeboran. Tegangan puntir dapat
dihitung dengan:

=

Dimana:
: Tegangan puntir dalam satuan (N/m2)
Mp: Momen punter (torsi)
Wp: Momen tahanan puntir dalam satuan (m2)

5. Tegangan Lengkung
Tegangan lengkung adalah tegangan yang diakibatkan karena adanya
gaya yang menumpu pada titik tengah suatu beban sehingga mengakibatkan
benda tersebut seakan-akan melengkung.

Gambar 6. Tegangan Lengkung pada Batang Rocker Arm

Tegangan lengkung dapat dihitung dengan:

Dimana:
Mb = Momen Lengkung
Wb = Momen Tahanan Lengkung
D. Aplikasi Tegangan
Tegangan memiliki peran yang sangat penting, hal ini dikarenakan pada
massa batuan terdapat kondisi tegangan awal baik itu tegangan in situ awal
(tegangan gravitasi, tegangan tektonik, dan tegangan sisa) maupun kondisi
tegangan yang diterapkan pada analisis dan desain. Adanya aktivitas penggalian
pada massa batuan akan menyebabkan kondisi tegangan awal pada massa batuan
di sekitarnya akan berubah. Oleh karena itu tegangan sangat perlu dipelajari,
sehingga dalam mengaplikasikannya dapat maksimal.
Berikut beberapa aplikasi tegangan dalam kehidupan.

Gambar 7. Tegangan geser pada paku keling

Gambar 8. Tegangan Lengkung yang terjadi pada siku penyangga.


Gambar 9. Tegangan puntir yang terjadi pada tromol roda sepeda

Gambar 10. Tegangan Tarik pada Katrol

Gambar 11. Aplikasi Tegangan Mekanis


SUMBER

http://tikaonly.weebly.com/5/post/2012/5/tegangan-regangan-dan-modulus-
elastisitas.html

https://www.slideshare.net/MuslihMustofa/definisi-tegangan?from_action=save

https://www.slideshare.net/FadlhieKuchiyose/analisis-tegangan-dan-regangan

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132256207/pendidikan/modul-mekanika-teknik-
iii-bab-2email.pdf

http://ocw.upj.ac.id/files/Slide-TSP205-Mek-Bahan-TSP-205-P12-13.pdf

https://www.scribd.com/document/215278071/Analisis-Tegangan-Dan-
Regangan-Bidang

http://mesin.untirta.ac.id/dhimas/wp-content/uploads/sites/2/2015/06/9-Dhimas-
DPM.pdf

https://masmukti.files.wordpress.com/2011/10/bab-04-tegangan-regangan-
defleksi-_hari_3.pdf

https://www.academia.edu/11229694/Mengapa_mempelajari_tegangan

http://fisikazone.com/tegangan-regangan-dan-modulus-elastisitas/

https://id.wikipedia.org/wiki/Tegangan_(mekanika)

Anda mungkin juga menyukai