Anda di halaman 1dari 2

TEKS CERAMAH

MERAIH KEMBALI MASA KEJAYAAN ISLAM


Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Yang saya hormati bapak guru bahasa Indonesia
Sahabat seperjuanganku yang saya cintai.
Segala puji syukur kita hanturkan kepada Allah SWT,Tuhan pemiik semesta alam,yang
senantiasa memberikan rahmat,nikmat dan hidayah NYA kepada kita semua,Terutama nikmat
Karena kita diberi keimanan dan islam sehingga kita masih tetap berjalan di atas jalan Allah
SWT dan juga nikmat berupa kesehatan dan kesempatan sehingga kita masih dapat
melangkahkan kaki ke tempat yang penuh mubarkah ini.
Salam serta shaawat kita curahkan kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah diutus
oleh Allah SWT untuk menunjukkan jalan yang benar ,menegakkan panji panji kebenaran
serta menyampaikan rahmat Allah SWT kepada kita sekalian.

Jika kita Berbicara tentang ilmu pengetahuan di dunia islam, maka sebagian besar dari
kita akan selalu saja memunculkan gambaran yang memilukan dalam pikiran kita, tentang
ketertinggalan, tentang kemunduran, tentang arah dan tujuan yang tidak jelas. Gambaran ini
muncul, ketika ilmu pengetahuan di dunia islam dihadapkan dengan kenyataan modernisasi
dan globalisasi yang ditandai dengan kemajuan sains barat, disamping ketika kita kaitkan
dengan kejayaan islam masa lalu.

Hadirin sekalian, sejarah mencatat, bahwa peradaban islam pernah menjadi kiblat ilmu
pengetahuan dunia sekitar abad ke 7 sampai abad ke 15 Hijriyah, setelah itu, masa keemasan
islam mulai layu, statis bahkan mundur hingga abad ke 21 ini. Sahabatku, saya ingin
bertanya, bila hari ini orang ingin belajar demokrasi, kenegara mana kita akan mencontoh?
(Amerika). Bila kita ingin belajar tentang lingkungan hidup hari ini? Kebelahan bumi mana
kan kita tuju? (Swiss). Bila hari ini kita ingin belajar sains dan teknologi, ke negara mana kita
akan belajar? (Barat Eropa). Itulah kenyataan hari ini. Mengenai Indonesia padahal negara ini
adalah negara muslim terbesar.Lantas, apa yang terjadi dengan Indonesia? Maka dari itu,
dalam kesempatan ini saya ingin memaparkan tentang meraih kembali kejayaan ilmu
pengetahuan islam.
Kehebatan islam pada masa keemasan, disebabkan mereka menempatkan al quran bukan
sekedar bacaan, bahkan al quran dijadikan sebagai basis dari pengetahuan empirik
eksperimental yang mereka kembangkan. Al quran tidak hanya dibuka di masjid, tapi al quran
juga dihamparkan dan ditelaah di laboratorium-laboratorium ilmu pengetahuan. Itulah
sejarah masa silam yang hari ini tidak kita dapati. Hadirin,yang berbahagia, bila kita
ingin mengembalikan kejayaan ilmu pengetahuan, maka al quran menuntunkan ada tiga
tahap dalam mengungkap seluruh rahasia Allah di alam semesta ini. Tahap pertama dan
tahap kedua terhampar dalam surat al alaq. Ayat 1-4 :

)( ) (
)( ) (

kata iqra dalam tafsir Al Misbah karya Muhammad Quraisy Shihab diambil dari
kataqaraa, yang pada mulanya berarti menghimpun, dan realisasi dari kata tersebut tidak
mengharuskan adanya teks tertulis sebagai obyek bacaan, tidak pula harus diucapkan
sehingga terdengar oleh orang lain. Oleh sebab itu, dalam berbagai kamus bahasa arab
ditemukan beraneka ragam arti kata qaraa, antara lain membaca, memahami menelaah,
mengetahui ciri-ciri sesuatu yang kesemuanya bermuara pada arti menghimpun.
Hadirin yang berbahagia,, ayat tadi tidak menyebutkan obyek bacaan, dan jibril waktu itu
tidak membawa teks tertulis. Dalam sebuah riwayat, Nabi bertanya saat itu, ma aqro? Apa
yang harus saya baca. Dalam kaidah kebahasan, apabila kata kerja yang membutuhkan
obyek, tapi tidak disebutkan obyeknya, maka obyek yang dimaksud bersifat umum. Mencakup
segala hal yang dapat dijangkau oleh kata tersebut. Alhasil perintah iqra mencakup telaah
terhadap alam raya, telaah terhadap masyarakat dan telaah terhadap diri sendiri, serta
bacaan tertulis baik kitab suci maupun bukan kitab suci. Subhanallah, inilah rahasia besar
wahyu Allah yang diturunkan pertama kali itu dari tradisi iqra itulah yang telah menjadi
kepribadian Nabi dan umat islam awal sampai abad ke 15 hijriyah. Iqro adalah tahap pertama
mendapati ilmu pengetahuan. Hadirin, selama tradisi membaca lemah, maka layulah
peradaban islam sampai kapanpun. Mari kita kembangkan budaya membaca jika ingin meraih
kejayaan islam.

Hadirin yang bebahagia, setelah tahap pertama dilaksanakan, maka tahap keduapun harus
dilakukan. Tahap kedua yaitu qolam, allama bil qolam (Al Alaq : 4)

Al Qolamu diambil dari kata kerja qolama, yang berarti dipotong ujungnya hingga meruncing
atau bisa diartikan sebagai alat untuk menulis. Menurut Muhammad Quraish Shihab dalam
tafsir al misbah, kata qolam dapat berarti hasil dari penggunaan qolam tersebut yaitu tulisan.
Buya Hamka dalam tafsir Al Azar, setelah perintah membaca, Allah mengajarkan manusia
mempergunakan qolam. Karena setelah manusia pandai menggunakan qolam, maka akan
banyak ilmu pengetahuan yang tercatat, lanjut beliau bahwa ilmu pengetahuan bagaikan
binatang buruan, dan tulisan adalah pengikatnya. Maka ikatlah buruanmu dengan tali yang
kuat. Hadirin, Syaikh Muhammad Abduh dalam tafsir Al Manar menyatakan, tidak didapat
kata-kata yang lebih mendalam, dan alasan yang lebih sempurna selain ayat ini mengatakan
pentingnya membaca dan menulis ilmu pengetahuan dalam segala cabang dan bagiannya.
Dengan ayat ini lanjut beliau mula dibuka segala wahyu turun setelahnya. Dan jika umat
islam tidak mendapat petunjuk dari ayat ini, dan tidak memperhatikan jalan untuk maju,
merobek segala selubung pembungkus yang menutup pandangan mereka terhadap ilmu
pengetahuan, dan merobohkan pintu yang terkunci mengurung dalam kebodohan, dan kalau
dengan ayat ini tidak membuat bergetar hati umat islam, maka umat islam tidak akan pernah
bangun untuk selamanya-lamanya.

Tahap ketiga adalah allamahul bayan yang tertulis dalam surat ar rohman ayat 4 :

artinya : Mengajarnya pandai berbicara.


Al Biqoi mengartikan bahwa al bayan adalah potensi untuk mempublikasikan dan
mengajarkan ilmu pengetahuan kepada pihak lain, baik publikasi tulis maupun lisan. Tahap
ketiga ini merupakan inti pengembangan ilmu pengetahuan menurut islam, yaitu
mengembangkan kemampuan produktif mewujudkan imajniasi dalam sebuah karya agar
dinikmati oleh seluruh umat manusia. Sahabatku, bila kita tidak mempunyai tradisi membaca
maka kita tidak akan mempunyai tradisi menulis, jika kita tidak mempunyai tradisi menulis
maka tidak akan pernah ada tradisi publikasi. Dan jika tradisi publikasi tidak ada maka ilmu
pengetahuan akan berhenti.
Sahabatku, mari kita berjalan bersama untuk mengembalikan kejayaan ilmu pengetahuan
islam, Sehingga ketika orang bertanya kenegara mana kita akan mencontoh demokrasi?
(jawab Indonesia). Bila kita ingin belajar tentang lingkungan hidup hari ini, kebelahan bumi
mana kan kita tuju? (jawab Indonesia). Bila hari ini kita ingin belajar sains dan technology, ke
negara mana kita akan belajar? (jawab Indonesia).Demikialaha yang dapat saya
sampaikan,kurang lebihnya mohon dimaafkan
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Anda mungkin juga menyukai