Anda di halaman 1dari 11

Bab III

Metodologi Penelitian

3.1. Desain Penelitian


Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik, dengan penekanan
desain cross sectional, terhadap hubungan hipertensi dengan minuman suplemen berenergi di
Puskesmas Kelurahan Duri Kepa bulan September 2017.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kelurahan Duri Kepa, Jakarta Barat bulan
September 2017

3.3. Sumber Data dan Instrumen Penelitian


Sumber data terdiri dari data primer yang diambil dengan cara pengisian langsung
kuisioner oleh responden yang datang ke Puskesmas Kelurahan Duri Kepa, Jakarta Barat
pada bulan September 2017, instrumen penelitian berupa sfigmanometer air raksa dan
stetoskop, untuk mengukur tekanan darah dan kuisioner.

3.4. Populasi
3.4.1. Populasi Target
Seluruh pengunjung puskesmas yang berumur lebih dari sama dengan 18 tahun.
3.4.2. Populasi Terjangkau
Seluruh pengunjung berumur lebih dari sama dengan 18 tahun di Puskesmas
Kelurahan Duri Kepa pada bulan September 2017.

3.5. Kriteria Inklusi dan Ekslusi


3.5.1. Kriteria Inklusi
Pengunjung puskesmas berusia minimal 18 tahun ke atas yang datang berobat di
Puskesmas Kelurahan Duri Kepa, Jakarta Barat pada bulan September 2017

3.5.2. Kriteria Eksklusi


Pengunjung puskesmas yang hamil
Pengunjung yang menolak untuk dijadikan sebagai sample dan menolak untuk
mengisi kuisioner.

3.6. Sampel
3.6.1 Besar Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti. Penelitian ini dilakukan
terhadap seluruh pengunjung di Puskesmas Kelurahan Duri Kepa, Jakarta Barat pada bulan
September 2017. Besar sampel yang ditentukan melalui rumus dibawah ini, didapatkan besar
sampel penelitian sebagai berikut:

(Z)2 x p x q
n = -----------------
d2
Keterangan:
n = jumlah sample
Z = derivat baku alfa (1.96)
P = proporsi kategori variabel yang diteliti
q = 1-p
d = presisi 10%

N2 = N1 + (10%.N1)

Keterangan:
n2 = jumlah sampel ditambah substitusi 10% (substitusi adalah persen subjek penelitian yang
mungkin keluar atau drop out)

Tabel 3.1 Proporsi Variabel Terikat dan Bebas


Peneliti, Tahun Variabel P N1
Gloria Tular, dkk. Hubungan antara aktivitas fisik, Umur 0,403 92.4254
riwayat keluarga dan umur dengan kejadian hipertensi
di desa tarabitan kecamatan likupang barat kabupaten
minahasa utara
Erlyna Nur Syahrini, dkk. Faktor-faktor resiko Jenis Kelamin 0,487 95.975
hipertensi preimer di puskesmas tlogosari kulon kota
semarang
Nancy Swanida Henriette malonda, dkk. Pola makan Riwayat 0.605 91.80
dan konsumsi alkohol sebagai faktor resiko hipertensi Keluarga
pada lansia
Delmi Sulastri, dkk. Hubungan obesitas dengan Obesitas 0.566 94.3665
kejadian hipertensi pada masyarakat etnik minangkabau
di kota padang
Febby Haendra Dwi Anggara, dkk. Faktor-faktor yang Asupan Garam 0.613 91.1346
berhubungan dengan tekanan darah di puskesmas Natrium
telaga murni cikarang barat tahun 2012
Ramadhani Firmansyah, dkk. Hubungan merokok dan Minuman 0.681 83.4545
konsumsi kopi dengan tekanan darah pada pasien berenergi
hipertensi

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek penelitian yang drop out, maka dihitung:
N2 = N1 + (10% x N1)
= 95.975 + (0.1 x 95.975)
= 95.975 + 9.5975 = 105.5725
dibulatkan menjadi 106 subjek penelitian Jadi, jumlah sampel yang dibutuhkan ada 106
orang

3.6.2 Tekhnik Pengambilan Sample


Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode non-probability sampling dengan teknik accidental sampling pada pengunjung di
Puskesmas Kelurahan Duri Kepa, Jakarta Barat pada bulan September 2017 yang memenuhi
kriteria inklusi hingga mencapai total sampel yang diinginkan yaitu 106 pasien.

3.7 Cara Kerja Penleitian


1. Mengumpulkan bahan-bahan ilmiah dari jurnal, text book dan pedoman serta
merancang desain penelitian
2. Menyusun proposal penelitian.
3. Menentukan jumlah sampel minimal yaitu 106 orang dari semua pasien yang berobat
di Puskesmas Kelurahan Duri Kepa, Jakarta Barat pada bulan September 2017.
4. Membuat kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data.
5. Melalukan uji coba kuesioner
6. Menghubungi Kepala Puskemas Kelurahan Duri Kepa, Jakarta Barat yang menjadi
daerah penelitian untuk melaporkan tujuan diadakan penelitian tersebut dan meminta
izin untuk melakukan penelitian.
7. Dilakukan pengambilan data primer yang didapatkan melalui pengisian langsung
kuisioner oleh responden di Puskesmas Kelurahan Duri Kepa, Jakarta Barat periode
September 2017.
8. Melakukan editing, verifikasi, koding dan tabulasi terhadap data yang sudah
dikumpulkan.
9. Melakukan analisis dan interpretasi data dengan menggunakan program komputer
Statistical Package for Social Science version 16.0 (SPSS).
10. Penulisan laporan penelitian.
11. Pelaporan penelitian.

3.8. Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependen) dan variabel bebas
(independen).

3.8.1. Variabel Dependen


Variabel dependen (terikat) pada penelitian ini adalah kejadian hipertensi pada pasien
yang berobat di Puskesmas Kelurahan Duri Kepa, Jakarta Barat pada bulan September 2017.

3.8.2. Variabel Independen


Variabel independen berupa minuman suplemen energi, riwayat keluarga, jenis
kelamin, usia, kebiasaan merokok, stress psikis, obesitas, dan asupan garam (natrium).

3.9 Definisi Operasional


3.9.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah seluruh pengunjung di Puskesmas Kelurahan Duri
Kepa Jakarta Barat bulan September 2017.
3.9.2 Responden Penelitian
Responden pada penelitian adalah seseorang yang memberi informasi
mengenai subjek. Pada penelitian ini, responden penelitian adalah pasien
pengunjung yang berusia lebih dari sama dengan 18 tahun di Puskesmas
Kelurahan Duri Kepa, Jakarta Barat pada bulan September 2017.
3.9.3 Variabel Dependen
3.9.3.1 Hipertensi
3.9.3.1.1 Definisi : Hipertensi adalah tekanan darah sistolik > 140mmHg
dan atau diastolik > 90 mmHg.4 hipertensi eva
3.9.3.1.2 Alatukur : Tekanan darah diukur dengan alat
sphygmomanometer dengan merk Erka. Dan
stetoscope merk Litman dan juga dilakukan
wawancara untuk mengetahui ada tidaknya riwayat
hipertensi.
3.9.3.1.3 Cara ukur : Tekanan darah
Untuk mengukur tekanan darah pasien duduk di
kursi selama 5-10 menit setelah itu dengan posisi
pasien tetap duduk manset karet dipasang
melingkari lengan sebelah kiri dan denyut pada
pergelangan tangan diraba dengan satu tangan,
sementara tangan yang lain digunakan untuk
mengembangkan manset sampai suatu tekanan,
dimana denyut arteri radialis tidak lagi teraba.
Sebuah stetoskop diletakkan diatas denyut arteri
brakialis pada fosa kubiti dan tekanan pada
manset karet diturunkan perlahan dengan
melonggarkan katupnya.Ketika tekanan
diturunkan, mula-mula tidak terdengar suara,
namun ketika mencapai tekanan darah sistolik
terdengar suara ketukan (tappingsound) pada
stetoskop (Korotkoff faseI).Pada saat itu, tinggi air
raksa didalam namometer harus dicatat.Ketika
tekanan didalam manset diturunkan, suara
semakin keras sampai saat tekanan darah diastolik
tercapai, karakter bunyi tersebut berubah dan
meredup (Korotkoff faseIV). Penurunan tekanan
manset lebih lanjut akan menyebabkan bunyi
menghilang sama sekali (Korotkofffase V). Tekanan
diastolik dicatat pada saat menghilangnya karakter
bunyi tersebut.Pengukuran tekanan darah
dilakukan sebanyak 2 kali berturut-turut dengan
selang waktu 15 menit.Pengukuran dilakukan
dalam keadaan pemeriksa dan pasien sama-sama
duduk dan letak sphygmomanometerkurang lebih
sejajar dengan jantung pasien.Setelah didapatkan
hasil, dihitung rata-rata tekanan darah baik sistol
dan diastol dari kedua hasil pengukuran.
Kemudian dimasukkan dalam kategori penelitian
di bawah. Rahajeng E, Tuminah S. Prevalensi hipertensi dan

determinannya di indonesia. Majalah kedokteran indonesia. 2009; 59(12) : p.580-

7.

Gray HH, dkk. Kardiologi. 4th ed. Jakarta: Erlangga; 2005; hal 68

3.9.3.1.4 Hasil Ukur : Hipertensi dan tidak hipertensi


3.9.3.1.5 Skala Ukur: Kategorik - Nominal
Kategori Koding
Hipertensi 1
Tidak Hipertensi 2

3.9.4 Variabel Independen


3.9.4.1 Minum Minuman Suplement Berenergi
3.9.4.1.1 Definisi : mengkonsumsi minuman yang mengandung
beberapa zat stimulant seperti kafein, taurin, dan
ginseng yang digunakan untuk meningkatkan energy,
stamina, serta meningkatkan konsentrasi. Ambariski YA.

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Konsumsi Minuman Berenergi Pada Atlet Sepak

Bola [Internet]. Universitas Dipoinegoro; 2010. Available from:

eprints.undip.ac.id/24814/1/272_Yuki__Ambika_Ambariski_G2C005315_A.pdf

diakses pada tanggal 1 November 2016..Seifert SM, Schaechter JL, Hershorin ER


LS. Health Effects of Energy Drinks on Children, Adolescents, and Young Adults.

Pediatrics [Internet]. 2011;127(3):51128.

3.9.4.4.1 Alat ukur : Kuisioner


3.9.4.4.2 Cara ukur : Pengisian kuesioner
3.9.4.4.3 Hasil ukur : Minum suplement berenergi dan tidak minum
suplemen berenergi
3.9.4.4.4 Skala ukur : Kategorik - Ordinal
Kategori Koding
Minum minuman suplement berenergi 1
Tidak minum minuman suplemen 2
berenergi

3.9.4.2 Usia
3.9.4.2.1 Definisi : Lamanya hidup responden dihitung sejak lahir sampai
diperiksa. Seke PA, Bidjuni HJ, Lolong J. Hubungan kejadian
stress dengan penyakit hipertensi pada lansia di Balai Penyantunan Lanjut

Usia Senjah Cerah Kecamatan Mapanget Kota Manado.

Manado: e-journal Keperawatan. 2016. 4(2):hal.1-2

3.9.4.2.2 Alat tukur : Kuisioner


3.9.4.2.3 Cara ukur : Mencatat data yang didapat dari kartu pasien pada
lembar pendataan.
3.9.4.2.4 Hasil ukur : 18-54 tahun
55 tahun
3.9.4.2.5 Skala ukur : Kategorik Nominal
Kategori Koding
18 54 tahun 1
55 tahun 2

3.9.4.3 Jenis Kelamin


3.9.4.3.1 Definisi : Tanda fisik yang teridentifikasi pada pasien dan
dibawa oleh pasien sejak lahir. Terbagi menjadi dua
yaitu laki-laki dan perempuan.Stokes GS. Management of
hypertension in the elderly patient. Clin Interv Aging[internet]. 2009 [cited 2017

Agusuts 14].4:37989.Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov

3.9.4.3.2 Alatukur : Observasi


3.9.4.3.3 Cara ukur : Observasi
3.9.4.3.4 Hasil ukur : Laki-laki dan Perempuan
3.9.4.3.5 Skala ukur : Kategorik Nominal
Kategori Koding
Laki-laki 1
Perempuan 2

3.9.4.4 Riwayat Keluarga


3.9.4.4.1 Definisi : Riwayat keluarga kandung yang menderita hipertensi,
baik langsung (Ayah, Ibu, Kakak, Adik) dan tidak
langsung (Kakek, Nenek)
Muslihah N, dkk. Kualitas diet dan hubungannya dengan pengetahuan gizi, status

sosial ekonomi, dan status gizi. Jurnal Gizi dan Pangan. Maret 2013;8(1): 71-6.

3.9.4.4.2 Alat ukur : Kuesioner


3.9.4.4.3 Cara ukur : Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner
didapatkan data tentang riwayat hipertensi dalam
keluarga, lalu dikategorikan kedalam hasil ukur.
3.9.4.4.4 Hasil Ukur : Ada riwayat hipertensi dan tidak ada riwayat
hipertensi
3.9.4.4.5 Skala Ukur : Kategorik Nominal
Kategori Koding
Ada riwayat 1
Tidak ada riwayat 2

3.9.4.5 Obesitas
3.9.4.5.1 Definisi : Obesitas ditetapkan jika terdapat IMT lebih dari sama
Muslihah N, dkk. Kualitas diet dan hubungannya
dengan 25 kg/m2.
dengan pengetahuan gizi, status sosial ekonomi, dan status gizi. Jurnal Gizi dan Pangan. Maret

2013;8(1): 71-6.
3.9.4.5.2 Alat Ukur : Berat badan diukur dengan timbangan (kg) merek
Seca dengan ketelitian 1 kg, tinggi badan diukur
dengan microtoise merk GEA dengan ketelitian 0.5
cm
3.9.4.5.3 Cara ukur :
Cara Ukur Berat Badan:
1. Memastikan timbangan badan berfungsi dengan baik dan sudah
terkalibrasi.
2. Meminta responden untuk melepas alas kaki dan meletakkan
barang-barang bawaan, serta menggunakan pakaian yang
seminimal mungkin.
3. Meminta responden untuk naik keatas timbangan dengan posisi
berhadapan dengan pemeriksa.
4. Pemeriksa meminta responden agar berdiri tegak serta
pandangannya diarahkan lurus ke depan.
5. Pemeriksa menilai angka yang tampak pada layar timbangan.

Cara Ukur Tinggi Badan:


1. Pilih bidang vertikal yang datar (misalnya tembok/ bidang
pengukuran lainnya) sebagai tempat untuk meletakkan microtoise.
2. Pasang Microtoise pada bidang tersebut dengan kuat dengan cara
meletakkannya di dasarbidang / lantai), kemudian tarik ujung
meteran hingga 2 meter keatas secara vertikal / lurus hingga
Microtoise menunjukkan angka nol.
3. Pasang penguat seperti paku dan lakban pada ujung Microtoise
agar posisi alat tidak bergeser (hanya berlaku pada Microtoise
portable).
4. Pemeriksa meminta responden yang akan diukur untuk melepaskan
alas kaki (sepatu dan kaos kaki) dan melonggarkan ikatan rambut
(bila ada)
5. Pemeriksa meminta responden untuk berdiri tepat di bawah
microtoise.
Perhitungan IMT (Indeks Massa Tubuh): dihitung dengan
menggunakan rumus :
BB = berat badan dihitung dalam satuan kg
TB = tinggi badan dihitung dalam satuan m
3.9.4.5.4 Hasil Ukur : Underweight/ kurus < 18,5 kg/m2
Normal/ideal 18,5- 22,9 kg/m2
Overweight/gemuk 23,0-24,9 kg/m2
ObesitasTipe 1 25,0-29,9 kg/m2
ObesitasTipe 2 30,0 kg/m2
3.9.4.5.5 Skala : Kategorik Nominal

Kategori Koding
Obesitas (25 kg/m2) 1
Tidak obesitas (<25 kg/m2) 2

3.9.4.6 Asupan garam Jenis makanan diukur dengan melakukan pengisian


kuesioner dengan pernyataan tentang sering atau tidaknya konsumsi
makanan asin. Peneliti mengelompokkan kebiasaan mengonsumsi
makanan asin menjadi 2 kelompok, yaitu sering dan jarang
3.9.4.6.1 Definisi : Kebiasaan makan dalam mengonsumsi makanan, yang
meliputi jenis makanan rata-rata setiap hari, khususnya makanan asin
3.9.4.6.2 Alat ukur : Kuisioner
3.9.4.6.3 Cara ukur :Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner
didapatkan data tentang sering atau tidaknya
konsumsi makanan asin, lalu dikategorikan
kedalam hasil ukur.
3.9.4.6.4 Hasil ukur : Konsumsi sering jika mengkonsumsi makanan asin 3
kali seminggu atau lebih
- Konsumsi jarang jika mengkonsumsi makanan asin
kurang dari 3 kali seminggu
3.9.4.6.5 Skalaukur : kategorik-nominal

Kategori Koding
3.9.4.7 L
Sering 1
e
Jarang 2
m
3.10 Manajemen Data
3.10.1 Pengolahan Data
Terhadap data-data yang sudah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa
proses editing, verifikasi, koding, dan tabulasi.
3.10.2 Penyajian Data
Data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk tekstular dan tabuler.
3.10.3 Analisis Data
Data yang diperoleh telah dikumpulkan, diolah, disajikan lalu dianalisis
menggunakan program SPSS v.16.
3.10.4 Interpretasi Data
Data dinterpretasikan secara deskriptif analitik antar variabel-variabel yang
telah ditentukan.
3.10.5 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk laporan penelitian. Selanjutnya akan
dipresentasikan di hadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kesehatan
Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
(UKRIDA) dalam forum pendidikan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran UKRIDA.

Anda mungkin juga menyukai