Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PTK MATA PELAJARAN

METEMATIKA DI SD/MI
PROPOSAL

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN DASAR


MENGGUNAKAN METODE JARIMAGIC DI KELAS III MI NAHDATHUL
MUJAHIDDIN NW JEMPONG REMBIGE TAHUN PELAJARAN 2015/2016

OLEH:

IKA HASANATUN NISA

151129145

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu mata pelejaran yang diajarkan pada setiap jejang
pendidikan di Indonesia. Mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama
(SMP) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal ini menunjukkan betapa pentingnya mata
pelajaran tersebut. Bahkan seorang tokoh Mornies Klien menyebutkan bahwa jatuh
bangunnya sebuah negara dewasa ini, tergantung pada kemajuan teknologi di bidang
matematikanya. Pada kurikulum SD, khususnya di kelas-kelas rendah pembelajaran
matematika lebih menekankan pada peguasaan keterampilan-keterampilan berhitung dasar.
Yang salah satunya adalah keterampilan perkalian.

Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai objek yang bersifat abstrak, artinya
objek matematika berada dalam alam pikiran manusia sedangkan realisasinya menggunakan
benda-benda yang ada di sekitar. Dikatakan memiliki objek yang abstrak karena pada
hakikatnya matematika bertumpu pada kesepakatan dan pola pikir yang deduktif.[1]
Sehubungan dengan itu, dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika haruslah
memperhatikan beberapa prinsip, antara lain adalah: 1) belajar matematika harus berarti
(meaningful), 2) anak aktif terlibat dalam belajar matematika (belajar aktif merupakan inti
belajar matematika yang memungkinkan anak berkesulitan belajar membentuk pengetahuan
mereka), 3) anak harus mengetahui apa yang akan dipelajari dalam kelas matematika (anak
akan lebih bekerja keras untuk mencapai tujuan-tujuan menentu), 4) menggunakan berbagai
bentuk atau model matematika dalam pembelajaran matematika (dibandingkan dengan mata
pelajaran lain yang diajarkan di sekolah adalah abstrak. Oleh sebab itu, pemilihan model,
strategi dan alat bantu yang digunakan oleh guru haruslah mampu membahasakan materi-
materi yang abstrak menjadi konkret).[2]

Namun kenyataan saat ini, pembelajaran matematika masih terasa jauh dari teori yang ada.
Bahkan beberapa prinsip yang telah disebutkan di atas sering luput dari perhatian guru. Guru
yang seharusnya hanya mempunyai peranan memilih model dan menyediakan lingkungan
belajar yang sesuai, lebih sering mendominasi kegiatan belajar-mengajar sehingga guru
terlihat lebih aktif jika dibandingkan dengan siswa. Seperti yang terlihat di kelas III MI
Nahdathul Mujahiddin NW Jempong Rembige. Penyampaian materinya hanya menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab serta teknik menghafal untuk materi perkalian. Selain itu
penggunaan alat bantu juga terasa masih kurang. Hal inilah yang membuat peserta didik
kurang mampu menyerap materi yang diajarkan sehingga kebanyakan menganggap belajar
matematika sulit dan terkesan tidak terlalu bersemangat dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.

Hal ini berdampak pada banyak siswa yang belum dapat menguasai kompetensi-kompetensi
yang seharusnya telah dikuasai pada kelas sebelumnya. Bahkan, sebagian besarnya belum
bisa terampil dalam meteri perkalian. Para siswa mengungkapkan bahwa materi perkalian
sangatlah sulit bagi mereka karena mengharuskan menghafal.

Hal ini tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja. Perkalian merupakan salah satu keterampilan
berhitung dasar yang harus mereka kuasai sebagai bekal untuk mempelajari materi
selanjutnya. Mengingat matematika merupakan pengetahuan yang sangat terstruktur
(keterampilan matematika harus dibangun dari keterampilan sebelumnya). Penguasaan
keterampilan berhitung dasar yang salah satunya adalah menghitung perkalian akan
mempermudah siswa untuk menguasai keterampilan matematikan yang lain. Oleh karena
itulah penelitian ini menjadi sangat penting untuk dilakukan.

Terkait dengan masalah tersebut, telah dikembangkankan berbagai metode dan teknik
pembelajaran untuk mengatasi kesulitan-kesulitan siswa dalam belajar matematika, terutama
dalam hal berhitung. Salah satu metode yang klasik yaitu metode sempoa. Namun saat ini,
muncul metode-metode baru yang digemari dan dianggap lebih praktis salah satunya adalah
metode jari magic. Jari magic adalah metode berhitung dengan menggunakan jari tangan.
Metode ini ditemukan oleh M. Fajar Auliya.

Selain praktis, metode ini sangat mudah diterima anak. Mempelajarinya pun sangat
mengasyikkan, karena jari magic tidak membebani memori otak dan alatnya selalu tersedia.
Bahkan saat ujian tidak perlu khawatir alatnya akan disita atau ketinggalan karena alatnya
adalah jari tangan kita sendiri. Oleh karena itu penilitian ini ingin mengangkat tentang
penggunaan metode Jarimagic ini dalam meningkatkan keterampilan berhitung dasar
matematika khususnya keterampilan berhitung perkalian.
Berdasarkan urain di atas, judul penilitian ini adalah Upaya Meningkatkan Keterampilan
Berhitung (Perkalian) Dasar Menggunakan Metode Jarimagic di Kelas III MI Nahdathul
Mujahiddin NW Jempong Rembige Tahun Pelajaran 2014/2015.

1. Sasaran Penelitian

Sasaran dari penelitian ini adalah siswa di kelas III MI Nahdathul Mujahiddin NW Jempong
Rembige Tahun Pelejaran 2014/2015, yang berjumlah 23 orang terdiri dari 10 orang siswa
laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

1. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah Bagaimanakah meningakatkan keterampilan


berhitung (perkalian) dasar dengan penggunaan metode Jarimagic di kelas III MI Nahdathul
Mujahiddin NW Jempong Rembige Tahun Pelajaran 2014/2015?

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan berhitung (perkalian) dasar
dengan penggunaan metode Jarimagic di kelas III MI Nahdathul Mujahiddin NW Jempong
Rembige pada Tahun Pelajaran 2014/2015.

1. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian tentang upaya peningkatan keterampilan berhitung
(perkalian) dasar di kelas MI Nahdathul Mujahiddin NW Jempong Rembige Tahun Pelajaran
2014/2015 antara lain:

1. Manfaat Teoretis.

Penilitian ini diharapkan dapat menambah khazanah pustaka kependidikan dan memberikan
sumbangan informasi yang selanjutnya dapat memberi motivasi penelitian tentang masalah
sejenis guna menyempurnakan penelitian ini.

2. Manfaat Praktis.
3. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dasar (perkalian) siswa sehingga
memudahkan dalam menjawab soal operasi hitung perkalian karena menggunakan alat bantu
yang merupakan bagian tubuhnya sendiri serta meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
karena belajar terasa lebih menyenangkan dan tidak membebani otak.

1. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat meberikan alternatif metode efektif yang digunakan dalam
proses pembelajaran dan meringankan beban guru karena tidak perlu membawa alat peraga
masuk ke dalam kelas. Karena alat peraga menggunaka bagian tubuh manusia yakni jari.

1. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapakan dapat menjadi inovasi dalam pembelajaran sebagai upaya
peningakatan kualitas dan mutu pembelajaran untuk mencapai tujuan sekolah secara optimal.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. Tinjauan Tentang Belajar Dan Pembelajaran


2. Pengertian Belajar Dan Pembelajaran
3. Belajar

Belajar adalah upaya untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, atau keterampilan baru
untuk memperluas dan memperkokoh pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.[3] Oleh
karena itulah belajar dapat dikatakan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi
pembentukan pribadi dan prilaku individu.[4]

Adapun pendapat-pendapat ahli pendidikan mengenai istilah belajar antara lain:

Surya menyebutkan, belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh perubahan tingkah laku baru sebagai hasil dari pengalamannya.
Crow & Crow menyebutkan belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan dan
sikap-sikap baru.
Hilgard, belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul atau berubah karena
adanya renspon terhadap sesuatu situasi.
Thompson, menyebutkan belajar adalah perubahan prilaku yang relatif menetap
sebagai hasil dari pengalaman.
Slameto mengatakan belajar adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalamanya berinteraksi
dengan lingkungan.[5]

Dari beberapa pengertian belajar di atas dapat ditarik sebuah kata kunci atau persamaan di
dalamnya. Yakni kata perubahan tingkah laku atau perubahan prilaku. Oleh karena itu, dapat
kita simpulkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku secara tetap yang dihasilkan
melalui pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sebagai suatu usaha sadar seseorang
atau individu.

1. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan. Hakikat dari pembelajaran dapat
ditinjau dari dua segi, yakni segi etimologis (bahasa) dan terminologi (istilah).

Secara etimologis menurut Zayadi kata pembelajaran merupakan terjemahan dari bahasa
inggris, intruction yang bermakna upaya membelajarkan seseorang atau kelompok orang,
melalui berbagai upaya dan berbagai strategi, metode dan pendekatan ke arah pencapaian
tujuan yang telah diterapkan. Dalam pengertian terminologis, pembelajaran dikatakan oleh
corey merupakan suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus.[6]
Menurut pandangan Sudjana pembelajaran merupakan setiap upaya yang sistematik dan
sengaja agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didi
(warga belajara) dengan pendidik (sumber belajar).[7]

Dari beberapa pengertian pembelajaran di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
adalah suatu sistem yang direncanakan oleh pendidik (guru) untuk mengkondisikan atau
merangsang warga belajar (peserta didik) agar bisa belajar dengan baik dan tujuan
pembelajara dapat tercapai secara optimal. Perencanaan ini meliputi tujuan pembelajaran,
materi pembelajaran, metode dan evaluasi dan lain segala hal yang terkait dengan proses
belajar.

2. Ciri-ciri Pembelajaran

Ciri utama dari kegiatan pembelajaran adalah adanya interaksi. Interaksi yang terjadi antara
siswa dengan lingkungan belajarnya. Sedangkan ciri-ciri lainnya adalah berkaitan dengan
komponen-komponen pembelajaran itu sendiri.[8]

3. Komponen-komponen Pembelajaran

Telah diketahui bahwa pembelajaran adalah sebuah sistem terencana yang terdiri dari
komponen-komponen yang berinteraksi antara satu dengan yang lain. Adapun komponen-
komponen pembelajaran adalah:

1. Tujuan, tujuan pendidikan sendiri adalah untuk meningkatkan kecerdasan,


pengetahuan, kepribadian, serta keterampilan hidup dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut.
2. Sumber belajar, diartikan segala bentuk atau segala sesuatu yang ada di luar diri
seseorang yang dapat mempermudah proses belajar.
3. Strategi pembelajaran, adalah tipe spesifik untuk menyampaikan informasi dengan
kegiatan mendukung pencapaian tujuan khusus.
4. Media pembelajaran, alat bantu yang mempermudah interaksi guru dengan peserta
didik dan menunjang penggunaan metode.
5. Evaluasi pembelajaran, alat indikator untuk menilai pencapaian tujuan
pembelajaran.[9]

Selain kelima komponen tersebut, ada dua komponen inti yang ada dalam pembelajaran.
Komponen tersebut adalah peserta didik dan pendidik (guru). Karena seperti yang diketahui
bahwa pembelajaran merupakan interaksi antara peserta didik dengan pendidik sebagai
perencana dalam kegiatan pendidikan.

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, peserta didik diartikan
sebagai setiap manusia yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran formal maupun non formal pada jenjang pendidikan tertentu.[10]

Selanjutnya pendidik (guru) diartikan sebagai tenaga profesional yang bertugas


merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan
serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.[11]

1. Tinjauan Tentang Kemampuan Berhitung Perkalian Dasar


2. Pengertian Kemampuan Berhitung Perkalian Dasar
Secara etimologis atau susunan bahasa, kata kamampuan berasal dari kata dasar mampu
yang mendapatkan imbuhan Ke-an. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, mampu dapat diartikan
kuasa, sanggup melakukan sesuatu, dapat, berada, dan kaya.[12] Selanjutnya istilah
kemampuan atau keterampilan (skill) merupakan salah satu aspek atau ranah yang
terkandung dalam kompetensi, yang secara terminologi dapat diartikan sebagai sesuatu yang
dimiliki individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.[13]

Adapun yang dimaksud dengan kemampuan berhitung perkalian dasar adalah perkalian
tingkat dasar. Yakni perkalian satu sampai dengan sepuluh. Perkalian dasar 1-10 memang
seharusnya sudah tertanam dalam ingatan sejak masih dibangku SD.[14] Karena penguasaan
kemampuan berhitung perkalian dasar ini akan berguna untuk mempelajari keterampilan
perkalian tingkat selanjutnya, misalnya perkalian tiga bilangan dan perkalian yang lebih
kompleks.

Dari uraian di atas kemampuan berhitung perkalian dasar dapat diartikan sebagai sebuah
kemampuan siswa untuk mennghitung perkalian 1 sampai dengan 10. Atau dengan kata lain
penguasaan siswa terhadap perkalian 1 samapai dengan 10.

2. Klasifikasi Kemampuan Berhitung Perkalian Dasar

Kemampuan berhitung dasar perkalian siswa di Kelas III MI Nahdathul Mujahiddin Tahun
Pelajaran 2014/2015 dapat digolongkan menjadi 3 tingkatan, yakni:

1. Tingkatan rendah, siswa yang digolongkan dalam tingkatan ini mereka sudah
memahami konsep perkalian dengan tepat, hanya saja mereka belum mampu
menjawab soal singkat perkalian dengan cepat. Mereka belum dapat mengingat
perkalian 1 sampai dengan 5 dengan tepat, mereka masih menggunakan cara manual
yakni dengan menggambar batang-batang lidi lalu menjumlahkan sesuai dengan soal.
Sehingga saat menjawab soal yang berkaitan dengan operasi perkalian 2 bilangan atau
3 bilangan memperlukan waktu yang lama akhibatnya mereka pun sering tertinggal
dalam menyelesaikan soal-soal perkalian.
2. Tingkatan menengah, siswa yang digolongkan dalam tingkatan ini mereka sudah
mampu mengingat dengan baik perkalian 1 sampai dengan 5 namun mereka kesulitan
saat harus mengkalikan bilangan 6 sampai dengan 9.
3. Tingkatan mahir, siswa yang digolongkan dalam tingkatan ini mereka sudah mampu
mengkalikan bilangan 1 sampai 10 dengan cepat dan tepat. Sehingga dalam menjawab
soal-soal perkalian baik itu perkalian 2 bilangan maupun 3 bilangan mereka tidak
menghadapi kesulitan yang berarti.[15]
4. Tinjauan Tentang Metode Jarimagic
5. Pengertian Metode Jarimagic

Metode berarti suatu cara kerja yang sistematik dan umum, seperti cara kerja ilmu
pengetahuan. Jika dihubungkan dengan pembelajaran maka metode dapat diartikan sebagai
cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran.[16] Dikatakan Metode Jarimagic karena metode
pembelajaran ini menggunakan tangan sebagai alat peraganya.[17]

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa metode jarimatika merupakan sebuah cara yang
digunakan oleh pendidik untuk mempermudah siswa menguasai keterampilan berhitung:
Kali-Bagi-Tambah-Kurang dengan menggunakan alat bantu jari-jari tangan.
2. Kelebihan Metode Jarimagic

Ada beberapa kelebihan metode Jarimagic jika dibandingkan dengan metode lain seperti
menghafal, diantaranya:

1. Simple, tanpa menggunakan 34 macam rumus teman besar atau teman kecil.
2. Smart, mengsinergikan dan mengoptimalkan otak kanan dan otak kiri dalam belajar.
3. Standard, formasi jari-jemarinya terstandarisasi dan mudah dipahami secara universal.
4. Safe, aman digunakan sewaktu ujian. Karena alat bantu hitungnya jari-jemari tangan.
5. Real, nyata proses perhitunganya dan hasilnya terlihat nyata ada di jari-jemari tangan.
6. Quick, cepat proses perhitungannya bahkan bisa lebih cepat dari pada kalkulator.
7. Practical, jari-jemari praktis dinawa kemana-mana dan digunakan kapan saja.
8. Effective, sebagai media komunikasi efektif antara orang tua dan anak serta siapa
saja.
9. Fun, bermain seraya belajar menyenangkan dengan memainkan jari-jemari tangan.
10. Award, telah mendapatkan penghargaan dari Mendiknas dan dimuat di Jurnal
Ilmiah.[18]
11. Format Jari Tangan untuk Perkalian

Sebelum mengajarkan anak menggunakan metode Jarimagic, terlebih dahulu anak harus
dibimbing untuk memahami konsep dasar bilangan dan lambangnya serta operasi bilangan
yang di dalamnya termasuk operasi perkalian kemudian cara menghitung dengan jari.[19]
Jadi anak harus terlebih dahulu mengenal dan memahami angka kemudian memahami konsep
dasar perkalian termasuk juga sifat-sifat dalam perkalian. Setelah itu barulah anak
diperkenalan dengan formasi Jarimagic.

Adapun formasi Jarimagic untuk operasi perkalian dasar yakni perkalian 1 sampai dengan 10
terdapat dua formasi, yakni formasi untuk perkalian kombinasi 1-5 dan formasi untuk
perkalian kombinasi 5-10

Gambar.1

Formasi Jarimagic perkalian 01-05[20]

Seperti pada gambar tersebut jari telunjuk dibuka bernilai 1 dan seterusnya hingga kelima jari
dibuka bernilai 5. Dengan rumusnya kali 01-05 sama dengan TS, dimana TS merupakan titik
persilangan jari kanan dan jari kiri yang terbuka.[21]

Selanjutnya untuk perkalian 05-10 menggunakan metode perkalian Jarimagic dengan rumus
kali 5-10 sama dengan (T)_B. Dimana T adalah jumlah jari yang terlipat dan B adalah
perkalian jari yang terbuka dan setiap jari yang terlipa menempati nilai puluhan. Adapun
formasi jarinya adalah:

Gambar.2

Formasi Jarimagic perkalian 05-10[22]

4. Contoh Penerapan Metode Jarimagic.


5. Perkalian Kombinasi 01-05.
Untuk memahami penggunaan metode jarimagic perkalian kombinasi 01-05, penerapan
rumus yang telah dijelaskan di atas dapat diamati langsung pada gambar berikut:

Gambar.3

Contoh Penerapan Metode Jarimagic untuk Perkalian 01-05[23]

Pada gambar di atas, ilustrasi tangan kiri mewakili angka 3 dan ilustrasi tangan kanan
mewakili angka 1. Kemudian silangkanlah dan hitung titik persilangan jarinya.[24]

1. Perkalian Kombinasi 05-10

Untuk memahami penggunaan metode jarimagic perkalian kombinasi 01-05, penerapan


rumus yang telah dijelaskan di atas dapat diamati langsung pada gambar berikut:

Gambar.3

Contoh Penerapan Metode Jarimagic untuk Perkalian 05-10[25]

Pada gambar tersebut jari kana dan kiri yang terbuka dikalikan sebagai nilai B dan kemudian
jari yang tertutup di jumlahkan sebagai nilai dari T. Sehingga T sama dengan 2 + 4 sama
dengan 6 menempati puluhan dan kalikan jari yang berdiri 3 x 1 dengan cara menyilangkan
kemudian hitunglah titik persilangannya dan hasilnya adalah 3. Jadi nilai dari 7 x 9 adalah
(T)_B hasilnya 6_3. Karena 6 menempati nilai puluhan dan 3 menempai nilai satuan makan
sama artinya 63. Sehingga hasil dari 7 x 9 adalah 63.[26]

1. Tinjauan Tentang Mata Pelajaran Matematika di SD/MI.


2. Konsep Dasar Matematika di SD/MI

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern,


mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.[27]
Mengingat pentingnya Matematika, tidak heran jika mata pelajaran ini diajarkan hampir
disemua jenjang pendidikan. Mulai jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.

Pembelajaran matematika di sekolah dasar berfungsi sebagai pengembang kemampuan


berkomunikasi dengan menggunakan bilangan bilangan smbol-simabol serta ketajaman
penalaran yang dapat membantu memperjelas dan mempermuda menyelesaikan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut pada jenjang sekolah dasar
diutamakan agar siswa mengenal, memahami serta mahir menggunakan bilangan dalam
kaitannya dengan praktek kehidpupan seharai-hari.

2. Tujuan Mata Pelajaran Matematika di SD/MI

Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut.

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan


mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,
dalam pemecahan masalah
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika
dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang
model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki
rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet
dan percaya diri dalam pemecahan masalah.[28]
6. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Matematika di SD/MI

Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek-aspek Bilangan
(mengenal bilangan, operasi bilangan, KPK dan FPB, dan sebagainya), Geometri dan
pengukuran (memahami bangun ruang dan bangun datar, satuan waktu, suhu, volume,
panjanga dan sebagainya) serta Pengolahan data (membaca, mengumpulkan, dan menyajikan
data serta mengolah data)[29]

4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika di


SD/MI Kelas 3 Semester I.

Adapun standar kompetensi adalah melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
dengan kompetensi dasar melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan
memecahkan masalah perhitungan berkaitan dengan operasi perkalian.[30]

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Setting Penelitian

Setting penelitian ini adalah MI Nahdathul Mujahiddin NW Jempong Rembige, yaitu kelas
III yang berjumlah 23 orang terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa
perempuan. Lokasi ini diambil dengan pertimbangan dapat bekerja sama dengan guru
Matematika di MI Nahdathul Mujahiddin NW Jempong Rembige sehingga memudahkan
peneliti dalam mencari data, peluang, waktu yang luas, dan subyek penelitian yang sangat
sesuai dengan profesi peneliti.

1. Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian merupakan suatu objek penelitian tindakan kelas yang merupakan sesuatu
yang aktif dan dapat dikenai activitas, bukan objek yang sedang diam dan tanpa gerak.[31]
Adapun sasaran penelitian ini adalah:

1. Faktor siswa, yaitu meningkatkan kemampuan berhitung perkalian dasar siswa kelas
III sehingga mempermudah dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan
perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka,
melakukan operasi hitung campuran serta memecahkan masalah perhitungan pada
Mata Pelajaran Matematika melalui penggunaan metode Jarimagic berupa tes
evaluasi.
2. Proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yaitu bagaimana interaksi antara siswa
dengan siswa atau guru dengan guru dalam proses belajar mengajar yang berupa hasil
observase aktivitas siswa.
3. Rencana Tindakan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK adalah penelitian tindakan
(action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran.[32] Dalam pelaksanaannya PTK juga menggunakan data pengamatan
langsung terhadap jalannya model pembelajaran yang akan digunakan untuk menyampaikan
materi volume bangun ruang di kelas. Data tersebut dianalisis melalui beberapa tahapan
dalam siklus-siklus tindakan yang terdiri dari 4 tahap yaitu, (1). Perencanaan, (2).
Pelaksanaan dan observasi, (3). Evaluasi, dan (4). Refleksi. Adapun bentuk spiral kerja
tindakan dari siklus ke siklus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Gambar.4

Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK).[33]

1. Siklus 1
2. Tahapan perencanaan tindakan

Dalam tahapan ini hal-hal yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

Menyiapkan scenario (rencana) pembelajaran dengan penggunaan Metode Jarimagic.


Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan guru.
Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS).
Membuat evaluasi yakni, berupa tes unjuk kerja dan tes tertulis untuk mengetahui
hasil belajar siswa.

1. Tahap pelaksanaan tindakan dan observasi

Pada tahap ini, peneliti mengimplementasikan atau menerapkan apa yang telah disusun pada
tahap perencanaan, yaitu melaksanakan tindakan di kelas. Observasi atau pengamatan
dilaksanakan bersamaan atau saat proses pembelajaran sesuai dengan format pembelajaran
yang telah disusun, semua aktivitas siswa dan guru yang tampak dicatat di lembar observasi.

1. Tahap Evaluasi

Pada tahap ini peneliti dan guru memberikan tes evaluasi berupa tes unjuk kerja dan tulis
kepada siswa pada setiap akhir siklus. Tes ini dikerjakan secara individual untuk mengetahui
kemampuan siswa berhitung perkalian.

1. Refleksi

Refleksi dilakukan setelaah observasi dan evaluasi dilakukan sebagai acuan. Pada tahap ini
guru dan siswa mengkaji hasil yang diproleh dan pemberian tindakan pada siklus awal. Hasil
refleksi ini dijadikan sebagai dasar untuk menyempurnakan serta memperbaiki perencanaan
dan pelaksanaan tindakan pada tahap berikutnya.

2. Siklus II
Hasil refleksi analisis data pada siklus I digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus
II, dengan memperbaiki kelemahan-kelemahan pada siklus I.

1. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya

Instrument pengumpulan data merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data penelitian. Adapun dalam penelitian ini data yang diambil dengan
menggunakan 2 instrumen yaitu:

1. Observasi

Menurut Sutrisno Hadi, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik pengumpulan data dengan
observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala-
gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.[34]

Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi untuk mengamati


keterlaksanaan proses pembelajaran, yaitu aktivitas guru dan siswa. Lembar observasi akan
diberikan kepada seorang observer sebelum proses belajar berlangsung. Kemudian observer
mengisi lembar observer tersebut pada saat proses belajar berlangsung. Adapun kegiatan
siswa yang akan menjadi acuan dalam lembar observasi adalah:

1. Kesiapan siswa dalam menerima materi pembelajaran


2. Antusiasme siswa mengikuti pembelajaran
3. Kerja sama siswa dalam kelompok diskusi
4. Aktivitas siswa dalam mengerjakan LKS
5. Interaksi siswa dengan guru selama proses pembelajaran
6. Aktivitas siswa dalam menyimpulkan hasil pembelajaran
7. Tes

Tes merupakan rangkaian pertanyaan atau alat lain digunakan yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimilki oleh
individu atau kelompok.[35] Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes formatif
berbentuk esaay dan objektif. Tes essay dengan bentuk soal cerita dan tes objektif dengan
jawaban singkat atau (short answer).

Jenis tes yang digunakan adalah post tes yaitu tes yang dilaksanakan setelah diadakan
tindakan. Adapun kisi-kisi soal tes dengan menerapkan metode Jarimatika, pada mata
pelajaran Matematika submateri Operasi Bilangan dapat dilihat pada table 1.

Table 1

Kisi-Kisi Soal Evaluasi dengan Menggunakan Metode Jarimatika pada pelajaran Matematika
submateri Operasi Bilangan

No. Siklus Submateri Indicator Nomor soal


Operasi Perkalian dan 1) Mengenal konsep dasar
1. I 1
sifat-sifat dalam perkalian operasi perkalian
2) Menyebutkan sifat-sifat 2
dalam operasi perkalian
3
3) Menjelaskan sifat-sifat dalam
operasi perkalian 4

4) Terampil menghitung
perkalian dasar
1) Menghitung perkalian angka
perkalian dasar dengan cepat

2) Menghitung perkalian yang


1
Melakukan perkalian hasilnya bilangan tiga angka.
yang hasilnya bilangan
2
tiga angka dan 3) Mengenal beberapa cara
2. II
menerapkanya dalam penyelesaian operasi perkalian
3
menyelesaikan
permasalah sehari-hari. 4) Terampil menggunakan
4
teknik yang ada untuk
menyelesaikan masalah sehari-hari
yang berkaitan dengan operasi
hitung perkalian.

1. Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Januari s.d April 2015 di kelas III MI Nahdathul
Mujahiddin NW Jempong Rembige.

1. Cara Pengamatan (Monitoring)

Pengamatan dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Pengamatan dilakukan
secara kolaburasi dengan teman sejawat menggunkan lembar observasi yang telah disiapkan.
Adapun yang diamati adalah bagaimana pelaksanaan tindakan, bagaimana guru menyajikan
pelajaran, dan bagaimana sikap siswa dalam belajar, dan apakah proses pembelajaran sudah
sesuai dengan skenario yang dibuat.

1. Analisis Data dan Refleksi


2. Analisis Data
3. Data Tes Hasil Belajar Siswa

Data tes hasil belajar siswa adalah jumlah skor pada sejumlah butir Tes Hasil Belajar yang
digunakan untuk mengukur dan dikatakan tuntas secara individu pada proses belajar
mengajar.[36]Setelah memperoleh data tes hasil belajar siswa, data tersebut dianalisis secara
kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif untuk mengetahui ketercapaian
ketuntasan belajar siswa dengan kriteria sebagai berikut:

Ketuntasan individu.
Ketuntasan individu yaitu setiap siswa dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas secara
individu jika siswa mampum memperoleh nilai 60.

Ketuntasan klasikal

Keuntasan klasikal dikatakan telah tercapai apabila targe pencapaian 75% dari jumlah
siswa dalam kelas bersangkutan yang sudah memenuhi kriteria ketuntasan belajar individu.
Hal ini dapat dihitung menggunakan rumus beriku:

Kk

Keterangan:

Jumlah siswa yang mendapatkan nilai 60

Kk Ketutasan klasikal

nJumlah siswa yang ikut tes[37]

Nilai rata-rata kelas (Mean)

Dalam kegiatan penelitian ilmiah yang menggunakan statistik sebagai analisis data, Mean
dapat dikatakan hampir selalu dihitung. Mean jumlah dari seluruh angka dibagi dengan
banyaknya angka yang ada.[38] Dalam penelitian ini pengolahan data tidak dilakukan secara
manual menggunakan kalkulator melainkan menggunakan komputer, yakni aplikasi
Microsoft Excel.

Adapaun untuk menghitung nilai rata-rata (Mean) menggunaka rumus =AVERAGE(range


tempat data yang akan dihitung). Contoh dari penggunaan rumus ini dapat digambarkan
pada gambar 3 dan gambar 4.

Gambar.3

Contoh penulisan rumus untuk mencari Mean menggunakan aplikasi Microsoft Excel

Setelah rumus dimasukkan dengan format seperti terliha pada gambar 3, kemudian tekan
Enter. Maka akan di dapatkan hasil seperti gambar 4.

Gambar.4

Contoh hasil perhitungan Mean menggunakan aplikasi Microsoft Excel

1. Data aktivitas siswa


Menentukan rata-rata skor aktivitas belajar siswa dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

A = rata-rata skor aktivitas belajar siswa

= total skor seluruh indikator

n = banyak indikator

Data tentang aktivitas belajar siswa dianalisi secara deskriptif kualitatif. Indikator
tentang aktivitas belajar siswa yang diamati adalah sebanyak 5 indikator dan setiap
indikator memiliki 6 deskriptor. Adapun cara pensekoran sebagai berikut:

1. Skor 1 diberikan jika X 25 %


2. Skor 2 diberikan jika 25% < X 50 %
3. Skor 3 diberikan jika 50 % < X 75 %
4. Skor 4 diberiksn jika X > 75 %

Keterangan: X = jumlah siswa dalam kelas yang cukup aktifmelakukan kegiatan menurut
descriptor.

Menentukan MI dan SDI

Untuk menentukan MI (mean ideal) dan SDI (standar deviasi ideal) dengan rumus sebagai
berikut:

MI

= 2,5

SDI)

= X (4 1)

= 0,5

Menentukan kriteria aktivitas belajar siswa

Berdasarkan skor standar, kriteria untuk menentukan aktivitas belajar siswa dijabarkan pada
tabel 2 berikut:

Tabel 2

Kriteria Penentuan Aktivitas Belajar Siswa Berdasarkan Skor Standar

Interval Interval Skor Kategori


Mi + 1,5SDi A 3,25 A Sangat aktif
Mi + 0,5SDi A Mi + 1,5SDi 2,75 A 3,25 Aktif
Mi 0,5SDi A Mi + 0,5SDi 2,25 A 2,75 Cukup aktif
Mi 1,5SDi A Mi 0,5SDi 1,75 A 2,25 Kurang aktif
A Mi 1,5SDi A 1,75 Sangat kurang aktif

2. Refleksi

Refleksi dilakukan pada tahap akhir siklus. Pada tahap ini peneliti, guru, dan teman sejawat
mengkaji pelaksanaan dan hasil yang diperoleh dalam pemberian tindakan tiap siklus.
Refleksi dilakukan dari data kualitatif sebagai dasar untuk memperbaiki serta
menyempurnakan tindakan pada siklus berikutnya.

1. Indikator Penelitian

Adapun yang menjadi indikator dalam penelitian ini dikatakan berhasil adalah apabila:

1. Aktivitas siswa minimal berkategori aktif


2. Tercapai kelulusan hasil belajar siswa dengan ketentuan, minimal 75% siswa
memperoleh nilai 60.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran I

LEMBAR KERJA SISWA

Submateri : Operasi Hitung Perkalian (Bilangan)

Tujuan :

Siswa mampu mengenal sifat-sifat dalam perkalian


Siswa dapat menghitung perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka
Siswa mampu menyelesaikan permasalahan sehari-hari terkait dengan

Lanagkah kerja:

1. Perhatikan soal berikut:


2. (9 x 7) x 18 = 9 x (7 x .)
3. 18 x (5 + 6) = (18 x) + (18 x)
4. 6 x 27 = 27 x
5. 7 x 17 = x = 119
6. (6 x 8) x 9 = 6 x (.. x 9)
7. 13 x (7 + 2) = (13 x 7) + (13 x 2)
8. Lengkapi kemudian identifikasilah sifat-sifat operasi perkalian pada masing-masing
soal!
9. Kerjakan soal berikut:
10. 9 x 88= . . .
11. 97 x 6= . . .
12. 87 x 9 = . . .
13. 85 x 7 = . . .
14. Disebuah gedung ada 14 deret kursi. Setiap deret berisi 12 kursi. Berapa jumlah kursi
yang ada di gedung tersebut?
15. Hasil sawah Pak Agus pada tahun ini adalh 18 karung beras. Setiap karung berisi 67
kg. Berapakah total hasil panen Pak Agus tahun ini?
16. Ayah membeli 6 ikat rambutan, tiap ikat berisi 69 buah rambutan. Berapakah total
buah rambutan yang didapatkan Ayah?
17. Tulislah hasil kerja kalian dan peresentasikan di depan kelas

Lampiaran II

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU

Petunjuk pengisian: Berikan ( ) untuk setiap descriptor yang Nampak

Cara penilaian:

BS (Baik Sekali) : Jika semua (3) deskriptor yang nampak

B (Baik) : Jika (2) descriptor yang nampak

C (Cukup) : Jika (1) descriptor yang nampak

K (Kurang) : Jika (0) tidak ada descriptor yang nampak

Penilaian
No INDIKATOR/DESKRIPTOR Ya Tidak
BS B C K
Perencanaan dan persiapan
1.
penyelenggaraan pembelajaran
a. Membuat skenario pembelajaran
b. Menyiapkan tes/soal untuk identifkasi
pengetahuan awal siswa
c. Mengecek kehadiran siswa
Pemberian motivasi dan apersepsi kepada
2.
siswa
a. Menyampaikan pokok dan tujuan
pembelajaran
b. Memberikan apersepsi kepada siswa
c. Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya atau menjawab pertanyaan guru
yang berkaitan dengan apersepsi
3. Penyampian materi inti
a. Guru menjelaskan tentang materi sifat-sifat
perkalian.
b. Menjelaskan tentang cara-cara penyelesaian
perkalian 3 angka atau perkalian yang hasilnya
3 angka.
c. Menjelaskan formasi jarimagic dan
mendemonstrasikan penggunaan jarimagic
Mengatur dan Membimbing siswa dalam
4.
kegiatan diskusi kelompok
a. Membagi kelas menjadi 6 kelompok
dengan terlebih dahulu menunjuk ketua
kelompoknya.
b. Menjelaskan tugas dan batasan waktu
kegiatan serta membagikan LKS
c. Membimbing, mengarahkan dan
memberikan masukan selama kegiatan diskusi.
Pemberian umpan balik terhadap hasil
5.
diskusi siswa
a. Meminta salah satu siswa menyampaikan
hasil diskusinya
b. Memberikan siswa lain menanggapi dan
bertanya
c. Memberikan komentar terhadap hasil
diskuinya
6. Mengahiri/menutup pelajaran
a. Melakukan Tanya jawab dengan siswa
untuk menarik kesimpulan dari materi yang
telah dipelajari
b. Memberi penguatan tentang penggunaan
teknik jarimagic dalam menghitung perkalian
c. Menginformasikan materi pelajaran yang
akan dibahas minggu berikutnya dan meminta
peserta didik untuk mempelajarinya.

Komentar / saran :

Hari /tanggal,

Observer

Lampiran 3

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA


Petunjuk pengisian : berilah tanda ( ) untuk skor yang diproleh tiap descriptor.

Cara penskoran :

Skor 1 diberikan jika X 25 %

Skor 2 diberikan jiks 25 % < X 50 %

Skor 3 diberikan jika 50 % < X 75 %

Skor 4 diberikan jika X > 75 %

Keterangan: X = jumlah siswa dalam kelas yang aktif melakukan kegiatan descriptor

SKOR
No INDIKATOR/DESKRIPTOR
1 2
Kesiapan dan antusiasme siswa untuk belajar
a. Siswa masuk tepat waktu.
b. Siswa membawa buku pelajaran yang relevan dengan materi.
c. Siswa duduk dengan rapi.
1. d. Siswa memperhatikan pelajaran dengan seksama selama proses
pembelajaran.
e. Siswa iku mempraktikan penggunaan Jarimagic saat guru atau temannya
mendemonstrasikannya di depan kelas.
f. Siswa tidak mengerjakan pekerjaan lainnya.
Kerja secara individu
a. Adanya kesadaran rasa tanggung jawab dengan tugas yang diberikan
(ketua kelompok dan anggota).
b. Aktif dalam menyampaikan pendapat.
2. c. Adanya semangat untuk menguasai teknik Jarimagic.
d. Partisipasi secara aktif dalam menyelesaikan tugas kelompok.
e. Siswa percaya diri untuk mempraktikkan teknik Jarimatikan di depan
kelas.
f. Adanya keberanian untuk bertanya dan menanggapi.
Kerjasama dalam berdiskusi dan menyelesaikan tugas kelompok.
a. Adanya pembagian tugas dalam kelompok.
b. Saling membantu antar anggota kelompok untuk memahami materi.
c. Melakukan tanya jawab atau tukar pendapat antar anggota kelompok
3.
dalam menyelesaikan LKS.
d. Mengerjakan LKS dan perintah dengan teliti.
e. Mengerjakan semua item LKS.
f. Toleransi antar anggota kelompok.
Interaksi siswa dengan guru
4.
a. Memperhatikan penjelasan guru saat membimbing.
b. Melakukan tanya jawab atau mengemukakan pendapat pada saat
diberikan bimbingan.
c. Melakukan tanya jawab meminta bimbingan saat dirasa ada item LKS
yang tidak dapat diselesaikan.
d. Melakukan tanya jawab dengan guru untuk menyimpulkan hasil belajar.
e. Menanyakan pembahasan yang kurang dipahami
f. Terjalinnya komunikasi yang aktif bukan komunikasi yang kaku (bukan
komunikasi antara bawahan dan atasan yang bersifat perintah)
Aktivitas siswa dalam menyimpulkan hasil belajar (presentasi)
a. Adanya perhatian penuh saat kelompok lain sedang mempresentasikan
hasil diskusinya.
b. Mencatat pokok-pokok penting.
5. c. Menanggapi atau menanyakan hal yang kurang jelas.
d. Memperbaiki kekeliruan temannya dalam menjawab atau dalam
mendemostrasikan teknik Jarimatika serta menanggapi pertanyaan kelompok
lain.
e. Menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam mempresentasikan,
mempertanyakan maupun menanggapi.
f. Tetap menjunjung asas demokrasi dalam menyampaikan hasil diskusi
(sopan dalam mempertanyakan dan menanggapi).
Jumlah Skor Indikator
Kriteria

Komentar / saran :

Hari / tanggal,

Observer

RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : MI Nahdathul Mujahiddin NW Jempong Rembige

Kelas/Semester : III / 2

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit


1. STANDAR KOMPETENSI

1.Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka

II.KOMPETENSI DASAR

2.1. Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka

III. INDIKATOR

Menghitung dengan perkalian angka 1 sampai 10.

Menghitung perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka.

Menghitung perkalian dengan cara bersusun pendek yang hasilnya bilangan tiga angka

1. TUJUAN PEMBELAJARAN

Peserta didik dapat melakukan perkalian angka 1 sampai 10

memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan perkalian

Peserta didik dapat memecahkan masalah perkalian dengan jarimatika.

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Tekun ( diligence ),


Tanggung jawab ( responsibility ), Ketelitian ( carefulness), Kerja sama (
Cooperation ), Toleransi ( Tolerance ), Percaya diri ( Confidence ), Keberanian (
Bravery )

1. MATERI POKOK
2. Bilangan dan Operasi Bilangan

1. METODE PEMBELAJARAN
2. Jarimagic
3. Tanya jawab
4. Demontrasi
5. Pemberian tugas
6. Ceramah
7. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Awal ( 10menit)
8. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam kepada peserta didik.
9. Guru bersama peserta didik berdoa bersama.
10. Guru melakukan absensi
11. Guru memberikan soal pre test untuk mengukur tingkat pemahaman awal peserta
didik dengan menanyakan langsung beberapa pertanyaan kepada peserta didik untuk
mengukur kemampuan awal peserta didik mengenai materi yang akan dipelajari hari
ini.
12. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk selalu rajin belajar.
1. Kegiatan Inti ( 50 menit)
13. Guru menjelaskan secara umum kegiatan dan tugas-tugas pemberlajaran.
14. Guru membagi kelas menjadi 6 kelompok dengan terlebih dahulu menunjuk ketua
kelompok.
15. Masing-masing ketua kelompok dipanggil ke depan kelas untuk secara khusus
mendapatkan bimbingan mengenai sifat-sifat perkalian, cara menyelesaikan perkalian
3 angka atau yang hasilnya 3 angka, cara penyelesaiannya dan mendemonstrasikan
penggunaan jarimagic
16. Siswa yang tidak diminta maju ke depan untuk membaca buku yang ada.
17. Setelah bimbingan selesai guru membagikan LKS kepada ketua kelompok untuk
dikerjakan.
18. Guru mempersilahkan ketua kelompok untuk kembali ke kelompok masing-masing
dan menjelaskan kepada teman-teman kelompoknya materi yang sebelumnya telah
dijelaskan oleh guru kemudian mengerjakan LKS.
19. Guru mengawasi dan membimbing jalannya diskusi.
20. Setelah waktu yang ditentukan habis guru menunjuk perwakilan masing-masing
kelompok untuk maju kedepan dan menulis serta menjelaskan jawaban mereka.
21. Guru mempersilahkan kepada kelompok lain untuk bertanya. Seterusnya hingga
seluruh item LKS terselesaikan.
22. Guru melurkan jika ada jawaban yang kurang benar.
1. Kegiatan Akhir ( 15 menit)
23. Guru mengukang kembali pokok-pokok materi.
24. Guru memberikan penguatan penggunaan teknik jarimagic dalam menghitung
perkalian dengan kembali mendemonstrasikannya di depan kelas.
25. Guru meminta siswa untuk mempelajarinya dan berlatih di rumah.
26. Guru memberiahu siswa materi yang akan dipelajari minggu depan.
27. Guru mengajak siswa berdoa bersama sebelum mengakhiri pembelajaran.
28. Guru menutup pembelajaran dengan salam.

VII. ALAT DAN SUMBER BELAJAR

Sumber belajar :

1. Buku Matematika
2. Aneka Berhitung Cepat (Jarimagic)

Alat: Jari tangan kanan dan jari tangan kiri.

VIII. PENILAIAN

1. Penilaian Proses

Keaktifan Ketepatan
No NAMA
1 2 3 4 1 2 3 4

Pedoman penskoran

Jumlah skor Keterangan Huruf


8 Sangat baik A
7 Baik B
6 Cukup C
3-5 Kurang D

1. Penialaan Hasil Belajar

No Indikator Kompetensi Teknik Bentuk instrumen Contoh instrum


Menghitun perkalian angka 1 Berapa hasil kali
1 Tes lisan Jawaban singkat
sampai 10. x8?
Mengenal sifat-sifat dalam
2 Tes Tulis Melengkapi LKS
perkalian
Menghitung perkalian dengan
3 cara bersusun pendek yang Tulis Uraian singkat LKS
hasilnya bilangan tiga angka
Menyelesaikan masalah sehari-
4 hari terkait dengan operasi Tes tulis Uraian bebas LKS
perkalian

Mataram, 06 Februari 2014

Peneliti
Guru Kelas III

(Ika Hasanatun Nisa )


(Pathiyah, S.Pd. )

Mengetahui

Kepala Sekolah Madrasah

( Teddy Rusdi, M.Pd.I )

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hafis, Penelitian Tindakan Kelas Matematika, dalam


http://abdullahhafi.wordpress.com/2009/03/12/ptk-matematika/ diambil pada 10 Desember
2014, Pukul 08:48 WITA.

Anas Sudiyono. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006.

Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2009.


Heri Gunawan. Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: Alfabeta,
2012.

Heruman. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:PT. Remaja


Rosdakarya, 2013.

Jumardi Nasir, Trik Memudahkan Penghitungan Perkalian Dengan Memanfaatkan Jari


Tangan dalam http://generasi46.blogspot.com/2013/05/trik-memudahkan-penghitungan-
perkalian.html, diambil pada 10 Desember 2014, Pukul 20:21.

Kemendiknas. Permen No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta: Kemendiknas 2006.

Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2011.

2012. Fajar Auliya. Jarimagic: Perkalian dan Pembagian. Yogyakarta: Pusaka


Widyatama, 2012.

Mudin Simanihuruk. Pengembangan Perkalian Jari Magic. Yogyakarta: ANDI, 2013.

Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Puastaka Belajar, 2011.

Ramayulis. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2005.

Rony Gunawan K. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:Terbit Terang, 2006.

Runtukahu,J.Tombokan dan Selpius Kandou. Pembelajaran Matematika Dasar bagi Anak


Berkesulitan Belajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014.

Rusman dkk. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Rajawali
Press, 2011.

Sudarwan Danim. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Alfabeta, 2013.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2011.

Suharsimi Arikunto, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009.

Wayan Nurkancana. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional, 1990), h.133

Zakiah Daradjat. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

[1] Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (Bandung:PT. Remaja


Rosdakarya, 2013), h. 1.

[2] Runtukahu,J.Tombokan dan Selpius Kandou, Pembelajaran Matematika Dasar bagi Anak
Berkesulitan Belajar, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), h. 31.

[3] Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2009), h.32


[4] Rusman dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (Jakarta:
Rajawali Press, 2011), h. 7

[5] Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Bandung:
Alfabeta, 2012), h.104-105.

[6] Ibid,h. 108.

[7] Rusman dkk, Pembelajaran Berbasis, h. 16.

[8] Ibid, h. 41.

[9] Ibid, h. 42.

[10] Sudarwan Danim, Perkembangan Peserta Didik (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 2.

[11] Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), h. 37.

[12] Rony Gunawan K, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Surabaya:Terbit Terang, 2006),
h. 184.

[13] Ibid, h. 50.

[14] Jumardi Nasir, Trik Memudahkan Penghitungan Perkalian Dengan Memanfaatkan Jari
Tangan dalam http://generasi46.blogspot.com/2013/05/trik-memudahkan-penghitungan-
perkalian.html, diambil pada 10 Desember 2014, Pukul 20:21.

[15] Pathiyah, Wawancara. Rembige 6 Desember 2014

[16] Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Bumi Aksara,
2011), h. 2.

[17] Mudin Simanihuruk, Pengembangan Perkalian Jari Magic (Yogyakarta: ANDI, 2013),
h. 1

[18] M. Fajar Auliya, Jarimagic: Perkalian dan Pembagian (Yogyakarta: Pusaka


Widyatama, 2012), h. 1

[19] Abdul Hafis, Penelitian Tindakan Kelas Matematika, dalam


http://abdullahhafi.wordpress.com/2009/03/12/ptk-matematika/ diambil pada 10 Desember
2014, Pukul 08:48 WITA.

[20] M. Fajar Auliya, Jarimagic: Perkalian dan , h. 10

[21] Ibid, h.10.

[22] Ibid, h. 12.

[23] Ibid, h. 10.


[24] Ibid, h. 10.

[25] Ibid, h. 10.

[26] Ibid, h. 12

[27] Kemendiknas, Permen No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi, (Jakarta: Kemendiknas
2006), h. 416.

[28]Ibid, h. 417.

[29] Runtukahu,J.Tombokan dan Selpius Kandou, Pembelajaran Matematika,, h.46.

[30] Kemendiknas, Permen No 22 Tahun 2006 Tentang Standar,, h. 422.

[31] Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009),
h. 24

[32] Ibid, h. 58.

[33] Ibid ,h. 16.

[34] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011), h. 145

[35] Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 185

[36] Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar (Yogyakarta: Puastaka Belajar, 2011), h. 192

[37] Wayan Nurkancana. Evaluasi Hasil Belajar (Surabaya: Usaha Nasional, 1990), h.133

[38] Anas Sudiyono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2006), h. 79.

Iklan

Anda mungkin juga menyukai