Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN LABORATORIUM KEPEMIMPINAN

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TK.IV ANGKATAN LXVIII


BADAN DIKLAT PROVINSI JAWA TENGAH BEKERJASAMA DENGAN
PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA
TAHUN 2016

1. JUDUL PROYEK PERUBAHAN

A. Judul
Teknologi Aeroponik Sebagai Media Pengembangan Benih
Kentang Bermutu Di Kabupaten Banjarnegara.

B. Deskripsi
Aeroponik adalah salah satu teknik dalam hidroponik yang
secara harfiah, aero berarti udara, phonik artinya cara budidaya.
Sehingga aeroponik dapat diartikan sebagai cara bercocok tanam
di udara, atau bercocok tanam dengan system pengkabutan,
dimana akar tanamannya menggantung di udara tanpa media dan
kebutuhan nutrisinya dipenuhi dengan cara semprotkan ke
akarnya.
Benih kentang adalah bagian tanaman berupa umbi bukan
dalam bentuk biji Botani yang digunakan untuk memperbanyak
dan/atau mengembangbiakan tanaman kentang.
Lahan yang sempit dan produksi benih kentang di dalam
screen house secara konvensional yang menggunakan media
tanah, sekam dan/atau cocopit/serabut kelapa yang steril akan
menghasilkan benih dasar (BD/G0) per tanaman rata-rata 7 d/s 10
knol/umbi. Sedangkan memproduksi dengan teknologi/sistem
aeroponik akan menghasilkan rata-rata per tanaman 12-20
knol/umbi.

C. Latar Belakang
Pembangunan pertanian secara umum telah dan akan terus
memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah, baik secara
langsung dalam peningkatan Produk Domestik Regional Bruto

1
(PDRB), penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan
masyarakat, maupun kontribusi tidak langsung melalui penciptaan
kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan pembangunan dan
sinergitas dengan sektor lain. Pembangunan pertanian merupakan
upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat tani, yang dicapai
melalui inovasi teknologi, pengembangan produktivitas tenaga
kerja, pembangunan sarana dan prasarana ekonomi, serta
penataan dan pengembangan kelembagaan pertanian. Sumber
daya manusia bersama-sama dengan sumber daya alam, teknologi
dan kelembagaan merupakan faktor utama yang secara sinergis
menggerakkan pembangunan pertanian untuk mencapai
peningkatan produksi pertanian dan peningkatan kualitas
sumberdaya manusia.
Secara umum, sektor pertanian merupakan penyumbang
terbesar bagi PDRB Kabupaten Banjarnegara karena mencapai
35,85%, disusul sektor jasa sebesar 20,03%, industri pengolahan
sebesar 13,15%, serta perdagangan/hotel/restoran sebesar
12,68%.
Visi Bupati dan Wakil Bupati Banjarnegara Tahun 2011
2016 yaitu Termujudnya Banjarnegara yang Mandiri dan
Berdaya saing, Menuju Masyarakat Sejahtera yang Berakhlak
Mulia. Salah satu Misi yang dilaksanakan untuk mewujudkan visi
tersebut adalah Mewujudkan peningkatan kesejahteraan
masyarakat melalui pembangunan berbasis pertanian
Berdasarkan Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 188
Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Pada Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan
Kabupaten Banjarnegara pada Pasal 10 disebutkan bahwa UPT
Balai Benih Hortikultura mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis
penunjang Dinas meliputi penyusunan program kerja,
pengembangan dan evaluasi produksi, ditribusi dan pemasaran

2
benih hortikultura. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana
dimaksud, Kepala UPT Balai Benih Hortikultura mempunyai tugas:
1) Menyusun rencana dan program kegiatan UPT berdasarkan
hasil evaluasi tahun lalu sesuai peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai
pedoman pelaksanaan kegiatan;
2) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar
pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan dan kebijakan
atasan;
3) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang
tugasnya dengan memberikan petunjuk dan arahan baik secara
lisan maupun tertulis untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
4) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja lain di UPT
Dintankannak dalam kegiatan penelitian dan pengkajian data
potensi serta kaji terap teknologi dalam rangka optimalisasi
pengembangan balai benih hortikultura;
5) Melaksanakan upaya peningkatan kapasitas benih
hortikultura berdasarkan kendali mutu dan jumlah dalam
rangka tersedianya kebutuhan benih hortikultura sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
6) Melaksanakan pelestarian plasma nutfah hortikultura
berdasarkan kendali mutu untuk keberlangsungan tersedianya
plasma nutfah hortikultura sesuai peraturan yang berlaku;
7) Melaksanakan pengembangan pohon induk unggul hortikultura
lokal sesuai prioritas, potensi dan kendali mutu dalam rangka
peningkatan kapasitas dan ragam benih hortikultura;
8) Melaksanakan introduksi tanaman/varietas baru hortikultura
sesuai metode introduksi yang tepat untuk peningkatan
kapasitas dan ragam benih hortikultura;
9) Melaksanakan distribusi dan pemasaran benih dan pohon induk
hortikultura dalam rangka tersedianya benih dan pohon induk

3
hortikultura sesuai kebutuhan masyarakat dan pihak terkait
berdasarkan peraturan yang berlaku;
10) Melaksanakan kerjasama pengelolaan dan pengembangan
balai benih hortikultura dengan pihak lain dalam rangka
optimalisasi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi UPT
berdasarkan kebijakan Kepala Dinas;
11) Melaksanakan pengelolaan dan pertanggungjawaban dana dari
pemerintah, dunia usaha dan dana lainnya yang sah sesuai
dengan prinsip akuntabilitas untuk pengembangan balai benih
hortikultura;
12) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem
penilaian yang tersedia sesuai ketentuan yang berlaku;
13) Melaksanakan pengelolaan data, informasi dan refrensi pustaka
serta membuat laporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
UPT Balai Benih Hortikultura kepada Kepala Dinas sebagai
dasar pengambilan kebijakan;
14) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Dinas
baik secara lisan maupun tertulis sebagai bahan masukan guna
kelancaran pelaksanaan tugas;
15) Melaksanakan tuagas kedinasan lain yang diberikan Kepala
Dinas sesuai dengan tugas pokok UPT Balai Benih Hortikultura.
Kondisi saat ini upaya peningkatan kapasitas benih
hortikultura berdasarkan kendali mutu dan jumlah dalam rangka
tersedianya kebutuhan benih hortikultura sesuai dengan ketentuan
yang berlaku belum optimal (Tabel.1.1).

Tabel 2.1 Identifikasi dan Analisis Masalah

Kondisi Kondisi yang


Tupoksi Masalah Solusi
saat ini diinginkan
Melaksanakan Kurangnya Terpenuhinya 1. Terbatasnya lahan 1. Memanfaatka
upaya jumlah kebutuhan benih untuk produksi n lahan yang
peningkatan benih hortikultura yang benih hortikultura ada secara
kapasitas hortikultura bermutu. bermutu; maksimal

4
Kondisi Kondisi yang
Tupoksi Masalah Solusi
saat ini diinginkan
benih yang 2. Memproduksi 2. Memproduks
hortikultura bermutu benih hortikultura i benih
berdasarkan masih hortikultura
kendali mutu konvensional; bermutu
dan jumlah 3. Belum adanya dengan
dalam rangka kerjasama teknologi
tersedianya pengelolaan 3. Melakukan
kebutuhan dengan pihak lain kerjasama
benih dalam rangka dengan pihak
hortikultura memproduksi lain dalam
sesuai dengan benih hortikultura memproduksi
ketentuan yang bermutu; benih
berlaku 4. Kurangnya tenaga bermutu
di bidang
perbenihan.

Dalam upaya peningkatan pelaksanaan tugas, produksi


benih bermutu perlu mempertimbangkan faktor internal dan faktor
eksternal yang bisa dikendalikan dan dapat berpengaruh kepada
upaya perubahan tersebut. Untuk menganalisa berbagai faktor
yang akan mempengaruhi rencana proyek perubahan ini, dilakukan
Analisa Medan Kekuatan (Field Force Analysis) sebagai berikut :

Terpenuhinya Benih Hortikultura Bermutu

FAKTOR PENDORONG FAKTOR PENGHAMBAT


Terbatasnya lahan produksi benih
Regulasi
Produksi benih masih konvensional
kompetensi bungan
Belum adanya kerjasama
Minat Petani
Terbatasnya SDM
Teknologi Informasi

5 4 3 2 1 1 2 3 4 5
Gambar 2.1. Model Diagnosis organisasi Analisa Medan
Kekuatan (Field Force Analysis)

Sebagai upaya untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan


proyek perubahan yang akan dilaksanakan, maka perlu dianalisa
prioritas penanganannya. Analisa dilakukan terhadap faktor
penghambat baik yang bersifat internal maupun eksternal. Faktor

5
penghambat internal adalah faktor yang bisa dikendalikan oleh
pelaksana, sedangkan faktor penghambat bersifat eksternal adalah
faktor-faktor yang di luar kemampuan pelaksana untuk
mengendalikannya.

Tabel 2.2. Skala Nilai Analisa Medan Kekuatan (Field Force


Analysis)

FAKTOR PENDORONG FAKTOR PENGHAMBAT

NO Uraian Skor N Uraian Skor


o
1. Regulasi (PP RI No. 44 4 1. Terbatasnya lahan 4
Tahun 1995 tentang produksi benih.
perbenihan tanaman)
2. Memiliki Kompetensi 5 2. Produksi benih masih 5
perbenihan (buah-buahan konvensional
dan benih kentang G0 dan
G1)
3. Minat Petani 3 3. Belum adanya 3
kersama pihak lain
untuk produksi benih
bermutu
4. Perkembangan Teknologi 4 4. Terbatasnya SDM 3
Informasi (IT) (Sumber Daya
Manusia)
Jumlah 16 Jumlah 15

Memperhatikan analisa diatas maka dapat diambil


kesimpulan kegiatan yang bisa mempercepat terpenuhinya
kebutuhan benih hortikultura yang bermutu perlu menggunakan teknologi
perbanyakan perbenihan.
Di dalam renstra 2011 2016, Dinas Pertanian, Perikanan
dan Peternakan Kabupaten Banjarnegara menetapkan beberapa
komoditas prioritas untuk dibina dan ditangani tanpa mengabaikan
komoditas lainnya. Komoditas yang diprioritaskan penanganannya
adalah padi, jagung, kedelai, kentang, salak, pisang, durian, sapi,
kambing, domba, nila, dan gurame.

6
Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan komoditas
hortikultura penting di Indonesia yang saat ini telah menjadi bahan
pangan alternatif, sebagai sumber karbohidrat yang kaya protein
untuk menunjang program diversifikasi pangan. Tanaman Kentang
menghendaki iklim yang ideal dengan suhu rata-rata harian 18 -
24C, dengan kelembaban 70 90%, kombinasi suhu rendah
dengan penyinaran matahari yang relatif pendek dapat
berpengaruh baik terhadap pembentukan dan perkembangan umbi
kentang. Data dari Departemen Pertanian menunjukkan, kebutuhan
benih kentang nasional setiap tahun mencapai 120.000 ton untuk
total lahan seluas 80.000 hektar (1,5 ton/ha), sedangkan tingkat
pemenuhan benih bersertifikat baru mencapai 4,9 persen
(Kompas,2008).
Luas lahan produksi kentang Kabupaten Banjarnegara
dengan luas produksi kentang 8.809 ha pada tahun 2015 dan
produksi benih pokok (BP/G0) dan benih sebar (BR/G2) pada
tahun 2015 dengan cara konvensional menghasilkan benih kentang
sebesar 66,72 ton. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan benih
kentang di Banjarnegara perlu 13.213 ton/tahun. Jadi kekurangan
benih kentang sebanyak 13.146 ton/tahun.
Berdasarkan data Balai Pengawas dan Sertifikasi Benih
Jawa Tengah, kelompok tani penangkar benih kentang yang aktif di
Kabupaten Banjarnegara sejumlah 36 kelompok termasuk UPT.
Balai Benih Hortikultura. Salah satu penangkar yang mempunyai
kompetensi untuk memproduksi benih kentang Benih Dasar
(BD/G0) adalah UPT. Balai Benih Hortikultura Dinas Pertanian,
Perikanan dan Peternakan Kabupaten Banjarnegara sedangkan
yang lainnya hanya mempunyai kompetensi untuk memproduksi
Benih Pokok (BP/G1) dan Benih Serbar (BR/G2). Hal tersebut
mengakibatkan petani penangkar mendatangkan benih kentang G0
dari luar Kabupaten yang mengakibatkan meningkatnya biaya yang

7
dikeluarkan untuk memperoleh benih bermutu adalah hal ini benih
kentang kelas benih G0.
UPT. Balai Benih Hortikultura memiliki 3 unit screen house
masing-masing unit seluas 144 m2 yang digunakan untuk
memproduksi benih kentang G0. Teknologi yang digunakan untuk
memproduksinya masih secara konvensional sehingga benih yang
dihasilkan setiap tahunnya rata-rata 18.000 knol/umbi dan rentan
terhadap hama dan penyakit. Oleh karena itu jumlah benih bermutu
tidak mencukupi kebutuhan penangkar benih kentang di Kabupaten
Banjarnegara.
Salah satu cara untuk meningkatkan produksi kentang
adalah dengan teknik aeroponik. Budidaya kentang di udara
tanpa tanah ini akan meningkatkan produksi kentang juga akan
menambah nilai jual kentang karena kentang yang dihasilkan
bersih dan tidak mengunakan herbisida.
Berdasarkan identifikasi masalah diatas dan gagasan proyek
perubahan yang telah disepakati dengan Mentor di dalam Rencana
Proyek Perubahan oleh Project Leader menambil judul Teknologi
Aeroponik Sebagai Media Pengembangan Benih Kentang Bermutu
Di Kabupaten Banjarnegara.
Best practice yang menginspirasi project leader dalam
merancang proposal proyek perubahan pada kegiatan
benchmarking pada lokus studi RSUD Caruban dan SMPN 1
Mejayan Kabupaten Madiun adalah:
1) SPMN 1 Mejayan dikelola dengan komitmen bersama yang
dibangun oleh kepala sekolah sebagai manajer dengan gaya
keteladanan sehingga semua guru dan karyawan terlibat
tanpa paksaan.
Pola/cara keteladanan Kepala Sekolah ini akan menjadi
inspirasi bagi Project Leader dalam melaksanakan kegiatan
sehari hari dan pada saat pelaksanaan proyek perubahan

8
ini, project leader akan memberikan contoh kepada Tim
Teknis dan Tim Administrasi dalam melaksanakan tugasnya.
2) RSUD Caruban dengan program Rumah Sakit Tanpa Dinding
dengan cara mendekatkan diri kepada masyarakat.
Mendekatkan diri kepada masyarakat untuk melayani
masyarakat secara langsung. Hal ini menginspirasi project leader
untukmelayani masyarakat petani kentang dalam hal memperoleh
benih kentang bermutu.

2. TUJUAN DAN MANFAAT


A. Tujuan

Terlaksananya instalasi aeroponik sebagai media


pengembangan benih kentang bermutu di Kabupaten
Banjarnegara.

B. Manfaat

Berdasarkan tujuan proyek perubahan di atas, maka manfat


yang akan diperoleh:
1) Bagi Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kabupaten
Banjarnegara:
a. Meningkatkan kinerja Dinas Pertanian, Perikanan dan
Peternakan Kabupaten Banjarnegara.
b. Mendukung tercapainya visi Dinas Pertanian, Perikanan dan
Peternakan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 2016
yaitu: Terwujudnya Pertanian Yang Tangguh Dan Mandiri
Yang Berorientasi Agribisnis Dan Berwawasan Lingkungan
Untuk Kesejahteraan Masyarakat Banjarnegara.
2) Bagi Pemerintah Kabupaten Banjarnegara
Mendukung pencapaian Misi Kabupaten Banjarnegara Tahun
2011 2016 yaitu Mewujudkan peningkatan kesejahteraan
masyarakat melalui pembangunan berbasis pertanian.
3) Bagi masyarakat

9
a. Sebagai contoh peningkatan produksi kentang G0 dengan
teknologi aeroponik.
b. Meningkatkan kesejahteraan petani
c. Meningkatkan daya saing benih kentang;

3. RUANG LINGKUP PERUBAHAN


Berdasarkan hasil analisis permasalahan kurangnya jumlah
benih hortikultura yang bermutu di wilayah Kabupaten Banjarnegara,
maka kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mempercepat
perubahan, yaitu:
1. Melakukan konsultasi dan lapor kepada mentor
2. Membentuk Tim Efektif Proyek Perubahan.
3. Mencari sponsor kegiatan
4. Persiapan bibit kentang
5. Instalasi aeroponik
6. Penanaman bibit kentang
7. Pemeliharaan tanaman kentang
8. Melaksanakan monitoring dan evaluasi.

4. MILESTONES
Langkah tahapan yang akan dilakukan pada proyek perubahan
Teknologi Aeroponik Sebagai Media Pengembangan Benih Kentang
Bermutu Di Kabupaten Banjarnegara menuju kondisi yang diinginkan
yaitu:
Tabel. 6.1. Milestone / Tahapan Kegiatan

OUTPUT JANGKA
TAHAPAN WAKTU
TAHAPAN

A. JANGKA PENDEK
1) Konsultasi dan laporan kepada Mentor
Konsultasi dan laporan kepada Terbentukn 1 Hari
mentor mengenai tahapan- ya (Minggu ke II
tahapan Rencana Proyek kesamaan Bulan Juni
pemahama

10
OUTPUT JANGKA
TAHAPAN WAKTU
TAHAPAN
Perubahan. n terkait 2016).
tahapan
Rencana
Proyek
Perubahan.
2) Pembentukan Tim Kerja
a. Penyusunan Draft SK Terbentuknya 2 Hari
Tim Kerja Tim Kerja (Minggu ke II
b. Perumusan Pembagian dan ke III
Tugas Tim Bulan Juni
c. Penyusunan Jadwal 2016).
Kegiatan Tim
d. Rapat Penjelasan dan
Pembagian Tugas Tim
Kerja.
3) Mencari Sponsor kegiatan
a. Menyusun proposal Adanya 12 hari
b. Mencari sponsor kegiatan sponsor (minggu ke III
kegiatan s/d V bulan
Juni 2016)
4) Persiapan bibit kentang
a. Melakukan penyetekan Tersedianya bibit 11 hari
bibit kentang kentang siap (minggu ke III
tanam dan Ke V
b. Melakukan inkubasi stek Bulan Juni
bibit kentang 2016).

5) Instalasi Aeroponik
a. Menggambar sketsa Terinstalnya 10 hari
instalasi aeroponik aeroponik siap (minggu ke II
b. Persiapan alat dan bahan digunakan dan ke III
c. Pelaksanaan instalasi Bulan Juli
aeroponik. 2016).
6) Penanaman Bibit Kentang
a. Penyusunan draf Tertanamnya 6 hari (minggu
Permohonan sertifikasi bibit kentang ke IV Bulan
benih kentang pada instalasi Juli 2016).
b. Sterilisasi bak tanam dan aeroponik
screen house.
c. Penanaman bibit kentang.

11
OUTPUT JANGKA
TAHAPAN WAKTU
TAHAPAN
7) Pemeliharaan Tanaman
a. Pengaturan pH, suhu dan Terpeliharanya 10 hari (minggu
kadar nutrisi tanaman kentang ke 5 Bulan Juli
b. Pengendalian hama dan s/d Minggu
penyakit Pertama Bulan
Agustus 2016).
8) Monitoring dan evaluasi Terlaksananya 3 hari minggu
a. Pelaksanaan monitoring monitoring dan pertama
b. Pengolahan materi hasil evaluasi Agustus 2016
monitoring
c. Rapat evaluasi hasil
monitoring proyek
perubahan
B. JANGKA MENENGAH 6 Bulan

1) Lanjutan Pemeliharaan Terpeliharanya 80 hari


Tanaman tanaman kentang (Minggu ke II
sampai panen Bulan Agustus
s/d minggu
Terakhir Bulan
Oktober
Tahun 2016.
2) Lanjutan proses sertifikasi Tersertifikasinya Tahun 2017
benih kentang benih kentang
bermutu siap
salur.
C. JANGKA PANJANG 1 Tahun
1) Pengembangan penggunaan Bertambahnya Tahun 2018
teknologi aeroponik untuk kelompok tani
memproduksi benih kentang penangkar benih
bermutu. kentang yang
menggunakan
teknologi
aeroponik.
2) Swasembada benih kentang Tercukupinya Tahun 2018
bermutu (kelas benih kebutuhan benih
G0/Benih Dasar). bermutu di
Banjarnegara

12
5. STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN
A. Struktur Organisasi Proyek Perubahan
Struktur organisasi proyek perubahan Penggunaan
Teknologi Aeroponik Sebagai Media Pengembangan Benih
Kentang Bermutu Di Kabupaten Banjarnegara dapat digambarkan
sebagai berikut:

STRUKTUR DESKRIPSI
Mentor Project :
MENTOR Ir. SINGGIH HARYONO
Kepala Dinas Pertanian,
Perikanan dan Peternakan
Kabupaten Banjarnegara
Coach
Ikbal Khafid, S.IP, MS.i
PROJECT Project Leader:
COACH NIKODEMUS SERAN, S.ST
LEADER Kepala UPT. Balai Benih
Hoortikultura
Tim Administrasi
Staf UPT. Balai Benih
Hortikultura
Tim Teknis
Sponsor dan Staf UPT. Balai
Benih Hortikultura
TIM TIM
ADMINISTRASI TEKNIS Masa berlaku Tim pada saat
jangka pendek proyek perubahan
(BT. II tanggal 6 Juni s/d 6
Agustus 2016).

Gambar 5.A. Struktur Organisasi Proyek Perubahan

B. Peranan dan Tugas Tim Proyek Perubahan


Peran dan Tugas Tim Proyek Perubahan (Mentor, Coach,
Project Leader dan Tim Kerja):
1) Mentor:
a. Membimbing peserta dalam proyek perubahan;
b. Memberikan dukungan moril dan materil dalam pelaksaaan
proyek perubahan;

13
c. Memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta dalam
merumuskan atau mengidentifikasi permasalahan yang
terdapat di bidang pelayanan masyarakat;
d. Memberi masukan pada peserta mengenai hal-hal yang
prinsip untuk dilakukan dalam memetakan tim kerja;
e. Menyetujui proposal proyek perubahan yang diajukan oleh
Project Leader;
f. Memberikan toleransi pekerjaan sehubungan dengan
pelaksanaan Diklatpim 4;
g. Memberikan Masukan apabila masalah terjadi dilapangan;
h. Memberikan arahan pada tim kerja untuk mensukseskan
proyek perubahan Penggunaan Teknologi Aeroponik Untuk
Memproduksi Benih Kentang Bermutu Dalam Rangka
Swasembada Benih Kentang di Kabupaten Banjarnegara.
2) Coach
a. Memberikan otorisasi kepada peserta untuk menyusun
rencana proyek perubahan ;
b. Mempelajari dan mendalami rencana proyek perubahan
peserta diklat;
c. Memastikan rencana perubahan tersebut membantu
meningkatkan kinerja organisasi;
d. Memonitoring pelaksaaan proyek perubahan yang
dikerjakan oleh peserta diklat;
e. Memberikan masukan kepada peserta terhadap hal-hal yang
harus dikerjakan untuk mendukung pelaksanaan proyek
perubahan;
f. Memberikan kritik dan saran terhadap proposal proyek
perubahan;
g. Mengembangkan dan menjadi inspirator dalam rencana
kerja dalam pelaksaan proyek perubahan.

14
3) Project Leader
a. Mengidentifikasi masalah yang terdapat di bidang pelayanan
masyarakat;
b. Merumuskan masalah yang terdapat di bidang pelayanan
masyarakat;
c. Membicarakan strategi yang diperlukan dengan coach dan
mentor terhadap pelaksanaan proyek perubahan;
d. Bersama dengan mentor dan coach menyepakati area
perubahan dan strategi pelaksaan kegiatan;
e. Menyusun proposal kegiatan proyek perubahan terhadap
masalah - masalah yang ditemukan pada saat taking
ownership;
f. Menyusun tahapan-tahapan pelaksaan kegiatan ;
g. Membentuk tim kerja yang dibutuhkan dalam pelaksaan
proyek perubahan;
h. menerangkan kepada seluruh stakeholder yang terkait
manfaat dan pentingnya proyek perubahan ;
i. Mengevaluasi tim kerja yang telah dibentuk, apakah bekerja
sesuai dengan rencana yang telah disusun;
j. Melaporkan perkembangan yang telah dilakukan secara
periodik kepada mentor dan coach untuk mendapatakan
evaluasi dan saran terhadap proyek perubahan yang
dilaksanakan;
k. Menyusun laporan akhir proyek perubahan.

4) Tim Kerja
a. Membantu Project Leader dalam melaksanakan proyek
perubahan;
b. Membantu team leader merumuskan masalah;
c. Melaksanakan arahan yang telah ditetapkan dalam tahapan
kegiatan;

15
d. Melakukan dokumentasi kegiatan yang dilakukan dalam
area perubahan yang dilakukan oleh masing-masing tim
kerja.

C. AnalisisStakeholder
Setelah pelaksanaan proyek perubahan jangka pendek
dilaksanakan, stakeholder dianalisis lagi didasarkan pada penilaian
besar kecilnya pengaruh, keterlibatan serta kepentingan terhadap
Proyek Perubahan. Stakeholder yang berubah nilai dan
kuadrannya dari Defenders menjadi promoter adalah stakeholder
staf UPT. BBH. Berikut ditampilkan dalam tabel 5.C dan gambar
5.C:

Tabel 5.C. Pengelompokan Stakeholder

Jumlah
No Stakeholder Pengaruh Keterlibatan Kepentingan Kelompok
Nilai
A Internal
1 Kepala 4 4 4 12 Promoter
Dintankannak
2 Sekretaris 1 2 2 5 Latens
Dinas
3 Kepala Bidang 2 2 2 6 Deferenders
Tanaman
Pangan dan
Hortikultura
4 Kepala Seksi 1 2 3 6 Deferenders
Hortikultura
5 Kasubag PEP 1 2 2 5 Latens
6 Kasubag 1 1 2 4 Apatethics
Umpeg
7 KJF 1 3 3 7 Deferenders
8 Staf UPT. BBH 4 4 4 12 Promoter
B. Eksternal
1 Bappeda 1 1 2 4 Latens

16
Jumlah
No Stakeholder Pengaruh Keterlibatan Kepentingan Kelompok
Nilai
2 Asosiasi Apatethics
Penangkar
Benih Kentang
3 BPSB Jateng 3 4 3 10 Promoter
4 Sponsor/ 2 4 4 10 Promoter
Kelompok Tani

Influence

LATENS (+-): PROMOTERS (++):


Sekretaris Dinas Kepala Dintankannak
H Kasubag PEP Sponsor
I Bappeda BPSB Jateng.
G Staf UPT. BBH
H

DEFENDERS (-+): Interes


APATETICS (--): Kepala Bidang
Asosiasi Tanaman Pangan
Penangkar Benih dan Hortikultura
Kentang Kab. Kasie Hortikultura
L Banjarnegara. KJF
O
W

High
Low

Gambar 5.C. Analisis Kuadran Stakeholder

17
6. HASIL PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN

PELAKS WAKTU PELAKSANAAN KET./BUKTI


NO KEGIATAN OUTPUT
ANA RENCANA PELAKSANAAN PENJELASAN FISIK
A. Jangka Pendek
1 Konsultasi dan lapor Project Terlaksananya 6 Juni 2016 6 Juni 2016 Sesuai jadwal Milestone 1
kepada Mentor Leader pelaporan dan - Notulen
koordinasi dengan - Foto
mentor
2 Pembentukan Tim Kerja:
1) Penyusunan Draft SK Project Tersusunnya draf SK 7 Juni 2016 7 Juni 2016 Sesuai jadwal Milestone 2
Tim Kerja Leader Tim Kerja - SK. Tim
2) Perumusan Pembagian Project Terbentuknya Tim 7 Juni 2016 7 Juni 2016 Sesuai jadwal - SK. Tim
Tugas Tim. Leader Kerja
3) Penyusunan Jadwal Project Terbentuknya jadwal 7 Juni 2016 27 Juni 2016 Penjadwalan ulang - Jadwal
Kegiatan Tim Leader kegiatan Tim kegiatan Kegiatan
4) Rapat Penjelasan dan Project Terlaksananya rapat 15 Juni 2016 15 dan 27 Juni Sesuai jadwal - Undangan
Pembagian Tugas Tim Leader Tim Kerja 2016 terbaru.(tim - Daftar
Kerja. administrasi - Notulen
tanggal 15 juni di - Foto rapat
klampok dan tim - Surat
teknis tanggal 27 penyataan
juni di Batur. dukungan
stakeholder.

3 Mencari Sponsor kegiatan


1) Menyusun proposal Tim Tersusunnya proposal 16 s/d 17 16 s/d 17 Juni Sesuai jadwal Milestone 3
kegiatan Administra kegiatan Juni 2016 2016 - Proposal
si instalasi
2) Mencari sponsor Project Adanya sponsor 18 - 28 Juni 27 Juni 2016 Dapat satu sponsor Milestone 2:
kegiatan Leader kegiatan 2016 yaitu kelompok - Pernyataan
Dieng Horti Farm Dukungan

18
PELAKS WAKTU PELAKSANAAN KET./BUKTI
NO KEGIATAN OUTPUT
ANA RENCANA PELAKSANAAN PENJELASAN FISIK
(DHF) Batur - Foto
pemberian
simbolis
bantuan
sponsor.
4 Persiapan bibit kentang
1) Melakukan penyetekan Tim Tersedianya stek bibit 18 Juni 2016 18 Juni 2016 Sesuai jadwal Milestone 4:
bibit kentang Teknis kentang - Foto proses
penyetekan
2) Melakukan inkubasi Tim Tersedianya stek 18 s/d 29 18 s/d 28 Juni Sesuai jadwal Milestone 4:
stek bibit kentang Teknis bibit kentang siap Juni 2016 2016 - Foto bibit
tanam yang
diinkubasi
dan bibit
siap tanam.
5 Instalasi Aeroponik
1) Menggambar sketsa Tim Tergambarnya sketsa 20 Juli 2016 20 Juli 2016 Sesuai jadwal Milestone 5:
instalasi aeroponik Teknis instalasi aeroponik terbaru - Gambar
sketsa
aeroponik
2) Persiapan alat dan Tim teknis Tersedianya alat dan 20 Juli 2016 20 Juli 2016 Sesuai jadwal - Foto bahan
bahan instalasi bahan instalasi terbaru dan alat
aeroponik instalasi
aeroponik
3) Pelaksanaan instalasi Tim Terinstalnya satu unit 20 s/d 23 Juli 23 Juli 2016 Semua tim teknis - Foto proses
aeroponik. Teknis aeroponik kentang 2016 hadir instalasi dan
hasil
instalasi.
6 Penanaman Bibit Kentang
1) Permohonan sertifitasi Tim Tersusunanya 23 dan 24 29 Juli 2016 Tersusun tanggal Milestone 6:

19
PELAKS WAKTU PELAKSANAAN KET./BUKTI
NO KEGIATAN OUTPUT
ANA RENCANA PELAKSANAAN PENJELASAN FISIK
benih Teknis permohonan Juli 2016 24 juli tetapi - Arsip berkas
sertifikasi benih tanggal tersebut pengajuan
adalah hari libur. sertifikasi.
2) Sterilisasi bak tanam Tim Terlaksananya 23 Juli 2016 23 Juli 2016 Sesuai jadwal - Foto
dan screen house Teknis sterilisasi bak dan kegiatan
screen house sterilisasi
bak dan
screen
house
3) Penanaman bibit TimTeknis Tertanamnya bibit 30 Juli 2016 30 Juli 2016 Dua bak tanam - Foto
kentang kentang yang disediakan penanaman
tertanam semua bibit
kentang.
7 Pemeliharaan tanaman
1) Pengaturan pH, suhu Tim Terpeliharanya 30 Juli 2016 30 Juli 2016 Pengaturan/penguk Milestone 7:
dan kadar nutrisi Teknis tanaman kentang uran suhu dan - Foto
kadar nutrisi setiap kegiatan
hari sejak
penanaman
2) Pengendalian hama Tim Terpeliharanya 29 Juni s/d 7 30 Juli 2016 Pemeliharaan - Foto
dan penyakit tanaman Teknis tanaman kentang Agustus setiap hari sejak kegiatan
2016 penanaman pemeliharaa
n.
8 Monitoring dan evaluasi
proyek perubahan
1) Pelaksanaan Project Terlaksananya 27 Juli 2016 27 Juli 2016 Monitoring kegiatan Milesone 8:
monitoring Leader monitoring -
2) Pengolahan data hasil Project Terlaksananya 27 Juli 2016 27 Juli 2016 Pengumpulan data Laporan hasil
monitoring Leader pengolahan data hasil monitoring
monitoring proyek

20
PELAKS WAKTU PELAKSANAAN KET./BUKTI
NO KEGIATAN OUTPUT
ANA RENCANA PELAKSANAAN PENJELASAN FISIK
perubahan
3) Rapat evaluasi Project Terlaksananya rapat 30 Juli dan 1 30 Juli dan 1 Evaluasi bersama - Undangan
kegiatan proyek Leader evaluasi proyek Agustus Agustus 2016 tim Teknis tanggal rapat
perubahan perubahan 2016 30 Juli dan 1 - Notulen
Agustus 2016 rapat
bersama tim - Daftar hadir
adminstrasi. - Foto
kegiatan

21
7. PENYELESAIAN MASALAH DAN KENDALA
Kendala yang dihadapi pada proyek perubahan ini berupa waktu dan
anggaran. Berikut diuraikan pada tabel 7:

Tabel 7: Kendala/masalah serta Strategi Penyelesaian

No Kendala/Masalah Strategi Penyelesaian


1 Waktu pelaksanaan kegiatan Membuat jadwal ulang
bertepatan dengan libur hari raya
dimana tim teknis mengharapkan
pelaksaannya setelah libur hari raya
2 Tidak ada anggaran dari APBD Rapat dilakukan di dua
berkaitan dengan rapat tempat (tim teknis di
Batur dan Tim
administrai di Klampok)
untuk meminimalisir
pengeluaran anggaran.
3 Susahnya membuat orang percaya Komunikasi yang selalu
dan siap menjadi sponsor. dilakukan dengan calon
sponsor dengan cara
meyakinkan mereka
akan ilmu yang didapat
karena langsung
mengalaminya sendiri.

8. KESIMPULAN

Berdasarkan pada hasil pelaksanaan Proyek Perubahan yang


telah di laksanakan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1) Semua Milestone dilaksanakan walaupun pelaksanaan di
jadwalkan ulang karena menyesuaikan kegiatan tim kerja.
2) Project leader berhasil melaksanakan proyek perubahan ini tanpa
dukungan anggaran dari pemerintah.
3) Instalasi aeroponik yang sudah dilaksanakan tidak hanya
bermanfaat bagi Kabupaten Banjarnegara tetapi juga bermanfaat
bagi Kabupaten lain buktinya ada kunjungan dari mahasiswa dari
Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat.
4) Project Leader berkomitkan melanjutkan proyek perubahan ini
sampai jangka panjang.

22
9. REKOMENDASI
1) Untuk mencapai tujuan jangka menengah dan jangka panjang
harus ada dukungan dana dari APBD.
2) Diklat yang akan datang diharapkan ada anggaran khusus untuk
pelaksanaan proyek perubahan sehingga peserta benar-benar
fokus pada gagasan yang diambil.

10. LAMPIRAN

23
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Kementrian Pertanian Republik Indonesia Nomor


20/Kpts/SR.130/IV/2014 tentang Teknis Perbanyakan dan
Sertifikasi Benih Kentang.

Lembaga Administrasi Negara, 2015. Himpunan Bahan Ajar Diklat


Kepemimpinan IV, Diagnostic Reading, Koordinasi dan
kolaborasi, Kecerdasan Emosional, Membangun Tim
Efektif, Penerbit Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah,
Semarang.

Lembaga Administrasi Negara, 2015. Himpunan Bahan Ajar Diklat


Kepemimpinan IV, Panduan Taking Ownership I, Panduan
Taking Ownership II, Seminar Laboratorium, SANRI,
Bencmarking ke Best Practice, Evaluasi Kepemimpinan ,
Penerbit Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah, Semarang.

Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banjarnegara, 2015.


Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LkjIP) Dinas
Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kabupaten
Banjarnegara Tahun Anggaran 2014 , Dinas Pertanian,
Perikanan dan Peternakan, Banjarnegara.

24
BIODATA

Nama : NIKODEMUS SERAN, S.ST


NIP : 19791111 200003 1 003
JABATAN : Kepala UPTD. Balai Benih Hortikultura
Kalimandi Dinas Pertanian, Perikanan
dan Peternakan Kabupaten
Banjarnegara.
Email : seran_niko@yahoo.com
No. HP / WA : 085729996210

25

Anda mungkin juga menyukai