Alergi merupakan reaksi hipersensitivitas tipe I. Reaksi ini timbul segera setelah tubuh terpajan
oleh allergen. Urutan kejadian reaksi tipe I:
1. Fase Sensitasi
Waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan IgE sampai diikat silang oleh reseptor
spesifik (Fce-R) pada permukaaan sel mast/basophil.
2. Fase Aktivasi
Waktu yang diperlukan antara pajanan ulang dengan antigen yang spesifik dan sel
mast/basophil melepas isinya yang berisikan granul yang menimbulkan reaksi. Hal ini
terjadi oleh ikatan silang antara antigen dan IgE.
3. Fase Efektor
Waktu terjadi respons yang kompleks (anafilkaksis) sebagai efek mediator-mediator yang
dilepas sel/basophil dengan aktivitas famakologik.
2. Tes Darah
Dokter mengambil sample darah pasien. Tes darah hanya dapat dilakukan untuk
mendeteksi alergi terhadap obat-obatan tertentu seperti anitibiotik, relaksan otot, dan
insulin.
3. Tes Provokasi
Dokter memberi dosis yang meningkat dari obat pada interval yang direncanakan. Pasien
dapat menggunakan obat secara oral atau dibawah kulit. Resiko tes provokasi termasuk
reaksi parah, bahkan berpotensi anafilaksis. Tes ini hanya digunakan dalam kasus-kasus
tertentu.