Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TINDAKAN KEPERAWATAN

PENGAMBILAN DARAH VENA

Disusun oleh :

Nama : Ayu Chayaningrum

NIM :720153008

Prodi :S1 Ilmu Keperawatan

================================================================

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN AJARAN 2017/2018


JURNAL TINDAKAN

NAMA : AYU CHAYANINGRUM

HARI/TANGGAL : SABTU, 13 OKTOBER 2018

NIM : 720153040

JUDUL JURNAL : PENGUKURAN TEKANAN DARAH

1. Identitas Klien
Nama :Ny.S
Umur :
Alamat :
Pendidikan : SMP
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Jeniskelamin :Perempuan
Diagnosamedis : Diare

2. Pengkajian

DS : Pasien mengatakan mengatakan sudah diare kurang lebih 2


hari, pusing, lemes, dan gemetar kurang lebih 2 hari.

DO : ~ TD 180/70 mmhg

~wajah pasien Nampak pucat


3. Tindakan : Mengukur tekanan darah
A) Pengertian :Melakukan pengukuran tekanan darah dengan menggunakan alat
tensimeter.
B) Tujuan : Untuk mengetahui keadaan hemodinamik klien dan keadaan
kesehatan secara menyeluruh
C) Indikasi : ~ Klien yang baru dirawat

~setiap klien periksa secara rutin

~ klien sesuai kebutahan

D) Persiapan alat :

Baki berisi :

Stetoskop
~tensimeter air raksa/aneroid dengan balon udara dan manset.
~kapas alcohol dalam tempatnya
~bengkok
~buku catatan dana alat tulis
E) Prosedur pelaksanaan
 Bawa alat kedekat klien
 Jelaskan tindankan yang akan dilakukan yang akan dilakukan beserta
tujuannya.
 Cuci tangan menghilangkan mikroorganisme untuk menghindari
penyebarannya terhadap klien.
 Atur posisi Klien :
Duduk atau berbaring dengan nyaman, lengan disokong setinggi jantung, dan
telapak tangan menghadap keatas. Pengaturan posisi dapa tmemudahkan
penempatan manset. Posisi lengan diatas jantung akan menyebabkan hasil
pengukuran rendah yang salah.

 Palpasi arteri brakialis dan tempatkan manset 2,5 cm diatas sisi denyut
arteri brakealis. Stetoskop akan diletakkan di atas arteri tanpa
menyentuh manset.
 Lingkarkan manset pada lengan atas secara rapi dan tidak ketat .
penempatan manset yang longgar menyebabkan hasil pengukuran tinggi
yang salah
 Pastikan manometer terletak setinggi titik pandang mata dan perawat
berdiri tidak lebih dari satu meter jauhnya.mencegah ketidak tepatan
pembacaan air raksa
 Palpasi arteri brakialis sambil memompa manset sampai tekanan
30mmHg diatas titik hilangnya denyut arteri perlahan kempiskan
manset perhatikan sampai denyut kembali teraba (sistolik palpasi)
 Kempiskan manset sepenuhnya dan tunggu selama 30 detik. Mencegah
kongesti vena dan hasil pengukuran tinggi yang tidak akurat .
 Tempatkan bagian telinga stetoskop pada telinga pemeriksa . Bagian
telinga stetoskop seharusnya mengikuti sudut liang telinga pemeriksa
untuk mempermudah pendengaran.
 Cari kembali arteri brakialis dan tempatkan diagfragma stetoskop
memastikan penerimaan bunyi tepat . bunyi yang samar dapat
mengakibatkan pengukuran yang salah.
 Tutup kantong tekanan searah putaran jarum jam sampai kencang
mencegah kebocoran udara saat pengembangan .
 Buka katup secara perlahan sehingga memungkinkan air raksa turun
rata-rata 2~3 mmHg per detik. Penurunan air raksa yang terlalu cepat
atau terlalu lamban dapat menyebabkan pembacaan hasilpengukuran
yang salah.
 Kempiskan manset dengan cepat dan total pengembangan terus
menerus menyebabkan oklusi arteri dan mati rasa serta kesemutan pada
lengan klien .
 Jika prosedur diulang tunggu sampai 30 detik mencegah kongesti vena
dan pembacaan tinggi yang salah .
 Buka manset dan lipat serta simpan dengan baik pemeliharaan yang
tepat terhadap alat mempengaruhi keakuratan instrument.
 Tutup lengan atas dan bantu klien untuk posisi yang diinginkan
mempertahankan kenyamanan klien .
 Desinfektan bagian telinga stetoskop dan bagian diagfragma stetoskop
dengan kapas alcohol mengontrol penyebaran mikroorganisme bila
perawat saling bergantian menggunakan stetoskop.
 Informasikan hasil kepada klien meningkatkan partisipasi dalam
perwatan..
 Mencuci tangan.
 Dokumentasi hasil tindakan pada catatan perawatan pencatatan TTV.
ANALIS

Pada kebanyakan kasus hipertensi gejala awal tidak diketahui oleh penderita. Biasanya
seorang mengetahui bahwa dia mengalami hipertensi setelah ia periksa kedokter dan mengalami
sakit tertentu. Akan tetap ia dan sebagian orang yang merasakan gejala awal hipertensi seperti
pusing, mimisan, leher terasa sakit (tegang), sakitkepala, kesemutan, dan kelelahan. Sakit kepala
dan pusing adalah gejala hipertensi pada umumnya yang terjadi pada pasien darah tinggi,
tekanan darah yang melonjak naik akan membuat seseorang mengalami sakit kepala, ada
kemungkinan kejadian yang berlangsung di otak.

Tingkatan hipertensi dari yang ringan sampai dengan tingkatan sangat tinggi :

1. Stadium 1 (hipertensi ringan)


Fase kontraksi sistolik 140/159 mmhg, fase relaksasi diastolic 90/ 99 mmhg.
2. Stadium 2 (hipertensi sedang)
Fase kontraksi sistolik 160/179 mmhg, fase relaksasi diastolic 100 /109 mmhg.
3. Stadium 3 (hipertensi berat)
Fase kontraksi sistolik 180/ 209 mmhg, fase relaksasi diastolic 110/ 119mmhg
4. Stadium 4 ( hipertensi maligna )
Fase kontraksi sistolik 210 mmhg atau lebih,fase relaksasi diastolic 120 mmhg atau
lebih.
REFERENSI

Ns.Kusyanti, Eni.S.Kep.dkk,2006.
Ketrampilan dan prosedur laboratorium.Jakarta :EGC.
Martha,Karina.2012. Panduan cerdas mengatasi hiertensi.yogyakarta :araska

Anda mungkin juga menyukai