Anda di halaman 1dari 8

Artikel Penelitian

Identifikasi Bahaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja


pada Penangkapan Ikan Nelayan Muroami

Health and Safety Hazards Identification in Muroami Fishing

Dimas Ari Dharmawirawan, Robiana Modjo

Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Abstrak vention to the compressor divers as subjects of research. Hazard identifi-


Kelautan Kepulauan Seribu pada tahun 2009 terdapat 1.722 penduduk ber- cation methods used Job Hazard Analysis. The results obtained OHS ha-
profesi sebagai nelayan. Sebanyak 299 orang berprofesi nelayan muroami zard description of fishing activities, consisting of: stage of preparation, 2.
yang menghadapi bahaya keselamatan dan kesehatan kerja tinggi dan Stages Stage diving and handling of the arrest. Based on these stages,
hingga saat ini mereka belum mengetahui bahaya pekerjaan tersebut. found the picture hazards can be classified into 2, namely: a danger to the
Penelitian deskriptif dengan analisis kualitatif ini, bertujuan mendapatkan safety of workers (the waves, the ship slippery floors, thorn fish, stuck, com-
gambaran bahaya kegiatan penangkapan ikan nelayan muroami di pressor fuel, corrosive fire hose, air pressure in the tube compressor ma-
Kelurahan Pulau Panggang, Kabupaten Kepulauan Seribu. Penelitian ini chines, lever regardless, the coral, marine biota bites, the bent hose, the
hanya mengamati para penyelam kompresor sebagai subjek penelitian hose is disconnected, the hose is leaking and body caught in the propeller
dengan mengunakan metode identifikasi bahaya yaitu Job Hazard Analysis. ship) and health hazards (ergonomics, noise, extreme pressure, cold tem-
Bahaya keselamatan dan kesehatan kerja pada tahapan aktivitas pe- peratures, hot temperatures, and fish stings toxic reef, gas CO, CO2 and ni-
nangkapan ikan terdiri atas tahapan persiapan, tahapan penyelaman, dan trogen).
tahapan penanganan hasil penangkapan. Bahaya yang dihadapi dikelom- Key words: Catch of fish, fisherman, compressor divers
pokkan menjadi bahaya bagi keselamatan dan bahaya kesehatan, bahaya
bagi keselamatan pekerja meliputi ombak, lantai licin, duri ikan, terjepit, ba-
han bakar mesin kompresor, selang api korosif, tekanan udara pada tabung Pendahuluan
mesin kompresor, tuas terlepas, karang, gigitan biota laut, selang tertekuk, Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara
terputus, atau bocor dan tubuh yang tersangkut baling-baling kapal. Bahaya menyeluruh dapat dijelaskan bahwa setiap pekerja
kesehatan meliputi ergonomik, kebisingan, tekanan ekstrim, temperatur berhak memperoleh pelayanan keselamatan dan kese-
dingin, temperatur panas, sengatan ikan dan karang beracun, gas CO, CO2 hatan kerja terlepas dari status sektor ekonomi formal
dan nitrogen. atau informal, besar kecilnya perusahaan, dan jenis
Kata Kunci: Penangkapan ikan, nelayan, penyelam kompresor pekerjaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, K3 saat ini
sangat dibutuhkan oleh hampir semua pekerjaan dari as-
Abstract pek sektor industri formal dan informal. Perkembangan
Data from Fisheries and Maritime Affairs Thousand Islands goverment in dan pertumbuhan kedua sektor industri tersebut selalu
2009 there were 1722 people living as fishermen, with 299 people living as diiringi dengan masalah besar kecelakaan kerja dan
muroami fishermen. Muroami Fishermen is one of the informal sector jobs penyakit akibat kerja.1 Salah satu aktivitas pekerjaan
which have high dangers of occupational health and safety, until now the yang mempunysi bahaya K3 adalah kegiatan menyelam
fishermen dont know the danger of their jobs.The study is descriptive with
the approach of this qualitative analysis, aims to find the description on the
danger of muroami fishing activities catch of fish, in Kelurahan Panggang Alamat Korespondensi: Robiana Modjo, Departemen Keselamatan dan
Island, Thousand Islands District. This study only observed without inter- Kesehatan Kerja FKM Universitas Indonesia, Gd. C Lt. 1 Kampus Baru UI
Depok 16424, Hp.081511609731, e-mail: 71.bian@gmail.com

185
Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 6, No. 4, Februari 2012

yang dilakukan di bawah permukaan air, dengan atau presor yang diteliti ditemukan 35 orang yang menderita
tanpa menggunakan peralatan, untuk mencapai tujuan ketulian. Dengan demikian, salah satu kasus kesehatan
tertentu. Berdasarkan pada tujuan, kegiatan penyelaman yang muncul akibat kegiatan penyelaman adalah gang-
dapat dimanfaatkan secara komersial untuk kepentingan guan pendengaran.7
konstruksi di bawah permukaan air, penambangan lepas Berdasarkan observasi ditemukan gambaran umum
pantai salvage, penangkapan ikan.2 Aktivitas menyelam K3 pada nelayan kompresor meliputi: pertama bahaya
mengandung risiko bahaya K3 jika pelaksanaan menyim- K3 yang ada di lingkungan kerja seperti bahaya K3
pang dari prosedur. Seluruh pelaku dalam kelompok fisik, bahaya K3 mekanik, bahaya K3 biologi, kimia,
masyarakat selam memiliki tanggung jawab dan kewa- dan bahaya K3 psikososial. Kedua, kurang waspada
jiban untuk mengurangi risiko bahaya K3. Berdasarkan terhadap faktor risiko terhadap terjadi penyakit akibat
hasil penelitian yang dilakukan oleh PARAS consulting kerja meliputi dekompresi, barotrauma, keracunan dan
Ltd,3 dari 1000 kasus kecelakaan selam yang didapat sinus. Ketiga, keterbatasan peralatan yang dipergu-
dari hasil laporan kecelakaan penyelaman wisata yang nakan. Keempat, beban fisik yang tinggi dan waktu
disusun oleh British Sub Aqua Club (BSAC) dan Divers kerja yang lama. Kelima, pengetahuan nelayan kom-
Alert Network, terdapat 286 kasus kematian akibat presor mengenai safety dive yang rendah. Keenam,
penyelaman. tidak ada upaya pencegahan terhadap hazard atau ba-
Penyelam tradisional di Indonesia adalah nelayan haya K3 yang ada.
yang melakukan penyelaman untuk mendapatkan hasil
tangkapan ikan. Nelayan penyelam tradisional yang se- Metode
ring disebut dengan nelayan kompresor yaitu penyelam Penelitian ini merupakan penelitian observasional
yang menggunakan peralatan sangat terbatas. Ke- deskriptif dengan pendekatan analisis kualitatif terhadap
banyakan hanya terdiri dari kompresor yang biasa digu- kegiatan penangkapan ikan nelayan muroami di
nakan untuk memompa ban kendaraan bermotor, fin, Kelurahan Pulau Panggang, Kabupaten Kepulauan
masker, selang dengan regulator dan pemberat dari Seribu Jakarta. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan
timah. Berdasarkan alat tangkap, nelayan kompresor Pulau Panggang, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta
yang menggunakan jaring biasa disebut dengan nelayan Utara, pada periode November sampai dengan Desember
muroami.4 Muroami termasuk dalam drive-in net yang tahun 2009. Penarikan sampel dilakukan secara purposif
menangkap ikan dengan menggiring ikan ke dalam alat dan jumlah yang sedikit, agar validitas tetap terjaga di-
tangkap jenis apa saja.5 lakukan uji validitas triangulasi, yang meliputi triangulasi
Penyelaman secara tradisional oleh nelayan muroami sumber, triangulasi metode, dan triangulasi data.
tersebut merupakan salah satu pekerjaan di sektor infor- Triangulasi sumber digunakan untuk menggali informasi
mal yang menurut Bali statement on Occupational secara mendalam, penelitian ini menggunakan empat
Health Safety in the informal sector, terdiri dari bisnis orang informan, meliputi 2 orang nelayan muroami yang
skala kecil, bisnis keluarga, dan usaha mikro yang lain. tinggal di Kelurahan Pulau Panggang dan masih
Umumnya, bisnis ini merupakan usaha sendiri dan meli- melakukan kegiatan penangkapan ikan dengan menggu-
batkan anggota keluarga. Keselamatan dan kesehatan nakan kompresor sebagai penyuplai udara dalam proses
kerja di sektor informal dipengaruhi oleh beberapa fak- penyelaman, 1 orang nelayan muroami yang sudah
tor dalam proses kerja, faktor manusia, dan lingkungan berhenti menjadi nelayan muroami akibat peningkatan
kerja meliputi hazard di tempat kerja atau kondisi kerja kesadaran tentang bahaya pekerjaan yang dilakukan, dan
yang kurang sehat. Faktor penyebab dalam proses kerja 1 orang informan sebagai pemilik kapal atau pengusaha
adalah material yang ber-hazard, prosedur dan kete- muroami. Triangulasi metode dilakukan dengan
rampilan kerja, dan perlindungan mesin. Faktor manu- mengumpulkan data dengan cara observasi dan wawan-
sianya seperti tingkat pendidikan yang rendah, gizi ku- cara mendalam yang didokumentasikan dengan pereka-
rang, dan peralatan pelindung diri yang tidak sesuai. man percakapan menggunakan video digital, tape
Hazard pada lingkungan kerja termasuk aspek fisika, recorder, dan kamera digital. Triangulasi data dilihat pa-
kimia, biologi, ergonomi dan psikososial.6 da saat melakukan wawancara, informan adalah orang-
Berdasarkan hasil survei terhadap nelayan kompre- orang yang mempunyai kemampuan berinteraksi dengan
sor di Kelurahan Pulau Panggang, Kabupaten orang lain, mereka mempunyai sikap yang supel dan
Kepulauan Seribu, Jakarta Utara yaitu sebanyak 145 res- bersahabat. Ketika wawancara, informan tidak merasa
ponden yang diperiksa, ternyata 111 menderita penyakit canggung memberikan komentar atau jawaban. Selain
umum dan penyelaman. Di antara 81 responden itu, informan adalah orang yang mempunyai kedudukan
menderita penyakit khusus penyelaman meliputi baro- atau orang yang menjadi panutan dalam kegiatan
trauma telinga, dekompresi, dan penyakit akibat penangkapan ikan nelayan muroami. Dengan demikian,
lingkungan dalam air. Sebanyak 47 orang nelayan kom- diharapkan informasi yang dikumpulkan dapat

186
Dharmawirawan & Modjo, Identifikasi Bahaya K3 pada Penangkapan Ikan Nelayan Muroami

dalam dan tangsi darat, kerincingan atau penggiring, se-


Tabel 1. Alat Penangkapan Ikan Di Pulau Panggang lang udara, mesin kompresor udara yang diletakkan tepat
di depan ruang kemudi sebagai penyuplai udara ketika
Jenis Alat Jumlah Pemilik Jumlah Alat
melakukan penyelaman dan sebagai penampung ikan uta-
Jaring payang 17 220 ma yang dilengkapi dengan palkah yang berada di depan
Jaring dasar 21 21
mesin kompresor yang sudah diisi es. Sampan atau pe-
Jaring gebur 5 75
Bubu besar 16 200 rahu yang ditarik oleh kapal motor, dipakai untuk
Bubu kecil 50 100 menyimpan jaring kantong, 1 _ 2 orang nelayan, dan tem-
Pancing 444 532
pat pengikatan tali kantong pada saat pengoprasian jaring
Jaring muroami 13 26
kantong.
Alat penangkap ikan yang dipergunakan oleh nelayan
muroami berupa jaring dan kerincingan sebagai penggi-
meningkatkan kualitas data. ring ikan ke dalam jaring kantong. Jaring muroami yang
Sumber data yang digunakan meliputi data primer digunakan untuk menangkap ikan terdiri dari jaring
dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan tangsi dan jaring kantong. Jaring tangsi atau yang sering
melakukan observasi yang dilakukan dengan mengikuti disebut dengan jaring pelari berfungsi sebagai pengarah
kegiatan operasi penangkapan ikan muroami dan atau penggiring ikan menuju jaring kantong. Jaring tangsi
wawancara langsung dengan nelayan muroami. Data terbuat dari benang plastik atau benang pancing. Saat
primer yang ingin didapat adalah konstruksi dan cara pengoprasian, jaring tangsi dibagi menjadi dua bagian
pengoprasian muroami, tahapan kegiatan penyelaman yaitu jaring tangsi dalam atau tengah yang dipasang di
tradisional, frekuensi pekerjaan, dan sumber-sumber ba- dasar perairan dan jaring tangsi darat yang dipasang di
haya. Data sekunder adalah data yang didapatkan dari dasar perairan. Jaring kantong berfungsi sebagai jaring
penelusuran pustaka dan dari instansi terkait meliputi penampung ikan setelah ikan yang digiring masuk ke
profil kabupaten kepulauan seribu, data nelayan muroa- dalam jaring kantong. Jaring kantong terbuat dari bahan
mi yang berprofesi nelayan kompresor dan status kese- bago atau polyethylene yang lebih kuat daripada bahan
hatan nelayan yang berhubungan dengan penyelaman. untuk jaring tangsi.
Profil Kabupaten Kepulauan Seribu diperoleh melalui Kerincingan (lot) merupakan alat penggiring ikan
akses internet, data nelayan yang berprofesi sebagai terbuat dari bentangan tali tambang sepanjang 100 me-
nelayan kompresor didapat melalui Suku Dinas ter yang terdapat 7 _ 8 tali percabangan. Pada setiap per-
Kelautan dan Perikanan Kepulauan Seribu serta data cabangan terdapat 1 gelang besi yang diatur jaraknya se-
status kesehatan didapat dari Dinas Kesehatan tiap 7 _ 15 meter. Satu gelang besi biasanya digantungi
Kepulauan Seribu. 3 _ 4 gelang besi. Bentangan tali tambang digantungi
rumbai-rumbai atau pita-pita yang terbuat dari plastik
Hasil berwarna putih. Fungsi dari kerincingan (lot) ini adalah
Kelurahan Pulau Panggang mempunyai luas 62,10 untuk menggiring ikan agar masuk ke dalam perangkap
Ha dengan kondisi suhu rata-rata berkisara antara 27oC jaring kantong. Tujuan pemasangan kerincing besi terse-
_ 32oC. Jumlah nelayan yang berada di Kelurahan Pulau but adalah untuk menimbulkan bunyi yang berfungsi
Panggang pada tahun 2009 adalah 1.772 orang yang untuk menggiring ikan ke arah perangkap, sedangkan
digolongkan menjadi nelayan tangkap berjumlah 1.536 fungsi dari rumbai-rumbai adalah untuk menakut-
orang dan nelayan budidaya sebesar 186 orang (Lihat nakuti ikan agar ikan tersebut tidak berbalik ke arah
Tabel 1). Satu armada penangkapan ikan muroami bia- penggiring.
sanya mempunyai sekitar 15 _ 18 orang pekerja yang se- Alat bantu penangkapan yang dipakai pada oprasi
tiap pekerja mempunyai tugas dan tanggung jawab sesuai kegiatan muroami adalah mesin dan penggerak kompre-
dengan jabatan dan tugas. Secara garis besar struktur ja- sor yang berfungsi menghasilkan udara yang dipergu-
batan atau tugas dalam satu unit armada moruami dapat nakan pada proses penyelaman, selang penyalur udara,
digolongkan menjadi 7 bagian, meliputi pemilik kapal, moutfsih, masker, sepatu karet yang berfungsi melin-
juragan kapal, kepala kerja, kepala laut, tim pembantu dungi kaki, keranjang plastik untuk membawa hasil
penyelaman, tim darat, dan juru masak. tangkapan ke tempat penimbangan, palkah yang diper-
Operasi penangkapan ikan dengan muroami di gunakan sebagai tempat penyimpanan ikan sementara
Kepulauan Seribu terdiri dari satu unit perahu motor dari hasil tangkapan dan serokan yang berfungsi sebagai
yang terbuat dari kayu berkekuatan mesin 20 _ 50 PK alat untuk memindahkan ikan dari palkah ke dalam ke-
berfungsi sebagai pengangkut awak kapal, perbekalan se- ranjang. Berdasarkan lama trip melaut nelayan muroami
lama melaut, dan 1 unit perahu atau sampan kayu yang dikelompokkan menjadi dua kelompok meliputi muroa-
tidak menggunakan motor penggerak. Jaring tangsi mi harian yang membutuhkan waktu satu hari mulai

187
Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 6, No. 4, Februari 2012

dari jam 07.00 dan sampai jam 17.30 dan nelayan gunakan selang yang dialiri udara dari mesin kompresor.
muroami yang membutuhkan waktu lebih dari satu hari Kegiatan penyelaman dilakukan beberapa kali yaitu saat
atau yang lebih sering disebut sebagai nelayan muroami mengikat tali ampar pada sebuah batuan karang besar,
babang. membawa tali ampar bawah ke sampan untuk di ikat.
Tahapan persiapan dilakukan oleh nelayan pada saat Setelah pemasangan jaring kantong selesai, tahapan se-
menuju lokasi penangkapan (fishing ground) meliputi lanjutnya adalah pemasangan jaring tangsi, masing-
kegiataan pengecekan bahan bakar, oli mesin kompresor masing jaring tangsi dipasang oleh 2 tim kerja meliputi
dan tabung kompresor, mengecek alat tangkap dan ke- 2 orang untuk pemasangan jaring tangsi darat dan 2
rincingan, pengecekan sambungan selang udara dan orang lagi untuk pemasangan jaring tangsi tengah
meluruskan selang yang menggelintir dan pemasangan (dalam). Kedua jaring (kantong dan tangsi) yang sudah
mouth piece pada selang udara. Apabila lokasi penang- terpasang menyerupai bentuk (huruf)V, biasanya pro-
kapan sudah dekat, maka juragan laut dan 1 orang anak ses setting alat tangkap ini memakan waktu berkisar an-
buah kapal melakukan pengecekan arus dengan cara tara 45 _ 60 menit. Setelah proses setting selesai, para
penyelaman, yang perlu dipersiapkan oleh juragan laut penyelam kembali naik ke atas kapal motor untuk bersi-
dan anak buah kapal (ABK) adalah memakai baju kerja ap-siap proses penggiringan. Dilihat dari tabel identi-
biasanya baju dan celana panjang, pemakaian teropong fikasi bahaya JHA, bahaya yang teridentifikasi pada taha-
semacam penutup kepala dan bagian wajah, peletakan pan ini antara lain: ergonomi (strain), menurunkan ja-
posisi selang penyalur udara, penggunaan pemberat dari ring, mekanik (tertusuk duri ikan), struck againts (ter-
timah, sepatu karet dan pemasangan masker pada wajah. gores karang), tekanan ekstrim, temperatur dingin,
Pada saat ini pula mekanik menghidupkan mesin kom- mekanis (gigitan biota laut), kimia (sengatan ikan biota
presor untuk menyalurkan udara pada selang. laut dan karang beracun, keracunan gas CO, CO2 dan
Berdasarkan hasil identifikasi bahaya dengan JHA pada nitrogen, kekurangan asupan udara dari kompresor, me-
aktivitas persiapan, ditemukan bahaya (hazard) ergono- chanical failure karena selang lapuk, selang udara
mi (strain), kebisingan, terpeleset/tergelincir karena lan- menekuk, visibility yang jelek, fenomena alam (arus yang
tai kapal yang licin, mekanik (tertusuk duri ikan, kencang), bagian baling-baling yang berputar dan tem-
ledakkan tekanan udara yang tinggi pada tabung kom- peratur panas.
presor, kimia karat, dan tekanan selang api yang korosif Setelah para penyelam naik ke atas kapal, maka jura-
dan tekanan udara yang tinggi, kimiawi bahaya oli dan gan mengemudikan kapal menuju lokasi penggiringan
bahan bakar, hantaman (tuas starter yang licin, batu yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi pemasangan
karang serta bahaya yang bersumber dari alam yaitu cua- alat tangkap. Proses penggiringan dilakukan oleh 7 _ 8
ca ekstrim ombak). orang penyelam yang dipimpin oleh seorang kepala laut
Pengecekan arus dilakukan tampa menggunakan alat atau kepala kerja. Penyelam yang bertugas untuk meng-
khusus berupa GPS (Global Positioning System), tetapi giring ikan bersiap-siap kembali dengan perlengkapan
dengan cara merasakan dan memperkirakan berdasarkan selamnya. Sebelum kembali menyelam setiap nelayan
insting dan pengalaman kepala kerja dan kepala laut yang akan diberikan tali tambang yang dilengkapi dengan
melakukan penyelaman dengan menggunakan selang di kerincingan, sedangkan untuk nelayan yang tidak meng-
sambungkan dengan kompresor. Berdasarkan hasil iden- giring ikan bertugas untuk menjaga selang udara para
tifikasi bahaya dengan JHA pada aktivitas pengecekan penyelam agar tidak terjadi penekukan atau terbelit satu
arus, ditemukan bahaya struck againts tergores karang, sama lain.
tekanan ekstrim, temperatur dingin, mekanis gigitan bio- Selain menjaga selang kompresor, nelayan darat juga
ta laut, kimia berupa sengatan ikan biota laut dan karang harus memahami kebutuhan para penyelam pada saat be-
beracun, keracunan gas karbonmonoksida (CO), kar- rada di dalam laut, kebutuhan para penyelam dapat di-
bondioksida (CO2), dan nitrogen, kekurangan pema- rasakan dari isyarat kedutan selang udara, misalnya, apa-
sukan udara dari kompresor, mechanical failure meliputi bila penyelam mengedutkan selang 2 kali maka maksud-
selang lapuk atau menekuk, visibility yang jelek, feno- nya adalah bahwa si penyelam tersebut minta agar dia
mena alam berupa arus kencang, bagian baling-baling segera ditarik kepermukaan air. Penggiringan dilakukan
yang berputar dan temperatur panas. dengan cara berjalan di atas batuan karang atau pasir
Kegiatan yang dilakukan pertama kali pada saat dengan posisi tangan menggoncangankan krincingan
penyetingan alat tangkap adalah pemasangan jaring kan- sekuat mungkin. Proses penggiringan ini dilakukan hing-
tong yang diturunkan dari sampan dipasang di dasar ga para penggiring berada pada mulut kantong, dimana
perairan dengan kondisi berlawanan dengan arah arus proses penggiringan ini biasanya membutuhkan waktu
agar mulut kantong dapat terbuka dengan sempurna. 30 _ 45 menit, tergantung dari jarak penggiringan dan
Pemasangan jaring kantong tersebut biasanya dilakukan kencangnya arus. Jarak antara setiap penggiring adalah
oleh 3 _ 4 orang penyelam yang bernafas dengan meng- sejauh 8 _ 15 meter, tergantung pada jumlah penggiring.

188
Dharmawirawan & Modjo, Identifikasi Bahaya K3 pada Penangkapan Ikan Nelayan Muroami

Pada kegiatan penggiringan ikan bahaya yang ditemukan nakan saat berdiri bertumpu pada kedua kaki untuk
berdasarkan hasil JHA hampir sama dengan bahaya yang menahan keseimbangan badan disertai dengan posisi
teridentifikasi pada tahapan pemasangan alat tangkap tubuh yang membungkuk. Beban menjadi bertambah
muroami. ketika kondisi laut sedang berombak besar. Pada peker-
Proses penarikan jaring kantong (hauling) dilakukan jaan mengeluarkan kerincingan dikatakan berpotensi
oleh 4 _ 7 orang, tergantung dari hasil tangkapan, se- menimbulkan bahaya ergonomi dikarenakan, pada saat
makin banyak hasil tangkapan maka semakin banyak pu- melakukan pekerjaan posisi kaki terlalu menekuk, hal ini
la tenaga yang dibutuhkan. Proses penarikkan diawali disebabkan pekerjaan dilakukan sambil jongkok (posisi
dengan penarikan tali ampar bawah dan tali bulan-bulan jongkok). Posisi tersebut dikatakan posisi janggal, kare-
untuk menutup mulut kantong, penarikan dilakukan na pada posisi ini banyak terlihat bagian tubuh yang
sampai ke bagian poncot yang berisi hasil tangkapan. menekuk akan menyebabkan aliran darah terhambat, se-
Setelah hasil tangkapan diangkat ke atas sampan, selan- hingga apabila itu terjadi akan menyebabkan pekerja
jutnya sampan akan ditarik menuju kapal motor untuk mengalami kesemutan dan kelelahan.
memindahkan hasil tangkapan ke dalam palkah yang su- Lantai kapal yang licin dapat digolongkan sebagai ba-
dah di isi dengan es balok. Proses hauling ini terkadang haya karena paparan atau kontak terhadap lantai yang
memakan waktu 10 _ 20 menit. Potensi bahaya yang dite- licin ini akan menyebabkan suatu kerugian atau kon-
mukan berdasarkan hasil JHA pada aktivitas peng- sekuensi terpeleset. Keadaan seperti itu sudah sering ter-
angkatan hasil tangkap hampir sama dengan bahaya yang jadi di kapal nelayan, akan tetapi konsekuensi akibat ter-
teridentifikasi pada tahapan pemasangan alat tangkap peleset akan semakin parah karena ruang gerak nelayan
muroami dan penggiringan ikan. di atas kapal tergolong sempit yang tidak memungkinkan
Ikan yang dipindahkan ke dalam palkah tidak di- nelayan bergerak dengan leluasa. Ketiadaan alat bantu
lakukan proses penyortiran, terkecuali ditemukan bebe- berpegangan pada pinggiran kapal, pemakaian alas kaki
rapa jenis ikan yang beracun seperti ikan buntal atau ular yang tidak sesuai persyaratan, hingga faktor perilaku (ku-
laut maka ikan tersebut akan segera dibuang kelaut. rang hati-hati) merupakan penyebab lain terpeleset atau
Penyortiran hasil tangkapan secara keseluruhan baru di- tergelincirnya nelayan dari atas kapal. Terluka atau ter-
lakukan pada saat perjalanan menuju fishing base tusuk duri ikan merupakan konsekuensi yang dapat dite-
dengan memisahkan hasil tangkapan berdasarkan nilai mukan pada tahapan pengecekan kondisi jaring. Pada
ekonomis (jenis), ukuran tubuh dan pemanfaatannya. aktivitas ini nelayan sudah menggunakan sarung tangan,
Terdapat 2 bahaya yang teridentifikasi dengan metode tetapi dari hasil pengamatan terdapat beberapa nelayan
JHA yaitu bahaya ergonomi dan bahaya duri ikan pada yang tidak menggunakan sarung tangan. Selain itu, upaya
aktivitas pengangkatan hasil tangkapan. pengendalian dengan cara pemakaian sarung tangan
tidak terlalu efektif untuk mengurangi kosenkuensi aki-
Pembahasan bat tertusuk duri ikan, hal ini karena sarung tangan kain
Pada tahapan ini, terdapat 6 rincian tugas yang ma- yang dipergunakan tidak efektif untuk menahan atau
sing-masing mempunyai karakteristik yang cukup berbe- mencegah tertusuk tangan oleh duri ikan.
da, sehingga menghasilkan potensi bahaya yang berbeda Bahaya kebakaran dan ledakan pada aktivitas
pula. Bahaya kebisingan pada aktivitas tahapan persia- penangkapan ikan bersumber dari penggunaan mesin
pan yaitu seluruh aktivitas persiapan seluruhnya di- bertekanan tinggi dan material atau bahan yang mudah
lakukan di depan ruang kemudi. Pengenalan sumber bi- terbakar yang digunakan pada mesin kompresor terse-
sing ini tidak berdasarkan hasil pengukuran menggu- but. Sumber bahaya kebakaran ini termasuk dalam ha-
nakan sound level meter (SLM) alat pengukur intensitas zard tipe B flammable material. Bahaya kebakaran dan
kebisingan, tetapi hanya berdasarkan penilaian subjektif ledakan yang terjadi pada mesin kompresor dapat juga
saja. Sumber bising yang berasal dari mesin kapal bersi- diakibatkan kurang pengontrolan mesin yang tidak di-
fat berkesinambungan, karena selama proses bekerja lakukan penggantian oli mesin sesuai dengan jadwal-
mesin kapal akan selalu hidup, nelayan mulai bekerja nya. Selain itu, kondisi mesin yang berkarat dapat
dari jam 07.00 pagi hingga jam 17.00 paparan bising se- menyebabkan gram-gram karat masuk kedalam seher
lama 10 jam per hari, sedangkan untuk bising yang di- mesin, gram-gram karat yang masuk tersebut akan sa-
hasilkan dari mesin kompresor hanya bersifat semen- ling bergesekan, apabila dibiarkan semakin lama maka
tara. gesekan tersebut dapat menimbulkan panas yang
Pada tahapan persiapan bahaya ergonomi dapat dite- berlebihan sehingga menjadi sumber bahaya kebakaran
mui pada kegiatan pengecekan kondisi selang, mengelu- dan ledakkan.
arkan kerincingan dan menghidupkan mesin kompresor. Bahaya yang ada pada tahapan penangkapan ikan
Saat melakukan kegitan pengecekan kondisi selang yang yang dilakukan oleh nelayan muroami, mempunyai
dilakukan selama 20 _ 30 menit, kerja otot yang digu- efek/konsekuensi yang cukup besar sekali terhadap ke-

189
Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 6, No. 4, Februari 2012

selamatan dan kesehatan nelayan itu sendiri. Pada taha- natang lainnya.
pan ini, ada 4 langkah kerja atau rincian tugas yang harus Kompresor yang digunakan oleh para nelayan sama
dilakukan oleh nelayan muroami. Secara umum bahaya persis dengan kompresor pengisi ban kendaraan beroda.
yang mungkin timbul berkaitan dengan kegiatan penye- Hanya saja, dipakai menyelam karena telah dimodifikasi
laman adalah bahaya tekanan. Bahaya tekanan ini terja- dengan ditambahkan selang udara panjang digunakan
di karena pada tahapan penangkapan ikan, nelayan oleh penyelam untuk bernapas melalui mulut. Akan
muroami harus melakukan penyelaman untuk menda- tetapi, tanpa adanya sistem penyaring (filter) dan dekat-
patkan hasil tangkapan. Potensi bahaya tekanan yang se- nya jarak saluran masuk dan knalpot dari kompresor,
lalu ada pada setiap nelayan muroami melakukan penye- maka kualitas udara yang dihirup para nelayan menjadi
laman, dapat dilihat juga disebabkan oleh faktor peri- sangat buruk. Berdasarkan hasil proses pembakaran yang
laku nelayan yang menonjol bekerja tidak memper- terjadi di mesin kompresor akan menimbukan gas CO
hatikan aspek keselamatan (safety diving), antara lain dan CO2. Gas CO sangat berbahaya sekali bila terhirup.
motivasi yang kurang, sikap kerja dengan tidak Hal ini disebabkan karena aliran CO yang terdapat pada
melakukan teknik ekualisasi dan tidak menggunakan alat darah akan berkombinasi dengan hemoglobin (Hb), se-
pelindung diri dan pengetahuan individu nelayan yang hingga mengurangi kadar oksigen darah dalam tubuh.
tidak mau belajar dari pengalaman serta tidak menda- Gas CO2 terbentuk dari hasil proses pembakaran dalam
patkan pelatihan. Penyelaman yang tidak sesuai prosedur jumlah tertentu sangat dibutuhkan tubuh untuk mengon-
ini tentunya sangat membahayakan keselamatan dan ke- trol pernapasan, tetapi dalam jumlah banyak gas ini da-
sehatan kerja nelayan muroami. pat menyebabkan keracunan.
Temperatur panas ditemukan pada saat aktivitas Pada pelaksanaan keadaan jarak pandang yang ter-
penurunan jaring kantong dari atas kapal, menuju ke batas atau visibility yang buruk erat kaitannya dengan
lokasi penggiringan, tim darat yang bertugas menjaga se- kondisi lingkungan (gelombang dan arus air). Jarak
lang udara, dan aktivitas pengangkatan jaring kantong ke pandang yang sangat rendah, sangat berbahaya ketika
atas sampan. Proses perpindahan panas terjadi secara ra- melakukan aktivitas penyelaman. Pada kondisi ini,
diasi yang berasal dari energi panas matahari. Upaya penyelam akan kehilangan orientasi dan sulit mempre-
pengendalian yang sudah dilakukan berupa penggunaan, diksi arah arus. Penyelam dapat terbawa arus (terutama
teropong semacam kupluk, kaus kaki, sarung tangan, ba- arus bawah) dan dapat terbentur benda keras yang ada
ju kaos lengan panjang dan celana panjang, tetapi perahu di sekitarnya. Akibat kehilangan orientasi, penyelam
tidak dilengkapi dengan atap penghalang panas mata- juga berpotensi terbelit peralatan sendiri (selang perna-
hari. Dalam melaksanakan penyelaman, suhu air di seke- pasan atau tali). Bahaya ergonomi ditemukan pada ke-
liling menentukan kenyamanan dan lama penyelaman. giatan menurunkan jaring kantong dan menarik jaring
Bahaya temperatur dingin yang memapar nelayan muroa- kantong di atas sampan. Posisi kerja yang dilakukan ne-
mi dipengaruhi oleh kedalaman dan waktu penyelaman layan tergolong posisi kerja janggal atau posisi kerja yang
yang cukup lama. Selain itu, penyelam kompresor hanya salah serta beban yang cukup berat dan frekuensi ke-
mengenakan celana akan berisiko kehilangan panas giatan penurunan dan pengangkatan jaring yang
tubuh yang apabila terjadi secara terus-menerus dan dilakukan sebanyak 8 kali dengan durasi kurang lebih 10
dalam jangka waktu lama dapat berakibat fatal bagi ke- menit per setting/hauling dapat mempercepat terjadinya
selamatan dan kesehatan nelayan. kelelahan otot.
Terdapat beberapa biota laut yang cukup berbahaya, Tahapan terakhir ini terdiri dari 2 langkah kerja
seperti adanya ikan hiu karena ikan ini sangat peka ter- atau rincin tugas. Terdapat dua bahaya yang teridenti-
hadap bau darah, ikan baracuda dapat menyerang bila fikasi meliputi bahaya ergonomi dan bahaya duri ikan.
melihat benda-benda mengkilat seperti benda-benda Tertusuk duri ikan merupakan konsekuensi yang dapat
yang terbuat dari logam, jam tangan. Ikan moray eal ditemukan pada aktivitas pernyortiran hasil tangka-
dapat menyerang nelayan muroami ketika melewati pan. Terdapat tindakan yang tidak aman terhadap pro-
lubang-lubang karang tempat tinggalnya. Akan tetapi ses penyortiran yang dilakuakan secara manual yaitu
ikan-ikan tersebut tidak menyerang karena kegiatan dengan memisahkan satu per satu hasil tangkapann
penyelaman yang dilakukan nelayan muroami membu- serta tidak menggunakan sarung tangan (alat pe-
at ikan-ikan buas tersebut menjadi takut. Diban- lindung diri). Pada tahapan penanganan hasil tangkap-
dingkan dengan serangan biota laut, bahaya biologi an, pekerjaan ini dilakukan dengan cara posisi jongkok
berupa sengatan binatang sering dialami oleh nelayan dengan posisi punggung membungkuk, hal ini
muroami pada saat melakukan penyelaman. Hal ini dikarenakan tidak adanya meja ataupun tempat du-
sangat berbahaya mengingat ketika bekerja penyelam duk sehingga apabila hal ini terjadi secara terus me-
kompresor tidak memakai sarung tangan dan booties nerus dapat menyebabkan nyeri pada area pinggang
sehingga sangat berisiko terkena tumbuhan atau bi- bawah, akibat dari penekanan sistem saraf di tulang

190
Dharmawirawan & Modjo, Identifikasi Bahaya K3 pada Penangkapan Ikan Nelayan Muroami

belakang. Sering dikenal dengan istilah Low Back ruk dan fenomena alam.
pain atau nyeri pinggang bawah.
Penyelaman secara tradisional oleh nelayan muroami Saran
tersebut merupakan salah satu pekerjaan di sektor in- Kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh ne-
formal yang menurut Bali statement on OHS in the in- layan muroami ini sangat berbahaya terhadap
formal sector terdiri dari bisnis skala kecil, bisnis kelu- keselamatan dan kesehatan pekerjanya, sehingga untuk
arga dan usaha mikro yang lain. Umumnya, bisnis ini menghilangkan atau meminimalisasi bahaya tersebut
merupakan usaha sendiri dan melibatkan anggota kelu- peneliti memberikan beberapa saran yang sekiranya da-
arga. Keselamatan dan kesehatan kerja di sektor infor- pat dilakukan bagi elemen-elemen yang terkait.
mal dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam proses ker- Pemerintah sebaiknya perlu mempunyai tenaga ahli ten-
ja, faktor manusia dan lingkungan kerja meliputi hazard tang keselamatan dan kesehatan kerja dalam lingkungan
di tempat kerja atau kondisi kerja yang kurang sehat. pemerintahan setempat. Mengingat pekerjaan ini
Faktor penyebab dalam proses kerja adalah material mempunyai bahaya dan risiko yang besar bagi nelayan
yang ber-hazard, prosedur dan keterampilan kerja, dan muroami, maka sebaiknya perlu dibetuknya pengawas
perlindungan mesin. Faktor manusianya seperti tingkat khusus mengenai aktivitas kegiatan penangkapan ikan
pendidikan yang rendah, gizi kurang dan peralatan yang dilakukan oleh nelayan muroami. Perlu digalakkan
pelindung diri yang tidak sesuai. Hazard pada lingkung- program-program untuk meningkatkan kesadaran ten-
an kerja termasuk aspek fisika, kimia, biologi, ergonomi tang pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.
dan psikososia. 6 Salah satu kasus kesehatan yang Sebaiknya perlu dibuatnya program pengalihan pe-
muncul akibat kegiatan penyelamanadalah gangguan kerjaan dari nelayan tangkap menjadi nelayan budidaya
pendengaran.7 yang menjadi prioritas dalam program tersebut adalah
nelayan muroami.Untuk para nelayan sebaiknya dila-
Kesimpulan kukan perubahan teknik penggiringan, yang biasanya
Penelitian ini menghasilkan bahwa proses penangka- dilakukan di dalam laut dengan teknik penggiringan ikan
pan ikan yang dilakukan oleh nelayan muroami dibagi yang dilakukan di atas permukaan air. Hal ini bertujuan
menjadi tiga tahapan utama yaitu tahapan persiapan untuk membatasi waktu terpaparnya atau lamanya me-
(pengecekan kondisi selang, pengecekan keadaan dan lakukan aktivitas menyelam. Mengganti sepatu karet
kondisi jaring, mengeluarkan kerincingan dari palkah, dengan menggunakan fin (kaki katak). Penggantian fin
perawatan dan pengecekan mesin kompresor, meng- ini bertujuan untuk menambah efisiensi neayan di dalam
hidupkan mesin kompresor dan pemakaian peralatan air serta menambah laju pergerakkan dengan usaha yang
penyelaman), tahapan penangkapan ikan (pengecekan seminimal mungkin. Para nelayan sebaiknya melakukan
arus air, pemasangan alat tangkap, penggiringan ikan dan medical chek up secara rutin 3 bulan sekali di Rumah
pengangkatan jaring dan kerincingan) serta tahapan Sakit Mintoharjo serta menggunakan sarung tangan pada
penanganan hasil penangkapan (pensortiran ikan, untuk setiap melakukan aktivitas kerja untuk memperkecil risi-
memisahkan ikan berdasarkan jenis dan ukuran dan pe- ko tertusuk duri ikan, tergores karang, dan terbentur
mindahan ikan yang telah disortir ke keranjang). Secara mesin kompresor.
umum dari hasil penelitian yang dilakukan, gambaran
bahaya yang ditemukan pada aktivitas penangkapan ikan Daftar Pustaka
yang dilakukan nelayan muroami dapat digolongkan 1. Salim E. The Environmental impact of the informal sector and the sig-
menjadi dua, yaitu bahaya bagi kesehatan pekerja dan ba- nificance of environmental factor to occupational health and safety. In
haya bagi keselamatan pekerja. Bahaya yang berdampak International Conference on Occupational Health and Safety in the
bagi kesehatan nelayan di antaranya ergonomi, kebi- Informal Sector. Bali; 1997.
singan, tekanan ekstrim, temperatur dingin dan panas, 2. COREMAP. Menyelam. 2009 March. Available from: http://www.core-
kimia (sengatan ikatan biota kaut dan karang beracun map.or.id/downloads/Menyelam_1151642973.pdf.
serta gas CO, CO2, Nitrogen). Bahaya yang berdampak 3. Divers Alert Network. Report on decompression illness, diving Fatalities
bagi keselamatan nelayan di antaranya cuaca ekstrim and project dive exploration. 2002. Divers Alert Networks Annual
(ombak), terpeleset/tergelincir (lantai kapal yang licin), Review of Recreational Scuba Diving Injuries and Fatalities Based on
mekanik (tertusuk duri ikan), struck against (tergores 2002 Data. United State America: Divers Alert Network, North
karang), kimiawi (bahaya oli dan bahan bakar), ledakan Carolina; 2002.
(tekanan udara yang tinggi pada tabung kompresor), 4. Kunaefi TD. Studi population attribute (PAR) pada lingkungan penye-
kimia (karat, korosif), tekanan udara tinggi, tuas starter laman tradisional Pulau Barrang Lompo, Makassar. Infomatek. Juni
yang licin, batu karang, mekanis (gigitan biota laut), me- 2003; 5 (2): 100-9.
chanical failure (selang lapuk, menekuk dan bocor), 5. Von BA. Fish catching methods of the world. Fishing News Books Ltd; 1984.
tubuh tersangkut baling-baling kapal, visibility yang bu- 6. World Health Organization. Bali Statement on Occupational Health and

191
Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 6, No. 4, Februari 2012

Safety in the Informal Sector. International Conference on Occupational 7. Thiritz K. Gangguan pendengaran dan keseimbangan pada penyelam
Health and Safety in the Informal Sector, Bali 1997. Geneva: World tradisional suku Bajo Sulawesi Selatan. Makassar: Bagian THT-KL
Health Organization; 1995. hal. 15. Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin; 2005.

192

Anda mungkin juga menyukai